Tugas Ikatan Kimia Uts
Transcript of Tugas Ikatan Kimia Uts
JAWABAN SOAL IKATAN KIMIA DARI NOMOR 1-13
Jawaban nomor 1
1. Teori Atom John Dalton
Pada tahun 1803, John Dalton mengemukakan mengemukakan pendapatnaya tentang
atom. Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa (hukum
Lavoisier) dan hukum susunan tetap (hukum prouts). Lavosier mennyatakan bahwa “Massa total
zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat hasil reaksi”. Sedangkan
Prouts menyatakan bahwa “Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa selalu tetap”.
Dari kedua hukum tersebut Dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom sebagai berikut :
Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi
Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-atom yang
identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda Atom-atom bergabung membentuk senyawa
dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan
atom-atom oksigen Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan
kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti pada tolak peluru.
Seperti gambar berikut ini:
Hasil perenungan Dalton menyempurnakan teori atom Democritus. Bayangan Dalton dan
Democritus adalah bahwa benda itu berbentuk pejal. Dalam perenungannya Dalton
mengemukakan postulatnya tentang atom.
a) Setiap unsur terdiri dari partikel yang sangat keci yang dinamakan dengan atom
b) Atom dari unsur yang sama, Atom dari unsur berbeda memiliki sifat yang berbeda
pula
c) Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain dengan reaksi
kimia, atom tidak dapat dimusnahkan dan atokan
d) Atom-atom dapat bergabung membentuk gabungan atom yang disebut molekul
e) Dalam senyawa, perbandingan massa masing-masing unsur adalah tetap.
Kelebihan dari teori Dalton ini adalah memulai minat terhadap penelitian mengenai
model atom.
Kelemahan:
Teori dalton tidak menerangkan hubungan antara larutan senyawa dan daya hantar
arus listrik.
2. Teori Atom J. J. Thomson
Berdasarkan penemuan tabung katode yang lebih baik oleh William Crookers, maka J.J.
Thomson meneliti lebih lanjut tentang sinar katode dan dapat dipastikan bahwa sinar katode
merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-baling yang diletakkan diantara katode dan
anode. Dari hasil percobaan ini, Thomson menyatakan bahwa sinar katode merupakan partikel
penyusun atom (partikel subatom) yang bermuatan negatif dan selanjutnya disebut elektron.
Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena elektron bermuatan negatif, maka
harus ada partikel lain yang bermuatan positifuntuk menetrallkan muatan negatif elektron
tersebut. Dari penemuannya tersebut, Thomson memperbaiki kelemahan dari teori atom dalton
dan mengemukakan teori atomnya yang dikenal sebagai Teori Atom Thomson. Yang
menyatakan bahwa:
“Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan didalamya tersebar muatan negatif
elektron”
Model atomini dapat digambarkan sebagai jambu biji yang sudah dikelupas kulitnya. biji jambu
menggambarkan elektron yang tersebar marata dalam bola daging jambu yang pejal, yang pada
model atom Thomson dianalogikan sebagai bola positif yang pejal. Model atom Thomson dapat
digambarkan sebagai berikut:
Kelebihan teori atom Thomson ini adalah membuktikan adanya partikel lain yang
bermuatan negative dalam atom. Berarti atom bukan merupakan bagian terkecil dari suatu
unsure. Selain itu juga memastikan bahwa atom tersusun dari partikel yang bermuatan positif dan
negative untuk membentuk atom netral. Juga membuktikan electron terdapat dalam semua
unsure.
Kelemahan:
Kelemahan model atom Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif
dalam bola atom tersebut.
3. Teori Atom Rutherford
Rutherford bersama dua orang muridnya (Hans Geigerdan Erners Masreden) melakukan
percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alfa (λ) terhadap lempeng tipis emas. Sebelumya
telah ditemukan adanya partikel alfa, yaitu partikel yang bermuatan positif dan bergerak lurus,
berdaya tembus besar sehingga dapat menembus lembaran tipis kertas. Percobaan tersebut
sebenarnya bertujuan untuk menguji pendapat Thomson, yakni apakah atom itu betul-betul
merupakan bola pejal yang positif yang bila dikenai partikel alfa akan dipantulkan atau
dibelokkan. Dari pengamatan mereka, didapatkan fakta bahwa apabila partikel alfa ditembakkan
pada lempeng emas yang sangat tipis, maka sebagian besar partikel alfa diteruskan (ada
penyimpangan sudut kurang dari 1°), tetapi dari pengamatan Marsden diperoleh fakta bahwa satu
diantara 20.000 partikel alfa akan membelok sudut 90° bahkan lebih.
Berdasarkan gejala-gejala yang terjadi, diperoleh beberapa kesipulan beberapa berikut:
Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa diteruskan
Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisanatom-atom emas, maka didalam atom
emas terdapat partikel yang sangat kecil yang bermuatan positif.
Partikel tersebut merupakan partikelyang menyusun suatu inti atom, berdasarkan fakta bahwa 1
dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan. Bila perbandingan 1:20.000 merupakan perbandingan
diameter, maka didapatkan ukuran inti atom kira-kira 10.000 lebih kecil daripada ukuran atom
keseluruhan.
Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari percobaan tersebut, Rutherford mengusulkan
model atom yang dikenal dengan Model Atom Rutherford yang menyatakan bahwa Atom terdiri
dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif, dikelilingi oleh elektron yang bermuatan
negatif. Rutherford menduga bahwa didalam inti atom terdapat partikel netral yang berfungsi
mengikat partikel-partikel positif agar tidak saling tolak menolak
Model atom Rutherford dapat digambarkan sebagai berikut:
Kelebihan teori atom Ritherford adalah menyatakan bahwa atom tersusun dari inti atom dan
electron yang mengelilingi inti.
Kelemahan:
Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom.
4. Teori Atom Bohr
Pada tahun 1913, pakar fisika Denmark bernama Neils Bohr memperbaiki kegagalan
atom Rutherford melalui percobaannya tentang spektrum atom hidrogen. Percobaannya ini
berhasil memberikan gambaran keadaan elektron dalam menempati daerah disekitar inti atom.
Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen melibatkan gabungan antara teori klasik dari Rutherford
dan teori kuantum dari Planck, diungkapkan dengan empat postulat, sebagai berikut:
Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu elektron dalam atom
hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaan gerak stasioner (menetap) elektron dan merupakan
lintasan melingkar disekeliling inti. Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi
elektron tetap sehingga tidak ada energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan maupun diserap.
Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan stasioner lain. Pada
peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya sesuai dengan persamaan planck, ΔE =
hv.
Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan sifat-sifat tertentu, terutama
sifat yang disebut momentum sudut. Besarnya momentum sudut merupakan kelipatan dari h/2∏
atau nh/2∏, dengan n adalah bilangan bulat dan h tetapan planck. Menurut model atom bohr,
elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit elektron atau
tingkat energi. Tingkat energi paling rendah adalah kulit elektron yang terletak paling dalam,
semakin keluar semakin besar nomor kulitnya dan semakin tinggi tingkat energinya.
Kelebihan atom Bohr adalah bahwa atom terdiri dari beberapa kulit untuk tempat berpindahnya
elektron.
Kelemahan:
Model atom ini tidak bisa menjelaskan spektrum warna dari atom berelektron banyak.
5. Teori Atom Modern
Pada tahun 1926, dengan menggunakan pemikiran Louis de Broglie bahwa partikel
berperilaku seperti gelombang, model atom mekanika kuantum dikembangkan oleh Erwin
Schrodinger (1926). Sebelum Erwin Schrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg
mengembangkan teori mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian yaitu
“Tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama pada
saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak
tertentu dari inti atom”.
Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron disebut orbital.
Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin Schrodinger.Erwin Schrodinger
memecahkan suatu persamaan untuk mendapatkan fungsi gelombang untuk menggambarkan
batas kemungkinan ditemukannya elektron dalam tiga dimensi.
Persamaan Schrodinger.
x,y dan z : Posisi dalam tiga dimensi
Y : Fungsi gelombang
m : Massa
ђ : h/2p dimana h = konstanta plank dan p = 3,14
E : Energi total
V : Energi potensial
Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom modern atau model atom
mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini, seperti terlihat pada gambar yang ada.
Awan elektron disekitar inti menunjukan tempat kebolehjadian elektron. Orbital menggambarkan
tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama atau hampir sama akan
membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit bergabung membentuk kulit.Dengan demikian kulit
terdiri dari beberapa sub kulit dan subkulit terdiri dari beberapa orbital. Walaupun posisi kulitnya
sama tetapi posisi orbitalnya belum tentu sama.
Ciri Khas Model Atom Mekanika Gelombang
Gerakan elektron memiliki sifat gelombang, sehingga lintasannya (orbitnya) tidak stasioner
seperti model Bohr, tetapi mengikuti penyelesaian kuadrat fungsi gelombang yang disebut orbital
(bentuk tiga dimensi darikebolehjadian paling besar ditemukannya elektron dengan keadaan
tertentu dalam suatu atom)
Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga bilangan kuantumnya. (Elektron
yang menempati orbital dinyatakan dalam bilangan kuantum tersebut)
Posisi elektron sejauh 0,529 Amstrong dari inti H menurut Bohr bukannya sesuatu yang pasti,
tetapi bolehjadi merupakan peluang terbesar ditemukannya elektron.
Jawaban nomor 2
Sejarah teori dan model atom sudah dimulai sejak zaman Yunani kuno dan terus berkembang
hingga sekarang. Melalui teori dan model atom, kita dapat mengetahui dan mempelajari
bagaimana bentuk dan struktur dari atom. Perkembangan tersebut tidak dapat dilepaskan dari
upaya para ilmuwan diantaranya Democritus, John Dalton, J.J. Thomson, Rutherford, Niels
Bohr, Schrodinger, de Broglie dan lain sebagainya.
Sejarah awal perkembangan teori atom-(berdasarkan rentang waktu) berawal dari :
1. Leukippos dan Demokritus (460 – 380 SM)
Leukippos merupakan orang pertama yang mencetuskan tentang keberadaan atom. Beliau
bersama dengan Demokritus muridnya mengemukakan bahwa materi terbentuk dari partikel
yang sudah tidak terbagi lagi. Yang kemudian mereka namai dengan sebutan atom (Yunani:
atomos = tak terbagi). Namun, Pendapat ini ditolak oleh Aristoteles, Dia berpendapat bahwa
materi bersifat kuntinu (materi dapat dibelah terus-menerus sampai tidak berhingga). Oleh
karena Aristosteles termasuk orang yang sangat berpengaruh pada masa itu, gagasan tentang
atom memudar dan tidak mengalami perkembangan selama berabad-abad lamanya.
Gambar dunia atom Demokritus
2. Gassendi (1592-1655 M)
Pemikiran tentang keberadaan atom muncul kembali. Sekitar tahun 1592 – 1655 Gasendi
mengemukakan bahwa atom merupakan bagian terkecil suatu zat. Isaac Newton (1642 – 1727),
seorang ilmuwan yang sangat berpengaruh pada masa itu, mengemukakan dukungannya tentang
keberadaan atom.
Berdasarkan berbagai penemuan pada masa itu, sehingga John Dalton merumuskan teori atom
yang pertama sekitar tahun 1803-1807, yang kita kenal sebagai teori atom Dalton. John Dalton
adalah pencetus teori atom. Ia terkenal karena teorinya yang membangkitkan kembali istilah
“atom”.
Jawaban nomor 3
Konsep bahwa materi terdiri dari satuan-satuan terpisah yang tidak dapat dibagi lagi menjadi
satuan yang lebih kecil telah ada selama satu milenium. Namun, pemikiran tersebut masihlah
bersifat abstrak dan filosofis, daripada berdasarkan pengamatan empiris dan eksperimen. Secara
filosofis, deskripsi sifat-sifat atom bervariasi tergantung pada budaya dan aliran filosofi tersebut,
dan seringkali pula mengandung unsur-unsur spiritual di dalamnya. Walaupun demikian,
pemikiran dasar mengenai atom dapat diterima oleh para ilmuwan ribuan tahun kemudian,
karena ia secara elegan dapat menjelaskan penemuan-penemuan baru pada bidang kimia.
konsep atom dapat ditilik kembali kepada zaman India kuno pada tahun 800 sebelum masehi,
yang dijelaskan dalam naskah filsafat Jainisme sebagai anu dan paramanu. Aliran mazhab Nyaya
dan Vaisesika mengembangkan teori yang menjelaskan bagaimana atom-atom bergabung
menjadi benda-benda yang lebih kompleks. Satu abad kemudian muncul rujukan mengenai atom
di dunia Barat oleh Leukippos, yang kemudian oleh muridnya Demokritos pandangan tersebut
disistematiskan. Kira-kira pada tahun 450 SM, Demokritos menciptakan istilah átomos (bahasa
Yunani: ἄτομος), yang berarti "tidak dapat dipotong" ataupun "tidak dapat dibagi-bagi lagi".
Teori Demokritos mengenai atom bukanlah usaha untuk menjabarkan suatu fenomena fisis
secara rinci, melainkan suatu filosofi yang mencoba untuk memberikan jawaban atas perubahan-
perubahan yang terjadi pada alam. Filosofi serupa juga terjadi di India, namun demikian ilmu
pengetahuan modern memutuskan untuk menggunakan istilah "atom" yang dicetuskan oleh
Demokritos.
Kemajuan lebih jauh pada pemahaman mengenai atom dimulai dengan berkembangnya ilmu
kimia. Pada tahun 1661, Robert Boyle mempublikasikan buku The Sceptical Chymist yang
berargumen bahwa materi-materi di dunia ini terdiri dari berbagai kombinasi "corpuscules",
yaitu atom-atom yang berbeda. Hal ini berbeda dengan pandangan klasik yang berpendapat
bahwa materi terdiri dari unsur-unsur udara, tanah, api, dan air. Pada tahun 1789, istilah element
(unsur) didefinisikan oleh seorang bangsawan dan peneliti Perancis, Antoine Lavoisier, sebagai
bahan dasar yang tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi dengan menggunakan metode-metode
kimia.
Sehingga, karena sejarah teori dan model atom sudah dimulai sejak zaman Yunani kuno dan
terus berkembang hingga sekarang. Berawal dari :
1. Leukippos dan Demokritus (460 – 380 SM)
Leukippos merupakan orang pertama yang mencetuskan tentang keberadaan atom. Beliau
bersama dengan Demokritus muridnya mengemukakan bahwa materi terbentuk dari partikel
yang sudah tidak terbagi lagi. Yang kemudian mereka namai dengan sebutan atom (Yunani:
atomos = tak terbagi). Namun, Pendapat ini ditolak oleh Aristoteles, Dia berpendapat bahwa
materi bersifat kuntinu (materi dapat dibelah terus-menerus sampai tidak berhingga). Oleh
karena Aristosteles termasuk orang yang sangat berpengaruh pada masa itu, gagasan tentang
atom memudar dan tidak mengalami perkembangan selama berabad-abad lamanya.
2. Gassendi (1592-1655 M)
Pemikiran tentang keberadaan atom muncul kembali. Sekitar tahun 1592 – 1655 Gasendi
mengemukakan bahwa atom merupakan bagian terkecil suatu zat. Isaac Newton (1642 – 1727),
seorang ilmuwan yang sangat berpengaruh pada masa itu, mengemukakan dukungannya tentang
keberadaan atom. Sehingga, dengan penemuan itu, muncul penemuan baru tentang atom dan
teorinya.
Jawaban nomor 4
Menurut Bohr, pada tahun 1913, berdasarkan analisis spektrum atom dan teori kuantum yang
dikemukakan oleh Max Planck, Niels Bohr mengajukan model atom hidrogen. Model atom
hidrogen menurut Bohr menyerupai sistem tata surya. Elektron dalam atom hanya dapat berada
pada tingkat energi tertentu. Artinya, elektron hanya dapat beredar pada lintasan tertentu saja.
Elektron dapat berpindah dari satu kulit ke kulit lain disertai pemancaran atau penyerapan
sejumlah tertentu energi.
Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen melibatkan gabungan antara teori klasik dari Rutherford
dan teori kuantum dari Planck, diungkapkan dengan empat postulat, sebagai berikut :
1. Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu elektron dalam atom
hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaan gerak stasioner (menetap) elektron dan
merupakan lintasan melingkar disekeliling inti.
2. Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi elektron tetap sehingga tidak ada
energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan maupun diserap.
3. Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan stasioner lain.
Pada peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya sesuai dengan persamaan
planck, ΔE = hv.
4. Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan sifat-sifat tertentu, terutama
sifat yang disebut momentum sudut. Besarnya momentum sudut merupakan kelipatan
dari h/2∏ atau nh/2∏, dengan n adalah bilangan bulat dan h tetapan planck.
Menurut model atom bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu,
yaitu lintasan yang memberikan momentum sudut sebesar , dimana h = tetapan Planck = 6,63 x
10-34J/s. Energi elektron dalam lintasan berbanding lurus dengan jarak lintasan dari inti. Makin
jauh lintasan dari inti, makin tinggi tingkat energi lintasan. Selama elektron berada pada
lintasannya elektron tidak melepas dan menyerap energi. Jika elektron menyerap energi maka
elektron pindah ke lintasan yang tingkat energinya lebih tinggi. Dan jika elektron pindah dari
lintasan dengan tingkat energi tinggi ke lintasan dengan tingkat energi rendah, maka elektron
akan memancarkan energi dalam bentuk radiasi.
Elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu disebut kulit elektron atau
tingkat energi. Tingkat energi paling rendah adalah kulit elektron yang terletak paling dalam,
semakin keluar semakin besar nomor kulitnya dan semakin tinggi tingkat energinya.
Jawaban nomor 5
Jawaban nomor 6
Solusi dari persamaan Schrödinger (persamaan gelombang) untuk atom hidrogen menggunakan
fakta bahwa potensial Coulomb yang dihasilkan oleh inti adalah isotropik (itu adalah radial
simetris dalam ruang dan hanya tergantung pada jarak ke inti). Meskipun dihasilkan
eigenfunctions energi (orbital) tidak selalu isotropik sendiri, ketergantungan mereka pada
koordinat sudut mengikutinya sebagai umumnya dari isotropi dari potensi yang mendasari: yang
eigenstates dari Hamiltonian (yaitu, eigenstates energi) dapat dipilih sebagai simultan eigenstates
dari Operator momentum sudut . Hal ini terkait dengan kenyataan bahwa momentum sudut kekal
dalam gerakan orbital dari elektron di sekitar nukleus. Oleh karena itu, eigenstates energi dapat
diklasifikasikan oleh dua momentum sudut bilangan kuantum , ℓ dan m (keduanya bilangan
bulat). Momentum bilangan kuantum sudut ℓ = 0, 1, 2, … menentukan besarnya momentum
sudut. Jumlah kuantum magnetik m = – ℓ, …, + ℓ menentukan proyeksi momentum sudut pada
(sewenang-wenang dipilih) z-axis.
Ringkasan matematika eigenstates dari atom hidrogen
Tingkat energi hidrogen, termasuk struktur halus , diberikan oleh
dimana α adalah konstanta struktur halus- dan j adalah angka yang merupakan nilai eigen
momentum total sudut, yaitu ℓ ± 1/2 tergantung pada arah spin elektron. Kuantitas dalam tanda
kurung siku muncul dari relativistik (spin-orbit) interaksi kopling (sebagaimana diuraikan lebih
lanjut di bawah ini di bagian “Fitur melampaui solusi Schrödinger”).
Nilai 13,6 eV disebut konstanta Rydberg dan dapat ditemukan dari model Bohr, dan diberikan
oleh
dimana m e adalah massa elektron, q e adalah muatan elektron, h adalah konstanta Planck , dan ε 0
adalah permitivitas vakum .
Persamaan Schrodinger tak bergantung waktu
Dalam banyak situasi energi potensial sebuah partikel tidak bergantung dari waktu secara
eksplisit, gaya yang bereaksi padanya, jadi juga V, hanya berubah terhadap kedudukan partikel.
Jika hal itu benar, persamaan Schrodinger dapat disederhanakan dengan meniadakan
ketergantungan terhadap waktu t. Fungsi gelombang partikel bebas dapat ditulis
Y = Ae-(i/ħ)(Et – px) = Ae-( iE/ħ )te+(ip/ħ)x
= e-(iE/ħ)t
ini berarti, Y merupakan perkalian dari fungsi bergantung waktu e-(iE/h)t dan fungsi yang
bergantung kedudukan . Kenyataanya, perubahan terhadap waktu dari semua fungsi partikel
yang mengalami aksi dari gaya jenuh mempunyai bentuk yang sama seperti pada partikel bebas.
PERSAMAAN SCHRODINGER ATOM HIDROGEN
Massa proton mp jauh lebih besar dibandingkan massa electron me. didalam pembahasan pada
bab ini dilakukan penyederhanaan berupa asumsi proton diam di pusat koordinat dan electron
bergerak mengelilinginya di bawah pengaruh medan atau gaya Coulumb.
Pendekatan yang lebih baik dilakukan dengan memandang kedua pertikel proton dan electron
berotasi di sekitar pusat massa bersama dengan yang berada di dekat pusat proton. Tetapi sekali
lagi untuk penyederhanaan, efek ini diabaikan
Karena proton dianggap diam, maka kontribusi energy system hanya diberikan oleh electron
yaitu energy kinetic
Ek = p ^2/〖2m〗_e 4.1
dan energy potensial
V (r) = - e^2/(4πϵ_0 r) 4.2
yaitu
E ≡ H = p ^2/〖2m〗_e - e^2/(4πϵ_0 r) 4.3
Dengan demikian, persamaan Schrodinger untuk atom hydrogen
(-ℏ^2/(2m_e ) ∇^2- e^2/(4πϵ_0 r))Ψ(r ) = EΨ(r ) 4.4
Mengingat system atom hidrogen mempunyai simetri bola, analisis menjadi lebih sederhana bila
operator ∇^2 diungkapkan dalam koordinat bola. Di dalam koordinat bola (r,θ,φ) persamaan 4.4
menjadiℏ^2/(2m_e ) 1/r^2 {∂/∂r (r^2 ∂ψ/∂θ)-1/sinθ ∂/∂θ (sinθ ∂ψ/∂θ)-1/sinθ ∂ψ/〖∂φ〗^2 }-(e^2/(4πϵ_0
r) ψ)=EΨ 4.5
Selanjutnya, untuk mendapatkan solusi bagi persamaan 4.5 di atas dilakukan pemisahan variable
Ψ(r ) = Ψ (r,θ,φ) sebagai berikut
Ψ (r,θ,φ) = R(r)Θ(θ)Ф(φ) 4.6
Substitusikan ungkapan 4.6 kedalam pers, 4.5 kemudian dikalikan 〖2m_e r〗^2/ℏ^2 dan dibagi
ungkapan 4.6 didapatkan
1/R d/dr (r^2 dR/dr)+ 1/(Θ sinθ ) d/dθ (sin〖θ dΘ/dθ〗 )+1/(〖Фsin〗^2 θ) (d^2 Ф)/〖dφ〗^2 +
〖2m_e r〗^2/ℏ^2 (E+e^2/(4πϵ_0 r))=0 4.7
Dari persamaan 4.7 ini tampak bahwa suku pertama dan keempat hanya bergantung pada jari-jari
r, suku kedua dan ketiga hanya bergantung sudut θ dan φ.
Jawaban nomor 7
Untuk menerangkan kelemahan teori atom Bohr, maka lahirlah teori atom baru ”teori atom
mekanika kuantum” yang ditopang oleh hipotesa De Broglie dan Azas ketidakpastian
Heisenberg.
Hipotesa De Broglie berbunyi:
”elektron dalam atom dapat dipandang sebagai partikel dan sebagai gelombang”
Azas ketidakpastian Heisenberg berbunyi:
”tidak mungkin menentukan kecepatan sekaligus posisi yang pasti dari elektron dalam ruang,
yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti”
Daerah kebolehjadian menemukan elektron disebut orbital. Pada tahun 1926, Erwin Schrodinger
berhasil merumuskan persamaan gelombang yang menggambarkan orbital, dimana setiap orbital
mempunyai bentuk dan energi tertentu. Satu orbital dapat ditempati oleh maksimal 2 elektron.
Kedudukan elektron dalam atom dijelaskan oleh 4 bilangan kuantum:
1. bilangan kuantum utama (n) yang menyatakan tingkat energi
2. bilangan kuantum azimuth (l) yang menyatakan orbital
3. bilangan kuantum magnetik (m) yang menyatakan orientasi orbital dalam ruang
4. bilangan kuantum spin (s) yang menyatakan spin elektron.
Bilangan Kuantum Utama
Bilangan kuantum utama adalah bilangan bulat positif yang menggambarkan
kedudukan atau jarak relatif elektron terhadap intinya atau bilangan yang menunjukan kulit
atom.Bilangan kuantum utama biasanya menunjukan tingkat energi utama dimana elektron itu
berada.Bilangan kuantum utama biasanya disimbolkan dengan n.semakin besar harga n semakin
besar ukuran orbital yang dihuni oleh elektron.
Perhatikan tabel dibawah ini :
Kulit K L M N O P Q
Harga n 1 2 3 4 5 6 7
Energi biasanya dinyatakan dengan kulit,nilai n dari bilangan kuantum utama,adalah satu
sampai tujuh.kulit K dengan harga n = 1 paling dekat dengan inti.elektron yang beredar dikulit K
mempunyai tingkat energi yang paling kecil.Kulit L dengan harga n = 2 jaraknya lebih jauh dari
inti dibandingkan dengan kulit K .elektron yang berada dikulit L mempunyai energi yang lebih
besar dibandingkan dengan elektron-elektron dikulit K.untuk lebih jelas perhatikan gambar
dibawah ini :
Gambar disamping merupakan elektron yang berada pada kulit tertentu.
Bilangan kuantum utama mempunyai harga yang setara dengan jumlah kulit elektron.
Daya tampung elektron tiap kulitnya dinyatakan dengan rumus :
2(n)2 dimanan adalah bilangan kuantum utama
n mempunyai harga 1, 2, 3, …..
- n = 1 sesuai dengan kulit K
- n = 2 sesuai dengan kulit L
- n = 3 sesuai dengan kulit M
- dan seterusnya
Bilangan Kuantum Azimut
Bilangan kuantum azimut adalah bilangan positif yang besarnya bergantung pada nilai
bilangan kuantum utama dan menggambarkan jenis subkulit elektron pada atom atau bilangan
yang menentukan subkulit atau bentuk orbital,atau dengan kata lain menyatakan disubkulit mana
elektron berada.
Bilangan kuantum azimut biasanya ditulis dengan simbol l .Subkulit biasanya dinyatakan dalam
lambang s(sharp) untuk l = 0,p(principal) untuk l = 1,d(diffuse) untuk l = 2,dan untuk
f(fundamental) untuk l = 3.harga l dimulai dari 0 sampai n-1.
Jika n = 1,l hanya mempunyai harga 0,artinya hanya ada satu tipe orbital ,yaitu orbital 1s untuk
kulit pertama.bila n = 2,l mempunyai harga 0 dan 1.artinya,ada dua jenis orbital untuk kulit
kedua.
Bila n = 3,l mempunyai harga 0,1,dan 2,artinya ada tiga jenis orbital untuk kulit ketiga.jika n =
4,l mempunyai harga 0,1,2 dan 3,artinya ada empat jenis orbital untuk kulit keempat.
Bilangan kuantum azimuth mempunyai harga dari 0 sampai dengan (n-1).
n = 1 ; l = 0 ; sesuai kulit K
n = 2 ; l = 0, 1 ; sesuai kulit L
n = 3 ; l = 0, 1, 2 ; sesuai kulit M
n = 4 ; l = 0, 1, 2, 3 ; sesuai kulit N
dan seterusnya
Sub kulit yang harganya berbeda-beda ini diberi nama khusus:
l = 0 ; sesuai sub kulit s (s = sharp)
l = 1 ; sesuai sub kulit p (p = principle)
l = 2 ; sesuai sub kulit d (d = diffuse)
l = 3 ; sesuai sub kulit f (f = fundamental)
Bilangan kuantum azimut mempunyai harga dari 0 samapi dengan (n-1) untuk setiap n ,dan
menunjukan letak elektron dalam subkulit.setiap kulit terdiri dari subkulit(jumlah subkulit tidak
sama untuk setiap kulit).lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini :
`
Bilangan Kuantum Magnetik
Bilangan kuantum magnetik adalah bilangan bulat yang besarnya bergantung pada nilai
bilangan kuantum azimut dan menentukan orientasi orbital serta banyaknya orbital elektron
dalam atom,atau bilangan yang menunjukan orbital.
Bilangan kuantum magnetik menentukan arah orientasi dari orbit didalam ruang relatif
terhadap orbital lain.dengan demikian untuk setiap satu subkulit terdapat beberapa orbital yang
dicirikan oleh nilai m.
Untuk setiap subkulit (setiap nilai l) akan terdiri dari beberapa orbital dengan nilai m
antara -1 sampai +1.Jadi,untuk subkulit s harga l = 0,hanya ada sebuah harga m = 0 dan
m=+1,dan untuk harga l = 2 mempunyai 5 harga m, yaitu -2,-1,0,+1,+2.
Atau :
l = 0 (sub kulit s), harga m = 0 (mempunyai 1 orbital)
l = 1 (sub kulit p), harga m = -1, O, +1 (mempunyai 3 orbital)
l = 2 (sub kulit d), harga m = -2, -1, O, +1, +2 (mempunyai 5 orbital)
l = 3 (sub kwit f) , harga m = -3, -2, O, +1, +2, +3 (mempunyai 7 orbital
Bilangan Kuantum Spin
Bilangan kuantum spin adalah bilangan yang menunjukan perputaran elektron dalam
orbital ,bernilai + ½ atau – ½
Tanda + atau – hanyalah menunjukan arah yang saling berlawanan dan dapat
digambarkan dengan menggunakan arah panah ,yaitu # atau #, bila anak panah mengarah ke atas
berarti bernilai +1/2 dan bila arah panah mengarah ke bawa berarti – ½.
Jawaban nomor 8
Pada jarak 0,529 Amstrong
Karena pada gambar, model atom dengan orbital lintasan elektron disebut model atom modern
atau model atom mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini. Dimana awan elektron
disekitar inti menunjukan tempat kebolehjadian elektron. Orbital menggambarkan tingkat energi
elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama atau hampir sama akan membentuk
sub kulit. Beberapa sub kulit bergabung membentuk kulit.Dengan demikian kulit terdiri dari
Zero point energy
Energy (E)
0 L
beberapa sub kulit dan subkulit terdiri dari beberapa orbital. Walaupun posisi kulitnya sama
tetapi posisi orbitalnya belum tentu sama.
Gerakan elektron memiliki sifat gelombang, sehingga lintasannya (orbitnya) tidak stasioner
seperti model Bohr, tetapi mengikuti penyelesaian kuadrat fungsi gelombang yang disebut orbital
(bentuk tiga dimensi dari kebolehjadian paling besar ditemukannya elektron dengan keadaan
tertentu dalam suatu atom).
Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga bilangan kuantumnya (Elektron
yang menempati orbital dinyatakan dalam bilangan kuantum tersebut).
Posisi elektron sejauh 0,529 Amstrong dari inti H menurut Bohr bukannya sesuatu yang pasti,
tetapi bolehjadi merupakan peluang terbesar ditemukannya elektron.
Jawaban nomor 9
Aturan Seleksi Transisi yang diperbolehkan adalah Elektron dapat menyerap atau memancarkan
foton dengan syarat: Δℓ = ±1 dan Δ m ℓ = 0, ±1 . Probabiltas transisi dari tingkat awal ke tingkat
akhir dapat dihitung dengan menggunakan fungsi gelombangnya.
Jawaban nomor 10
ψ5
L0
x
Gambar di atas menunjukkan tingkat – tingkat energy En = h2 /8mL2 dan fungsi gelombang ψn =
(x) untuk partikel dalam sebuah kotak satu dimensi.
Jawaban nomor 11
Untuk menyelesaikan persamaan Schrodinger bebas waktu H ψ=Eψ untuk sebuah
partikel dengan massa m yang terukur pada daerah (0< x < L ) pada sumbu- x (kotak satu
dimensi). Hamiltonian untuk system ini dituliskan sebagai berikut:
H= ℏ2
2m∂2
∂x2 +U (x)
U(x) adalah energi potensial dari system yang dipelajari. Pembatasan terhadap gerakan partikel
dilakukan pada U(x) dengan ketentuan sebagai berikut. (gambar 1.13)
Didalam kotak (0<x<L) U (x) = 0
Diluar kotak (x≤0atau x≥ L) U (X) = ∞ (1.43)
Perlakuan ini secara alami akan menuju pada ketidakmungkinan untuk menemukan partikel di
luar kotak. Jika ψ ( x )≠0 pada ( x )=+∞ , maka kedua sisi pada persamaan ψ=Eψ akan divergen.
Gambar di atas menunjukkan energi potensial U(x) untuk sebuah partikel dalam sebuah
kotak satu dimensi.
Karena U(x) = 0 di dalam kotak, persamaan gelombang H ψ=Eψ akan menjadi bentuk yang
sangat sederhana yaitu yaitu:
d2ψdx2 =−x2ψ
Dimana
(1.44)
K=( 8π 2mEh2 )
Solusi umum dari persamaan (1.44) telah diketahui dengan baik dan dituliskan sebagai berikut:
ψ ( x )=a . e❑−b . e❑
Solusi umum dari ekspresi ini pada sisi kiri persamaan (1.44) akan menghasilkan suku di sisi
kanan.
Agar dapat mengambil makna atau interpretasi fisis dari ψ ( x ) dalam persamaan (1.46)
dalam konteks teori kuantum, kita harus memperhatikan sifat kontinyu dari fungsi gelombang.
Dalam kasus ini, ψ ( x )harus kontiyu pada kedua sisi kotak (x=0 dan x=L). dengan demikian,
kondisi berikut harus diperlukan.
Pada perbatasan kotak (x = 0), ψ (0 )=a+b=0,
Dan pada perbatasan kotak yang lain (x= L), ψ (L )=a . e❑+b . e−¿=0¿
a=−b
a¿
Karena nilai yang mungkin untuk nilai eigen energi E tidak muncul, kita harus melakukan
klasifikasi ats kasus – kasus yang mungkin sebagai berikut:
1. (E<0 )
Dari persamaan (1.45) K adalah murni bilangan imajiner dan karenanya suku dalam
tanda kurung pada sisi kiri persamaan (1.48) tidak dapat sama dengannol. Ini akan
mengakibatkan a+b=0 dan kemudian ψ ( x )=aeikx+be∧minus ikx=0 untuk seluruh
nilai x (0<x<L). Jelas, ini tidak konsisten dengan asumsi kita tentang partikel dalam
kotak.
2. (E=0)
Dari persamaan (1.45) K=0 dan ψ ( x )=a+b=0 untuk seluruh ¿). Ini juga tidak sesuai
dengan asumsi dari partikel dalam kotak.
3. (E>0 )
Dalam kasus ini K= 0 dan karenanya suku dalam kurung pada sisi kiri di persamaan
(1.48) dapat menjadi sama dengan 0. Kondisi ini dapat dinyatakan sebagai :
e iKL=eikL ataue2 ikL=1
Perlu dicatat bahwa e2 ikL= 1 adalah untuk K yang merupakan bilangan bulat sembarang.
Dengan demikian nilai- nilai untuk K (K>0) yang mungkin harus memenuhi kondisi
berikut.
KL=nπ (n=1,2,3… ..)
Dengan memasukkan nilai K ke dalam persamaan (1.45), kita akan mendapatkan nilai –
nilai yang mungkin untuk energi E dengan nilai integer n
1.45
1.46
1.47
1.48
1.49
1.50
En=n2h2
8mL2
Jawaban nomor 12
Bentuk orbital ditentukan oleh subkulit dari elektron atau ditentukan bilangan kuantum
azimutnya. Jadi, apabila suatu elektron memiliki bilangan kuantum azimut sama, maka bentuk
orbitalnya juga sama, sehingga yang membedakan hanyalah tingkat energinya. Dengan
memahami uraian berikut, akan diketahui bentuk orbital s, p, d, dan f.
1. Bentuk Orbital s
- Sifat orbital s memiliki rapatan elektron yang sama pada jarak yang sama dari inti.
- titik-titik yang menggambarkan rapatan elektron pada jarak yang sama terletak pada
permukaan bola
dengan inti atom sebagai pusatnya. Oleh karena itu, orbital s dikatakan berbentuk
bulat (spherical)
Rapatan elektron pada orbital 2s makin rendah pada posisi makin jauh dari inti.
Bahkan suatu saat rapatan itu mencapai nol. Namun, segera setelah itu kerapatan elektron
bertambah lagi, kemudian berkurang lagi. Dengan kata lain, pada orbital 2s terdapat dua
lapis awan elektron. begitu seterusnya untuk orbital 3s.
2. Bentuk Orbital p
1.51
- Rapatan elektron pada orbital p tidak didistribusikan simetris seperti bola.
- Rapatan elektron terpusat pada dua daerah yang sama ukurannya, tetapi letaknya
berseberangan
- kedua pusat orbital membentuk satu garis lurus dengan inti.
Orbital p dengan bilangan kuantum utama yang lebih besar akan berukuran lebih besar. Selain
itu, orbital p memiliki rapatan elektron dengan arah tertentu. sifat inilah yang menyebabkan tiap
molekul mempunyai bentuk tertentu. karena arahnya tertentu maka orbital p berbentuk seperti
sepasang cuping (dumbbell) yang bertolak belakang dengan inti sebagai tolakannya.
Ada tiga orbital p, yaitu px, py dan pz. Ketiga orbital tersebut mempunyai bentuk dan ukuran
serta energi yang sama. Perbedaan ketiga orbital itu terletak pada arah konsentrasi rapatan
elektronnya. arah tiap orbital terhadap sumbu X, Y, Z ditunjukan dengan indeks bawah. Arah
tiap orbital itu saling tegak lurus.
3. Bentuk Orbital d
- orbital d lebih rumit dari orbital p. Oleh karena itu, penggambaran orbital d selalu terpisah.
Walaupun
demikian, dalam sebuah atom semua orbital berimpit pada inti yang sama.
Hal yang perlu diingat adalah tidak semua orbital d tampak sama. Empat orbital d yang di tandai
dengan dxy, dxz, dyz, dan dx"-y" mempunyai bentuk yang sama.
- Masing-masing memiliki empat cuping rapatan elektron. Keempat orbital itu dibedakan oleh
perbedaan arah.
- Orbital d yang tidak sama dengan keempat orbital itu ditandai dengan dz" . Orbital ini terdiri
atas dua cuping rapatan elektron yang berukuran besar dan suatu donat rapatan elektron. Dua
cuping itu menunjuk arah yang saling berlawanan sepanjang sumbu z. Sedangkan donat rapatan
elektron terletak dalam bidang xy.
4. Orbital f
- Bentuk Orbital f lebih rumit daripada bentuk orbital d .
- Orbital f hanya diperlukan pada saat membahas unsur transisi dalam.
salah satu bentuk orbital f.
Jawaban nomor 13
Panjang gelombang warna
Panjang gelombang adalah sebuah jarak antara satuan berulang dari sebuah pola gelombang. Biasanya
memiliki dontasi huruf Yunani lambda. Dalam sebuah gelombang sinus, panjang gelombang adalah jarak
antara puncak.panjang gelombang yang berbeda-beda diinterpretasikan oleh otak manusia sebagai
warna, dengan merah adalah panjang gelombang terpanjang (frekuensi paling rendah) hingga ke ungu
dengan panjang gelombang terpendek (frekuensi paling tinggi).
Cahaya dengan frekuensi di bawah 400 nm dan di atas 700 nm tidak dapat dilihat manusia. Cahaya
disebut sebagai sinarultraviolet pada batas frekuensi tinggi dan inframerah (IR atau infrared) pada batas
frekuensi rendah. Walaupun manusia tidak dapat melihat sinar inframerah kulit manusia dapat
merasakannya dalam bentuk panas. Ada juga camera yang dapat menangkap sinar Inframerah dan
mengubahnya menjadi sinar tampak. Kamera seperti ini disebut night vision camera