Tugas Hidrogeologi Aditya Hendra W.

8
TUGAS HIDROGEOLOGI KEGUNAAN DAN CONTOH KASUS DARI STIFF DIAGRAM, PIPER DIAGRAM, DAN ISOTOP HIDROLOGI ADITYA HENDRA WIJAYA 122.12.007 EKSPLORASI TAMBANG

Transcript of Tugas Hidrogeologi Aditya Hendra W.

Page 1: Tugas Hidrogeologi Aditya Hendra W.

TUGAS HIDROGEOLOGI

KEGUNAAN DAN CONTOH KASUS DARI

STIFF DIAGRAM, PIPER DIAGRAM, DAN ISOTOP HIDROLOGI

ADITYA HENDRA WIJAYA

122.12.007

EKSPLORASI TAMBANG

Page 2: Tugas Hidrogeologi Aditya Hendra W.

STIFF DIAGRAM

Stiff diagram adalah representasi grafis dari analisis kimia, pertama kali dibuat oleh H.A Stiff pada tahun 1951. Biasanya digunakan oleh hydrogeologist dan geochemists untuk menggambarkan komposisi dari sample air. Bentuk Polygonal dibuat dari empat garis parallel horizontal, pemanjangan pada kedua sisi dari sumbu vertikal. Kation diplottkan dalam miliequivalents per liter pada sisi sebelah kiri dari sumbu nol, dan anion diplotkan pada sisi sebelah kanan. Diagram Stiff sangat berguna untuk membuat perbandingan aliran air dari sumber yang berbeda.

Stiff diagram dapat digunakan untuk :

1. Untuk memvisualisa hubungan ion air dari aliran dapat dijelaskan, atau :

2. Jika aliran diketahui, untuk melihat bagaimana komposisi ion dari air seiring perubahan ruang dan waktu.

Contoh kasus :

Sumber :

http://ga2.er.usgs.gov/Brunswick/PosterQuality.cfm

Sumber : New Mexico Environtment Department Ground Water Quality Bureau SuperFund Oversight Section

Page 3: Tugas Hidrogeologi Aditya Hendra W.

PIPER DIAGRAM

Metode ini merupakan metode yang terpenting untuk studi genetik airtanah, sangat efektif dalam pemisahan analisis data bagi studi krisis terutama mengenai sumber unsur penyusun terlarut dalam airtanah, perubahan atau modifikasi sifat – sifat air yang melewati suatu wilayah tertentu serta hubungannya dengan problem – problem geokimia (Suharyadi, 1984).

Diagram ini terdiri dari dua segitiga sama sisi yang terletak di bawah kanan dan kiri. Masing – masing segitiga untuk pengeplotan kation di satu pihak dan anion di pihak lain. Di atas kedua segitiga itu dibuat jajaran genjang dan pada jajaran genjang tersebut titik-titik kation dan anion ditarik ke atas ke dalam jajaran genjang. Dari kedudukan titik tersebut pada jajaran genjang dapat diinterpretasikan tipe kualitas airtanahnya.

Tipe kualitas airtanah dapat diketahui dengan cepat dengan memperhatikan kelompok dominan hasil pengeplotan data pada jajaran genjang. Apabila titik yang diplot jatuh pada daerah 1, kandungan alkali tanah melebihi alkalinya; daerah 2, kandungan alkali melebihi alkali tanah; daerah 3, asam lemah melebihi asam kuat; daerah 4, asam kuat melebihi asam lemah; daerah 5, kekerasan karbonat (alkalinitas sekunder) lebih dari 50%, airtanah didominir oleh alkali tanah dan asam lemah; daerah 6, kekerasan non karbonat (kegaraman sekunder) lebih dari 50%; daerah 7, non karbonat alkali (kegaraman primer) lebih dari 50%, airtanah didominir oleh alkali dan asam kuat. Air laut dan air brine diplot pada daerah ini; daerah 8, karbonat alkali (alkalinitas primer) lebih dari 50%; daerah 9, pasangan kation-anion seimbang tidak ada yang melebihi 50%.

Contoh kasus :

sumber : D. Erwin Irawan ,dkk "Metoda Pelacakan Hidrokimia untuk Memetakan Kondisi Hidrogeologi Gunung Ciremai"

Page 4: Tugas Hidrogeologi Aditya Hendra W.

ISOTOP HIDROLOGI

Dalam sistem hidrologi komposisi isotop stabil 18O dan 2H dapat dipergunakan sebagai perunut dalam menentukan asal usul dan kualitas air tanah karena sifatnya yang tidak mengalami perubahan dalam reaksi kimia akibat proses kimia dan biologi setelah berinteraksi dengan mineral-mineral batuan. 18O dan 2H merupakan komposisi isotop stabil dengan kandungan terbesar dalam sistem hidrologi yang tidak berpengaruh bagi kesehatan manusia. Cara menentukan isotop stabil dalam air dapat dipergunakan standar SMOW (Standart Mean Ocean Water) dan JAWS (Jakarta Working Standart).

Sedangkan untuk menentukan konsentrasi isotop stabil dalam air hujan dapat dipergunakan persamaan meteoric waterline. Konsentrasi isotop stabil dapat diekspresikan dalam nilai δ (%o). Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi isotop stabil yaitu: pengaruh ketinggian daerah tangkapan hujan (Altitude Effect), pengaruh temperatur dan garis lintang (temperature and latitude effect) dan pengaruh jumlah curah hujan (amount effect).

Isotop alam yang sering diketahui keberadaannya pada siklus hidrologi terdiri dari :

1. Tritium (3H)

2. Carbon-14 (14C)

3. Oksigen-18 (18O) dan Deutrium (2H)

Sumber : http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CEEQFjAC&url=http%3A%2F%2Fdigilib.batan.go.id%2Fe-prosiding%2FFile%2520Prosiding%2FGeologi%2FLaporan_Pen._2004-2006_PPGN_berkas_A%2Fartikel

%2Ftyas_d_529.pdf&ei=fb7LUoWeK8GPrQfc1ICgCg&usg=AFQjCNGGy5ZtFusb2U7PAReJ1i5WnEYArA&bvm=bv.58187178,d.bmk

Cara menentukan kandungan isotop dalam air tanah dapat digunakan rumus sebagai berikut :

sumber : http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CEEQFjAC&url=http%3A%2F%2Fdigilib.batan.go.id%2Fe-prosiding%2FFile%2520Prosiding%2FGeologi

%2FLaporan_Pen._2004-2006_PPGN_berkas_A%2Fartikel%2Ftyas_d_529.pdf&ei=fb7LUoWeK8GPrQfc1ICgCg&usg=AFQjCNGGy5ZtFusb2U7PAReJ1i5WnEYArA&bvm=bv.58187178,d.bmk

Page 5: Tugas Hidrogeologi Aditya Hendra W.

Sedangkan untuk menentukan kandungan isotop dalam air hujan (meteoric water), dengan menggunakan metoda waterline :

sumber : http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CEEQFjAC&url=http%3A%2F%2Fdigilib.batan.go.id%2Fe-prosiding%2FFile%2520Prosiding%2FGeologi%2FLaporan_Pen._2004-

2006_PPGN_berkas_A%2Fartikel%2Ftyas_d_529.pdf&ei=fb7LUoWeK8GPrQfc1ICgCg&usg=AFQjCNGGy5ZtFusb2U7PAReJ1i5WnEYArA&bvm=bv.58187178,d.bmk

Adapung Fungsinya yaitu :

1. Komposisi isotop stabil 18O dan 2H dapat dipergunakan sebagai perunut dalam menetukan asal usul dan kualitas air tanah karena sifat isotop stabil tersebut tidak mengalami perubahan proses kimia dan biologi setelah berinteraksi dengan mineral-mineral batuan.

Contoh kasus :

keterangan :

Sumber : Prof. Deny Juanda Puradimaja "Hidrogeologi Kawasan Gunungapi dan Karst di Indonesia"

DAFTAR PUSTAKA

Page 6: Tugas Hidrogeologi Aditya Hendra W.

http://en.wikipedia.org/wiki/Stiff_diagram

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CDsQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.iup.uni-heidelberg.de%2Finstitut%2Fforschung%2Fgroups%2Faquasys%2FWAH%2Flehre%2Fmaterial%2FChap1%2520Introduction.pdf&ei=I5rLUvPQM8e3rAe90IBo&usg=AFQjCNHWyxJY-8f566DLUHupKsLioeCSjA&bvm=bv.58187178,d.bmk

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CEcQFjAC&url=http%3A%2F%2Fwww.iaea.org%2FPublications%2FFactsheets%2FEnglish%2Fwater.pdf&ei=I5rLUvPQM8e3rAe90IBo&usg=AFQjCNFXPYYkjUQiPrKA_GHQZPVgswJExQ&bvm=bv.58187178,d.bmk

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CEEQFjAC&url=http%3A%2F%2Fdigilib.batan.go.id%2Fe-prosiding%2FFile%2520Prosiding%2FGeologi%2FLaporan_Pen._2004-2006_PPGN_berkas_A%2Fartikel%2Ftyas_d_529.pdf&ei=fb7LUoWeK8GPrQfc1ICgCg&usg=AFQjCNGGy5ZtFusb2U7PAReJ1i5WnEYArA&bvm=bv.58187178,d.bmk

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&sqi=2&ved=0CDkQFjAD&url=http%3A%2F%2Fwww.epa.ohio.gov%2FPortals%2F28%2Fdocuments%2FTGM-12.pdf&ei=xaTLUredH4eFrAf7zYHQAg&usg=AFQjCNFZSCLruSiD-paqNyQgnVLQP50X8Q&bvm=bv.58187178,d.bmk

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&ved=0CE0QFjAG&url=http%3A%2F%2Fwww.caee.utexas.edu%2Fprof%2Fmckinney%2Fce374l%2FOverheads%2F16-Water%2520Quality.pptx&ei=96TLUpqjDIGTrgfy84HgBQ&usg=AFQjCNGMWjRb28JjEDHkRnF2sSxUsSTrkA&bvm=bv.58187178,d.bmk

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&ved=0CE0QFjAG&url=http%3A%2F%2Fwww.caee.utexas.edu%2Fprof%2Fmckinney%2Fce374l%2FOverheads%2F16-Water%2520Quality.pptx&ei=96TLUpqjDIGTrgfy84HgBQ&usg=AFQjCNGMWjRb28JjEDHkRnF2sSxUsSTrkA&bvm=bv.58187178,d.bmk

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&ved=0CFQQFjAG&url=http%3A%2F%2Fryandogeologiundip.files.wordpress.com%2F2013%2F11%2Flaporan-kualitas-air-tanah.doc&ei=w7HLUvCqKMePrQeAo4HQDw&usg=AFQjCNHeYfGErX-VB2xZkvPBs39JWWTSxw&bvm=bv.58187178,d.bmk

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad=rja&ved=0CGYQFjAI&url=http%3A%2F%2Fblog.fitb.itb.ac.id%2Fderwinirawan%2Fwp-content%2Fuploads%2F2009%2F09%2F2009-erwin-ciremai-wbappeda1.pdf&ei=w7HLUvCqKMePrQeAo4HQDw&usg=AFQjCNGSCyPbtOcvBjKhOTH8H36Yx_g2mw&bvm=bv.58187178,d.bmk

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad=rja&ved=0CGYQFjAI&url=http%3A%2F%2Fblog.fitb.itb.ac.id%2Fderwinirawan%2Fwp-content%2Fuploads%2F2009%2F09%2F2009-erwin-ciremai-wbappeda1.pdf&ei=w7HLUvCqKMePrQeAo4HQDw&usg=AFQjCNGSCyPbtOcvBjKhOTH8H36Yx_g2mw&bvm=bv.58187178,d.bmk

http://www.infonuklir.com/read/detail/126/radioisotop-untuk-hidrologi