Tugas Hukes.doc

8
Ika Nopa ARS A 1. Pengertian hukum kesehatan Hukum adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh suatu kekuasaan dalam mengatur pergaulan hidup bermasyarakat. Pergaulan hidup atau hidup dimasyarakat yang sudah maju seperti sekarang ini tidak cukup hanya dengan adat kebiasaan yang turun- temurun seperti sebelumnya lahirnya peradaban yang modern. Untuk itu maka oleh kelompok masyarakat yang hidup dalam suatu masyarakat atau Negara diperlukan aturan-aturan yang secara tertulis yang disebut hukum !esehatan adalah keadaan sehat baik secara "sik mental spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produkti# secara sosial dan ekonomis. !esehatan merupakan hal yang sangat penting dan merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di$ujudkan sesuai dengan amanah konstitusi dan cita-cita bangsa Indonesia. %leh karenanya untuk setiap kegiatan dan atau upaya yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya harus dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminati# partisipati# perlindungan dan berkelanjutan yang sangat penting artinya bagi pembentukan sumber daya manusia Indonesia peningkatan ketahanan daya saing bangsa serta pembangunan nasional Indonesia. Pengertian Hukum !esehatan menurut Anggaran &asar Perhimpunan Hukum !esehatan Indonesia 'P(RHU!I) adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan*pelayanan kesehatan dan penerapan hak dan ke$ajiban baik bagi perseorangan maupun segenap lapisan masyarakat baik bagi penerima pelayanan kesehatan maupun sebagai pihak penyelenggara pelayanan kesehatan dalam segala aspek organisasi sarana pedoman standart pelayanan medik ilmu pengetahuan kesehatan dan hukum serta sumber sumber hukum lain. Hukum kesehatan adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan atau pelayanan kesehatan dan penerapannya. Hal ini berartihukum kesehatan adalah aturan +

description

tugas hukes

Transcript of Tugas Hukes.doc

Ika Nopa ARS A

1. Pengertian hukum kesehatanHukum adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh suatu kekuasaan dalam mengatur pergaulan hidup bermasyarakat. Pergaulan hidup atau hidup dimasyarakat yang sudah maju seperti sekarang ini tidak cukup hanya dengan adat kebiasaan yang turun-temurun seperti sebelumnya lahirnya peradaban yang modern. Untuk itu, maka oleh kelompok masyarakat yang hidup dalam suatu masyarakat atau Negara diperlukan aturan-aturan yang secara tertulis, yang disebut hukumKesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan amanah konstitusi dan cita-cita bangsa Indonesia. Oleh karenanya, untuk setiap kegiatan dan atau upaya yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya harus dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, perlindungan dan berkelanjutan yang sangat penting artinya bagi pembentukan sumber daya manusia Indonesia, peningkatan ketahanan daya saing bangsa serta pembangunan nasional Indonesia.Pengertian Hukum Kesehatan menurut Anggaran Dasar Perhimpunan Hukum Kesehatan Indonesia (PERHUKI) adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan/pelayanan kesehatan dan penerapan hak dan kewajiban baik bagi perseorangan maupun segenap lapisan masyarakat, baik bagi penerima pelayanan kesehatan maupun sebagai pihak penyelenggara pelayanan kesehatan dalam segala aspek , organisasi, sarana, pedoman standart pelayanan medik, ilmu pengetahuan kesehatan dan hukum, serta sumber sumber hukum lain.Hukum kesehatan adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan atau pelayanan kesehatan dan penerapannya. Hal ini berarti hukum kesehatan adalah aturan tertulis mengenai hubungan antara pihak pemberi pelayanan kesehatan dengan masyarakat atau anggota masyarakat. Dengan sendirinya hukum kesehatan itu mengatur hak dan kewajiban masing-masing penyelenggara pelayanan dan penerima pelayanan atau masyarakat.Sebagai subjek hukum, pelaku di sektor kesehatan seperti dokter, dokter gigi, direktur RS, kepala dinas kesehatan, kepala bidang, kepala Puskesmas selalu melakukan perbuatan hukum. Perbuatan hukum yang dilakukan apabila bertentangan dengan regulasi yang berlaku maka akan menimbulkan adanya sanksi hukum. Setiap subject hukum di bidang kesehatan harus memahami mengenai hukum kesehatan. Kurangnya pemahaman terhadap hukum kesehatan mengakibatkan sering terjebak dalam perbuatan hukum yang dilakukannya.Mengingat banyaknya penyelennggara pelayanan kesehatan, baik dari segi perorangan maupun kolektivitas, di mana masing-masing mempunyai kekhususan antara pihak yang dilayani kesehatannya maupun sifat pelayanan dari pihak penyelenggara pelayanan kesehatan, maka hukum kesehatan itu dikelompokkan menjadi berbagai bidang, antara lain : 1. Hukum Kedokteran dan Kedokteran Gigi. 2. Hukum Keperawatan. 3. Hukum Farmasi Klinik. 4. Hukum Rumah Sakit. 5. Hukum Kesehatan Masyarakat. 6. Hukum Kesehatan Lingkungan. Hermien Hadiati Koeswadji menyatakan pada asasnya hukum kesehatan bertumpu pada hak atas pemeliharaan kesehatan sebagai hak dasar social (the right to health care) yang ditopang oleh 2 (dua) hak dasar individual yang terdiri dari hak atas informasi (the right to information) dan hak untuk menentukan nasib sendiri (the right of self determination). Sejalan dengan hal tersebut Roscam Abing mentautkan hukum kesehatan dengan hak untuk sehat dengan menyatakan bahwa hak atas pemeliharaan kesehatan mencakup berbagai aspek yang merefleksikan pemberian perlindungan dan pemberian fasilitas dalam pelaksanaannya. Untuk merealisasikan hak atas pemeliharaan bisa juga mengandung pelaksanaan hak untuk hidup, hak atas privasi, dan hak untuk memperoleh informasi. Cakupan Hukum Kesehatan :1. Yang menyangkut asas umum : menentukan diri sendiri, hak atas pemeliharaan kesehatan, dan lain-lain. 2. Tentang kedudukan individu dalam hukum kesehatan : hak atas tubuh sendiri kedudukan hak atas tubuh sendiri, kedudukan material tubuh, hak atas kehidupan, genetika, reproduksi. 3. Masalah dalam menjalankan profesi : aturan undang-undang dalam menjalankan profesi kesehatan.4. Tentang hubungan keperdataan : kesepakatan kesepakatan antara pemberi pelayanan kesehatan dengan sarana kesehatan, hubungan antara pemberi pelayanan kese h a tan dengan penyeleggara asuransi kesehatan. 5. Masalah den g pp an as pek pidana : tangg g un g jawab pidana, tindakan medis dan hukum pidana, hak untuk tidak membuka rahasia (verschoningsrecht ). 6. Masalah dalam pelayanan kesehatan kuratif : kewajiban memberikan pertolongan medis.7. Tentang pencegahan penyakit Tentang pencegahan penyakit : imunisasi imunisasi, pemeriksaan kesehatan rakyat, badan pemberi layanan preventif. 8. Tentang pelaksanaan profesi dan kepentingan pihak ketiga : kesehatan industri (perusahaan), p g emeriksaan medis untuk skrinin g. 9. Masalah obat narkotik. 10. Tentang organisasi dalam pemeliharaan kesehatan : undang-undang tentang kesehatan, rumah sakit, organisasi kesehatan swasta.11. Masalah dalam pendanaan upaya kesehatan Masalah dalam pendanaan upaya kesehatan : skala prioritas, undang-undang tentang pembiayaan asuransi kesehatan, undangundang tentang dana pencegahan penyakit. 12. Tentang upaya kesehatan internasional : ketentuan WHO, Dewan Eropa, Masyarakat Ekonomi Eropa.

2. Alasan diperlukannya hukum kesehatanDalam era reformasi saat ini, hukum memegang peran penting dalam berbagai segi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi setiap orang, yang merupakan bagian integral dari kesejahteraan, diperlukan dukungan hukum bagi penyelenggaraan berbagai kegiatan di bidang kesehatan. Perubahan konsep pemikiran penyelenggaraan pembangunan kesehatan tidak dapat dielakkan. Pada awalnya pembangunan kesehatan bertumpu pada upaya pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan, bergeser pada penyelenggaraan upaya kesehatan yang menyeluruh dengan penekanan pada upaya pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.Paradigma ini dikenal dalam kalangan kesehatan sebagai paradigma sehat.Sebagai konsekuensi logis dari diterimanya paradigma sehat maka segala kegiatan apapun harus berorientasi pada wawasan kesehatan, tetap dilakukannya pemeliharaan dan peningkatan kualitas individu, keluarga dan masyarakat serta lingkungan dan secara terus menerus memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau serta mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi setiap orang maka harus secara terus menerus dilakukan perhatian yang sungguh-sungguh bagi penyelenggaraan pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan, adanya jaminan atas pemeliharaan kesehatan, ditingkatkannya profesionalisme dan dilakukannya desentralisasi bidang kesehatan. Kegiatan-kegiatan tersebut memerlukan perangkat hukum kesehatan yang memadai. Perangkat hukum kesehatan yang memadai dimaksudkan agar adanya kepastian hukum dan perlindungan yang menyeluruh baik bagi penyelenggara upaya kesehatan maupun masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan.Di Indonesia hukum kesehatan berkembang seiring dengan dinamika kehidupan manusia, dia lebih banyak mengatur hubungan hukum dalam pelayanan kesehatan, dan lebih spesifik lagi hukum kesehatan mengatur antara pelayanan kesehatan dokter, rumah sakit, puskesmas, dan tenaga-tenaga kesehatan lain dengan pasien. Karena merupakan hak dasar yang harus dipenuhi, maka dilakukan pengaturan hukum kesehatan, yang di Indonesia dibuat suatu aturan tentang hukum tersebut, yaitu dengan disahkannya Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Hukum Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Hukum kesehatan di Indonesia diharapkan lebih lentur (fleksibel dan dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kedokteran Salah satu tujuan dari hukum, peraturan, deklarasi ataupun kode etik kesehatan adalah untuk melindungi kepentingan pasien disamping mengembangkan kualitas profesi dokter atau tenaga kesehatan. Keserasian antara kepentingan pasien dan kepentingan tenaga kesehatan merupakan salah satu penunjang keberhasilan pembangunan sistem kesehatan.Oleh karena itu hukum kesehatan yang mengatur pelayanan kesehatan terhadap pasien sangat erat hubungannya dengan masalah-masalah yang akan timbul diantara hubungan perikatan antara dokter dan pasien, dan atau kelalaian serta kesalahan yang dilakukan oleh dokter, yang berakibat hukum entah itu hukum perdata maupun pidana. Hukum kesehatan pada saat ini dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu hukum kesehatan public (public health law) dan Hukum Kedokteran (medical law). Hukum kesehatan public lebih menitikberatkan pada pelayanan kesehatan masyarakat atau mencakup pelayanan kesehatan rumah sakit, sedangkan untuk hukum kedokteran, lebih memilih atau mengatur tentang pelayanan kesehatan pada individual atau seorang saja, akan tetapi semua menyangkut tentang pelayanan kesehatan.Sejalan dengan perkembangan peradaban di dunia, ilmu dan teknologi kedokteran juga telah berkembang pesat. Persoalan kesehatan bukan lagi hanya menjadi persoalan antara dokter dan pasiennya, telah banyak pelaku-pelaku lain yang ikut berperan dalam dunia kesehatan, seperti asuransi kesehatan, industri alat medis dan farmasi serta masih banyak lagi yang lainnya. Dengan semakin meluasnya imu kesehatan, termasuk juga dokter atau tenaga kesehatan lainnya juga juga telah terspesialisasi, maka hal hal tersebut ini harus diatur dalam hukum agar tercapai ketertiban dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan.Penerapan teknologi makin luas dengan problem dilematik,seperti kriteria hidup dan mati tidak sesederhana dulu, adanya alat bantu seperti mesin ventilator dapat memperpanjang hidup ataukah hanya menunda kematian, transplantasi organ, penggantian kelamin, semuanya ada dampak dan implikasi hukumnya.Untuk lebih memberikan jaminan dan kepastian hukum baik mengenai hak dan tanggung jawab tenaga kesehatan maupun pertanggungjawabannya kepada masyarakat, maka tenaga kesehatan sudah seharusnya mengetahui hukum kesehatan.

3. Aspek hukum yang berkaitan dengan rumah sakitRumah Sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 159b/Men.Kes/Per/II/1988 tentang Rumah Sakit adalah Sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.Rumah sakit adalah tempat berkumpulnya sebagian besar kegiatan hukum kesehatan yaitu ketentuan hukum yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan atau pemeliharaan kesehatan dalam menjalankan profesinya seperti dokter, dokter gigi, apoteker, perawat, bidan, nutrisionis, fisioterapis, ahli rekam medik dan lain-lain.Sedangkan menurut WHO, Rumah Sakit adalah suatu badan usaha yang menyediakan pemondokan yang memberikan jasa pelayanan medis jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri atas tindakan observasi, diagnostik, terpeutik dan rehabilitatif untuk orang-orang yang menderita sakit, terluka, mereka yang mau melahirkan dan menyediakan pelayanan berobat jalan.Dengan banyaknya jenis profesi dan kegiatan yang dilakukan di rumah sakit, maka diperlukan hukum yang mengatur tata kelola dan penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Dalam Undang undang no 44 tahun 2009 telah diatur beberapa hal yang menyangkut rumah sakit. Dalam undang undang ini diatur tentang tugas dan fungsi rumah sakit, tanggung jawab pemerintah an pemerintah daerah terhadap mayarakat dan rumah sakit, persyaratan rumah sakit, jenis dan klasifikasi rumah sakit, perizinan rumah sakit, hak dan kewajiban rumah sakit terhadap pasien dan petugas kesesehatan serta sebaliknya, penyelenggaraan kegiatan di rumah sakit, pembiayaan rumah sakit, pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan di rumah sakit, pembinaan dan pengawasan dan ketentuan pidana. Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan masing masing profesi juga harus mengetahui hukum yang berlaku pada profesi nya seperti tenaga medis sudah seharusnya mengetahui hukum kedokteran dan kedokteran Gigi, perawat mengetahui hukum keperawatan dan apoteker mengetahui hukum farmasi klinik. Dan dalam pembangunan rumah sakit dan pengelolaan limbah rumah sakit harus menut pada aturan hukum kesehatan lingkungan. Di rumah sakit juga dibutuhkan ada nya hospital by law (peraturan internal rumah sakit). Hospital by law ini bertujuan agar terdapat suatu tatanan peraturan inernal RS sebagai pedomanbagi pengelola rumah sakit dalam melaksanakan kegiatan serta adanya kejelasan visi, misi, tujuan rumah sakit, kejelasan sifat organisasi rumah sakit, kejelasan pngaturan staff medik serta enaga kesehatan lainnya.Manfaat hospital by law untuk rumah sakit adalah agar memiliki kepastian hukum internal dan eksternal dan mendukung akreditasi rumah sakit, untuk pengelolas rumah sakit agar terdapat batasan kewenangan hak, kewajiban dan tanggung jawab serta sebagai pedoman menyusun kebijakan teknis operasional, untuk pemerintah agar pemerintah mengetahui arah dan tujuan rumah sakit tersebut didirikan dan acuan menyelesaikan konflik di rumah sakit, dan untuk pemilik rumah sakit sebagai acuan menyelesaikan masalah internal dan menilai kinerja direktur rumah sakit.

Dasar hukum hospital by law adalah 1. Kepmenkes No 772/Menkes/SK/VI/2002 tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit2. Kepmenkes No 631/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman Peraturan Internal Staff Medis3. Kepmemkes No 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standart Pelayanan Rumah Sakit4. Kepmenkes No 228/SK/III/2002 SPM Rumah Sakit Daerah

7