TUGAS E-BUSINESS STRATEGI KOMPETISI dan PENERAPAN E- · PDF fileMakalah ini disusun guna...
Transcript of TUGAS E-BUSINESS STRATEGI KOMPETISI dan PENERAPAN E- · PDF fileMakalah ini disusun guna...
TUGAS E-BUSINESS
STRATEGI KOMPETISI dan PENERAPAN E-BUSINESS
“PT GARUDA INDONESIA”
OLEH :
Famela Ruri Klaudia (012014031 )
DOSEN : Prof. DR Ir Rudy C Tarumingkeng, MF, PhD
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
2015
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas anugerah serta
kekuatan yang diberikanNya memampukan penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Dia
juga yang mengatur dan menjadikan semua ini terselesaikan dengan indah pada waktunya.
Makalah ini disusun guna memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk memenuhi
nilai UAS (Ujian Akhir Semester) pada mata kuliah E-Business dengan dosen pengajar Prof.
Rudy C Tarumingkeng,PhD. Pada kesempatan kali ini, topik yang penulis bahas adalah
”Strategi Kompetisi dan Penerapan E-Business dalam PT Garuda Indonesia”. Isi makalah ini
merupakan hasil pemikiran dari penulis dengan menggunakan teori yang penulis peroleh dari
e-book dan silabus mata kuliah Prof. Rudy C Tarumingkeng,PhD serta dari sumber-sumber
lainnya.
Dalam penyusunan makalah ini, tentu masih terdapat kekurangan dan kesalahan, oleh
sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca
demi tercapai kesempurnaan dalam makalah ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan dan
membacanya dalam kegiatan belajar mengajar guna peningkatan ilmu pengetahuan terutama
dalam mata kuliah Manajemen Strategi.
Akhir kata semoga Tuhan Memberkati kita semua.
Hormat,
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................... 1
DAFTAR ISI ................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Electronic Business System ................................................................... 5
2.2 Profil Perusahaan Garuda Indonesia ................................................................... 6
2.3 E-Business dalam PT Garuda
Indonesia
................................................................... 9
2.4 Strategi Dari PT Garuda Indonesia ................................................................... 12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................... 14
3.2 Saran ................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi saat ini, telah menciptakan banyak peluang bisnis
baru yang mungkin dilakukan secara elektronika. Perkembangan teknologi informasi tersebut
memungkinkan setiap orang dengan mudah melakukan kegiatan jual-beli melalui jaringan
komputer, baik dengan menggunakan internet, ekstranet atau pun intranet.
Penggunaan internet tidak hanya terbatas pada pemanfaatan informasi yang dapat
diakses melalui media ini, melainkan juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan
transaksi perdagangan yaitu melalui electronic commerce atau yang lebih dikenal dengan e-
commerce. Meskipun pengguna internet di Indonesia telah mencapai 31 juta orang dan 159
juta orang lainnya adalah pengguna internet berbasis nirkabel, namun penyedia layanan e-
commerce di Indonesia baru mencapai 3%. Keberadaan e-commerce merupakan alternatif
bisnis yang cukup menjanjikan untuk diterapkan pada saat ini, karena e-
commerce memberikan banyak kemudahan bagi kedua belah pihak, baik dari pihak penjual
(merchant) maupun dari pihak pembeli (buyer) di dalam melakukan transaksi perdagangan,
meskipun kedua pihak yang terlibat terpisah dalam jarak yang sangat jauh.
Pada tahun 1997, krisis keuangan di Asia telah memberi dampak yang cukup
signifikan bagi perusahaan penerbangan, termasuk Garuda Indonesia. Dalam sebuah bisnis
yang memiliki karakteristik margin yang sempit, penurunan tajam dalam hal jumlah
penumpang menimbulkan kesulitan bagi Garuda Indonesia dalam segi keuangan dan
operasional.
Tabel.1 Masalah-Masalah yang Dihadapi Garuda Indonesia
Masalah Keuangan Masalah Operasional Masalah Manajemen
1. Bisnis Merugi
2. Cashflow operasi negatif
3. Kewajiban jatuh tempo ($
1,8 Jt)
4. Net Worth negatif $234 jt
5. S.I manajemen tdk dpt
dikendalikan
1. Sebagian rute tdk
menguntungkan.
2. Terlalu banyak jenis
pesawat
3. Pelayanan dan Produk
berkualitas rendah.
4. ketepatan waktu buruk
5. Yield rendah
1. Manajemen tdk solid &
tdk efektif.
2. operasional tidak efektif.
3. Budaya perusahaan tidak
“fit” dengan kebutuhan
4. Produktivitas rendah.
Pada tahun 1998, sebuah tim manajemen baru Garuda Indonesia
mengimplementasikan sebuah restruktur perusahaan secara radikal, dan pada tahun-tahun
berikutnya Garuda Indonesia memfokuskan diri pada strategi untuk meningkatkan jasa
pelayanannya, meningkatkan revenue dan menambah rute penerbangan, mengatur biaya
secara lebih efektif, mengatur proses bisnis perusahaan secara lebih efektif, serta
meningkatkan kegiatan operasinya.
4
Menurut Direktorat Transportasi Udara Indonesia, rata-rata pertumbuhan majemuk
penumpang yang menggunakan jalur udara di Indonesia dari tahun 2000-2008, untuk
domestik sebesar 22,0% dan internasional sebesar 5,6%. Indonesia diuntungkan dengan
adanya kenaikan kedatangan pengunjung dan wisatawan internasional, terutama mereka yang
berasal dari negara-negara Asia Pasifik dan Eropa yang memasuki negara Indonesia.
Sumbangan lapangan usaha angkutan udara bagi PDB Indonesia tahun 2009 sebesar 0.4%
dengan pertumbuhan dari tahun 2008 sebesar 23.4%.
Pada pasar penerbangan domestik di Indonesia, Garuda Indonesia adalah satu-satunya
maskapai penerbangan dengan layanan FSC atau full service carrier yang memiliki lisensi
untuk beroperasi di Indonesia, terdapat beberapa maskapai penerbangan dengan layanan LCC
atau low cost carrier domestik lainnya yang beroperasi di pasar penerbangan domestik di
Indonesia. Terkait hal tersebut, PT. Garuda Indonesia sebagai salah satu perusahaan yang
bergerak dibidang penerbangan dalam kegiatan operasionalnya telah memanfaatkan sarana e-
commerce di dalam memasarkan produk atau jasa yang dihasilkan perusahaannnya. Sarana e-
commerce tersebut digunakan perusahaan guna mendukung strategi yang diterapkan PT.
Garuda Indonesia guna memenangkan kompetisi di bidang usaha yang saat ini dilakukan oleh
perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
Tingkat persaingan yang ada di dalam industri penerbangan yang cukup ketat tersebut
membuat setiap perusahaan yang bermain di dalamnya berlomba untuk
menciptakan valueyang terbaik bagi pelanggannya. Pertumbuhan pasar yang potensial ini
ternyata ditanggapi secara serius oleh perusahaan-perusahaan penerbangan yang ada
Indonesia dengan memberikan added value kepada para konsumen jasa penerbangan.
Salah satu tanggapan akan potensi yang sekaligus sebagai added value tersebut adalah
dengan mengembangan e-business dalam bisnis mereka. Dalam industri penerbangan, e-
business memiliki peranan yang sangat penting karena peran e-business ini mampu
membantu perusahaan pada aktivitas utama dan penunjang perusahaan. Pada aktivitas utama
terkait dengan operasi perusahaan penerbangan, inbound dan outbond logistics, pemasaran,
penjualan tiket perusahaan, dan layanan atau service kepada konsumen. Pada sisi kegiatan
penunjang, e-business menunjang infrastruktur baik itu fisik maupun informasi, manajemen
sumberdaya manusia (human resources management), pengembangan teknologi (technology
development) dan kegiatan procurement.
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengidentifikasi bagaimana
penggunaan e-business di dalam industri penerbangan terutama di indonesia dengan
mengambil studi kasus pada PT Garuda Indonesia, Tbk.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Electronic Business system
E-Business atau Electronic business dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang
berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan proses pertukaran barang dan/atau
jasa dengan memanfaatkan internet sebagai medium komunikasi dan transaksi,dan salah
satu aplikasi teknologi internet yang merambah dunia bisnis internal, melingkupi sistem,
pendidikan pelanggan, pengembangan produk, dan pengembangan usaha. Secara luas sebagai
proses bisnis yang bergantung pada sebuah sistem terotomasi. Pada masa sekarang, hal ini
dilakukan sebagian besar melalui teknologi berbasis web memanfaatkan jasa internet.
Terminologi ini pertama kali dikemukakan oleh Lou Gerstner, CEO dariIBM.
(wikipedia.com)
Marketspace adalah arena di internet, tempat bertemunya calon penjual dan calon
pembeli secara bebas seperti layaknya di dunia nyata (marketplace). Mekanisme yang terjadi
di marketspace pada hakekatnya merupakan adopsi dari konsep “pasar bebas” dan “pasar
terbuka”, dalam arti kata siapa saja terbuka untuk masuk ke arena tersebut dan bebas
melakukan berbagai inisiatif bisnis yang mengarah pada transaksi pertukaran barang atau
jasa.
Seluruh perusahaan, tanpa perduli ukuran dan jenisnya, dapat menerapkan konsep e-
Business, karena dalam proses penciptaan produk maupun jasanya, setiap perusahaan pasti
membutuhkan sumber daya informasi.
Dalam kegiatan e-business, ada lima kemungkinan bentuk hubungan bisnis
berdasarkan transaksinya, yaitu :
1. Business to Business (perdagangan antar pelaku usaha bisnis)
2. Business to Consumer (perdagangan antar pelaku usaha bisnis dengan konsumen)
3. Consumer to Consumer (perdagangan antar konsumen yang satu dengan
konsumen yang lain)
4. Consumer to Business (perdagangan antar konsumen dengan pelaku bisnis atau
perusahaan)
5. Intrabusiness e-business (perdangan dalam lingkup intranet perusahaan yang
melibatkan pertukaran barang, jasa, dan informasi.
Sasaran dari e-business adalah pasar atau market. Menurut Forrester Research, telah
terjadi perkembangan yang sangat fantastis terhadap jumlah komputer yang terhubung dalam
internet, termasuk penggunanya. E-business market ini menyimpan peluang omset yang besar
yang dapat diperebutkan oleh para pebisnis.
Ada empat tahap pemanfaatan jaringan komputer dan internet untuk tujuan e-
business, di mana terjadi transformasi perusahaan tradisional ke e-business, diantaranya
sebagai berikut:
1. Mendayagunakan komputer
6
2. Mendayagunakan jaringan dan internet (seperti email, chat messanger, IRC,
dll,.)
3. Membangun dan mendayagunakan web
4. E – commerce
Perbedaan yang mendasar antara e-commerce dan e-business adalah bahwa tujuan e-
commerce berorientasi pada bagaimana memperoleh keuntungan, sedangkan e-business
berorientasi pada kepentingan jangka panjang dan sifatnya abstrak seperti kepercayaan
konsumen, pelayanan terhadap konsumen, peraturan kerja, relasi antar mitra bisnis, dan
penanganan masalah sosial lainnya. Selain dari perbedaan yang dimiliki oleh keduanya,
ternyata keduanya juga memiliki persamaan tujuan yaitu memajukan perusahaan menjadi
perusahaan yang lebih besar dari sebelumnya.
2.2 Profil Perusahaan Garuda Indonesia
PT Garuda Indonesia Tbk (Garuda Indonesia), pertama kali didirikan dengan nama
Garuda Indonesian Airways N.V. yang berkedudukan di Jakarta Pusat berdasarkan Akta
Perseroan Terbatas No. 137 tanggal 31 Maret 1950. Status ini kemudian berubah menjadi PT
Garuda Indonesia (Persero) tahun 1975. Garuda Indonesia memiliki aktivitas bisnis dengan
kegiatan utamanya berupa jasa angkutan udara niaga. Saat ini Garuda Indonesia memiliki 1
kantor pusat dan 6 area manajemen yang mengelola 49 kantor cabang. Garuda Indonesia
memiliki 4 Strategic Business Unit (SBU), yaitu SBU Garuda Indonesia yang mengelola
bisnis utama berupa angkutan udara niaga berjadwal dengan layanan penuh (full service
carrier - FSC), Garuda Cargo yang mengelola bisnis kargo, SBU Garuda Sentra Medika
(GSM) yang mengelola bisnis kesehatan, dan SBU Citilink yang mengelola bisnis di bidang
angkutan udara niaga berjadwal dengan tarif murah (lower cost carrier - LCC).
Visi dari PT Garuda Indonesia adalah menjadi Perusahaanpenerbangan yang handal dengan
menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan
Indonesia. Sedangkan misi dari PT Garuda Indonesia adalah sebagai perusahaanpenerbangan
pembawa bendera bangsa (flagcarrier) Indonesia yang mempromosikan Indonesiakepada
dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan layanan yang
profesional. Garuda Indonesia pada tahun 2011 telah menjadi perusahaan publik dengan
mencatatkan 6.335.736.000 sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode GIAA.
Hingga saat ini menjadi perusahaan BUMN, saham Garuda Indonesia terbagi dalam beberapa
kepemilikan :
7
Gambar 2.1 Persentase Kepemilikan Saham
Diagram di atas memberikan penjelasan terkait presentase kepemilikan saham sebagai
berikut: Pemerintah Republik Indonesia (69,14%), PT Angkasa Pura I (1,10%), PT Angkasa
Pura II (1,78%), karyawan (0,44%), investor domestik (23,94%), dan investor internasional
(3,60%).
Garuda Indonesia saat ini mengoperasikan 84 armada pesawat penumpang, yang
terdiri dari 71 armada pesawatnarrow-body dan 13 armada pesawat wide-body yang
digunakan untuk penerbangan domestik dan juga internasional.
Garuda Indonesia memiliki aktivitas bisnis dengan kegiatan utamanya berupa jasa
angkutan udara niaga. Saat ini Garuda Indonesia memiliki 1 kantor pusat dan 6 area
manajemen yang mengelola 49 kantor cabang, yaitu:
1. Area Western Indonesia, yang mengelola 14 kantor cabang di Jakarta, Bandung,
Banda Aceh, Medan, Batam, Padang, Pekanbaru, Palembang, Yogyakarta, Solo,
Semarang, Pangkal Pinang, Tanjung Karang, Jambi.
2. Area Eastern Indonesia yang mengelola 18 kantor cabang di Surabaya, Denpasar,
Makassar, Manado, Balikpapan, Banjarmasin, Palangkaraya, Pontianak,
Mataram, Jayapura, Biak, Timika, Malang, Kupang, Ternate, Kendari, Palu,
Ambon.
3. Area Asia yang mengelola 3 kantor cabang di Singapura, Kuala Lumpur,
Bangkok.
4. Area Jepang, Korea, dan Cina, yang mengelola 8 kantor cabang di Tokyo, Osaka,
Nagoya, Seoul, Canton, Hongkong, Beijing, Shanghai.
5. Area South West Pacific yang mengelola 3 kantor cabang di Sydney, Perth,
Melbourne.
6. Area Europe dan Middle East yang mengelola 3 kantor cabang di Jeddah,
Riyadh, Amsterdam. Garuda Indonesia memiliki 4 Strategic Business Unit
(SBU), yaitu SBU Garuda Indonesia yang mengelola bisnis utama berupa
angkutan udara niaga berjadwal dengan layanan penuh (full service carrier -
FSC), Garuda Cargo yang mengelola bisnis kargo, SBU Garuda Sentra Medika
(GSM) yang mengelola bisnis kesehatan, dan SBU Citilink yang mengelola bisnis
8
di bidang angkutan udara niaga berjadwal dengan tarif murah (lower cost carrier -
LCC). Garuda Indonesia saat ini mengoperasikan 84 armada pesawat penumpang,
yang terdiri dari 71 armada pesawat narrow-body dan 13 armada pesawat wide-
body yang digunakan untuk penerbangan domestik dan juga internasional.
Berdasarkan data SAP, selama bulan September 2010, pangsa pasar perseroan pada
penerbangan rute domestik dengan keberangkatan dari Indonesia adalah 23,1%, sedangkan
pangsa pasar pada penerbangan rute internasional sebesar 15,5% dan Perseroan melayani
lebih banyak lokasi tujuan apabila dibandingkan dengan maskapai di Indonesia lainnya.
Sebagai satu-satunya penerbangan FSC domestik dan pemimpin dalam jaringan rute di pasar
penerbangan di Indonesia, Garuda Indonesia memiliki posisi yang baik untuk dapat
memenuhi permintaan yang bertambah untuk penumpang premium dan penumpang budget
travellers untuk penerbangan langsung di berbagai destinasi di Indonesia, dan juga
penerbangan langsung dari dan ke luar negeri.
Gambar 2.2 Rute Penerbangan Garuda Indonesia Domestik
9
Gambar 2.3 Rute Penerbangan Garuda Indonesia Internasional
2.3 E-Business dalam PT Garuda Indonesia, Tbk
Manajemen Garuda Indonesia melakukan kegiatan e-business terkait dengan
serangkaian bisnis perusahaan. Mulai dari bagaimana customer relationship management
perusahaan, hubungan dengan pemasok seperti Pertamina dan Boeing sebagai pemasok
bahan bakar dan pesawat dengan e-procurement pada supply chain management
perusahaan, e-commercepada partner relationship management, human resources
development system di Garuda Indonesia dan enterprise resource planning sebagai
kolaborator dari keempat elektronik-isasi sistem bisnis yang ada di Garuda.
Gambar 2.4 Pola E-Business PT Garuda Indonesia
2.3.1 E-commerce dalam Partners Relationship Management PT Garuda Indonesia
Brand Garuda Indonesia mengembangkan dua jenis e-Commerce, yaitu
Business to Business dan Business to Customer. B2B dilakukan Garuda dengan
10
menyediakan Coporate Online dan Agency Online, sedangkan B2C dilakukan
dengan personnal online booking.
Fitur e-Commerce untuk brand Garuda Indonesia sangat lengkap bila
dibandingkan dengan fitur e-Commerce dari brand maskapai penerbangan lainnya.
Garuda Indonesia menawarkan e-Commerce terpadu yang disebut dengan 28
Customer Touch Points yang memungkinkan calon/penumpang Garuda Indonesia
mengakses service online dari before flying sampai after arrival yang disediakan
melalui web. Fitur-fitur tersebut sangat jelas dan mudah dimengerti. Beberapa fitur
tersebut adalah:
Book Flight
Calon penumpang Garuda Indonesi dapat melakukan pemesana tiket
secara online melalu web. Terdapat beberapa pilihan yang harus
diputuskan oleh calon penumpang, antara lain kota asal dan kota tujuan
penerbangan, tanggal keberangkatan dan kepulangan, jenis tiket
apakah one-way atau return, kelas penerbangan, dan jumlah
penumpang dewasa serta anak-anak.
Check In dan e-Ticketing
Check In secara online ini sangat berguna sekali bagi konsumen yang
misalnya memiliki waktu terbatas untuk menunggu antrian check in
secara manual di bandara. Dengan adanya check in online akan sangat
meningkatkan efisiensi waktu bagi konsumen, sekaligus kenyamanan
tanpa mengantri secara manual. Di check in secara online, konsumen
juga dapat memilih tempat duduk sesuai dengan kelas penerbangan
yang telah dibayar.
Bagi Garuda Indonesia sendiri, proses ini sangat menguntungkan,
karena selain meningkatkan proses layanan kepada pelanggannya, crew
Garuda dapat langsung mengetahui ketersediaan bangku yang belum
terisi, dan pelayanan di bandara menjadi lebih efisien karena sudah
terdapat tiket elektronik.
Show Schedule and Tariff
Dengan adanya jadwal dan tarif untuk setiap rute yang diperbarui
setiap hari akan memudahkan calon penumpang untuk menyesuaikan
waktu penerbangan yang akan dilakukan dan pembayaran yang akan
dilakukan.
e-Payment
e-Payment memudahkan calon penumpang Garuda Indonesia untuk
pembelian tiket secaraonline lewat web Garuda Indonesia. Setelah
melakukan reservasi, calon penumpang Garuda Indonesia akan
11
menerima booking code dan 13 digit payment code. Untuk pembayaran
melalui kartu kredir Visa atau Master Card, calon penumpang dapat
langsung menelepon call center Garuda di 08041807807 atau (021)
23519999 lalu menyebutkan 16 digit nomer kartu kredit sebaga
otorisasi pembayaran. e-Payment dapat juga dilakukan menggunakan
ATM dari berbagai bank, antara lain BCA, BNI, Bank Mandiri, Bank
Niaga, Lippo Bank, Permata Bank, BRI dan BII; Telehone Banking
dari Bank Mandiri, BNI and BCA; Mobile Banking dari Bank Mandiri,
BCA dan Permata Bank; Internet Banking dari Bank Mandiri, BCA,
BNI dan Lippo Bank.
Promotion and Touch the Feel
Garuda Indonesia melalui web-nya, juga melakukan promosi atas
produk layanan yang dimilkinya.Calon penumpang yang akan membeli
tiket Garuda Indonesia akan merasakan bagaimana dilayani secara
online, mulai dari proses reservasi, pembayaran, memperoleh tiket,
check-in, sampai kedatangan.
Corporate/Agency Online
Suatu perusahaan yang akan masuk ke B2B dengan Garuda Indonesia
diwajibkan mengisi data perusahaan secara online. Bagi perusahaan
partner bisnis garuda Indonesia keuntungan bertransaksi B2B dengan
Garuda Indonesia adalah:
Special Corporate Fares
Adanya diskon yang atraktif baik untuk kelas penerbangan bisnis dan
ekonomi.
2.3.2 Fungsi Enterprise Resource Planning pada PT Garuda Indonesia, Tbk
Enterprise resource planning PT Garuda Indonesia, Tbk merupakan sebuah
kerangka kerja perusahaan secara menyeluruh yang berhubungan dengan pemrosesan
pesanan penjualan tiket, manajemen dan pengendalian atau maintenance unit pesawat,
perencanaan produksi dan distribusi jasa perusahaan, serta keuangan perusahaan.
Garuda indonesia sendiri tentunya telah menerapkan software khusus dalam
merancang ERP perusahaan. Fungsi ERP dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Perencaanan produksi
Pada proses produksi jasa perusahaan ini telah didukung dengan
perencanaan kebutuhan bahan baku perusahaan secara keseluruhan.
2. Logistik terintegrasi
12
Kegiatan operasional perusahaan tidak dapat berjalan dengan baik jika tidak
adanya logistik yang terintegrasi yakni mulai dari yang berhubungan
dengan produksi jasa layanan hingga kepada produk turunan perusahaan.
3. Akuntasi dan keuangan
Semua dana untuk kegiatan operasional PT Garuda Indonesia, Tbk haruslah
dibukukan dalam sebuah laporan keuangan tiap bulannya maupun tahunan.
Pencatatan tersebut perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi
perusahaan dalam penggunaan dana. Serta merupakan proses evaluasi
manajemen untuk kedepannya. Pencatatan itu disimpan dalam
bentuk database yang sistematis dan jelas, akan tetapi dalam hal ini
database hanya bisa diakses oleh pihak-pihak tertentu untuk menghindari
user dalam penyalahgunaan data.
4. Sumber Daya Manusia
Kegiatan operasional PT Garuda Indonesia, Tbk tidak bisa berjalan dengan
baik tanpa ketersediaan pekerja dan kualitas dari pekerja tersebut. Oleh
karena itu perencanaan sumberdaya manusia secara tepat perlu dilakukan
oleh perusahaan.
5. Distribusi, Penjualan, Manajemen Pemesanan
Proses distribusi, penjualan dan pemesanan tiket PT Garuda Indonesia, Tbk
didukung oleh sistem informasi bisnis perusahaan yang didukung dengan
kegiatan e-commerce perusahaan baik itu sistem brokerage, affiliate,
maupun manufacture.
2.4 Strategi Dari PT Garuda Indonesia, Tbk
Pada tahun 1998 di bawah pimpinan Abdul Gani. Garuda Indonesia menuju suatu
proses restrukturisasi dan rasionalisasi dalam upaya mengubah paradigma berpikir
perusahaan yang jauh lebih konsepsional, sistematis, bertahap, dan konsisten. Hal ini
dilakukan dengan cara pertama kali adalah menghentikan cashflow yang negatif sejak tahun
1993-1997 (jumlah utang besar 4, 913 miliar rupiah atau 1,8 miliar dolar, dan modal
perusahaan yang negatif) melalui pembenahan ke luar dan ke dalam. Untuk mencapai suatu
pembenahan yang komprehensif ini maka dibutuhkan suatu perubahan terhadap paradigma
berpikir seluruh komponen Garuda, dan perubahan tersebut menyentuh hal-hal sebagai
berikut:
1. Garuda Indonesia adalah suatu travel business yang sangat jelas akan berorientasi
kepada profit.
13
2. Dan dalam pilihannya Garuda akan berkonsentrasi dan mengutamakan pelayanan
dalam bentuk Business Service. Dengan paradigma ini sudah seharusnya Garuda
menekankan pelayanan pada keamanan, keselamatan, dan kenyamanan dalam
penerbangan.
3. Garuda juga berorientasi pada comercial Airlines yang akan sepenuhnya
mengedepankan etika bisnis.
4. Paradigma yang dibentuk pada masa ini adalah untuk memprioritaskan penerbangan
domestik untuk menjangkau dan menghubungkan seluruh wilayah di Idonesia.
5. Garuda Indonesia berorientasi pada segmen menengah ke atas, dengan maksud untuk
menghindari persaingan di segmen menengah ke bawah. Dengan harapan
penerbangan dengan segmen menengah ke bawah bisa diambil alih oleh citylink.
6. Mengedepankan proses team work antar insan Garuda.
Memasuki manajemen baru pada tahun 2005, Garuda Indonesia semakin
memantapkan posisinya sebagai perusahaan penerbangan terbaik dibawah CEO Emirsyah
Satar. Sadar bahwa SDM adalah hal penting dalam mendukung prestasi perusahaan makan
perlu adanya prioritas dalam mengembangkan karakter SDM Garuda. Salah satu caranya
adalah dengan menerbitkan corporate Value yang diberi nama FLY-HI :
1. Efficient & effective (Cepat, tepat dan akurat, Hemat).
2. Loyalty (Displin, kerja keras, cerdas, tuntas).
3. Customer centricity (ramah, hangat dan bersahabat, tanggap dan proaktif, kreatif dan
inovatif).
4. Honesty (jujur tulus, dan terbuka, menjaga kerahasiaan perusahaan).
5. Openness, Integrity (Konsisten dan patuh pada peraturan perusahaan).
Corporate Value di atas diterjemahkan dalam strategi-strategi yang lebih terarah
dalam Power 8:
1. Restrukturisasi keuangan
2. Restrukturisasi neraca
3. Restrukturisasi organisasi dan human capital
4. Keandalan dan keselamatan pesawat
5. Kenyamanan pesawat
6. Peningkatan kualitas servis
7. Konsep baru dan peningkatan kapabilitas pemasaran, dan
8. Perbaikan citra
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penerapan e-business pada PT Garuda Indonesia, Tbk telah terintegrasi dengan cukup
baik. Hal ini dilihat melalui arsitektur aplikasi perusahaan yang memberikan kerangka kerja
konseptual yang menghubungkan antar proses dan interface dari aplikasi e-business.
Bila kita identifikasi sesuai dengan arsitektur aplikasi e-business perusahaan, maka
disana kita akan melihat Garuda Indonesia memberikan kerangka kerja konseptual yang
menghubungkan antar proses dan interface dari aplikasi e-business yaitu mulai dari
bagaimana customer relationship management perusahaan, hubungan dengan pemasok atau
supply chain management perusahaan dengan e-procurement, e-commerce pada partner
relationship management, human resources development system di Garuda Indonesia dan
enterprise resource planning sebagai kolaborator dari keempat elektronik-isasi sistem bisnis
yang ada di garuda.
3.2 Saran
1. Kualitas pelayanan adalah salah satu faktor penting dalam menjaga loyalitas
pelanggan. Hendaknya kualitas yang bagus ini tetap dijaga dan ditingkatkan terus
sehingga dengan begitu pelanggan akan selalu merasa puas akan pelayanan yang
diberikan. Di mana kepuasan adalah kunci dari pelanggan yang loyal. Keluhan juga
salah satu faktor pembentuk loyalitas karena pelanggan yang loyal akan
memberitahukan keluhannya. Hendaknya keluhan tersebut bias menjadi masukan agar
pelayanannya lebih baik lagi.
2. Walaupun telah mendapatkan sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA) dari
IATA, yang berarti bahwa Garuda telah seluruhnya memenuhi standar keselamatan
penerbangan internasional. Namun, penambahan maskapai dan peremajaan maskapai
harus terus dilakukan agar ke depannya Garuda Indonesia mampu membuka jalur
penerbangan ke seluruh benua (terutama benua Eropa).
3. Memaksimalkan kinerja dan mengembangkan anak perusahaan di berbagai bidang
untuk menudukung pelayanan Garuda Indonesia, agar ke depannya bisa tercipta “one
stop experience flight” bagi pelanggan yang ingin berpergian tanpa ingin repot
mengurus segala sesuatunya di daerah tujuan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Harry Purnama, 2011 http://wisatahary.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2011/07/UTT-
SIM-Penerapan-E-Business-PT-Garuda-Indonesia-.pdf
Octiana 2013, http://octianaeni.blogspot.com/2013/10/definisi-e-business-dan-
perbedaannya.html
Topikin Abdullah. Abdul Gani dan Perjalanan Perubahan Garuda
Indonesia. http://topikinabdullah.blogspot.com. (diakses 10 Desember 2012).
Annual Report Garuda Indonesia 2011. 2011. Jakarta: Jakarta: PT Garuda Indonesia Tbk.
Struktur Kepemilikan Saham. http://www.garuda-indonesia.com (diakses 12 Desember 2012)
Anak Perusahaan. http://www.garuda-indonesia.com (diakses 12 Desember 2012).