Tugas Hukum Anggaran Negara (Analisis Politik Anggaran)

3
 Nama : Fanny Muftiawan  NIM : 410381000121021 Mata Kuliah : Hukum Pengeloalaan Keuangan Negara Dosen : Dr. H Sukendar SH., MH 1. Latar Belakang Secara garis besar, pelaksanaan anggaran belanja Republik Indonesia sudah dicantumkan dalam APBN dan APBD yang telah direncanakan dalam satu tahun anggaran, penetapan APBN tersebut ditetapkan dalam Bab VII Tata Tertib Dewan Permusyawaratan Rakyat Pasal 151 -158, penetapan anggaran dilakukan dengan  pembicaraan p endahuluan oleh pemerintah sebag ai pelaksana roda pemerintahan dengan membahas point    point yang diperlukan dalam hal pendapatan dan pengeluaran anggaran yang diperlukan Setelah terjadi penetapan anggaran oleh Majelis dewan, maka akan muncul APBN/APBD tahun yang akan dilaksanakan pada tahun anggaran yang akan berjalan, anggaran tersebut yang nantinya akan digunakan sebagai pemerintah dan pemerintah daerah dalam menjalankan tugasnya masing-masing Dalam pelaksanaan perencanaan di lingkup perintahan daerah, anggaran biasanya diterbitkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang menjadi acuan dalam  pengawasan pelaksanaan APBD, dalam pelaksanaannya DPA masih menjadi barang langka bagi DPRD maupun bagi rakyat, anggaran yang dibuat pemerintah daerah terkesan ditutupi oleh pihak-pihak yang berkepentingan, hal ini menimbulkan kecurigaan dari masyarakat bahwa pemerintah berpotensi melakukan penyimpangan anggaran

description

perda

Transcript of Tugas Hukum Anggaran Negara (Analisis Politik Anggaran)

  • 5/20/2018 Tugas Hukum Anggaran Negara (Analisis Politik Anggaran)

    1/3

    Nama : Fanny Muftiawan

    NIM : 410381000121021

    Mata Kuliah : Hukum Pengeloalaan Keuangan Negara

    Dosen : Dr. H Sukendar SH., MH

    1. Latar Belakang

    Secara garis besar, pelaksanaan anggaran belanja Republik Indonesia sudah

    dicantumkan dalam APBN dan APBD yang telah direncanakan dalam satu tahun

    anggaran, penetapan APBN tersebut ditetapkan dalam Bab VII Tata Tertib Dewan

    Permusyawaratan Rakyat Pasal 151 -158, penetapan anggaran dilakukan dengan

    pembicaraan pendahuluan oleh pemerintah sebagai pelaksana roda pemerintahan dengan

    membahas point point yang diperlukan dalam hal pendapatan dan pengeluaran

    anggaran yang diperlukan

    Setelah terjadi penetapan anggaran oleh Majelis dewan, maka akan muncul

    APBN/APBD tahun yang akan dilaksanakan pada tahun anggaran yang akan berjalan,

    anggaran tersebut yang nantinya akan digunakan sebagai pemerintah dan pemerintah

    daerah dalam menjalankan tugasnya masing-masing

    Dalam pelaksanaan perencanaan di lingkup perintahan daerah, anggaran biasanya

    diterbitkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang menjadi acuan dalam

    pengawasan pelaksanaan APBD, dalam pelaksanaannya DPA masih menjadi barang

    langka bagi DPRD maupun bagi rakyat, anggaran yang dibuat pemerintah daerah

    terkesan ditutupi oleh pihak-pihak yang berkepentingan, hal ini menimbulkan kecurigaan

    dari masyarakat bahwa pemerintah berpotensi melakukan penyimpangan anggaran

  • 5/20/2018 Tugas Hukum Anggaran Negara (Analisis Politik Anggaran)

    2/3

    2. Pembahasan

    Banyaknya kasus korupsi yang timbul mengindikasikan bahwa pemerintah daerah

    dalam pembuatan anggaran tidak mendapat pengawasan yang sepantasnya, keleluasaan

    pemerintah dalam membuat suatu anggaran dan didukung oleh DPA yang tidak

    transparant dan bahkan terkesan ditutup-tutupi, pemerintahan daerah hanya membuka

    rencana-rencana pelaksanaan pembangunan di daerahnya dan biasanya hanya

    menyebutkan total anggaran yang diperlukan tanpa menyebutkan rincian dari anggaran

    tersebut, dan ekspetasi masyarakat dalam melihat jumlah total anggaran akan memajukan

    pembangunan daerahnya. Tapi dalam kenyataannya pembangunannya tidak sesuai

    dengan yang dijanjikan.

    Pengawasan yang diberikan berkaitan dengan teori Trias Politica, dimana terjadi

    pemisahan kekuasaan antara eksekutif (pemerintah daerah) , legislatif (DPRD) dan

    Yudikatif (MA dan MK) yang diharapkan oleh masyarakat dapat meminimalkan korupsi

    yang terjadi dalam penetapan anggaran, tetapi dalam kenyataannya kebocoran anggaran

    pun masih terjadi dikarenakan sistem yang digunakan dalam menentukan anggaran masih

    tertutup.

    DPRD selaku pihak legislatif pun kesulitan mengakses DPA dan tidak memiliki

    rincian penuh tentang anggaran yang diberikan oleh pemerintah daearah, penutupan

    rincian anggaran biasanya ditutupi dengan total anggaran yang dibutuhkan. Pengawasan

    yang terjadi pun akhirnya tidak maksimal

    Tindakan korupsi pun akhirnya terjadi setelah anggaran disetujui oleh DPRD,

    dikarenakan pengawasan dalam perencanaan anggaran tidak transparant, penyimpangan

    anggaran pun diketahui setelah anggaran diberikan kepada instasi atau departemen terkait

    pembangunan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan jumlah total anggaran yang ada,

    biasanya terjadi pengurangan spesifikasi atau alokasi anggaran tidak sesuai dengan

    peruntukannya

  • 5/20/2018 Tugas Hukum Anggaran Negara (Analisis Politik Anggaran)

    3/3

    3. Kesimpulan

    Masyarakat seharusnya ikut andil dalam mengawasi jalannya penyusunan

    anggaran, agar dapat tercapai transparansi dalam penentuan anggaran, di sisi lain, dalam

    hal ini pemerintah, juga seharusnya dalam menentukan anggaran melakukan dialog

    dengan masayarakat atau setidaknya dengan pemuka masyarakat agar transparansi

    anggaran dapat terwujudkan, hal ini sebenarnya bisa dilakukan dikarenakan sudah adanya

    Perda No 11 tahun 2011 tentang Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas Dalam

    Penyelengaraan Pemerintah Daerah

    Dengan dasar tersebut seharusnya masyarakat dan pemerintah bekerja sama untuk

    menciptakan pemerintahan yang sehat dan bersih