Tugas IBR
-
Upload
rikii-kurniawan -
Category
Documents
-
view
40 -
download
0
description
Transcript of Tugas IBR
Perbedaan Kaca dan Gerabah
Gilang Ruhinda Putra (21030113140172)
Hana Nikma Ulya (21030113120050)
Katerina Nila Oktavia (21030113120055)
Muhammad Teguh Zuliansah (21030113120044)
Rifqi Rakhmani Al Farisi (21030113130138)
Definisi
Kaca merupakan sebuah substansi yang keras dan rapuh, serta merupakan padatan amorf. Hal ini dikarenakan bahan – bahan pembuat kaca bersifat amorf yang mana dapat meleleh dengan mudah. Kaca merupakan hasil penguraian senyawa – senyawa inorganik yang mana telah mengalami pendinginan tanpa kristalisasi. Dalam kehidupan sehari – hari kaca digunakan sebagai cermin, insulator panas, alat – alat laboratorium, dekorasi, dan pembatas ruang.
Definisi
Sedangkan Gerabah adalah tanah merah yang dibakar dengan teknik pembakaran seperti membuat bata atau genteng merah yang sederhana. Sifat materinya mudah pecah dan menyerap air. Di Indonesia istilah ‘gerabah’ juga dikenal dengan keramik tradisional sebagai hasil kegiatan kerajinan dari tanah liat. Gerabah biasa disebut keramik rakyat, karena mempunyai ciri pemakaian tanah liat bakaran rendah dan teknik pembakaran yang sederhana.
Komposisi (Komponen) dan Struktur
Komponen utama kaca ialah silika. Silika ialah galian yang mengandung silikon dioksida (SiO2). Nama IUPAC silikon dioksida ialah silikon (IV) oksida. Wujud silika berupa butiran pasir kuarsa. Kaca terbentuk apabila bahan cair tidak berkristal didinginkan dengan cepat, sehingga tidak memberikan cukup waktu bagi molekul-molekul untuk menyusun dirinya sebagaimana susunan kristal.
Komposisi (Komponen) dan Struktur
Kaca merupakan bentuk lain dari gelas (Glass). Oksida – oksida yang digunakan untuk menyusun komposisi kaca dapat digolongkan menjadi :
Glass Former
Merupakan kelompok oksida pembentuk utama kaca.
Intermediate
Oksida yang menyebabkan kaca mempunyai sifat-sifat yang lebih spesifik, contohnya untuk menahan radiasi, menyerap UV, dan sebagainya.
Modifier
Oksida yang tidak menyebabkan kaca memiliki elastisitas, ketahanan suhu, tingkat kekerasan, dll.
Komposisi (Komponen) dan Struktur
Kombinasi dari ketiganya akan mempengaruhi karakteristik kaca saat dilakukan proses pembentukan.
Berikut adalah Struktur Kaca (b)
dibandingkan dengan struktur
kristal (a)
Komposisi (Komponen) dan Struktur
SedangkanGerabah (earthenware) dibuat dari jenis tanah liat yang plastis dan mudah dibentuk dan dibakar pada suhu maksimum 1000oC. Tanah liat termasuk hidrosilikat alumina dan dalam keadaan murni memiliki rumus Al2O3 2SiO2 2H2O. Tanah liat memiliki komposisi sebagai berikut: Komposisi GerabahStruktur Gerabah
Sifat Fisis dan Kimia Kaca
Kekuatan
Sifat kekuatan kaca tidak terlalu tinggi, karena kaca mudah mengalami kerusakan. Jika kaca menerima beban terlalu tinggi.
Elastisitas
Kaca tidak mempunyai sifat elastisitas
Kekakuan
Kaca mempunyai salah satu kekakuan yang relatif tinggi dan tidak mengalami perubahan bentuk saat diberi gaya.
Sifat Fisis dan Kimia Kaca
Kekerasan
Sifat kekerasan kaca relatif kuat dalam jenis tertentu, tetapi relatif rapuh terhadap permata.
Ketangguhan
Jika gaya yang mampu diserap oleh kaca tidak melebihi batas kemampuan kaca tersebut tetap tegar, kemudian jika gaya yang diterima oleh kaca melebihi batas kemampuan kaca maka kaca itu akan rusak
Sifat Fisis dan Kimia Kaca
Plastisitas
Kaca tidak mempunyai plastisitas pada suhu normal, namun kaca mempunyai elastisitas pada suhu tinggi.
Kelelahan
Kelelahan kaca relative tinggi karena kaca tidak mampu menerima tegangan secara berlebihan
Sifat Fisis dan Kimia Gerabah
Sifat liat (plastis)
Tanah liat harus dapat dibentuk dengan mudah, keberadaan zat organik, ukuran butir mineral, sisa sisa binatang kecil, zat-zat yang telah membusuk serta bakteri yang ada dalam tanah liat tersebut akan sangat mempengaruhi sifat plastisnya
Sifat Porous
Tanah liat mengandung partikel halus hingga kasar. Perbandingan antara keduanya akan menentukan sifat porous tanah liat. Makin sedikit partikel kasamya makin kurang porous tanah liat tersebut.
Sifat Fisis dan Kimia Gerabah
Sifat menggelas
Tanah liat juga mengandung mineral-mineral lain yang dapat bertindak sebagai bahan gelas waktu dibakar. Pengelasan dan terjadinya ikatan-ikatan unsur inilah yang memberikan sifat keras menjadi “batu” pada tanah liat yang dibakar ilu.
Sifat pada pembakaran
Tanah liat mengandung senyawa besi yang memberikan sifat warna merah setelah dibakar. Masing-masing tanah liat mengandung oksida besi yang bervariasi oleh sebab itu sesudah dibakar akan memberikan warna yang berbeda pula.
Bahan Baku Kaca
Berbicara tentang Kaca, jangkauannya amatlah luas. Contoh dari produk-produk kaca antara lain kaca jendela, bola lampu, alat-alat laboratorium, alat-alat makan, lcd, kaca ipad, kaca lembaran, kaca cermin, kaca berwarna dan lain sebagainya. Tiap produk tersebut dibuat dengan komposisi bahan berbeda-beda. Namun, pada dasarnya komponen dari masing-masing produk terdiri dari 3 bahan baku utama antara lain pasir kuarsa (SiO2), Soda ash (Na2O), dan Limestone (CaCO3), serta bahan baku tambahan.
Bahan Baku Kaca
Pasir Kuarsa (SiO2)
Pasir yang digunakan untuk membuat kaca haruslah kuarsa yang hampir murni. Oleh karena itu, lokasi pabrik kaca biasanya ditentukan oleh lokasi endapan pasir kaca. Kandungan besinya tidak boleh melebihi 0,45% untuk barang gelas pecah belah atau 0,015% untuk kaca optic, sebab kandungan besi ini bersifat merusak warna kaca pada umumnya.
Bahan Baku Kaca
Soda Ash (Na2O)
Soda (Na2O) terutama didapat dari soda abu padat (Na2CO3). Sumber lainnya adalah bikarbonat, kerak garam, dan natriun nitrat. Fungsi dari Na2O adalah menurunkan titik lebur bahan-bahan ketika proses peleburan bahan baku. Secara umum, penggunaan Soda Ash adalah mempercepat pembakaran, menurunkan titik lebur, mempermudah pembersihan gelembung dan mengoksidasi besi.
Bahan Baku Gerabah
Limestone (CaCO3)
Sumber gamping (CaO) yang terpenting adalah batu gamping dan gamping bakar dari dolomite (CaCO3. MgCO3). Fungsi utama dari CaCO3 adalah mempercepat proses pendinginan kaca. selain itu saat proses pelelehan bahan baku CaCO3 juga dapat mempermudah peleburan (menurunkan temperatur peleburan).
Bahan Baku Gerabah
Sedangkan bahan baku Gerabah adalah tanah liat. Menurut titik leburnya, tanah liat sekunder dapat dibagi menjadi lima kelompok besar, yaitu: Tanah liat tahan api (Fire Clays), Tanah liat stoneware, Ball Clay, Tanah liat merah (Earthenware Clay), dan Tanah liat jenis Monmorilinit.
Bahan Baku Gerabah
Tanah liat tahan api (Fire clays)Sering kali berwarna terang (putih) ke abu-abu gelap menuju ke hitam dan ditemukan di alam berbentuk bongkahan padat, beberapa diantaranya berkadar alumina tinggi dan kadar alkalinya rendah. Titik leburnya mencapai suhu ± 15000C.
Yang tergolong tanah liat tahan api ialah tanah liat yang tahan dibakar pada suhu tinggi tanpa berubah bentuk, misalnya kaolin dan mineral tahan api seperti alumina dan silika. Bahan ini sering digunakan untuk bahan campuran pembuatan massa badan siap pakai, untuk produk stoneware maupun porselin.
Bahan Baku Gerabah
Tanah liat stoneware
Tanah liat stoneware ialah tanah liat yang dalam pembakaran gerabah (earthenware) tanpa disertai perubahan bentuk. Titik lebur tanah liat stoneware bisa mencapai suhu 14000C.
Biasanya berwarna abu-abu, plastis, mempunyai sifat tahan api dan mempunyai ukuran butir tidak terlalu halus. Jumlah deposit di alam tidak sebanyak deposit kaolin atau mineral tahan api.
Dapat digunakan sebagai bahan utama pembuatan benda keramik alat rumah tangga tanpa atau menggunakan campuran bahan lain. Setelah suhu pembakaran mencapai ± 12500C, sifat fisikanya berubah menjadi keras seperti batu, padat, kedap air dan bila diketuk bersuara nyaring.
Bahan Baku Gerabah
Ball clay
Disebut juga sebagai tanah liat sedimen, berbutir halus, mempunyai tingkat plastisitas sangat tinggi, daya susutnya besar
dan biasanya berwarna abu-abu. Mempunyai titik lebur antara 12500C s/d 13500C. Karena sangat plastis, ball clay tidak dapat dibentuk sehingga hanya dapat dipakai sebagai bahan campuran pembuatan massa tanah liat siap pakai.
Bahan Baku Gerabah
Tanah liat merah (earthenware clay)
Bahan ini sangat banyak terdapat di alam. Tingkat keplastisannya cukup, sehingga mudah dibentuk, warna bakar merah coklat dan titik leburnya sekitar 11000C s/d 12000C. Banyak digunakan di industri bata genteng dan gerabah kasar dan halus. Warna alaminya tidak merah terang tetapi merah karat, karena kandungan besinya mencapai 8%. Bila diglasir warnanya akan lebih kaya, khususnya dengan menggunakan glasir timbal.
Cara Pembuatan Kaca
Proses pembuatan kaca secara umum dapat dibagi menjadi tiga yaitu fusion of raw materials
working with molten mass
annealing.
Cara Pembuatan Kaca
Fusion of raw materials (Pencampuran bahan baku)
Adalah proses pencampuran semua bahan baku (utama dan tambahn) dengan komposisi bahan tertentu sesuai produk yang ingin dihasilkan. Proses ini dilakukan di dalam suatu reaktor suhu tinggi (1000 0C-1500 0C), karena disini akan diubah bahan dari bentuk padatan kedalam bentuk cairan.
Cara Pembuatan Kaca
Working with molten mass (Bekerja dengan bahan yang meleleh)
Adalah tahapan proses selanjutnya setelah fusion of raw materials, disini bahan cair yang diperolah dicetak sesuai bentuk yang diinginkan baik manual ataupun oleh bantuan mesin pencetak.
Cara Pembuatan Kaca
Annealing (Penyangaian)
Merupakan tahapan proses setelah tahap Working with molten mass, bahan yang sudah dibentuk kemudian didinginkan secara bertahap dalam suatu alat glass tempering machine, alat ini bekerja menurunkan suhu secara bertahap sampai didapatkan bahan berbentuk kaca.
Cara Pembuatan Gerabah
Tahap pembuatan gerabah dibagi menjadiTahap Pesiapan
Tahap Pengolahan Bahan
Tahap Pembentukan Badan Gerabah
Tahap Pengeringan
Tahap Pembakaran
Tahap Finishing
Cara Pembuatan Gerabah
Tahap persiapan
Dalam tahapan ini yang dilakukan kriyawan adalah :
1). Mempersiapkan bahan baku tanah liat (clay) dan menjemur
2). Mempersiapkan bahan campurannya
3). Mempersiapkan alat pengolahan bahan.
Cara Pembuatan Gerabah
Tahap Pengolahan Bahan
Sedangkan pengolahan bahan dengan teknik basah biasanya dilakukan oleh kriyawan yang telah memiliki peralatan yang lebih maju. Karena pengolahan secara basah ini akan lebih banyak memerlukan peralatan dibandingkan dengan pengolahan secara kering. Misalnya : bak perendam tanah, alat pengaduk (mixer), alat penyerap air dan lain-lain.
Pengolahan bahan ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pengolahan bahan secara kering dan basah. Pada umumnya pengolahan bahan gerabah yang diterapkan kriyawan gera bah tradisional di Indonesia adalah pengolahan bahan secara kering. Teknik ini dianggap lebih efektif dibandingkan dengan pengolahan bahan secara basah, karena waktu, tenaga dan biaya yang diperlukan lebih lebih sedikit.
Cara Pembuatan Gerabah
Tahap Pengolahan BahanUmumnya kriyawan gerabah dominan meerapkan teknik putar walaupun dengan peralatan yang sederhana. Teknik pijiy adalah teknik dasar membuat gerabah sebelum dikenal teknik pembentukan yang lain. Teknik ini masih digemari oleh pembuat keramik Jepang untuk membuat mangkok yang mementingkan sentuhan tangan yang khas
Beberapa teknik pembentukan yang dapat diterapkan, antara lain : teknik putar (wheel/throwing), teknik cetak (casting), teknik lempengan (slab), teknik pijit (pinching), teknik pilin (coil), dan gabungan dari beberapa teknik diatas (putar+slab, putar+pijit, dan lain-lain). Pembentukan gerabah ini juga dapat dilihat dari dua tahapan yaitu tahap pembentukan awal (badan gerabah) dan tahap pemberian dekorasi/ornamen.
Cara Pembuatan Gerabah
Tahap PengeringanProses pengeringan dapat dilakukan dengan atau tanpa panas matahari. Umumnya pengeringan gerabah dengan panas matahari dapat dilakukan sehari setelah proses pembentukan selesai.
Cara Pembuatan Gerabah
Tahap PembakaranProses pembakaran (the firing process) gerabah umumnya dilakukan sekali, berbeda dengan badan keramik yang tergolong stoneneware atau porselin yang biasanya dibakar dua kali yaitu pertama pembakaran badan mentah (bisque fire) dan pembakaran glazur (glaze fire).
Cara Pembuatan Gerabah
Tahap FinishingFinishing yang dimaksud disini adalah proses akhir dari gerabah setelah proses pembakaran. Proses ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara misalnya memulas dengan cat warna, melukis, menempel atau menganyam dengan bahan lain, dan lain-lain.