Tugas Daskesmas

8
A. Kesehatan Masyarakat dalam Kehidupan Sehari-hari 1. Orientasi bukan kesehatan Berawal dari pembuangan limbah di rumah yang menimbulkan bau tidak enak, kemudian dijauhkan dari rumah yaitu ke luar pemukiman untuk pembuangan limbahnya. 2. Penggunaan air bersih di Indonesia Persediaan air bersih di Jawa khususnya di Jakarta yang semakin berkurang dikarenakan penduduk yang semakin padat dan pembangunan yang semakin banyak sehingga stok air bersih di Jakarta semakin berkurang dan susah untuk mendapatkannya. 3. Mengenai tempat duduk (kursi) Jaman dahulu pembuatan kursi tidak memperhatikan posisi postur tubuh si pengguna kursi saat duduk maupun melihatnya dari sisi kesehatan sehingga banyak orang yang tidak nyaman dalam duduk, jaman sekarang pembuatan kursi benar-benar memperhatikan posisi nyaman (ergonomi) dan dari sisi kesehatannya. B. Sejarah Kesehatan Masyarakat Menurut cerita mitos Yunani, Asclepius (Asculapius) adalah orang yang pertama kali berhasil mengobati penyakit, bahkan telah melakukan bedah menurut prosedur-prosedur tertentu. Higeia, seorang asistennya (diceritakan kemudian sebagai istrinya), juga telah melakukan upaya-upaya kesehatan. Tetapi berbeda dengan suaminya, ia melakukan upaya pencegahan sebelum terjadinya penyakit (menu seimbang, menghindari makanan dan minuman beracun, olah raga serta kebersihan diri). Apabila orang sudah jatuh sakit, Higeia menganjurkan lebih baik memperkuat tubuhnya dengan makanan yang baik, dibandingkan dengan pengobatan. Dari kedua tokoh itulah akhirnya muncul dan berkembang 2 ilmu kesehatan yang berbeda, meskipun saling melengkapi, yakni: Dari tokoh Asclepius berkembang ilmu kedokteran (pengobatan dan pemulihan atau kuratif dan rehabilitatif) Dari tokoh Hegiea berkembang ilmu kesehatan masyarakat (pencegahan dan peningkatan atau preventif dan promotif) 1. Periode Sebelum Ilmu Pengetahuan a) Zaman Romawi dan Yunani:

description

Berisi tentang :A. Kesehatan Masyarakat dalam Kehidupan Sehari-hariB. Sejarah Kesehatan MasyarakatC. Pengertian Kesehatan MasyarakatD. Ruang Lingkup Determinan Kesehatan

Transcript of Tugas Daskesmas

Page 1: Tugas Daskesmas

A. Kesehatan Masyarakat dalam Kehidupan Sehari-hari1. Orientasi bukan kesehatan

Berawal dari pembuangan limbah di rumah yang menimbulkan bau tidak enak, kemudian dijauhkan dari rumah yaitu ke luar pemukiman untuk pembuangan limbahnya.

2. Penggunaan air bersih di IndonesiaPersediaan air bersih di Jawa khususnya di Jakarta yang semakin berkurang dikarenakan penduduk yang semakin padat dan pembangunan yang semakin banyak sehingga stok air bersih di Jakarta semakin berkurang dan susah untuk mendapatkannya.

3. Mengenai tempat duduk (kursi)Jaman dahulu pembuatan kursi tidak memperhatikan posisi postur tubuh si pengguna kursi saat duduk maupun melihatnya dari sisi kesehatan sehingga banyak orang yang tidak nyaman dalam duduk, jaman sekarang pembuatan kursi benar-benar memperhatikan posisi nyaman (ergonomi) dan dari sisi kesehatannya.

B. Sejarah Kesehatan MasyarakatMenurut cerita mitos Yunani, Asclepius (Asculapius) adalah orang yang pertama kali

berhasil mengobati penyakit, bahkan telah melakukan bedah menurut prosedur-prosedur tertentu. Higeia, seorang asistennya (diceritakan kemudian sebagai istrinya), juga telah melakukan upaya-upaya kesehatan. Tetapi berbeda dengan suaminya, ia melakukan upaya pencegahan sebelum terjadinya penyakit (menu seimbang, menghindari makanan dan minuman beracun, olah raga serta kebersihan diri). Apabila orang sudah jatuh sakit, Higeia menganjurkan lebih baik memperkuat tubuhnya dengan makanan yang baik, dibandingkan dengan pengobatan. Dari kedua tokoh itulah akhirnya muncul dan berkembang 2 ilmu kesehatan yang berbeda, meskipun saling melengkapi, yakni: Dari tokoh Asclepius berkembang ilmu kedokteran (pengobatan dan pemulihan atau

kuratif dan rehabilitatif) Dari tokoh Hegiea berkembang ilmu kesehatan masyarakat (pencegahan dan

peningkatan atau preventif dan promotif) 1. Periode Sebelum Ilmu Pengetahuan

a) Zaman Romawi dan Yunani:Ditemukan dokumen tertulis yang mengindikasikan: Adanya upaya penanggulangan penyakit Adanya peraturan tertulis tentang pemukiman, pembuangan air limbah dan

sistem drainase, air minum, pembuangan tinja, dan sebagainya, walaupun bukan kerena alasan kesehatan, melainkan untuk estetika.

Adanya keharusan dari pemerintah kerajaan untuk peninjauanan warung-warung minuman (public bar), rumah makan, dan sebagainya.

b) Zaman PertengahanAbad 1-7 : Beberapa penyakit menular mulai menyerang penduduk dunia (typhus, kolera,

pes) Penyakit-penyakit ini cenderung endemis diberbagai kelompok masyarakat

atau negara (Asia, Timur Tengah, Asia Selatan, dan Afrika) Lepra menyebar mulai dari Mesir, Asia, dan Eropa melalui para emigran

Page 2: Tugas Daskesmas

Upaya-upaya penanggulangan dimulai dengan perbaikan sanitasi lingkungan, hygiene, utama pembuangan kotoran (latrin), penyediaan air bersih, ventilasi, dan sebagainya.

Abad 8-18 : Tahun 1340 terjadi wabah pes paling dahsyat di Cina, India dan Mesir. Tercatat

13.000.000 orang meninggal karena wabah pes, dan 60.000.000 orang meninggal untuk seluruh dunia. Sehingga masa itu disebut “The Black Death”.

Sementara itu wabah kolera, typhus dan disentri masih berlangsung sampai abad ke 18.

Upaya penanggulangan penyakit menular secara menyeluruh dan sistematis hampir dikatakan belum ada.

2. Periode Ilmu Pengetahuana) Abad 18-19

Abad bangkitnya ilmu pengetahuan dimulai pada akhir abad ke 18 dan awal abad ke 19, termasuk ilmu kesehatan (kedokteran dan kesehatan masyarakat).

Apabila sebelumnya masalah kesehatan, utamanya penyakit hanya dilihat sebagai fenomena biologis, kemudian bergeser ke fenomena sosial yang kompleks.

Apabila sebelumnya pendekatan terhadap masalah kesehatan hanya dari satu segi (sektor) saja, kemudian bergeser ke pendekatan yang multisektoral.

Ditemukannya vaksin pencegah cacar oleh Louis Pasteur, asam karbol (asam karbol) untuk sterilisasi ruang operasi oleh Joseph Lister, dan eter sebagai anestesi oleh Wiliam Marton.

Tahun 1832 terjadi epidemi kolera di Inggris, terutama didaerah perkotaan. Kemudian Edwin Chardwich seorang ilmuwan sosial melakukan penyelidikan. Hasil penyelidikannya menyimpulkan bahwa penyebab wabah kolera ini adalah karena sanitasi lingungan penduduk kota yang sangat buruk, pekerja perkotaan yang upahnya sangat rendah, dan gizi masyarakat rendah. Hasil penyelidikan Chardwich ini dianalisis dan disajikan dengan baik.

Berdasarkan laporan Charwich ini akhirnya Parlemen Inggris mengeluarkan UU yang mengatur tentang sanitasi lingkungan, sanitasi tempat kerja (pabrik), sanitasi tempat umum, dan sebagainya.

Tahun 1848, Jons Simon diangkat sebagai menteri untuk menangani kesehatan penduduk (masyarakat).

Pada akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20, di Inggris dan negara-negara Eropa lainnya, dan Amerika mulai dibuka pendidikan bagi tenaga-tenaga kesehatan untuk kesehatan masyarakat.

Pada tahun 1894 John Hopkins seorang pedagang wiski mempelopori mendirikan Universitas, yang didalamnya terdapat program studi kedokteran dan “public health”.

1855 pemerintah Amerika membentuk Kementerian Kesehatan yang pertama kali, yang didalamnya terdapat bagian yang menangani kesehatan masyarakat.

Tahun 1872 dibentuk asosiasi dari para akademisi dan praktisi Kesehatan Masyarakat, yang disebut “American Public Health Association”.

2

Page 3: Tugas Daskesmas

b) Abad 20 Pada tanggal 6-12 September 1978 di Alma Ata (dulu USSR) diadakan

konferensi “joint” konferensi antara WHO dan UNICEF yang dihadiri oleh 140 negara.

Konferensi itu mengahasilkan kesepakatan bersama yang dituangkan dalam deklarasi Alma Ata tentang “Primary Health Care” dalam pencapaian “Health for all by the year 2000”

Semua negara, termasuk Indonesia menyepakati dalam rangka mencapai kesehatan untuk semua (tahun 2000) harus melaksanakan pelayanan kesehatan primer (primary health care).

Sejarah perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia : Abad ke-16 – Pemerintahan Belanda mengadakan upaya pemberantasan cacar dan

kolera yang sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu. Sehingga berawal dari wabah kolera tersebut maka pemerintah Belanda pada waktu itu melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat.

Tahun 1807 – Pemerintahan Jenderal Daendels, telah dilakukan pelatihan dukun bayi dalam praktek persalinan. Upaya ini dilakukan dalam rangka upaya penurunan angka kematian bayi pada waktu itu, tetapi tidak berlangsung lama, karena langkanya tenaga pelatih.

Tahun 1888 – Berdiri pusat laboratorium kedokteran di Bandung, yang kemudian berkembang pada tahun-tahun berikutnya di Medan, Semarang, surabaya, dan Yogyakarta. Laboratorium ini menunjang pemberantasan penyakit seperti malaria, lepra, cacar, gizi dan sanitasi.

Tahun 1925 – Hydrich, seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda mengembangkan daerah percontohan dengan melakukan propaganda (pendidikan) penyuluhan kesehatan di Purwokerto, Banyumas, karena tingginya angka kematian dan kesakitan.

Tahun 1927 – STOVIA (sekolah untuk pendidikan dokter pribumi) berubah menjadi sekolah kedokteran dan akhirnya sejak berdirinya UI tahun 1947 berubah menjadi FKUI. Sekolah dokter tersebut punya andil besar dalam menghasilkan tenaga-tenaga (dokter-dokter) yang mengembangkan kesehatan masyarakat Indonesia.

Tahun 1930 – Pendaftaran dukun bayi sebagai penolong dan perawatan persalinan. Tahun 1935 – Dilakukan program pemberantasan pes, karena terjadi epidemi, dengan

penyemprotan DDT dan vaksinasi massal. Tahun 1951 -Diperkenalkannya konsep Bandung (Bandung Plan) oleh Dr.Y. Leimena

dan dr Patah (yang kemudian dikenal dengan Patah-Leimena), yang intinya bahwa dalam pelayanan kesehatan masyarakat, aspek kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan. konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO. Diyakini bahwa gagasan inilah yang kemudian dirumuskan sebagai konsep pengembangan sistem pelayanan kesehatan tingkat primer dengan membentuk unit-unit organisasi fungsional dari Dinas Kesehatan Kabupaten di tiap kecamatan yang mulai dikembangkan sejak tahun 1969/1970 dan kemudian disebut Puskesmas.

Tahun 1952 – dilaksanakan pelatihan intensif dukun bayi.

3

Page 4: Tugas Daskesmas

Tahun 1956 – Dr.Y.Sulianti mendirikan “Proyek Bekasi” sebagai proyek percontohan/model pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat dan pusat pelatihan, sebuah model keterpaduan antara pelayanan kesehatan pedesaan dan pelayanan medis.

Tahun 1967 – Seminar membahas dan merumuskan program kesehatan masyarakat terpadu sesuai dengan masyarakat Indonesia. Kesimpulan seminar ini adalah disepakatinya sistem Puskesmas yang terdiri dari Puskesmas tipe A, tipe B, dan C.

Tahun 1968 – Rapat Kerja Kesehatan Nasional, dicetuskan bahwa Puskesmas adalah merupakan sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang kemudian dikembangkan oleh pemerintah (Depkes) menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas disepakati sebagai suatu unit pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kuratif dan preventif secara terpadu, menyeluruh dan mudah dijangkau, dalam wilayah kerja kecamatan atau sebagian kecamatan di kotamadya/kabupaten.

Tahun 1969 – Sistem Puskesmas disepakati dua saja, yaitu tipe A (dikepalai dokter) dan tipe B (dikelola paramedis). Pada tahun 1969-1974 yang dikenal dengan masa Pelita 1, dimulai program kesehatan Puskesmas di sejumlah kecamatan dari sejumlah Kabupaten di tiap Propinsi.

Tahun 1979 – Tidak dibedakan antara Puskesmas A atau B, hanya ada satu tipe Puskesmas saja, yang dikepalai seorang dokter dengan stratifikasi puskesmas ada 3 (sangat baik, rata-rata dan standar). Selanjutnya Puskesmas dilengkapi dengan piranti manajerial yang lain, yaitu Micro Planning untuk perencanaan, dan Lokakarya Mini (LokMin) untuk pengorganisasian kegiatan dan pengembangan kerjasama tim.

Tahun 1984 Dikembangkan program paket terpadu kesehatan dan keluarga berencana di Puskesmas (KIA, KB, Gizi, Penaggulangan Diare, Immunisasi) Posyandu

Awal tahun 1990-an Puskesmas menjelma menjadi kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga memberdayakan peran serta masyarakat, selain memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

C. Pengertian Kesehatan Masyarakat1. Kesehatan masyarakat adalah Ilmu dan seni untuk pencegahan penyakit,

memperpanjang kehidupan dan mempromosikan kesehatan melalui upaya dari masyarakat yang terorganisir.

2. Kesehatan masyarakat adalah upaya mempromosikan dan melindungi manusia dan masyarakat dimana mereka tinggal, belajar, bekerja dan bermain.

3. Kesehatan masyarakat mengacu pada semua tindakan yang terorganisir (umum atau pribadi) untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan, dan memperpanjang hidup antara penduduk secara keseluruhan.

D. Ruang Lingkup Determinan Kesehatan1. Perilaku

Perilaku menyiratkan tindakan yang meningkatkan paparan faktor-faktor yang menghasilkan penyakit atau melindungi individu dari penyakit.

4

Page 5: Tugas Daskesmas

2. InfeksiSering menjadi penyebab langsung dari penyakit. Selain itu, kita semakin menyadari bahwa eksposur awal untuk menular dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit atau bahkan perlindungan terhadap penyakit.

3. GenetikaRevolusi dalam genetika memfokuskan perhatian kita pada peran bahwa faktor genetika memainkan peran dalam perkembangan penyakit. Faktor genetik ini hanya sesekali sebagai penentu yang paling penting dari penyakit.

4. GeografiLokasi geografis mempengaruhi frekuensi dan bahkan adanya penyakit. Penyakit menular seperti: malaria, penyakit Chagas, schistosomiasis yang terjadi diwilayah geografis tertentu.

5. Lingkungan Faktor lingkungan menentukan penyakit dan perjalanan penyakit dalam berbagai cara. Dunia sekitar kita dapat menghasilkan kecacatan dan kematian dari bencana alam secara tiba-tiba, seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi, kekurangan yodium karena kandungan yodium yang rendah di tanah penghasil pangan. Lingkungan fisik yang berubah dihasilkan oleh campur tangan manusia termasuk eksposur pada zat-zat beracun dalam pengaturan kerja. Lingkungan fisik yang dibangun untuk digunakan oleh manusia lingkungan binaan, menghasilkan penentu mulai dari polusi udara dalam ruangan, rumah, dan terhadap bahaya di jalan raya.

6. Pelayanan kesehatanAkses dan kualitas pelayanan kesehatan dapat menjadi penentu penyakit. Ketika persentase yang tinggi dari individu yang dilindungi oleh vaksinasi, individu yang tidak divaksinasi dalam populasi dapat dilindungi juga. Upaya berhenti merokok dapat membantu perokok untuk berhenti, dan pengobatan penyakit menular dapat mengurangi penyebaran kepada orang lain. Bagaimanapun pelayanan kesehatan, sering memiliki dampak yang besar pada perjalanan penyakit dengan mencoba untuk mencegah atau meminimalkan kecacatan dan kematian setelah penyakit berkembang.

7. Sosial ekonomi dan budayaDi Amerika Serikat, faktor sosial-ekonomi telah didefinisikan sebagai pendidikan, pendapatan, dan status pekerjaan. Langkah-langkah ini semuanya telah terbukti sebagai penentu penyakit beragam seperti kanker payudara, paru, dan kecelakaan kerja. Faktor budaya dan agama yang semakin diakui sebagai faktor penentu penyakit karena keyakinan kadang-kadang mempengaruhi keputusan tentang perawatan, pada gilirannya mempengaruhi hasil penyakit. Sementara sebagian besar penyakit yang lebih sering pada kelompok sosial ekonomi rendah yang lain seperti kanker payudara sering kali lebih sering terjadi pada kelompok sosial ekonomi yang lebih tinggi.

5

Page 6: Tugas Daskesmas

DAFTAR PUSTAKA

Alhamda, Syukra. 2013. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Deepublish.

American Public Health Association. APHA History and Timeline. Available at: http://www.apha.org/about/news/presskit/aphahistory.htm. Diakses pada tanggal 21 September 2015.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.

Riegelman, Richard. 2010. Public Health 101:Healthy People-Healthy Populations. Canada: Jones & Bartlett Learning.

http://www.who.int/trade/glossary. Diakses pada tanggal 21 September 2015.

6