tugas-BK

2
Analisis kesulitan belajar dapat dilakukan dengan beberapa hal, antara lain: 1. Melakukan perhitungan untuk menentukan rata-rata IP paling rendah. Indeks prestasi diperoleh dengan menjumlah seluruh nilai bidang studi dikalikan bobot dibagi dengan jumlah bobot. Kemudian, dihitung rata-rata IP seluruh mahasiswa di kelas. Dari hasil tersebut, kemudian dibuat grafik sehingga dapat ditandai siswa yang mempunyai IP di bawah rata-rata. 2. Membandingkan prestasi belajar yang diperoleh sekarang dengan prestasi belajar yang sebelumnya. Misalnya, pada semester ini nilai matematika A adalah 7, padahal semester sebelumnya yaitu 8. Hal tersebut menunjukkan bahwa A mengalami kesulitan belajar. 3. Membuat rangking. Siswa diduga mengalami kesulitan belajar jika memiliki nilai dibawah passing grade (batas tuntas). Adapun langkah membuat rangking yaitu: a. Selisihkan angka nilai prestasi setiap siswa dengan passing grade, sehingga diketahui selisihnya. b. Susun daftar kasus tersebut dan mulai merangking dengan mahasiswa yang selisihnya paling besar. Menurut Suharsimi Arikunto (1986), tiga macam alat ukur keberhasilan belajar siswa antara lain: 1. Tes diagnostic. Tes ini digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga dapat dilaksanakan pembenahan yang tepat. 2. Tes Formatif Tes ini digunakan untuk mengetahui penguasaan bahan dalam satu program, sehingga tes ini diberikan saat akhir program. Melalui tes ini dapat diketahui bahan pelajaran mana yang sudah dikuasai dan bahan pelajaran mana yang dirasa sulit. 3. Tes Sumatif Tes ini digunakan untuk menentukan nilai atau kedudukan siswa dalam kelas atau kelompoknya. Tes ini biasa diberikan saat akhir semester.

description

BK

Transcript of tugas-BK

Page 1: tugas-BK

Analisis kesulitan belajar dapat dilakukan dengan beberapa hal, antara lain:

1. Melakukan perhitungan untuk menentukan rata-rata IP paling rendah. Indeks prestasi diperoleh dengan menjumlah seluruh nilai bidang studi dikalikan bobot dibagi dengan jumlah bobot. Kemudian, dihitung rata-rata IP seluruh mahasiswa di kelas. Dari hasil tersebut, kemudian dibuat grafik sehingga dapat ditandai siswa yang mempunyai IP di bawah rata-rata.

2. Membandingkan prestasi belajar yang diperoleh sekarang dengan prestasi belajar yang sebelumnya. Misalnya, pada semester ini nilai matematika A adalah 7, padahal semester sebelumnya yaitu 8. Hal tersebut menunjukkan bahwa A mengalami kesulitan belajar.

3. Membuat rangking. Siswa diduga mengalami kesulitan belajar jika memiliki nilai dibawah passing grade (batas tuntas). Adapun langkah membuat rangking yaitu:a. Selisihkan angka nilai prestasi setiap siswa dengan passing grade, sehingga diketahui

selisihnya.b. Susun daftar kasus tersebut dan mulai merangking dengan mahasiswa yang selisihnya paling

besar.

Menurut Suharsimi Arikunto (1986), tiga macam alat ukur keberhasilan belajar siswa antara lain:

1. Tes diagnostic.Tes ini digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga dapat dilaksanakan pembenahan yang tepat.

2. Tes FormatifTes ini digunakan untuk mengetahui penguasaan bahan dalam satu program, sehingga tes ini diberikan saat akhir program. Melalui tes ini dapat diketahui bahan pelajaran mana yang sudah dikuasai dan bahan pelajaran mana yang dirasa sulit.

3. Tes SumatifTes ini digunakan untuk menentukan nilai atau kedudukan siswa dalam kelas atau kelompoknya. Tes ini biasa diberikan saat akhir semester.

Dengan melakukan tes, guru dapat memahami kesulitan belajar siswa. Melalui nilai, guru dapat menemukan letak kesulitan siswa. Selanjutnya, ditetapkan usaha bantuan yang diperlukan oleh siswa.