Tugas Jurnal Minggu IV

download Tugas Jurnal Minggu IV

of 13

Transcript of Tugas Jurnal Minggu IV

  • 8/17/2019 Tugas Jurnal Minggu IV

    1/13

  • 8/17/2019 Tugas Jurnal Minggu IV

    2/13

    BAB *

    .EN(AHULUAN

    Syok hemoragik didefinisikan sebagai suatu kondisi berkurangnya perfusi ke organ vital yangmengarah ke transpor oksigen dan nutrisi yang tidak adekuat yang dibutuhkan untuk fungsi sel dan

     jaringan normal. Tindakan pertama dari syok hemoragik adalah dengan mengontrol sumber perdarahan

    secepat mungkin dan mengganti cairan yang hilang. Pada syok hemoragik yang terkontrol dimana sumber 

     perdarahan telah ditekan, penggantian cairan bertujuan untuk mencapai hemodinamik normal. Pada syok

    hemoragik yang tidak terkontrol dimana perdarahan untuk sementara waktu terhenti akibat terjadinya

    hipotensi, vasokonstriksi, dan pembekuan darah, penggantian cairan bertujuan untuk pemulihan denyut

    nadi radialis atau pemulihan kesadaran atau memperoleh tekanan darah 80 mmg dengan memberikan

    !"0 ml cairan #inger laktat $ resusitasi hipotensi %. &ika waktu evakuasi kurang dari ' jam $biasanya pada

    kecelakaan di daerah perkotaan%, diindikasikan untuk melakukan evakuasi yang segera ke tempat dengan

    fasilitas operasi setelah airway dan breathing $ (, ) % ditangani. *airan kristaloid dan transfusi darah

    merupakan terapi utama pre+hospital dan in+hospital pada syok hemoragik. Pada pre+hospital, terdapat

    empat jenis cairan yang saat ini direkomendasikan cairan kristaloid, cairan koloid, hipertonik salin,

     pengganti darah pengangkut oksigen. Pada syok hemoragik yang tidak stabil dan tidak berespon, terapi

     pembedahan harus dilakukan secepat mungkin untuk mengontrol sumber perdarahan.

  • 8/17/2019 Tugas Jurnal Minggu IV

    3/13

    BAB +

    ISI

    */ (E)INISI

    Syok haemoragik merupakan kondisi medis atau bedah dimana terjadi kehilangan

    cairan dengan cepat yang berakhir pada kegagalan beberapa organ, disebabkan oleh

    volume sirkulasi yang tidak adekuat dan berakibat pada perfusi yang tidak adekuat.

    Paling sering, syok hipovolemik merupakan akibat kehilangan darah yang cepat.

    -ehilangan darah dari luar yang akut akibat trauma tembus dan perdarahan

    gastrointestinal yang berat merupakan dua penyebab yang paling sering pada syok 

    hemoragik. Syok hemoragik juga dapat merupakan akibat dari kehilangan darah yang

    akut secara signifikan dalam rongga dada dan rongga abdomen.

    ua penyebab utama kehilangan darah dari dalam yang cepat adalah cedera pada organ

     padat dan rupturnya aneurisma aorta abdominalis. Syok hipovolemik dapat merupakan

    akibat dari kehilangan cairan yang signifikan $selain darah%. ua contoh syok 

    hipovolemik yang terjadi akibat kehilangan cairan, antara lain gastroenteritis refrakter 

    dan luka bakar yang luas. Pembahasan utama dari referat ini adalah syok hipovolemik 

    akibat kehilangan darah dan kontraversi mengenai penanganannya. #eferat ini dianjurkan

    untuk mendiskusikan tentang patofisiologi dan penanganan syok hipovolemik akibat

    kehilangan cairan dibandingkan darah.

    +/ ETIOLOGI

    Stroke hemoragik umumnya disebabkan oleh adanya perdarahan intracranial

    dengan gejala peningkatan tekana darah systole / !00 mmg pada hipertonik dan '80

    mmg pada normotonik, bradikardia, wajah keunguan, sianosis, dan pernafasan

    mengorok.

    Penyebab stroke hemoragik, yaitu.

    '. -ekurangan suplai oksigen yang menuju otak 

    !. Pecahnya pembuluh darah di otak karena kerapuhan pembuluh darah otak.

  • 8/17/2019 Tugas Jurnal Minggu IV

    4/13

    (danya sumbatan bekuan darah di otak.

    0/ GEJALA KLINIS

    Ge1!2! %2inis s3o% "e#or!$i% 

    + Syok ringan Takikardia minimal, hipotensi sedikit. asokontriksi tepi ringan kulit

    dingin, pucat, basah. 1rin normal 2 sedikit berkurang. Pasien mengeluh merasa

    dingin.

    4 Syok sedang  ' Takikardia '00 3 '!0 4 2 menit. ipotensi sistolik 50 3 '00 mmg.

    6ligouria 2 anuria. Penderita merasa haus.

    4 Syok berat ' Takikardia 7 '!0 4 2 menit. ipotensi sistolik 7 0 mmg. Pucat sekali.

    (nuria, agitasi, kesadaran menurun.

    9ejala stroke hemoragik bervariasi tergantung pada lokasi pendarahan dan jumlah

     jaringan otak yang terkena. 9ejala biasanya muncul tiba 3 tiba, tanpa peringatan, dan sering

    selama aktivitas. 9ejala mungkin sering muncul dan menghilang, atau perlahan 3 lahan menjadi

    lebih buruk dari waktu ke waktu.

  • 8/17/2019 Tugas Jurnal Minggu IV

    5/13

    5/ .ATO)ISIOLOGI

    Tubuh manusia berespon terhadap perdarahan akut dengan mengaktivasi sistem

    fisiologi utama sebagai berikut sistem hematologi, kardiovaskuler, ginjal, dan sistem

    neuroendokrin.

    Sistem hematologi berespon terhadap kehilangan darah yang berat dan akut

    dengan mengaktivasi kaskade koagulasi dan vasokonstriksi pembuluh darah $melalui

     pelelepasan tromboksan (! lokal%. Selain itu, platelet diaktivasi $juga melalui pelepasan

    tromboksan (! lokal% dan membentuk bekuan darah immatur pada sumber perdarahan.

    Pembuluh darah yang rusak menghasilkan kolagen, yang selanjutnya menyebabkan

  • 8/17/2019 Tugas Jurnal Minggu IV

    6/13

     penumpukan fibrin dan menstabilkan bekuan darah. ibutuhkan waktu sekitar !: jam

    untuk menyempurnakan fibrinasi dari bekuan darah dan menjadi bentuk yang sempurna.

    Sistem kardiovaskuler pada awalnya berespon terhadap syok hipovolemik dengan

    meningkatkan denyut jantung, meningkatkan kontraktilitas miokard, dan vasokonstriksi

     pembuluh darah perifer. #espon ini terjadi akibat peningkatan pelepasan norepinefrin dan

     penurunan ambang dasar tonus nervus vagus $diatur oleh baroreseptor di arcus caroticus,

    arcus aorta, atrium kiri, dan penbuluh darah pulmonal%. Sistem kardiovaskuler juga

     berespon dengan mengalirkan darah ke otak, jantung, dan ginjal dengan mengurangi

     perfusi kulit, otot, dan traktus gastrointestinal.

    Sistem renalis berespon terhadap syok hemoragik dengan peningkatan sekresi

    renin dari apparatus ju4taglomeruler. #enin akan mengubah angiotensinogen menjadi

    angiotensin ;, yang selanjutnya akan dikonversi menjadi angiotensin ;; di paru+paru dah

    hati. (ngotensin ;; mempunyai ! efek utama, yang keduanya membantu perbaikan

    keadaan pada syok hemoragik, yaitu vasokonstriksi arteriol otot polos, dan menstimulasi

    sekresi aldosteron dari korteks adrenal. (ldosteron bertanggungjawab pada reabsorbsi

    aktif natrium dan akhirnya akan menyebabkan retensi air.

    Sistem neuroendokrin berespon terhadap syok hemoragik dengan meningkatan

    (ntidiuretik ormon $(% dalam sirkulasi. ( dilepaskan dari glandula pituitari

     posterior sebagai respon terhadap penurunan tekanan darah $dideteksi oleh baroreseptor%

    dan terhadap penurunan konsentrasi natrium $yang dideteksi oleh osmoreseptor%. Secara

    tidak langsung ( menyebabkan peningkatan reabsorbsi air dan garam $

  • 8/17/2019 Tugas Jurnal Minggu IV

    7/13

  • 8/17/2019 Tugas Jurnal Minggu IV

    8/13

    6/ .ENATALAKSANAAN

    .rinsip Ter!pi 7!ir!n

    Terapi cairan merupakan salah satu aspek terpenting dari perawatan pasien.

    Pemilihan cairan sebaiknya berdasarkan atas status hidrasi pasien, konsentrasi elektrolit

    dan kelainan metabolik yang ada. Secara sederhana tujuan terapi cairan dibagi atas

    resusitasi atau pengganti yaitu untuk mengganti kehilangan cairan akut dan rumatan

    untuk mengganti kehilangan harian.

    -ebutuhan air dan elektrolot sebagai terapi dapat dibagi atas > kategori

    '. Terapi pemeliharaan atau rumatan

    Sebagai pengganti cairan yang hilang melalui pernafasan, kulit, urin dan tinja

    $

  • 8/17/2019 Tugas Jurnal Minggu IV

    9/13

    disebut ;nsesible Cater Bosses $;CB%. -ebutuhan cairan pengganti rumatan ini

    dihitung berdasarkan kg )). -ebutuhan cairan untuk terapi rumatan dipengaruhi oleh

    suhu lingkungan dan * diatas°aktifitas terutama ;CB oleh karena itu setiap kenaikan

    suhu ' * kebutuhan cairan ditambah '!E. Sebaliknya ;CB akan°suhu tubuh >F

    menurun pada keadaan menurunnya aktivitas seperti dalam keadaan koma dan

    keadaan hipotermi maka kebutuhan cairan rumatan harus dikurangi '!E * dibawah

    suhu tubuh normal. *airan° pada setiap penurunan suhu ' intravena untuk terapi

    rumatan ini biasanya campuran e4trosa "E atau '0E dengan larutan +"E )), dehidrasi sedang kehilangan cairan

    sekitar +5E )) dan dehidrasi berat kehilangan cairan berkisar '0E atau lebih

    )).

    >. Terapi pengganti kehilangan cairan yang masih tetap berlangsung

      $ *oncomitant water lossesD*CB%.

    -ehilangan cairan ini bisa terjadi melalui muntah dan diare yang masih tetap

     berlangsung, pengisapan lendir, parasentesis dan lainnya. &umlah kehilangan

    *CB ini diperkirakan !" ml2kg))2!: jam untuk semua umur.

    1ntuk mengatasi keadaan diatas diperlukan terapi cairan. )ila pemberian cairan

     peroral tidak memungkinkan, maka dicoba dengan pemberian cairan personde

    atau gastrostomi, tapi bila juga tidak memungkinkan, tidak mencukupi atau

    membahayakan keadan penderita, terapi cairan secara intra vena dapat diberikan

  • 8/17/2019 Tugas Jurnal Minggu IV

    10/13

     .e#i2i"!n 7!ir!n Intr!ven!

    Pemilihan cairan sebaiknya didasarkan atas status hidrasi pasien, konsentrasi

    elektrolit, dan kelainan metabolik yang ada. )erbagai larutan parenteral telah

    dikembangkan menurut kebutuhan fisiologis berbagai kondisi medis. Terapi cairan

    intravena atau infus merupakan salah satu aspek terpenting yang menentukan dalam

     penanganan dan perawatan pasien.

    Terapi awal pasien hipotensif adalah cairan resusitasi dengan memakai ! liter 

    larutan isotonis #inger Baktat.

  • 8/17/2019 Tugas Jurnal Minggu IV

    11/13

    laktat dalam larutan #inger Baktat membahayakan pasien sakit berat karena dikonversi

    dalam hati menjadi bikarbonat.

    Secara sederhana, tujuan dari terapi cairan dibagi atas resusitasi untuk mengganti kehilangan

    cairan akut dan rumatan untuk mengganti kebutuhan harian

    8/ KOM.LIKASI

    -omplikasi syok meliputi

    '. S;#S, dapat terjadi bola syok tidak dikoreksi!. 9agal ginjal akut $(T. 9agal hati

    :. 1lserasi akibat stress

    BAB 0

  • 8/17/2019 Tugas Jurnal Minggu IV

    12/13

    .ENUTU.

    Syok adalah kondisi mengancam jiwa yang dapat terjadi saat tubuh tidak mendapat aliran

    darah yang adekuat. al ini dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ, oleh karena itu syok

    membutuhkan penanganan segera.

    Secara umum penatalaksanaan syok adalah dengan cara memperbaiki perfusi jaringan,

    mencari penyebab, mengatasi penyebab, mengatasi komplikasi dan mempertimbangkan terpai

    lanjutan.

    Terapi cairan resusitasi pada pasien syok hemoragik perlu mendapat perhatian lebih

    serius untuk menurunkan angka mortalitas dan morbiditas. al+hal yang menjadi bahan

     pertimbangan

    '. =engetahui stadium syok hipvolemik dan perubahan patofisiologi terkait!. eteksi dini compensated shock agar cairan bisa diberikan adekuat

    >. =engetahui berapa banyak cairan kristaloid2koloid diberikan

    :. ;ndikasi transfusi darah". )agaimana mengetahui keberhasilan resusitasi

    (A)TAR .USTAKA

  • 8/17/2019 Tugas Jurnal Minggu IV

    13/13

    '. =artel =. emoragic shock. (vailable at

    http22www.ncbi.nlm.nih.gov2pmc2articles2P=*>!50:2 $(cces on '0 november !0'"%.

    !00!.

    !. )ougle (. #esuscitative strategies in traumatic hemorrhagic shock. (vailable at http22www.ncbi.nlm.nih.gov2pubmed2'!0:":: $(cces on '0 november !0'"%. !0'>.

    >. Bi Tao. ;deal #esuscitation pressure for uncontrolled hemorrhagic shock in different ages

    and se4es of rats. (vailable at http22www.ncbi.nlm.nih.gov2pubmed2!''0>" $(cces

    on '0 november !0'"%. !0'>.

    :. &acob *. The challenge in management of hemorrhagic shock in trauma. (vailable online

    at www.sciencedirect.com $(cces on '0 november !0'"%. !0':.

    ". 9uiterreA 9. *linical #eview emorrhagic Shock. Available online

    http://ccforum.com/content/8/5/373 $(cces on '0 november !0'"%. !00:.

    http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3626904/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12045644http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21610356http://www.sciencedirect.com/http://www.sciencedirect.com/http://ccforum.com/content/8/5/373http://ccforum.com/content/8/5/373http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12045644http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21610356http://www.sciencedirect.com/http://ccforum.com/content/8/5/373http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3626904/