TUGAS K3

25
LATIHAN BAB 1 1. Jelaskan latar belakang historis tenaga kerja di Indonesia : Jawab : Perkembangan sejarah tenaga kerja di Indonesia sudah berjalan panjang, sepanjang sejarah bangsa ini ada, yaitu masih terpecah-pecah dalam bentuk kerajaan-kerajaan kecil dengan berbagai karakter budaya dan kelompok etnisnya masing- masing. Sejarah ini berlanjut dengan masa penjajahan Belanda yang berumur ± 350 tahun dan dilanjutkan dengan masa penjajahan Bangsa Jepang selama ± 3,5 tahun, masa orde lama ± 20 tahun, dan masa orde baru ± 32 tahun. Masa yang begitu panjang ternyata belum mampu meningkatkan kesejahteraan bagi tenaga kerja. Berbagai kebijakan yang diambil oleh pemerintah ternyata belum mampu mengangkat tingkat kesejahteraan tenaga kerja, sehingga tenaga kerja Indonesia sangat terpuruk dalam hal kualitas hidup. Penghargaan yang sangat berbeda ini secara lebih jauh perlu diteliti, mengapa penghargaan terhadap tenaga kerja yang bekerja di dalam negeri demikian kecil, sementara diluar negeri mereka mendapat penghargaan yang lebih baik. Maraknya penanaman modal baik oleh PMA maupun PMDN, seharusnya dapat berdampak yang lebih baik kepada tenaga kerja Indonesia, sebab dengan demikian lapangan kerja yang tersedia akan semakin banyak. Tetapi hal ini tidak diikuti oleh penghargaan dan gaji yang sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja. Gaji selalu dikaitkan dengan kebutuhan fisik mininum (KFM), sehingga gaji minimum yang diberikan kepada tenaga kerja Indonesia didasarkan kepada upah minimum regional (UMR). Dan

description

Tugas K3

Transcript of TUGAS K3

LATIHAN BAB 1

1. Jelaskan latar belakang historis tenaga kerja di Indonesia :

Jawab : Perkembangan sejarah tenaga kerja di Indonesia sudah berjalan panjang, sepanjang sejarah bangsa ini ada, yaitu masih terpecah-pecah dalam bentuk kerajaan-kerajaan kecil dengan berbagai karakter budaya dan kelompok etnisnya masing-masing. Sejarah ini berlanjut dengan masa penjajahan Belanda yang berumur 350 tahun dan dilanjutkan dengan masa penjajahan Bangsa Jepang selama 3,5 tahun, masa orde lama 20 tahun, dan masa orde baru 32 tahun. Masa yang begitu panjang ternyata belum mampu meningkatkan kesejahteraan bagi tenaga kerja. Berbagai kebijakan yang diambil oleh pemerintah ternyata belum mampu mengangkat tingkat kesejahteraan tenaga kerja, sehingga tenaga kerja Indonesia sangat terpuruk dalam hal kualitas hidup. Penghargaan yang sangat berbeda ini secara lebih jauh perlu diteliti, mengapa penghargaan terhadap tenaga kerja yang bekerja di dalam negeri demikian kecil, sementara diluar negeri mereka mendapat penghargaan yang lebih baik.

Maraknya penanaman modal baik oleh PMA maupun PMDN, seharusnya dapat berdampak yang lebih baik kepada tenaga kerja Indonesia, sebab dengan demikian lapangan kerja yang tersedia akan semakin banyak. Tetapi hal ini tidak diikuti oleh penghargaan dan gaji yang sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja. Gaji selalu dikaitkan dengan kebutuhan fisik mininum (KFM), sehingga gaji minimum yang diberikan kepada tenaga kerja Indonesia didasarkan kepada upah minimum regional (UMR). Dan hal ini menjadi salah satu nilai jual oleh pemerintah kepada PMA atau PMDN bahwa upah tenaga kerja Indonesia sangat kompetitif (murah). Untuk mengenal secara lebih dekat dengan TKI (tenaga kerja Indonesia) ini, maka sebaiknya kita melihat kebelakang mengenai perkembangan TKI dari waktu ke waktu. Yaitu Perbudakan, Kerja rodi dan Punale Sanksi.

2. Apa yang dimaksud dengan pengertian di bawah ini, jelaskan !

a. Perbudakan

b. Kerja Rodi

c. Punale Sanksi

Jawab : a. Perbudakan adalah orang yang melakukan pekerjaan di bawah pimpinan orang lain dan budak tidak mempunyai hak apapun, yang mereka miliki hanya kewajiban melakukan pekerjaan. Mengikuti segala perintah, mengikuti semua petunjuk dan aturan dari pihak pemilik budak.

b. Kerja Rodi adalah pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan untuk kepentingan bersama yaitu kepentingan suku atau desa sebagai satu kesatuan, pekerjaan tersebut untuk keperluan kerajaan atau untuk keperluan raja.

c. Punale Sanksi adalah Perburuhan biasa, yaitu dimana pekerjaan dilakukan oleh buruh biasa untuk dan di bawah pimpinan seorang majikan dapat menerima upah disana-sini sudah ada tetapi tidak dapat meluas. Punale sanksi ini memberikan kepada pengusaha kekuasaan terhadap buruhnya yang dapat menimbulkan perlakuan tidak baik dan keadaan yang buruk.

3. Jelaskan mengenai undang-undang penghapusan kerja paksa yang sudah diratifikasi oleh negara Indonesia dari Konvensi ILO nomor 105 tersebut ?

Jawab : Pada saat ini Negara Indonesia sudah tidak mengizinkan suatu perusahaan atau perorangan melakukan kerja paksa terhadap seorang pekerja. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1999 tentang Pengesahan Konvensi ILO Nomor 105 mengenai Penghapusan Kerja Paksa. Konvensi ILO (Organisasi Perburuhan Internasional), nomor 105 menyatakan bahwa Negara anggota ILO telah memutuskan tentang penerimaan usulan yang menyangkut penghapusan bentuk-bentuk tertentu dari kerja paksa atau kerja wajib yang merupakan pelanggaran hak manusia sebagaimana tertera dalam Piagam PBB dan disebutkan dalam Deklarasi Universal tentang Hak Azasi Manusia. Dan memutuskan bahwa usulan-usulan ini harus berbentuk Konvensi Internasional. Menerima pada tanggal 5 Juni tahun 1957 Konvensi nomor 105, yang dapat disebut sebagai Konvensi Penghapusan Kerja Paksa seperti tersirat pada pasal 1 yaitu Tiap Anggota Organisasi Perburuhan Internasional yang meratifikasi Konvensi ini wajib menekan dan tidak akan menggunakan kerja paksa dalam bentuk apapun .

a) Sebagai cara penekanan atau pendidikan politik atau sebagai hukuman atas pemahaman atau pernyataan pandangan politik atau secara ideologis pandangan yang bertentangan dengan sistim politik, sosial dan ekonomi yang sah.

b) Sebagai cara untuk mengerahkan dan menggunakan tenaga kerja untuk maksud pembangunan ekonomi.

c) Sebagai cara untuk membina disiplin tenaga kerja.

d) Sebagai hukuman karena keikutsertaan dalam pemogokan.

e) Sebagai pelaksanaan diskriminasi rasial, sosial, bangsa dan agama.

Juga pasal 2 Konvensi nomor 105 ILO ini menegaskan pada tiap anggotanya sebagai berikut : Tiap Anggota Organisasi Perburuhan Internasional yang meratifikasi Konvensi ini wajib mengambil tindakan efektif untuk menjamin penghapusan segera dan sepenuhnya atas kerja paksa atau kerja wajib sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 1 Konvensi ini.

4. Jelaskan mengenai Industri konstruksi dan permasalahannya ?

Jawab : Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan yang mempunyai tujuan tertentu, kompleksitas, bersifat unik, tidak biasa, banyak resiko, tidak permanent dan siklus hidup dari beberapa kegiatan dan perlu ditangani secara sistematis. Untuk memudahkan penanganan proyek konstruksi, biasanya dipimpin oleh seorang proyek manajer (PM) yang bertanggung jawab secara keseluruhan untuk mengimplementasikan dan menyelesaikan proyek tersebut. Industri konstruksi mempunyai empat bentuk proyek yaitu proyek Pemukiman (Residential Construction), Bangunan Gedung (Building Construction), Bangunan Industri (Industrial Construction), Dan Bangunan Rekayasa Berat (Heavy Engineering Construction). Dalam proses pembangunan pada industri faktor yang berhubungan dengan tenaga kerja sangat terkait dengan masalah lingkungan kerja aman, membuat pekerjaan aman dan membuat perasaan aman bagi pekerja.

5. Jelaskan mengenai manajemen keselamatan kerja yang efektif dalam industri konstruksi ?

Jawab : Dalam melaksanakan proyek PM tidak dapat bekerja sendiri, tetapi bekerja dalam bentuk satu tim yang terdiri dari berbagai keahlian dan ketrampilan. Agar proyek konstruksi dapat dilaksanakan dengan selamat, maka PM harus mampu untuk membuat pekerjaan dengan manajemen keselamaatan (Safety Management) yang menerapkan ukuran keselamatan sebelum terjadinya kecelakaan. Manajemen keselamatan yang efektif mempunyai tiga tujuan utama yaitu Untuk membuat lingkungan kerja aman, Untuk membuat pekerjaan aman, Untuk membuat perasaan aman bagi pekerja.

Usaha-usaha pencegahan timbulnya kecelakaan kerja perlu dilakukan sedini mungkin. Adapun tindakan yang mungkin dilakukan adalah :

Mengidentifikasi setiap jenis pekerjaan yang berisiko mengelompokkannya sesuai tingkat risikonya

Adanya pelatihan bagi para pekerja konstruksi sesuai keahliannya

Melakukan pengawasan secara lebih intensif terhadap pelaksanaan pekerjaan

Menyediakan alat perlindungan kerja selama durasi proyek

Melaksanakan pengaturan di lokasi proyek konstruksi.

LATIHAN BAB 2

1. Jelaskan kedudukan hukum perburuhan dalam KUH Perdata ?

Hukum perburuhan dalam KUH Perdata berada dalam bab VII A, yaitu tentang perjanjian-perjanjian untuk melakukan pekerjaan yang merupakan bagian dari buku ketiga tentang perikatan. Dalam bab VII A ini diuraikan tentang persetujuan-persetujuan untuk melakukan pekerjaan yang terdiri dari :

Bagian kesatu, yang berisikan tentang ketentuan-ketentuan umum, yang diuraikan dalam bentuk pasal dimulai dari pasal 1601 yang terdiri dari pasal 1601a sampai dengan pasal 1601c.

Bagian kedua, yang berisikan tentang persetujuan perburuhan umumnya, yang diuraikan dalam pasal 1601d sampai pasal 1601y (pasal yang terakhir ini sudah dicabut).

Bagian ketiga, menjelaskan tentang kewajiban majikan, yang diuraikan dalam pasal 1602 terdiri dari 1602a sampai dengan pasal 1602z.

Bagian ke empat, menjelaskan tentang kewajiban buruh yang diuraikan dalam pasal 1603 meliputi pasal 1603a sampai dengan pasal 1603d.

(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA)

(BAB VIIA)

(PERJANJIAN PERBURUHAN) (PERJANJIAN PEMBORONGAN)

(Hubungan antara buruh dan majikan) (Melaksanakan pekerjaan secara mandiri)

Gambar 2.1. Kedudukan Hukum Perburuhan dalam KUH Perdata

Bagian ke lima, menjelaskan tentang bermacam-macam cara berakhirnya perjanjian (hubungan) kerja yang diterbitkan dari persetujuan. Hal ini dijelaskan mulai dari pasal 1603e sampai dengan pasal 1603w.

2. Jelaskan hakekat, arti dan sifat hukum perburuhan ?

Arti kata hukum perburuhan

Ada beberapa pendapat tentang arti kata dari Hukum Perburuhan, pendapat tersebut antara lain adalah :

Molenaar, mengatakan bahwa arbeidsrecht adalah bagian dari hukum yang berlaku yang pada pokoknya mengatur hubungan antara buruh dan majikan, antara buruh dengan buruh dan antara buruh dengan penguasa.

Mr.M.G. Levenbach merumuskan arbeidsrecht adalah sesuatu yang meliputi hokum yang berkenaan dengan hubungan kerja, dimana pekerjaan tersebut dilakukan dibawah pimpinan dan dengan keadaan penghidupan yang langsung bersangkut paut dengan hubungan kerja .

Mr. N.E.H. van Esveld tidak membatasi lapangan arbeidsrecht pada hubungan kerja, dimana pekerjaan dilakukan di bawah pimpinan, arbeidsrecht adalah juga meliputi pula pekerjaan yang dilakukan oleh swa pekerja yang melakukan pekerjaan atas tanggung jawab dan resiko sendiri.

Hakekat hukum perdata

Dibandingkan dengan hubungan antara pembeli dan penjual barang, antara mereka yang tukar menukar barang, maka hubungan antara buruh dengan majikan adalah berbeda dalam dua hal, yaitu :

Pembeli, penjual dan mereka yang tukar menukar barang. Baik yuridis maupun sosiologis adalah merdeka, bebas untuk melakukan atau tidak melakukan jual beli atau tukar menukar.

Hubungan antara pembeli-penjual dan hubungan antara penukar timbul dan lenyap segera setelah masing-masing melakukan pembayaran, penyerahan dan penukaran.

Yuridis buruh memang bebas, prinsip negara kita, tidak seorang pun boleh di perbudak, diperulur atau diperhamba, perbudakan, perdagangan budak dan perhambaan dan segala perbuatan serupa apapun bertujuan kepada atau ke arah itu dilarang.

Secara sosiologis buruh tidak bebas, sebagai orang yang tidak mempunyai bekal hidup lain selain tenaga yang mereka miliki, ia terpaksa untuk bekerja pada orang lain. Majikan inilah yang pada dasarnya menentukan syarat-syarat kerja yang ada.

Tenaga buruh terutama menjadi kepentingan majikan, merupakan sesuatu yang demikian melekatnya pada pribadi buruh, sehingga buruh itu selalu harus mengikuti tenaganya ketempat dan pada saat majikan memerlukan serta mengeluarkannya menurut kehendak majikan itu. Dengan demikian pada buruh, jasmaniah maupun rohaniah juga tidak bebas.

Segala sesuatu mengenai hubungan antara buruh dan majikan itu diserahkan kepada kebijaksanaan kedua belah pihak yang langsung berkepentingan itu, maka masih sukar tercapainya suatu keseimbangan antara kepentingan kedua belah pihak yang sedikit banyak memenuhi rasa keadilan sosial yang merupakan tujuan pokok juga diperburuhan. Karena itu penguasa baik dengan maupun tidak dengan bantuan organisasi buruh, mengadakan peraturan-peraturan dan tindakan-tindakan yang bertujuan melindungi pihak yang lemah (menempatkan pada kedudukan yang layak sebagai kemanusiaan).

Sifat hukum perburuhan

Walaupun kepada buruh dan majikan diberi kebebasan untuk mengadakan peraturan-peraturan yang tertentu (hukum perburuhan otonom), namun peraturan-peraturan itu tidak boleh bertentangan dengan peraturan-peraturan dari pemerintah yang bermaksud mengadakan perlindungan.

Peraturan-peraturan ini pada umumnya merupakan perintah atau larangan dengan menggunakan kata-kata harus, wajib, dan tidak boleh atau dilarang. Sanksi terhadap pelanggaran atas peraturan ini biasanya ialah tidak sahnya atau batalnya tindakan yang melanggar itu, bahkan sering kali juga tindakan melanggar itu diancam pula dengan pidana kurungan atau denda.

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata / (KUH) Perdata pasal 1605s menetapkan bahwa dalam hal upah buruh seluruhnya atau sebagian ditetapkan berupa pemondokan, makan atau keperluan hidup lainnya, majikan wajib memenuhinya menurut kebiasaan setempat.

Peraturan Perburuhan di Perusahaan Perindustrian melarang majikan menetapkan upah lain dari pada uang. Penyimpangan hanya dapat dilakukan dengan ijin dari Menteri Tenaga Kerja. Berhubungan dengan segala sesuatu itu maka setengah orang mengatakan bahwa hukum perburuhan sifatnya bukanlah lagi privaatrechtelijk (soal perdata), melainkan publiekrechtelijk.

Campur tangan negara dengan hubungan perorangan, yaitu antara buruh dengan majikan, didunia ekonomi liberal dengan laisser faire yang seluas-luasnya dan sebebas-bebasnya, memang merupakan suatu kekangan terhadap kebebasan itu, setidak-tidaknya suatu keistimewaan.

3. Bagaimana kesempatan kerja yang ada diindonesia periode tahun 1970-an, dan 1980-an, serta kondisi yang terjadi pada tahun 2000-an ini ?

Pada periode 1971-90, pertumbuhan penduduk di Indonesia mencapai 2,3 persen per tahun. Pada periode 1990-95, angka tersebut menurun menjadi 1,7 persen per tahun.

Keberhasilan menekan laju pertumbuhan tersebut membawa peningkatan dalam jumlah penduduk usia produktif. Jika tahun 1985 jumlah penduduk yang berusia antara 15-60 tahun berjumlah 90 juta, tahun 1998 menjadi 102 juta orang (naik 13,33 persen), dan pada akhir PELITA VI, 1998, berjumlah lebih dari 124 juta orang (naik 21,56 persen).

Meningkatnya tenaga kerja golongan usia muda dan tenaga kerja wanita dalam pasar kerja turut pula menekan usaha peningkatan kesempatan kerja.

Kesempatan kerja pada tahun 2000-an dijelaskan pada jawaban no. 4

4. Bagaimana pertumbuhan kesempatan kerja dan pengangguran ?

Salah satu prioritas pembangunan nasional sebagaimana diamanatkan oleh program pembangunan nasional (Propenas 2000-2004 dan sejalan dengan GBHN 1999-2004) adalah mempercepat pemulihan ekonomi dan memperluas landasan pembangunan berkelanjutan dan berkeadilan yang berdasarkan sistem ekonomi kerakyatan. Indikator berhasilnya program pembangunan nasional tersebut antara lain : pertumbuhan ekonomi mencapai 6-7 persen, inflasi terkendali sekitar 3-5 persen, menurunkan tingkat pengangguran menjadi sekitar 5,1 persen, dan menurunnya jumlah penduduk miskin menjadi sekitar 14 persen pada tahun 2004.

Selain masalah upah, persoalan mendasar ketenagakerjaan di Indonesia saat ini menyangkut tingkat pengangguran. Ini disebabkan pertambahan angkatan kerja baru jauh lebih besar dibanding pertumbuhan lapangan kerja produktif yang dapat diciptakan setiap tahun. Pasca krisis moneter, gap tersebut semakin membengkak tajam. Pada tahun 1998 tingkat pengangguran mencapai 5,7 persen.

Pola Pengangguran

Tabel di bawah ini mengungkapkan beberapa hal menarik.

Tabel 2.1. : Struktur Pengangguran Menurut Tingkat Pendidikan (%)

Pendidikan

1982

1995

1998

SD ke bawah

61.74

40.68

23.09

SLTP

11.79

16.33

19.44

SLTA Umum

12.30

24.90

32.13

SLTA Kejuruan

12.69

11.61

16.86

Diploma

0.91

2.61

3.47

- Diploma I

0.74

0.94

- Diploma II

1.87

2.53

Universitas

0.57

3.86

5.02

Sumber : Statistik Tahunan Indonesia 1985, 1995, 1998

1. Tahun 1998, hampir separuh (49 persen) penganggur ternyata berpendidikan menengah atas (SMTA Umum dan Kejuruan).

2. Tahun periode 1982-1998, terjadi peningkatan pengangguran berpen-didikan menengah ke atas (SMTA, Akademi dan Sarjana) secara signifi-kan dari 26 persen menjadi 57 persen, atau meningkat hampir 120 persen.

3. Laju peningkatan pengangguran di sekolah menengah kejuruan lebih rendah daripada sekolah menengah umum, baik pada menengah pertama maupun pada menengah atas.

4. Persentase peningkatan tingkat pengangguran berpendidikan sarjana adalah paling tinggi, yang melonjak dari 0,57 persen pada 1982 menjadi 5,02 persen pada 1998.

5. Bagaimana cara mengatasi pengangguran yang ada di Indonesia saat ini?

Jawab : Cara mengatasi pengangguran di Indonesia dengan cara meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan tingkat partisipasi kerja.

Secara teoritis, ada tiga cara pokok untuk menciptakan kesempatan kerja atau berusaha dalam jangka panjang.

Cara pertama adalah dengan memperlambat laju pertumbuhan penduduk yang diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan sisi penawaran tenaga kerja. Tetapi seperti dikemukakan di atas, cara ini tidak memadai bagi Indonesia karena angka kelahiran memang tidak relatif rendah dan dampaknya terhadap pertumbuhan tenaga kerja kurang signifikan dalam jangka pendek.

Cara kedua adalah dengan meningkatkan intensitas pekerja dalam menghasilkan output (labour intensity of output). Tetapi dalam jangka panjang, cara ini tidak selalu berhasil karena tidak selalu kondusif bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.

Cara ketiga adalah melalui pertumbuhan ekonomi. Cara ini bukan tanpa kualifikasi karena secara empiris terbukti bahwa pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja tidak terdapat hubungan otomatis atau niscaya, tetapi justru tantangannya menjadi riil, karena hubungan yang tidak otomatis itu, maka peranan pemerintah menjadi strategis dan crucial untuk merancang strategi pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi juga "ramah" terhadap ketenagakerjaan (employment - friendly - growth).

6. Sebutkan dan jelaskan beberapa masalah mendasar struktural yang secara langsung mempengaruhi peningkatan kesempatan kerja ?

Jawab : Pertama, menyangkut kebijaksanaan kependudukan. Di satu sisi program Keluarga Berencana dan berbagai program yang ditujukan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk terbukti telah berhasil. Keberhasilan menekan laju pertumbuhan tersebut membawa peningkatan dalam jumlah penduduk usia produktif. Meningkatnya tenaga kerja golongan usia muda dan tenaga kerja wanita dalam pasar kerja turut pula menekan usaha peningkatan kesempatan kerja. Kelompok tenaga kerja ini muncul sebagai akibat rendahnya tingkat pendapatan.

Kedua, berkaitan dengan penyebaran penduduk antara Pulau Jawa dan di luar Jawa. Meskipun terdapat tanda-tanda berkurangnya proporsi jumlah penduduk yang berdiam di Pulau Jawa dibanding dengan luar Jawa, laju pengurangan relatif sangat kecil sehingga ketimpangan penyebaran penduduk ini masih tetap merupakan masalah utama.

Ketiga, menyangkut kualitas tenaga kerja. Jika kualitas dilihat dari tingkat pendidikan yang dicapai, faktor ini sungguh memprihatinkan. Alokasi anggaran untuk sektor pendidikan di Indonesia memang terus meningkat, tetapi secara persentase masih sekitar 10 persen, lebih kecil dibanding dengan negara industri baru seperti Malaysia dan Korea Selatan yang alokasi anggaran pendidikannya rata-rata mencapai 20 persen. Demikian pula dari sudut GNP, periode 1968-1993, pengeluaran pemerintah untuk sektor pendidikan ternyata secara rata-rata di bawah 2.5 persen, dibandingkan Malaysia dan Singapura masing-masing 10 persen dan 5 persen.

Keempat, berkaitan dengan adanya kesenjangan antara program pendidikan dengan arah pembangunan. Hal ini ditunjukkan dengan semakin tingginya pendidikan semakin kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan. Kenyataan ini menunjukkan bahwa di satu pihak kebutuhan tenaga kerja terampil golongan menengah dan keahlian sarjana masih belum teratasi sementara penawaran kelas tenaga kerja tersebut justru berlebih. Besar kemungkinan ini disebabkan adanya gap yang serius antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Karena itu sangat mendesak perencaana tenaga kerja yang mengaitkan dunia pendidikan dan pasar kerja.

Kelima, kurang berkembangnya informasi pasar tenaga kerja sehingga menimbulkan kesenjangan permintaan dan penawaran tenagakerja. Masih adanya lowongan kerja yang tidak terisi ini besar kemungkinan disebabkan dua hal. Pertama, kualitas penawaran tenagakerja tidak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Kedua, kurang rapinya lalu lintas informasi permintaan dan penawaran tenagakerja.

Keenam, menyangkut perkembangan di sektor formal dan informal. Bagaimanapun juga eksistensi sektor informal tidak dapat diabaikan, bahkan dalam kelesuan ekonomi sektor informal berfungsi sebagai "katup pengaman" menampung ledakan penduduk yang masuk pasar kerja. Sektor informal telah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pembangunan ekonomi nasional. Ada beberapa permasalahan utama dalam sektor informal ini. Pertama menyangkut kualitas sumberdaya manusia. Hal lain adalah tingkat produktivitas di sektor informal lebih rendah daripada sektor formal, sehingga pertambahan kesempatan kerja baru di sektor informal tidak dapat meningkatkan produktivitas. Sebaliknya justru dapat menurunkan tingkat produktivitas. Di samping itu, kurangnya dukungan baik dari segi penataan aturan-aturan yang seringkali merugikan sektor ini, maupun dukungan finansial dalam membuka peluang perluasan di sektor informal menyebabkan sektor ini kurang berkembang. Melihat masalah di atas kiranya perlu diupayakan keserasian pengembangan kerjasama sektor formal dengan informal. Strategi pembangunan ekonomi yang berorientasi pada peningkatan kualitas SDM akan banyak membantu pekerja di sektor informal dalam memperluas pilihan usahanya.

LATIHAN BAB 3

1. Jelaskan ciri-ciri industri jasa konstruksi yang kalian ketahui ?

Jawab : Ciri ciri Industri Jasa Konstruksi :

a. Produk berbentuk fisik (bangunan), termasuk jenis industri barang.

b. Mengolah bahan baku/ bahan mentah, termasuk jenis industri barang.

c. Ditawarkan lebih dulu, baru diproduksi, termasuk industri jasa.

d. Produksi bersamaan dengan konsumsi, tetapi terkadang tidak bersa-maan (turn key project), termasuk jenis industri barang/jasa.

e. Produk dapat disimpan, termasuk jenis industri barang.

f. Lokasi produksi tidak tetap, termasuk jenis industri jasa.

g. Standar produk tidak tetap, termasuk jenis industri jasa.

2. Apa perbedaan yang paling menonjol antara industri jasa konstruksi dengan industri barang atau industri jasa yang lain ?

Jawab : Perbedaan yang dapat dilihat secara jelas bahwa kegiatan industri jasa konstruksi termasuk/bersifat industri barang dan jasa (campuran). Karakter industri jasa konstruksi juga berbeda dengan industri lainnny, misalnya kegiatannya bersifat proyek yang bukan rutin yang tergantung pada tersedianya ; biaya, mutu dan waktu pelaksanaan, antara satu proyek dengan proyek lainnya tidak ada yang sama sehingga dikatakan unik, pelaksanaan proyek dilakukan tahap demi tahap, pihak yang terlibat cukup banyak, proses produksi selalu baru, dan keahlian tenaga kerja pada berbagai proyek tidak standar.

3. Jelaskan karakter industri jasa konstuksi yang kalian ketahui ?

Karateristik Industri Jasa Konstruksi memiliki karakter sebagai berikut :

1. Industri jasa konstruksi bersifat proyek bukan rutin, sehingga pelaksanaannya sangat tergantung pada terbatasnya; biaya, mutu dan waktu.

2. Antara satu proyek dengan proyek lainnya tidak ada yagn sama, sehingga lebih dikenal dengan keunikannya antara lain dalam hal :

a. Metode pelaksanaan

b. Waktu pelaksanaan

c. Tenaga kerja yang digunakan

d. Peralatan yang diperlukan

e. Bentuk dan jumlah pekerjaan yang akan dilakukan

f. Keahlian yang diperlukan

g. Pihak yang terlibat dan sebagainya

3. Pelaksanaan proyek dilakukan tahap demi tahap, dimana setiap tahap melalui proses pengendalian yang ketat

4. Pihak yang terlibat cukup banyak (seperti; kontraktor, konsultan perencana, konsultan pengawas/MK, Quantity Surveying, Value Engineering, Kontraktor Spesialis, Sub Kontraktor, Supplier bahan atau alat, Mandor, Pemilik, dan lainnya.)

5. Proses produksi dalam industry jasa konstruksi berlangsung dengan sesuatu yang selalu baru, seperti; kondisi kerja, lokasi kerja, sarana & prasarana yang dibutuhkan, suasana lingkungan kerja, tata letak lapangan, proses kerja, dan cuaca.

6. Keahlian tenaga kerja pada berbagai proyek tidak standar, ini dapat ditinjau dari segi; perilaku, kebiasaan/adat istiadat, jenis keahlian, komposisi kepada tukang, tukang, dan pembantu tukang.

4. Sebutkan jenjang karir dan jabatan yang ada pada tenaga kerja informal industry jasa konstruksi yang anda ketahui?

Jenjang Karir dan Jabatan yang ada pada tenaga kerja informal industry jasa konstruksi terdiri dari mandor, kepala tukang, tukang, dan laden/pembantu tukang.

5. Jelaskan tenaga kerja pada industry jasa konstruksi di Indonesia?

a. Jika dalam kordinasi perusahaan kontraktor sebagai pelaksanana konstruksi

i. Tenaga kerja lapangan, dipimpin mandor

ii. Tenaga kerja kontraktor dilapangan

iii. Tenaga kerja kontraktor dikantor pusat

iv. Tenaga ahli

b. Tenaga Kerja industry jasa konstruksi juga dapat diuraikan lebih lanjut menjadi

i. Tenaga kerja kontraktor

ii. Tenaga kerja sub kontraktor atau kontraktor spesialis

iii. Tenaga kerja supplier

iv. Tenaga kerja konsultan

c. Tenaga Kerja yang berada di bawah mandor

i. Kepala Tukang

ii. Tukang

iii. Pembantu Tukang/ Kenek atau Laden

6. Uraikan dengan rinci peranan pemerintah dalam tenaga kerja konstruksi?

1. Peranan dibidang Politik

Besarnya peranan pemerintah di bidang politik terlihat pada dinamika hubungan antara aur permintaan dan penawaran tenaga kerja yang sebagian besar tergantung pada proyek pemerintah sector jasang konstruksi

2. Peranan dibidang Ekonomi

Terlihat pada kehidupan ekonomi di pedesaan dan tumbuhnya pusat-pusat perkotaan. Sehingga pada daerah pedesaan tidak banyak kegiatan konstruksi besar yang berlangsung. Pemerintah juga memegang kendali penuh atas krisis ekonomi yang terjadi disuatu wilayah bahkan Negara.

7. Jelaskan kenapa pada masa setelah krisis ekonomi tahun 1997 1998 pertumbuhan tenaga kerja sektor konstruksi menjadi berkurang?

Pada masa setelah krisis ekonomi tahun 1997 1998 pertumbuhan tenaga kerja sektor konstruksi menjadi berkurang karena APDB turun masing-masing 11,4 dan 36,4 persen, hal ini mengakibatkan beberapa proyek di hentikan sementara. Sementara tenaga kerja berkurang masing-masing sekitar 1 juta dan 600 ribu orang.

8. Uraikan perjalanan tenaga kerja yang saudra ketahui!

Dalam upaya alih sumber mata pencaharian, para keluarga mencoba mengadu nasib di daerah perkotaan. Daerah-daerahperko-taan telah menjadi konsentrasi kegiatan ekonomi termasuk kegiatan konstruksi dan hal ini mendorong penduduk desa mencari nafkah di kota.

Pertumbuhansektorkonstruksi di daerah-daerah perkotaan ini disebabkan oleh kebutuhan pemerintah akan prasarana fisik di satupihak, dan kebutuhan investor domestik maupun investor asing dalam mengembangkan kegiatan usaha mereka di pihak yang lain. Kepentingan politik dan ekonomi pemerintah dalam mengembangkan daerah-daerah perkotaan, telah menciptakan lapangan kerja bagi penduduk yang berasal dari desa.

Berkenaan dengan nafkah bagi penduduk desa, perpindahan kepusat-pusat perkotaan telah menciptakan suatu hubungan ekonomis antara pedesaan dan perkotaan dalam bentuk suplay tenaga kerja dan arus uang.

9. Uraikan dan jelaskan pola migrasi, urbanisasi, dan jaringan tenaga kerja konstruksi di indonesia!

-Migrasi

Migrasi masuk (In Migration): Masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (area of destination)

Migrasi Keluar (Out Migration): Perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal (area of origin)

Migrasi Neto (Net Migration): Merupakan selisih antara jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar Apabila migrasi yang masuk lebih besar dari pada migrasi keluar maka disebut migrasi neto positif sedangkan jika migrasi keluar lebih besar dari pada migrasi masuk disebut migrasi neto negatif.

Migrasi Semasa/Seumur Hidup (Life Time Migration): Migrasi semasa hidup adalah mereka yang pada waktu pencacahan sensus bertempat tinggal di daerah yang berbeda dengan daerah tempat kelahirannya tanpa melihat kapan pindahnya.

- Urbanisasi

Bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam di daerah kota yang disebabkan oleh proses perpindahan penduduk ke kota dan/atau akibat dari perluasan daerah kota dan pertumbuhan alami penduduk kota. Definisi urban berbeda-beda antara satu negara dengan negara lainnya tetapi biasanya pengertiannya berhubungan dengan kota-kota atau daerah-daerah pemukiman lain yang padat. Klasifikasi yang dipergunakan untuk menentukan daerah kota biasanya dipengaruhi oleh indikator mengenai penduduk, indikator mengenai kegiatan ekonomi, indikator jumlah fasilitas urban atau status adrninistrasi suatu pemusatan penduduk.

10. Jelaskan mengenai formalisasi tenaga kerja industri jasa konstruksi!

Formalisasi secara sederhana dapat berarti sebagai pengakuan dan pengesahan hasil yang dicapai seorang pekerja atau suatu kelembagaan. Formalisasi dapat ditempuh dengan cara pembekalan dan peningkatan ketrampilan melalui jalur pelatihan.