Tugas Bindo Jenis Puisi

16
A. Puisi Lama Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain : Jumlah kata dalam 1 baris Jumlah baris dalam 1 bait Persajakan (rima) Banyak suku kata tiap baris Irama Ciri puisi lama: Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya. Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan. Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima. Jenis-jenis puisi lama Mantera adalah kalimat-kalimat atau susunan kata-kata yang mengandung makna atau kekuatan gaib diucapkan pada waktu dan tempat tertentu: dengan maksud untuk menambah atau menimbulkan kekuatan kepada orang yang mengucapkan. Kita mengenal berbagai mantera dan serapah, umpamanya: mantera menuia padi, mantera beburu, mantera menyingkirkan hantu dan setan. Hal ini tidaklah mengherankan, karena sifat masyarakat Melayu lama masih berpegang kepada animisme, dinamisme dan ketahayulan. Kata- kata tersebut selain bermakna, juga bersifat sopan dan indah. Itulah sebabnya mantera-mantera merupakan puisi yang bersajak dan berirama dengan teratur. Mantera dianggap sebagai permulaan kesusastraan lisan. Orang yang bertugas mengucapkan mantera pada tiap-tiap upacara dinamakan pawang. Contoh: Assalammu’alaikum putri satulung besar Yang beralun berilir simayang Mari kecil, kemari Aku menyanggul rambutmu Aku membawa sadap gading Akan membasuh mukamu

description

tugas puisi

Transcript of Tugas Bindo Jenis Puisi

A. Puisi LamaPuisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain: Jumlah kata dalam 1 baris Jumlah baris dalam 1 bait Persajakan (rima) Banyak suku kata tiap baris IramaCiri puisi lama: Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya. Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan. Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.Jenis-jenis puisi lama Mantera adalah kalimat-kalimat atau susunan kata-kata yang mengandung makna atau kekuatan gaib diucapkan pada waktu dan tempat tertentu: dengan maksud untuk menambah atau menimbulkan kekuatan kepada orang yang mengucapkan.Kita mengenal berbagai mantera dan serapah, umpamanya: mantera menuia padi, mantera beburu, mantera menyingkirkan hantu dan setan. Hal ini tidaklah mengherankan, karena sifat masyarakat Melayu lama masihberpegang kepada animisme, dinamisme dan ketahayulan. Kata-kata tersebut selain bermakna, juga bersifat sopan dan indah. Itulah sebabnya mantera-mantera merupakan puisi yang bersajak dan berirama dengan teratur.Mantera dianggap sebagai permulaan kesusastraan lisan. Orang yang bertugas mengucapkan mantera pada tiap-tiap upacara dinamakan pawang.Contoh:Assalammualaikum putri satulung besarYang beralun berilir simayangMari kecil, kemariAku menyanggul rambutmuAku membawa sadap gadingAkan membasuh mukamu

Perkataan pantun berarti: bagai, seperti, ibarat, umpanya, laksana. Hal ini dapat kita dengar pada bidal yang berbunyi :Sepantun labah-labah, meramu dalam badan sendiri.(sepantun = seumpama).Pantun telah lama tersebar dan dpierdarah-dagingkan oleh bangsa Indonesia sebelum masuknya kebudayaan Hindu.* Syarat-syarat Pantun:1. Tiap bait terdiri atas empat baris.2. Tiap-tiap baris terdiri dari atas 8 sampai 12 suku kata.3. Sajaknya: Sajak sengkelang,berumus a-b-a-b.4. Hubungan baris; kedua baris pertama merupakan sampiran sedangkan isinya terdapat pada kedua baris terakhir.Contoh:Kalau ada jarum patahJangan dimasukkan ke dalam petiKalau ada kataku yang salahJangan dimasukkan ke dalam hati

Karmina adalah Perkatan seloka berasal dari bahasa Sansekerta Cloka suatu bentuk puisi Hindu yang terdapat dalam kitab-kitab kesusastraan India seperti Ramayana dan Mahabrata.* Syarat-syarat yang menentukan Cloka asli India adalah :1. Tiap-tiap bait terdiri dari atas 2 baris.2. Tiap-tiap baris terdiri atas 16 suku kata dan meruapakn 2 potongan kalimat.3. Biasanya berisi pelajaran atau petuah berhikmat.4. Isi bait yang satu dengan berikutnya saling berhubungan.5. Tidak terikat oleh sajak akhir.Contoh:Dahulu parang sekarang besi (a)Dahulu sayang sekarang benci (a).Contoh:Lurus jalan ke Payakumbuh,Kayu jati bertimbal jalanDi mana hati tak kan rusuh,Ibu mati bapak berjalan Gurindam adalah satu bentuk dalam kesusastraan lama yang berasal dari kesusastraan Tamil, yakni salah sebuah dari India bagian selatan.* Syarat-syarat gurindam :1. Jumlah baris: Tiap bait terdiri atas 2 baris.2. Jumlah suku kata: biasanya 10 hingga 14 suku kata dalam tiap-tiap baris.3. Sajaknya: berumus a-a, biasanya sajak sempurna, tapi banyak pula gurindam yang sajak paruh.4. Hubungannya: Gurindam terdiri atas 2 kalimat tunggal yang membentuk kalimat majemuk.5. Isi: Senantiasa berupa nasihatContoh:Kurang pikir kurang siasat (a)Tentu dirimu akan tersesat (a)Barangsiapa tinggalkan sembahyang (b)Bagai rumah tiada bertiang (b)Jika suami tiada berhati lurus (c)Istri pun kelak menjadi kurus (c) Syair adalah Perkataan syair berasal dari kata Arab syuur, yang berarti perasaan. Dalam bahasa arab, pengubah bentuk syuur atau puisi pada umumnya dinamakan syair, sedangkan dalam kersusastraan Indonesia,lstilah syair ini diberikan bukan pada pengibahnya melainkan pada bentuk atau ubahannya.* Syarat-syrat yang mengkat syair :1. Tiap-tiap syair terdiri dari atas 4 baris.2. Tiap-tiap baris terdiri atas 8 suku kata dan meruapakn 13 suku kata.3. Syair bersajak sama, dengan rumus a-a-a-a.4. Keempat baris setiap bait syair merupakan satun rangkaian ceritera, jadi tidak terdapat sampiran.Contoh:Pada zaman dahulu kala (a)Tersebutlah sebuah cerita (a)Sebuah negeri yang aman sentosa (a)Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)

Talibun adalah Pantun yang lebih panjang, yaitu pantun yang jumlah barisnya lebih dari 4 buah namun selalu genap.* Syarat-syarat talibun:1. Tiap bait terdiri atas 6, 8, 10, 12, baris atau lebih tetapi selalu genap2. Tiap-tiap baris terdiri dari atas 8 sampai 12 suku kata.3. Sajaknya: Sajak sengkelang,berumus a-b-c,a-b-c atau a-b-c-d,a-b-c-d dan sebagainya4. Hubungannya; bagian atas merupakan sampiran sedangkan isinya terdapat pada bagian bawah.Contoh:Kalau anak pergi ke pekanYu beli belanak pun beli sampiranIkan panjang beli dahuluKalau anak pergi berjalanIbu cari sanak pun cari isiInduk semang cari dahulu

B. Puisi BaruPuisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.

Ciri-ciri Puisi Baru: Bentuknya rapi, simetris; Mempunyai persajakan akhir (yang teratur); Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain; Sebagian besar puisi empat seuntai; Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis) Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar): 4-5 suku kata.

Jenis-jenis puisi baru Menurut isinya, puisi dibedakan atas: Balada adalah puisi berisi kisah/cerita. Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga) bait, masing-masing dengan 8 (delapan) larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya. Contoh: Puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul Balada Matinya Seorang Pemberontak. Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan. Ciri-cirinya adalah lagu pujian untuk menghormati seorang dewa, Tuhan, seorang pahlawan, tanah air, atau almamater (Pemandu di Dunia Sastra). Sekarang ini, pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati (guru, pahlawan, dewa, Tuhan) yang bernapaskan ketuhanan.Contoh:Bahkan batu-batu yang keras dan bisuMengagungkan nama-Mu dengan cara sendiriMenggeliat derita pada lekuk dan likubawah sayatan khianat dan dusta.Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mumenitikkan darah dari tangan dan kakidari mahkota duri dan membulan pakuYang dikarati oleh dosa manusia.Tanpa luka-luka yang lebar terbukadunia kehilangan sumber kasihBesarlah mereka yang dalam nestapamengenal-Mu tersalib di datam hati.(Saini S.K) Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.Contoh:Generasi SekarangDi atas puncak gunung fantasiBerdiri aku, dan dari sanaMandang ke bawah, ke tempat berjuangGenerasi sekarang di panjang masaMenciptakan kemegahan baruPantun keindahan IndonesiaYang jadi kenang-kenanganPada zaman dalam dunia(Asmara Hadi) Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup. Epigram berasal dari Bahasa Yunani epigramma yang berarti unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar; ada teladan.Contoh:Hari ini tak ada tempat berdiriSikap lamban berarti matiSiapa yang bergerak, merekalah yang di depanYang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.(Iqbal) Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih. Berasal dari bahasa Perancis Romantique yang berarti keindahan perasaan; persoalan kasih sayang, rindu dendam, serta kasih mesra Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan. Berisi sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama karena kematian/kepergian seseorang.Contoh:Senja di Pelabuhan KecilIni kali tidak ada yang mencari cintadi antara gudang, rumah tua, pada ceritatiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlautmenghembus diri dalam mempercaya mau berpautGerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elangmenyinggung muram, desir hari lari berenangmenemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerakdan kini tanah dan air tidur hilang ombak.Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalanmenyisir semenanjung, masih pengap harapsekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalandari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap(Chairil Anwar) Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik. Berasal dari bahasa Latin Satura yang berarti sindiran; kecaman tajam terhadap sesuatu fenomena; tidak puas hati satu golongan (ke atas pemimpin yang pura-pura, rasuah, zalim etc)Contoh:Aku bertanyatetapi pertanyaan-pertanyaankumembentur jidat penyair-penyair salon,yang bersajak tentang anggur dan rembulan,sementara ketidakadilan terjadidi sampingnya,dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.(WS Rendra)Sedangkan macam-macam puisi baru dilihat dari bentuknya antara lain: Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai).Contoh:Berkali kita gagalUlangi lagi dan cari akalBerkali-kali kita jatuhKembali berdiri jangan mengeluh(Or. Mandank) Terzina, puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai).Contoh:Dalam ribaan bahagia datangTersenyum bagai kencanaMengharum bagai cendanaDalam bahgia cinta tiba melayangBersinar bagai matahariMewarna bagaikan sari(Sanusi Pane) Kuatrain, puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat seuntai).Contoh:Mendatang-datang juaKenangan masa lampauMenghilang muncul juaYang dulu sinau silauMembayang rupa juaAdi kanda lama laluMembuat hati juaLayu lipu rindu-sendu Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai).Hanya Kepada TuanSatu-satu perasaanHanya dapat saya katakanKepada tuanYang pernah merasakanSatu-satu kegelisahanYang saya serahkanHanya dapat saya kisahkanKepada tuanYang pernah diresah gelisahkanSatu-satu kenyataanYang bisa dirasakanHanya dapat saya nyatakanKepada tuanYang enggan menerima kenyataan(Or. Mandank) Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam seuntai).Contoh:Merindu BagiaJika harilah tengah malamAngin berhenti dari bernapasSukma jiwaku rasa tenggelamDalam laut tidak terwatasMenangis hati diiris sedih(Ipih) Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai).Contoh:Indonesia Tumpah DarahkuDuduk di pantai tanah yang permaiTempat gelombang pecah berderaiBerbuih putih di pasir terderaiTampaklah pulau di lautan hijauGunung gemunung bagus rupanyaDitimpah air mulia tampaknyaTumpah darahku Indonesia namanya(Mohammad Yamin)

Oktaf/Stanza, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris (double kutrain atau puisi delapan seuntai).Contoh:AwanAwan datang melayang perlahanSerasa bermimpi, serasa beranganBertambah lama, lupa di diriBertambah halus akhirnya seriDan bentuk menjadi hilangDalam langit biru gemilangDemikian jiwaku lenyap sekarangDalam kehidupan teguh tenang(Sanusi Pane) Soneta, adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris. Soneta berasal dari kata sonneto (Bahasa Italia) perubahan dari kata sono yang berarti suara. Jadi soneta adalah puisi yang bersuara. Di Indonesia, soneta masuk dari negeri Belanda diperkenalkan oleh Muhammad Yamin dan Roestam Effendi, karena itulah mereka berdualah yang dianggap sebagai Pelopor/Bapak Soneta Indonesia. Bentuk soneta Indonesia tidak lagi tunduk pada syarat-syarat soneta Italia atau Inggris, tetapi lebih mempunyai kebebasan dalam segi isi maupun rimanya. Yang menjadi pegangan adalah jumlah barisnya (empat belas baris).Contoh:GembalaPerasaan siapa ta kan nyala ( a )Melihat anak berelagu dendang ( b )Seorang saja di tengah padang ( b )Tiada berbaju buka kepala ( a )Beginilah nasib anak gembala ( a )Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )Pulang ke rumah di senja kala ( a )Jauh sedikit sesayup sampai ( a )Terdengar olehku bunyi serunai ( a )Melagukan alam nan molek permai ( a )Wahai gembala di segara hijau ( c )Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )Maulah aku menurutkan dikau ( c )(Muhammad Yamin)

C. Puisi kontemporerKata kontemporer secara umum bermakna masa kini sesuai dengan perkembangan zaman atau selalu menyesuaikan dengan perkembangan keadaan zaman. Selain itu, puisi kontemporer dapat diartikan sebagai puisi yang lahir dalam kurun waktu terakhir. Puisi kontemporer berusaha lari dari ikatan konvensional puisi itu sendiri. Puisi kontemporer seringkali memakai kata-kata yang kurang memperhatikan santun bahasa, memakai kata-kata makin kasar, ejekan, dan lain-lain. Pemakaian kata-kata simbolik atau lambang intuisi, gaya bahasa, irama, dan sebagainya dianggapnya tidak begitu penting lagi.Tokoh-tokoh puisi kontemporer di Indonesia saat ini, yaitu sebagai berikut: Sutardji Calzoum Bachri dengan tiga kumpulan puisinya O, Amuk, dan O Amuk Kapak Ibrahim Sattah dengan kumpulan puisinya Hai Ti Hamid Jabbar dengan kumpulan puisinya Wajah KitaPuisi kontemporer dibedakan menjadi 3 yaitu Puisi mantra adalah puisi yang mengambil sifat-sifat mantra. Sutardji Calzoum Bachri adalah orang yang pertama memperkenalkan puisi mantra dalam puisi kontemporer. Ciri-ciri mantra adalah:1. Mantra bukanlah sesuatu yang dihadirkan untuk dipahami melainkan sesuatu yang disajikan untuk menimbulkan akibat tertentu2. Mantra berfungsi sebagai penghubung manusia dengan dunia misteri3. Mantra mengutamakan efek atau akibat berupa kemanjuran dan kemanjuran itu terletak pada perintah.Contoh:Shang Haiping di atas pongpong di atas pingping ping bilang pongpong pong bilang pingmau pong? bilang pingmau mau bilang pongmau ping? bilang pongmau mau bilang pingya pong ya pingya ping ya pongtak ya pong tak ya pingya tak ping ya tak pongsembilu jarakMu merancap nyaring(Sutardji Calzoum Bachri dalam O Amuk Kapak, 1981) Puisi mbeling adalah bentuk puisi yang tidak mengikuti aturan. Aturan puisi yang dimaksud ialah ketentuan-ketentuan yang umum berlaku dalam puisi. Puisi ini muncul pertama kali dalam majalah Aktuil yang menyediakan lembar khusus untuk menampung sajak, dan oleh pengasuhnya yaitu Remy Silado, lembar tersebut diberi nama "Puisi Mbeling". Kata-kata dalam puisi mbeling tidak perlu dipilih-pilih lagi. Dasar puisi mbeling adalah main-main. Ciri-ciri puisi mbeling adalah:1. Mengutamakan unsur kelakar; pengarang memanfaatkan semua unsur puisi berupa bunyi, rima, irama, pilihan kata dan tipografi untuk mencapai efek kelakar tanpa ada maksud lain yang disembunyikan (tersirat).Contoh:Sajak Sikat GigiSeseorang lupa menggosok giginya sebelum tidurDi dalam tidur ia bermimpiAda sikat gigi menggosok-gosok mulutnya supaya terbukaKetika ia bangun pagi hariSikat giginya tinggal sepotongSepotong yang hilang itu agaknyaTersesat di dalam mimpinya dan tak bisa kembaliDan ia berpendapat bahwa, kejadian itu terlalu berlebih-lebihan(Yudhistira Ardi Nugraha dalam Sajak Sikat Gigi, 1974)1. Menyampaikan kritik sosial terutama terhadap sistem perekonomian dan pemerintahan.2. Menyampaikan ejekan kepada para penyair yang bersikap sungguh-sungguh terhadap puisi. Dalam hal ini, Taufik Ismail menyebut puisi mbeling dengan puisi yang mengkritik puisi. Puisi konkret adalah puisi yang disusun dengan mengutamakan bentuk grafis berupa tata wajah hingga menyerupai gambar tertentu. Puisi seperti ini tidak sepenuhnya menggunakan bahasa sebagai media. Di dalam puisi konkret pada umumnya terdapat lambang-lambang yang diwujudkan dengan benda dan/atau gambar-gambar sebagai ungkapan ekspresi penyairnya.Contoh:Doktorandus Tikus Iselusin togamengangaseratus tikus berkampusdiatasnyadosen dijeratprofesor diracunkucingkawindan buntingdengan predikatsangat memuaskan(F.Rahardi dalam Soempah WTS, 1983)Penyusunan puisi kontemporer sebagai puisi inkonvensional ternyata juga perlu memerhatikan beberapa unsur sebagai berikut: Unsur bunyi; meliputi penempatan persamaan bunyi (rima) pada tempat-tempat tertentu untuk menghidupkan kesan dipadu dengan repetisi atau pengulangan-pengulangannya. Tipografi; meliputi penyusunan baris-baris puisi berisi kata atau suku kata yang disusun sesuai dengan gambar (pola) tertentu. Enjambemen; meliputi pemenggalan atau perpindahan baris puisi untuk menuju baris berikutnya. Kelakar (parodi); meliputi penambahan unsur hiburan ringan sebagai pelengkap penyajian puisi yang pekat dan penuh perenungan (kontemplatif)

D. Puisi ModernPuisi modern adalah puisi yang tidak lagi terikat dengan bait, rima, ataupun notasinya. Puisi modern di Indonesia dimulai sejak kelahiran sajak- sajak Chairil Anwar.Contoh: DoaKepada pemeluk teguhTuhanku Dalam termanguAku masih menyebut nama-muBiar susah sungguhMengingat kau penuh seluruhCahaya mu panas suciTinggal kerdip lilin di kelam sunyiTuhanku Aku hilang bentuk remukTuhanku Aku mengembara di negeri asingTuhankuDi pintumu aku mengetukAku tidak bisa berpalingKarya: Chairil Anwar E. F. Dalam puisi itu, Chairil Anwar tidak memikat rima, baris, dan baitnya. Ada dalam baitnya hanya satu baris, tetapi ada yang tiga. Juga tidak semua bersajak aa-aa atau ab-ab. Puisi modern lebih mementingkan isi dibandingkan rima, baris, dan bait. Kalau puisi lama lebih mementingkan tata aturan puisi, seperti pantun yang harus bersajak ab-ab dan terdiri dari sampiran dan isi.Dengan begitu berarti Puisi modern bebas dan tidak terikat.Dalam puisi itu juga Chairil Anwar menggunakan pilihan kata-kata simbolik seperti termangu, kerdip lilin,kelam sunyi, hilang bentuk, remuk,mengembara di negeri asing, di pintu-Mu aku mengetuk,aku tidak bisa berpaling.Dalam konteks puisi, tema merupakan gagasan utama yang hendak diungkapkan penyair lewat puisi yang ditulisnya. Sama dengan karya sastra lain, tema dalam puisi juga berfungsi sebagai inti atau jiwa puisi sehingga menjadi fokus perhatian.Tema puisi doa tersebut adalah tentang doa seseorang yang tidak bisa pisah dari Tuhannya meskipun dalam keadaan termangu karena sedih, kecewa, bingung, terkejut atau lain sebagainya.Dapat terbaca makna kias yang dapat di ambil adalah ketika ia menyebutkan kata (penuh seluruh) dalam arti ia masih berusaha menyebut dan menyerukan Tuhan karena ke-maha-an-nya Namun begitu, ia masih tetap saja pergi kemana-mana tanpa tujuan yang jelas dan tempat tinggal dari kata (mengembara di negeri asing)Kata (aku hilang bentuk ,remuk) dari puisi tersebut berarti kehancuran yang ia dapatkan dalam hidupnyaSedangkan kata (kerdip lilin dan cahaya) melambangkan sedikit pengharapan yang datang terhadap dirinya Kita juga dapat mengambil sebuah amanat dari puisi diatas yaitu bahwa dalam keadaan apapun juga seperti senang, sedih, kecewa dan lain-lain kita tidak bisa lepas dan tidak bisa jauh dari Allah, dan pasrahkan segalanya kepada Allah.