TUGAS AKHIR...viii 14. Yang tercinta Lutfi Khoerul Anwar beserta keluarga, yang selalu memberikan...

109
i STRATEGI HUMAS PEMERINTAH KOTA BEKASI DALAM MENINGKATKAN HUBUNGAN BAIK DENGAN MEDIA TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Diploma III DEBORA HARIANTI SARAGIH NIM : 41150212 Program Studi Hubungan Masyarakat Akademi Komunikasi BSI Jakarta Jakarta 2018

Transcript of TUGAS AKHIR...viii 14. Yang tercinta Lutfi Khoerul Anwar beserta keluarga, yang selalu memberikan...

i

STRATEGI HUMAS PEMERINTAH KOTA BEKASI

DALAM MENINGKATKAN HUBUNGAN

BAIK DENGAN MEDIA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Diploma III

DEBORA HARIANTI SARAGIH

NIM : 41150212

Program Studi Hubungan Masyarakat

Akademi Komunikasi BSI Jakarta

Jakarta

2018

ii

iii

iv

v

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan pertolongan-

Nya, Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas Akhir ini merupakan

hasil dari penelitian/riset yang penulis lakukan di Humas SETDA (Sekertariat

Daerah) Pemerintah Kota Bekasi selama 2 bulan. Adapun judul yang penulis

ambil adalah “Strategi Humas Pemerintah Kota Bekasi dalam Meningkatkan

Hubungan Baik dengan Media”

Tugas akhir ini diharapkan dapat menggambarkan kondisi dunia kerja

dalam bidang ilmu komunikasi, khususnya dalam hubungan masyarakat. Dan

Tugas Akhir ini dibuat untuk mengetahui kesesuaian antara teori yang telah

dipelajari diperkuliahan dengan keadaan dunia kerja saat ini.

Penulis menyampaikan terima kasih terhadap pihak yang telah membantu,

membimbing dan memberi motivasi untuk kelancaran penyelesaian tugas akhir

ini. Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini tidak akan terselesaikan

dengan baik tanpa adanya bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Direktur Akademi Komunikasi Bina Sarana Informatika.

2. Ketua Jurusan Program Studi Hubungan Masyarakat Akademi Komunikasi

Bina Sarana Informatika.

3. Ibu Hermi Pujiyani, S.IK,M.Si selaku pembimbing yang telah memimbing

penulis sehingga terselesaikannya tugas akhir ini.

vii

4. Seluruh Dosen di Akom BSI Kaliabang, yang banyak memberikan ilmunya

kepada penulis selama perkuliahan.

5. Seluruh Staff di perpustakaan BSI, yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk memberikan pinjaman buku-buku bacaan dan tugas akhir.

6. Segenap Karyawan PNS maupun Karyawan TKK Humas SETDA Pemerintah

Kota Bekasi yang selalu membimbing dan mengarahkan penulis selama

melakukan Praktek Kerja Lapangan dan Riset di Humas Pemerintah Kota

Bekasi.

7. Bapak Moh Rusli, S.E selaku Pimpinan Kasubag Dokumentasi Internal Bagian

Humas.

8. Bapak Elyas Ferry Pasaribu, S.Kom selaku Key Informan dalam memberikan

informasi dalam kegiatan ini.

9. Faisal Pratama Putra, SE selaku pembimbing PKL yang telah membantu dan

mengarahkan penulis ketika PKL.

10. Ibu Meiliana, A. Md selaku informan dalam memberikan informasi dalam

kegiatan ini.

11. Seluruh Insan Pers di Humas SETDA Pemerintah Kota Bekasi yang telah

membimbing dan mengajarkan penulis tentang peliputan.

12. Seluruh Insan Pers yang telah meluangkan waktunya untuk menjawab berbagai

pertanyaan yang penulis ajukan ketika penulis melakukan riset.

13. Ucapan terima kasih yang tak terhingga ditujukan kepada keluarga penulis,

terutama Mamah. Yang telah memberikan doa dan dukungan serta semangat

yang luar biasa kepada penulis.

viii

14. Yang tercinta Lutfi Khoerul Anwar beserta keluarga, yang selalu memberikan

cinta dan kasih sayangnya, serta dukungan. Dan selalu terus menemaniku

dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

15. Adikku Popi, yang selalu menghiburku dan selalu setia menemaniku sampai

larut malam dalam mengerjakan tugas akhir ini.

16. Sahabatku (Pizza Hut Delivery), yang selalu menjadi penghibur dan penghilang

rasa jenuhku.

Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu persatu sehingga

terwujudnya penulisan ini. Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini

masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang

bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang.

Akhir kata semoga tugas akhir ini dapat berguna pagi penulis khususnya bagi

para pembaca yang berminat pada umumnya.

Jakarta,16 Juli 2018

Penulis

Debora Harianti Saragih

ix

ABSTRAK

Debora Harianti Saragih (41150212), Strategi Humas Pemerintah Kota

Bekasi dalam Meningkatkan Hubungan Baik dengan Media

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi Humas SETDA

Pemerintah Kota Bekasi dalam menjalin kerjasama dengan media. Dengan kata

lain, ada simbiosis mutualisme yang terbangun di antara keduanya yang pada

akhirnya melahirkan sebuah hubungan yang harmonis. Penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan metode deskriptif dan kualitatif. Pengumpulan data

dilakukan melalui wawancara, dokumentasi serta menggunakan studi kepustakaan

sebagai bahan acuannya. Data-data tersebut kemudian dianalisa secara deskriptif

dengan menggambarkan hasil penelitiannya kedalam bentuk laporan penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam membangun hubungan kerjasama

dengan media, Humas SETDA Pemerintah Kota Bekasi selalu melakukan

kegiatan rutin untuk meningkatkan hubungan baik dengan media. Diantaranya

rekreasi pers, jumpa pers, pers tour, dan melakukan komunikasi interpersonal

dengan insan media. Penelitian juga menunjukkan bahwa hubungan dengan media

yang dilakukan oleh Humas SETDA Pemerintah Kota Bekasi berada dalam

kategori baik. Hubungan yang dibangun antara humas dengan media juga berdiri

di atas prinsip saling menghargai peran dan fungsinya masing-masing.

Kata kunci: Hubungan Media, Strategi Humas

x

Abstract

Debora Harianti Saragih (41150212) Public Relations Strategy of the City

Government Of Bekasi in Improving Good Relations With The Media

This study aims to find out how the strategy of Public Relations of the City

Government of Bekasi in establishing cooperation with the media. In other words,

there is a mutualism symbiosis that awakens between the two that ultimately gives

birth to a positive image. This research was conducted by using descriptive and

qualitative methods. Data collection is done through interviews, documentation

and using literature study as a reference material. The data are then analyzed

descriptively by describing the results of his research into the form of research

reports and using literature study as a reference material. The results showed that

in building a relationship with the media, Public Relations of the City

Government of Bekasi always perform routine activities to improve good relations

with the media. Among the press recreation, press meetings, tour press, and

conduct interpersonal communication with media personnel. Research also shows

that media relations conducted by Bekasi City Government are in good category.

The relationship built between public relations and media also stands on the

principle of mutual respect for each role and function.

Keyword: Media Relations, Public Relations Strategy

xi

DAFTAR ISI

Lembar Judul Tugas Akhir …………………………………… i

Lembar Pernyataan Keaslian Tugas Akhir …………………… ii

Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah …… iii

Lembar Persetujuan dan Pengesahan Tugas Akhir …………… iv

Lembar Konsultasi Tugas Akhir …………………………… v

Kata Pengantar …………………………………………… vi

Abstraksi .............…………………………………………... ix

Abstract ……….…………………………………………... x

Daftar Isi …………………………………………………… xi

Daftar Gambar …………………………………………... xiii

Daftar Tabel …………………………………………………… xiv

Daftar Lampiran …………………………………………… xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………… 1

1.2 Maksud dan Tujuan …………………………… 3

1.2.1. Maksud …………………………… 3

1.2.2. Tujuan …………………………................ 3

1.3 Metode Penelitian …………………………… 3

1.3.1 Teknik Pengumpulan Data …………… 3

1.3.2 Metode Analisa Data …………............... 7

1.3.3 Waktu Penelitian …………………... 8

1.4 Ruang Lingkup …………………………... 9

1.5 Permasalahan Pokok …………………............... 9

1.6 Sistematika Penulisan …………………............... 10

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Umum ................................................................... 11

2.1.1. Definisi Humas………………………….. 11

2.1.2. Fungsi Humas …………………………... 12

2.1.3. Tugas Humas …………………………... 14

2.1.4. Ruang Lingkup ……...………………….. 16

2.1.5. Peran Humas …………………………... 19

2.1.6. Perencanaan Program Humas …………... 23

xii

2.1.7. Proses Perencanaan Kerja Humas……….. 25

2.1.8. Humas Pemerintah ……………............... 27

2.2. Studi Literatur …………………………................ 32

2.2.1. Strategi Humas ……………….................. 32

2.2.2. Media Relations …………………… 34

2.2.3. Media …………………………………… 35

2.2.4. Press Gathering ……...…………………... 37

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Tinjauan Perusahaan …………………………… 39

3.1.1. Sejarah Pemerintah Kota Bekasi………… 39

3.1.2. Visi Misi Pemerintah Kota Bekasi………. 43

3.1.3. Arti Logo Pemerintah Kota Bekasi……… 47

3.1.4. Fasilitas Humas Pemerintah Kota Bekasi 49

3.1.5. Struktur Organisasi Humas …………… 50

3.2. Proses Kerja Program PR …………………… 51

3.2.1. Perencanaan Kegiatan …………… 51

3.2.2. Pelaksanaan Kegiatan .………...……........ 56

3.2.3. Evaluasi ............................................ 57

3.3. Kendala dan Pemecahan …..……………….. 58

3.3.1. Kendala …………………………… 58

3.3.2. Pemecahan …………………………… 58

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan …………………………... 59

4.2. Saran …………………………………… 59

DAFTAR PUSTAKA …………………………………… 61

DAFTAR RIWAYAT HIDUP …………………………… 63

SURAT KETERANGAN PKL/RISET …………………… 64

LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………… 65

xiii

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar III.1 Logo Pemerintah Kota Bekasi ………….. 47

2. Gambar III.2 Struktur Organisasi Humas Pemerintah Kota Bekasi 50

.

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel III.1. SWOT Humas Pemerintah Kota Bekasi ….. 51

Tabel III.2. Kriteria Evaluasi .......................................... 55

xv

DAFTAR LAMPIRAN

A.1. Hasil wawancara dengan Key Informan …………... 65

A.2. Hasil wawancara dengan Informan 1 ………………….. 70

A.3. Hasil wawancara dengan Informan 2 …………………. 73

B.1. Struktur Organisasi Pemerintah Kota Bekasi …………. 76

B.2. Struktur Organisasi Humas Pemerintah Kota Bekasi 77

C.1. Susunan Acara Press Gathering ………………… 78

C.2. Susunan Panitia Press Gathering ………………… 79

D.1. Media Publikasi ………………………………… 81

E.1. Dokumentasi ………………………………………… 82

F.1. Berita Acara Bimbingan Tugas Akhir ………… 91

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hubungan yang baik antara humas dengan media massa sangat

mempengaruhi publikasi yang dikirimkan oleh humas ke media massa. Peran

media memang sudah tidak dapat lagi dipisahkan dari keberadaan dan fungsinya

sebagai media publikasi. Mulai dari kelompok, lembaga, perusahaan, organisasi

sampai pada pemerintahan pun mengetahui seberapa pentingnya peran pers dan

media. Mengetahui peranannya yang sangat penting inilah banyak dari lembaga

tersebut yang mengistimewakan peran media. Salah satunya yaitu pemerintahan

Kota Bekasi khususnya Humas SETDA (Sekretariat Daerah) Pemerintah Kota

Bekasi.

Banyak orang yang beranggapan bahwa humas hanya berkaitan dengan

penyelenggaraan hubungan baik antara pihak perusahaan atau organisasi dengan

pihak media massa. Namun sesungguhnya humas jauh lebih luas dari sekedar

hubungan dengan media massa. Agar suatu organisasi dapat memanfaatkan media

massa, setiap organisasi perlu memahami bagaimana membina hubungan baik

dengan media massa.

Humas pemerintahan dituntut untuk bisa menjembatani antara publik

eksternal dengan publik internal. Sudah menjadi tugas dan fungsi Humas untuk

merealisasikan tugas dan fungsi tersebut, Humas akan membuat sebuah program

yang diharapkan dapat bermanfaat untuk kedua belah pihak. Hal ini yang sangat

disadari oleh Humas SETDA Pemerintah Kota Bekasi. Dalam hal menjawab

permasalahan ini. Humas SETDA Pemerintah Kota Bekasi menjawab lewat

2

program yang diberi nama “Tatap Muka Bersama Walikota dan Wakil Walikota

dengan Insan Pers”. Kegiatan yang diadakan oleh Humas SETDA Pemerintah

Kota Bekasi ini terbilang sukses dalam setiap acaranya, indikator keberhasilannya

pun dapat dilihat dari banyaknya teman-teman pers dan media yang datang dalam

acara tersebut yang telah membuktikan bahwa teman-teman media ini antusias

dengan program yang telah dibuat oleh Humas SETDA Pemerintah Kota Bekasi.

Indikator keberhasilan lainnya adalah dapat dilihat dari banyaknya berita yang

dinaikkan atau tayang oleh para media pasca kegiatan ini berlangsung.

Tujuan daripada dibentuknya kegiatan ini adalah untuk menjalin kemitraan

dengan insan pers dan media menjalin hubungan baik dengan media. Program

yang dijalankan tiga sampai empat kali dalam satu tahun ini dilaksanakan dalam

agenda tahunan dalam satu tahun tersebut. Kegiatan semacam ini diharapkan akan

memupuk rasa pertalian atau kemitraan antara pemerintahan Kota Bekasi

khususnya dengan insan pers dan media, karena pers dan media merupakan salah

satu sasaran Humas dalam konteks publik eksternal.

Selain itu Humas juga merupakan suatu alat untuk memperlancar jalannya

interaksi serta penyebaran informasi. Melalui pers dan media dimana pers dan

media dapat menyebar luaskan dan menginformasikan kembali melalui media

cetak, elektronik dan media lainnya.

Berdasarkan uraian di atas penulis mengangkat tugas akhir ini dengan

judul “Strategi Humas Pemerintah Kota Bekasi dalam Membangun

Hubungan Baik dengan Media”

3

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1. Maksud

Mengetahui secara langsung dan mendalam tentang bagaimana Strategi

Humas Pemerintah Kota Bekasi Dalam Membangun Hubungan Baik Dengan

Media.

1.2.2. Tujuan

1. Tujuan penulis membuat tugas akhir ini adalah untuk mengetahui strategi

yang dilakukan oleh Humas SETDA Pemerintah Kota Bekasi dalam upaya

meningkatkan hubungan yang baik dengan media.

2. Sebagai pemenuhan salah satu syarat kelulusan Diploma Tiga Program

Studi Hubungan Masyarakat Akademi Komunikasi BSI Jakarta.

1.3. Metode Penelitian

1.3.1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data yang diinginkan, peneliti menggunakan beberapa

teknik dalam pengumpulan datanya untuk menghasilkan data yang menunjang

penulisan tugas akhir ini. Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara

yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data.

Menurut Bogdan dalam Sugiyono (2013:244) menyatakan bahwa,

“Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,

sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada

orang lain.”

4

a. Observasi

Adapun observasi ilmiah menurut Garayibah dalam Emzir (2016:38)

adalah “perhatian yang terfokus terhadap gejala, kejadian atau sesuatu dengan

maksud menafsirkannya, mengungkapkan faktor-faktor penyebabnya, dan

menemukan kaidah-kaidah yang mengaturnya”.

Menurut Patton dalam Emzir (2016:65) pengertian observasi adalah:

Observasi atau pengamatan merupakan deskripsi kerja lapangan kegiatan,

perilaku, tindakan, percakapan, interaksi interpersonal, organisasi atau

proses masyarakat, atau aspek lain dari pengalaman manusia yang dapat

diamati.

Menurut Ardianto (2016:39-40) observasi dapat pula dibedakan

berdasarkan peran peneliti, menjadi observasi partisipan (participant observation)

dan observasi non partisipan (non-participant observation)

a) Observasi partisipan adalah observasi yang dilakukan oleh peneliti yang

berperan sebagai anggota yang berperan serta dalam kehidupan

masyarakat topik penelitian.

b) Observasi non-partisipan adalah observasi yang menjadikan peneliti

sebagai penonton atau penyaksi terhadap gejala atau kejadian yang

menjadi topic penelitian.

Dalam hal ini peneliti menggunakan jenis observasi partisipan dimana

peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati.

b. Wawancara

Menurut Ardianto (2016:163) wawancara adalah:

“sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan

cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan

responden atau orang yang diwawancarai”. Inti dari teknik pengumpulan

data dengan wawancara ini bahwa di setiap penggunaan teknik ini selalu

ada beberapa pewawancara,materi wawancara dan pedoman wawancara”

Wawancara menurut Garabiyah dalam Emzir (2016:50) dapat

didefinisikan sebagai berikut:

“Interaksi bahasa yang berlangsung antara dua orang dalam situasi saling

berhadapan salah seorang, yaitu yang melakukan wawancara meminta

informasi atau ungkapan kepada orang yang diteliti yang berputar di

sekitar pendapat dan keyakinannya”.

5

Menurut Bungin dalam Ardianto (2016:164)

“wawancara memiliki dua bentuk, yaitu wawancara sistematik dan

wawancara terarah”. Wawancara sistematik adalah wawancara yang

dilakukan terlebih dahulu, pewawancara mempersiapkan pedoman tertulis

tentang apa yang hendak ditanyakan kepada responden. Wawancara

terarah dilakukan secara bebas, tetapi tidak terlepas dari pokok

permasalahan yang akan ditanyakan kepada responden dan telah

dipersiapkan sebelumnya oleh pewawancara”

c. Kepustakaan

Studi kepustakaan digunakan sebagai sumber pendukung dalam penelitian.

Peneliti melakukan dengan cara membaca sebanyak-banyaknya informasi dari

sumber data tertulis yang memberikan informasi tentang penelitian yang

dilakukan.

Studi kepustakaan menurut Nazir (2013:93) yaitu:

“Teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaan terhadap

buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang

ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan”. Teknik ini

digunakan untuk memperoleh dasar-dasar dan pendapat secara tertulis

yang dilakukan dengan cara mempelajari berbagai literatur yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti”

Menurut Raco (2013:104) menyimpulkan bahwa:

“Tinjauan pustaka adalah buku yang tertulis berupa buku, jurnal yang

membahas tentang topik yang hendak diteliti. Tinjauan pustaka membantu

peneliti untuk melihat ide-ide, pendapat dan kritik tentang topik tersebut

yang sebelumnya dibangun dan dianalisis oleh para ilmuwan sebelumnya”

Menurut Sugiyono (2016:291) studi kepustakaan adalah “Kajian teoritis

dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan norma yang

berkembang pada situasi sosial yang diteliti, selain itu studi kepustakaan sangat

penting dalam melakukan penelitian. Hal ini dikarenakan penelitian tidak akan

lepas dari literatur – literatur ilmiah”

6

1.2. d. Dokumentasi

Menurut Ardianto (2016:167) metode dokumentasi (metode pustaka pen)

adalah “Salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi

peneliti sosial untuk menelusuri data historis. Sebagian besar data yang tersedia

berbentuk surat, catatan harian, kenangan-kenangan, dan laporan”.

Menurut Sugiyono (2013:240) Dokumentasi merupakan catatan peristiwa

yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang.

Menurut Usman dkk (2017:106) Teknik pengumpulan data dengan

dokumentasi ialah:

“Pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen”.

Keuntungan menggunakan dokumentasi ialah biayanya yang relatif murah,

serta waktu dan tenaga yang lebih efisien. Sedangkan kelemahannya

adalah data yang diambil dari dokumen sudah cenderung lama, dan kalau

ada yang salah cetak maka peneliti ikut salah pula mengambil datanya.

Data-data yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi cenderung

merupakan data sekunder”

Menurut Bungin dalam Gunawan (2013:117) menjelaskan bahwa, “teknik

pengumpulan data dengan dokumentasi adalah:

“Salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

sosial untuk menelusuri data historis. Teknik dokumen meski pada

mulanya jarang diperhatikan dalam penelitian kualitatif, pada masa kini

menjadi salah satu bagian yang penting dan tak terpiskan dalam penelitian

kualitatif. Hal ini disebabkan oleh adanya kesadaran dan pemahaman baru

yang berkembang di para peneliti bahwa banyak sekali data yang

tersimpan dalam bentuk dokumen”

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi

dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Maka, peneliti mendapatkan data dari

sumber non insani seperti foto dan video, serta profil humas dan data-data lain

yang diperlukan peneliti.

7

1.3.2. Metode Analisa Data

1. Pendekatan Penelitian (Kualitatif)

Menurut Patton dalam Emzir (2016:65) terdapat tiga jenis data dalam

penelitian kualitatif, yaitu:

1. Wawancara

Pertanyaan terbuka dan teliti hasil tanggapan mendalam tentang pengalaman,

persepsi, pendapat, perasaan dan pengetahuan orang.

2. Pengamatan

Deskripsi kerja lapangan kegiatan, perilaku, tindakan, percakapan, interaksi

interpersonal, organisasi atau proses masyarakat, atau aspek lain dari

pengalaman manusia yang diamati.

3. Dokumen

Bahan dan dokumen tulis lainnya dari memorandum organisasi, klinis, atau

catatan program; dan coinformance, publikasi dan laporan resmi, catatan

harian pribadi, surat-surat, karya-karya artistik, foto, dan memorabilia dan

tanggapan tertulis untuk survey terbuka.

Menurut Emzir (2016:66) “Pada umumnya studi kualitatif tidak

menggunakan satu jenis data saja, seperti transkrip wawancara, tetapi

menggunakan suatu variasi sumber data”.

Menurut Gunawan (2013:142) metode pemgumpulan data yang dilakukan

dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:

“Penelitian kualitatif menggunakan berbagai metode pengumpulan data,

seperti wawancara individual, wawancara kelompok, penelitian dokumen

dan arsip, serta penelitian lapangan. Antara metode satu dengan yang

lainnya tidak saling terpisah, tetapi saling berkaitan dan saling mendukung

untuk menghasilkan data yang sesuai dengan kebutuhan. Data yang

diperoleh melalui metode lain disilangkan dengan data yang diperoleh

sehingga menghasilkan data yang sesuai dengan kenyataan”

8

2. Jenis Penelitian (Deskriptif)

Menurut Suryani dalam Hendrayadi (2015:118) berpendapat penelitian

deskriptif adalah “penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan data, baik

dalam bentuk table, grafik, mencari rata – rata (mean), nilai tengah (median),

standar deviasi dan lainnya”.

Menurut Sugiyono (2013:53) definisi metode deskriptif adalah:

suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap

keberadaan variable mandiri, baik hanya satu variabel atau lebih (variabel

mandiri adalah variabel yang berdiri sendiri, bukan variabel independen

selalu dipasangkan dengan variabel dependen)

Menurut Timotius (2017:51) penelitian deskriptif adalah “jenis penelitian

yang memberikan uraian tentang permasalahan atau suatu keadaan tertentu tanpa

ada perlakuan terhadap objek yang diteliti”.

Peneliti menggunakan metode deskriptif karena data yang diperoleh

berupa kata-kata atau kalimat dari hasil pengamatan, wawancara dan dokumen

yang peneliti lakukan selama pelaksanaan penelitian.

1.3.3. Waktu Penelitian

a. Penelitian dilakukan di Humas SETDA Pemerintah Kota Bekasi yang

berlokasi di Lantai 1 Gedung Baru Pusat Pemerintah Kota Bekasi, Jl.

Ahmad Yani No. 1 Bekasi Selatan.

b. Agar penelitian ini sesuai dengan apa yang diharapkan maka penulis

membatasi ruang lingkup penelitian yaitu Strategi Humas Pemerintah

Kota Bekasi dalam Meningkatkan Hubungan Baik dengan Media.

c. Penelitian ini berlangsung kurang lebih 1 bulan, dimulai dari bulan

Mei 2018 hingga Juni 2018.

9

1.4. Ruang Lingkup Permasalahan

Adapun ruang lingkup masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini

dibatasi pada “Strategi Humas Pemerintah Kota Bekasi dalam

Meningkatkan Hubungan Baik dengan Media” Sehingga konsep yang penulis

bahas nanti adalah pengertian humas, tugas dan fungsi humas, peran humas,

proses kerja humas, program kerja humas, strategi humas, ruang lingkup humas,

media relations dan press gathering.

1.5. Permasalahan Pokok

Adanya sebuah humas dalam sebuah pemerintahan merupakan keharusan

yang fungsional dalam rangka penyebaran tentang aktifitas instansi pemerintahan

baik penyebaran pada publik internal maupun pada publik eksternal. Pada Publik

eksternal Humas memberikan informasi kepada khalayak sesuai dengan kebijakan

instansi pemerintah tersebut. Sedangkan pada publik internal humas wajib

menyerap reaksi dari khalayak untuk kepentingan instansi dari pemerintahan

tersebut.

Pentingnya peran media dalam mempublikasikan kegiatan yang di

lakukan, menyadari bahwa humas pemerintah harus dapat menjalin hubungan

baik dengan media. Melihat dari latar belakang tersebut maka perlu adanya

beberapa cara dalam meningkatkan media relations melalui peran humas.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan perumusan

permasalahan penulisan ini terpusat pada “Strategi Humas Pemerintah Kota

Bekasi dalam Meningkatkan Hubungan Baik dengan Media”

10

1.6. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang akan dibahas dalam setiap bab adalah

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam BAB I Penulis membahas tentang latar belakang dalam

pemilihan judul, maksud dan tujuan dari penelitian, metode

penelitian yang dipakai, membahas ruang lingkup penelitian dan

yang terakhir adalah membahas tentang permasalahan pokok

tentang penelitian yang diambil.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam BAB II ini penulis akan membahas tentang landasan teori

secara umum yang dilanjutkan dengan studi literatur yang

membahas tentang strategi humas, media relations, media, dan

press gathering

BAB III PEMBAHASAN

Dalam BAB III Penulis membahas tentang tinjauan perusahaan,

visi dan misi perusahaan, proses kegiatan dan program humas,

evaluasi lalu dilanjutkan dengan kendala dan pemecahan.

BAB IV PENUTUP

Dalam BAB IV penulis akan mengakhiri laporan penelitian dengan

memasukan kesimpulan dari kegiatan tersebut serta saran-saran

yang diberikan..

11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Umum

2.1.1. Definisi Humas

Menurut Dayanti dkk (2015:2.4) Humas adalah “Suatu jalinan saling

menguntungkan antara organisasi atau personal dengan publiknya yang didasari

oleh kesadaran saling membutuhkan dan menghargai kepentingan masing-

masing”.

Menurut Cutlip, Center dan Broom dalam Ardianto (2016:8) definisi

Public Relations yaitu:

(Public relations is the management function which evaluation public

attiudes, identifies the polices and procedures of an individual or an

organization with the public interest, and plans and excutes a program of

action to earn public understanding and accepences)

Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap-sikap

publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur dari

individu atau organisasi atas dasar kepentingan publik dan melaksanakan

rencana kerja untuk memperoleh pengertian dan pengakuan public

Menurut Byron Christian dalam Ardianto (2016:10) definisi Public

Relations yaitu “Suatu usaha sadar memotivasi terutama melalui komunikasi agar

orang-orang terpengaruh, timbul pikiran yang sehat terhadap suatu organisasi,

memberi rasa hormat, mendukung dan memberi kesadaran dengan berbagai

cobaan masalah”.

12

2.1.2. Fungsi Humas

Menurut pakar Humas Internasional, Cutlip & Centre dalam Dayanti dkk

(2015:4.26) Fungsi Public Relations meliputi hal sebagai berikut :

1. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi.

2. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan

informasi dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini publik

kepada perusahaan.

3. Melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan organisasi untuk

kepentingan umum.

4. Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan publik, baik

internal maupun eksternal.

Menurut Berneys dalam Ruslan (2016:18) terdapat 3 fungsi utama humas,

yaitu:

1. Memberikan penerangan kepada masyarakat.

2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara

langsung.

3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan/lembaga

sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya.

13

Menurut Kriyantono (2013:81) menyatakan secara garis besar humas

mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan dan publiknya

(maintain good communication)

2. Melayani kepentingan publik dengan baik (serve public’s interest)

3. Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik (maintain good

morals&manners)

Menurut Bertrand R Canfield dalam Mukarom dan Laksana (2015:55)

Fungsi Public Relations adalah sebagai berikut :

1. Mengabdi pada kepentingan umum

Jika tidak untuk kepentingan publik, baik internal maupun eksternal, tidak

mungkin akan tercipta hubungan yang menyenangkan. Sebaliknya suatu

badan/perusahaan dapat sukses apabila segala tindakannya merupakan

pengabdian kepada kepentingan umum.

2. Memelihara komunikasi yang baik

Seorang pimpinan yang melakukan kegiatan Public Relations akan berhasil

dalam kepemimpinannya apabila ia tidak takut bergaul dengan para

karyawannya.

3. Menitik beratkan pada moral dan tingkah laku yang baik

Seorang pemimpin yang baik dalam tingkah lakunya akan mementingkan

moralitas.

14

2.1.3. Tugas Humas

Menurut Ruslan (2014:89) menjelaskan ada lima Tugas pokok humas,

yaitu sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi secara

lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada publiknya agar mempunyai

pengertian yang benar tentang organisasi atau perusahaan, tujuan, serta

kegiatan yang dilakukan.

2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum atau

masyarakat.

3. Memperbaiki citra perusahaan.

4. Citra perusahaan bisa merupakan gambaran dari pimpinan, harapan dan

sebagainya.

5. Komunikasi humas mempunyai bentuk komunikasi yang khusus, komunikasi

timbal balik, maka pengetahuan komunikasi menjadi modalnya.

Lebih lanjut menurut Ruslan tugas Humas yaitu agar publik tahu tentang

lembaga, memonitor segala hal yang terjadi menyangkut lembaga, analisis reaksi

setiap kebijakan yang dibuat, sebagai komunikasi dua arah.

15

Menurut Dayanti dkk (2015:4.26) ada tiga tugas humas dalam organisasi/

lembaga. Ketiga tugas tersebut sebagai berikut:

1. Mengintepretasikan, menganalisis, dan mengevaluasi kecenderungan perilaku

publik, kemudian direkomendasikan kepada manajemen untuk merumuskan

kebijakan organisasi/lembaga.

2. Mempertemukan kepentingan organisasi/lembaga dengan kepentingan publik.

Kepentingan organisasi/lembaga dapat jauh berbeda dengan kepentingan

publik dan sebaliknya.

3. Mengevaluasi program-program organisasi/lembaga, khususnya yang

berkaitan dengan publik.

Menurut Rachmadi dalam Suprawoto (2018:60) tugas humas secara umum

adalah sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab kepada publik, sehingga

mempunyai pengertian yang benar tentang hal-ikhwal lembaga, segenap

tujuan serta kegiatan yang dilakukan.

2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat

masyarakat.

3. Mempelajaridan melakukan analisis reaksi publik terhadap kebijakan

lembaga, maupun segala macam pendapat.

4. Menyelenggarakan hubungan yang baik dengan masyarakat dam media massa

untuk memperoleh public favour, public opinion, dan perubahan sikap.

16

2.1.4. Ruang Lingkup Humas

Menurut Kriyantono dalam Suprawoto (2018:76) Ruang lingkup pekerjaan

humas setidak-tidaknya ada tujuh, yakni:

1. Publication and publicity

Yaitu memperkenalkan perusahaan atau organisasi kepada publik melalui

berbagai media yang ada, baik itu media mainstream maupun media baru.

2. Events

Yaitu mengorganisasi event atau kegiatan sebagai upaya membentuk citra.

Kegiatan ini bisa bentuk mandiri seperti ikut pameran, maupun memberi

sponsor di acara tertentu.

3. News

Seorang humas harus memiliki keterampilan menulis, seperti release,

newsletter, berita, dan lain sebagainya.

4. Community involvement

Yaitu memupuk keterlibatan masyarakat sekitar. Hal ini sangat penting bahwa

kehadiran perusahaan atau organisasi bagi masyarakat sekitar harus

merupakan berkah bukan sebaliknya. Untuk memupuk keterlibatan

masyarakat dapat dilakukan salah satunya kegiatan misalnya, peringatan HUT

perusahaan atau peringatan lainnya dengan melibatkan masyarakat sekitarnya.

17

5. Identy-media

Bahwa pekerjaan humas adalah membina hubungan dengan media. Karena

sangat penting untuk memperoleh publisitas melalui media. Dan juga

sebaliknya bahwa media perlu humas sebagai sumber beritanya.

6. Lobbying

Humas dituntut untuk memliki kemampuan persuasi dan negosiasi. Keahlian

ini sangat penting, apalagi ketika perusahaan atau organisasi menghadapi

sebuah krisis yang disebabkan adanya sebuah tuntutan atau bentuk lainnya.

7. Social investment

Humas juga harus memiliki program untuk kepentingan umum, seperti

program bantuan untuk peduli bencana, pengobatan gratis, beasiswa dan

sebagainya. Aspek tanggung jawab sosial dalam dunia public relation sangat

penting. Public Relations tidak hanya memikirkan keuntungan bagi lembaga

atau organisasi serta tokoh yang diwakilinya, tetapi juga kepedulian kepada

masyarakat.

Public Relations Mix ini juga biasa disebut sebagai bauran Public Relation

atau bisa disingkat menjadi PENCILS, adalah sebuah strategi PR dalam

melaksanakan tugas, peran dan fungsinya sesuai pada jalurnya dan didalam

konsep ini memiliki komponen – komponen yang saling berhubungan dalam

praktek kerja PR

Menurut Ruslan (2016:23) ruang lingkup tugas humas dalam sebuah

organisasi/lembaga antara lain meliputi aktivitas sebagai berikut:

18

1. Membina hubungan ke dalam (public internal) yang dimaksud publik internal

adalah publik yang menjadi bagian dari unit/badan/perusahaan atau organisasi

itu sendiri. Seorang Public Relations harus mampu mengidentifikasikan atau

mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif dalam masyarakat,

sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi.

2. Membina hubungan ke luar (public eksternal) yang dimaksud publik eksternal

adalah publik umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan

gambaran publik yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya.

Dengan demikian, seperti yang dijelaskan diatas, Peran Humas/PR tersebut

bersifat dua arah yaitu berorientasi ke dalam (inward looking), dan keluar

(outward looking)

Menurut Cutlip dalam Mukarom dan Laksana, (2015:57) Ruang Lingkup

humas dapat dikelompokan dalam berbagai bidang pekerjaan, yaitu:

“Menjadikan iklan sebagai bagian dari pemasaran dan menggabungkan

press agentry merupakan bagian dari publisitas. Hal ini dikarenakan press

agentry merupakan bagian dari publisitas, sedangkan iklan menjadi salah

satu kegiatan pemasaran. Ruang lingkup pekerjaan humas dapat dibagi

lagi menjadi enam bidang pekerjaan, yaitu publisitas, pemasaran, public

affairs, manajemen isu, lobi dan hubungan investor”

Morissan dalam Ishaq (2017:20) juga mengemukakan “Pada awal

perkembangannya, ruang lingkup public relations hanya sebatas

menangani kegiatan yang berhubungan dengan media massa. Bahkan

hingga saat ini pun banyak pihak yang masih beranggapan bahwa public

relations hanya mengurus wartawan dan media massa. Selain itu, pada

awalnya ruang lingkup humas hanya berkisar pada kegiatan publisitas atau

propaganda sehingga orang cenderung memahami public relations sama

dengan propaganda dan publisitas.”

Selanjutnya Ishaq (2017:21) menuliskan pendapat Cutlip, Center, dan

Broom yaitu: “The Contemporary meaning and practice of public relations

includes all of the following activities and specialties (publicity,

advertising, press agentry, public affairs, issues management, lobbying,

and investor relations).”Perkembangan mutakhir humas mencakup seluruh

kegiatan terutama adalah publisitas, iklan, press agentry, public affairs,

manajemen isu, lobi, dan hubungan investor.

19

2.1.5. Peran Humas

Menurut Lattimore dalam Kriyantono (2014:83) Peran Humas yaitu:

“Terdapat dua peran yang diharapkan dilakukan terus menerus oleh Public

Relations. Pertama, peran teknis, yaitu hal-hal yang menyangkut pekerjaan

teknis seperti menulis, press release, membuat newsletter, fotografi,

membuat produksi audio visual, dan menggelar event. Kedua, peran

manajerial, yaitu berkaitan dengan aktivitas yang membantu manajemen

dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah”

Lebih lanjut menurut Lattimore dalam melaksanakan peran manajerial,

Public Relations bertindak sebagai:

1. Penasehat Ahli (Expert presciber)

Seorang ahli yang mampu mengidentifikasi masalah, mengusulkan berbagai

alternatif pemecahan masalah, dan melaksanakan upaya pemecahan

masalahnya.

2. Fasilitator Komunikasi (Communication facilitator)

Seseorang yang menjadi mediator dan fasilitator yang menyediakan saluran

komunikasi dua arah timbal balik antara organisasi dan publiknya.

3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem-solving facilitator)

Seseorang yang mampu bertindak sebagai partner, mitra, atau teman bagi

manajemen senior dalam upaya mengatasi berbagai persoalan yang menimpa

organisasi.

4. Teknisi Komunikasi (Communication technician)

Praktisi humas hanya menyediakan layanan teknis komunikasi method of

communication in organization yaitu secara teknis berkomunikasi dalam

organisasi tergantung bagian.

20

Menurut Dozier & Broom dalam Mukarom dan Laksana (2015:20)

peranan Public Relations dalam suatu organisasi dapat dibagi menjadi empat

kategori yaitu :

1. Penasehat Ahli (Expert prescriber)

Seorang praktisi pakar Public Relations yang berpengalaman dan memiliki

kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian

masalah hubungan dengan publiknya (public relationship). Hubungan praktisi

pakar Public Relations dengan manajemen organisasi seperti hubungan antara

dokter dengan pasiennya. Artinya, pihak manajemen bertindak pasif untuk

menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan atau usulan dari pakar

Public Relations (expert prescriber) tersebut dalam memecahkan dan

mengatasi persoalan Public Relations yang tengah dihadapi oleh organisasi

bersangkutan.

2. Fasilitator Komunikasi (Communication fasilitator)

Dalam hal ini, praktisi PR bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk

membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan

dan diharapkan oleh publiknya. Dipihak lain, dia juga dituntut mampu

menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada

pihak publiknya. Sehingga dengan komunikasi timbal balik tersebut dapat

tercipta saling pengertian, mempercayai, menghargai, mendukung dan

toleransi yang baik dari kedua belah pihak.

21

3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem solving process fasilitator)

Peranan praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan Public Relations ini

merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu

pimpinan organisasi baik sebagai penasihat (adviser) hingga mengambil

tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang

tengah dihadapi secara rasional dan profesional. Biasanya dalam menghadapi

suatu krisis yang terjadi, maka dibentuk suatu tim posko yang dikoordinir

praktisi ahli Public Relations dengan melibatkan berbagai departemen dan

keahlian dalam satu tim khusus untuk membantu organisasi, perusahaan dan

produk yang tengah menghadapi atau mengatasi persoalan krisis tertentu.

4. Teknisi Komunikasi (Communication technician)

Berbeda dengan tiga peranan praktisi Public Relations profesional sebelumnya

yang terkait erat dengan fungsi dan peranan manajemen organisasi. Peranan

communication technician ini menjadikan praktisi Public Relations sebagai

journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi,

baik arus maupun media komunikasi yang dipergunakan dari tingkat pimpinan

dengan bawahan akan berbeda dari bawahan ke tingkat atasan. Hal yang sama

juga berlaku pada arus dan media komunikasi antara satu level, misalnya

komunikasi antar karyawan satu departemen dengan lainnya (employee

relations and communication media model)

Menurut Dozier dan Broom dalam Gassing dan Suryanto (2016:107)

peranan praktisi PR dibedakan menjadi dua, yakni peran manajerial

(communication manger role) dan peranan teknis (communication technician

22

role). Peranan manajerial dapat diuraikan menjadi tiga bagian, yakni expert

preciber fasilitator, problem solving process facilitator dan communication

facilitator.

1. Penasehat Ahli (Expert Preciber Communication)

Praktisi PR diposisikan sebagai ahli dan menjadi penasihat bagi pimpinan

organisasi. Peran sebagai penasihat meliputi memberikan masukan dan

pertimbangan terkait proses pembuatan keputusan.

2. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Facilitator)

Praktisi PR menjadi fasilitator ketika menyelesaikan suatu masalah. Apabila

memungkinkan, praktisi PR dapat menjadi leader dalam penanganan krisis.

Untuk menjalankan peran ini, maka praktisi PR dituntut memiliki kualitas

professional, baik secara teoretis maupun teknis.

3. Fasilitator Komunikasi (Communicator Facilitator)

Praktisi PR berperan sebagai fasilitator atau jembatan komunikasi antara

organisasi dengan publik, baik internal maupun eksternal. Termasuk

didalamnya, praktisi PR harus mampu menjadi penengah.

4. Teknisi Komunikasi (Techincian Communicator)

Praktisi PR dianggap sebagai pelaksana teknis komunikasi yang menyediakan

layanan di bidang teknis. Praktisi PR dituntut memahami dan menguasai

berbagai alat komunikasi.

23

2.1.6. Perencanaan Program Humas

Menurut Cutlip, Center & Broom dalam Ruslan (2016:157) “perencanaan

program Public Relations harus didasarkan kepada analisis lingkungan situasi dan

kondisi” yaitu :

1. A searching look backward, yaitu penelusuran masa lampau atau sejarah

organisasi untuk menetapkan faktor-faktor yang memegang peranan penting

dalam situasi yang sedang terjadi.

2. A deep look inside, yaitu penelaahan terhadap fakta-fakta dan pendapat yang

dipertimbangkan, dipandang dari sudut tujuan organisasi dan kemampuan

internal organisasi.

3. A wide look around, yaitu melihat kecenderungan-kecenderungan yang ada

pada berbagai aspek (politik, sosial, dan ekonomi) di sekeliling kita, serta

situasi dan kondisi saat ini untuk rencana mendatang.

4. A long, long looks ahead, (jauh memandang ke depan); tujuan dan

pelaksanaan program organisasi ditentukan berdasarkan misi organisasi yang

cukup realistik dan kemudahan dalam mencapai tujuan.

Menurut Morrisan dalam Mukarom dan Laksana (2015:198) untuk

merencanakan program Public Relations diperlukan beberapa langkah sebagai

berikut:

1. Membuat manajemen praktis (strategic management)

2. Membuat pernyataan misi (missions statements)

3. Membuat dan mengacu pada teori kerja (working theory)

4. Penentuan target khalayak (audiens)

24

Menurut Morrisey dalam Mukarom dan Laksana (2015:190) proses

perencanaan dan penetapan program humas mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Menetapkan peran dan misi, yaitu menentukan sifat dan ruang lingkup tugas

yang hendak dilaksanakan.

2. Menentukan wilayah sasaran, yaitu menentukan dimana praktisi humas harus

mencurahkan waktu, tenaga, dan keahlian yang dimiliki.

3. Mengidentifikasi dan menentukan indikator efektifitas (indicators of

evectiveness) dari setiap pekerjaan yang dilakukan.

4. Memilih dan menentukan sasaran atau hasil yang ingin dicapai.

5. Mempersiapkan rencana tindakan yang terdiri dari langkah-langkah, yaitu :

a. Programming - menentukan urutan tindakan yang akan dilakukan

untuk mencapai tujuan.

b. Penjadwalan (scheduling)- menentukan waktu yang diperlukan untuk

melaksanakan tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran

c. Anggaran (Budgeting)- menentukan sumber-sumber yang dibutuhkan

d. Pertanggung jawaban - menetapkan siapa yang akan mengawasi

pemenuhan tujuan.

e. Menguji dan merivisi rencana sementara (Tentative Plan) sebelum

rencana tersebut dilaksanakan.

f. Membangun pengawasan, yaitu memastikan tujuan akan terpenuhi.

g. Komunikasi - menentukan komunikasi organisasi yang diperlukan

untuk mencapai pemahaman serta komitmen.

h. Pelaksanaan - memastikan persetujuan diantara semua pihak yang

terlibat mengenai komitmen yang dibutuhkan.

25

2.1.7. Proses Perencanaan Kerja Humas

Menurut Cutlip, Center dan Broom dalam Dayanti dkk (2015:6.2)

menggambarkan proses Public Relations dalam empat tahapan, yaitu:

1. Fact finding

Fact finding adalah mencari dan mengumpulkan fakta/data sebelum

melakukan tindakan. Praktisi humas sebelum melakukan sesuatu kejadian

harus terlebih dahulu mengetahui apa yang diperlukan publik, siapa saja yang

termasuk publik, dan bagaimana keadaan publik.

2. Planning

Planning adalah berdasarkan fakta membuat rencana tentang apa yang harus

dilakukan dalam menghadapi berbagai masalah yang timbul.

3. Communication

Communication adalah rencana yang disusun dengan baik sebagai hasil

pemikiran yang matang berdasarkan fakta/data tadi, kemudian

dikomunikasikan atau dilakukan kegiatan operasional.

4. Evaluation

Evaluation adalah mengadakan evaluasi tentang suatu kegiatan, apakah

tujuan sudah tercapai atau belum. Evaluasi itu dapat dilakukan secara

kontinyu. Hasil evaluasi itu menjadi dasar kegiatan humas berikutnya.

Sementara menurut Mukarom dan Laksana (2015:196) menjelaskan bahwa:

Perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi (perusahaan),

kemudian menyajikan (mengartikulasikan) dengan jelas strategi-strategi

(program), taktik-taktik (tata cara pelaksanaan program), dan operasi

(tindakan) yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan secara

menyeluruh.

26

Menurut Cutlip, Center & Broom dalam Ruslan (2016:148) menyatakan

“proses perencanaan program kerjanya melalui empat tahapan atau langkah-

langkah pokok” yang menjadi landasan acuan untuk pelaksanaan program kerja

kehumasan adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dan mendengarkan (Research – Listening)

Dalam tahap ini, penelitian yang dilakukan berkaitan dengan opini, sikap dan

reaksi dari mereka yang berkepentingan dengan aksi dan kebijaksanaan-

kebijaksanaan suatu organisasi. Setelah itu baru dilakukan pengevaluasian

2. Perencanaan dan mengambil keputusan (Planning – Decision)

Dalam tahap ini sikap, opini, ide-ide, dan reaksi yang berkaitan dengan

kebijaksanaan serta penetapan program kerja organisasi yang sejalan dengan

kepentingan atau keinginan pihak yang berkepentingan mulai diberikan

3. Mengkomunikasikan dan pelaksanaan (Communication – Action)

Dalam tahapan ini informasi yang berkenaan dengan langkah-langkah yang

akan dilakukan dijelaskan sehingga mampu menimbulkan kesan-kesan yang

secara efektif dapat mempengaruhi pihak-pihak yang dianggap penting dan

berpotensi untuk memberikan dukungan sepenuhnya.

4. Mengevaluasi (Evaluation)

Pada tahapan ini, pihak Public Relations atau humas mengadakan penilaian

pada hasil-hasil dari program-program kerja atau aktivitas humas yang telah

dilaksanakan. Termasuk mengevaluasi keefektifitasan dari teknik-teknik

manajemen dan komunikasi yang telah dipergunakan

27

2.1.8. Humas Pemerintah

1. Pengertian Humas Pemerintah

Menurut Rachmadi dalam Suprawoto (2018:77) definisi Humas

Pemerintah dapat dikatakan hampir sama dengan definisi humas pada umumnya

yaitu “Suatu keharusan fungsional dalam rangka tugas penyebaran informasi

kebijakan, program dan kegiatan-kegiatan lembaga pemerintah kepada

masyarakat”.

2. Fungsi Humas Pemerintah

Menurut I Gusti Ngurah Putra dalam Suprawoto (2018:67) fungsi Humas

Pemerintah sebenarnya jika dipandang secara khusus ada dua, yaitu:

a. Information release, artinya Humas Pemerintah harus selalu

mengkomunikasikan setiap langkah, tindakan, program dan kebijakan kepada

semua lapisan masyarakat agar dipahami.

b. Information seeking, artinya Humas Pemerintah juga sebagai mata dan

telinga lembaga. Oleh sebab itu, Humas Pemerintah harus dapat mendengar

aspirasi masyarakat sebagai masukan dan pertimbangan dalam membuat

kebijakan

Menurut Lattimore dalam Suprawoto (2018:67) Fungsi Humas Pemerintah

adalah:

Berfungsi seperti praktisi Public Relations yang lainnya. Berusaha untuk

mencapai saling pengertian antar lembaga dan masyarakat mereka dengan

mengikuti proses Public Relations. Humas Pemerintah juga berfungsi

mengukur opini publik, merencanakan dan mengatur efektifitas humas,

menyusun pesan untuk khalayak internal dan eksternal, dan mengatur

efektifitas dari keseluruhan prosesnya.

28

3. Tugas Humas Pemerintah

Menurut Rachmadi dalam Suprawoto (2018:63) Tugas Humas Pemerintah,

yaitu:

a. Memberikan penerangan dan pendidikan kepada masyarakat tentang

kebijakan-kebijakan, langkah-langkah, dan tindakan-tindakan pemerintah,

serta memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa informasi yang

diperlukan secara terbuka, jujur dan objektif.

b. Memberikan bantuan kepada media berita (news media) berupa bahan-bahan

informasi mengenai kebijakan dan langkah-langkah serta tindakan pemerintah,

termasuk fasilitas peliputan kepada media berita untuk acara-acara resmi.

c. Mempromosikan kemajuan pembangunan ekonomi dan kebudayaan yang

telah dicapai oleh bangsa kepada khalayak di dalam negeri dan di luar negeri.

d. Memonitor pendapat umum tentang kebijakan pemerintah, selanjutnya

menyampaikan tanggapan masyarakat dalam bentuk feedback kepada

pimpinan instansi-instansi pemerintah yang bersangkutan sebagai input.

Menurut Cutlip, Center dan Broom dalam Dayanti, dkk (2015:5.6)

menyatakan bahwa Tugas Humas Pemerintahan yang utama sebagai berikut :

a. Menyosialisasikan program-program pemerintah agar mendapat dukungan

penuh dari rakyat.

b. Mengkampanyekan peraturan-peraturan pemerintah serta perundang-

undangan baru agar diketahui dan dipatuhi masyarakat.

c. Mengupayakan agar pemilih mendukung kebijakan-kebijakan pemerintah

yang tengah berkuasa.

29

4. Ruang Lingkup Humas Pemerintah

Menurut Barneys dalam Suprawoto (2018:77) berpendapat bahwa ruang

lingkup Humas Pemerintah lebih ditekankan secara umum, tidak teknis, adapun

ruang lingkup Humas Pemerintah secara umum adalah:

a. Memberi informasi kepada masyarakat.

b. Persuasi yang di maksudkan untuk mengubah sikap dan tingkah laku

masyarakat terhadap lembaga dan kepentingan kedua belah pihak.

c. Usaha untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan antar lembaga dengan

sikap dan perbuatan masyarakat.

Menurut Ardianto (2016:241) “Public Relations dalam dunia pemerintah

memiliki dua ruang lingkup, baik ke dalam (publik internal) maupun ke luar

(publik eksternal)”. Kegiatan Public Relations yang bersifat internal, yaitu:

a. Mengadakan analisis terhadap kebijakan partai politik yang sudah dan sedang

berjalan.

b. Mengadakan perbaikan sebagai kelanjutan dari analisis yang dilakukan

terhadap kebijakan publik, baik yang sedang berjalan maupun terhadap

perencanaan kebijakan publik baru.

Lebih lanjut menurut Ardianto kegiatan Public Relations yang bersifat

eksternal, yaitu:

a. Memberikan atau menyebarkan pernyataan-pernyataan secara jujur dan

objektif kepada publik, dengan dasar mengutamakan kepentingan publik.

Pesan yang disampaikan harus direncanakan secermat mungkin.

30

5. Peran Humas Pemerintah

Menurut Moore dalam Suprawoto (2018:88) mengemukakan bahwa

“peran humas dalam pemerintahan pada dasarnya berlandaskan terhadap dua fakta

yang harus mendapat perhatian” yaitu :

a. Masyarakat mempunyai hak untuk mengetahui. Oleh karena itu, pemerintah

mempunyai tanggung jawab guna memberikan penjelasan kepada masyarakat

apa saja yang dilakukan dan juga tidak dilakukan.

b. Ada sebuah kebutuhan dari pemerintah untuk menerima masukan dari

masyarakat tentang persoalan baru dan masalah-masalah yang harus

dipecahkan untuk memperoleh partisipasi dan dukungan masyarakat.

6. Perencanaan Program Humas Pemerintah

Menurut Dayanti dkk (2015:5.7) perencanaan program humas harus segera

disusun oleh pihak Humas Pemerintah yang meliputi hal berikut:

a. Membuat perencanaan program humas yang komperhensif agar masyarakat

mendukung program-program, kebijakan, serta peraturan-peraturan

pemerintah.

b. Membuat perencanaan program humas yang komperhensif yang berkenaan

dengan perubahan pemerintah (membiasakan masyarakat dengan pergantian

pemerintah yang terjadi).

c. Membuat program-program humas yang komperhensif untuk

meginformasikan berbagai bentuk pelayanan publik yang disediakan oleh

pemerintah agar masyarakat tahu dan dapat memanfaatkan berbagai pelayanan

tersebut dengan maksimal.

31

d. Membuat program-program humas yang komperhensif dalam upaya

e. Menyediakan berbagai informasi yang dapat diandalkan kebenaran serta

kelengkapannya tentang berbagai kegiatan pemerintah.

f. Menginterpretasi opini publik dengan tepat untuk dijadikan pembuatan

peraturan perundangan-undangan yang realistis dan dapat diterima.

g. Membuat perencanaan program humas dalam upaya untuk menjelaskan

berbagai kebijakan pemerintah

h. Membuat perencanaan program humas untuk menjalin hubungan dengan

berbagai figur penting yang memiliki aliansi dengan bermacam-macam

kelompok dan elemen yang ada dalam masyarakat agar pemerintah

mendapatkan dukungan dari berbagai pihak.

7. Proses Perencanaan Kerja Humas Pemerintah

Menurut Dayanti, Kusumastuti dan Puspo (2015:57) perencanaan program

humas harus segera disusun oleh pihak Humas Pemerintah yang meliputi :

a. Membuat perencanaan program humas yang komprehensif agar masyarakat

mendukung program-program, kebijakan, serta peraturan-peraturan

pemerintah.

b. Membuat perencanaan program humas yang komperhensif yang berkenaan

dengan perubahan pemerintah (membiasakan masyarakat dengan pergantian

pemerintah yang terjadi).

c. Membuat program-program humas yang komperhensif untuk

meginformasikan berbagai bentuk pelayanan publik yang disediakan oleh

pemerintah agar masyarakat tahu dan dapat memanfaatkan berbagai

pelayanan tersebut dengan maksimal.

32

2.2. Study Literatur

2.2.1. Strategi Humas

Menurut Ruslan (2016:66) dalam melakukan aktivitas strategi Public

Relations, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Credibility yaitu komunikasi dimulai dari suasana saling percaya yang

diciptakan oleh pihak komunikator secara sungguh-sungguh untuk melayani

public

2. Context yaitu menyangkut sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan

sosial dan pesan yang disampaikan dengan jelas .

3. Content yaitu isi pesan yang menyangkut kepentingan orang banyak sehingga

informasi dapat diterima sebagai suatu yang bermanfaat.

4. Clarity yaitu pesan harus disusun dengan kata-kata yang jelas, mudah

dimengerti serta memiliki pemahaman yang sama antara komunikator dengan

komunikan

5. Continuity and consistency yaitu kontinuitas dan konsistensi komunikasi

merupakan proses yang tak pernah berakhir dan dilakukan secara berulang-

ulang dengan berbagai variasi pesan

6. Channels yaitu mempergunakan saluran media informasi yang tepat dan

terpercaya serta dipilih oleh publik sebagai target.

7. Capability of audience yaitu kapasitas dari pendengaran memperhitungkan

kemampuan dari publik.

33

Menurut Kasali dalam Gassing dan Suryanto (2016:79)

“Strategi di dalam sebuah organisasi berhubungan dengan usaha bertahan

hidup dan berjuang melawan tekanan. Salah satu bagian dalam sebuah

strategi adalah keberanian mengambil resiko dan mengorbankan aspek-

aspek yang tidak efisien. Misalnya, sebuah organisasi yang terpaksa

mengurangi unit usaha, merumahkan karyawan hingga pemangkasan

biaya. Kebijakan-kebijakan tersebut merupakan strategi untuk

mempertahankan keberadaan organisasi mengait, sehingga perkiraan

terjauh yang dapat diduga menjadi amat terbatas”

Lebih lanjut Kasali menyebut rencana jangka panjang merupakan

pegangan untuk menyusun rencana teknis dan langkah komunikasi sehari-hari.

Berikut beberapa langkah untuk membantu praktisi Public Relations menerapkan

program kerjanya:

1. Menyampaikan fakta dan opini baik yang beredar di dalam maupun diluar

organisasi. Fakta dan opini dapat diperoleh dari media massa dalam kurun

waktu tertentu.

2. Menelusuri dokumen resmi perusahaan dan mempelajari perubahan yang

terjadi secara historis. Perubahan tersebut umumnya disertai perubahan

terhadap publik atau sebaliknya.

3. Menelusuri analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats.

Komponen Strength dan Weakness dikaji dari dalam perusahaan. Sementara

itu, Opportunities dan Threats dikaji dari lingkungan diluar organisasi.

Menurut Cutlip-Center-Broom dalam Mukarom dan Laksana (2015:203)

perencanaan strategis (strategic planning) bidang humas meliputi kegiatan:

1. Membuat keputusan mengenai sasaran dan tujuan program.

2. Melakukan identifikasi khalayak penentu (key publics)

3. Menetapkan kebijakan atau aturan untuk ditetapkan strategi yang akan

dipilih.

34

2.2.2. Media Relations

Menurut Kriyantono (2013:1) pengertian hubungan media adalah:

“Hubungan organisasi dengan media massa sebagai usaha mencapai

penyiaran yang maksimum atas suatu pesan Public Relations dalam rangka

menciptakan pengetahuan dan pemahaman publik”. Untuk melaksanakan

fungsinya, seperti menciptakan pemahaman publik, membangun citra

korporat, membangun opini public yang favorable serta membentuk

goodwill dan kerja sama, Public Relations harus bersinergi dengan media.

Media adalah partner Public Relations, bukan hanya untuk publisitas tapi

juga sarana membangun pengetahuan publik tentang organisasi. Public

Relations membutuhkan media sebagai alat penyebar informasi dan

membentuk opini sedangkan media diuntungkan karena Public Relations

berfungsi sebagai sumber informasi bagi media”

Menurut Jefkins dalam Ardianto (2016:264) definisi hubungan media

adalah “suatu usaha untuk mencapai pemuatan atau penyiaran yang maksimal atas

suatu pesan atau informasi (dari Public Relations) dalam membentuk pengetahuan

dan pemahaman khalayak organisasi atau perusahaan yang bersangkutan”.

Lebih lanjut menurut Jefkins dalam Ardianto (2016:265) Tujuan Media

Relations dan manfaat media relations yang dianggap baik untuk diketahui:

1. Untuk memproleh tempat dalam pemberitaan pers, liputan, laporan, tajuk

yang objektif wajar dan seimbang mengenai hal-hal yang menguntungkan

perusahaan.

2. Untuk memperoleh umpan balik mengenai upaya dan kegiatan

perusahaan.

3. Melengkapi data/informasi bagi pimpinan perusahaan/organisasi untuk

keperluan pembuatan penilaian secara tepat mengenai permasalahan.

4. Mewujudkan hubungan yang stabil dan berkelanjutan yang dilandasi oleh

rasa saling percaya dan saling menghormati.

35

2.2.3. Media

1. Pengertian Media

Pengertian wartawan atau jurnalis menurut Effendy dalam Hikmat

(2018:51) adalah “seorang petugas media massa surat kabar, majalah, radio dan

televisi yang profesinya mengelola pemberitaan yakni meliputi peristiwa yang

terjadi di masyarakat, menyusun kisah berita, dan menyebarkan berita yang sudah

tuntas ke khalayak”.

Menurut Effendy dalam Hikmat (2018:51) , pers memiliki dua macam

pengertian pers dalam arti luas dan pers dalam arti sempit, yaitu:

Pertama, pers dalam arti luas yang mencakup semua penerbitan termasuk

media massa elektronik. Dan kedua, pers dalam arti sempit yang terbatas

pada media cetak. Media massa elektronik termasuk pers karena pada

radio dan televisi terdapat kegiatan-kegiatan jurnalistik yang hasilnya

berupa berita atau news yang disiarkan sebagaimana layaknya surat kabar.

2. Fungsi Media

Fungsi pers atau wartawan menurut Sumadiria dalam Hikmat (2018:38)

terdapat lima fungsi pers yang berlaku secara universal, yaitu:

a. Informasi (to inform) fungsi pertamanya adalah menyampaikan informasi

secepat-cepatnya kepada masyarakat yang seluas-luasnya. Setiap informasi

yang disampaikan harus memenuhi kriteria dasar : aktual, akurat, faktual,

menarik atau penting, benar, lengkap-utuh, jelas-jernih, jujur-adil, berimbang,

relevan, bermanfaat dan etis.

b. Edukasi (to educate) apapun informasi yang disebarluaskan pers hendaknya

dalam kerangka mendidik (to educate). Pers setiap hari melaporkan berita,

memberikan tinjauan atau analisis atas berbagai peristiwa dan kecenderungan

yang terjadi.

36

c. Koresi (to influence) dalam negara demokratis, pers mengemban fungsi

sebagai pengawas pemerintah dan masyarakat (watchdog function). Pers akan

senantiasa menyala ketika melihat berbagai penyimpangan dan ketidakadilan

dalam suatu masyarakat atau negara. Dengan fungsi kontrol sosial (social

control) yang dimilkinya itu, pers bisa disebut sebagai institusi sosial yang

tidak pernah tidur, ia juga bersifat independent atau menjaga jarak yang sama

terhadap semua kelompok dan organisasi yang ada.

d. Rekreasi (to intertaint) pers harus mampu memerankan dirinya sebagai

wahana rekreasi yang menyenangkan sekaligus menyehatkan bagi semua

lapisan masyarakat. Pers harus menjadi sahabat setiap pembaca yang

menyenangkan.

e. Mediasi (to mediate) mediasi artinya penghubung, bisa juga disebut

fasilitator atau mediator. Dengan fungsi mediasi, pers mampu

menghubungkan tempat yang satu dengan tempat yang lain, peristiwa yang

satu dengan peristiwa yang lain atau orang yang satu dengan orang yang lain

pada saat yang sama.

37

2.2.4. Press Gathering

Menurut Fariani dan Aryanto (2013:58) pengertian press gathering

adalah:

Cara untuk menjalin hubungan yang lebih baik dengan kalangan media,

acara ini sifatnya lebih informal. Karena tujuan acara ini adalah agar

manajemen perusahaan lebih dekat secara personal dengan kalangan

media. Diharapkan dengan saling mengenal akan memudahkan

komunikasi kedua belah pihak di kemudian hari. Media gathering

sedapat mungkin memberikan peluang terciptanya suasana hangat dan

kondusif antara pimpinan dan staff perusahaan dengan pelaku industri

yang hadir.

Menurut Ardianto dan Soemirat dalam Imran (2017:199) mengatakan

kegiatan Public Relations yang bersentuhan dengan media yaitu :

1. Konferensi pers (Press conference)

Diberikan secara simultan/berbarengan oleh seseorang pejabat

pemerintah atau swasta kepada sekelompok wartawan, bahkan bisa

ratusan wartawan sekaligus. Syarat utama dari sebuah konferensi pers

adalah berita yang disampaikan sangat penting.

2. Perbincangan dengan media (Press briefing)

Diselenggarakan secara regular oleh seorang pejabat Public Relations,

Pejabat Public Relations menyampaikan informasi-informasi mengenai

kegiatan yang baru terjadi kepada media.

3. Wisata media (Press Tour)

Diselenggarakan oleh suatu perusahaan atau lembaga untuk mengunjungi

daerah tertentu dan mereka pers (media) diajak menikmati objek wisata

38

yang menarik. Misalnya suatu mengajak wartawan sambil berwisata

meninjau proyek-proyek pembangunan, pelabuhan, atau suatu perusahaan.

4. Siaran pers, press release, broadcast release (News release)

Sebagai publisitas, yaitu media yang banyak digunakan dalam kegiatan

kehumasan karena dapat menyebarkan berita.

5. Special Event

Yaitu peristiwa khusus sebagai suatu kegiatan Public Relations yang

penting dan memuaskan banyak orang untuk ikut serta dalam suatu

kesempatan, mampu meningkatkan pengetahuan dan memenuhi selera

publik, seperti peresmian gedung, peringatan ulang tahun perusahaan,

seminar, pameran, lokakarya, open house.

6. Press luncheon

Yaitu pejabat Public Relations mengadakan jamuan makan siang bagi para

wakil media massa (wartawan atau reporter) sehingga pada kesempatan ini

pihak pers bisa bertemu dengan top management perusahaan/lembaga

guna mendengarkan perkembangan perusahaan atau lembaga tersebut.

7. Wawancara media (Press interview)

Sifatnya lebih pribadi, lebih individu. Pejabat Public Relations atau

manajemen puncak yang diwawancarai hanya berhadapan dengan

wartawan atau reporter yang bersangkutan.

39

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Tinjauan Perusahaan

3.1.1. Sejarah Pemerintah Kota Bekasi

Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri, itulah sebutan Bekasi tempo dulu

sebagai Ibukota Kerajaan Tarumanagara (358-669). Luas Kerajaan ini mencakup

wilayah Bekasi, Sunda Kelapa, Depok, Cibinong, Bogor hingga ke wilayah

Sungai Cimanuk di Indramayu. Menurut para ahli sejarah dan fisiologi, letak

Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri sebagai Ibukota Tarumanagara adalah di

wilayah Bekasi sekarang. Dayeuh Sundasembawa inilah daerah asal Maharaja

Tarusbawa (669-723 M) pendiri Kerajaan Sunda dan seterusnya menurunkan

Raja-Raja Sunda sampai generasi ke-40 yaitu Ratu Ragumulya (1567-1579 M)

Raja Kerajaan Sunda (disebut pula Kerajaan Pajajaran) yang terakhir. Wilayah

Bekasi tercatat sebagai daerah yang banyak memberi informasi tentang

keberadaan Tatar Sunda pada masa lampau. Diantaranya dengan ditemukannya

empat prasasti yang dikenal dengan nama Prasasti Kebantenan. Keempat prasasti

ini merupakan keputusan (piteket) dari Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi,

Jayadewa 1482-1521 M) yang ditulis dalam lima lembar lempeng tembaga. Sejak

abad ke-5 Masehi pada masa Kerajaan Tarumanagara abad ke-8 Kerajaan Galuh,

dan Kerajaan Pajajaran pada abad ke 14, Bekasi menjadi wilayah kekuasaan

karena merupakan salah satu daerah strategis, yakni sebagai penghubung antara

Pelabuhan Sunda Kelapa (Jakarta).

40

1. Sejarah Sebelum Tahun 1949 Kota Bekasi ternyata mempunyai sejarah

yang sangat panjang dan penuh dinamika. Ini dapat dibuktikan

perkembangannya dari zaman ke zaman, sejak jaman Hindia Belanda,

pundudukan militer Jepang, perang kemerdekaan dan zaman Republik

Indonesia. Di zaman Hindia Belanda, Bekasi masih merupakan

Kewedanaan (District), termasuk Regenschap (Kabupaten) Meester

Cornelis. Saat itu kehidupan masyarakatnya masih di kuasai oleh para tuan

tanah keturunan Cina.

Kondisi ini terus berlanjut sampai pendudukan militer Jepang.

Pendudukan militer Jepang turut mengubah kondisi masyarakat saat itu. Jepang

melaksanakan Japanisasi di semua sektor kehidupan. Nama Batavia diganti

dengan nama Jakarta. Regenschap Meester Cornelis menjadi KEN Jatinegara

yang wilayahnya meliputi Gun Cikarang, Gun Kebayoran dan Gun

Matraman.Setelah proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, struktur

pemerintahan kembali berubah, nama Ken menjadi Kabupaten, Gun menjadi

Kewedanaan, Son menjadi Kecamatan dan Kun menjadi Desa/Kelurahan. Saat itu

Ibu Kota Kabupaten Jatinegara selalu berubah-ubah, mula-mula di Tambun, lalu

ke Cikarang, kemudian ke Bojong (Kedung Gede).

Pada waktu itu Bupati Kabupaten Jatinegara adalah Bapak Rubaya

Suryanaatamirharja. Tidak lama setelah pendudukan Belanda, Kabupaten 41

Jatinegara dihapus, kedudukannya dikembalikan seperti zaman Regenschap

Meester Cornelis menjadi Kewedanaan. Kewedanaan Bekasi masuk kedalam

wilayah Batavia En Omelanden. Batas Bulak Kapal ke Timur termasuk wilayah

negara Pasundan di bawah Kabupaten Kerawang, sedangkan sebelah Barat Bulak

41

Kapal termasuk wilayah negara Federal sesuai Staatsblad Van Nederlandsch Indie

1948 No. 178 Negara Pasundan.

2. Sejarah Tahun 1949 sampai Terbentuknya Kota Bekasi Sejarah setelah

tahun 1949, ditandai dengan aksi unjuk rasa sekitar 40.000 rakyat Bekasi

pada tanggal 17 Februari 1950 di alun-alun Bekasi. Hadir pada acara

tersebut Bapak Mu’min sebagai Residen Militer Daerah V. Inti dari unjuk

rasa tersebut adalah penyampaian pernyataan sikap sebagai berikut: Rakyat

bekasi mengajukan usul kepada Pemerintah Pusat agar kabupaten

Jatinegara diubah menjadi Kabupaten Bekasi. Rakyat Bekasi tetap berdiri

di belakang Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dan berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 1950 terbentuklah Kabupaten

Bekasi, dengan wilayah terdiri dari 4 kewedanaan, 13 kecamatan (termasuk

Kecamatan Cibarusah) dan 95 desa. Angka-angka tersebut secara simbolis

diungkapkan dalam lambang Kabupaten Bekasi dengan motto "SWATANTRA

WIBAWA MUKTI".

Pada tahun 1960 kantor Kabupaten Bekasi berpindah dari Jatinegara ke kota

Bekasi (jl. H Juanda). Kemudian pada tahun 1982, saat Bupati dijabat oleh Bapak

H. Abdul Fatah Gedung Perkantoran Pemda Kabupaten Bekasi kembali

dipindahkan ke Jl. A. Yani No.1 Bekasi. Pasalnya perkembangan 42 Kecamatan

Bekasi menuntut dimekarkannya Kecamatan Bekasi menjadi Kota Administratif

Bekasi yang terdiri atas 4 kecamatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48

Tahun 1981, yaitu Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Selatan, Bekasi Barat dan

Bekasi Utara, yang seluruhnya menjadi 18 kelurahan dan 8 desa.

42

Peresmian Kota Administratif Bekasi dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri

pada tanggal 20 April 1982, dengan walikota pertama dijabat oleh Bapak H.

Soedjono (1982 – 1988). Tahun 1988 Walikota Bekasi dijabat oleh Bapak Drs.

Andi Sukardi hingga tahun 1991 (1988 - 1991, kemudian diganti oleh Bapak Drs.

H. Khailani AR hingga tahun (1991 – 1997)

Pada Perkembangannya Kota Administratif Bekasi terus bergerak dengan

cepat. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan roda

perekonomian yang semakin bergairah. Sehingga status Kotif. Bekasi pun

kembali ditingkatkan menjadi Kotamadya (sekarang "Kota") melalui Undang-

undang Nomor 9 Tahun 1996 Menjabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II

Bekasi saat itu adalah Bapak Drs. H. Khailani AR, selama satu tahun (1997-

1998).

Selanjutnya berdasarkan hasil pemilihan terhitung mulai tanggal 23 Pebruari

1998 Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bekasi definitif dijabat oleh

Bapak Drs. H Nonon Sonthanie (1998-2003). Setelah pemilihan umum

berlangsung terpilihlah Walikota dan Wakil Walikota Bekasi yaitu : Akhmad

Zurfaih dan Moechtar Muhammad (periode 2003 – 2008) A. Lambang Daerah

Kota Bekasi Melalui Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor : 01 Tahun 1998

disahkanlah lambang daerah Kota Bekasi. Lambang tersebut berbentuk perisai

dengan warna dasar hijau muda dan biru langit yang berarti harapan masa depan

dan keluasan wawasan serta jernih pikiran. Sesanti " KOTA PATRIOT " artinya

adalah semangat pengabdian dalam perjuangan bangsa

43

3.1.2. Visi dan Misi Kota Bekasi

1. Visi Kota Bekasi

“BEKASI MAJU, SEJAHTERA DAN IHSAN”

Visi tersebut memilik arti sebagai berikut :

“Bekasi Maju” menggambarkan pembangunan Kota Bekasi dan

kehidupan warga yang dinamis, inovatif dan kreatif yang didukung

ketersediaan prasarana dan sarana sebagai bentuk perwujudan kota yang

maju.

“Bekasi Sejahtera” menggambarkan derajat kehidupan warga Kota

Bekasi yang meningkat dengan terpenuhinya kebutuhan dasar pendidikan,

kesehatan, terbukanya kesempatan kerja dan berusaha, serta lingkungan

fisik, sosial dan religius sebagai bentuk perwujudan masyarakat yang

sejahtera.

“Bekasi Ihsan” menggambarkan situasi terpelihara dan menguatnya nilai,

sikap dan perilaku untuk berbuat baik dalam lingkup individu, keluarga

dan masyarakat Kota Bekasi. Kedisiplinan, ketertiban sosial, keteladanan

dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan tumbuh seiring dengan

meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik untuk mewujudkan

kehidupan yang beradab.

44

2. Misi Kota Bekasi

a. Menyelenggarakan tata kelola kepemerintahan yang baik

Misi ini bermakna bahwa tata kelola kepemerintahan dalam

mewujudkan Visi Kota Bekasi dilakukan melalui fungsi pengaturan,

pelayanan, pemberdayaan masyarakat, dan pembangunan,

menempatkan 47 aparatur sebagai pamong praja yang menjunjung

tinggi integritas terhadap amanah, tugas, dan tanggungjawab,

berdasarkan 10 (sepuluh) prinsip Good Governance, yakni: (1)

Partisipasi masyarakat; (2) Tegaknya supremasi hukum; (3)

Transparansi; (4) Kesetaraan; (5) Daya tanggap kepada stakeholders;

(6) Berorientasi pada visi; (7) Akuntabilitas: (8) Pengawasan; (9)

Efektivitas dan efisiensi: (10) Profesionalisme. Pendekatan yang

dilakukan untuk aktualisasi misi ini melalui penataan sistem,

peningkatan kinerja dan penguatan integritas aparatur.

b. Membangun prasarana dan sarana yang serasi dengan dinamika

dan pertumbuhan kota.

Misi ini bermakna bahwa pembangunan prasarana diarahkan untuk

terpenuhinya kelengkapan dasar fisik lingkungan kota bagi kehidupan

yang layak, sehat, aman, dan nyaman; terpenuhinya sarana perkotaan

untuk mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan

sosial, budaya, dan ekonomi; dan terpenuhinya kelengkapan penunjang

(utilitas) untuk pelayanan warga kota. Misi ini juga mengarahkan

45

pembangunan prasarana dan sarana yang meningkat dan serasi, untuk

memenuhi kehidupan warga kota yang dinamis, inovatif, dan kreatif,

denqan memperhatikan prinsip pengelolaan, pengendalian, dan

pelestarian lingkungan hidup, dalam mewujudkan kota yang maju,

tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan.

c. Meningkatkan kehidupan sosial masyarakat melalui layanan

pendidikan, kesehatan, dan layanan sosial lainnya.

Misi ini bermakna bahwa layanan pendidikan, kesehatan, dan layanan

sosial lainnya diarahkan untuk meningkatkan derajat kehidupan sosial

masyarakat, seiring dengan terbangunnya kehidupan keluarga

sejahtera, terkelolanya persoalan dan dampak sosial perkotaan,

meningkatnya partisipasi perempuan dan peran serta pemuda dalam

pembangunan, aktivitas olahraga, pendidikan, rekreasi, prestasi, serta

aktualisasi budaya daerah sebagai fungsi sosial, normatif, dan

apresiatif.

d. Meningkatkan perekonomian melalui pengembangan usaha

mikro, kecil, dan menengah, peningkatan investasi, dan

penciptaan iklim usaha yang kondusif.

Misi ini bermakna bahwa upaya untuk meningkatkan perekonomian

ditempuh melalui peningkatan kapasitas dan perluasan sektor usaha

bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKMJ)

pengembangan industri kreatif, peningkatan daya tarik investasi, dan

46

penciptaan iklim usaha yang kondusif, yang bermuara pada

pembentukan lapangan kerja baru dan kesempatan berusaha,

terbentuknya daya saing perekonomian kota, dan laju pertumbuhan

ekonomi yang meningkat.

e. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang aman, tertib, tenteram

dan damai.

Misi ini bermakna bahwa dinamika pembangunan dan kehidupan

warga Kota Bekasi harus diimbangi dengan upaya pengendalian

terhadap potensi kerawanan sosial, gangguan ketertiban, penegakan

perda, penanggulangan bencana, kesatuan dan ketahanan bangsa,

kerukunan hidup dan umat beragama, serta meningkatnya partisipasi

masyarakat dalam kegiatan pembangunan.

47

3.1.3. Arti Logo

Melalui Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor : 01 Tahun 1998

disahkanlah lambang daerah Kota Bekasi. Lambang tersebut berbentuk perisai

dengan warna dasar hijau muda dan biru langit yang berarti harapan masa depan

dan keluasan wawasan serta jernih pikiran. Sesanti " KOTA PATRIOT " artinya

adalah semangat pengabdian dalam perjuangan bangsa

Sumber : Humas Pemerintah Kota Bekasi (2018)

Gambar III.1. Logo Kota Bekasi

Di dalam Lambang Daerah tersebut terdapat lukisan-lukisan yang

merupakan unsur-unsur sebagai berikut :

1. Bambu runcing berujung lima yang berdiri tegak dengan kokoh

mempunyai 2 (dua) makna

a. Melambangkan hubungan vertikal Mahluk dengan Khaliknya (Manusia

dengan Tuhannya) yang mencerminkan masyarakat Bekasi yang

religius.

48

b. Melambangkan semangat patriotisme rakyat Bekasi dalam merebut dan

mempertahankan kemerdekaan Bangsa dan Negara yang tidak kenal

menyerah sehingga Bekasi menyandang predikat sebagai Kota Patriot.

c. Perisai segi lima melambangkan ketahanan fisik dan mental masyarakat

Bekasi dalam menghadapi segala macam ancaman, gangguan, halangan

dan tantangan yang datang dari manapun juga terhadap kelangsungan

hidup Bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasarkan

Pancasila.

d. Segi empat melambangkan Prasasti Perjuangan Kerawang Bekasi.

e. Pilar Batas Wilayah.

f. Padi dan Buah-buahan melambangkan jumlah Kecamatan dan

Kelurahan / Desa pada saat membentuk Kota Bekasi.

1) Buah-buahan berjumlah 7 (tujuh) besar dan 1 (satu) kecil

melambangkan 7 Kecamatan ; Pondok Gede, Jati Asih, Bantar

Gebang, Bekasi Timur, Bekasi Selatan, Bekasi Barat dan Bekasi

Utara serta 1 Kecamatan Pembantu ; Jati Sampurna.

2) Padi berjumlah 50 (lima puluh) butir melambangkan 50 Kelurahan

Desa.

g. Tali Simpul berjumlah 10 (sepuluh) yang mengikat ujung tangkai padi

dan buah-buahan melambangkan tanggal Hari Jadi, 3 (tiga) buah Anak

Tangga penyangga Bambu Runcing melambangkan bulan Hari Jadi Kota

Bekasi.

h. Dua baris Gelombang Laut atau Riak Air melambangkan dinamika

Masyarakat dan Pemerintah Daerah yang tidak akan pernah berhenti

49

membangun Daerah dan Bangsanya. Sedangkan warna-warna dalam

lambang daerah Kota Bekasi mengandung makna sebagai berikut :

1) Kuning : Kemuliaan dan menunjukkan daerah Pemukiman.

2) Biru Langit : Keluasan wawasan dan kejernihan pikiran serta

menunjukkan zona Industri.

3) Putih : Kesucian perjuangan.

4) Merah : Keberanian untuk berkorban serta menunjukkan daerah

Pertanian dan Hortikultura.

5) Hijau Muda : Harapan masa depan serta menunjukkan daerah

Pertanian dan Hortikultura

6) Hitam : Ketegaran patriot sejati

3.1.4. Fasilitas Humas Pemerintah Kota Bekasi

Humas Pemerintah Kota Bekasi menyediakan ruangan khusus wartawan.

Dalam ruangan tersebut disediakan fasilitas berupa komputer sebanyak 10 buah

yang difasilitasi jaringan wifi dan bisa diakses oleh seluruh wartawan maupun

masyarakat yang berada di lingkungan Humas SETDA Pemerintah Kota Bekasi.

Sehingga wartawan yang membutuhkan fasilitas untuk menulis, mengirimkan

berita dan mencari informasi bisa memanfaatkan fasilitas tersebut. Disediakan

juga Mushola, Televisi LED, Peralatan makan dan ruangan khusus perokok

(Smooking Room). Sementara di Humas Sendiri Disediakan Ruang peliputan,

Ruang Meeting, Ruang Khusus Kepala bagian, Ruang Staff Humas dan Ruang

Konferensi Pers.

50

3.1.5. Struktur Organisasi Humas Pemerintah Kota Bekasi

Gambar III.2.

Struktur Organisasi Humas Pemerintah Kota Bekasi

Sumber : Dokumentasi Humas Pemerintah Kota Bekasi (2017)

Bagian Humas adalah salah satu bagian di Sekertariat Pemerintah Kota Bekasi.

Bagian Humas terdiri dari tiga sub bagian yaitu:

a. Sub Bagian Publikasi Eksternal

b. Sub Bagian Dokumentasi Internal

c. Sub Bagian Fasilitasi Kunjungan Daerah

51

3.2. Proses Kerja Program PR

3.2.1. Perencanaan

1. Analisis Situasi

Analisis situasi program kegiatan strategi Humas Pemerintah Kota Bekasi

dalam melakukan press gathering untuk dapat memberikan informasi-

informasi/pemahaman kepada media tentang seluruh program Humas dalam

melakukan fungsi sebagai lembaga pemerintah, memiliki 4 aspek Strength,

Weakness, Oppurtinity, dan Threat (SWOT) yaitu:

Tabel III.1.

SWOT Pemerintah Kota Bekasi

STRENGTH

WEAKNESS

Memiliki komunikasi dan koordinasi

yang sangat terstruktur dan Open

Minded dalam menangani

permasalahan.

- Kurangnya tenaga kerja yang

membidangi kejurnalistikan pada

bagian Humas.

- Kurangnya sosialisasi strategi

penyebaran informasi.

OPPORTUNITIES THREAT

- Terdapat banyak media yang

bisa dijadikan mitra kerja

dengan pemerintah yang

mengajukan proposal

penawaran kerjasama publikasi

kegiatan.

- Meningkatkan publisitas

tentang program program

Humas.

- Banyak wartawan yang tidak

memiliki kompetensi yang

professional dalam bidang

kejurnalistikan.

- Tidak ada batasan untuk media

dalam menyebarkan berita.

- Media semakin agresif dalam

memburu berita.

52

a. Strength

Memiliki komunikasi dan koordinasi yang sangat terstruktur dan Open

Minded dalam menangani permasalahan yang dihadapi dengan melakukan

koordinasi dengan instansi terkait.

b. Weakness

a. Kurangnya tenaga kerja yang membidangi kejurnalistikan pada bagian

Humas.

b. Kurangnya sosialisasi strategi penyebaran informasi.

c. Opportunities

a. Terdapat banyak media cetak yang bisa dijadikan mitra kerja dengan

pemerintah yang mengajukan proposal penawaran kerjasama publikasi

kegiatan.

b. Meningkatkan publisitas tentang program-program humas.

d. Threats

a. Terdapat banyak wartawan yang tidak memiliki kompetensi yang

professional dalam bidang kejurnalistikan.

b. Tidak ada batasan untuk media dalam menyebarkan berita.

c. Media semakin agresif dalam memburu berita.

53

2. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah

1. Menjaga hubungan baik dan meningkatkan kerjasama antara Media,

Humas SETDA Pemerintah Kota Bekasi, Walikota Bekasi, Wakil

Walikota Bekasi, Pejabat SKPD, dan Kepala Daerah di Bekasi.

2. Menumbuhkan kepercayan media terhadap institusi, dan menjadi

“kepanjangan” mata dan pikiran.

3. Meningkatkan citra Humas SETDA Pemerintah Kota Bekasi

4. Memberikan informasi yang positif bagi media.

5. Sebagai bentuk apresiasi Humas terhadap media.

3. Target Audience/Khalayak

1. Target Primer kegiatan ini adalah seluruh Insan media. Baik cetak,

elektronik maupun online.

2. Target Sekunder kegiatan ini adalah Pejabat SKPD dan Kepala daerah di

Bekasi.

4. Pesan

Berdasarkan hasil wawancara dengan Key Informan Elyas Ferry Pasaribu

S.Kom acara press gathering dengan media dilakukan untuk lebih

meningkatkan keakraban dan kekeluargaan antara Wartawan, Walikota,

Wakil walikota, Pejabat SKPD, Staff humas dan seluruh Kepala bagian Dinas

terkait. Sehingga apabila ada informasi yang dibutuhkan oleh wartawan, bisa

langsung dengan mudah ditanggapi oleh Humas.

54

5. Strategi dan Taktik

1. Strategi

Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan keakraban dengan media

adalah dengan mengadakan kegiatan Press Gathering.

2. Taktik

Untuk menjalankan strategi tersebut, diperlukan taktik dalam menunjang

keberhasilan kegiatannya. Taktik tersebut diantaranya :

a. Melaksanakan schedule of events sebagai bentuk pelaksanaan

program press gathering. Schedule of events dibahas dan di

meetingkan tiga bulan sebelum pelaksanaan.

b. Mengadakan door prize bagi wartawan yang beruntung dalam

pengundian nomor.

6. Media

Untuk menyebarkan informasi serta mengundang peserta, Humas SETDA

Pemerintah Kota Bekasi menggunakan group media Sosial (Whatsapp), Sms , dan

Undangan Resmi yang berfungsi dalam penyampaian pesan dan informasi

kepada seluruh wartawan.

7. Anggaran

Menurut Elyas Ferry Pasaribu,S.Kom anggaran kegiatan press gathering ini

bersifat Confidential atau rahasia, sehingga penulis tidak bisa mendapatkan

rincian anggaran. Akan tetapi, seluruh sumber dana untuk kegiatan ini sepenuhnya

berasal dari anggaran pembelanjaan daerah (APBD) yang setiap tahun sudah

menjadi agenda kegiatan ini.

55

8. Kriteria Evaluasi

Tabel III.2.

Kriteria Evaluasi

Kegiatan/Strategi Tujuan Indikator

Press gathering

Menjaga hubungan baik dan

meningkatkan kerjasama

antara Media, Humas

SETDA Pemerintah Kota

Bekasi, Walikota Bekasi,

Wakil Walikota Bekasi,

Pejabat SKPD, dan Kepala

Daerah di Bekasi

- Seluruh media bisa

mengenal dan berbincang

langsung dengan Walikota,

Pejabat SKPD dan Kepala

Daerah yang mungkin sulit

sekali untuk ditemui.

- Diharapkan berita yang di

naikan memiliki tone yang

positif.

Sosialisasi

program kepada

media

- Menumbuhkan kepercayan

media terhadap Institusi, dan

menjadi “kepanjangan” mata

dan pikiran.

- Meningkatkan citra Humas

Pemerintah Kota Bekasi.

- Adanya respon dari target

sasaran.

- Banyaknya masukan yang

membangun untuk

pengembangan program-

program Humas.

Diskusi tatap

muka

- Memberikan informasi

yang positif kepada media

- Sebagai Bentuk Apresiasi

Humas terhadap media

- Kehadiran seluruh staff

humas dan pejabat SKPD

- Seluruh media mengetahui

jadwal dan detail acara

dengan baik

56

3.2.2. Pelaksanaan Kegiatan

Agenda acara dalam press gathering adalah mendengarkan masukan-

masukan dari wartawan, menggelar tanya jawab, mengadakan acara hiburan

DoorPrize dan berdiskusi mengenai topik-topik aktual yang terjadi dan kebijakan-

kebijakan yang akan di keluarkan Pemerintah Kota Bekasi.

Adapun rangkaian kegiatannya dimulai pada hari Rabu, 29 November

2017 pukul 13.00 WIB wartawan sudah di jemput menggunakan 2 buah bis yang

telah terparkir di halaman Kantor Pemerintah Kota Bekasi. Pukul 14.30 WIB

wartawan tiba di Hotel Lor In, Setelah itu dilakukan pembagian kamar untuk

masing-masing wartawan. Kemudian istirahat untuk mempersiapkan acara malam

hari.

Malam harinya, setelah makan malam para wartawan di undang untuk

memasuki ballroom. Pada pintu masuk ballroom hotel, wartawan diwajibkan

untuk mengisi absensi. Di pintu masuk, panitia memberikan masing-masing

kepada wartawan 1 buah kupon untuk nanti diundi dalam acara hiburan door

prize. Pukul 20.00 WIB Walikota Bekasi Rahmat Effendi memberikan sambutan

sekaligus membuka diskusi dan tanya jawab dengan insan media. Pertanyaan dari

wartawan langsung ditanggapi oleh Walikota Bekasi, Rahmat Effendi. Dalam

kegiatan tersebut juga tidak lupa Sekertaris Daerah Rayendra Sukarmadji turut

memberikan kata sambutan dan menjadi narasumber dalam acara tersebut.

Konsep dari acara tersebut, masing-masing meja di isi oleh wartawan, Pejabat

SKPD dan Kepala Daerah. Diharapkan dengan konsep seperti itu, seluruh media

bisa saling mengenal antara wartawan, pejabat SKPD dan kepala daerah.

57

Setelah acara tersebut selesai, acara yang ditunggu-tunggu pun tiba yaitu

pengundian DoorPrize yang di pandu oleh ketua organisasi wartawan senior.

Wartawan yang sudah mendapatkan kupon pun merasa sangat antusias untuk

mendapatkan hadiah yang sudah disediakan. Adapun hadiah yang diberikan

berupa sepeda lipat, handphone, TV LED, kulkas, kipas angin, dispenser,dll.

Hampir seluruh wartawan mendaptkan hadiah karna banyaknya sumbangan

hadiah yang diberikan oleh pejabat SKPD dan kepala daerah, tak lupa Walikota

Bekasi Rahmat Effendi pun turut menyumbang hadiah sepeda lipat sebanyak 10

buah. Acara hari pertama tersebut kemudian ditutup dengan karaoke bersama.

Kamis, 30 November 2017 pukul 07.00 WIB acara dimulai dengan

olahraga dan senam pagi. Kemudian dilanjut dengan sarapan sekaligus pembagian

honor kepada wartawan dan ditutup dengan acara bebas. Pukul 11.00WIB seluruh

media bersiap-siap untuk check-out dari hotel dan pulang ke rumah masing-

masing.

3.2.3. Evaluasi

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan key informan

Elyass Pasaribu, S.Kom beliau mengatakan dalam kegiatan Press Gathering ini

sangat di butuhkan peran Humas sebagai fasilitator komunikasi ini dapat dilihat

dalam hal Humas selalu memaksimalkan grup di media sosial yang berfungsi

untuk melakukan koordinasi antar organisasi wartawan. Peran humas juga dapat

di lihat dalam pelaksanaan kegiatan dengan mampu menyiasati banyaknya

wartawan yang tidak terdaftar secara resmi dengan memberikan kupon yang

masih tersisa. Agar wartawan yang hadir disiplin terhadap agenda acara, humas

juga mencantumkan Note Book (N/B) dalam undangan yang akan disebar agar

58

wartawan bisa hadir tepat waktu. Humas juga menampung masukan dari media

yang menginginkan acara press gathering dilakukan menggunakan games

outbond seperti tahun-tahun sebelumnya.

3.3. Kendala dan Pemecahan

3.3.1. Kendala

1. Kurang disiplinnya wartawan terhadap rundown acara yang telah

ditetapkan sehingga jadwal acara sering sekali molor.

2. Kapasitas peserta yang berlebihan, banyak wartawan yang tidak

terdaftar dalam daftar undangan (wartawan gadungan)

3. Kurangnya koordinasi antar masing-masing ketua organisasi

wartawan kepada Humas Bekasi

3.3.2. Pemecahan

1. Mencantumkan Note Book (N/B) pada undangan yang akan di

sebarkan, dan pada pesan singkat yang akan dikirim. Sehingga para

tamu undangan dapat hadir tepat waktu.

2. Humas menyiasati dengan memberikan kupon yang masih tersisa.

3. Memaksimalkan komunikasi di Grup di media sosial, karena setiap

media memiliki organisasi di grup media sosial.

59

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Hasil dari kegiatan Press Gathering yang dilaksanakan oleh Humas

Pemerintah Kota Bekasi yang berlangsung pada tanggal 29-30 November 2017

dan bertempat di Hotel Lor In Sentul Bogor dapat disimpulkan beberapa hal,

yaitu:

1. Humas Pemerintah Kota Bekasi memiliki strategi Press Gathering yang telah

memenuhi standar dimata Media.

2. Kegiatan Press Gathering memberikan dampak yang positif bagi Pemerintah

Kota Bekasi. Dimana pemberitaan media yang tayang dalam berita rata-rata

mengandung tone yang positif dalam berita tersebut.

3. Media akhirnya bisa bertemu langsung dan mendapatkan informasi langsung

dari Walikota dan Pejabat SKPD.

4.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka yang menjadi saran–saran dari hasil

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dalam upaya melayani masyarakat dan membina hubungan secara harmonis

antara organisasi dengan insan pers maka perlunya dilakukan sosialisasi dan

seminar dalam meningkatkan profesionalisme para insan pers.

60

2. Humas SETDA Pemerintah Kota Bekasi perlu merubah tampilan,

memperkaya isi dan melakukan website updating secara rutin, sehingga

masyarakat tertarik untuk mengakses setiap hari.

3. Humas SETDA Pemerintah Kota Bekasi hendaknya bekerjasama dan

melibatkan seluruh instansi perangkat daerah (SKPD) untuk ikut terlibat

dalam penyebarluasan informasi.

61

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, E. (2016a). Handbook of Public Relations. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Ardianto, E. (2016b). Metodologi Penelitian untuk Public Relations. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Dayanti, Dwi dan Kusumastuti, Frida dan Puspo, R. (2015). Hubungan

Masyarakat. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Emzir. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif : Analisis Data. Jakarta:

RajaGrafindo Persada.

Fariani, Silvia dan Aryanto, W. (2013). Panduan Praktisi PR. Jakarta: PT Elex

Media Komputindo.

Gassing, S. dan S. (2016). Public Relations. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Gunawan, I. (2013). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.

Hendrayadi, S. dan. (2015). Metode Riset Kuantitatif Aplikasi dalam Pendidikan

Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. Jakarta: Prenadamedia Group.

Hikmat, M. (2018). Jurnalistik: Literary Jurnalism. Jakarta: Prenadamedia Group.

Imran, I. (2017). Komunikasi Krisis. Yogyakarta: Deepublish.

J.R, R. (2013). Metode Penelitian Kualitatif Jenis Karakteristik dan

Keunggulannya. Jakarta: Grasindo.

Kriyantono, R. (2013). Dinamika Public Relations. Malang: Universitas

Brawijaya Press (UB Press).

Kriyantono, R. (2014). Teori Public Relations Perspektif Barat & Lokal. Jakarta:

Prenadamedia Group.

Mukarom, Zainal dan Laksana, W. M. (2015a). Manajemen Public Relations

(Panduan Efektif Pengelolaan Hubungan Masyarakat). Bandung: CV

Pustaka Setia.

62

Mukarom, Zainal dan Laksana, W. M. (2015b). Manajemen Public Relations

(Panduan Efektif Pengelolaan Hubungan Masyarakat).

Nazir, M. (2013). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Ruslan, R. (2016). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta:

RajaGrafindo Persada.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: CV

Alfabeta.

Suprawoto. (2018). Government Public Relations. Jakarta: Prenadamedia Group.

Timotius, H. K. (2017). Pengantar Metodologi Penelitian : Pendekatan

Manajemen Pengetahuan untuk Perkembangan Pengetahuan. Yogyakarta:

CV Andi Offset.

Usman, Husaini dan Akbar, S. (2017). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT

Bumi Aksara.

Sumber lain :

Sejarah pemerintah kota bekasi Pemerintah kota bekasi. (n.d.). Retrieved April 23,

2018, from https://www.bekasikota.go.id/

Jurnal Internet

Dodi R Setiawan, (2016). Analisis tingkat kepuasan atas pelayanan keterbukaan

informasi public pada Dinas tata kota pemerintah kota Bekasi. Diambil

dari file:///C:/Users/USER/Downloads/analisis-tingkat-kepuasan-atas-

pelayanan-keterbukaan-informa.pdf

63

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Biodata Mahasiswa

NIM : 41150212

Nama Lengkap : Debora Harianti Saragih

Tempat/Tanggal Lahir : Taput, 26 Oktober 1991

B. Riwayat Pendidikan Formal &Non Formal

1. SD Negeri Kranji VII Bekasi, lulus tahun 2002

2. SLTP BPS & K 03 Bekasi, lulus tahun 2005

3. SMK Negeri 46 Jakarta Timur, lulus tahun 2008

C. Riwayat Pengalaman Berorganisasi/ Pekerjaan

1. PT Nittsu Lemo Indonesia Logistik Februari 2018- Sekarang

2. PT. Higashifuji Indonesia Maret 2013- Juni 2017

3. Cheryl Tour and Travel Maret 2012-Januari 2013

4. PT. NSK Bearing Manufacturing Februari 2011-Maret 2012

5. PT. Panasonic Shikoku Electronics Indonesia Maret 2009-Desember 2010

Jakarta, 16 Juli 2018

Debora Harianti Saragih

64

65

Lampiran A.1.

Key Informan Elyas Ferry Pasaribu S. Kom

Jabatan Pengolah Bahan Informasi dan Publikasi

1. “Apa sebenarya tujuan press gathering bagi Humas?”

Jawab:

“Menjaga hubungan baik dan meningkatkan hubungan kerjasama antara

staff Humas, Walikota Bekasi dan pejabat SKPD masing-masing daerah.”

2. “Pesan apa yang ingin disampaikan dari press gathering kemarin?

Jawab:

“Meningkatkan keakraban dan kekeluargaan antara wartawan, walikota,

Wakil Walikota, Pejabat SKPD, staff Humas dan seluruh Kepala Daerah.

Sehingga apabila ada informasi yang dibutuhkan oleh wartawan, bisa

langsung dengan mudah ditanggapi oleh Humas."

3. “Siapa target audience dalam kegiatan press gathering?”

Jawab:

“Seluruh insan media. Baik cetak, elektronik maupun online. Untuk target

sekunder Pejabat SKPD masing-masing daerah, Seluruh Kepala Bagian

Dinas dan instansi terkait.”

66

4. “Bagaimana strategi dan taktik yang digunakan oleh Humas Pemerintah

Kota Bekasi?”

Jawab:

“Melakukan kegiatan press gathering, untuk taktiknya melaksanakan

schedule of events sebagai bentuk pelaksanaan program press gathering.

Schedule of events dibahas dan di meetingkan tiga bulan sebelum

pelaksanaan dan mengadakan doorprize bagi wartawan yang beruntung

dalam pengundian nomor.”

5. “Apa bentuk media publikasi dalam kegiatan press gathering kemarin?”

Jawab:

“Media yang digunakan dalam program press gathering ini adalah grup

media sosial (Whatsapp), SMS , dan undangan resmi yang berfungsi

dalam penyampaian pesan dan informasi kepada seluruh wartawan.”

6. “Apa saja program yang dilaksanakan Humas dalam meningkatkan

hubungan baik dengan media?”

Jawab:

“Secara umum setiap 3 kali dalam 1 tahun Humas selalu mengadakan

tatap muka, dimana seluruh wartawan bisa menyampaikan apa yang

menjadi hambatan dalam mencari berita.”

7. “Bagaimana proses perencanaan kegiatan press gathering?”

Jawab:

“Proses perencanaannya yang paling utama tentu saja anggaran, pemilihan

tanggal, lokasi, pemetaan media secara selektif, susunan acara dan

diskusi.”

67

8. “Bagaimana persiapan dari setiap pelaksanaan press gathering yang

diadakan?”

Jawab:

“Dengan metode pelaksanaan yaitu menyelenggarakan pertemuan untuk

pembentukan panitia, menetukan materi, (koordinasi dengan organisasi

wartawan), menentukan peserta dan pelaksanaan press gathering.”

9. “Apakah wartawan merasa antusias untuk mengikuti kegiatan-kegiatan

yang diadakan oleh Humas?”

Jawab:

“Sangat antusias, khususnya untuk kegiatan press gathering, karena

wartawan bisa refreshing dan merasa sangat dihargai lewat adanya

kegiatan ini.”

10. “Evaluasi kegiatan yang dilakukan Humas Pemerintah Kota Bekasi?”

Jawab:

“Dalam kegiatan Press Gathering ini sangat di butuhkan peran Humas

sebagai fasilitator komunikasi ini dapat dilihat dalam hal Humas selalu

memaksimalkan grup di media sosial yang berfungsi untuk melakukan

koordinasi antar organisasi wartawan. Peran humas juga dapat di lihat

dalam pelaksanaan kegiatan dengan mampu menyiasati banyaknya

wartawan yang tidak terdaftar secara resmi dengan memberikan kupon

yang masih tersisa. Agar wartawan yang hadir disiplin terhadap agenda

acara, humas juga mencantumkan Note Book (N/B) dalam undangan yang

akan disebar agar wartawan bisa hadir tepat waktu. Humas juga

menampung masukan dari media yang menginginkan acara press

gathering dilakukan menggunakan games outbond seperti tahun-tahun

sebelumnya”

68

11. “Kendala apa saja yang ditemui pada saat pelaksanaan kegiatan?”

Jawab:

“Kurang disiplinnya wartawan terhadap rundown acara yang telah

ditetapkan sehingga jadwal acara sering sekali molor, banyak wartawan

yang tidak terdaftar dalam daftar undangan (wartawan gadungan) dan

kurangnya koordinasi antar masing-masing ketua organisasi wartawan

kepada Humas Bekasi.”

12. “Bagaimana cara mengatasi kendala tersebut?”

Jawab:

“Mencantumkan Note Book (N/B) pada undangan yang akan di sebarkan,

sehingga para tamu undangan dapat hadir tepat waktu dan memaksimalkan

komunikasi di grup di media sosial, karena setiap media memiliki

organisasi di grup media sosial.”

13. “Bagaimana umpan balik yang diberikan wartawan terhadap kegiatan-

kegiatan tersebut?”

Jawab:

“Humas hanya bisa menampung kembali lagi komunikasi yang terjadi

untuk memperbaiki suatu program dan meningkatkan pelayanan terhadap

wartawan.”

Bekasi, 13 Juli 2018

Elyas Ferry Pasaribu S. Kom

69

Kartu Identitas Key Informan (Pengolah Bahan Informasi dan Publikasi)

70

Lampiran A.2.

Informan 1 Meiliana, A. Md

Profesi Staff Humas

1. “Bagaimana menurut ibu hasil press gathering kemarin?”

Jawab:

“Baik, karena kami selaku staff di kecamatan dapat mengenal wartawan

tersebut dan mengetahui mereka berasal dari media mana.”

2. “Apakah Humas Setda Pemkot Bekasi selalu membina hubungan baik

dengan para wartawan?”

Jawab:

“Kami selalu berusaha untuk membina hubungan baik dengan wartawan

melalui pertemuan yang rutin diadakan oleh Humas.”

3. “Apakah di humas terjadi komunikasi yang efektif & harmonis antara

wartawan dengan kecamatan ini?”

Jawab:

“Sejauh ini cukup harmonis, hanya saja mungkin orang yang ingin

ditemui sering tidak ada di tempat, karena lebih sering bertugas di luar

kantor. Sehingga banyak wartawan yang mengeluh.”

4. “Bagaimana hubungan komunikasi yang dijalankan oleh seluruh Staff

Humas SETDA Pemkot Bekasi dengan media?”

Jawab:

“Sampai saat ini menurut kami sudah baik, apalagi sekarang media sudah

tidak perlu repot dan capek-capek kesini lagi untuk mencari berita. Karena

sekarang kan setiap informasi yang mungkin dibutuhkan media sudah di

71

jembatani oleh Humas. Sekarang malah media carinya Humas, kita juga

bakal kasih tau informasi apa saja yang dibutuhkan media, pasti kok.”

5. Dalam kegiatan press gathering kemarin apakah pihak Kecamatan Bekasi

Utara memberikan sumbangan di kegiatan tersebut?

Jawab:

“Kalau dana sih enggak ada, karena kan itu sudah memiliki anggaran

sendiri di Humas Pemerintah Kota Bekasi. Tapi kalau sumbangan hadiah

kita memberikan hadiah kepada media, karena kan ini kegiatan satu tahun

sekali. Jadi, ini momennya pas untuk lebih mengakrabkan kami dengan

media.”

Bekasi, 13 Juli 2018

Meiliana A. Md

72

Kartu Identitas Informan I (Staff Humas SETDA Pemerintah Kota Bekasi

73

Lampiran A.3.

Informan II : Fitriyandi Alfajri

Profesi : Wartawan - Editorial

Nama Media : Kompas Media Group (Warta Kota)

1. “Bagaimana pendapat anda mengenai acara press gathering kemarin?”

Jawab:

“Senang, karena bentuknya tidak terlalu formal. Jadi kita dijamu mereka

menyampaikan informasi bukan dengan cara yang sekedar ngasih release

atau sekedar duduk rapih. Intinya kita bisa ngerasain sesungguhnya apa

yang menjadi tujuan mereka dalam kegiatan ini.”

2. “Apa tujuan acara press gathering kemarin menurut media?”

Jawab:

“Tujuannya, menurut aku sendiri opini aku. Kayaknya sih untuk menjalin

hubungan yang erat juga antara Humas, Pejabat SKPD, dan Kepala Dinas

dengan wartawan.”

3. “Adakah kendala yang ditemui media dalam pelaksanaan kegiatan press

gathering yang dilakukan?”

Jawab:

“Kami para rekan media sangat berterima kasih kepada Humas Pemerintah

Kota Bekasi yang selalu mengakomodir kegiatan media. Sejauh ini

pelaksanaan untuk kami hampir sempurna, hanya kendala-kendala kecil.

Seperti waktu pelaksanaan yang molor karena kami media yang sulit

sekali hadir ontime sesuai dengan susunan acara yang sudah di tetapkan.”

74

4. “Adakah saran dari rekan media kepada Humas Pemerintah Kota Bekasi

agar pelaksanaan press gathering tahun depan lebih baik lagi?”

Jawab:

“Hanya sedikit tambahan saran, mungkin akan lebih baik jika games dan

outbond nya di adakan lagi, seperti tahun-tahun sebelumnya. Karena

dengan adanya games dan outbond seperti tahun sebelumnya membuat

kami rekan media merasa sangat fun dengan adanya acara tersebut dalam

press gathering itu. Selebihnya semua bagus.”

5. “Selama ini bagaimana hubungan komunikasi yang dijalankan Humas

Pemerintah Kota Bekasi dengan media?”

Jawab:

“Kalau sekarang sih sudah baik tapi semoga hubungannya lebih baik lagi.

Kalau bisa ya lebih erat lagi, misalnya dalam hal komunikasi juga. Tapi

saya kira komunikasi sudah erat dan cukup baik juga.”

6. “Adakah selama ini hambatan/kesulitan dalam mencari informasi?”

Jawab:

“Pasti ada, pernah dulu waktu pertama kali saya bolak balik kesini untuk

cari informasi enggak di gubris, rasanya saya udah langsung mau

membicarakan ini untuk saya liput. Tapi ya mungkin Humas juga enggak

mau setiap informasi yang belum akurat itu buru-buru di publikasikan ke

wartawan, sementara kita kan harus mendapat berita. Tapi sekarang media

udah di enakin dalam mencari berita, tidak usah lagi capek nyari-nyari

info. Semua info yang kita butuh pasti Humas bisa jembatani.”

Bekasi, 13 Juli 2018

Fitriyandi Alfajri

75

Kartu Identitas Informan II (Wartawan Warta Kota)

76

Lampiran B.1.

Sumber : Dokumentasi Humas Pemerintah Kota Bekasi (2017)

77

Lampiran B.2.

Sumber : Dokumentasi Humas Pemerintah Kota Bekasi (2017)

78

Lampiran C.1.

Sumber : Dokumentasi Humas Pemerintah Kota Bekasi (2017)

79

Lampiran C.2.

Sumber : Dokumentasi Humas Pemerintah Kota Bekasi (2017)

80

Lampiran D.1.

81

Lampiran E.1.

Sumber : Dokumentasi Humas Pemerintah Kota Bekasi (2017)

Foto Walikota dengan Seluruh Insan Media

Sumber : Dokumentasi Humas Pemerintah Kota Bekasi (2017)

Foto Wartawan dan Pejabat SKPD yang duduk satu meja bersama.

82

Sumber : Dokumentasi Humas Pemerintah Kota Bekasi (2017)

Walikota Bekasi (Rahmat Effendi) sedang melakukan tanya jawab dengan media.

Sumber : Dokumentasi Humas Pemerintah Kota Bekasi (2017)

Walikota Bekasi (Rahmat Effendi) Sedang melakukan tanya jawab dengan Insan media.

83

Sumber : Dokumentasi Humas Pemerintah Kota Bekasi (2017)

Sekertaris Daerah (DR. H.Rayendra Sukarmadji) sedang memberikan sambutan kepada media.

Sumber : Dokumentasi Humas Pemerintah Kota Bekasi (2017)

Sekertaris Daerah (DR.H.Rayendra Sukarmadji) sedang memberikan sambutan kepada media.

84

Sumber : Dokumentasi Humas Pemerintah Kota Bekasi (2017)

Foto Wartawan, Organisasi Perangkat Daerah dan Camat yang duduk satu meja bersama.

Sumber : Dokumentasi Humas Pemerintah Kota Bekasi (2017)

Foto Wartawan, Organisasi Perangkat Daerah dan SKPD yang duduk satu meja bersama.

85

Foto penulis saat sedang melakukan wawancara dengan Key Informan Elyas Ferry Pasaribu

S.Kom

Foto penulis saat sedang melakukan wawancara dengan Key Informan Elyas Ferry Pasaribu

S.Kom

86

Foto dengan Key Informan Elyas Ferry Pasaribu S.Kom (Pengolah Bahan Informasi dan

Publikasi)

Foto dengan Key Informan Elyas Ferry Pasaribu S.Kom (Pengolah Bahan Informasi dan

Publikasi)

87

Foto Penulis saat sedang melakukan wawancara dengan Informan, Meiliana, A.Md

Foto Penulis saat sedang melakukan wawancara dengan Informan, Meiliana, A.Md

88

Foto dengan Informan Meiliana,A.Md (Staff Humas Kecamatan Bekasi Utara)

Foto dengan Informan Meiliana,A.Md (Staff Humas Kecamatan Bekasi Utara)

89

Foto dengan Informan (Wartawan Warta Kota)

90

91