Tugas IUD.docx
-
Upload
novita-sari -
Category
Documents
-
view
131 -
download
0
Transcript of Tugas IUD.docx
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Paradigma baru program KB menurut Garis Besar Haluan Negara
(GBHN) 1999 yaitu terbentuknya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia
dan Sejahtera) menjadi visi keluarga berkualitas tahun 2015. Keluarga yang
berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki
jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggungjawab, harmonis
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam paradigma baru program
KB ini sangat ditekankan pada pentingnya upaya menghormati hak-hak
reproduksi sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga
(BKKBN, 2008).
Ada berbagai macam pilihan kontrasepsi, salah satu jenis alat
kontrasepsi adalah IUD yang merupakan salah satu metode kontrasepsi
efektif, yaitu pemakaian IUD dengan satu kali pemasangan untuk jangka
waktu yang lama. Dewasa ini diperkirakan lebih dari 100 juta wanita yang
memakai AKDR, hampir 40%-nya terdapat di Cina. Sebaliknya hanya 6% di
negara maju dan 0,5% di sub-sahara Afrika (BKKBN, 2005).
Menurut SDKI 2007 kontrasepsi yang banyak digunakan di Indonesia
adalah metode suntikan (30%), pil (12,5%), IUD (4,7%), implant (2,6 %),
MOW (3%), kondom (1,2%), dan MOP (0,2%) (SDKI, 2007). Pemakaian
kontrasepsi hormon sintetik jangka panjang memang mempunyai risiko.
Pemakaian suntik KB 3 bulan bagi wanita yang memasuki masa menopause,
akan berisiko terkena osteoporosis. (BKKBN, 2008). Jumlah PUS tahun 2008
di Sumatera Utara adalah 2.021.211 PUS, akseptor KB aktifnya adalah
1.322.653 (65,44%), dan akseptor KB baru sebanyak 283.142 akseptor.
Dimana yang menggunakan IUD 15.515 (5,5%), pil 104193 (36,8%),
kondom 22.158 (7,8%), suntik 113.358 (40%), implant 19.916 (7%), metode
operasi 8002 (2,8%) (BPS, 2008).
Baru-baru ini, AKDR/IUD terbaru diperkenalkan dengan efek samping
yang lebih sedikit, efektifitas lebih tinggi, dan bertahan 8-10 tahun. Sejak
1
penapisan klamidia dimulai, AKDR telah memberi suatu kesempatan hidup
baru. Perkembangan sistem intrauterus mirena, sebuah AKDR yang melepas
progesteron, memberi makna bahwa pilihan kontrasepsi saat ini semakin luas
(Everett, 2008).
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi dari KB,Alkon IUD,Kontrasepsi dan metode-metode
kontrasepsi IUD ?
1.2.2 Apa definisi dari IUD (Intra Uterine Device)
1.2.3 Apa saja jenis-jenis IUD(Intra Uterine Device)
1.2.4 Bagaimana daya guna dari IUD(Intra Uterine Device)
1.2.5 Bagaimana daya tahan dari IUD(Intra Uterine Device)
1.2.6 Bagaimana cara kerja dari IUD(Intra Uterine Device)
1.2.7 Apa indikasi dan kontraindikasi dari pemasangan kontrasepsi IUD
(Intra Uterine Device)
1.2.8 Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pemasangan kontrasepsi
IUD (Intra Uterine Device)
1.2.9 Apa keuntungan,kerugian dan efek samping dari pemakaian
kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device)
1.2.10 Bagaimana WOC dari kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device)
1.2.11 Bagaimana asuhan keperawatan pada contoh kasus kontrasepsi
IUD (Intra Uterine Device)
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi dari KB, Alkon IUD, Kontrasepsi dan
metode-metode kontrasepsi IUD
1.3.2 Untuk mengetahui definisi, jenis-jenis, daya guna ,daya tahan, dan cara
kerja dari IUD(Intra Uterine Device)
1.3.3 Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi pada pemasangan IUD
1.3.4 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemasangan
kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device)
2
1.3.5 Untuk mengetahui keuntungan,kerugian dan efek samping dari
pemakaian kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device)
1.3.6 Untuk mengetahui WOC dari kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device)
1.3.7 Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada contoh kasus kontrasepsi
IUD (Intra Uterine Device)
1.4 Manfaat
Manfaat yang ingin diperoleh dalam penyususunan makalah ini adalah:
1.4.1 Bagi kepentingan pembelajaran dan pendidikan: Memperkaya teori
asuhan keperawatan pada klien dengan masalah yang diakibatkan oleh
pemakaian kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device)
1.4.2 Bagi kepentingan klien: Memberi pengetahuan tentang kontrasepsi
IUD (Intra Uterine Device)
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian IUD
Suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim terbuat dari plastik
halus (polyethelen) untuk mencegah terjadinya konseosi atau kehamilan
(BKKBN, 2003)
Suatu alat yang terbuat dari plastik atau tembaga yang dimasukkan
kedalam rahim oleh seorang dokter untuk jangka waktu yang lama (WHO, 2004)
IUD (intra uterine device) adalah alat kontrasepsi yang disispkan kedalam
rahim, terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit tembaga, dan
bentuknya bermacam-macam. Bentuk yang umum dan mungkin banyak dikenal
oleh masyarakat adalah bentuk spiral. Spiral tersebut dimasukan kedalam rahim
oleh tenaga keseehatan (dokter/bidan terlatih) sebelum spiral dipasang kesehatan
ibu harus diperiksa lebih dahulu untuk memastikan kecocokannya. Sebaiknya
IUD ini dipasang pada saat haid atau segera 40 hari setelah melahirkan (Subrata,
2000)
2.2 Pengertian Pemakai IUD
Pemakaian IUD adalah seorang wanita yang menggunakan alat kontrasepsi IUD
guna mencegah atau menghindari kehamilan (BKKBN, 2003).
4
2.3 Jenis IUD
1. Cooper – T
Berbentuk T terbuat dari bahan polyethelen dimana dibagian vertikalnya
diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan ini mempunyai efek anti
fertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.
2. Cooper – 7
Berbentuk angkka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan.
Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm, ditambahkan
gulungan tembaga yang fungsinya sama seperti lilitan tembaga halus pada
jenis Cooper – T
3. Multi load
Terbuat dari plastik atau polyethelen dengan dua tangan, kiri dan kanan
terbentuk sayap yang fleksibel. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga
untuk menambah efektifitas.
4. Lippes loop
Terbuat dari polyethelen, berbentuk spiral atau huruf S bersambung.
Untuk memudahkan kontrol diberi benang pada ekornya. Lippes loop
mempunyai angka kegagalan yang rendah, keuntungan lain dari
AKDR/IUD jenis ini adalah jarang terjadi luka atau porforasi, sebab
terbuat dari bahan plastik (Maryani, 2004).
2.4 Yang dapat menggunakan dan yang tidak dapat menggunakan IUD
Yang dapat menggunakan :
1. Usia reproduksi
5
2. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
3. Menyusui
4. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihatnya infeksi
5. Risiko rendah dari IMS
6. Tidak menghendaki metode hormonal
7. Tidak menyukai untuk mengingat-ngingat minum pil setiap hari
Yang tidak diperkenankan menggunakan :
1. Sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil)
2. Perdarahan vagina yang tidak diketahui (sampai dapat dievaluasi)
3. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, sevisitis)
4. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita penyakit
radang panggul atau abortus septik
5. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim
6. Kanker alat genital
7. Dan ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm (Saifuddin, 2003).
2.5 Waktu pemasangan
IUD dipasang diluar hamil dan saat selesai menstruasi. Pemasangan
program post partum belum memuaskan karena banyak terjadi ekspulsi dan
masyarakat segan untuk kembali
IUD dapat dipasang pada:
1. Bersamaan dengan menstruasi
2. Segera setelah bersih menstruasi
3. Pada masa akhir menstruasi
6
4. Tiga bulan pasca peurperium
5. Bersamaan dengan seksio secaria
6. Bersamaan dengan abortus dan kuretage
7. Hari kedua-ketiga pasca persalinan (Manuba, 1998).
IUD tidak dapat dipasang pada:
1. Terdapat infeksi genetalia
A. Menimbulkan eksaserbasi infeksi
B. Keadaan patologis lokal : flungke, stenosis vagina, inveksi vagina
2. Dugaan keganasan serviks
3. Perdarahan dengan sebab yang tidak jelas
4. Pada kehamilan : terjadi abortus, mudah perforasi, perdarahan, infeksi
(Manuaba, 1998).
2.6 Prosedur Klinik Proses Pemasangan IUD
2.6.1 Pencegahan infeksi
Untuk mengurangi risiko infeksi pasca pemasangan yang dapat terjadi
pada klien petugas klinis harus berupaya untuk menjaga lingkungan yang bebas
dari infeksi dengan cara sebagai berikut:
1. Tidak melakukan pemasangan bagi klien dengan riwayat kesehatan
maupun hasil pemeriksaan fisiknya menunjukan adanya IMS
2. Mencuci ttangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah
tindakan
3. Bila perlu, minta klien untuk membersihkan daerah genitalianya sebelum
melakukan pemeriksaan panggul
4. Gunakan instrumen dan pakai sepasang sarung tangan steril
5. Setelah memasukan spekulum dan memeriksa serviks, usapkan larutan
antiseptik beberapa kali sevara merata pada serviks dan vagina sebelum
memulai tindakan
6. Memasukan AKDR dalam kemasan sterilnya
7. Gunakan teknik “tanpa sentuh” pada saat pemasangan AKDR untuk
mengurangi kontaminasi kavum uteri
8. Buang bahan-bahan terkontaminasi
7
9. Segera lakukan dekontaminasi peralatan dan bahan-bahan pakai ulang
dalam larutan klorin 0,5% setelah digunakan (Saifuddin, 2003).
2.7 Cara Kerja IUD
Dalam kondisi apa adanya (tidak memakai IUD ataupun sedang hamil),
rahim berada dalam kondisi kosong kecuali adanya proses penebalan dinding dan
luruhnya sel darah. Maka ketika sebuah alat dimasukkan ke dalam rahim, tentu
akan menimbulkan reaksi benda asing di endometrium. Hal ini disertai
peningkatan produksi prostaglandin dan infiltrasi leukosit.
Menurut Meera Kishen (2002), reaksi ini ditingkatkan oleh tembaga, yang
mempengaruhi enzim-enzim endometrium, metabolisme glikogen, dan
penyerapan estrogen serta menghambat transportasi sperma. Pada pemakaian IUD
yang mengandung tembaga, jumlah spermatozoa yang mencapai saluran genitalia
atas berkurang. Perubahan cairan tuba dan uterus mengganggu viabilitas gamet,
baik sperma ataupun ovum yang diambil dari pemakaian IUD yang mengandung
tembaga memperlihatkan degenerasi mencolok (WHO, 1997).
No. Mekanisme kerja alat
kontrasepsi dalam rahim
AKDR yang
mengandung
tembaga
AKDR yang
melepas hormon
1 Mengganggu kemampuan
sperma berjalan melewati
rongga rahim
Ya Ya
2 Mengganggu proses pembuahan
di tuba fallopi sebelum ovum
Ya Ya
3 Menghambat implantasi apabila
telur yang sudah dibuahi masuk
uterus dengan menimbulkan
respons peradangan lokal di
endometrium
Ya Ya
4 Mengganggu pergerakan sperma
melalui pembentukan mukus
Tidak Ya
8
serviks yang kental
5 Mungkin mengganggu
implantasi melalui perubahan-
perubahan endometrium yang
diperantarai oleh hormon
Tidak Ya
2.8 Masalah saat pemasangan
Beberapa masalah yang terdapat dalam masa pemasangan adalah sebagai
berikut:
1. Serangan epilepsi bisa terjadi, terutama pada wanita yang memiliki
riwayat epilepsi ketika pemasangan spiral
2. Kegagalan pemasangan sangat mungkin dialami, hal ini bisa jadi
disebabkan oleh teknik pemasangan yang tidak tepat atau kurang baik.
Atau adanya kelainan anatomi pada rahim dan leher rahim
3. Timbulnya sinkop dan bradikardia
4. Terjadinya perforasi
2.9 Cara memeriksa tali-tali spiral
1. Cuci tangan dengan air sabun
2. Berjongkoklah, masukkan 2 jari ke dalam vagina sejauh mungkin. Raba
tali-tali siral yang menjulur di sana. Namun jangan menarik tali-tali itu!
3. Keluarkan jari-jari dan cuci bersih
2.10 Keuntungan dan kerugian IUD
Keuntungan:
1. Memerlukan hanya satu kali motivasi dan pemasangan
2. Tidak ada efek sistemik
3. Dapat mencegah kehamilan dalam jangka panjang
4. Kegagalan yang disebabkan karena kesalahan akseptor tidak banyak
5. Efektifitas tinggi
6. Kesuburan dapat pulih kembali
7. Dan juga ekonomis (Mochtar, 1998).
9
Kerugian:
1. Diperlukan pemeriksaan dalam dan penyeringan infeksi ginetalia sebelum
pemasangan IUD
2. Diperlukan tenaga terlatih untuk pemasangan dan pencabutan IUD
3. Klien tidak dapat menghentikan sendiri setiap saat
4. Pada penggunaan jangka panjang bisa terjadi aminorhea
5. Dapat terjadi perforasi uterus pada saat insersi (< 1/1000 kasus)
6. Kejadian kehamilan ektropik relatif tinggi
7. Bertambahnya risiko mendapat pemyakit radang panggul
8. Terjadi perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan
berkurang setelah 3 bulan pemakaian)
9. Tidak bisa mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
10. Klien harus memeriksa posisi benang IUD (Saifuddin, dkk, 2003).
2.11 Komplikasi
1. Benang hilang
Penatalaksanaan: mintalah pihak medis memeriksa vagina ataupun pada
tahap selanjutnya harus dilakukan ultrasonografi untuk mengetahui lokasi
spiral yang hilang
2. Spiral hilang
3. Spiral berpindah tempat
4. Pindahnya alkon intrauterus di dalam rongga uterus
5. Penatalaksanaan: segera minta rujukan untuk menemui ahli ginekologi
guna mengeluarkan spiral
6. Rasa nyeri setelah pemasangan
7. Peningkatan pengeluaran darah menstruasi
8. Ketidakteraturan menstruasi
9. Rabas vagina
10. Kehamilan intrauterus
10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
A. Biodata
Nama Istri : Ny.T Nama Suami : Tn.S
Umur : 37 tahun Umur : 39 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : PNS
Alamat : Padebuolo Alamat : Padebuolo
B. Anamnesa
1. Keluhan utama : nyeri
2. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan yang lalu : Baik, Ibu tidak pernah menderita
penyakit nyeri tekan perut bawah/ nyeri serfiks, kencing terasa panas,
pengeluaran pus atau mukus pervaginam (Gonorrhoea, Syphilis),
penyakit tekanan darah tinggi.
b) Riwayat kesehatan keluarga : Baik, Dalam keluarga tidak ada yang
mederita penyakit dengan kelainan pembentukan darah, DM, kanker
atau paru-paru serta riwayat riwayat alergi pada logam.
c) Riwayat kesehatan sekarang : Klien mengeluh Nyeri pada panggul,
dan perdarahan setelah 4 hari pemasangan IUD
3. Riwayat Reproduksi
a) Haid
1) Menarche : umur 12 tahun
2) Siklus haid : teratur 28 hari
3) Dismenorhoe : tidak ada
4) Lamanya : 4 – 5 hari
5) Keadaan haid sekarang
11
b) Riwayat Obstetri : P2A0
4) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Selama kehamilan ibu teratur ke bidan,tidak mengalami gangguan/penyakit.
a) Anak I,usia kehamilan aterm,lahir spontan di bidan,BB:3000 gr.
b) Anak II usia kehamilan aterm,lahir spontan di bidan, BB:3400 gr, hidup
tidak ada
kelainan sekarang umur 4 bulan masa nifas sehat tidak ada penyakit.
5) Riwayat KB
a) Setelah kelahiran anak I ibu menggunakan KB suntik selam 3 tahun.
b) Setelah kelahiran anak ke II ibu menggunakan KB IUD, karena dulu waktu
ikut KB suntik tidak pernah menstruasi dan BB tambah gemuk.
6) Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar
a) Nutrisi : pola makan teratur, frekwensi 3 kali sehari yaitu nasi, ikan
dan sayur, kebutuhan minum terpenuhi 8 – 10 gelas air putih
b) Istirahat : tidur siang 1,5 – 2 jam per hari, tidur malam : 5-8 jam
perhari
c) Eliminasi : BAK frekwensi 3x sehari, warna kekuningan bau pesing,
BAB : frekwensi 2x sehari, konsistensi padat, warna kecoklatan
7) Aktifitas : sebelum ikut KB Ibu terbiasa melakukan sendiri pekerjaan
rumah tangganya, sesudah ikut KB Ibu terbiasa melakukan sendiri pekerjaan
rumah tangganya.
8) Personal hygiene: rambut bersih. lurus dan hitam, tidak berketombe, mandi
2x sehari, pagi dan sore, pakaian 2x sehari ganti pakaian dan setiap habis
mandi, kuku kaki dan tangan bersih
9) Pola sexual : 1-3x/ minggu, nyeri coitus setelah dipasang IUD
7). Data Obyektif
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV : TD 120/80mmHg; RR 20 x/mnt; Nadi : 80 x/mnt;
Suhu : 36oC
12
BB 56 kg; TB 155 cm
d. Pemeriksaan fisik :
Kepala : rambut bersih,warna hitam,tidak rontok,penyebaran
merata.
Mata : conjungtifa tidak anemis sklera tidak ikterus
Hidung : bersih,simetris,tidak ada polip,tidak ada sekret,penciuman
baik.
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, dan kelenjar
limfe.
Dada : simetris kiri dan kanan, dan tidak ada benjolan
Abdomen : tidak ada pembesaran uterus,tidak teraba massa/tumor,tdk
ada nyeri tekan pada perut bawah,tidak ad pembesran
hepar.
Genetalia :
Inspeculo : Cervic tidak dijumpai pus atau mukus yang berkebihan,tidak
ada perdarahan,tidak ada oedem dan varices pd vagina.
Bimanual : Tanda-tanda infeksi tidak dijumpai,seperti nyeri tekan daerah
adnexa.
Ekstremitas : Tidak ada varices ataupun oedem pada kaki,kuku tidak
pucat.
3.2 Analisa Data
Data Etiologi Masalah Keperawatan
DS: klien mengeluh nyeri
DO:
Ekspresi wajah
klien tampak
meringis menahan
sakit
Tangan klien
selalu memegang
Pemasangan IUD
Melakukan koitus
sebelum 48 jam
pemasangan IUD
Benang IUD tertarik
keluar atau ke dalam
Gangguan rasa nyaman,
nyeri
13
bagian yang sakit
(di daerah
panggul)
setelah coitus
Benang IUD menggores
dinding uterus
Terjadi perforasi
Aktivasi mediator
inflamasi
Peradangan
Gangguan rasa nyaman
nyeri
DS: klien mengatakan
adanya perdarahan
dan melakukan
perilaku beresiko
klien (koitus sebelum
48 jam pasca
pemasangan IUD)
DO: -
Pemasangan IUD
memasukan benda
kedalam tubuh
Benang IUD menggores
dinding uterus
Terjadi perforasi
Perlukaan pada lapisan
epithelium uterus
Resiko infeksi
Resiko infeksi
DS: klien mengatakan
akan perdarahan serta
Pemasangan IUD Ansietas
14
nyeri yang dialami
saat ini.
DO:
Ekspresi wajah
klien nampak
gelisah
Melakukan koitus
sebelum 48 jam
pemasangan IUD
Benang IUD tertarik
keluar atau ke dalam
setelah coitus
Benang IUD menggores
dinding uterus
Terjadi perforasi
Perlukaan pada lapisan
epithelium uterus
Perdarahan pervaginam
dan nyeri
Perasaan khawatir karena
kurang pengetahuan
mengenai keadaan yang
dialami
Ansietas
3.3 Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman, nyeri berhubungan dengan kemungkinan perforasi
uterus.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan pemasangan benda asing intra uterin dan
prosedur pemasangan yang tidak aseptik.
15
3. Ansietas berhubungan dengan ketidakadekuatan informasi mengenai
perdarahan serta nyeri yang dialami saat ini.
3.4 Intervensi
1. Gangguan rasa nyaman, nyeri berhubungan dengan kemungkinan perforasi
uterus
Tujuan : meredakan nyeri klien
Kriteria hasil :
a. Pasien mengidentifikasikan karakteristik nyeri
b. Pasien mengungkapkan peredaan nyeri pada waktu kontrol
selanjutnya
c. Pasien menggunakan teknik pengendalian nyeri yang efektif
Intervensi Rasional
Minta pasien menggambarkan
nyerinya dan kaji gejala-gejala fisik
yang mengindikasikan nyeri
Pengkajian kembali yang kontinu
memungkinkan modifikasi
rencana perawatan yang
diperlukan
Berikan obat yang dianjurkan oleh
dokter (analgesik)
Untuk mengurangi nyeri
Minta pasien untuk membantu
menentukan tujuan pengurangan
nyeri (terutama pengurangan
penggunaan analgesik) dan menyusun
rencana untuk mengendalikan nyeri
Tindakan ini memberikan rasa
kendali pada pasien
Rencanakan aktifitas untuk
mendistraksi pasien, seperti
membaca, menonton televisi, dan
memasak
Untuk membantu menghindarkan
pasien agar tidak memfokuskan
diri pada nyeri
Ajarkan pasien teknik pengendalian
nyeri alternatif, seperti hypnosis diri,
umpan balik, biologis, dan relaksasi
Untuk mengurangi
ketergantungan terhadap
analgesik
16
2. Resiko infeksi berhubungan dengan pemasangan benda asing intra uterin
dan prosedur pemasangan yang tidak aseptik
Tujuan : tidak terjadi infeksi setelah pemasangan IUD
Kriteria hasil :
a. Suhu badan dalam rentang normal
b. Urin berwarna kuning jernih, tidak berbau, tidak ada endapan
Intervensi Rasional
Lakukan cuci tangan dan gunakan
sarung tangan steril
Mencuci tangan adalah satu-
satunya cara terbaik untuk
mencegah penularan patogen.
Sarung tangan dapat melindungi
tangan pada saat melakukan
pemasangan IUD
Lakukan kultur urin sesuai Tindakan ini dapat
mengidentifikasi pathogen dan
menjadi pedoman terapi
antibiotik
Beri penjelasan pada pasien agar
menjaga area perineal tetap bersih
setelah eliminasi
Membersihkan area perineal
dengan membilas dari area yang
sedikit kontaminasinya (meatus
urinarius) ke area yang terbanyak
kontaminasinya (anus)
membantu mencegah infeksi
genitourinari
Beri penjelasan mengenai pentingnya
asupan nutrisi yang adekuat.
Tawarkan suplemen tinggi protein
bila tidak ada kontraindikasi
Tindakan ini membantu proses
penyembuhan luka
17
3. Ansietas berhubungan dengan ketidakadekuatan informasi mengenai
perdarahan serta nyeri yang dialami saat ini
Tujuan : pasien mengungkapkan ansietas berkurang
Kriteria hasil :
a. Pasien melaporkan perasaan ansietas dan mengidentifikasi
penyebabnya
b. Pasien menggambarkan aktifitas yang menurunkan perilaku
kecemasan
c. Pasien mempraktikkan teknik relaksasi
Intervensi Rasional
Anjurkan pasien untuk mengurangi
stressor
Seminimal mungkin menciptakan
suasana tenang
Dengarkan dengan penuh perhatian.
Kaji pengetahuan pasien mengenai
situasi yang dialaminya dan beri
motivasi sebagai penguatan
untuk mendiskusikan alasan-
alasan munculnya ansietas
sehingga dapat membantu pasien
mengidentifikasi perilaku
kecemasan dan menyadarkan
penyebabnya
Berikan penjelasan kepada pasien
tentang semua tindakan yang
dilakukan
Untuk menghindarkan terlalu
banyaknya informasi
Ajarkan kepada pasien mengenai
teknik relaksasi
Untuk memperbaiki
keseimbangan fisik dan
psikologis
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim terbuat
dari plastik halus (polyethelen) untuk mencegah terjadinya konseosi atau
kehamilan (BKKBN, 2003). IUD dipasang diluar hamil dan saat selesai
menstruasi. Menurut Meera Kishen (2002), reaksi ini ditingkatkan oleh
tembaga, yang mempengaruhi enzim-enzim endometrium, metabolisme
glikogen, dan penyerapan estrogen serta menghambat transportasi sperma.
Pada pemakaian IUD yang mengandung tembaga, jumlah spermatozoa
yang mencapai saluran genitalia atas berkurang. Perubahan cairan tuba dan
uterus mengganggu viabilitas gamet, baik sperma ataupun ovum yang
diambil dari pemakaian IUD yang mengandung tembaga memperlihatkan
degenerasi mencolok (WHO, 1997).
4.2 Saran
Setelah membaca dan memahami makalah ini diharapkan
pembaca, khususnya mahasiswa keperawatan, yang berperan dalam
pemberi asuhan keperawatan pada pasien dapat melakukan tindakan
keperawatan yang optimal dan profesional sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan, dalam hal ini mengenai penggunaan Intra Uterine Device.
Asuhan keperawatan yang diberikan secara optimal dan profesional akan
memberikan hasil yang baik pada pasien dan meningkatkan kualitas hidup
pasien.
19
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 7. Jakarta:
EGC
Wilkinson, Judith. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 7. Jakarta: EGC
Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan Edisi 31. Jakarta : EGC
Anna, Lusia Kus . 2011. IUD, Kontrasepsi Paling Aman dan Efektif. Disitasi
dari :
http://health.kompas.com/read/2011/06/21/10145289/IUD.Kontrasepsi.Paling.Am
an.dan.Efektif disitasi pada tanggal 17 Mei 2012 pukul 17.11 WIB
Anonim. 2011. Intra Uterine Device. Disitasi dari :
http://www.tundakehamilan.com/product iud.html pada 17 Mei 2012 pukul 13.00
WIB
Anonim. 2011. IUD (Intrauterine device). Disitasi dari :
http://www.fpa.org.uk/helpandadvice/contraception/iud pada tanggal 17 Mei 2012
pukul 17.12 WIB
20
MK: Ansietas
Perforasi dinding uterus
Lempeng IUD menggores dinding uterus
Benang tertarik keluar/kedalam
Klien melakukan coitus sebelum 48 jam pasca pemasangan
Pemasangan IUD/AKDR
MK: Resiko infeksi
MK: Gangguan rasa nyaman, nyeri
MK: Resiko kehilangan cairan
Perdarahan
Kurang pengetahuan
Kurang informasi tentang proses penyakit
Barrier mukus serviks belum kembali normal
WOC KASUS
21