tugas bab 4

8

Click here to load reader

Transcript of tugas bab 4

Page 1: tugas bab 4

Nama : Novita Sari Dewi

NIM : 11130310008

KEGIATAN BANK UMUM

1. Pengelompokan Bank Umum

a. Aspek Fungsi

Bank sentral, merupakan badan hukum milik negara yang tugas pokoknya

membantu pemerintah.

Bank umum, merupakan bank yang sumber utama dananya berasal dari simpanan

pihak ketiga, serta pemberian kredit jangka pendek dalam penyaluran dana.

Bank pembangunan, merupakan bank yang dalam pengumpulan dananya berasal

dari penerimaan simpanan deposito.

Bank desa, merupakan kantor bank disuatu desa yang tugas utamanya adalah

melaksanakan fungsi perkreditan dan penghimpunan dana dalam rangka program

pemerintah memajukan pembangunan desa.

BPR, merupakan kantor bank dikota kecamatan yang merupakan unsur

penghimpun dana masyarakat maupun menyalurkan dananya di sektor pertanian

dan pedesaan.

b. Status Kepemilikan

Bank Milik Negara, yaitu bank yang seluruh modalnya berasal dari kekayaan

negara yang dipisahkan dan pendiriannya dibawah UU tersendiri.

Bank Milik Swasta Nasional, yaitu bank milik swasta yang didirikan dalam

bentuk hukum perseroan terbatas, dimana sahamnya dimiliki oleh WNI atau

badan-badan hukum Indonesia.

Bank Swasta Asing, yaitu bank yang didirikan dalam bentuk cabang bank yang

sudah ada diluar negeri atau dalam bentuk campuran antara bank asing dengan

bank nasional yang ada di Indonesia.

Bank Pembangunan Daerah, yaitu bank yang pendiriannya berdasarkan peraturan

daerah propinsi dan sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah kota, dan

pemerintah kabupaten, di wilayah yang bersangkutan.

Bank Campuran, yaitu bank yang sebagian sahamnya dimiliki oleh pihak asing

dan pihak swasta nasional.

c. Kegiatan Operasional

Page 2: tugas bab 4

Bank Devisa, bank yang mempunyai hak dan wewenang yang diberikan oleh

Bank Indonesia untuk melakukan transaksi valas dan lalu lintas devisa dengan

bank asing luar negeri.

Bank Non Devisa, bank yang dalam operasinalnya hanya melaksanakan transaksi

dalam negeri.

d. Penciptaan Uang Giral

Bank Primer, bank yang dalam kegiatan operasionalnya juga melaksanakan

semua transaksi yang berhubungan langsung dengan kas.

Bank Sekunder, bank yang kegiatan operasionalnya hanya sekedar melaksanakan

transaksi kas secara langsung.

e. Skala Usaha atau Target Pasar

Wholesale Banking, bank yang kegiatan operasionalnya diarahkan menjaring

nasabah pada kelompok masyarakat menengah dan atas.

Retail Banking, bank yang dalam kegiatan usahanya diarahkan untuk menjaring

nasabah pada kelompok masyarakat kecil.

Wholesale dan Retail Banking, bank yang dalam kegiatan opersionalnya

diarahkan untuk menjaring nasabah mulai dari masyarakat kecil, menengah dan

atas.

2. Jenis-Jenis Kantor Bank

Kantor Pusat Non Operasional

Kantor Pusat Operasional

Kantor Cabang

Kantor Cabang Pembantu

Kantor Perwakilan

Kantor Perwakilan Bank Asing

Kantor Kas

Kas Mobil

Kas Terapung

3. Ketentuan Kehati-hatian Bank Umum Konvensional

Modal Inti Bank Umum

Kompleksitas kegiatan usaha bank yang makin meningkat berpotensi menyebabkan

makin tingginya risiko yang dihadapi. Peningkatan risiko ini perlu diikuti oleh

peningkatan modal yang diperlukan oleh bank untuk menanggung kemungkinan

timbulnya kerugian. Oleh karena itu bank wajib memiliki modal inti minimum yang

dipersyaratkan untuk mendukung kegiatan usaha. Modal inti meliputi modal disetor dan

cadangan tambahan modal.

Page 3: tugas bab 4

Kewajiban Penyedia Modal Minimum (KPMM)

Ketentuan KPMM Bagi Bank Umum Konvensional

Bank wajib menyediakan modalminimum sebesar 8% dari aset tertimbang menurut

risiko (ATMR). Bagi bank yang memiliki dana/melakukan pengendalian terhadap

perusahaan anak, kewajiban dimaksud berlaku bagi bank secara individual dan bank

secara konsolidasi dengan perusahaan anak. Untuk mengantisipasi kerugian sesuai profil

bank, BI dapat mewajibkan bank untuk menyediakan modal minimum lebih dari 8%

ATMR.

Posisi Devisa Neto (PDN)

Bank Umum Devisa wajib mengelola dan memelihara PDN padaakhir hari kerja

secara keseluruhan setinggi-tingginya 20% dari modal dan untuk neraca setinggi-

tingginya 20% dari modal. Bank wajib mengelola dan memelihara PDN setiap saat

paling tinggi 20% dari modal. Pelanggaran terhadap ketentuan PDN dikenakan sanksi

administrasi antara lain berupa teguran tertulis, memengaruhi penilaian tingkat kesehatan

dan pembekuan kegiatan usaha tertentu.

Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)

Untuk pihak yang tidak terkait dengan bank penyediaan dana kepada satu peminjam

yang bukan merupakan pihak terkait ditetapkan paling tinggi 20% dari modal bank,

sedangkan untuk satu kelompok peminjam yang bukan pihak terkait ditetapkan paling

tinggi 25% dari modal bank. Untuk pihak yang terkait dengan bank seluruh portofolio

penyediaan dana kepada pihak terkait dengan bank ditetapkan paling tinggi 10% dari

modal bank. Terhadap pelampauan BMPK dan pelanggaran BMPK bank diwajibkan

menyampaikan action plan kepada BI. Bank yang melakukan pelanggaran BMPK dan

atau pelampauan BMPK dikenakan sanksi tingkat kesehatan bank.

Kualitas Aset Bank Umum

Penetapan kualitas yang sama terhadap aset produktif berlaku pula terhadap aset

produktif yang diberikan oleh lebih dari 1 bank yang digunakan untuk membiayai 1

debitur atau 1 proyek yang sama. Ketentuan tersebut berlaku untuk :

Aset produktif yang diberikan oleh setiap bank dengan jumlah lebih dari Rp 10

milyar kepada1 debitur atau 1 proyek.

Aset produktif yang diberikan oleh setiap bank dengan jumlah lebih dari Rp

500jt-Rp 10 miliar kepada 1 debitur, yang merupakan 50 debitur terbesar bank

tersebut.

Page 4: tugas bab 4

Aset produktif yang diberikan berdasarkan perjanjian pembiayaan bersama

kepada 1 debitur atau 1 proyek yang sama.

Penyisihan Penghapusan Aset (PPA)

Untuk menutup risiko kerugian penanaman dana, bank wajib membentuk PPA yang

terdiri dari cadangan umum dan cadangan khusus. Besarnya cadangan khusus untuk

bank umum ditetapkan minimal :

a. 5% dari aset dengan kualitas Dalam Perhatian Khusus setelah dikurangi nilai

agunan

b. 15% dari aset dengan kualitas Kurang Lancar setelah dikurangi nilai agunan

c. 50% dari aset dengan kualitas Diragukan setelah dikurangi nilai agunan

d. 100% dari aset dengan kualitas macet setelah dikurangi nila agunan

Restrukturisasi Kredit

Bank hanya dapat melakukan Restrukturisasi Kredit terhadap debitur yang mengalami

kesulitan pembayaran pokok dan bunga kredit, serta debitur memliki prospek usaha yang

baik dan mampu memenuhi kewajiban setelah kredit direstruktur.

Giro Wajib Minimum

Bank wajib memenuhi GWM dalam rupiah, sedangkan bank devisa selain wajib

memenuhi ketentuan GWM dalam rupiah juga wajib memenuhi GWM dalam valas.

GWM dalam rupiah terdiri dari GWM Utama dan GWM Sekunder. GWM dalam rupiah

ditetapkan sebesar 7,5% dari DPK dalam rupiah dan GWM dalam valas ditetapkan

sebesar 1% dari DPK dalam valas. Pemenuhan GWM dalam rupiah dilakukan sebagai

berikut :

1. GWM utama dalam rupiah sebesar 5% dari DPK dalam rupiah

2. GWM sekunder dalam rupiah sebesar 2,5% dari DPK dalam rupiah

Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah

Bank umum dan BPR wajib menerapkan prinsip mengenal nasabah. Bank wajib

menyampaikan laporan transaksi keuangan mencurigakan kepada Pusat Pelaporan dan

Analis Transaksi Keuangan (PPATK) paling lambat 3 hari kerja setelah diketahui adanya

unsur transaksi keuangan mencurigakan. Bank Indonesia melakukan penilaian dan

mengenakan sanksi atas penerapan prinsip mengenal nasabah dan kewajiban lain terkait

dengan UU tetntang pindak pidana pencucian uang bagi Bank Umum.

4. Penyesuaian Organisasi Perbankan

Organisasi yang Beriorentasi Produk

Page 5: tugas bab 4

Organisasi yang Beriorentasi nasabah

5. Tantangan Manajemen Bank Umum dalam Mengembangkan Sistem Informasi

Sentralisasi proses informasi

Dalam rancang bangun ini, informasi diproses disuatu tempat yang biasanya

ditempatkan pada kantor pusatnya. Proses transaksi atau kegiatan yang

memengaruhi perubahan informasi berasal dari beberapa unit operasional dan

dikirim untuk diproses padapusat pengolahan data yang ada dikantor pusatnya.

Dalam model ini masukan data berasal dari beberapa unit organisasi, tapi

pengolahan serta sumber keluarnya informasi berada pada unit organisasi.

Distribusi proses informasi

Dalam rancang bangun ini, pengolahan informasi ditempatkan pada beberapa

tempat tertentu yang ditunjuk. Untu kepentingan konsolidasi, data yang diolah

pada beberapa tempat pada suatu saat tertentu dikirim kepada pusat pengolahan

data dikantor pusat.

Desentralisasi proses informasi

Pengolahan informasi dilaksanakan dengan cara desentralisasi pada

penyelenggara transfprmasi masukan, pengolahan masukan, dan penghasilan

keluaran. Sistem ini mengharuskan adanya unit tersendiri yang dapat mengelola

atau bertanggung jawab atas lancarnya proses informasi disetiap unit

penyelenggara transaksi.