Tugas Anreksis_Cipacing

3
TUGAS ANALISIS REKAYASA SISTEM (Analisis Sistem Pembuatan Alat Musik Di Desa Cipacing) Oleh : Nama : Muhammad Nugraha NPM : 240110120055 Hari / Tanggal : Selasa / 3 Maret 2015 Dosen : Dr. Dwi Purnomo, STP., M.T. JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2015

description

Anreksis

Transcript of Tugas Anreksis_Cipacing

  • TUGAS ANALISIS REKAYASA SISTEM

    (Analisis Sistem Pembuatan Alat Musik Di Desa Cipacing)

    Oleh :

    Nama : Muhammad Nugraha

    NPM : 240110120055

    Hari / Tanggal : Selasa / 3 Maret 2015

    Dosen : Dr. Dwi Purnomo, STP., M.T.

    JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    2015

  • Pada hari selasa tanggal 3 Maret 2015 kami mengunjungi desa Cipacing

    untuk melihat proses pembuatan alat musik karimba yang dibuat dari bahan batok

    kelapa yang berasal dari buah berenuk yang pada dasarnya merupakan sebuah

    buah yang banyak terdapat di daerah hutan. Buah ini sebenarnya merupakan buah

    yang beracun sehingga apabila diolah untuk membuat alat musik karimba

    buah/daging dari buah berenuk tersebut harus dipisahkan bahkan dibuang karena

    apabila dikonsumsi oleh manusia memiliki racun yang tentunya sangat berbahaya.

    Pada awalnya kami berkenalan dengan Bapak Budi yang kami minta

    keterangannya seputar masalah pemuatan alat musik karimba. Pak Budi tersebut

    sudah sejak lama dari tahun 1994 menekuni pembuatan alat musik tersebut, selain

    pembuatan alat musik karimba di desa Cipacing juga banyak dijual alat musik

    etnis lainnya baik dari alat musik tradisional khas daerah seperti karimba yang

    merupakan alat musik khas daerah Irian/Papua.

    Pembuatan alat musik khas daerah terutama karimba yang telah ditekuni

    oleh Pak Budi sudah dapat menjual sampai ke daerah Bali, bahkan pembelinya

    juga ada yang berasal dari mancanegara. Harga satu buah alat musik karimba

    berkisar antara 15 ribu untuk pembelian borongan dan 10 ribu apabila dijual per

    satuan. Selama beberapa tahun terakhir ini Pak Budi sudah menaikkan secara

    perlahan harga jual alat musik karimba tersebut, walaupun harga jual yang

    ditawarkan terbilang cukup murah namun Pak Budi belum memiliki keinginan

    untuk menjual dengan harga yang lebih mahal. Ironinya, apabila kita jumpai alat

    musik karimba tersebut dijual di suatu pameran harga yang ditawarkan sangat

    jauh berbeda yakni berkisar antara 50 hingga 60 ribu rupiah.

    Berbeda dengan penjual alat musik lainnya penggunaan buah berenuk disini

    menjadi sangat menarik mengingat pada dasarnya buah ini tergolong buah yang

    jarang dipilih oleh sebagian orang untuk dijadikan sebah kerajinan yang pada

    dasarnya buah berenuk merupakan salah satu buah yang memiliki racun apabila

    dikonsumsi buahnya. Peluang ini sengaja dipergunakan oleh Pak Budi mengingat

    kelebihan dari batoknya tersebut yang terbilang kokoh sehingga apabila diolah

    menjadi suatu produk alat musik menjadi hal yang baik dari sisi kualitas bahannya

    serta harganya yang tergolong murah ditambah dengan beberapa aksen seperti

    dudukan yang menambah estetika barang menjadi semakin bertambah.

  • Tidak seperti kebanyakan tempat, bahwasannya desa Cipacing pada

    dasarnya merupakan suatu kawasan wilayah yang sangat berpotensi sebagai

    wilayah industri pembuatan alat-alat yang memiliki kualitas yang tergolong

    dengan memberikan harga yang murah sangat tepat bagi seorang konsumen untuk

    menjual kembali barang tersebut dengan harga yang jauh lebih mahal tentunya.

    Apabila ditelisik memang terdapat beberapa kelemahan seperti letaknya yang

    secara umum masih terbilang terpencil dalam arti tidak semua orang

    mengetahuinya serta sumberdaya manusia yang ahli kurang memadai untuk

    menghasilkan suatu produk dalam skala besar. Alat musik karimba itu sendiri

    apabila dipesan dalam jumlah banyak maupun sedikit waktu dalam proses

    pembuatannya menempuh total waktu yang sama.

    Aspek ekonomi masyarakat yang tergolong rendah juga menjadi salah satu

    alasan mengapa kawasan Cipacing belum menjadi suatu kawasan industri yang

    besar. Keterbatasan alat serta ilmu yang dimiliki menjadi hal utama penyebab

    kegagalan. Namun secara teori, memang masih banyak potensi alam serta

    kerajinan-kerajinan yang dihasilkan dengan nilai seni yang tergolong baik namun

    belum dapat menghasilkan pendapatan yang terbilang baik ke dalam masyarakat

    sekitar, sehingga perlu perencanaan dan pematangan konsep serta penemuan

    konsep hiden pattern yang baik demi terwujudnya suatu kawasan industri

    kerajinan berdaya jual tinggi.