tugas geokim
-
Upload
algi-fajar-ghaniansah -
Category
Documents
-
view
9 -
download
0
description
Transcript of tugas geokim
A. Geokimia
Geokimia adalah ilmu yang mempelajari kandungan unsur dan isotop dalam lapisan
bumi, terutama yang berhubungan dengan kelimpahan (abundant), penyebaran serta hukum-
hukum yang mengontrolnya. Dari dasar ini berkembang beberapa cabang ilmu geokimia di
antaranya yaitu geokimia panasbumi, geokimia mineral, geokimia petroleum dan geokimia
lingkungan. Geokimia memiliki beberapa definisi, definisi yang dilakukan oleh
Goldschmidt menekankan pada dua aspek,yaitu:
1.Distribusi Unsur dalam bumi (deskripsi)
2.Prinsip-prinsip yang mengatur distribusi tersebut diatas (interpretasi)
Keberadaan dan munculnya Geokimia sebagai cabang ilmu geologi baru
menyebabkan munculnya metode-metode dan data observasi baru. Hal yang menarik
perhatian para ahli sedimentologi adalah awal mulanya sebagian besar penelitian mengenai
geokimia mengarah pada penelitian kuantitatif untuk mengetahui penyebaran unsur-unsur
kimia di alam, termasuk akan penyebaran dalam batuan sedimen. Seiring berjalannya waktu
data tersebut menuntun pada kenyataan untuk memahami apa yang disebut siklus geokimia
(geochemical cycle) serta penemuan hukum-hukum yang mengontrol penyebaran atau
distribusi unsur dan proses proses yang menyebabkan timbulnya pola penyebaran dan
distribusi seperti itu.
Baru-baru ini, kimia nuklir (nuclear chemistry) menyumbangkan sebuah “jam” dan
“termometer” yang pada gilirannya membuka era penelitian baru terhadap sedimen. Unsur-
unsur radioaktif, khususnya 14C dan 40K, memungkinkan dilakukannya metoda penanggalan
langsung terhadap batuan sedimen tertentu. Metoda 14C, yang dikembangkan oleh Libby,
dapat diterapkan pada endapan resen. Metoda 40K/40Ar terbukti dapat diterapkan pada
glaukonit, felspar autigen, mineral lempung, dan silvit yang ditemukan dalam endapan tua.
Analisis isotop dapat digunakan untuk menentukan temperatur purba. Metoda Urey—
berdasar-kan nisbah 16O/18O yang merupakan fungsi dari temperatur—dapat dipakai untuk
menaksir temperatur pembentukan cangkang fosil yang ada dalam endapan bahari. Meskipun
“jam” dan “termometer” tersebut masih memperlihatkan kekeliruan, namun harus diakui
bahwa keduanya telah memberikan kontribusi yang berarti terhadap pemelajaran sedimen.
Berbagai kajian teoritis dan eksperimental tentang stabilitas mineral pada berbagai
kondisi oksidasi-reduksi (Eh) dan pH dilakukan oleh Garrels dan beberapa ahli lain (lihat
Garrels & Christ, 1965). Penelitian aspek-aspek geokimia sedimen banyak menambah
pengertian kita tentang endapan sedimen. Buku-buku yang membahas tentang topik-topik
geokimia sedimen antara lain adalah Geochemistry of Sediments karya Degens (1965)
dan Principles of Chemical Sedimentology karya Berner (1971).
B. Eksplorasi Geokimia
Pengertian Eksplorasi atau prospeksi geokimia didefinisikan sebagai pengukuran
sistematis terhadap satu atau lebih trace elements (unsur-unsur jejak) dalam batuan, soil,
sedimen sungai, vegetasi, air atau gas dengan tujuan untuk menentukan anomali-anomali
geokimia (Levinson, 1974; Rose et al, 1979; Joyce, 1984; Chaussier, 1987). Untuk mengukur
kelimpahannya melalui Eksplorasi Geokimia khusus mengkonsentrasikan pada pengukuran
kelimpahan, distribusi, dan migrasi unsur-unsur bijih atau unsur-unsur yang berhubungan erat
dengan bijih, dengan tujuan mendeteksi endapan bijih. Dalam pengertian yang lebih sempit
eksplorasi geokimia adalah pengukuran secara sistematis satu atau lebih unsur jejak dalam
batuan, tanah, sedimen sungai aktif, vegetasi, air, atau gas, untuk mendapatkan anomali
geokimia, yaitu konsentrasi abnormal dari unsur tertentu yang kontras terhadap
lingkungannya (background geokimia).
Eksplorasi ini dilakukan dengan maksud kita dapat menganalisis
didaerah/batuan/lapisan mana yang memiliki kandungan kandungan kimia. Contohnya unsur-
unsur bijih besi, minyakbumi, gas alam dan lain lain. Dimana keberadaan unsur unsur
tersebut berada dalam kondisi yang tidak tetap, melainkan selalu bermigrasi yang merupakan
akbat dari aktivitas lempeng bumi yang berada diatas magma.Kondisi yang tidak stabil ini
menyebabkan pergerakan pergerakan lempeng bumi yang nantinya akan mempengaruhi
kondisi unusr unsur yang berada didalam lempeng bumi.Sehingga eksplorasi geokimia perlu
dilakukan untuk menghindari kesalahan lokasi eksplorasi.
C. Prinsip Dasar Eksplorasi Geokimia
Segala hal yang pastinya memiliki prinsip prinsip yang memberikan
karakteristik.Sama akan halnya pada Eksplorasi Geokimia juga memiliki beberapa prinsip
prinsip dasar yang perlu diperhatikan.Prinsip dasar eksplorasi geokimia pada dasarnya terdiri
dari 2 metode:
1. Metode yang menggunakan pola dispersi mekanis diterapkan pada mineral yang relatif
stabil pada kondisi permukaan bumi (seperti: emas, platina, kasiterit, kromit, mineral
tanah jarang). Cocok digunakan di daerah yang kondisi iklimnya membatasi pelapukan
kimiawi.
2. Metode yang didasarkan pada pengenalan pola dispersi kimiawi. Pola ini dapat diperoleh
baik pada endapan bijih yang tererosi ataupun yang tidak tererosi, baik yang lapuk
ataupun yang tidak lapuk.
Pola ini terlihat kurang seperti pada pola dispersi mekanis, karena unsur-unsurnya yang
membentuk pola dispersi bisa :
a. Memiliki mineralogi yang berbeda pada endapan bijihnya (contohnya: serussit
dan anglesit terbentuk akibat pelapukan endapan galena)
b. Dapat terdispersi dalam larutan (ion Cu2+ dalam airtanah berasal dari endapan
kalkopirit)
c. Bisa tersembunyi dalam mineral lain (contohnya Ni dalam serpentin dan empung yang
berdekatan dengan sutu endapan pentlandit)
d. Bisa teradsorbsi (contohnya Cu teradsosbsi pada lempung atau material organik pada
aliran sungai isa dipasok oleh airtanah yang melewati endapan kalkopirit)
e. Bisa bergabung dengan material organik (contohnya Cu dalam umbuhan atau hewan)
Kemudian ada beberapa hal yang mendasar dan sangat perlu kita ketahui .Hal Dasar Yang
Berkaitan Dengan Prospeksi Geokimia:
1. Unsur penunjuk (indicator element) = unsur utama bijih dalam badan bijih yang dicari
2. Unsur jejak (pathfinder element) = berasosiasi dengan badan bijih tapi sulit dideteksi,
lebih bebas dari bising, atau lebih luas penyebarannya dari unsur petunjuk.
D. Metode Eksplorasi Geokimia
Dalam eksplorasi geokimia tidak bisa dilakukan tanpa tahapan yang benar dan
sistematis.Para peneliti pun mencuba membuat tahapan tahapan untuk melakukan eksplorasi
geokimia.Urutan Eksplorasi Geokimia Secara Umum (Peters, 1978)
a. Seleksi metode, elemen-elemen yang dicari, sensitivitas dan ketelitian yang dinginkan,
serta pola sampling.
b. Kegiatan pendahuluan atau program sampling lapangan dgn mengecek contoh-contoh
secara umum dan kedalaman contoh untuk mnentukan level yang dapat diyakini &
mengevaluasi faktor bising (noise).
c. Analisis contoh, dilapangan dan laboratorium dengan analisis cek yang dibuat pada
beberapa metode.
d. Melakukan statistik dan evaluasi geologi dari data (geologi & geofisika).
e. Konfirmasi anomali semu, sampling lanjutan, serta analisis & evaluasi pada area yang
lebih kecil, menggunakan interval sampling yg lebih rapat & penambahan metode
geokimia.
f. Penyelidikan target dengan suatu ketentuan untuk sampling ulang & penambahan
analisis dari contoh-contoh yang telah adaKonsep atau Prinsip Dasar Eksplorasi
Geokimia.
Tiap eksplorasi geokimia terdiri dari tiga komponen, yaitu sampling (pengambilan
contoh), analisis, dan interpretasi. Ketiganya komponen tersebut merupakan fungsi bebas
yang saling terkait. Kegagalan yang terjadi pada tahap yang satu akan mempengaruhi tahap
berikutnya.Kemudian dalam pemilihan metode-metode yang akan digunakan eksplorasi
geokimia, harus disesuaikan dengan jenis endapan yang akan dicari. Adapun pekerjaan-
pekerjaan yang dilakukan pada masing-masing tahapan eksplorasi pemilihan metode dapat
digambarkan secara umum seperti terlihat pada Tabel.
Tahap Metode Jenis Mineral
Pendahuluan Citra Landsat Semua
Sintesis Regional Semua
Survey Tinjau Foto Udara Semua
Aeromagnetik Logam Pemetaan Geologi Semua
Pengukuran Penampang Stratigrafi Batubara
Sampling Stream Sediment Sampling Logam Dasar
Pendulangan Mineral Berat
Prospeksi Umum Pemetaan Geologi Semua
Sampling Stream Sediment Logam Dasar
Gaya Berat Non Metalik
Seismik Singenetik Magnetik Logam
Rock Sampling Semua
Prospeksi Detail Pemetaan Geologi Semua
Soil Sampling (Geokimia) Logam Dasar
Rock Sampling (Geokimia) Semua
Metode Analitis Dalam eksplorasi geokimia tidak perlu mengutamakan akurasi yang
tinggi, yang terpenting cepat, tidak mahal dan sederhana. Metode yang banyak digunakan
dalam prospeksi geokimia adalah kromatografi, kolorimetri, spektroskopi emisi, XRF, dan
AAS. Metode lain yang juga digunakan dalam kasus khusus adalah aktivasi neutron,
radiometri dan potensiometri. AAS (atomic absorpsion spectrometry) merupakan teknik yang
paling banyak dipakai dalam analisis unsur tunggal standar.
Alat-alat yang lebih canggih dapat menganalisis multi unsur, seperti:
•Plasma emissin spectrometry menganalisis 12 unsur utama (Cu, Pb, Zn, Ag, W, Sb, Ba, Ni,
Mn, Fe, Cr, Sn) dan 10 unsur berguna baik sebagai unsur pennyertamaupun untuk pemetaan
geologi: V, P, As, Mo, B, Be, Cd, Co, Ni, Y
•Optical emission spectrometry yang langsung dibaca : quantometer, yang mengukur secara
simultan 7 unsur dan 26 unsur jejak.
2.3 Dispersi
Dispersi geokimia adalah proses menyeluruh tentang transpor dan atau fraksinasi unsur-
unsur. Dispersi dapat terjadi secara mekanis (contohnya pergerakan pasir di sungai) dan
kimiawi (contohnya disolusi, difusi dan pengendapan dalam larutan). Tipe dispersi ini akan
mempengaruhi pemilihan metode pengambilan conto, pemilihan lokasi conto, pemilihan
fraksi ukuran dan sebagainya.
2.4 Lingkungan Geokimia
Dalam Eksplorasi Geokimia kita juga perlu mengetahui jenis jenis lingkungan geokimia itu
sendiri.Lingkungan geokimia primer adalah lingkungan yang berada di bawah zona
pelapukan yang dicirikan oleh tekanan dan temperatur yang besar, sirkulasi fluida yang
terbatas, dan oksigen bebas yang rendah. Sebaliknya, lingkungan geokimia sekunder adalah
lingkungan pelapukan, erosi, dan sedimentasi, yang dicirikan oleh temperatur rendah, tekanan
rendah, sirkulasi fluida bebas, dan melimpahnya O2, H2O dan CO2. Pola geokimia primer
menjadi dasar dari survey batuan sedangkan pola geokimia sekunder merupakan target bagi
survey sedimen.
2.5 Mobilitas Unsur
Mobilitas unsur yang dimaksud disini adalah kemudahan unsur bergerak dalam lingkungan
geokimia tertentu. Beberapa unsur dalam proses dispersi dapat terpindahkan jauh dari
asalnya, ini disebut mudah bergerak atau mobilitasnya besar, contohnya: unsur gas mulia
seperti radon. Rn dipakai sebagai petunjuk dalam prospeksi endapan Uranium. Mobilias
unsur akan berbeda dalam lingkungan yang berbeda, contohnya : F bersifat sangat mobil
dalam proses pembekuan magma (pembentukan batuan beku), jebakan pneumatolitik dan
hidrotermal, namun akan sangat tidak mobil (stabil sekali) dalam proses metamorfose dan
pembentukan tanah. Bila F masuk ke air akan menjadi sangat mobil kembali.Seperti yang
sudah dijelaskan sebelumnya mobilitas unsur ini juga dipengaruhi pergerkan lempeng akibat
magma.Unsur yang berbeda yang ditemukan dalam suatu endapan bisa memiliki mobilitas
yang sangat berbeda, sehingga mungkin tidak memberikan anomali yang sama secara spasial.
2.6 Anomali Geokimia
Anomali geokimia dapat kita cari dengan terlebih dahulu mencari nilai background dimana
nilai background berhubungan dengan endapan bijih.Dalam menentukan anomali geokimia
diperlukan adanya nilai ambang/nilai batas yang digunakan untuk menentukan anomali.Nilai
batas tersebut disebut threshold yaitu nilai rata-rata plus dua standar deviasi dalam suatu
populasi normal. Semua nilai di atas nilai threshold didefinisikan sebagai anomali.
2.7 Aplikasi
Aplikasi atau contoh nyata yang dapat dilihat dari geokimia salah satunya adalah metode
yang digunakan oleh sedimentologist dalam mengumpulkan data dan bukti pada sifat dan
kondisi depositional batuan sedimen, yaitu analisis kimia dari batu, melingkupi geokimia
isotop, termasuk penggunaan penanggalan radiometrik, untuk menentukan usia batu, dan
kemiripan dengan daerah sumber. Metode ini pertama kali dipakai pada tahun 1970an dimana
penelitian sedimentologi mulai beralih dari makroskopis dan fisik ke arah mikroskopis dan
kimia. Dengan perkembangan teknik analisa dan penggunaan katadoluminisen dan
mikroskop elektron memungkinkan para ahli sedimentologi mengetahui lebih baik tentang
geokimia. Perkembangan yang pesat ini memacu kita untuk mengetahui hubungan antara
diagenesa, pori-pori dan pengaruhnya terhadap evolusi porositas dengan kelulusan batu pasir
dan batugamping.
Saat ini berkembang perbedaan antara makrosedimentologi dan mikrosedimentologi.
Makrosedimentologi berkisar studi fasies sedimen sampai ke struktur sedimen. Di lain fihak,
mikrosedimentologi meliputi studi batuan sedimen di bawah mikroskop atau lebih dikenal
dengan petrografi.