Tugas Analisis Bahan Pangan

10
TUGAS ANALISIS BAHAN PANGAN ANALISIS PROKSIMAT OLEH : KARMILA WATI (F1F1 12 105) JURUSAN FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVRSITAS HALUOLEO

description

farmasi uho

Transcript of Tugas Analisis Bahan Pangan

Page 1: Tugas Analisis Bahan Pangan

TUGAS ANALISIS BAHAN PANGAN

ANALISIS PROKSIMAT

OLEH :

KARMILA WATI

(F1F1 12 105)

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVRSITAS HALUOLEO

KENDARI

2015

Page 2: Tugas Analisis Bahan Pangan

ANALISIS PROKSIMAT

Analisis proksimat dapat dikatakan sebagai analisis yang berdasarkan

perkiraan saja, tetapi sudah dapat menggambarkan komposisi bahan yang dimaksud

(Sumartini dan Kantasubrata, 1992).  Analisis proksimat yang dilakukan adalah untuk

mengetahui kadar suatu komponen tertentu yang terkandung di dalam bahan pakan

(Argasamita, 2008).  Komponen yang ada pada bahan pakan digolongkan

berdasarkan komposisi kimia dan fungsinya, yaitu air (moisture), abu (ash), protein

kasar (crude protein), lemak kasar (ether extract),serat kasar (crude fiber) dan bahan

ekstrak tanpa nitrogen (nitrogen free extract) (Suparjo, 2010).      

Air merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena dapat

mempengaruhi penampakan, tekstur serta cita rasa makanan.  Kandungan air dalam

bahan makanan juga menentukan acceptability (penerimaan), kesegaran dan daya

tahan bahan itu (Winarno, 1997).  Kadar Air dalam makanan sedikit akan

menyebabkan makanan lama pada masa simpanannya (Yuyun dan Gunarsa, 2011).

Faktor yang mempengaruhi kadar air yaitu pengeringan dan kandungan air dari suatu

bahan pakan (Sutardi, 2006).  Analisis kadar air adalah usaha untuk mengetahui

persentase air yang ada dalam bahan baku pakan.  Bahan baku yang akan diuji

biasanya dikeringkan atau kadar air yang ada di dalam bahan baku diluarkan

(diuapkan), selanjutnya ditimbang dan ada perbedaan berapa persen dengan bahan

baku sebelum dikeringkan (Murtidjo, 1987).

Abu adalah zat anorganik sisa hasil dari pembakaran suatu bahan organik.

Penentuan abu total dapat digunakan untuk berbagai tujuan antara lain sebagai

parameter nilai gizi dalam suatu bahan makanan juga untuk mengetahui baik tidaknya

suatu proses pengolahan serta untuk mengetahui jenis bahan yang digunakan

(Sudarmadji et al., 1996).  Analisis kadar abu adalah usaha untuk mengetahui kadar

abu bahan baku pakan. Analisis kadar abu secara umum ditentukan dengan

membakar bahan baku pakan, biasanya hanya zat-zat organik, selanjutnya ditimbang

dan sisanya disebut abu (Murtidjo, 1987).

Page 3: Tugas Analisis Bahan Pangan

Serat kasar (crude fiber) didefinisikan sebagai bagian dari pakan yang tidak

dapat dihidrolisis oleh bahan-bahan kimia tertentu, yaitu asam sulfat dan natrium

hidroksida mendidih (Fardiaz et al., 1989).  Analisis serat kasar (crude fiber) tidak

dapat menunjukkan nilai serat pangan yang sebenarnya, sebabsekitar 20-50% selulosa

dan 50-80% hemiselulosa hilang selama proses analisis berlangsung  (Van Soest dan

Robertson, 1977).  Perbedaan kadar serat kasar yang terdapat pada bahan pakan

dipengaruhi oleh umur tanaman, dan jenis tanaman yang digunakan sebagai sampel

dalam analisis (Tilman et al., 1991).  Analisis kadar serat kasar adalah usaha untuk

mengetahui kadar serat kasar bahan baku pakan. Zat-zat yang tidak larut selama

pemasakan bisa diketahui karena terdiri dari serat kasar dan zat-zat mineral,

kemudian disaring, dikeringkan, ditimbang dan kemudian dipijarkan lalu didinginkan

dan ditimbang sekali lagi.  Perbedaan berat yang dihasilkan dari penimbangan

menunjukkan berat serat kasar yang ada dalam makanan atau bahan baku pakan

(Murtidjo, 1987).

Lemak adalah suatu golongan senyawa yang bersifat tidak larut air, namun

larut dalam pelarut organik.  Pelarut yang umum digunakan untuk mengukur kadar

lemak adalah heksana, dietil eter dan proteleum eter (Sudarmaji et al., 1996). 

Analisis kadar lemak kasar adalah usaha untuk mengetahui kadar lemak bahan baku

pakan (Murtidjo, 1987).  Kadar lemak dalam analisis proksimat ditentukan dengan

mengekstraksikan bahan pakan dalam pelarut organik.Zat lemak terdiri dari karbon,

oksigen dan hidrogen.  Lemak yang didapatkan dari analisis lemak ini bukan lemak

murni akan tetapi campuran dari berbagai zat yang terdiri dari klorofil, xantofil,

karoten dan lain-lain (Anggorodi,1994).  Kadar lemak pada tanaman dipengaruhi oleh

spesies, umur, lokasi penanaman dan bagian yang digunakan untuk sampel (Kamal,

1994).  Protein adalah suatu senyawa yang sebagian besar terdiri atas unsur nitrogen. 

Jumlah unsur ini dapat digunakan sebagai dasar penentuan kadar protein dalam bahan

pakan (Argasasmita, 2008).

Protein tersusun atas satuan-satuan molekul yang saling berikatan yang

disebut asam alfa amino.  Setiap asam amino saling dihubungkan oleh suatu ikatan

Page 4: Tugas Analisis Bahan Pangan

kovalen yang disebut ikatan peptida (Sumartini dan Kartasubrata, 1992). Kandungan

N yang terdapat di dalam dahan pakan, tidak selalu berupa N protein, tetapi terdapat

juga N untuk senyawa lain (Soejono, 1990).  Kadar protein suatu bahan pakan secara

umum dapat diperhitungkan dengan analisis kadar protein kasar.  Analisis kadar

protein ini merupakan usaha untuk mengetahui kadar protein bahan baku pakan.

Analisis kadar protein digunakan untuk menguji kadar protein, ditentukan kadar

nitrogennya secara kimiawi kemudian angka yang diperoleh dikalikan dengan faktor

6,25 = (100 : 16).  Faktor tersebut digunakan sebab nitrogen mewakili sekitar 16%

dari protein (Murtidjo, 1987).

Kandungan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen suatu bahan pakan sangat

tergantung pada komponen lainnya, seperti abu, protein kasar, serat kasar dan lemak

kasar.  Jika jumlah abu, protein kasar, esktrak eter dan serat kasar dikurangi dari 100,

perbedaan itu disebut bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) (Soejono, 1990).  BETN

merupakan karbohidrat yang dapat larut meliputi monosakarida, disakarida dan

polisakarida yang mudah larut dalam larutan asam dan basa serta memiliki daya cerna

yang tinggi (Anggorodi, 1994).

Metode

Kadar Air

            Metode yang digunakan dalam analisis kadar air adalah dengan cara mencuci

botol timbang.  Mengeringkannya dalam oven selama 1 jam pada suhu 105 – 110oC. 

Mendinginkan botol timbang yang telah dioven pada eksikator selama 15 menit dan

menimbangnya.  Menimbang sampel sebanyak ± 1 gram dan memasukkan ke dalam

botol timbang.  Mengovennya selama 4 – 6 jam pada suhu 105 – 110oC. 

Mendinginkan sampel dan botol timbangtersebut dalam eksikator selama 15 menit

dan menimbangnya.  Melakukan pemanasan pada oven secara berulang sebanyak 2 -

3 kali sampai berat sampel benar-benar konstan.

Page 5: Tugas Analisis Bahan Pangan

Kadar Abu

            Metode yang digunakan dalam analisis kadar abu adalah dengan cara mencuci

bersih crucible porcelain dengan air.  Mengeringkan botol timbang dalam oven pada

suhu 105 – 110oC selama 1 jam.  Mendinginkannya dalam eksikator selama 15 menit

dan menimbangnya.  Menimbang sampel sebanyak ± 1 gram dan menuangkannya

dalam crucible porcelain sebagai wadahnya.  Memijarkan sampel dalam crucible

porcelain dengan tanur listrik pada suhu 400 – 600oC dalam waktu 4 – 6 jam. 

Mematikan tanur dan menurunkan suhunya sampai suhu 120oC.  Mendinginkan

dalam eksikator selama 15 menit dan menimbangnya.

Kadar Serat Kasar

            Metode yang digunakan dalam analisis kadar serat kasar adalah dengan cara

mencuci bersih semua alat yang akan digunakan.  Memasukkan gelas beker dan

kertas saring dalam oven pada suhu 105 – 110oC selama 1 jam.  Mendinginkannya

dalam eksikator selama 15 menit dan menimbangnya. Menimbang sampel sebanyak ±

1 gram dan memasukkannya dalam gelas beker. Memasukkan 50 ml H2SO4 0,3 N dan

memasaknya sampai 30 menit setelah mendidih.  Memasukkan 25 ml NaOH 1,5 N

dan memasaknya sampai 30 menit setelah.  Menyaring larutan tersebut menggunakan

kertas saring yang telah terpasang dalam corong Buchner.  Menyaring sampel dengan

berturut-turut menggunakan 50 ml aquades panas untuk membuka pori-pori kertas

saring, 50 ml H2SO4 0,3 N untuk melarutkan karbohidrat sederhana dan protein pada

sampel, 50 aquades panas untuk membersihkan larutan H2SO4 dan membuka kembali

pori-pori kertas saring serta 25 ml aseton untuk mengeringkan secara basah.

Memasukkan kertas saring dan isinya kedalam crucible porcelain. Mengeringkannya

dalam oven pada suhu 105 – 110oC selama 1 jam. Mendinginkannya dalam eksikator

selama 15 menit dan menimbangnya.  Memijarkan kertas saring dan isinya yang ada

dalam crucible porcelain dalam tanur listrik pada suhu 400 – 600oC selama 4 – 6 jam.

Mendinginkannya dalam eksikator selama 15 menit dan menimbangnya.  

Kadar Lemak Kasar

Page 6: Tugas Analisis Bahan Pangan

            Metode yang digunakan dalam analisis lemak kasar adalah dengan cara

menimbang sampel menggunakan kertas minyak ± 1 gram.  Membungkus sampel

yang telah ditimbang dengan menggunakan kertas saring.  Mengoven sampel pada

suhu 105o – 110oC selama 4 – 6 jam.  Mendinginkannya dalam eksikator selama 15

menit dan menimbangnya.  Memasukkan sampel ke dalam alat soxhlet. Melakukan

penyarian dengan menambahkan N-hexane selama ± 3 – 4 jam.  Mengeluarkan

sampel dari alat soxhlet dan mengangin-anginkan sampai tidak berbau N-hexane. 

Mengeringkan sampel yang terbungkus kertas saring dalam oven pada suhu 105o –

110oC  selama 6 jam.  Mendinginkannya dalam eksikator  selama 15 menit dan

menimbangnya. 

Kadar Protein Kasar

            Metode yang digunakan dalam analisis kadar serat kasar adalah dengan cara

menimbang sampel bahan pakan ± 1 gram.  Memasukan sampel ke dalam labu

destruksi (labu Kjeldahl).  Menambahkan selenium sebanyak ± 1 gram dan asam

sulfat pekat (H2SO4 98%) sebanyak 15 ml.  Melakukan proses destruksi dalam almari

asam dari warna hitam pekat berubah menjadi hijau jernih. Melakukan proses

destilasi menggunakan larutan penangkap H3BO3 4% sebanyak 20 ml dan 2 tetes

indikator Methyl Red ditambah Methyl Blue.  Memasukkan sampel ke dalam labu

destilasi dan menambahkan 50 ml aquades + 40 ml NaOH 45 %.  Melakukan destilasi

sampai larutan H3BO3 4%  berubah warna dari ungu menjadi hijau.  Mentitrasi hasil

destilasi dengan menggunakan HCl 0,1 N sampai terbentuk warna ungu kembali. 

Hasil titrasi tersebut merupakan titran sampel. Membuat titran blangko dengan cara

memasukkan 50 ml aquades dan 40 ml NaOH ke dalam labu destilasi lalu

mendestilasinya.  Melakukan destilasi dengan menggunakan penangkap H3BO3 4%

sebanyak 20 ml dan 2 tetes indikator Methyl Red ditambah Methyl Blue sampai

penangkap berubah warna dari ungu menjadi warna hijau jernih.  Mentitrasi larutan

penangkap tersebut dengan menggunakan HCl 0,1 N sampai terbentuk warna ungu

kembali.  

Page 7: Tugas Analisis Bahan Pangan

Kadar BETN

Kadar BETN dihitung dengan menentukan kadar air, kadar abu, kadar serat

kasar, kadar lemak dan kadar protein dalam bentuk % BK.  Menghitung BETN

dengan rumus :

BETN = 100 – (Abu + LK + SK + PK)