tugas gerlan
-
Upload
donnyrachmadi -
Category
Documents
-
view
219 -
download
5
description
Transcript of tugas gerlan
Nama : Gerlan Rizky Anggarin
NIM : 2211121017
Soal.
1. Carilah IEEE 80-2000 !
2. Jelaskan cara pemasangan Ligthning Arester pada Gardu Induk, Busbar dan
Transformator
Jawaban.
No. 1
IEEE 80-2000 Menerangkan mengenai prinsip proteksi dan gangguan pentanahan kabel
( Grounding ) pada gardu induk Melalui Arrester
Perencanaan sistem pengetanahan pada gardu induk didasarkan pada Standard IEEE 80-2000,
“ IEEE Guide for Safety in Substation Grounding”, dengan urutan / langkah- langkah
perhitungan sebagai berikut:
1. Pemeriksaan tahanan jenis tanah.
2. Perencanaan pendahuluan tata letak (layout) dan data-data
3. Menghitung arus fibrilasi
4. Menghitung jumlah batang pengetanahan yang diperlukan
5. Menghitung arus gangguan hubung tanah
6. Menghitung tahanan batang
7. Menghitung ukuran konduktor kisi-kisi
8. Menghitung tegangan sentuh
9. Menghitung tegangan kisi-kisi (grid)
10. Menghitung tegangan mesh
11. Menghitung tegangan langkah yang diizinkan
12. Menghitung tegangan langkah yang sebenarnya.
13. Pemeriksaan tegangan transfer (trasferred potensial).
11.2.3. Tata Letak (Layout)
kisi-kisi (grid) pengetanahan mengunakan konduktor tembaga bulat yang ditanam pada
seluruh batas gardu induk. Pengetanahan tata letak sistem pengetanahan pada gardu induk
dapat dilihat pada gambar 11.1. pada gambar tersebut diberikan panjang konduktor termasuk
batang pengetanahan = 1.600.
11.2.4. Tahanan Jenis Tanah
Pengukuran tahanan jenis tanah pada lokasi gardu induk diambil pada beberapa titik lokasi.
Tahanan jenis dapat di hitung dengan menggunakan persamaan (10.4) dan dapat ditulis
sebagai:
ρ = 2 π a R
Di mana :
ρ = tahanan jenis rata-rata tanah (ohm-meter)
a = jarak antara batang elektroda yang terdekat (meter)
R = besar tahanan yang terukur (Ohm)
Misalkan hasil pengukuran di lokasi gardu induk tersebut diperoleh besar tahanan jenis tanah
rata-rata ρ : 750 Ohm-meter.
11.2.5 Arus Fibrasi
Menyebabkan jantung mulai fibrilasi, dapat dihitung berdasarkan persamaan (9.5) atau
(11.2)
Di mana:
Ik = arus fibrilasi (amp)
t = lama waktu gangguan (detik) = 0,75 detik. (*)
Lama waktu gangguan t terganggu dari beberapa faktor, antara lain stabilitas sistem tipe
switchgear dan tipe rele dan pemutus daya yang digunakan. Sebegitu jauh sebelum ada
standar mengenal lama waktu gangguan. Waktu yang dianggap realistis berkisar antara 0,5
detik sampai 1,0 detik. Pengambilan waktu 0,75 detik di atas dianggap sudah memenuhi
persyaratan dan cukup realistis. Bila harga-harga tersebut dimasukkan pada persamaan (11.2)
diperolah:
Ik = 0,134 amp
11.2.6. Jumlah Batang Pengatanahan Yang Diperlukan
Pada waktu arus gangguan mengalir antara batang pengetanahan dan tanah, tanah akan
menjadi panas akibat arus I 2 ρ .suhu tanah harus di bawah 1000C untuk menjaga sampai
terjadi penguapan pada air kandungan dalam tanah dan kenaikan tahanan jenis.
Kerapatan arus yang yang diizinkan pada permukaan batang pengetanahan dapat dihitung
persamaan:
I = 3,1414 × 10-2 d
Di mana :
i = kerapatan arus yang diizinkan (amp/cm)
d = diameter batang pengetanahan (mm) = 15 mm (diambil
δ = panas spesifik rata-rata tanah (kutang lebih 1,75 × 106 watt-detik,
tiap m3 tiap 0p).
θ = kenaikan suhu tanah yang diizinkan (0C)
ρ = tahanan jenis tanah (Ohm-meter)
t = lama waktu gangguan = 0,75 detik.
Kenaikan suhu tanah yang diizinkan adalah antara perbedaan temperatur rata-rata tahanan
dan 1000C. misalkan kenaikan suhu diambil =50 0C, maka kerapan arus i.
i = 0,186 amp/cm ( ρ = 750 Ohm-meter).
Seluruh panjang batang pengetanahan yang diperlukan dihitug dari pembagian arus gangguan
ke arah tanah dengan kerapatan arus yang diizinkan, sedangkan jumlah batang pengetanahan
yang diperlukan diperoleh dari pembagian panjang total dengan panjang satu batang. Jadi
bila besar arus gangguan 1200 Ampere (lihat pasal 2.7) maka jumlah batang pengetanahan
minimum dengan panjang 3,5 meter.
= 19 batang
11.2.7. Arus Gangguan
Besar arus gangguan tanah maksimum didasarkan pada nilai pemutusan (interrupting rating)
dari peralatan pengetanahan gardu induk. Misalkan tegangan sistem 70 KV dan
diketanahkan dengan petersen yang dilengkapi dengan tahanan shunt. Besar arus gangguan
tanah diambil 30% dari arus hubung singkat tiga fasa, yaitu setelah kumparan petersen
dipararel oleh tahanan. Dalam disain ini dimisalkan arus gangguan sebesar 1200 amp.
11.2.8 Ukuran Konduktor Kisi-Kisi
Rumus berikut yang dikembangkan oleh I.M.Onderonk, dapat digunakan untuk menentukan
ukuran dalam ukuran dari konduktor tembaga minimum yang dipakai sebagai kisi-kisi
pengetanahan.
Di mana :
A = penampang konduktor (circular mils). (*)
I = arus gangguan ( = 1200 Amp)
t = lama gangguan ( = 0,75 detik)
Tm = lama maksimum konduktor yang diizinkan (= 10830C).
Ta = suhu sekeliling tahanan maksimum (=302C).
Dengan menggunakan harga-harga tersebut diatas pada persamaan (11.4) diperoleh A= 7146
circular mils atau A = 3,62 mm2. Luas penampang/diameter untuk sambungan-sambungan
dengan pengelasan atau dengan baut dapat ditentukan dengan mensubtitusikan Tm dalam
persamaan (11.4) yaitu :
- Untuk pengelasan, Tm = 4500C.
- Untuk baut Tm = 2500C.
Sehingga, Untuk pengelasan , A = 4,71 mm2
Untuk baut A = 5,90 mm2
11.2.9. Tengangan Sentuh yang Diizinkan
Besar tegangan sentuh yang diizinkan dapat ditentukan dengan persamaan (9.2) atau (11.5).
Es = Ik (Rk + 1,5 ρ s).
Dimana :
Ik = arus fibrilasi ( = 0,134 Amp)
Rk = tahanan badan manusia (= 1000 Ohm)
ρ s = tahanan jenis permukaan batu kerikil basah dimana orang berdiri = 3000 Ohm-meter
(untuk tanah yang dilapisi hamparan batu koral).
Dengan memasukkan harga-harga tersebut diperoleh:
Es = 737 Volt
Tabel Tegangan sentuh yang diizinkan dan lama gangguan berdasarkan IEEE Std 80-
1986.
Lama Gangguan (t) Tegangan Sentuh Yang Diizinkan
(detik) (Volt)
0,1 1980
0,2 1400
0,3 1140
0,4 990
0,5 890
1 626
2 443
3 362
Untuk pentanahan grid dengan model bujur sangkar maupun empat persegi panjang
(rectangular grid) menurut IEEE Std 80-1986 mempunyai batasan :
1. Jumlah konduktor parallel dalam satu sisi kurang dari 25 (n<25),
2. 0.25 < h < 2.5 dengan h adalah kedalaman penanaman konduktor (m),
3. d < 25 m, d adalah diameter penghantar (m),
4. D > 2.5 m, D adalah jarak antar konduktor parallel (m).
11.2.10. Tengangan Mesh Atau Sentuh Maksimum Sebenarnya
Tegangan mesh merupakan salah satu bentuk tegangan sentuh. Tegangan mesh ini
didefenisikan sebagai tegangan peralatan yang diketanahkan terhadap tengah-tengah daerah
yang dibentuk konduktor kisi-kisi (center of mesh) selama gangguan tanah .tegangan mesh
ini menyatakan tegangan tertinggi yang mungkin timbul sebagai tegangan sentuh yang dapat
dijumpai dalam sistem pengetanahan gardu induk, dan inilah yang diambil sebagai tegangan
untuk disain yang aman.
Tegangan mesh itu secar pendekatan sama dengan ρi, dimana ρ tahanan jenis tanah dalam
Ohm-meter dan i arus yang melalui konduktor kisi-kisi. Tetapi tahanan jenis tanah nyatanya
tidak merata. Demikian juga arus i tidak sama pada semua konduktor kisi-kisi. Oleh karena
itu untuk mencakup pengaruh-pengaruh jumlah konduktor pararel n , jarak-jarak konduktor
pararel, D. diameter konduktor, d, dan kedalaman penanaman, h, tegangan mesh itu dihitung
dari persamaan (11.6).
Em = Km Ki ρ
Dimana,
Kn = ln ln
Ki = factor koreksi untuk ketidak merataan kerapatan arus, yang dihitung dengan jarak
rumus emperis : = 0,65 + 0,172 n (= 3,402)
D = jarak antara konduktor-konduktor pararel pada kisi-kisi (=4m)
h = kedalam penanaman konduktor (=0,8 m)
d = diameter konduktor kisi-kisi (=0,016)
n = jumlah konduktor pararel dalam kisi-kisi utama, tidak termasuk sambungan melintang
(=16)
ρ = tahanan jenis rata-rata tanah (=750 Ohm-meter)
I = besar arus gangguan tanah (=1.200 Amp)
L = panjang konduktor pengetanahan yang ditanam termasuk semua batang pengetanahan (=
1.600 m).
Tegangan sentuh maksimum yang timbul dalam rangkain (mesh) tidak terletak di pusat kisi-
kisi (daerah persegi empat yang dibentuk konduktor kisi-kisi), dimana tegangan mesh diatas
dihitung, tetapi terletak agak dibagian kuar kisi-kisi (grid). Tetapi bila kisi-kisi mempunyai
delapan konduktor pararel atau kurang perbedaan tegangan sentuh maksimum yang ada dan
tegangan mesh di bagian luar kisi-kisi tidak akan melebihi 10%. Oleh karena itu, untuk kisi-
kisi dengan delapan konduktor pararel atau kurang tidak dibutuhkan perhitungan yang eksak
(teliti) bila dipergunakan factor keselamatan yang sesuai dalam perbandingan antara tegangan
mesh tegangan sentuh yang diizinkan. Jadi bila kisi-kisi mempunyai delapan konduktor
pararel atau kurang, tegangan mesh dapat dihitung dengan persamaan (11.6) dan (11.7). tetapi
bila jumlah konduktor pararel melebihi 8, persamaan sehari-hari sudah cukup menggunakan
persamaan (11.6) dan (11.7) diatas.
Maka,
Em = 0,3695 × 3,402 × 750 × ( 1.200 / 1.600) = 707 Volt.
Jadi tegangan sentuh sebenarnya (707 Volt) lebih kecil dari tegangan sentuh yang diizinkan
(737 Volt), dengan demikian jaraj antara kisi-kisi serta panjang total konduktor sudah
memenuhi persyaratan.
11.2.11 Tegangan Langkah Yang Diizinkan
Tegangan langkah yang diizinkan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (9.3) atau
(11.8)
Eℓ = Ik (Rk + 6 ρs)
Dimana :
I = arus fibrilasi (= 0,134 Amp)
R = tahanan tubuh menusia (= 1000 Ohm)
ρs = tahanan jenis permukaan tanah (=300 Ohm-meter)
makan diperoleh Eℓ = 2546 Volt
.
No. 2
Pemasangan LA pada Gardu Induk dan Transformator dilakukan dengan cara memasang LA
harus berada didepan setiap transformator serta harus terdapat sedekat mungkin. Hal ini
diperlukan karena ketika petir / kilatannya menyerang Gardu Induk dan Transformator
sebagai suatu ujung terbuka sehingga gelombang pantulannya tersebut akan saling
memperkuat dengan gelombang yang dating. Pada saat terjadinya hal tersebut Transformator
dapat mengalami tegangan surja dua kali besarnya tegangan gelombang surya yang dating,
sehingga untuk mencegah terjadinya hal ini Lightning Arrester harus dipasang sedekat
mungkin dengan Gardu Induk dan Transformator. Selain akibat tegangan surja yang
memuncak, peran Arrester ini untuk melindungi kerusakan yang fatal di gardu induk. Pada
Gardu Induk Lightning Arrester dipasang terpisah dimana pemasangannya dengan menarik
kabel dari jaringan / tiap jaringan ke tiap arrester nya. Setiap kilatan petir yang mengenai
jaringan baik distribusi maupun transmisi arus petir yang mengalirrnya tersebut akan diputus
oleh arrester, sehingga arus akan habis dan ditanahkan terlebih dahulu, hal inilah yang
menjadikan Gardu Induk selalu aman karena berbagai macam proteksi dipasang disana.
Lightning arrester pada Gardu Induk dan Trafo ini akan bekerja pada tegangan tertentu diatas
dari tegangan operasi yang berfungsi membuang muatan listrik dari surja petir dan berhenti
beroperasi pada tegangan tertentu diatas tegangan operasi agarat tidak terjadi adanya arus
pada tegangan operasi.
Pada Transformator, tingkat isolasi bahan Lightning arrester harus berada dibawah bahan
isolasi Transformator. Agar apabila terjadi flashover, maka flashover nya terjadi pada arrester
dan tidak pada transformator. Sementara proses pemasangan pada busbar Lightning Arrester
dipasang pada setiap rel – rel nya yaitu dipasang pada masing-masing fasa ( R,S,T )
contohnya pemasangan LA pada jaringan bus bar Padalarang 1 dan padalarang 2, Tata
JABAR 1 serta Tata JABAR 2 memiliki Lightning Arester di tiap Rel jaringannya. Artinya
Lightning Arresternya dipasang secara masing-masing disetiap busbar sesuai dengan rel
alamat jaringan nya. Posisi Lightning Arrester pada busbar dipasang berdekatan dengan tiang
pancang nya, dimana setiap tiang dari tiap rel akan dilengkapi oleh 2 s/d 4 Lightning
Arrester. Hal ini dilakukan karena posisi busbar yang rawan sekali langsung terkena petir
sehingga proteksi pada busbar harus bisa memutus arus surja petir yang akan mengalir pada
setiap rel yang akan dialirinya. Dengan adanya Lightning Arrester di tiap busbar, arus petir
akan habis terpangkas akibat ditanahkan ( grounding ).