Tugas Geohidrologi

9
KONTROL MORFOLOGI TERHADAP AIRTANAH A. Konsep Dasar Secara umum proses resapan airtanah ini terjadi melalui 2 proses berurutan, yaitu infiltrasi (pergerakan air dari atas ke dalam permukaan tanah) dan perkolasi yaitu gerakan air ke bawah dari zona tidak jenuh ke dalam zona jenuh air. Daya infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum yang mungkin, yang ditentukan oleh kondisi permukaan tanah. Daya perkolasi adalah laju perkolasi maksimum yang mungkin, yang besarnya ditentukan oleh kondisi tanah di zona tidak jenuh. Laju infiltrasi akan sama dengan intensitas hujan jika laju infiltrasi masih lebih kecil dari daya infiltrasinya. Perkolasi tidak akan terjadi jika porositas dalam zona tidak jenuh belum mengandung air secara maksimum. Proses infiltrasi berperan penting dalam pengisian kembali lengas tanah dan air tanah. Pengisian kembali lengas tanah sama dengan selisih antara infiltrasi dan perkolasi (jika ada). Pengisian kembali air tanah sama dengan perkolasi dikurangi kenaikan kapiler (jika ada).Resapan airtanah akan menentukan besarnya aliran dasar yang merupakan debit minimum 1

description

Selamat bekerja

Transcript of Tugas Geohidrologi

Page 1: Tugas Geohidrologi

KONTROL MORFOLOGI TERHADAP AIRTANAH

A. Konsep Dasar

Secara umum proses resapan airtanah ini terjadi melalui 2 proses

berurutan, yaitu infiltrasi (pergerakan air dari atas ke dalam permukaan tanah)

dan perkolasi yaitu gerakan air ke bawah dari zona tidak jenuh ke dalam zona jenuh

air. Daya infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum yang mungkin, yang

ditentukan oleh kondisi permukaan tanah. Daya perkolasi adalah laju

perkolasi maksimum yang mungkin, yang besarnya ditentukan oleh

kondisi tanah di zona tidak jenuh. Laju infiltrasi akan sama dengan intensitas

hujan jika laju infiltrasi masih lebih kecil dari daya infiltrasinya. Perkolasi tidak

akan terjadi jika porositas dalam zona tidak jenuh belum mengandung air

secara maksimum.

Proses infiltrasi berperan penting dalam pengisian kembali lengas tanah

dan air tanah. Pengisian kembali lengas tanah sama dengan selisih antara infiltrasi

dan perkolasi (jika ada). Pengisian kembali air tanah sama dengan perkolasi

dikurangi kenaikan kapiler (jika ada). Resapan airtanah akan

menentukan besarnya aliran dasar yang merupakan debit minimum sungai di

musim kemarau.

1

Page 2: Tugas Geohidrologi

Gambar 1. Sistem aliran airtanah (Toth,1963 dalam Sudadi, 1996:10)B. Bentuk Lahan Sebagai Dasar Penyusunan Hidromorfologi

1. Konsep dan Pemikiran

a. Salah satu terapan geomorfologi adalah apa yang disebut dengan

konsep satuan hidromorfologi (Verstappen, 1978). Satuan bentuklahan

sebagai salah satu aspek geomorfologi yang dicirikan oleh relief,

litologi termasuk struktur dan genesisi tertentu, akan mencerminkan

ketersediaan airtanah di suatu daerah.

b. Setiap satuan bentuklahan akan mempunyai respon tertentu terhadap

airtanah sehingga satuan bentuklahan dapat dipakai untuk menyusun

satuan hidromorfologi (de Rider, 1979; Sutikno, 1989)

c. Karekteristik airtanah pada suatu wilayah dipengaruhi kuat oleh genesis

daerah, lingkungan pengendapan, struktur dan jenis batuan penyusunnya

(Langgeng, 1995)

d. Satuan hidromorfologi merupakan satuan bentuklahan yang berisi

informasi karakteristik airtanah, yang meliputi : kedalaman muka freatik,

kualitas airtanah dan koefisien permaebilitas akuifer (Sutino, 1989,1992),

disamping itu juga informasi tipe hidrokimia airtanah (Langgeng, 1995).

e. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketersediaan air untuk

penyediaan air bersih antara lain : iklim, geologi, geomorfologi,

hidrologi, vegetasi dan penggunaan lahan (Sutikno, 1989).

Menurut Freeze & Cherry, 1979 (dalam Salamadkk, 1993:274)

untuk menentukan zona resapan dan pelepasan air perlu diperhatikan:

a. Aliran air permukaan dan airtanah.

b. Iklim, terutama curah hujan.

c. Karakteristik hidrogeologi.

d. Topografi, daerah resapan air umumnya bertopografi tinggi dengan

kemiringan lahan relatif besar.

2

Page 3: Tugas Geohidrologi

Menurut Purbo Hadiwidjoyo, 1982 terdapat kaitan yang erat antara

topografi/ morfologi dengan keterdapatan air, yaitu :

a. Medan datar : umumnya muka airtanah dangkal.

b. Medan miring : makin miring lahan muka air tanah makin

dalam, sering ada pemunculan air di kakinya.

c. Medan bergelombang : bagian puncak kering dan lembah basah.

d. Medan berbukit : puncak kering, mungkin air muncul di kaki

bukit.

Keputusan MENEG Lingkungan Hidup No. 39/MENLH/

8/1996 menggolongkan kawasan resapan air sebagai kawasan lindung. Kriteria

umum kawasan lindung adalah (Hartanto & Karsidi, 1995:136):

a. Ketinggian > 1500 m di atas permukaan laut (mdpl).

b. Kemiringan lahan > 40 %

c. Tanah sangat peka/ peka terhadap erosi

d. Curah hujan > 1500 mm/tahun

e. Penggunaan lahan sebagai hutan

Salah satu upaya untuk mendukung konservasi daerah resapan air

tersebut adalah dengan dikeluarkannya berbagai peraturan perundangan

baik tingkat nasional maupun kabupaten.

a. Dalamnya genangan di permukaan tanah, semakin tinggi genangan maka

tekanan air untuk meresap ke dalam tanah semakin besar pula.

b. Kadar air dalam tanah, semakin kering tanah infiltrasi semakin besar.

c. Pemampatan tanah, akan memperkecil porositas, pemampatan

dapat terjadi karena pukulan butir-butir hujan, penyumbatan pori

oleh butir halus, karena injakan manusia, binatang dan lain

sebagainya.

d. Tumbuh-tumbuhan, jika tertutup oleh tumbuhan akan

3

Page 4: Tugas Geohidrologi

semakin besar.

e. Struktur tanah, yaitu ada rekahan daya infiltrasi akan memperbesar.

f. Kemiringan lahan dan temperatur air (mempengaruhi kekentalan).

Daerah resapan air adalah daerah tempat meresapnya air hujan ke dalam

tanah yang selanjutnya menjadi airtanah. Kenyataannya semua daratan

di muka bumi dapat meresapkan air hujan. Daerah resapan regional berarti daerah

tersebut meresapkan air hujan dan akan mensuplai airtanah ke seluruh cekungan,

tidak hanya mensuplai secara lokal dimana air tersebut meresap (Sudadi,

1996:10).

Untuk keperluan praktis aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam

menentukan daerah resapan air adalah (Sudadi, 1996:3): Kawasan konservasi

umumnya terletak di kawasan pegunungan, curah hujan tinggi, daerah pemasok

aliran mantap, kemiringan tanah relatif tinggi dan mempunyai kerentanan sedang -

tinggi terhadap bahaya longsor (Arwin Sabar & Bandono, 1995:II-69). Secara

lengkap aspek-aspek yang berkaitan dengan kawasan konservasi ini adalah :

a. Aspek Geologi

1. Topografi bergelombang kasar dengan kemiringan relatif besar.

2. Tersusun dari batuan deposit vulkanik muda sehingga belum

terkonsolidasi sempurna (peka terhadap erosi dan longsor).

3. Dikelilingi oleh pegunungan dan sering ditemukan mata air.

b. Aspek Hidrologi, dari sudut pandang pengendalian kualitas ruang

hidrologi, kawasan konservasi mempunyai fungsi: sebagai kawasan

resapan air, memperlambat akumulasi air di kawasan kerja sehingga

mengurangi frekuensi banjir, mempertahankan aliran mantap (air

tanah dan air permukaan), mencegah erosi, dan sumber air bersih.

4

Page 5: Tugas Geohidrologi

C. Airtanah Ditinjau Dari Morfologi Daerahnya

Morfologi daerah sangat mempengaruhi keadaan airtanah setempat, hal ini

disebabkan karena pengaruh peresapan air hujan yang jatuh di tempat itu. Maka

airtanah setempat akan sangat tergantung dari tinggi rendahnya morfologi

Contohnya:

1. Daerah dengan ketinggian tertentu airtanahnya dapat dalam ataupun dangkal.

2. Pada daerah perbukitan airtanahnya akan dalam, karena pengaruh kemiringan

topografi, daerah yang kemiringannya besar, airtanah akan mengalir sebagai

air permukaan.

3. Sedangkan daerah yang morfologinya rendah, kebanyakan airtanahnya

dangkal, hal ini karena pengaruh dari air hujan setempat airnya akan meresap

ke dalam tanah.

4. Pada daerah ini airtanahnya amat produktif sebagai sumur penduduk/dangkal

maupun sumur bor. Jadi secara umum bentuk muka airtanah kurang lebih

akan mengikuti bentuk topografinya.

Menurut Purbo Hadiwidjojo (1970) berdasarkan morfologinya, kondisi

airtanah di daerah gunungapi dapat dibedakan menjadi 3 daerah

1. Daerah puncak (kerucut gunungapi)

Merupakan daerah pengaliran permukaan, kemiringan lerang > 35°

2. Daerah tubuh gunungapi

Merupakan awal terbentuknya airtanah atau disebut sebagai daerah perkolasi.

Di daerah ini sudah dijumpai adanya mataair. Kemiringan lereng antara 10°-

20°

3. Daerah kaki gunungapi

Merupakan daerah utama terbentuknya airtanah kemiringan lereng < 5°.

5

Page 6: Tugas Geohidrologi

Daerah III sangat baik dibuat sumur

Gambar 2. Kemiringan topografi terhadap potensi airtanah

Gambar 3. (Model siklus hidrologi, dimodifikasi dari konsep Gunung Merapi-GunungKidul)

6