Tugas kampus Syaeful

43
Prinsip-prinsip Good Governance Terdapat empat belas prinsip yang dapat terhimpun dari telusuran wacana good governance, yaitu: 1. Wawasan ke Depan (visionary); 2. Keterbukaan dan Transparansi (openness and transparency); 3. Partisipasi Masyarakat (participation); 4 Tanggung Gugat (accountability); 5. Supremasi Hukum (rule of law); 6. Demokrasi (democracy); 7. Profesionalisme dan Kompetensi (profesionalism and competency); 8. Daya Tanggap (responsiveness); 9. Keefisienan dan Keefektifan (efficiency and effectiveness); 10. Desentralisasi (decentralization); 11. Kemitraan dengan Dunia Usaha Swasta dan Masyarakat (private Sector and civil society partnership);

description

hhh

Transcript of Tugas kampus Syaeful

Page 1: Tugas kampus Syaeful

Prinsip-prinsip Good Governance

Terdapat empat belas prinsip yang dapat terhimpun dari telusuran wacana good

governance, yaitu:

1. Wawasan ke Depan (visionary);

2. Keterbukaan dan Transparansi (openness and transparency);

3. Partisipasi Masyarakat (participation);

4 Tanggung Gugat (accountability);

5. Supremasi Hukum (rule of law);

6. Demokrasi (democracy);

7. Profesionalisme dan Kompetensi (profesionalism and competency);

8. Daya Tanggap (responsiveness);

9. Keefisienan dan Keefektifan (efficiency and effectiveness);

10. Desentralisasi (decentralization);

11. Kemitraan dengan Dunia Usaha Swasta dan Masyarakat (private Sector and civil

society partnership);

12. Komitmen pada Pengurangan Kesenjangan (commitment to reduce Inequality);

13. Komitmen pada Lingkungan Hidup (commitment to environmental protection);

14. Komitmen Pasar yang Fair (commitment to Fair Market);

Page 2: Tugas kampus Syaeful

Keempat belas prinsip good governance tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Tata pemerintahan yang berwawasan ke depan (visi strategis)

Semua kegiatan pemerintah di berbagai bidang seharusnya didasarkan pada visi dan misi

yang jelas disertai strategi implementasi yang tepat sasaran.

2. Tata pemerintahan yang bersifat terbuka (transparan)

Wujud nyata prinsip tersebut antara lain dapat dilihat data dan informasi tentang

kebijakan, program, dan kegiatan aparatur pemerintah, baik yang dilaksanakan di tingkat

pusat maupun daerah.

3. Tata pemerintahan yang mendorong partisipasi masyarakat

Masyarakat yang berkepentingan ikut serta dalam proses perumusan dan/atau

pengambilan keputusan atas kebijakan publik yang diperuntukkan bagi masyarakat.

4. Tata pemerintahan yang bertanggung jawab/ bertanggung gugat (akuntabel)

Instansi pemerintah dan para aparaturnya harus dapat mempertanggungjawabkan

pelaksanaan kewenangan yang diberikan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Demikian

halnya dengan kebijakan, program, dan kegiatan yang dilakukannya.

5. Tata pemerintahan yang menjunjung supremasi hukum

Wujud nyata prinsip ini mencakup upaya penuntasan kasus KKN dan pelanggaran

HAM, peningkatan kesadaran HAM, peningkatan kesadaran hukum, serta pengembangan

budaya hukum. Upaya-upaya tersebut dilakukan dengan menggunakan aturan dan

prosedur yang terbuka dan jelas, serta tidak tunduk pada manipulasi politik.

Page 3: Tugas kampus Syaeful

6. Tata pemerintahan yang demokratis dan berorientasi pada konsensus

Perumusan kebijakan pembangunan baik di pusat maupun daerah dilakukan melalui

mekanisme demokrasi, dan tidak ditentukan sendiri oleh eksekutif. Keputusan-keputusan

yang diambil antara lembaga eksekutif dan legislatif harus didasarkan pada konsensus

agar setiap kebijakan publik yang diambil benar-benar merupakan keputusan bersama.

7. Tata pemerintahan yang berdasarkan profesionalitas dan kompetensi

Wujud nyata dari prinsip profesionalisme dan kompetensi dapat dilihat dari upaya

penilaian kebutuhan dan evaluasi yang dilakukan terhadap tingkat kemampuan dan

profesionalisme sumber daya manusia yang ada, dan dari upaya perbaikan atau

peningkatan kualitas sumber daya manusia.

8. Tata pemerintahan yang cepat tanggap (responsif)

Aparat pemerintahan harus cepat tanggap terhadap perubahan situasi/kondisi

mengakomodasi aspirasi masyarakat, serta mengambil prakarsa untuk mengatasi berbagai

masalah yang dihadapi masyarakat.

9. Tata pemerintahan yang menggunakan struktur & sumber daya secara efisien &

efektif

Pemerintah baik pusat maupun daerah dari waktu ke waktu harus selalu menilai

dukungan struktur yang ada, melakukan perbaikan struktural sesuai dengan tuntutan

perubahan seperti menyusun kembali struktur kelembagaan secara keseluruhan,

menyusun jabatan dan fungsi yang lebih tepat, serta selalu berupaya mencapai hasil yang

optimal dengan memanfaatkan dana dan sumber daya lainnya yang tersedia secara efisien

dan efektif.

Page 4: Tugas kampus Syaeful

10. Tata pemerintahan yang terdesentralisasi

Pendelegasian tugas dan kewenangan pusat kepada semua tingkatan aparat sehingga

dapat mempercepat proses pengambilan keputusan, serta memberikan keleluasaan yang

cukup untuk mengelola pelayanan publik dan menyukseskan pembangunan di pusat

maupun di daerah.

11. Tata pemerintahan yang mendorong kemitraan dengan dunia usaha swasta dan

masyarakat

Pembangunan masyarakat madani melalui peningkatan peran serta masyarakat dan sektor

swasta harus diberdayakan melalui pembentukan kerjasama atau kemitraan antara

pemerintah, swasta, dan masyarakat. Hambatan birokrasi yang menjadi rintangan

terbentuknya kemitraan yang setara harus segera diatasi dengan perbaikan sistem

pelayanan kepada masyarakat dan sektor swasta serta penyelenggaraan pelayanan

terpadu.

12. Tata pemerintahan yang memiliki komitmen pada pengurangan kesenjangan

Pengurangan kesenjangan dalam berbagai bidang baik antara pusat dan daerah maupun

antardaerah secara adil dan proporsional merupakan wujud nyata prinsip pengurangan

kesenjangan. Hal ini juga mencakup upaya menciptakan kesetaraan dalam hukum (equity

of the law) serta mereduksi berbagai perlakuan diskriminatif yang menciptakan

kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan bermasyarakat.

13. Tata pemerintahan yang memiliki komitmen pada lingkungan hidup

Daya dukung lingkungan semakin menurun akibat pemanfaatan yang tidak terkendali.

Kewajiban penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan secara konsekuen,

Page 5: Tugas kampus Syaeful

penegakan hukum lingkungan secara konsisten, pengaktifan lembaga-lembaga

pengendali dampak lingkungan, serta pengelolaan sumber daya alam secara lestari

merupakan contoh perwujudan komitmen pada lingkungan hidup.

14. Tata pemerintahan yang memiliki komitmen pada pasar

Pengalaman telah membuktikan bahwa campur tangan pemerintah dalam kegiatan

ekonomi seringkali berlebihan sehingga akhirnya membebani anggaran belanja dan

bahkan merusak pasar. Upaya pengaitan kegiatan ekonomi masyarakat dengan pasar baik

di dalam daerah maupun antardaerah merupakan contoh wujud nyata komitmen pada

pasar.

Prinsip-prinsip Good Governance sebagaimana tersebut diatas hanya bermakna bila

keberadaannya ditopang oleh lembaga yang melibatkan kepentingan publik. Jenis

lembaga tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pemerintah

a. Menciptakan kondisi politik, ekonomi dan sosial yang stabil

b. Membuat peraturan yang efektif dan berkeadilan

c. Menyediakan public service yang efektif dan accountable

d. Menegakkan HAM

e. Melindungi lingkungan hidup

f. Mengurus standar kesehatan dan standar keselamatan publik

2. Sektor Swasta

a. Menjalankan industri

b. Menciptakan lapangan kerja

Page 6: Tugas kampus Syaeful

c. Menyediakan insentif bagi karyawan

d. Meningkatkan standar hidup masyarakat

e. Memelihara lingkungan hidup

f. Menaati peraturan

g. Transfer ilmu pengetahuan dan tehnologi kepada masyarakat

h. Menyediakan kredit bagi pengembangan UKM

3. Masyarakat Madani

a. Menjaga agar hak-hak masyarakat terlindungi

b. Mempengaruhi kebijakan publik

c. Sebagai sarana cheks and balances pemerintah

d. Mengawasi penyalahgunaan kewenangan sosial pemerintah

e. Mengembangkan SDM

f. Sarana berkomunikasi antar anggota masyarakat

Pengertian Pemerintahan

Pemerintahan secara popular sering disebut dengan good governance. Istilah Good

governance ini secara umum diterjemahkan dengan pemerintahan yang baik, meskipun

istilah aslinya memandang luas dimensi governance tidak sebatas hanya menjadi

pemerintahan saja. Selain itu good governance dapat juga diartikan sebagai tindakan atau

tingkah laku yang didasarkan pada nilai-nilai yang bersifat mengarahkan, mengendalikan,

atau mempengaruhi masalah publik untuk mewujudkan nilai-nilai itu dalam tindakan dan

kehidupan keseharian.

Page 7: Tugas kampus Syaeful

Sedangkan pemerintahan dalam artian umum adalah lembaga atau badan-badan publik

dalam menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan Negara. Perintahan dalam artian

luas adalah segala kegiatan badan-badan publik yang meliputi kegiatan legislatif,

eksekutif, dan yudikatif dalam usaha mencapai tujuan Negara.

Pada dasarnya konsep good governance memberikan rekomendasi pada system

pemerintahan yang menekankan kesetaraan antara lembaga-lembaga Negara baik di

tingkat pusat maupun daerah, sektor swasta dan masyarakat madani.

A.Prinsip-prinsip pemerintahan yang baik

Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan

hukum serta undang-undang di wilayah tertentu1. Berikut sembilan aspek fundamental

(asas) dalam perwujudan good governance, yaitu :

1.Partisipasi (Participation)

Semua warga negara berhak terlibat dalam keputusan, baik langsung maupun melalui

lembaga perwakilan yang sah untuk mewakili kepentingan mereka.2 Paradigma sebagai

center for public harus diikuti dengan berbagai aturan sehingga proses sebuah usaha

dapat dilakukan dengan baik dan efisien, selain itu pemerintah juga harus menjadi public

server dengan memberikan pelayanan yang baik, efektive, efisien, tepat waktu serta

dengan biaya yang murah, sehingga mereka memiliki kepercayaan dari masyarakat.

Partisipasi masyarakat sangat berperan besar dalam pembangunan, salah satunya

diwujudkan dengan pajak.

2.Penegakan Hukum (Rule of Law)

Page 8: Tugas kampus Syaeful

Penegakan hukum adalah pengelolaan pemerintah yang profesional dan harus didukung

oleh penegakan hukum yang berwibawa.3 Penegakan hukum sangat berguna untuk

menjaga stabilitas nasional. Karna suatu hukum bersifat tegas dan mengikat. Perwujudan

good governance harus di imbangi dengan komitmen pemerintah untuk menegakkan

hukum yang mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

a.Supremasi Hukum, yakni setiap tindakan unsur-unsur kekuasaan negara dan peluang

partisipasi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara didasarkan pada hukum

dan peraturan yang jelas dan tega dan dijamain pelaksanaannya secara benar serta

independen.

b.Kepastian hukum, bahwa setiap kehidupan berbangsa dan bernegara diatur oleh hukum

yang jelas dan pasti, tidak duplikasi dan tidak bertentangan antara satu dengan lainnya.

c.Hukum yang responsive, yakni aturan-aturan hukum disusun berdasarkan aspirasi

msyarakat luas, dan mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan publik secara adil.

d.Penegakan hukum yang konsisten dan nondiskriminatif, yakni penegakan hukum yang

berlaku untuk semua orang tanpa pandang bulu jabatan maupun status sosialnya sebagai

contoh aparat penegak hukum yang melanggar kedisiplinan dan hukum wajib dikenakan

sanksi.

e.Independensi peradilan, yakni peradilan yang independen bebas dari pengaruh

penguasa atau pengaruh lainnya. Sayangnya di negara kita independensi peradilan belum

begitu baik dan dinodai oleh aparat penegak hukum sendiri, sebagai contoh kecilnya

yaitu kasus suap jaksa.

3.Tranparasi (Transparency)

Page 9: Tugas kampus Syaeful

Akibat tidak adanya prinsip transparansi ini bangsa indonesia terjebak dalam kubangan

korupsi yang sangat parah. Salah satu yang dapat menimbulkan dan memberi ruang gerak

kegiatan korupsi adalah manajemen pemerintahan yang tidak baik. Dalam pengelolaan

negara, Goffer berpendapat bahwa terdapat delapan unsur yang harus dilakukan secara

transparasi, yaitu :

a.Penetapan posisi dan jabatan.

b.Kekayaan pejabat publik.

c.Pemberian penghargaan.

d.Penetapan kebijakan yang terkait dengan pencerahan kehidupan.

e.Kesehatan.

f.Moralitas para pejabat dan aparatur pelayanan publik.

g.Keamanan dan ketertiban.

h.Kebijakan strategis untuk pencerahan kehidupan masyarakat.

4.Responsif (Responsiveness)

Asas responsif adalah bahwa pemerintah harus tanggap terhadap persoalan-persoalan

masyarakat secara umum. Pemerintah harus memenuhi kebutuhan masyarakatnya, bukan

menunggu masyarakat menyampaikan aspirasinya, tetapi pemerintah harus proaktif

dalam mempelajara dan mengalisa kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Jadi setiap unsur

pemerintah harus memiliki dua etika yaitu etika individual yang menuntut pemerintah

agar memiliki kriteria kapabilitas dan loyalitas profesional. Dan etika sosial yang

menuntut pemerintah memiliki sensitifitas terhadap berbagai kebutuhan pubik.5 Orientasi

kesepakatan atau Konsensus (Consensus Orientation)

Page 10: Tugas kampus Syaeful

Asas konsensus adalah bahwa setiap keputusan apapun harus dilakukan melalui proses

musyawarah. Cara pengambilan keputusan secara konsensus akan mengikat sebagiah

besar komponen yang bermusyawarah dalam upaya mewujudkan efektifitas pelaksanaan

keputusan. Semakin banyak yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan maka

akan semakin banyak aspirasi dan kebutuhan masyarakat yang terwakili selain itu

semakin banyak yang melakukan pengawasan serta kontrol terhadap kebijakan-kebijakan

umum maka akan semakin tinggi tingkat kehati-hatiannya dan akuntanbilitas

pelaksanaannya dapat semaki di pertanggungjawabkan.

5.Keadilan dan Kesetaraan (Equity)

Asas kesetaraan dan keadilan adalah kesamaan dalam perlakuan dan pelayanan publik.

Pemerintah harus bersikap dan berprilaku adil dalam memberikan pelayanan terhadap

publik tanpa mengenal perbedaan kedudukan, keyakinan, suku, dan kelas sosial.

6.Efektivitas (Effectifeness) dan Efisiensi (Efficiency)

Yaitu pemerintah harus berdaya guna dan berhasil guna. Kriteria efektivitas biasanya

diukur dengan parameter produk yang dapat menjangkau sebesar-besarnya kepentingan

masyarakat dari berbagai kelopok dan lapisan sosial. Sedangkan asas efisiensi umumnya

diukur dengan rasionalitas biaya pembangunan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Semakin kecil biaya yang dipakai untuk mencapai tujuan dan sasaran maka pemerintah

dalam kategori efisien.

7.Akuntabilitas (Accountability)

Asas akuntabilitas adalah pertanggungjawaban pejabat publik terhadap masyarakat yang

memberinya kewenangan untuk mengurusi kepentingan mereka.6 Setiap pejabat publik

dituntut untuk mempertanggungjawabkan semua kebijakan, perbuatan, moral, maupun

Page 11: Tugas kampus Syaeful

netralitas sikapnya terhadap masyarakat. Inilah yang dituntut dalam asas akuntabilitas

dalam upaya menuju pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

8.Visi Strategis (Strategic Vision)

Visi strategis adalah pandangan-pandangan strategis untuk menghadapi masa yang akan

datang. Kualifikasi ini menjadi penting dalam rangka realisasi good and clean

governance. Dengan kata lain, kebijakan apapun yang akan diambil saat ini, harus

diperhitungkan akibatnya pada sepuluh atau dua puluh tahun ke depan. Tidak sekedar

memiliki agenda strategis untuk masa yang akan datang, seorang yang menempati jabatan

publik atau lembaga profesional lainnya harus mempunyai kemampuan menganalisis

persoalan dan tantangan yang akan dihadapi oleh lembaga yang dipimpinnya.

B.Good and Clean governance dan kontrol sosial

Untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih berdasarkan prinsip-prinsip

pokok good and clean governance, setidaknya harus melakukan lima aspek pelaksanaan

prioritas program, yakni :

1.Penguatan fungsi dan Peran Lembaga Perwakilan

Penguatan peran lembaga perwakilan rakyat, MPR, DPR, DPRD, mutlak dilakukan

dalam rangka peningkatan fungsi mereka sebagai pengontrol jalannya pemerintahan7.

Selain melakukan check and balances , lembaga legislatif juga harus mampu menyerap

dan mengartikulasikan aspirasi masyarakat dalam bentuk usulan pembangunan yang

berorientasi pada kepentingan masyarakat kepada lembaga eksekitif.

2.Kemandirian Lembaga Peradilan

Kesan yang paling buruk dari pemerintahan orde baru adalah ketidak mandirian lembaga

peradilan. Intervensi eksekutif terhadap yudikatif masih sangat kuat,sehingga peradilan

Page 12: Tugas kampus Syaeful

tidak mampu menjadi pilar terdepan dalam penegakan asas rule of law. Hakim, jaksa dan

polisi tidak bisa dengan leluasa menetapkan perkara. Era reformasi sebagai era

pembaharuan juga masih belum memberikan angin segar bagi independensi lembaga

peradilan, karna mainstream pembaharuan independensi lembaga peradilan sampai saat

ini belum jelas. Untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa

berdasarkan prinsip good and governance peningkatan profesionalitas aparat penegak

hukum dan kemandirian lembaga peradilan mutlak dilakukan. Akuntabilitas aparat

penegak hukum dan lembaga yudikatif merupakan pilar yang menentukan dalam

penegakan hukum dan keadilan.

3.Aparatur Pemerintah yang Profesional dan Penuh Integritas

Birokrasi di Indonesia tidak hanya dikenal buruk dalam memberikan pelayanan publik,

tapi juga telah memberi peluang berkembangnya praktik-praktik kolusi, korupsi dan

nepotisme (KKN)8. Dengan demikian pembaharuan konsep, mekanisme dan paradigma

aparatur negara dari birokrasi elitis menjadi birokrasi populis (pelayanan rakyat) harus

dibarengi ddengan peningkatan profesionalitas dan integritas moral jajaran birokrasi

pemerintah. Akuntabilitas jajaran birokrasi akan berdampak pada naiknya akuntabilitas

dan legitimasi birokrasi itu sendiri. Aparatur birokrasi yang mempunyai karakter tersebut

dapat bersinergi dengan pelayanan birokrasi secara cepat, efektif, dan berkualitas.

4.Masyarakat Madani yang Kuat dan Partisipatif

Peningkatan partisipasi masyarakat adalah unsur penting dalam merealisasikan

pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Partisipasi masyarakat dalam proses kebijakan

publik mutlak dilakukan dan difasilitasi oleh negara. Masyarakat mempunyai hak untuk

Page 13: Tugas kampus Syaeful

menyampaikan usulan, mendapat informasi, dan hak untuk melakukan kritik terhadap

berbagai kebijakan pemerintah. Kritik dapat dilakukan melalui lembaga-lembaga

perwakilan, pers maupun dilakukan secara langsung lewat dialog-dialog terbuka dengan

jajaran birokrasi bersama LSM, partai politik, maupun organisasi sosial lainnya9.

Peningkatan Kesejahteraan Rakyat dalam Kerangka Otonomi Daerah

Salah satu kelemahan dari pemerintahan masa lalu adalah kuatnya sentralisasi kekuasaan

pada pemerintah pusat, sehingga potensi-potensi daerah dikelola oleh pemerintah pusat.

Kebijakan ini menimbulkan akses yang amat parah, karena banyak daerah yang amat

kaya dengan sumber daya alamnya, justru menjadi kantong-kantong kemiskinan nasional.

Untuk merealisasikan prinsip-prinsip clean and good governance, kebijaksanaan ekonomi

daerah dapat dijadikan sebagai media transformasi pewujudan model pemerinttahan yang

menopang tumbuhnya kultur demokrasi di Indonesia. Lahirnya UU No. 32 Tahun 2004

tentang pemerintahan daerah telah memberikan wewenang pada daerah untuk melakukan

pengelolaan dan memajukan masyarakat dalam politik, ekonomi, sosial, dan budaya

dalam kerangka menjaga keutuhan NKRI. Dengan pelaksanaan otonomi daerah

pencapaian tingkat kesejahteraan dapat diwujudkan secara lebih cepat agar pada akhirnya

akan mendorong kemandirian masyarakat.

Implementasi otonomi daerah di Indonesia dapat dilihat sebagai sebuah strategi yang

memiliki tujuan ganda. Pertama, diberlakukannya otonomi daerah merupakan strategi

dalam merespons tuntutan masyarakat di daerah terhadap tiga permasalahan utama, yaitu

sharing of powers, distribution of incomes, dan kemandirian sistem manajemen di daerah.

Kedua, otonomi daerah dimaksudkan sebagai strategi untuk memperkuat perekonomian

Page 14: Tugas kampus Syaeful

daerah dalam memperkokoh perekonomian nasional menuju kemakmuran dan

kesejahteraan rakyat.

Demikian pula dengan semakin besarnya partisipasi masyarakat, desentralisasi kemudian

akan mempengaruhi komponen pemerintahan lainnya, seperti bergesernya orientasi

pemerintah dari command and control menjadi berorientasi pada demand (tuntutan) and

public needs (kebutuhan public). Orientasi inilah kemudian akan menjadi dasar bagi

pelaksanaan peran pemerintah sebagi stimulator, fasilitator, koordinator dan entrepreneur

(wirausaha) dalam proses pembagunan.

Oleh karenanya, otonomi daerah akan menjadi formulasi yang tepat apabila diikuti

dengan serangkaian perubahan di sektor publik. Dimensi reformasi sektor publik tidak

saja sekedar perubahan format institusi, akan tetapi mencakup pembaharuan alat-alat

yang digunakan untuk mendukung berjalannya lembaga-lembaga publik tersebut secara

ekonomis, efisien, efektif, transparan dan akuntabel sehingga cita-cita mewujudkan good

governance benar-benar akan tercapai.

Cara untuk menggunakan khazanah kekayaan negara itu dengan sebaik-baiknya ialah:

a.Melibatkan rakyat atau paling tidak orang miskin untuk memiliki saham dalam

mengusahakan pengeluaran khazanah itu. Dengan diberikan saham kepada mereka secara

subsidi dari pemerintah.

b.Membuat perusahaan untuk mengusahakan pengeluaran kekayaan bumi tsb, supaya

hasilnya merata dan melimpah-ruah kepada negara dan rakyat, sekaligus menambah

pendapatan rakyat.

Page 15: Tugas kampus Syaeful

C.Good and Clean Governance dan Gerakan Antikorupsi

Korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan guna

meraih keuntungan pribadi, merugikan kepentingan umum dan Negara secara spesifik.

Korupsi menjadi penyebab ekonomi menjadi berbiaya tinggi, politik yang tidak sehat,

dan kemerosotan moral bangsa yang terus - menerus merosot.

1.Gerakan Antikorupsi

CEREMY Pope menawarkan strategi untuk memberantas korupsi yang mengedepankan

control kepada dua unsur paling berperan di dalam tindak korupsi10. Pertama, peluang

korupsi; kedua, keinginan korupsi. Menurutnya, korupsi terjadi jika peluang dan

keinginan dalam waktu bersamaan. Peluang dapat dikurangi dengan cara membalikkan

siasat ”laba tinggi, risiko rendah” menjadi “laba rendah, risiko tinggi”; dengan cara

menegakkan hukum dan menakuti secara efektif, dan menegakka mekanisme

akuntabilitas.

Penanggulangan tindakan korupsi dapat dilakukan antara lain dengan:

pertama, adanya political will dan political action dari pejabat Negara dan pimpinan

lembaga pemerintah pada setiap satuan kerja organisasi untuk melakukan langkah

proaktif pencegahan dan pemberantasan perilaku dan tindak pidana korupsi. Tanpa

kemauan kuat pemerintah untuk memberantas korupsi di segala lini pemerintahan,

kampanye pemberantasan korupsi hanya slogan kosong belaka.

Kedua, penegakan hokum secara tegas dan berat. Proses eksekusi mati bagi koruptor di

Cina, misalnya, telah membuat sejumlah pejabat tinggi dan pengusaha di negeri itu

Page 16: Tugas kampus Syaeful

menjadi jera untuk melakukan tindak korupsi. Hal yang sama terjadi pula di Negara-

negara maju di Asia, seperti Korea Selatan, Singapura, dan Jepang termasuk Negara yang

tidak kenal kompromi dengan pelaku korupsi. Tindakan tersebut merupakan shock

therapy untuk membuat tindakan korupsi berhenti.

Ketiga, membangun lembaga-lembaga yang mendukung upaya pencegahan korupsi,

misalnya, Komisi Ombudsman sebagai lembaga yang memeriksa pengaduan pelayanan

administrasi publik yang buruk. Pada beberapa Negara, mandat Ombudsman mencakup

pemeriksaan dan inspeksi atas sistem administrasi pemerintah dalam hal kemampuannya

mencegah tindakan korupsi aparat birokrasi. Di Indonesia telah di bentuk Komisi

Pemberantas Korupsi (KPK), Tim Penuntasan Tindak Pidana Korupsi (Timtastipikor)

dengan tugas melakukan investigasi individu dan lembaga, khususnya aparatur di

pemerintah yang melakukan korupsi. Selain lembaga bentukan pemerintah, masyarakat

juga membentuk lembaga yang mengemban misi tersebut, seperti Indonesia Corruption

Watch (ICW) dan lembaga sejenis.

Keempat, membangun mekanisme penyelenggaraan pemerintahan yang menjamin

terlaksananya pratik good and clean governance, baik di sektor pemerintah, swasta atau

organisasi kemasyarakatan.

Kelima, memberikan pendidikan antikorupsi, baik melalui pendidikan formal maupun

pendidikan nonformal. Dalam pendidikan formal, sejak pendidikan dasar sampai

perguruan tinggi diajarkan bahwa nilai korupsi adalah bentuk lain dari kejahatan.

Keenam, gerakan agama antikorupsi, yaitu gerakan membangun kesadaran keagamaan

dan mengembangkan spiritualitas antikorupsi.

Page 17: Tugas kampus Syaeful

2.Tata kelola kepemerintahan yang baik dan kinerja birokrasi pelayanan publik

Pelayanan umum atau pelayanan publik adalah pemberian jasa, baik oleh pemerintah,

pihak swasta atas nama pemerintah maupun pihak swasta kepada masyarakat, dengan

atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan atau kepentingan masyarakat11.

Dengan demikian, yang bisa memberikan pelayanan publik kepada masyarakat luas

bukan hanya instasi pemerintah, melainkan juga pihak swasta. Pelayanan publik yang

dijalankan oleh instasi pemerintah bermotif sosial dan politik, yakni menjalankan tugas

pokok serta juga mencari dukungan suara. Sedangkan, pelayanan publik oleh pihak

swasta bermotif ekonomi, yakni mencari keuntungan.

Ada beberapa alasan mengapa pelayanan publik menjadi titik strategis untuk memulai

pengembangan dan penerapan good and clean governance di Indonesia :

Pertama, pelayanan publik selama ini menjadi area di mana Negara yang di wakili

pemerintah berinteraksi dengan lembaga nonpemerintah. Keberhasilan dalam pelayanan

publik akan mendorong tingginya dukungan masyarakat terhadap kerja birokrasi.

Kedua, pelayanan publik adalah wilayah dimana berbagai aspek good and clean

governance bisa diartikulasikan secara lebih mudah.

Ketiga, pelayanan publik melibatkan kepentingan semua unsur governance, yaitu

pemerintah, masyarakat, dan mekanisme pasar. Dengan demikian, pelayanan publik

menjadi tidak pangkal efektifnya kinerja birokrasi.

Kinerja birokrasi adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat

pencapaian sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan dengan memperhitungkan elemen-

elemen indikator sebagai berikut ini :

Page 18: Tugas kampus Syaeful

Indikator masukan (inputs), adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar birokrasi mampu

menghasilkan produknya, baik barang atau jasa, yang meliputi sumber daya manusia,

informasi, kebijakan dan sebagainya.

Indikator proses (process), yaitu sesuatu yang berkaitan dengan proses pekerjaan

berkaitan dengan kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan yang diharapkan

langsung dicapai dari suatu kegiatan yang berupa fisik ataupun nonfisik.

Indikator produk (outputs), yaitu sesuai yang diharapkan langsung dicapai dari suatu

kegiatan yang berupa fisik maupun nonfisik.

Indikator hasil (outcomes), adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya

produk kegiatan pada jangka menengah (efek langsung).

Indicator manfaat (benefit), adalah segala sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari

pelaksanan kegiatan.

Indikator dampak (impacts), adalah pengaruh yang ditimbulkan, baik positif maupun

negatif pada setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah di tetapkan.

3.Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kinerja Birokrasi

Kinerja birokrasi di masa depan akan dipengaruhi oleh faktor- faktor berikut ini:

a)Struktur biroksasi sebagai hubungan internal yang berkaitan dengan fungsi yang

menjalankan aktivitas birokrasi.

b)Kebijakan pengelolaan, berupa visi, misi, tujuan, sasaran, dan tujuan dalam

perencanaan strategis pada birokrasi.

c)Sumber daya manusia, yang berkaitan dengan kualitas kerja dan kapasitas diri untuk

bekerja dan berkarya secara optimal.

Page 19: Tugas kampus Syaeful

Pengertian Good Governance

Good governance mencakup aspek kehidupan yang luas mulai dari aspek hokum,

politik, ekonomi, social dan terkait erat dengan tugas fungsi eksekutif, legislative dan

yudikatif, serta dengan posisi dan peran sector dunia usaha, dengan masyarakat. Dengan

lingkup tersebut good governance dapat di kelompokan menjadi 9 (sembilan)

karakteristik :

1. Participation

2. Rule of law

3. Transparancy

4. Responsiveness

5. Consensus orientation

6. Equity

7. Effectiveness & Efficiency

8. Account ability

9. Strategic vision

Manajemen perubahan baik atas perubahan kondisi lingkungan maupun perubahan

kelembagaan dan organisasi adalah suatu yang strategik. Sesuai GBHN 1999-2004 krisis

multidimensi akan diatasi melalui perubahan mendasar (reformasi total) dan 4P

Pembangunan.

Page 20: Tugas kampus Syaeful

KONSEPSI GOOG GOVERNANCE

Arti good governance mengandung dua pengertian: Pertama, nilai-nilai yang

menjunjung tinggi keinginan / kehendak rakyat, dan nilai-nilai yang dapat meningkatkan

kemampuan rakyat yang dalam pencapaian tujuan (nasional) kemandirian, pembangunan

berkelanjutandan keadilan sosial. Kedua, aspek-aspek fungsional dari pemerintahan yang

efektif dan efisien dalampelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

Negara sebagai suatu unsure governance, dialamnya termasuk lembaga-lembaga

politik dan lembaga-lembaga sector politik. Sektor swasta meliputi perusahaan-

perusahaan swasta yang bergerak diberbagai bidang dan sector informal lain di pasar.

Ada anggapan bahwa sektor swasta dapat dibedakan dengan masyarakat karena namun

demikian sektor swasta dapat dibedakan dengan masyarakat karena sekto swasta

mempunyai pengaruh terhadap kebijakan-kebijakan sosial.

Berdasarkan hal ini UNDP kemudian mengajukan karakteristik good governance,

sebagai berikut:

1. Participation, setiap mempunyai suara dalam pembuatan keputusan. Baik secara

langsung maupun melalui intermediasi institusi legitimasiyang mewakili

kepentingannya. Partisipasi seperti ini dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi

dan berbicara serta berpatisipasi secara konstruktif

2. Rule of law, kerangka harus adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu terutama

hokum untuk hak azasi manusia.

Page 21: Tugas kampus Syaeful

3. Transparency, Transparansi dibangun atas dasar kebebasan arus informasi.

Proses-proses, lembaga-lembaga dan informasi secara langsung dapat diterima

oleh mereka yang membutuhkan. Informasi harus dapat dipahami dan dimonitor.

4. Responsiveness, lembaga-lembaga dan proses-proses harus mencoba untuk

melayani setiap stakeholders.

5. Consensus orientation, good governance menjadi perantara kepentingan yang

berada untuk memperoleh pilihan rebaik bagi kepentingan yang lebih luas baik

dalam hal kebijakan-kebijakan maupun prosedur-prosedur.

6. Equity, semua warga Negara, baik laki-laki maupun perempuan mempunyai

kesempatan untuk meningkatkan atau menjaga kesejahteraan mereka.

7. Effectiveness dan efficiency, proses-proses dan lembaga-lembaga menghasilkan

sesuai sesuai apa yang telah digariskan dengan menggunakan sumber-sumber

yang telah tersedia sebaik mungkin.

8. Accountability, para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sector swasta dan

masyarakat (civil society) bertanggung jawab kepada publik dan lembaga-

lembaga stakeholders. Akuntabilitas ini tergantung kepada organisasi dan sifat

keputusan yang dibuat, apakah keputusan tersebut untuk kepentingan internal atau

eksternal organisasi.

9. Strategic vision pra pemimpin dan publik harusmempunyai perspektif good

governance dan pengembangan manusia yang luas dan jauh kedepan sejalan apa

yang diperlukan untuk pembangunan semacam ini.

Page 22: Tugas kampus Syaeful

AKUNTABILITAS SEBAGAI SUATU KONSEP

Tinjauan Historis Dan Teoritis

Untuk menyatakan keberadaan akuntabilitas sebagai suatu system dan agar dapat

memahami secara utuh, perlu memperhatikan beberapa hal yaitu:

1. Perkembangan

2. Jenis

3. Tantangan

4. Hambatan

5. Lingkungan

6. Hal-hal yang untuk keberhasilan akuntabilitas

7. Media akuntabilitas

Perkembangan

Menurut The Oxford Advance Leaner's Dictionary, akuntabilitas adalah

required or expected to give an explanation for one's action. Dengan kata lain, dalam

akuntabilitas terkandung kewajiban untuk menyajikan dan melaporkan segala tindak

tanduk dan kegiatannya terutama di bidang administrasi keuangan kepada pihak yang

lebih tinggi / atasnya. Dalam hal ini, terminology

akuntabilitas dilihat dari sudut pandang pengendalian tindakan pada pencapaian tindakan

pada pencapaian tujuan. Tolak ukur atau indicator pengukuran kinerja adalah kewajiban

individu atau

Page 23: Tugas kampus Syaeful

organisasi untuk mempertanggungjawabkan dalam konsep akuntabilitas terbatas pada

laporan pertanggungjawabkan.

Jenis

Menurut sirajudin H. Salleh dan Aslam Iqbal, akuntabilitas sebelumnya merupakan sisi-

sisi sikap dan watak kehidupan manusia yang meliputi:

1. Akuntabilitas intern seseorang dan

2. Ekstern seseorang

Hambatan

Akir-akhir ini banyak informasi yang lkita peroleh yang berkaitan dengan terjadinya mal-

administration, banyak korupsi, kolusi dan nepotisme.Hal ini menunjukan bahwa

akuntabilitas tidak berjalan. Banyak factor yang menyebabkan tidak berlangsungnya

akuntabilitas disuatu

Negara antara lain:

Low literacy percentage

Poor standard of living

General decline in the moral values

A policy of live and let live

Cultural factors

Government monopoly

Deficiencies in the accounting system

Lack of will in enforcing accountability

Birocratic secrecy

Page 24: Tugas kampus Syaeful

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas yang

berjudul: Akuntabilitas Dan Good Governance. Makalah ini disusun untuk memenuhi

salah satu tugas mata kuliah hokum tata pemerintahan.

Saya menyadari bahwa tuas ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa adanya

bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini

peneliti menyampaikan terima kasih kepada yang tlah membantu saya sehingga tugas ini

bisa selasai.

Saya berharap mudah-mudahan tugas ini dapat berguna bagi saya pada khususnya

dan dunia pendidikan pada umumnya. Semoga segala kebaikan semua pihak yang telah

membantu terselesaikannya tugas ini mendapat balasan dari Allah SWT. Aamiin

Bandung, Mei 2009

Penyusun

Page 25: Tugas kampus Syaeful

TUGAS AKUNTABILITAS DAN GOOD

GOVERNANCETugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hukum tata

Pemerintahan

Dosen : H Nana Sobana, Drs., SH.

Disusun oleh :

Syaeful Rochman

065010050

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FKIP UNIVERSITAS PASUNDAN

2009

Page 26: Tugas kampus Syaeful

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………… i

DAFTAR ISI…………………………………………………………….. ii

BAB I Prinsip-prinsip Good Governance…………………….. 1

Pengertian Pemerintahan……………………………... 1

BAB II GOOD GOVERNANCE……………………………….. 2

A. Konsepsi Good Governance………………………… 3

B. Pengertian Good Governance……………………… 5

C. Manajemen Perubahan…………………………….. 7

D. Organisasi Masa Depan……………………………. 10

BAB III AKUNTABILITAS SEBAGAI SUATU KONSEP….. 12

Tinjauan Historis Dan Teoritis……………………….. 12

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….. 13

Page 27: Tugas kampus Syaeful

DAFTAR PUSTAKA

Buku Pedoman penyusunan Laporan AkuntabilitasKinerja Instansi Pemerintah

LAN, Oktober 1999.

Chris Argyris, The Impact of Budgets on people(new york : Contollership

Foundation).

Disarikan dari : Jamrs A senn, Analysis & Design of Information System, second

edition.

James A senn, (1989), Analysis & Design of Information System, second edition

Page 28: Tugas kampus Syaeful

TUGAS AKUNTABILITAS DAN GOOD

GOVERNANCETugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hukum tata

Pemerintahan

Dosen : H Nana Sobana, Drs., SH.

Disusun oleh :

Selvie Rofaedy

065010049

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FKIP UNIVERSITAS PASUNDAN

Page 29: Tugas kampus Syaeful

2009