Tugas IUD.docx

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paradigma baru program KB menurut Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999 yaitu terbentuknya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) menjadi visi keluarga berkualitas tahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggungjawab, harmonis dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam paradigma baru program KB ini sangat ditekankan pada pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga (BKKBN, 2008). Ada berbagai macam pilihan kontrasepsi, salah satu jenis alat kontrasepsi adalah IUD yang merupakan salah satu metode kontrasepsi efektif, yaitu pemakaian IUD dengan satu kali pemasangan untuk jangka waktu yang lama. Dewasa ini diperkirakan lebih dari 100 juta wanita yang memakai AKDR, hampir 40%-nya terdapat di Cina. Sebaliknya hanya 6% di negara maju dan 0,5% di sub-sahara Afrika (BKKBN, 2005). Menurut SDKI 2007 kontrasepsi yang banyak digunakan di Indonesia adalah metode suntikan (30%), 1

Transcript of Tugas IUD.docx

Page 1: Tugas IUD.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Paradigma baru program KB menurut Garis Besar Haluan Negara

(GBHN) 1999 yaitu terbentuknya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia

dan Sejahtera) menjadi visi keluarga berkualitas tahun 2015. Keluarga yang

berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki

jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggungjawab, harmonis

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam paradigma baru program

KB ini sangat ditekankan pada pentingnya upaya menghormati hak-hak

reproduksi sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga

(BKKBN, 2008).

Ada berbagai macam pilihan kontrasepsi, salah satu jenis alat

kontrasepsi adalah IUD yang merupakan salah satu metode kontrasepsi

efektif, yaitu pemakaian IUD dengan satu kali pemasangan untuk jangka

waktu yang lama. Dewasa ini diperkirakan lebih dari 100 juta wanita yang

memakai AKDR, hampir 40%-nya terdapat di Cina. Sebaliknya hanya 6% di

negara maju dan 0,5% di sub-sahara Afrika (BKKBN, 2005).

Menurut SDKI 2007 kontrasepsi yang banyak digunakan di Indonesia

adalah metode suntikan (30%), pil (12,5%), IUD (4,7%), implant (2,6 %),

MOW (3%), kondom (1,2%), dan MOP (0,2%) (SDKI, 2007). Pemakaian

kontrasepsi hormon sintetik jangka panjang memang mempunyai risiko.

Pemakaian suntik KB 3 bulan bagi wanita yang memasuki masa menopause,

akan berisiko terkena osteoporosis. (BKKBN, 2008). Jumlah PUS tahun 2008

di Sumatera Utara adalah 2.021.211 PUS, akseptor KB aktifnya adalah

1.322.653 (65,44%), dan akseptor KB baru sebanyak 283.142 akseptor.

Dimana yang menggunakan IUD 15.515 (5,5%), pil 104193 (36,8%),

kondom 22.158 (7,8%), suntik 113.358 (40%), implant 19.916 (7%), metode

operasi 8002 (2,8%) (BPS, 2008).

Baru-baru ini, AKDR/IUD terbaru diperkenalkan dengan efek samping

yang lebih sedikit, efektifitas lebih tinggi, dan bertahan 8-10 tahun. Sejak

1

Page 2: Tugas IUD.docx

penapisan klamidia dimulai, AKDR telah memberi suatu kesempatan hidup

baru. Perkembangan sistem intrauterus mirena, sebuah AKDR yang melepas

progesteron, memberi makna bahwa pilihan kontrasepsi saat ini semakin luas

(Everett, 2008).

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa definisi dari KB,Alkon IUD,Kontrasepsi dan metode-metode

kontrasepsi IUD ?

1.2.2 Apa definisi dari IUD (Intra Uterine Device)

1.2.3 Apa saja jenis-jenis IUD(Intra Uterine Device)

1.2.4 Bagaimana daya guna dari IUD(Intra Uterine Device)

1.2.5 Bagaimana daya tahan dari IUD(Intra Uterine Device)

1.2.6 Bagaimana cara kerja dari IUD(Intra Uterine Device)

1.2.7 Apa indikasi dan kontraindikasi dari pemasangan kontrasepsi IUD

(Intra Uterine Device)

1.2.8 Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pemasangan kontrasepsi

IUD (Intra Uterine Device)

1.2.9 Apa keuntungan,kerugian dan efek samping dari pemakaian

kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device)

1.2.10 Bagaimana WOC dari kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device)

1.2.11 Bagaimana asuhan keperawatan pada contoh kasus kontrasepsi

IUD (Intra Uterine Device)

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui definisi dari KB, Alkon IUD, Kontrasepsi dan

metode-metode kontrasepsi IUD

1.3.2 Untuk mengetahui definisi, jenis-jenis, daya guna ,daya tahan, dan cara

kerja dari IUD(Intra Uterine Device)

1.3.3 Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi pada pemasangan IUD

1.3.4 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemasangan

kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device)

2

Page 3: Tugas IUD.docx

1.3.5 Untuk mengetahui keuntungan,kerugian dan efek samping dari

pemakaian kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device)

1.3.6 Untuk mengetahui WOC dari kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device)

1.3.7 Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada contoh kasus kontrasepsi

IUD (Intra Uterine Device)

1.4 Manfaat

Manfaat yang ingin diperoleh dalam penyususunan makalah ini adalah:

1.4.1 Bagi kepentingan pembelajaran dan pendidikan: Memperkaya teori

asuhan keperawatan pada klien dengan masalah yang diakibatkan oleh

pemakaian kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device)

1.4.2 Bagi kepentingan klien: Memberi pengetahuan tentang kontrasepsi

IUD (Intra Uterine Device)

3

Page 4: Tugas IUD.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian IUD

Suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim terbuat dari plastik

halus (polyethelen) untuk mencegah terjadinya konseosi atau kehamilan

(BKKBN, 2003)

Suatu alat yang terbuat dari plastik atau tembaga yang dimasukkan

kedalam rahim oleh seorang dokter untuk jangka waktu yang lama (WHO, 2004)

IUD (intra uterine device) adalah alat kontrasepsi yang disispkan kedalam

rahim, terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit tembaga, dan

bentuknya bermacam-macam. Bentuk yang umum dan mungkin banyak dikenal

oleh masyarakat adalah bentuk spiral. Spiral tersebut dimasukan kedalam rahim

oleh tenaga keseehatan (dokter/bidan terlatih) sebelum spiral dipasang kesehatan

ibu harus diperiksa lebih dahulu untuk memastikan kecocokannya. Sebaiknya

IUD ini dipasang pada saat haid atau segera 40 hari setelah melahirkan (Subrata,

2000)

2.2 Pengertian Pemakai IUD

Pemakaian IUD adalah seorang wanita yang menggunakan alat kontrasepsi IUD

guna mencegah atau menghindari kehamilan (BKKBN, 2003).

4

Page 5: Tugas IUD.docx

2.3 Jenis IUD

1. Cooper – T

Berbentuk T terbuat dari bahan polyethelen dimana dibagian vertikalnya

diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan ini mempunyai efek anti

fertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.

2. Cooper – 7

Berbentuk angkka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan.

Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm, ditambahkan

gulungan tembaga yang fungsinya sama seperti lilitan tembaga halus pada

jenis Cooper – T

3. Multi load

Terbuat dari plastik atau polyethelen dengan dua tangan, kiri dan kanan

terbentuk sayap yang fleksibel. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga

untuk menambah efektifitas.

4. Lippes loop

Terbuat dari polyethelen, berbentuk spiral atau huruf S bersambung.

Untuk memudahkan kontrol diberi benang pada ekornya. Lippes loop

mempunyai angka kegagalan yang rendah, keuntungan lain dari

AKDR/IUD jenis ini adalah jarang terjadi luka atau porforasi, sebab

terbuat dari bahan plastik (Maryani, 2004).

2.4 Yang dapat menggunakan dan yang tidak dapat menggunakan IUD

Yang dapat menggunakan :

1. Usia reproduksi

5

Page 6: Tugas IUD.docx

2. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

3. Menyusui

4. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihatnya infeksi

5. Risiko rendah dari IMS

6. Tidak menghendaki metode hormonal

7. Tidak menyukai untuk mengingat-ngingat minum pil setiap hari

Yang tidak diperkenankan menggunakan :

1. Sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil)

2. Perdarahan vagina yang tidak diketahui (sampai dapat dievaluasi)

3. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, sevisitis)

4. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita penyakit

radang panggul atau abortus septik

5. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim

6. Kanker alat genital

7. Dan ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm (Saifuddin, 2003).

2.5 Waktu pemasangan

IUD dipasang diluar hamil dan saat selesai menstruasi. Pemasangan

program post partum belum memuaskan karena banyak terjadi ekspulsi dan

masyarakat segan untuk kembali

IUD dapat dipasang pada:

1. Bersamaan dengan menstruasi

2. Segera setelah bersih menstruasi

3. Pada masa akhir menstruasi

6

Page 7: Tugas IUD.docx

4. Tiga bulan pasca peurperium

5. Bersamaan dengan seksio secaria

6. Bersamaan dengan abortus dan kuretage

7. Hari kedua-ketiga pasca persalinan (Manuba, 1998).

IUD tidak dapat dipasang pada:

1. Terdapat infeksi genetalia

A. Menimbulkan eksaserbasi infeksi

B. Keadaan patologis lokal : flungke, stenosis vagina, inveksi vagina

2. Dugaan keganasan serviks

3. Perdarahan dengan sebab yang tidak jelas

4. Pada kehamilan : terjadi abortus, mudah perforasi, perdarahan, infeksi

(Manuaba, 1998).

2.6 Prosedur Klinik Proses Pemasangan IUD

2.6.1 Pencegahan infeksi

Untuk mengurangi risiko infeksi pasca pemasangan yang dapat terjadi

pada klien petugas klinis harus berupaya untuk menjaga lingkungan yang bebas

dari infeksi dengan cara sebagai berikut:

1. Tidak melakukan pemasangan bagi klien dengan riwayat kesehatan

maupun hasil pemeriksaan fisiknya menunjukan adanya IMS

2. Mencuci ttangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah

tindakan

3. Bila perlu, minta klien untuk membersihkan daerah genitalianya sebelum

melakukan pemeriksaan panggul

4. Gunakan instrumen dan pakai sepasang sarung tangan steril

5. Setelah memasukan spekulum dan memeriksa serviks, usapkan larutan

antiseptik beberapa kali sevara merata pada serviks dan vagina sebelum

memulai tindakan

6. Memasukan AKDR dalam kemasan sterilnya

7. Gunakan teknik “tanpa sentuh” pada saat pemasangan AKDR untuk

mengurangi kontaminasi kavum uteri

8. Buang bahan-bahan terkontaminasi

7

Page 8: Tugas IUD.docx

9. Segera lakukan dekontaminasi peralatan dan bahan-bahan pakai ulang

dalam larutan klorin 0,5% setelah digunakan (Saifuddin, 2003).

2.7 Cara Kerja IUD

Dalam kondisi apa adanya (tidak memakai IUD ataupun sedang hamil),

rahim berada dalam kondisi kosong kecuali adanya proses penebalan dinding dan

luruhnya sel darah. Maka ketika sebuah alat dimasukkan ke dalam rahim, tentu

akan menimbulkan reaksi benda asing di endometrium. Hal ini disertai

peningkatan produksi prostaglandin dan infiltrasi leukosit.

Menurut Meera Kishen (2002), reaksi ini ditingkatkan oleh tembaga, yang

mempengaruhi enzim-enzim endometrium, metabolisme glikogen, dan

penyerapan estrogen serta menghambat transportasi sperma. Pada pemakaian IUD

yang mengandung tembaga, jumlah spermatozoa yang mencapai saluran genitalia

atas berkurang. Perubahan cairan tuba dan uterus mengganggu viabilitas gamet,

baik sperma ataupun ovum yang diambil dari pemakaian IUD yang mengandung

tembaga memperlihatkan degenerasi mencolok (WHO, 1997).

No. Mekanisme kerja alat

kontrasepsi dalam rahim

AKDR yang

mengandung

tembaga

AKDR yang

melepas hormon

1 Mengganggu kemampuan

sperma berjalan melewati

rongga rahim

Ya Ya

2 Mengganggu proses pembuahan

di tuba fallopi sebelum ovum

Ya Ya

3 Menghambat implantasi apabila

telur yang sudah dibuahi masuk

uterus dengan menimbulkan

respons peradangan lokal di

endometrium

Ya Ya

4 Mengganggu pergerakan sperma

melalui pembentukan mukus

Tidak Ya

8

Page 9: Tugas IUD.docx

serviks yang kental

5 Mungkin mengganggu

implantasi melalui perubahan-

perubahan endometrium yang

diperantarai oleh hormon

Tidak Ya

2.8 Masalah saat pemasangan

Beberapa masalah yang terdapat dalam masa pemasangan adalah sebagai

berikut:

1. Serangan epilepsi bisa terjadi, terutama pada wanita yang memiliki

riwayat epilepsi ketika pemasangan spiral

2. Kegagalan pemasangan sangat mungkin dialami, hal ini bisa jadi

disebabkan oleh teknik pemasangan yang tidak tepat atau kurang baik.

Atau adanya kelainan anatomi pada rahim dan leher rahim

3. Timbulnya sinkop dan bradikardia

4. Terjadinya perforasi

2.9 Cara memeriksa tali-tali spiral

1. Cuci tangan dengan air sabun

2. Berjongkoklah, masukkan 2 jari ke dalam vagina sejauh mungkin. Raba

tali-tali siral yang menjulur di sana. Namun jangan menarik tali-tali itu!

3. Keluarkan jari-jari dan cuci bersih

2.10 Keuntungan dan kerugian IUD

Keuntungan:

1. Memerlukan hanya satu kali motivasi dan pemasangan

2. Tidak ada efek sistemik

3. Dapat mencegah kehamilan dalam jangka panjang

4. Kegagalan yang disebabkan karena kesalahan akseptor tidak banyak

5. Efektifitas tinggi

6. Kesuburan dapat pulih kembali

7. Dan juga ekonomis (Mochtar, 1998).

9

Page 10: Tugas IUD.docx

Kerugian:

1. Diperlukan pemeriksaan dalam dan penyeringan infeksi ginetalia sebelum

pemasangan IUD

2. Diperlukan tenaga terlatih untuk pemasangan dan pencabutan IUD

3. Klien tidak dapat menghentikan sendiri setiap saat

4. Pada penggunaan jangka panjang bisa terjadi aminorhea

5. Dapat terjadi perforasi uterus pada saat insersi (< 1/1000 kasus)

6. Kejadian kehamilan ektropik relatif tinggi

7. Bertambahnya risiko mendapat pemyakit radang panggul

8. Terjadi perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan

berkurang setelah 3 bulan pemakaian)

9. Tidak bisa mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

10. Klien harus memeriksa posisi benang IUD (Saifuddin, dkk, 2003).

2.11 Komplikasi

1. Benang hilang

Penatalaksanaan: mintalah pihak medis memeriksa vagina ataupun pada

tahap selanjutnya harus dilakukan ultrasonografi untuk mengetahui lokasi

spiral yang hilang

2. Spiral hilang

3. Spiral berpindah tempat

4. Pindahnya alkon intrauterus di dalam rongga uterus

5. Penatalaksanaan: segera minta rujukan untuk menemui ahli ginekologi

guna mengeluarkan spiral

6. Rasa nyeri setelah pemasangan

7. Peningkatan pengeluaran darah menstruasi

8. Ketidakteraturan menstruasi

9. Rabas vagina

10. Kehamilan intrauterus

10

Page 11: Tugas IUD.docx

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

A. Biodata

Nama Istri : Ny.T Nama Suami : Tn.S

Umur : 37 tahun Umur : 39 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : Sarjana

Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : PNS

Alamat : Padebuolo Alamat : Padebuolo

B. Anamnesa

1. Keluhan utama : nyeri

2. Riwayat Kesehatan

a) Riwayat kesehatan yang lalu : Baik, Ibu tidak pernah menderita

penyakit nyeri tekan perut bawah/ nyeri serfiks, kencing terasa panas,

pengeluaran pus atau mukus pervaginam (Gonorrhoea, Syphilis),

penyakit tekanan darah tinggi.

b) Riwayat kesehatan keluarga : Baik, Dalam keluarga tidak ada yang

mederita penyakit dengan kelainan pembentukan darah, DM, kanker

atau paru-paru serta riwayat riwayat alergi pada logam.

c) Riwayat kesehatan sekarang : Klien mengeluh Nyeri pada panggul,

dan perdarahan setelah 4 hari pemasangan IUD

3. Riwayat Reproduksi

a) Haid

1) Menarche : umur 12 tahun

2) Siklus haid : teratur 28 hari

3) Dismenorhoe : tidak ada

4) Lamanya : 4 – 5 hari

5) Keadaan haid sekarang

11

Page 12: Tugas IUD.docx

b) Riwayat Obstetri : P2A0

4) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Selama kehamilan ibu teratur ke bidan,tidak mengalami gangguan/penyakit.

a) Anak I,usia kehamilan aterm,lahir spontan di bidan,BB:3000 gr.

b) Anak II usia kehamilan aterm,lahir spontan di bidan, BB:3400 gr, hidup

tidak ada

kelainan sekarang umur 4 bulan masa nifas sehat tidak ada penyakit.

5) Riwayat KB

a) Setelah kelahiran anak I ibu menggunakan KB suntik selam 3 tahun.

b) Setelah kelahiran anak ke II ibu menggunakan KB IUD, karena dulu waktu

ikut KB suntik tidak pernah menstruasi dan BB tambah gemuk.

6) Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar

a) Nutrisi : pola makan teratur, frekwensi 3 kali sehari yaitu nasi, ikan

dan sayur, kebutuhan minum terpenuhi 8 – 10 gelas air putih

b) Istirahat : tidur siang 1,5 – 2 jam per hari, tidur malam : 5-8 jam

perhari

c) Eliminasi : BAK frekwensi 3x sehari, warna kekuningan bau pesing,

BAB : frekwensi 2x sehari, konsistensi padat, warna kecoklatan

7) Aktifitas : sebelum ikut KB Ibu terbiasa melakukan sendiri pekerjaan

rumah tangganya, sesudah ikut KB Ibu terbiasa melakukan sendiri pekerjaan

rumah tangganya.

8) Personal hygiene: rambut bersih. lurus dan hitam, tidak berketombe, mandi

2x sehari, pagi dan sore, pakaian 2x sehari ganti pakaian dan setiap habis

mandi, kuku kaki dan tangan bersih

9) Pola sexual : 1-3x/ minggu, nyeri coitus setelah dipasang IUD

7). Data Obyektif

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV : TD 120/80mmHg; RR 20 x/mnt; Nadi : 80 x/mnt;

Suhu : 36oC

12

Page 13: Tugas IUD.docx

BB 56 kg; TB 155 cm

d. Pemeriksaan fisik :

Kepala : rambut bersih,warna hitam,tidak rontok,penyebaran

merata.

Mata : conjungtifa tidak anemis sklera tidak ikterus

Hidung : bersih,simetris,tidak ada polip,tidak ada sekret,penciuman

baik.

Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, dan kelenjar

limfe.

Dada : simetris kiri dan kanan, dan tidak ada benjolan

Abdomen : tidak ada pembesaran uterus,tidak teraba massa/tumor,tdk

ada nyeri tekan pada perut bawah,tidak ad pembesran

hepar.

Genetalia :

Inspeculo : Cervic tidak dijumpai pus atau mukus yang berkebihan,tidak

ada perdarahan,tidak ada oedem dan varices pd vagina.

Bimanual : Tanda-tanda infeksi tidak dijumpai,seperti nyeri tekan daerah

adnexa.

Ekstremitas : Tidak ada varices ataupun oedem pada kaki,kuku tidak

pucat.

3.2 Analisa Data

Data Etiologi Masalah Keperawatan

DS: klien mengeluh nyeri

DO:

Ekspresi wajah

klien tampak

meringis menahan

sakit

Tangan klien

selalu memegang

Pemasangan IUD

Melakukan koitus

sebelum 48 jam

pemasangan IUD

Benang IUD tertarik

keluar atau ke dalam

Gangguan rasa nyaman,

nyeri

13

Page 14: Tugas IUD.docx

bagian yang sakit

(di daerah

panggul)

setelah coitus

Benang IUD menggores

dinding uterus

Terjadi perforasi

Aktivasi mediator

inflamasi

Peradangan

Gangguan rasa nyaman

nyeri

DS: klien mengatakan

adanya perdarahan

dan melakukan

perilaku beresiko

klien (koitus sebelum

48 jam pasca

pemasangan IUD)

DO: -

Pemasangan IUD

memasukan benda

kedalam tubuh

Benang IUD menggores

dinding uterus

Terjadi perforasi

Perlukaan pada lapisan

epithelium uterus

Resiko infeksi

Resiko infeksi

DS: klien mengatakan

akan perdarahan serta

Pemasangan IUD Ansietas

14

Page 15: Tugas IUD.docx

nyeri yang dialami

saat ini.

DO:

Ekspresi wajah

klien nampak

gelisah

Melakukan koitus

sebelum 48 jam

pemasangan IUD

Benang IUD tertarik

keluar atau ke dalam

setelah coitus

Benang IUD menggores

dinding uterus

Terjadi perforasi

Perlukaan pada lapisan

epithelium uterus

Perdarahan pervaginam

dan nyeri

Perasaan khawatir karena

kurang pengetahuan

mengenai keadaan yang

dialami

Ansietas

3.3 Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman, nyeri berhubungan dengan kemungkinan perforasi

uterus.

2. Resiko infeksi berhubungan dengan pemasangan benda asing intra uterin dan

prosedur pemasangan yang tidak aseptik.

15

Page 16: Tugas IUD.docx

3. Ansietas berhubungan dengan ketidakadekuatan informasi mengenai

perdarahan serta nyeri yang dialami saat ini.

3.4 Intervensi

1.      Gangguan rasa nyaman, nyeri berhubungan dengan kemungkinan perforasi

uterus

Tujuan : meredakan nyeri klien

Kriteria hasil :

a. Pasien mengidentifikasikan karakteristik nyeri

b. Pasien mengungkapkan peredaan nyeri pada waktu kontrol

selanjutnya

c. Pasien menggunakan teknik pengendalian nyeri yang efektif

Intervensi Rasional

Minta pasien menggambarkan

nyerinya dan kaji gejala-gejala fisik

yang mengindikasikan nyeri

Pengkajian kembali yang kontinu

memungkinkan modifikasi

rencana perawatan yang

diperlukan

Berikan obat yang dianjurkan oleh

dokter (analgesik)

Untuk mengurangi nyeri

Minta pasien untuk membantu

menentukan tujuan pengurangan

nyeri (terutama pengurangan

penggunaan analgesik) dan menyusun

rencana untuk mengendalikan nyeri

Tindakan ini memberikan rasa

kendali pada pasien

Rencanakan aktifitas untuk

mendistraksi pasien, seperti

membaca, menonton televisi, dan

memasak

Untuk membantu menghindarkan

pasien agar tidak memfokuskan

diri pada nyeri

Ajarkan pasien teknik pengendalian

nyeri alternatif, seperti hypnosis diri,

umpan balik, biologis, dan relaksasi

Untuk mengurangi

ketergantungan terhadap

analgesik

16

Page 17: Tugas IUD.docx

2.      Resiko infeksi berhubungan dengan pemasangan benda asing intra uterin

dan prosedur pemasangan yang tidak aseptik

Tujuan : tidak terjadi infeksi setelah pemasangan IUD

Kriteria hasil :

a. Suhu badan dalam rentang normal

b. Urin berwarna kuning jernih, tidak berbau, tidak ada endapan

Intervensi Rasional

Lakukan cuci tangan dan gunakan

sarung tangan steril

Mencuci tangan adalah satu-

satunya cara terbaik untuk

mencegah penularan patogen.

Sarung tangan dapat melindungi

tangan pada saat melakukan

pemasangan IUD

Lakukan kultur urin sesuai Tindakan ini dapat

mengidentifikasi pathogen dan

menjadi pedoman terapi

antibiotik

Beri penjelasan pada pasien agar

menjaga area perineal tetap bersih

setelah eliminasi

Membersihkan area perineal

dengan membilas dari area yang

sedikit kontaminasinya (meatus

urinarius) ke area yang terbanyak

kontaminasinya (anus)

membantu mencegah infeksi

genitourinari

Beri penjelasan mengenai pentingnya

asupan nutrisi yang adekuat.

Tawarkan suplemen tinggi protein

bila tidak ada kontraindikasi

Tindakan ini membantu proses

penyembuhan luka

17

Page 18: Tugas IUD.docx

3.     Ansietas berhubungan dengan ketidakadekuatan informasi mengenai

perdarahan serta nyeri yang dialami saat ini

Tujuan : pasien mengungkapkan ansietas berkurang

Kriteria hasil :

a. Pasien melaporkan perasaan ansietas dan mengidentifikasi

penyebabnya

b. Pasien menggambarkan aktifitas yang menurunkan perilaku

kecemasan

c. Pasien mempraktikkan teknik relaksasi

Intervensi Rasional

Anjurkan pasien untuk mengurangi

stressor

Seminimal mungkin menciptakan

suasana tenang

Dengarkan dengan penuh perhatian.

Kaji pengetahuan pasien mengenai

situasi yang dialaminya dan beri

motivasi sebagai penguatan

untuk mendiskusikan alasan-

alasan munculnya ansietas

sehingga dapat membantu pasien

mengidentifikasi perilaku

kecemasan dan menyadarkan

penyebabnya

Berikan penjelasan kepada pasien

tentang semua tindakan yang

dilakukan

Untuk menghindarkan terlalu

banyaknya informasi

Ajarkan kepada pasien mengenai

teknik relaksasi

Untuk memperbaiki

keseimbangan fisik dan

psikologis

18

Page 19: Tugas IUD.docx

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim terbuat

dari plastik halus (polyethelen) untuk mencegah terjadinya konseosi atau

kehamilan (BKKBN, 2003). IUD dipasang diluar hamil dan saat selesai

menstruasi. Menurut Meera Kishen (2002), reaksi ini ditingkatkan oleh

tembaga, yang mempengaruhi enzim-enzim endometrium, metabolisme

glikogen, dan penyerapan estrogen serta menghambat transportasi sperma.

Pada pemakaian IUD yang mengandung tembaga, jumlah spermatozoa

yang mencapai saluran genitalia atas berkurang. Perubahan cairan tuba dan

uterus mengganggu viabilitas gamet, baik sperma ataupun ovum yang

diambil dari pemakaian IUD yang mengandung tembaga memperlihatkan

degenerasi mencolok (WHO, 1997).

4.2 Saran

Setelah membaca dan memahami makalah ini diharapkan

pembaca, khususnya mahasiswa keperawatan, yang berperan dalam

pemberi asuhan keperawatan pada pasien dapat melakukan tindakan

keperawatan yang optimal dan profesional sesuai dengan prosedur yang

telah ditetapkan, dalam hal ini mengenai penggunaan Intra Uterine Device.

Asuhan keperawatan yang diberikan secara optimal dan profesional akan

memberikan hasil yang baik pada pasien dan meningkatkan kualitas hidup

pasien.

19

Page 20: Tugas IUD.docx

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 7. Jakarta:

EGC

Wilkinson, Judith. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 7. Jakarta: EGC

Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan Edisi 31. Jakarta : EGC

Anna, Lusia Kus . 2011. IUD, Kontrasepsi Paling Aman dan Efektif. Disitasi

dari :

http://health.kompas.com/read/2011/06/21/10145289/IUD.Kontrasepsi.Paling.Am

an.dan.Efektif disitasi pada tanggal 17 Mei 2012 pukul 17.11 WIB

Anonim. 2011. Intra Uterine Device. Disitasi dari :

http://www.tundakehamilan.com/product iud.html pada 17 Mei 2012 pukul 13.00

WIB

Anonim. 2011. IUD (Intrauterine device). Disitasi dari :

http://www.fpa.org.uk/helpandadvice/contraception/iud pada tanggal 17 Mei 2012

pukul 17.12 WIB

20

Page 21: Tugas IUD.docx

MK: Ansietas

Perforasi dinding uterus

Lempeng IUD menggores dinding uterus

Benang tertarik keluar/kedalam

Klien melakukan coitus sebelum 48 jam pasca pemasangan

Pemasangan IUD/AKDR

MK: Resiko infeksi

MK: Gangguan rasa nyaman, nyeri

MK: Resiko kehilangan cairan

Perdarahan

Kurang pengetahuan

Kurang informasi tentang proses penyakit

Barrier mukus serviks belum kembali normal

WOC KASUS

21