TUGAS INDIVIDU SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)...

25
1 TUGAS INDIVIDU SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) Evaluasi Pengembangan Sistem Informasi Melalui Insourcing vs Outsourcing di Suatu Organisasi Oleh: Henri Simanjuntak (Kelas E63) Dosen: Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.sc SEKOLAH BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2016

Transcript of TUGAS INDIVIDU SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)...

  • 1

    TUGAS INDIVIDU

    SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)

    Evaluasi Pengembangan Sistem Informasi Melalui

    Insourcing vs Outsourcing di Suatu Organisasi

    Oleh:

    Henri Simanjuntak

    (Kelas E63)

    Dosen:

    Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.sc

    SEKOLAH BISNIS

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2016

    https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=12&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjEqvaUhPvRAhVS1iYKHUtIDv8QFghNMAs&url=http%3A%2F%2Farifimamipb.blogspot.com%2F&usg=AFQjCNHQOe0eBxgwQvLmLl7JTxWheDW6YQ&sig2=ebzvIl9_1bVxu7e7QVDyPQ&bvm=bv.146094739,d.eWE

  • 2

    Daftar Isi

    Daftar Isi .............................................................................................................. i

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

    B. Tujuan ...................................................................................................... 1

    BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 2

    A. Sistem Informasi ...................................................................................... 2

    B. Pendekatan Insourcing dalam Pengembangan Sistem Informasi ............ 3

    C. Pendekatan Outsourcing dalam Pengembangan Sistem Informasi .......... 4

    D. Pendekatan Gabungan Insourcing dan Outsourcing dalam

    Pengembangan Sistem Informasi .............................................................. 6

    BAB III PENUTUP ............................................................................................. 7

    A. Kesimpulan .............................................................................................. 7

    B. Saran ........................................................................................................ 7

    Daftar Pustaka

  • 3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Dalam menghadapi era globalisasi dan kompetisi yang semakin ketat, setiap

    perusahaan harus mampu melakukan inovasi untuk bertahan, salah satunya adalah

    dengan menerapkan teknologi tepat guna. Sistem informasi merupakan salah satu alat

    (tool) yang sering digunakan oleh perusahaan untuk mewujudkan tujuan perusahan demi

    mencapai efektifitas dan efesiensi perusahaan. Disadari pula dalam pengembangan

    sistem informasi tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan. Perusahaan pun senantiasa

    melakukan efisiensi biaya dalam berbagai komponen pengeluaran keuangan perusahaan

    untuk dapat memenangkan persaingan.

    Dalam pengembangannya, sistem informasi dapat dikembangkan melalui berbagai model

    pendekatan, antara lain insourcing, outsourcing, atau gabungan atas keduanya. Pemilihan

    model pengembangan sistem informasi harus dianalisis dan dilakukan dengan baik

    sehingga memberikan manfaat yang besar serta mampu meningkatkan dan berkontribusi

    besar terhadap kinerja perusahaan secara tepat dan efisien. Pada tulisan ini akan dikaji

    berbagai pendekatan dalam pengembangan sistem informasi pada perusahaan.

    B. Tujuan

    Penulisan ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Sistem Informasi

    Manajemen. Disamping itu, diharapkan dapat menambah dan meningkatan wawasan

    bagi penulis, pembaca dan praktisi IT atas alternatif pengembangan sistem informasi

    baik yang dilakukan secara insourcing, outsourcing, atau gabungan keduanya, dari sisi

    kelemahan atau keuntungannya.

  • 4

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Sistem Informasi

    Pengembangan Sistem Informasi sering disebut juga sebagai proses pengembangan

    sistem (System Development). Pengembangan Sistem itu sendiri diartikan sebagai

    aktivitas untuk menghasilkan sistem informasi berbasis komputer untuk menyelesaikan

    persoalan (problem) organisasi atau memanfatkan kesempatan (opportunities) yang

    timbul. Selain itu, pengembangan system juga merupakan penyusunan suatu sistem yang

    baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem

    yang telah ada.

    Dalam menunjang pengembangan sistem diperlukan beberapa metodologi atau model-

    model pengembangan sistem. Metodologi Pengembangan Sistem adalah metode-metode,

    prosedur-prosedur, konsep- konsep pekerjaan, aturan-aturan yang akan digunakan

    sebagai pedoman bagaimana dan apa yang harus dikerjakan selama proses

    pengembangan sistem. Metode adalah suatu cara/teknik sistematis untuk mengerjakan

    sesuatu. Urut-urutan prosedur untuk penyelesaian masalah ini dikenal dengan istilah

    algoritma.

    Konsep pengembangan sistem pada dasarnya memiliki tahapan atau metode yang sama,

    walaupun pengembangan tersebut berbasis web ataupun client-server,dsb. Terdapat lebih

    dari 1000 metode/model yang dapat digunakan untuk pengembangan sistem. Namun

    pada dasarnya metode/ model tersebut memiliki inti tahapan yang sama, hanya berbeda

    dari lama pengembangan, biaya, ataupun cara pengembangan. Metode yang paling

    dikenal disebut dengan System Development Life Cycle(SDLC) atau sering disebut

    Water Fall Method atau sekuential Linier.

    Metode yang lain contohnya prototyping, application software, End-User Development,

    dsb. Proses-proses standar yang digunakan untuk membangun suatu sistem informasi

    meliputi langkah- langkah analisa kebutuhan, desain, implementasi, dan maintenance

    (Husein danWibowo, 2002). Hal lain yang tidak kalah penting dengan metode-metode

  • 5

    yang digunakan dalam pengembangan sistem adalah sumber daya yang akan digunakan

    dalam pengembangan tersebut. Dalam pengelolaan sumber daya yang akan digunakan

    pada pengembangan sistem informasi dapat dilakukan dengan model pendekatan

    insourcing, outsourcing, atau gabungan keduanya.

    B. Pendekatan Insourcing dalam Pengembangan Sistem Informasi

    Insourcing merupakan metode pengembangan sistem informasi yang hanya

    melibatkan sumber daya di dalam suatu organisasi atau suatu perusahaan. Insourcing

    mengembangan proyek dengan memanfaatkan spesialis IT dalam perusahaan tersebut.

    Keunggulan dalam menerapkan metode insourcing diantaranya:

    a. Umumnya sistem informasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan

    perusahaan karena karyawan yang ditugaskan mengerti kebutuhan sistem dalam

    perusahaan.

    b. Biaya pengembangannya relatif lebih rendah karena hanya melibatkan pihak

    perusahaan.

    c. Sistem informasi yang dibutuhkan dapat segera direalisasikan dan dapat segera

    melakukan perbaikan untuk menyempurnakan sistem tersebut.

    d. Sistem informasi yang dibangun sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dan

    dokumentasi yang disertakan lebih lengkap.

    e. Mudah untuk melakukan modifikasi dan pemeliharaan (maintenance) terhadap

    sistem informasi karena proses pengembangannya dilakukan oleh karyawan

    perusahaan tersebut.

    f. Adanya insentif tambahan bagi karyawan yang diberi tanggung jawab untuk

    mengembangkan sistem informasi perusahaan tersebut.

    g. Lebih mudah melakukan pengawasan (security access) dan keamanan data lebih

    terjamin karena hanya melibatkan pihak perusahaan.

    h. Sistem informasi yang dikembangkan dapat diintegrasikan lebih mudah dan lebih

    baik terhadap sistem yang sudah ada.

    Sedangkan kelemahan dalam menerapkan metode insourcing diantaranya:

  • 6

    a. Pengembangan sistem informasi membutuhkan waktu yang lama karena konsentrasi

    karyawan harus terbagi dengan pekerjaan rutin sehari-hari sehingga pelaksanaannya

    menjadi kurang efektif dan efisien.

    b. Perubahan dalam teknologi informasi terjadi secara cepat dan belum tentu

    perusahaan mampu melakukan adaptasi dengan cepat sehingga ada peluang

    teknologi yang digunakan kurang canggih (tidak up to date).

    c. Membutuhkan waktu untuk pelatihan bagi operator dan programmer sehingga ada

    konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan.

    d. Adanya demotivasi dari karyawan ditugaskan untuk mengembangkan sistem

    informasi karena bukan merupakan core competency pekerjaan mereka.

    e. Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang sistem informasi dapat menyebabkan

    kesalahan persepsi dalam pengembangan distem dan kesalahan/resiko yang terjadi

    menjadi tanggung jawab perusahaan (ditanggung sendiri).

    C. Pendekatan Outsourcing dalam Pengembangan Sistem Informasi

    Outsourcing merupakan metode pengembangan sistem informasi dengan

    melimpahkan pengerjaan proyek pada pihak ketiga. Menurut O’Brien dan Marakas

    (2006), beberapa pertimbangan perusahaan untuk memilih strategi outsourcing sebagai

    alternatif dalam mengembangkan Sistem Informasi diantaranya:

    a. Biaya pengembangan sistem sangat tinggi.

    b. Resiko tidak kembalinya investasi yang dilakukan sangat tinggi.

    c. Ketidakpastian untuk mendapatkan sistem yang tepat sesuai dengan spesifikasi yang

    diinginkan.

    d. Faktor waktu/kecepatan.

    e. Proses pembelajaran pelaksana sistem informasi membutuhkan jangka waktu yang

    cukup lama.

    f. Tidak adanya jaminan loyalitas pekerja setelah bekerja cukup lama dan terampil.

    Ada beberapa keunggulan atau keuntungan menggunakan outsourcing, dan juga

    kelemahan menggunakan outsourcing. Menurut Jogiyanto (2003) keunggulan atau

    keuntungan menggunakan outsourcing antara lain:

  • 7

    a. Biaya teknologi yang semakin meningkat dan akan lebih murah jika perusahaan tidak

    berinvestasi lagi tetapi menyerahkannya kepada pihak ketiga dalam bentuk

    outsourcing yang lebih murah dikarenakan outsourcer menerima jasa dari perusahaan

    lainnya sehingga biaya tetap outsourcer dapat dibagi beberapa perusahaan.

    b. Mengurangi waktu proses, karena beberapa outsourcer dapat dipilih untuk bekerja

    bersama-sama menyediakan jasa ini kepada perusahaan.

    c. Jasa yang diberikan oleh outsourcer lebih berkualitas dibandingkan dikerjakan

    sendiri secara internal, karna outsourcer memang spesialisasi dan ahli dibidang

    tersebut.

    d. Perusahaan tidak mempunyai pengetahuan tentang sistem teknologi ini dan pihak

    outsourcer memilikinya.

    e. Perusahaan merasa tidak perlu dan tidak ingin melakukan transfer teknologi dan

    transfer pengetahuan yang dimiliki outsourcer.

    f. Meningkatkan fleksibilitas untuk melakukan atau tidak melakukan investasi.

    g. Mengurangi resiko kegagalan investasi yang mahal.

    h. Penggunaan sumber daya sistem informasi belum optimal. Jika ini terjadi,

    perusahaan hanya menggunakan sumber daya sistem yang optimal pada saat-saat

    tertentu saja, sehingga sumber daya sistem informasi menjadi tidak dimanfaatkan

    pada waktu yang lainnya.

    i. Perusahaan dapat menfokuskan pada pekerjaan lain yang lebih penting.

    Disamping kelebihan-kelebihan yang diberikan oleh outsourcing, beberapa kelemahan

    dari outsource juga perlu diperhatikan diantaranya:

    a. Jika aplikasi yang di outsource adalah aplikasi yang strategis maka dapat ditiru oleh

    pesaingnya yang juga dapat menjadi klien dari outsourcer yang sama.

    b. Perusahaan akan kehilangan kendali terhadap aplikasi yang di outsource-kan. Jika

    aplikasinya adalah aplikasi kritikal yang harus ditangani jika terjadi gangguan,

    perusahaan akan menanggung resiko keterlambatan penanganan jika aplikasi ini di

    outsource-kan karena kendali ada di outsourcer yang harus dihubungi terlebih

    dahulu.

    c. Jika kekuatan menawar ada di outsourcer, perusahaan akan kehilangan banyak

    kendali di dalam memutuskan sesuatu apalagi jika terjadi konflik diantaranya.

    d. Perusahaan akan kehilangan keahlian dari belajar membangun dan mengopersikan

    aplikasi tersebut.

  • 8

    e. Pelanggaran kontrak, yang banyak terjadi ketika vendor menjanjikan banyak hal

    yang kelihatan wah sebelum kontrak ditanda tangani, namun tidak dapat

    direalisasikan ketika kontrak sudah berjalan.

    f. Kontrak jangka panjang, dimana vendor menawarkan kontrak dalam jangka waktu

    yang relatif panjang, dengan biaya yang mahal dan penalti pemutusan kontrak yang

    menyebabkan perusahaan tidak memiliki pilihan selain menjalankan kontrak sampai

    selesai.

    D. Pendekatan Gabungan Insourcing dan Outsourcing dalam Pengembangan Sistem

    Informasi

    Pendekatan gabungan antara insourcing dan outsourcing dalam pengembangan

    sistem informasi biasanya dilakukan dengan cara joint development antara konsultan

    provider sistem informasi dengan spesialis IT yang terdapat di perusahaan. Hal ini

    biasanya dilakukan dalam rangka mengurangi ketergantungan akan perusahaan kepada

    konsultan dari provider sistem informasi, selain juga menghemat biaya jika dibandingkan

    dengan full outsourcing dari pihak ketiga.

  • 9

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan uraian tulisan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pengembangan

    sistem informasi faktor utama yang menjadi pertimbangan adalah biaya, resiko investasi,

    kesesuaian sistem yang akan dibangun, waktu, dan keterampilan dari sumber daya

    manusia yang akan melaksanakan. Terdapat tiga model pendekatan dalam

    pengembangan sistem yaitu insourcing, outsourcing, dan gabungan antara keduanya.

    Masing-masing model pendekatan memliki keuntungan dan kelemahan, keputusan

    perusahaan akan menggunakan insourcing, outsourcing, atau gabungan keduanya

    tentunya tergantung dari kondisi perusahaan dilihat dari keuntungan dan kerugian yang

    diterima bila perusahaan memilih salah satu dari dua pendekatan tersebut.

    B. Saran

    Bagi perusahaan yang akan mengembangkan sistem informasi disarankan untuk

    melakukan analisis terlebih dahulu sebelum menentukan model pendekatan yang akan

    diterapkannya. Terdapat mitigasi resiko yang dapat dilakukan dalam rangka

    pengembangan sistem dengan outsourcing yaitu kontrak yang lebih diperjelas dan

    diperkuat yang di dalamnya mengatur hak dan kewajiban dari masing-masing pihak,

    kebutuhan dan tujuan yang detail, kerahasiaan, Service Level Agreement, dan waktu

    yang jelas.

  • 10

    Daftar Pustaka

    Husein, M.F. dan Wibowo, A. 2002. Sistem Informasi Manajemen (Edisi Revisi). Jogjakarta:

    Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.

    Jogiyanto, 2003. Sistem Teknologi Informasi (Pendekatan Terintegrasi: Konsep Dasar,

    Teknologi, Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan). Penerbit Andi Yogyakarta,

    Yogyakarta.

    O’Brien, J.A. & Marakas, G.M. (2006). Introduction to Information Systems, 7th Ed.,

    McGraw-Hill/Irwin. New York.

  • 11

    TUGAS INDIVIDU

    SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)

    Menganilisis Urgensi dari Kualitas Software

    (Dilihat dari Aspek Maintance Ability) di Suatu Organisasi

    Oleh:

    Henri Simanjuntak

    (Kelas E63)

    Dosen:

    Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.sc

    SEKOLAH BISNIS

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2016

    https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=12&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjEqvaUhPvRAhVS1iYKHUtIDv8QFghNMAs&url=http%3A%2F%2Farifimamipb.blogspot.com%2F&usg=AFQjCNHQOe0eBxgwQvLmLl7JTxWheDW6YQ&sig2=ebzvIl9_1bVxu7e7QVDyPQ&bvm=bv.146094739,d.eWE

  • 12

    Daftar Isi

    Daftar Isi .............................................................................................................. i

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

    1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

    1.2. Tujuan ...................................................................................................... 2

    BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

    2.1. Sistem Informasi ...................................................................................... 3

    2.2. Pengembangan Software dalam Sistem Informasi .................................. 3

    2.3. Software Maintenance ................................................................................ 4

    2.4. Aspek Kegiatan Maintenance ....................................................................... 5

    2.5. Maintenance Planning Activity .......................................................................... 5

    2.6. Teknik-teknik Maintenance ................................................................................ 6

    BAB III PEMBAHASAN .................................................................................... 8

    3.1. Urgensi Maintenance dalam Pengembangan Software ................................. 8

    3.2. Saran ........................................................................................................ 7

    BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 12

    4.1. Kesimpulan .............................................................................................. 12

    Daftar Pustaka

  • 13

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Era globalisasi telah menciptakan persaingan ketat di dunia bisnis sehingga menuntut

    kemajuan teknologi khususnya pada bidang IT. Diperlukan penerapan sistem informasi yang

    lebih baik untuk menunjang kinerja perusahaan. Berdasarkan Indrajit (2001), sistem

    Informasi merupakan suatu kumpulan dari komponen-komponen dalam suatu organisasi yang

    berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi. Keandalan suatu sistem

    informasi dalam sebuah organisasi terletak pada keterkaitan antara komponen yang ada,

    sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan suatu informasi yang berguna, akurat, terpercaya,

    detail, cepat, relevan, dan sebagainya) untuk organisasi yang bersangkutan. Sistem informasi

    bertujuan untuk mendukung kinerja perusahaan, meningkatkan efisiensi dan efektivitas

    proses bisnis, pengambilan keputusan manajerial, dan memperkuat posisi kompetitif

    perusahaan.

    Penggunaan sistem informasi di perusahaan yang semakin pesat sangatlah terkait dengan

    penggunaan software, hal ini menyebabkan issue mengenai sustainability ikut turut

    berkembang. Berdasarkan April et al. (2004), Perusahaan yang mengandalkan pendapatan

    dari pengembangan dan pemeliharaan software menghadapi tantangan baru di pasar global

    yang kompetitif, yaitu meningkatnya kebutuhan pelanggan. Dengan berbagai layanan dan

    produk yang tersedia dari vendor di seluruh dunia, pelanggan menuntut layanan dan produk

    dengan kualitas tinggi, biaya yang rendah, disertai dengan layanan penunjang yang dapat

    mengalahkan kompetisi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, organisasi yang dinamis

    menghadapi dua tantangan: memiliki kemampuan mengembangkan serta memelihara

    software untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan memiliki akses terhadap software yang

    dapat mendukung proses bisnis perusahaan. Kedua perspektif dari software (eksternal dan

    internal) harus dapat diandalkan dan terawat dengan baik.

    Berdasarkan pemaparan di atas, dalam pembuatan software dan pengembangannya harus

    mampu digunakan sesuai dengan tujuan dari perangkat lunak tersebut. Seringkali dalam

  • 14

    pelaksanaannya, perangkat lunak yang dikembangkan tidak memenuhi persayatan dan tahap-

    tahap penting dalam pengembangan perangkat lunak tersebut. Hal ini seringkali

    menimbulkan kesalahan (bug) dalam proses penjalanan perangkat lunak tersebut. Oleh

    karena itu, penting untuk dilakukan kajian mengenai urgensi maintenance dalam sistem

    informasi, khususnya pada pengembangan software.

    1.2. Tujuan

    Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk mengkaji urgensi maintenance dalam

    pengembangan software.

  • 15

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2,1 Sistem Informasi

    Berdasarkan O’Brien (2005), sistem informasi didefinisikan sebagai kombinasi teratur

    dari sumber daya manusia, hardware, software, jaringan dan sumberdaya data yang

    mengumpulkan dan mentransformasi informasi didalam suatu organisasi. Software menurut

    IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) dapat didefinisikan sebagai program

    komputer, prosedur, data dan semua dokumentasi yang berhubungan operasi pada sistem

    komputer dengan kata lain software merupakan kumpulan dari objek membentuk konfigurasi

    yang didalamnya termasuk program, dokumen, dan data.

    Adapun tujuan umum Sistem Informasi Manajemen, yaitu:

    a. Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa,

    produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.

    b. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian,

    pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.

    c. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.

    d. Menyediakan informasi yang efektif dan efisien terkait hal-hal yang bisa membantu

    percepatan tanpa meninggalkan keakuratan, sehingga bisa meningkatkan nilai jual

    perusahaan dan memenangkan persaingan di pasar.

    2.2 Pengembangan Software dalam Sistem Informasi

    Pengembangan software atau dikenal juga sebagai software engineering menurut IEEE

    adalah aplikasi sistematik, disiplin, pendekatan kuantitatif untuk pengembangan, operasi dan

    pemeliharaan dari software, dengan kata lain software engineering merupakan sebuah

    metodologi pengembangan perangkat lunak (software) yang membahas semua aspek

    produksi perangkat lunak, mulai dari tahap awal spesifikasi sistem hingga pada tahap

  • 16

    pemeliharaan sistem setelah digunakan dengan tujuan untuk membuat perangkat lunak yang

    tepat dengan metode yang tepat.

    Pengembangan sistem informasi merupakan proses pengembangan sistem untuk

    menghasilkan sistem informasi (CBIS atau computer based information system) dimana

    metodologi pengembangan sistem digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan

    pengelolaan dan pengendalian komponen sistem informasi (sumber daya manusia, hardware,

    software, jaringan, sumberdaya data dan produk informasi). Ada dual hal yang perlu di

    pertimbangkan dalam pengembangan software, yaitu:

    1. Produk dan software. Produk, terdiri dari program, dokumen, dan data

    2. Proses pengembangannya. Proses terdiri dari proses manajemen dan proses teknikal.

    Produk dari perangkat lunak dipantau melewati beberapa tahap pengembangan yang dikenal

    juga sebagai System Development Life Cycle (SDLC). Contoh dari SDLC antara lain model

    waterfall, model V, model spiral, prototyping dan lain-lain. Sedangkan proses manajemen

    dalam pengembangan software lunak terdiri atas manajemen proyek, configuration

    management, quality assurance management. Sementara, proses teknikal merupakan metode

    yang diaplikasikan pada tahap tertentu dalam pengembangan software, yang didalamnya

    termasuk metode analisis, metode desain, metode pemrograman, dan metode testing.

    2.3 Software Maintenance

    Menurut McCall (1997) kriteria yang mempengaruhi kualitas software terbagi menjadi tiga

    aspek penting, yaitu:

    1. Sifat-sifat operasional dari software (Product Operations).

    2. Kemampuan software dalam menjalani perubahan (Product Revision).

    3. Daya adaptasi atau penyesuaian software terhadap lingkungan baru (Product

    Transition).

    Dengan beragamnya tujuan perawatan perangkat lunak, maka jenis perawatan perangkat

    lunak dapat dibagi menjadi empat pula, yaitu perawatan perbaikan (correction), perawatan

    peningkatan kinerja (improvement), perawatan penyesuaian (adaptation), dan perawatan

    pencegahan (prevention). Akan tetapi, secara umum, jenis perawatan perangkat lunak dapat

    dikelompokkan kedalam dua kategori besar, yaitu perawatan perbaikan (correction) dan

  • 17

    perawatan peningkatan (enhancement). Perawatan jenis kedua mencakup perawatan

    improvement, adaptation, dan prevention.

    2.4 Aspek Kegiatan Maintenance

    Aktivitas pemeliharaan yang pertama terjadi karena asumsi yang salah pada saat uji coba

    yaitu kesalahan-kesalahan tersembunyi pada perangkat lunak yang cukup besar. Menurut

    O’Brien (2005) bahwa dibutuhkan pembagian kegiatan maintenance ke dalam empat aspek.

    Pemeliharaan perangkat lunak dapat dibedakan menjadi:

    Adaptive, diartikan sebagai modifikasi sistem untuk mengatasi perubahan lingkungan

    software. Aktivitas yang kedua ini terjadi karena pertumbuhan atau perkembangan

    perangkat lunak atau perangkat keras sehingga memerlukan modifikasi dari perangkat

    lunak yang telah dibuat.

    Perfective, diartikan sebagai tindakan baru implementasi atau perubahan pengguna

    peralatan yang mana memperhatikan fungsi tambahan untuk software. Aktivitas ini

    terjadi pada saat perangkat lunak yang telah dibuat dan dilakukan uji cobs kemudian

    dipergunakan oleh user. Setelah dipergunakan oleh user mungkin timbul permintaan

    tambahan fungsi sesuai dengan keinginan pemakai.

    Corrective, diartikan sebagai deteksi dan perbaikan masalah, yang ditemukan oleh

    pengguna. Aktivitas ini terjadi pada saat produk dipakai dan hasil yang didapat oleh

    pamakai baik berupa kesalahan yang timbul maupun kesalahan dalam bentuk keluaran

    yang tidak sesuai.

    Preventive, diartikan sebagai peningkatan kemampuan software atau reabilitas untuk

    menghindari masalah di masa yang akan datang. Pemeliharaan yang terakhir

    dilakukan untuk menghadapi kemajuan perangkat lunak atau perangkat keras di masa

    mendatang, umpamanya penambahan fungsifungsi atau melengkapi fungsi-fungsi

    yang telah ada.

    2.5 Maintenance Planning Activity

    Aktivitas penting untuk maintenance perangkat lunak adalah perencanaan. Jika tahap

    development berlangsung 1-2 tahun, maka fase maintenance berlangsung selama bertahun-

  • 18

    tahun. Memperkirakan secara akurat sumber daya yang digunakan adalah elemen kunci

    dalam rencana maintenance. Sumber daya yang didalamnya termasuk biaya harus

    dimasukkan dalam rencana anggaran proyek. Rencana maintenance harus dimulai dengan

    membuat atau menentukan tujuan kualitas perangkat lunak. Konsep dan perencanaan

    maintenance :

    Mengandung ruang lingkup (scope) maintenance perangkat lunak.

    Proses setelah perangkat lunak selesai.

    Harus diketahui siapa yang akan melakukan maintenance.

    Perkiraan biaya maintenance siklus hidup perangkat lunak.

    2.6 Teknik-teknik Maintenance

    Software maintenance yang efektif dilakukan dengan teknik yang spesifik atau khusus

    untuk maintenance. Beberapa teknik praktis yang biasa dipakai maintener akan dijelaskan di

    bawah ini.

    1. Program Comprehension

    Programmers menghabiskan banyak waktu untuk membaca dan mengerti program

    dalam rangka mengimplementasikan perubahan. Code browsers merupakan tools

    kunci dalam program comprehension. Dokumentasi yang singkat dan jelas dapat

    membantu dalam program comprehension. Berdasarkan atas pentingnya subtopik

    ini, maka IEEE Computer Society mengadakan pelatihan yang diadakan setiap

    tahunnya mengenai program comprehension.

    2. Re-engineering

    Reengineering biasanya tidak dilakukan untuk meningkatkan kemudahan

    melakukan maintenance (maintainability) namun untuk mengganti legacy system

    yang sudah berumur. Arnold [Arn92] membahas topik ini secara luas meliputi

    konsep, tools, teknik, studi kasus, risiko dan keuntungan re-engineering.

    Refactoring atau transformasi program yang mengorganisasi ulang (reorganisasi)

    tanpa mengubah perilaku sistem sekarang digunakan dalam reverse engineering

    untuk meningkatkan struktur program berorientasi objek.

  • 19

    3. Reverse engineering

    Reverse engineering adalah proses menganalisa subjek sistem untuk

    mengindentifikasi komponen sistem dan hubungan yang terjadi di dalamnya untuk

    di representasikan dalam bentuk lain atau pada level abstraksi yang lebih tinggi.

    Reverse engineering dilkukan secara pasif, artinya tidak mengubah sistem atau

    menghasilkan sistem yang baru. Sebuah usaha reverse engineering sederhana

    mungkin menghasilkan sesuatu yang disebut graphs dan control flow graphs dari

    source code. Jenis dari reverse engineering antara lain redocumentation dan design

    recovery. Date Reverse Engineering mempunyai pengaruh penting beberapa tahun

    belakangan. Topik Reverse engineering menjadi bahan diskusi dalam acara tahunan

    Working Conference on Reverse Engineering (WCRE).

    4. Impact Analysis

    Impact analysis mengidentifikasi keseluruhan sistem dan produk sistem yang

    dipengaruhi oleh permintaan perubahan (change request) dan membuat perkiraan

    sumber daya yang diperlukan untuk melakukan perubahan. Dilakukan setelah

    permintaan perubahan (change request) diterima oleh configuration management

    process. Beberapa hal penting tentang impact analisis:

    o Menentukan ruang lingkup perubahan untuk perencanaan dan implementasi.

    o Membuat perkiraan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan kegiatan

    secara akurat.

    o Menganalisa untung / rugi perubahan yang diminta.

    o Melakukan komunikasi dengan bagian lain tentang kompleks tidaknya

    perubahan yang dilakukan.

  • 20

    BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1 Urgensi Maintenance dalam Pengembangan Software

    Software maintanence menjadi bagian dari keberlangsungan sebuah software (software

    sustainment). Software yang dapat di maintenance akan mendukung perusahaan dalam

    memecahkan solusi sesuai dengan perubahan lingkungan bisnis. Bila suatu software tidak

    dapat di maintenance maka sofrware tersebut tidak dapat mendukung kinerja dari perusahaan

    atau pengguna. Software maintenance menjadi sangat penting karena memberikan porsi yang

    besar dalam biaya lifecycle keseluruhan. Ketidakmampuan untuk melakukan perubahan

    software secara cepat dan reliable akan menyebabkan kehilangan peluang bisnis yang

    dimiliki.

    Maintenance pada software perlu dilakukan dengan cara memonitor dan mengevaluasi

    kinerja pada software yang sudah ada. Modifikasi atau perubahan diperlukan apabila terdapat

    perubahan dari organisasi itu sendiri baik yang berkaitan dalam hal struktur organisasi

    maupun perubahan cara kerja dan juga pengembangan bisnis (faktor external maupun faktor

    internal). Penyesuaian pada maintenance software dapat dilakukan dengan update sistem

    yang dimulai dari identifikasi permasalahan pada sistem yang sudah berjalan. Apabila suatu

    sistem tidak diperhatikan sisi maintenance-nya, maka sinergi antara perubahan-perubahan/

    kemajuan yang terjadi dalam perusahaan tidak dapat langsung diaplikasikan dalam software,

    yang dalam hal ini merupakan faktor penunjang dalam efisiensi dan efektivitas.

    Maintenance software perlu memperhatikan beberapa karakteristik:

    Karakteristik Sub karakteristik

    Functionality :

    Software untuk menjalankan

    fungsinya sebagimana kebutuhan

    sistemnya.

    Suitability, accuracy,

    interoperability, security

    Reliability :

    Kemampuan software untuk dapat

    Maturity, Fault tolerance,

    Recoverability

  • 21

    tetap tampil sesuai dengan fungsi

    ketika digunakan.

    Usability :

    Kemampuan software untuk

    menampilkan performans relatif

    terhadap penggunaan sumberdaya.

    Understanbility, Learnability,

    Operability, Attractiveness

    Efficiency :

    Kemampuan software untuk

    menampilkan performans relatif

    terhadap penggunaan sumberdaya.

    Time behaviour, Resource

    Utilization

    Maintainability :

    Kemampuan software untuk

    dimodifikasi (korreksi, adaptasi,

    perbaikan)

    Analyzability, Changeability,

    Stability, Testability

    Portability :

    Kemampuan software untuk

    ditransfer dari satu lingkungan ke

    lingkungan lain.

    Adaptability, Installability

    Tabel 1. Karakteristik Software: ISO 9126

    Untuk menghasilkan software yang baik dan berkualitas maka perangkat lunak tersebut harus

    memiliki kriteria : Functionality, Reliability, Usability, Efficiency, Maintainability, dan

    Portability. Penggunaan kriteria tersebut akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan

    penguna software tersebut.

    Berdasarkan uraian diatas maka, urgensi dari pemeliharaan sistem atau system maintenance

    adalah:

    Memperbaiki Kesalahan (Correcting Errors)

    Maintenance dilakukan untuk mengatasi kegagalan dan permasalahan yang muncul

    saat sistem dioperasikan. Sebagai contoh, maintenance dapat digunakan untuk

    mengungkapkan kesalahan pemrograman (bugs) atau kelemahan selama proses

    pengembangan yang tidak terdeteksi dalam pengujian sistem, sehingga kesalahan

    tersebut dapat diperbaiki.

  • 22

    Menjamin dan Meningkatkan Kinerja Sistem (Feedback Mechanism)

    Kajian pasca implementasi sistem merupakan salah satu aktivitas maintenance yang

    meliputi tinjauan sistem secara periodik. Tinjauan periodik atau audit sistem

    dilakukan untuk menjamin sistem berjalan dengan baik, dengan cara memonitor

    sistem secara terus-menerus terhadap potensi masalah atau perlunya perubahan

    terhadap sistem. Sebagai contoh, saat user menemukan errors pada saat sistem

    digunakan, maka user dapat memberi umpan balik atau feedback kepada spesialis

    informasi guna meningkatkan kinerja sistem. Hal ini yang menjadikan system

    maintenance perlu dilakukan secara berkala, karena system maintenance akan

    senantiasa memastikan sistem baru yang di implementasikan berjalan dengan baik dan

    sesuai dengan tujuan penggunaanya melalui mekanisme umpan balik.

    Menjaga Kemutakhiran Sistem (System Update)

    Selain sebagai proses perbaikan kesalahan dan kajian pasca implementasi, system

    maintenance juga meliputi proses modifikasi terhadap sistem yang telah dibangun

    karena adanya perubahan dalam organisasi atau lingkungan bisnis. Sehingga, system

    maintenance menjaga kemutakhiran sistem (system update) melalui modifikasi-

    modifikasi sistem yang dilakukan.

    Selain itu, urgensi dari pemeliharaan sistem atau system maintenance dalam suatu organisasi/

    perusahaan adalah sebagai berikut:

    Mengurangi pengeluaran dalam bidang investasi teknologi.

    Membantu perusahaan memecahkan masalah dengan tetap mengikuti perubahan

    lingkungan dan prosedur yang terjadi.

    Efektivitas biaya.

    Menghindari kerugian yang diakibatkan oleh munculnya kesalahan pada perangkat lunak

    yang berakibat pada pengguna terakhir. Biaya yang dikeluarkan akan lebih sedikit jika

    dilakukan pendektesian awal terhadap kesalahan yang terjadi pada perangkat lunak

    tersebut.

    Efisiensi waktu

    Dilakukannya pengujian terhadap perangkat lunak akan menghindari perusahaan dari

    resiko kerugian yang terjadi dan waktu yang lebih lama untuk melakukan perbaikan

    terhadap perangkat lunak tersebut.

    Fokus pada pengembangan bisnis.

  • 23

    Perangkat lunak yang tidak memiliki kesalahan (bug) akan memaksimalkan kinerja dari

    perusahaan dengan mendukung kegiatan bisnis lebih baik dan mendukung penyelesaian

    masalah lebih cepat dengan penggunaan perangkat lunak tersebut.

    Peningkatan loyalitas pelanggan.

    Software maintenance yang dilakukan oleh pihak ketiga/outsourcing akan menghemat

    waktu yang berharga bagi perusahaan. Seperti akan diperoleh cukup waktu untuk fokus

    pada kegiatan penting bisnis dan mengoptimalkan pelayanan terhadap pelanggan untuk

    meningkatkan loyalitas dan kepuasan terhadap perusahaan.

    Membuat software tersebut menjadi kategori software berkualitas.

    Mengambil peluang bisnis yang ada, dengan maintenance software atau sistem informasi,

    akan mengevaluasi sistem yang ada dan memodifikasinya, bila sebuah sistem usang atau

    rusak maka organisasi tidak akan dapat mengambil peluang bisnis yang ada dengan

    proses yang efektif dan efisien.

    Menjaga agar software tidak menjadi usang.

    Keusangan software atau sistem informasi akan merugikan organisasi, organisasi menjadi

    tidak optimal dalam memanfaatkan software pun menghasilkan kinerja yang tidak

    optimal, sehingga proses maintenance menjaga hal ini agar keusangan tidak terjadi.

  • 24

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1. Kesimpulan

    Besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk membangun sebuah sistem informasi baru,

    membuat perusahaan harus bisa memelihara atau maintenance sistem informasi yang telah

    dimiliki atau dibeli. Pentingnya dilakukan maintenance dalam proses pengembangan software

    yaitu untuk menghindari terjadinya kesalahan (bug) dalam perangkat lunak. Hal tersebut akan

    meminimalkan pengeluaran biaya yang diakibatkan oleh kerugian yang diakibatkan oleh

    kesalahan yang terjadi pada software tersebut. Dengan adanya proses maintenance yang

    dilakukan secara rutin dan berkala, perusahaan dapat dengan mudah melakukan penyesuaian

    terhadap lingkungan bisnis yang terus berkembangan dan memanfaatkan peluang bisnis yang ada

    untuk mencapai tujuan perusahaan.

  • 25

    DAFTAR PUSTAKA

    April, Alain et al. 2004. Software Maintenance Maturity Model (SMmm): The software

    maintenance process model. Computer Science, Laboratory for Advanced

    Networking, University of Kentucky.

    Indrajit, Richardus Eko. 2001. Pengantar Konsep Dasar Manajemen Sistem Informasi dan

    Teknologi Informasi. Jakarta: Gramedia.

    McCall, J. A., P. K. Richards, et al. (1997). Factors in Software Quality US Rome Air

    Development Reports.

    O’Brien, J. A. 2005. Pengantar Sistem Informasi, Perspektif Bisnis dan Manajerial. Edisi 12.

    Terjemahan: Introduction to Information Systems, 12th Ed. Palupi W. (editor), Dewi F. dan Deny A. K.

    (pen