Tugas Diskusi Kelompok Pengantar
Transcript of Tugas Diskusi Kelompok Pengantar
PENGANTAR PROFESI KEPERAWATAN
PROSPEK LAPANGAN PEKERJAAN PERAWAT
DI AMERIKA
OLEH
Dewi Irianti I1B108209
Nurullah Azmi I1B108220
Nurfida Giaty I1B108221
Devi Magdalena Siagian I1B108224
Winda Anggriani I1B108231
Aisyah I1B108235
Malika Saskia I1B108240
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
BANJARBARU
2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
Rahmat dan Karunia-Nya makalah yang membahas tentang Prospek Lapangan
Pekerjaan Perawat di Amerika ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak
Abdurrahman Wahid, S.Kep Ns sebagai salah satu tim dosen pengajar Pengantar
Profesi Keperawatan, teman-teman kelompok 1, serta teman-teman PSIK yang
sangat membantu dalam mengumpulkan bahan-bahan untuk penyelesaian
makalah ini, serta semua pihak yang terlibat dan tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan dari semua pihak. Semoga makalah ini dapat menambah ilmu dan
pengalaman kita serta dengan disusunnya makalah ini penulis berharap dapat
menjadi sumber bacaan baru sehingga bermanfaat bagi kita. Amin.
Banjarbaru, Oktober 2009
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................. i
Daftar Isi .............................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................
A. Latar Belakang
.............................................................................
.
B. Rumusan Masalah ..............................................................
C. Tujuan .............................................................1
BAB II ISI .............................................................. 3
BAB III PENUTUP ............................................................13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ditengah semakin meningkatnya pengangguran terdidik dari tahun ke tahun,
terdapat suatu peluang bagi perawat di Indonesia untuk dapat dikirim ke luar
negeri sebagai perawat professional, dan bersaing di Era Globalisasi. Namun
masih ada banyak kendala untuk proses pengiriman tenaga perawat ke Luar
Negeri.1
Sampai akhir 2005 lalu jumlah pengangguran terbuka di Indonesia
diperkirakan lebih dari 11 juta orang. Peningkatan jumlah pengangguran
disebabkan karena akumulasi dari pertambahan angkatan kerja baru yang tidak
terserap lapangan kerja dan terjadinya pemutusan hubungan kerja oleh unit usaha
yang bangkrut. Seiring dengan pertambahan angkatan kerja baru 1,9 juta orang
setiap tahun, jumlah pengangguran juga diperkirakan akan naik 9,5 persen setiap
tahunnya.1
Untuk mengatasinya pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi
sebesar 6,6 persen per tahun. Dengan asumsi setiap satu persen pertumbuhan
ekonomi akan menciptakan 300 ribu lapangan kerja baru, maka upaya pemerintah
ini kalau berjalan dengan baik maksimum hanya dapat mengurangi 50 persen dari
jumlah pengangguran pada tahun 2009 nanti. Ini berarti masih akan tetap ada
lebih dari 7 juta orang yang menganggur, padahal untuk mewujudkan
pertumbuhan ekonomi 6,6 persen pun bukanlah sesuatu yang mudah karena
membutuhkan investasi besar. Sampai saat ini Indonesia masih mengalami
kesulitan dalam menarik investor khususnya investor asing.1
Di lain pihak, tanpa adanya pemecahan yang bersifat terobosan, masalah
pengangguran tidak saja akan memperburuk kondisi kesejahteraan masyarakat,
tetapi juga dapat mengganggu kondisi ekonomi, sosial, dan politik. Potensi
pengangguran dapat didasarkan pada tingkat pendidikannya. Untuk kelompok
pendidikan rendah yang jumlahnya 32 persen dapat diarahkan pada bidang profesi
sebagai tenaga kerja kasar. Untuk kelompok pendidikan menengah yang
jumlahnya 61 persen diarahkan pada bidang profesi sebagai pekerja
operator/teknisi.1
Saat ini rasio perbandingan jumlah perawat dan penduduk di Indonesia
adalah 1:44, sebuah angka yang rendah jika kita bandingkan dengan negara-
negara tetangga seperti Malaysia, Thailand dan Filipina. Meski jumlah tersebut
rendah, namun sepertinya tidak memungkinkan lagi bagi healthcare provider
untuk menerima tambahan perawat baru karena besaran beban keuangan.2
Ditengah semakin meningkatnya pengangguran terdidik dari tahun ke
tahun, terdapat suatu peluang bagi perawat di Indonesia untuk dapat dikirim ke
luar negeri sebagai perawat professional, dan diakui oleh dunia. Perawat
Indonesia mempunyai peluang untuk dapat bekerja di Timur tengah (Saudi
Arabia, Uni Emirat Arab, dan Kuwait), bahkan sudah merambah ke negara-negara
maju seperti Amerika serikat, Australia, benua Eropa (Inggris, Belanda,
Norwegia), dan Jepang.2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
ISI
Indonesia baru mengembangkan program Sarjana Keperawatan sejak 5
tahun yang lalu, dan dalam program pendidikannya memisahkan Program
Pendidikan Sarjana Keperawatan (4 tahun) di mana lulusannya bergelar S.Kep
(Sarjana Keperawatan). Setelah lulus para S.Kep mengambil Program Pendidikan
Profesi Keperawatan (1,5 tahun) yang lulusannya bergelar Ners. Masalahnya,
Gelar S.Kep dan Ners ini hanya berlaku di Indonesia, dan tidak diakui dunia
Internasional. Perawat professional adalah seorang perawat yang telah
menyelesaikan pendidikan keperawatan dan berkompetensi untuk melakukan
pelayanan keperawatan klinik yang dibuktikan dengan sertifikat Registered Nurse
(RN) melalui proses akreditasi.2
Sejalan dengan berkembangnya profesi keperawatan, berbagai jenis
pendidikan yang menawarkan untuk menjadi Registered Nurse (perawat terdaftar)
juga ikut berekembang. Pada awalnya sekolah-sekolah keperawatan milik rumah
sakit dikembangkan untuk mendidik perawat yang ingin bekerja di rumah sakit
tersebut.2
Karena keperawatan secara terus-menerus mengembangkan keilmuannya,
proses pendidikan formal dikembangkan untuk menyakinkan konsistensi dari
tingkat pendidikan dalam institusi. Konsistensi tersebut juga dibutuhkan untuk
mendapat sertifikasi RN (Registered Nurse). Di Amerika Serikat seorang individu
dapat menjadi RN melalui program pendidikan tingkat dasar, diploma, atau
sarjana. Sedangkan di Canada melalui program pendidikan diploma dan sarjana.3
Kebutuhan perawat di AS, khususnya di Huston sangat tinggi karena
lembaga pendidikan formal belum dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
Kebutuhan perawat di Amerika Serikat tiap tahunnya cukup tinggi. Untuk
melayani 5,5 juta warga kota Houston dan warga asing yang berobat di kota ini,
hanya ada 26.000 tenaga perawat. Peluang kebutuhan perawat yang besar di
Houston, Texas, bisa saja dimanfaatkan TKI bidang kesehatan, sepanjang
memenuhi prosedur yakni memiliki visa dan ijin kerja.4
Adapun syarat untuk bisa bekerja sebagai perawat di Amerika Serikat: 4
1. Memiliki Sertifikat Perawat Amerika Serikat (NCLEX-RN). Agar murah
sertifikasi perawat ini bisa diperoleh di lembaga pendidikan sejenis di
Indonesia;
2. Berpengalaman kerja sebagai perawat minimal 6 bulan;
3. Bahasa Inggris aktif dan bersedia mengikuti Assesment Test (tes penilaian
kemampuan bahasa);
4. Sponsor dari perusahaan Amerika Serikat untuk mendapatkan visa dan ijin
kerja.
Pemerintah Amerika selama ini hanya mengeluarkan 100.000 visa kerja
(immigrant visa and greencard) bagi seluruh penduduk dunia, yang ingin bekerja
di Amerika Serikat. Pemberian visa kerja ini hanya dilakukan pada setiap bulan
April dan Oktober. Asosiasi Perawat Internasional Amerika Serikat pernah
membantu tiga orang perawat Indonesia, yang mengikuti program on the job
training dari Depkes untuk mendapatkan pekerjaan dan ijin kerja di rumah sakit di
wilayah Texas.4
Konsul Ekonomi pada KJRI Houston, Heru Prayitno menyampaikan
bahwa pemanfaatan peluang perlu di tindak lanjuti suatu perjanjian antar
pemerintah RI dengan suatu lembaga tertentu yang dapat menjadi payung hukum
untuk menunjang keberhasilan pengiriman tenaga perawat Indonesia ke AS.4
Kebutuhan Perawat Profesional (Registered Nurse) di dunia Barat
(Amerika, Eropa, Australia, Canada, Jepang) meningkat dengan pesat, sejalan
dengan penuaan usia baby boomer dan menurunnya keinginan menjadi Perawat
pada generasi muda di Barat. Diperkirakan di Amerika saja kekurangan perawat
profesional berkisar antara satu juta orang ditahun 2015 nanti.5
Kebutuhan tenaga perawat di Negara maju seperti : Amerika, Canada,
Eropa, Australia, Jepang dan Timur Tengah melonjak dengan drastis sejak tahun
1980. Diperkirakan bahwa kebutuhan tenaga perawat di Amerika ditahun 1980
sekitar 200.000 perawat, dan kebutuhan ini akan melonjak menjadi 500.000
perawat ditahun 2020, untuk mendukung kebutuhan pelayanan kesehatan di
Amerika. Untuk seluruh Negara maju di atas kebutuhan perawat diperkirakan
mencapai 1 juta perawat pada tahun 2020.5
Melihat persyaratan yang harus dipenuhi tersebut, kita dapat
mengasumsikan bahwa tenaga perawat yang bekerja di luar negeri tentu
merupakan perawat pilihan dan mempunyai kemampuan yang dapat di andalkan
dalam memberikan perawatan yang berkualitas. Untuk menghasilkan perawat
yang professional, tidak lepas dari peran lembaga pendidikan keperawatan di
Indonesia dalam bertanggung jawab mempersiapkan perawat yang berkualitas dan
mampu bersaing di era pasar global. Kendala-kendala tersebut perlu untuk segera
ditanggulangi selain faktor-faktor lain yang belum teridentifikasi dalam tulisan
ini. Beranjak dari hal inilah sebenarnya lembaga pendidikan keperawatan di
Indonesia dapat mulai ikut berperan aktif dalam merumuskan strategi yang tepat
dalam mendidik calon perawat. Keberadaan sistem pendidikan tinggi keperawatan
dengan berbagai keluarannya harus dapat memacu proses profesionalisasi
keperawatan yang sedang berlangsung di Indonesia sehingga keperawatan sebagai
profesi dapat berperan sepenuhnya dalam upaya pembangunan kesehatan
masyarakat, serta berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
keperawatan.2
Proses pengiriman perawat ke luar Negeri tidak lepas dari peran serta
Organisasi perawat (PPNI) serta pemerintah. Untuk menghasilkan perawat
professional yang berkompetensi untuk bersaing di era globalisasi, perlu adanya
strategi untuk mencapai target dalam peningkatan kompetensi keperawatan serta
menghasilkan perawat professional yang mampu melaksanakan asuhan
keperawatan secara prima, dan yang paling penting adalah bisa di terima oleh
dunia Internasional sebagai perawat professional yang telah teregistrasi dan
mempunyai sertifikasi keperawatan Internasional. Genderang revolusi budaya di
pelayanan keperawatan sudah digulirkan dan disepakati baik di Negara-negara
anggota APEC maupun Negara-negara ASEAN. Pada konferensi Internasional
APEC bidang keperawatan pada 6-7 desember 2006 di Jakarta dan MRA on
Nursing Services tingkat ASEAN pada tanggal 8 Desember 2006, disepakati
bahwa : migrasi dan pelatihan tenaga keperawatan menggunakan satu tanda yaitu
RN (Registered Nurse) sebagai tanda perawat tersebut adalah perawat
professional, yang dianggap mampu dan memperoleh izin melakukan praktik dan
pelayanan keperawatan. RN adalah satu-satunya tanda yang disepakati untuk
tenaga keperawatan di Negara-negara ASEAN dan Negara-negara APEC,
termasuk kesepakatan penggajian dan jenjang karir.2
Dengan pertimbangan bahwa dunia Internasional memberikan kesempatan
yang seluas-luasnya untuk mewujudkan RN di dalam negeri, maka tidak sulit
untuk diwujudkan apabila mendapat dukungan politik dari pemimpin bangsa dan
pemerintah dalam turut serta merumuskan dan melegalkan Undang-Undang yang
dibutuhkan termasuk implementasinya akan mempercepat terbangunnya sistem
RN di Indonesia 2
Apabila Strategi ini dapat dilaksanakan di Indonesia, maka perawat
Indonesia mampu bersaing dan di akui oleh bangsa-bangsa di dunia, sebagai
perawat professional. Dibawah ini merupakan skema sertifikasi profesi
keperawatan yang dapat digunakan sebagai acuan oleh pemerintah dan organisasi
perawat.2
Adapun strategi untuk mewujudkan Sertifikasi RN yang dapat
dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Menggerakkan dan memberdayakan elemen-elemen bangsa (stake holder)
untuk berperan serta aktif mewujudkan infrastruktur sistem sertifikasi RN.
Elemen-elemen bangsa yang dilibatkan yaitu Legislatif, eksekutif seperti
Presiden dan eksekutif di tingkat departemen dan pemerintah daerah. Asosiasi
industri kesehatan, asosiasi jasa pengerah tenaga kerja dan berbagai pihak
yang akan mendapatkan manfaat dengan terwujudnya registrasi RN, termasuk
kalangan selebritis.
2. Melaksanakan studi banding ke Negara-negara yang telah
mengimplementasikan sistem RN, seperti Thailand, Filipina, dan Malaysia.
Kita juga bisa melakukan replikasi sistem dari Negara tersebut, apabila
diperlukan dan dianggap paling bisa diterapkan di Indonesia.
3. Melaksanakan capacity Building dan konsolidasi terhadap kader-kader
terbaik.
4. Membentuk Lembaga Diklat Profesi (LDP) Keperawatan, seperti LKKI
(Lembaga Kajian Keperawatan Indonesia).
5. Membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi RN (LSP-RN).
6. Melakukan kajian-kajian strategis yang akan dipublikasikan dalam bentuk
Nursing Leadership Seminar, media cetak, dan elektronik.
7. Membentuk Nursing Leadership Development Center (NLDC), yang dapat
mengembangkan jiwa dan kemampuan kepemimpinan perawat (RN) lintas
profesi dan lintas generasi (transkultural Leadership). Diharapkan semakin
memantapkan system RN di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Di tengah semakin meningkatnya pengangguran terdidik dari tahun ke
tahun, terdapat suatu peluang bagi perawat di Indonesia untuk dapat dikirim ke
luar negeri sebagai perawat professional, dan diakui oleh dunia. Perawat
Indonesia mempunyai peluang untuk dapat bekerja di Timur tengah (Saudi
Arabia, Uni Emirat Arab, dan Kuwait), bahkan sudah merambah ke negara-negara
maju seperti Amerika serikat, Australia, benua Eropa (Inggris, Belanda,
Norwegia), dan Jepang.
Untuk menghasilkan perawat professional yang mampu memberikan
pelayanan prima, merupakan tidak lepas dari tanggung jawab dari Lembaga
pendidikan. Strategi yang perlu di kembangkan pada lembaga pendidikan
keperawatan adalah peningkatan kualitas tenaga pendidik dan peningkatan
kualitas lembaga pendidikan keperawatan. Hanya saja memang mesti ada target-
target angka dari lembaga/pengelola penempatan perawat atau PPNI sebagai
organisasi profesi dengan di dukung oleh pemerintah untuk memanfaat peluang
kebutuhan Negara-negara maju akan perawat, Dengan pertimbangan bahwa dunia
Internasional memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk mewujudkan
RN di dalam negeri, maka tidak sulit untuk diwujudkan apabila mendapat
dukungan politik dari pemimpin bangsa dan pemerintah dalam turut serta
merumuskan dan melegalkan Undang-Undang yang dibutuhkan termasuk
implementasinya akan mempercepat terbangunnya sistem RN di Indonesia. Untuk
melengkapi kompetensi perawat profesional berstandar internasional juga perlu
dikembangkan unit pelatihan dengan mengadakan program pelatihan intensif
untuk mempersiapkan perawat ke luar Negeri.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. Program Nasional Mengatasi Pengangguran.
http://www.portalhr.com/majalah/
Diakses tanggal 22 Oktober 2009.
2. Anonim. Strategi dalam Menyiapkan Perawat Profesional yang mampu
Bersaing di Era Globalisasi.
http://nursing-ailiyun.blogspot.com/2009/02/strategi-dalam-
menyiapkan-perawat_6507.html
Diakses tanggal 22 Okteober 2009.
3. Potter, Perry. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik. EGC: Jakarta.
4. Anonim. Peluang Pasar Tenaga Kerja Perawat di Wilayah KJRI.
http://bnp2tki.go.id/content/view/449/1/
Diakses tanggal 22 Oktober 2009.
5. Rijadi, Suprijanto, 2005, Kebutuhan Perawat Profesional (Registered
Nurse) Di dunia 2020.
http://blog.360.yahoo.com/blog-vKiuY48iaa99GCdma4TVq4U-?cq=1,
Diakses 22 Oktober 2009.