pedoman penulisan proposal tugas akhir dan laporan tugas akhir
Tugas akhir ok
-
Upload
yulia-salsabila -
Category
Documents
-
view
2.417 -
download
13
Transcript of Tugas akhir ok
TUGAS AKHIR
PERBANDINGAN KAIZEN JIG LOCATOR MESIN MURATEC MW 120 UNTUK MENDETEKSI MIRING PADA PART GEAR KPH M4
DI PT MUSASHI AUTO PARTS INDONESIA
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar S1
Jurusan Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknologi Texmaco
Oleh :
Listianto
11082018
TEKNIK MESIN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEXMACO
KARAWANG
2012
LEMBAR PENGESAHAN
“PERBANDINGAN KAIZEN JIG LOCATOR MESIN MURATEC MW 120 UNTUK MENDETEKSI MIRING PADA PART GEAR KPH M4”
DI PT MUSASHI AUTO PARTS INDONESIA
Karawang, ( Tanggal Sidang )
Telah disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing Tugas Akhir 1 Pembimbing Tugas Akhir 2
Agus Sudianto,M.sc Ghany Heryana,ST
Penguji I Penguji II
DR.Ir. Eka Purwanda, M.Si Sumardi, ST
Mengetahui
Ketua Jurusan Teknik Mesin
Sumardi, ST
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur Penulis panjatkan kehadirat Illahi Robbi, Dzat yang Maha
Tinggi, Maha Penguasa langit dan bumi, sehingga penulisan Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Adapun tujuan dari pembuatan Tugas Akhir ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
dapat mengikuti sidang sarjana di jurusan Teknik Mesin di Sekolah Tinggi Teknologi
Texmaco Karawang. Penelitian Tugas Akhir ini dilakukan di PT MUSASHI AUTO PARTS
INDONESIA.
Tugas Akhir ini merupakan sebuah studi kasus yang dikerjakan pada PT MUSASHI
AUTO PARTS INDONESIA. Mengambil topik “PERBANDINGAN KAIZEN JIG
LOCATOR MESIN MURATEC MW 120 UNTUK MENDETEKSI MIRING PADA
PART GEAR KPH M4”.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam pengerjaan tugas akhir ini :
1. Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga diberikan kelancaran selama proses
penulisan tugas akhir.
2. Bpk. DR.Ir. Eka Purwanda, M.Si, selaku ketua Sekolah Tinggi Teknologi Texmaco
3. Bapak Sumardi, ST selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin STT Texmaco.
4. Bapak Agus Sudianto, M.sc selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir 1.
5. Bapak Ghany Heryana, ST selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir 2.
6. Staff Dosen di Jurusan Teknik Mesin STT Texmaco.
7. Staff Tata Usaha, Laboratorium, dan Perpustakaan STT Texmaco.
8. Orang tua saya yang selalu memberi dukungan serta dorongan hingga terselesaikannya
Tugas Akhir ini.
9. Teman - teman STT Texmaco dan semua pihak yang telah membantu Penulis selama
ini.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah mereka berikan kepada
Penulis. Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu Penulis mohon maaf serta saran dan kritik yang bersifat kontruktif. Akhir kata penulis
berharap semoga Tugas Akhir yang penulis buat ini dapat meberikan manfaat khususnya bagi
penulis dan umunya bagi semua pihak yang memerlukan dan membutuhkannya.
Karawang, 19 Maret 2013
Listianto
11082018
ABSTRAK
Di era globalisasi sekarang ini persaingan industry semakin tinggi.Oleh karena itu
setiap perusahaan harus melakukan perbaikan baik produk ataupun kepuasan customer.
Salah satu kunci sukses perusahaan jepang adalah melakukan kaizen.Dengan kaizen
produksi bisa ditingkatkan dan produk reject bisa dihilangkan.
Dalam analisa ini penulis mencoba membuat perbandingan kaizen desain jig locator
sebelum dan sesudah dilakukan kaizen,apakah mendapatkan keuntungan atau kerugian setelah
dilakukan kaizen.
ABSTRAC
In the era of globalization,competition of industry is increasingly.therefore every
company should have a step to improve the quality of goods and customer satisfaction.
One key of the company's japan to success is doing kaizen.with kaizen, the production
can be increased and can removed reject the goods.
In this thesis the writer tries to make comparisons kaizen jig locator designs before and
after kaizen.whether there is a difference which is the profit or loss after doing kaizen.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
PT.MUSASHI AUTO PARTS INDONESIA (MAPIN) adalah merupakan perusahaan
manufaktur yang bergerak pada bidang automotif parts yang berdiri dibawah naungan Astra
group.Main customer PT.MAPIN adalah Atra Honda Motor.Produk-produk yang dibuat antara
lain mission gear 2R,mission gear 4R,Cam shaft,Cluth Piston,Primary gear,Starting Gear,Gear
Scooter dan masih banyak lagi yang lainnya.
Banyaknya jenis motor yang ada dipasaran berati memberikan keleluasan bagi
konsumen untuk memilih merek sesuai dengan keinginannya.Oleh karena itu perlu bagi
perusahaan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.Honda sebagaimana diketahui
adalah salah satu produk automotif yang semakin lama semakin digemari masyarakat karena
produk andalannya yaitu:Beat,Vario,Mega Pro,Tiger,Supra x dan masih banyak produk yang
lainnya.
Dengan semakin bertambahnya customer di PT MUSASHI AUTO PARTS
INDONESIA yang mempercayakan pembuatan produknya di perusahaan ini maka kepuasan
pelanggan menjadi point yang harus diutamamakan dengan membuat dan tidak mengirim
barang NG ke customer.
Bermacam-macam tipe parts terutama yang mempunyai bosu banyak di proses di PT
MAPIN dan produksinya pun juga tinggi,seiring dengan waktu yang berjalan kelainan kualitas
produksipun terjadi dan mengalir ke customer sehingga megakibatkan claim customer yang
sebagian besar adalah NG miring akibat tidak adanya pendeteksi yang bisa mendeteksi NG
miring itu sendiri dari awal,ini terbukti dalam waktu 4 bulan terjadi 26 kasus NG miring op 2
yaitu bulan april-juli 2012 yang mengalir ke proses selanjutnya.
Dengan semakin banyaknya karyawan di PT.MAPIN maka menjadi tantangan untuk
menghilangkan claim customer tersebut dengan skill yang dimiliki untuk membuat kaizen dan
perbaikan pada proses permesinan guna menghilangkan NG miring.
Dari uraian diatas penulis mencoba menerapkan kaizen untuk mendesain ulang jig atau
locator dengan chuck miss yang digunakan untuk stoper atau penahan parts yang mempunyai
bosu pada permukaan part gear KPH M4.Gaer KPH M4 adalah salah satu komponen motor
Supra X 125 dengan parts number 23471-KPH-7000,kemudian melakukan sedikit perubahan
program pada mesin produksi yaitu Mesin MURATEC MW 120 (mesin bubut CNC auto).
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Dalam melakukan tugas akhir ini,masalah yang akan di teliti dan analisa adalah
mengenai perbandingan desain locator yang digunakan dimesin cnc muratec mw 120 yang
kurang tepat dalam memproses benda kerja yang mempunyai bosu karena sering ditemukan
barang reject NG miring karena desain locator yang tidak pas.
1.3 BATASAN MASALAH
Adapun batasan masalah dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan di PT MUSASHI AUTO PARTS INDONESIA.
2. Penelitian ini dilakukan pada mesin CNC MURATEC MW 120.
3. Penelitian ini hanya untuk produk sejenis yaitu Gear KPH M4
4. Penerapan kaizen jig locator dengan cara kerjanya.
1.4 TUJUAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Membandingkan hasil jig locator sesudah dikaizen dengan sebelum dikaizen apakah
terdapat perbedaan.
2. Mengetahui kerugian dan keuntungan sesudah dilakukan kaizen jig.
1.5 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini bermaksud untuk mengaplikasikan disiplin ilmu yang didapat dibangku kuliah.
2. Memperoleh gelar S1 Teknik Mesin STT Texmaco Karawang.
3. Menghilangkan NG miring.
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN
Laporan yang membahas tentang perbandingan desain locator mesin muratec mw100
untuk mendeteksi miring part yang mempunyai bosu dengan chuckmiss di bagi dalam bab dan
di susun secara sistematik sehingga lebih mudah di telusuri dan di pahami.
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini pembahasan yang akan dilakukan tentang latar belakang
penulis,perumusan masalah,tujuan dan manfaat yang diharapkan ,batasan masalah,dan
sistematika penulisan.
BAB II Landasan teori
Pada bab ini penulis mengemukakan landasan teori yang digunakan mengenai materi
pembahasan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan sumber
data-data dari buku ataupun materi lainnya yang masih relevan atau layak.
BAB III Metodologi penelitian
Pada bab ketiga, berisi waktu pelaksanaan tugas akhir ,,metode pengumpulan data hasil
pengamatan proses yang di peroleh dengan melakukan peninjauan langsung ke lapangan,dan
melakukan diskusi dengan pembimbing.
BAB IV Pembahasan
Pada bab ini berisikan uraian tentang masalah yang terjadi desain jig locator sebelum
dan sesudah dilakukan desain ulang yang mengunakan chuckmiss besesrta hasil
perbandingannya.
BAB V Kesimpulan dan saran
Pada bagian akhir dari suatu penulisan laporan penelitian Ini akan di berikan
kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang di kemukakan berkaitan dengan topik yang
telah di bahas sebagai hasil yang telah di peroleh dari penelitian ini,serta saran yang sekiranya
dapat bermanfaat pula untuk penelitian atau pengembangan lebih lanjut.
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Kaizen
Kaizen adalah suatu filosofi dari jepang yang memfokuskan diri pada pengembangan
dan penyempurnaan yang melibatkan semua orang.
(Imai, Masaaki. 1992. Kunci Sukses Jepang Dalam Persaingan. Jakarta:Insitut Pendidikan
dan Pembinaan Manajemen dan PT Pustaka Binaman Pressindo. Hal:xvi)
Kaizen berarti “perbaikan”. Kata Kaizen merupakan kombinasi karakter huruf Jepang
Kai yang berarti “perubahan” dengan Zen yang berarti “baik”. Di Barat kata Kaizen sebagai
konsep manajemen, berarti “perbaikan terus-menerus”, setahap demi setahap.
a.Prinsip Kaizen
1 Berfokus pada Pelanggan.
2 Mengadakan Peningkatan Secara Terus Menerus.
3 Mengakui Masalah Secara Terbuka.
4 Mempromosikan Keterbukaan.
5 Menciptakan Tim Kerja.
6 Memanajemeni Proyek Melalui Tim Fungsional-silang.
7 Memelihara Proses Hubungan yang Benar.
8 Mengembangkan Disiplin Pribadi.
9 Memberikan Informasi pada Semua Karyawan.
10 Memberikan Wewenang Kepada Setiap Karyawan.
b.Keuntungan Kaizen
Dengan menggunakan konsep dasar Kaizen dalam melakukan berbagai
aktivitas. Ada beberapa keuntungan yang diperoleh, antara lain:
• Peningkatan proses.
• Penggunaan paradigma baru.
• Mempercepat waktu proses.
• Zero investment.
• Human Development.
• Keamanan dan keselamatan kerja.
Keuntungan lain dari Kaizen adalah:
• Penggunaan sistem Plan-Do-Check-Action (PDCA) mengakibatkan cepat dalam
meningkatkan proses dan menghilangkan masalah.
• Identifikasi, implementasi, monitor dan mengatur perubahan menyebabkan dapat
mencegah terjadinya masalah baru.
• Memfokuskan organisasi kepada kepuasan konsumen dan berdasarkan fakta dalam
mengambil keputusan.
• Membantu organisasi untuk menjadi lebih efisien pada proses peningkatan dan
pemecahan masalah dilakukan pada tingkat optimal dan biaya yang rendah.
c.Tools yang Digunakan
Dalam melakukan perbaikan secara terus menerus. Beberapa tools yang
digunakan, antara lain:
1. Cause & Effect – Fish bone.
Fish bone berguna untuk menganalisa dan menemukan faktor-faktor yang berpengaruh
secara signifikan didalam menentukan karakteristik kualitas output kerja. Disamping itu untuk
menentukan penyebab-penyebab sesungguhnya dari suatu masalah.Hubungan penyimpangan
kualitas dengan faktor-faktor penyebab tersebut dapat digambarkan dalam diagram.
Ada lima faktor penyebab utama yang signifikan dan perlu diperhatikan, yaitu:
• Manusia (man).
• Metode kerja (work-method).
• Mesin atau peralatan kerja lainnya (machine / equipment).
• Bahan baku (raw materials).
• Lingkungan kerja (work environment).
2.Lembar Isian (Check Sheet).
Lembar isian merupakan alat bantu untuk memudahkan proses pengumpulan data.
Bentuk dan isinya disesuaikan dengan kebutuhan maupun kondisi kerja yang ada.Didalam
pengumpulan data. maka data harus diambil sesuai dengan kebutuhan analisis dalam arti
bahwa data harus :
• Jelas, tepat dan mencerminkan fakta.
• Dikumpulkan berdasarkan cara yang benar, hati-hati dan teliti.
3. 5 Why Analysis.
Five why analysis adalah suatu metode untuk menemukan akar dari
permasalahan. Biasanya yang nampak adalah gejala-gejala bukanlah masalah
sebenarnya.
II.2 Jig dan Fixture
Jig dan fixture adalah piranti pemegang benda produksi yang digunakan dalam rangka
membuat penggadaan komponen secara akurat.hubungan dan kelurusan yang benar antara alat
potong atau alat bantu yang lainnya dan benda kerja mesti dijaga maka untuk melakukan ini
dipakailah jig dan fixture yang didesain untuk memegang,menjaga dan memposisikan setiap
bagian sehingga setiap pengeboran,pembubutan atau proses pemesinan yang lainnya dilakukan
sesuai batas spesifikasi.
(Kurniawan. 2000. Perencanaan Peralatan Penepat. Bandung:Polman.hal:1)
Jig didefinisikan sebagai piranti atau peralatan khusus yang memegang menyangga
atau ditempatkan dikomponen yang akan dimesin,alat ini adalah alat bantu produksi yang
dibuat sehingga ia tidak hanya menempatkan dan memegang benda tetapi juga mengarahkan
alat potong ketika operasi berjalan,jig biasanya dilengkapi dengan bushing baja keras untuk
mengarahkan mata gurdi/bor(drill)atau perkakas potong lainnya.Pada dasarnya jig yang kecil
tidak dibaut/dipasang pada meja kempa gurdi(Drill Press Table) namun untuk diameter
pengurdian diatas 0,25 inchi,jig biasanya juga perlu dipasang kencang pada meja.
Fixture didefinisikan merupakan peralatan produksi yang menempatkan memegang
dan kerjaan pemesinan yang diperlukan bisa dilakukan,blok ukur atau feeler gauge digunakan
pada fixture untuk referensi/setelan alat potong ke benda kerja.fixture harus dipasang tetap
kemeja mesin dimana benda kerja diletakkan.
Perancangan alat bantu
Perancangan desain/design alat bantu(tool) merupakan proses mendesain dan
mengembangkan alat bantu,metode dan tekhnik yang dibutuhkan untuk meningkatkan
efisiensi dan produktifitas manufaktur,produksi dengan volume produksi yang besar dan
kecepatan produksi yang tinggi memerlukan alat bantu yang khusus.desain alat bantu selalu
berkembang karena tidak ada satu alat yangmampu memenuhi seluruh proses manufaktur.
tujuan digunakan alt bantu adalah:
1.Menurunkan biaya manufaktur.
2.Menjaga kualitas.
3.Meningkatkan produksi(syarat desain alat bantu yang baik).
4.Menaikkan laju produksi dengan alat/mesin yang ada.
5.foolproof,mencegah pemasangan yang salah.
7.Pemakaian yang cukup.
Posisi desain alat bantu dalam proses manufaktur terletak diantara desain(produk) dan
produk.Gagal atau sukses alat bantu tergantung oleh perancangan desainer.
Alat bantu harus memahami produk yang akan dibuat dan proses pembuatanya.Perancangan
alat bantu informasi yang diperlukan:
1.Gambar produk
Yang harus diperhatikan:bentuk dan ukuran part,jenis dan kondisi material yang akan
diproses,jenis pemesinan,derajat akurasi yang diisyaratkan,jumlah produksi yang akan
dicapai,permukaan clamping dan locator.
2.Rencana produksi
Yang harus diperhatikan:tipe dan kapasitas mesin yang dipakai,tipe dan ukuran
cutter,urutan operasi,prfoses mesin sebelumnya.
3.Waktu dan biaya yang tersedia untuk mendesain alat bantu
4.Diperlukan pengalaman dan kreatifitas perancangan alat bantu.
Langkah pertama dalam mendesain alat bantu adalah mencari solusi,
1.Apakah diperlukan alat bantu yang khusus/baru
2.Perlu mesin yang multi spindle atau single spindle
3.Single atau multi-purpose tool
4.Apakah penghematan yang diperoleh sepadan dengan tambahan biaya tool,apakah
diperlukan gauge?jenis apa?
II.3 Auto CAD
AutoCAD merupakan sebuah program yang biasa digunakan untuk tujuan tertentu
dalam menggambar serta merancang dengan bantuan komputer dalam pembentukan model
serta ukuran dua dan tiga dimensi atau lebih dikenali sebagai “Computer-aided drafting and
design program” (CAD). Program ini dapat digunakan dalam semua bidang kerja terutama
sekali dalam bidang-bidang yang memerlukan keterampilan khusus seperti bidang Mekanikal
Engineering, Sipil, Arsitektur, Desain Grafik, dan semua bidang yang berkaitan dengan
penggunaan CAD.
Sistem program gambar dapat membantu komputer ini akan memberikan kemudahan
dalam penghasilan model yang tepat untuk memenuhi keperluan khusus di samping segala
informasi di dalam ukuran yang bisa digunakan dalam bentuk laporan, Penilaian Bahan
(BOM), fungsi sederhana dan bentuk numerial dan sebagainya. Dengan bantuan sistem ini
dapat menghasilkan sesuatu kerja pada tahap keahlian dan yang tinggi ketepatan di samping
menghemat waktu dengan hanya perlu memberi beberapa petunjuk serta cara yang mudah.
Gambar yang dibentuk melalui program autocad dapt diubah bentuk-nya untuk
keperluan grafik yang lain melalui beberapa format seperti DXF ( Data Exchanged File),
IGES, dan SLD. Tambahan pula membantu program ini juga, berkemampuan untuk
membentuk dan menganalisa model pepejal dalam kerja-kerja rekabentuk kejuruteraan. Untuk
memenuhi keperluan yang lebih canggih, perisian ini mampu membawa pengguna
mengautomasikan kerja-kerja penggunaan pengaturcaraan sokongan seperti LISP, dan ADS
untuk membentuk arahan tambahan tersendiri.berikut sekilas tampilan AutoCAD:
Gambar II.1 Tampilan awal autoCad
Gambar II.2 Tampilan jendela AutoCAD
II.4 Solid Works
SolidWorks adalah software CAD 3D yang dikembangkan oleh SolidWorks
Coorporation yang sekarang sudah diakuisisi oleh Dassault Systems. SolidWorks dalam
pengambaran model 3D menyediakan feature-based, parametric solid modeling. Feature-
based dan parametric ini yang akan sangat mempermudah bagi usernya dalam membuat model
3
Gambar II.3 Tampilan awal SolidWorks
1. Templates SolidWorks
SolidWorks menyediakan 3 templates utama yaitu:
a) Part adalah sebuah objek 3D yang terbentuk dari feature – feature. part bisa menjadi
sebuah komponen pada suatu assembly, dan juga bisa digambarkan dalam bentukan
2D pada sebuah drawing. Feature adalah bentukan dan operasi – operasi yang
membentuk part. Base feature merupakan feature yang pertama kali dibuat. Extension
file untuk part SolidWorks adalah .SLDPRT.
b) Assembly adalah sebuah dokumen dimana parts, feature dan assembly lain /(Sub
Assembly) dipasangkan / disatukan bersama. Extension file untuk SolidWorks
Assembly adalah .SLDASM.
c) Drawing adalah templates yang digunakan untuk membuat gambar kerja 2D
engineering Drawing dari single component (part) mauun Assembly yang sudah kita
buat. Extension file Untuk SolidWorks Drawing adalah .SLDDRW.
Gambar II.4 Tampilan Template
Karena SolidWorks adalah software design yang berbasis parametric maka antara ke 3
templates diatas saling berhubungan. Maka ketika suatu part diubah maka part tersebut akan
secara otomatis berubah diassembly maupun di drawing.
Gambar II.5 Tampilan Jendela SolidWorks
II.5 Toleransi dan Suaian
a.Toleransi (tolerance)
Toleransi ukuran (dimensional tolerance) adalah perbedaan antara dua harga batas
dimana ukuran atau jarak permukaan / batas geometri suatu komponen harus terletak.
Kedua harga batas toleransi dapat dinyatakan sebagai penyimpangan (deviation) terhadap
ukuran dasar yang sudah didefinisikan terlebih dahulu. Sedapat mungkin ukuran dasar
dinyatakan dalam bilangan bulat.
Gambar II.6 Penulisan Toleransi
Gambar II.7 Diagram skematik toleransi
b.Suaian (fit)
Apabila dua buah komponen akan dirakit (assy), hubungan yang terjadi, yang ditimbulkan
oleh karena adanya perbedaan ukuran bagi pasangan elemen geometrik sebelum mereka
disatukan disebut suaian (fit).
Jenis Suaian
1.Suaian Longgar (Clearance Fit), yaitu suaian yang selalu akan menghasilkan kelonggaran
(clearance) "Daerah toleransilubang selalu terletak di atas daerah toleransi poros".
2.Suaian Pas (Transition Fit), adalah suaian yang dapat menghasilkan kelonggaran ataupun
kerapatan. "Daerah toleransi lubangdan daerah toleransi poros saling berpotongan (sebagian
saling menutupi)".
3.Suaian Paksa (Interference Fit), yakni suaian yang selalu akan menghasilkan kerapatan.
(interference). "Daerah toleransilubang selalu terletak di bawah daerah toleransi poros".
Gambar II.8 Penulisan Toleransi Ukuran.
Gambar II.9 Simbol ISO untuk Toleransi.
•Posisi daerah toleransi terhadap garis nol ditetapkan sebagai
suatu fungsi ukuran dasar (berubah mengikuti perubahanukuran dasar). Dinyatakan dengan
simbol satu huruf.
•Toleransi, harganya/besarnya ditetapkan sebagai fungsi ukuran dasar. Dinyatakan dengan
simbol angka (angka kualitas).
Contoh :
45g6 : artinya suatu poros dengan ukuran dasar 45mm, posisi daerah toleransi mengikuti
aturan kode huruf g serta besar harga toleransinya mengikuti aturan kode angka 6
65H7 : artinya suatu lubang dengan ukuran dasar 65mm, posisi daerah toleransi mengikuti
aturan kode huruf H serta besar harga toleransinya mengikuti aturan kode angka 7
Gambar II.10 Sistem Suaian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT.MUSASHI AUTO PARTS INDONESIA
Kawasan industi EJIP industrial Park Plot 3j-2,cikarang selatan,bekasi 17550 telp(021)897-
(hunting)fax(021)897-0865
Penelitian ini dilakukan mulai bulan april 2011 sampai bulan November 2012.
III.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data untuk membandingkan jig sebelum dan sesudah dilakukan
kaizen adalah sebagai berikut:
1. Studi Literatur
Untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan desain jig,dilakukan studi
literatur. Informasi yang berkaitan dengan jig diperoleh dari buku-buku, standard
internasional, wawancara dengan pembimbing.
2. Pengambilan data
Metode tugas akhir yang dilakukan diantaranya adalah :
• Pengumpulan data secara langsung melalui data base yang ada di perusahaan.
• Survey lapangan di lingkungan perusahaan sesuai dengan batasan permasalahan yang
ada.
• Wawancara (interview) langsung dengan karyawan / staf ahli atau dengan pembimbing
lapangan.
III.3 Aliran Penelitian
Adapun aliran penelitian seperti digambarkan dibawah ini:`
Mulai
Desain jig sebelum dikaizen
Trial dan uji coba proses
Selesai
Perumusan Masalah
Desain jig sesudah dikaizen
Hasil & Perbandingan
Gambar III.1 Aliran penelitian
III.4 Tinjauan Produk
Gear KPH M4 merupakan parts dengan custemernya adalah PT.AHM.Bahan dasar
KPH M4 adalah dari sejenis material SCM 415 HV dan melalui beberapa proses yaitu cutting
kemudian forging (pembentukan) setelah forging mulailah proses machining.part ini
mempunyai bosu dikedua sisi ujungnya terdiri dari 2 tanmen atau diameter luar yang besar dan
kecil yang masing masing untuk tumpuan atau datum pembubutan op1 dan op2.Pada proses
machining (Lathe/bubut) ini melalui beberapa proses yaitu:
Pada proses ini yang dikerjakan adalah pembentukan bagian diameter luar,marking,diameter
dalam,alur dan chamfer.pada proses lathe ini memakai mesin CNC dengan 2 op,yaitu op 1 dan
op 2 untuk membentuk bagian salah salah satu sisi dan sisi sebaliknya karena pada saat proses
pertama bagian yang dicekam tidak bisa terproses jadi pada bagian yang lain dilakukan di op2.
Gambar III.2 Gear sebelum proses lathe
Gambar III.3 Gear sesudah proses lathe
Gambar III.3 Drawing gear KPH M4
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai desain jig sebelum dilakukan kaizen dan desain
jig sesudah dikaizen dan akan dibandingkan hasilnya.
1V.1 desain jig sebelum dilakukan kaizen
Dari gambar IV.1 dapat dilihat desain jig tanpa menggunakan lubang chuck miss
sehingga menyebabkan part yang di proses sering ditemukan miring.Berikut data pengamatan
yang dilakukan:
Tabel IV.1 Data pengamatan sebelum dilakukan kaizen.
NO Point Pengamatan Aktual1. Lama waktu Pemasangan dan setting 10-15 Menit2. Cycle time Part 27,8 Detik/pcs3. Hasil Produksi Rata-rata ± 1418 pcs/12 jam
kerja
Gambar IV.1 Desain jig sebelum kaizen.
4. Part Reject pemasangan miring (Claim Custemer) 7 pcs (bulan April)
4 pcs (bulan mei)
8 pcs (bulan juni)
7 pcs (bulan juli)
Dari tabel diatas yang akan dilakukan perbaikan adalah menghilangkan Part Reject
yang terjadi karena dalam waktu 4 bulan sudah terjadi 26 Claim kasus yaitu dari bulan April-
Juni 2012.
Analisa penyebab part reject akibat pemasangan miring menggunakan metode 4-M
(MAN,METHODE,MACHINE,MATERIAL).
Tabel IV.2 analisa penyebab pemasangan miring
NO Analisa Faktor penyebab1. MAN Kurangnya pengecekan2. METHODE Grease habis
Oli hydrolic habis
Keganjal kiriko
Benda ber bosu (tidak ada chuck miss)3. MACHINE Pemasangan loader tidak pas
Putara spindle tidak normal
Locator biasa(tidak ada pendeteksi miring)4. MATERIAL Benda terdapat bury
Bentuk benda tidak rata (mempunyai bosu)
Dari tabel IV.2 diatas dapat disimpulkan bahwa penyebab part reject miring adalah part
yang mempunyai permukaan tidak rata (mempunyai bosu) dengan desain locator tidak
menggunakan chuck miss(pendeteksi miring) dan terganjal kiriko.Berikut ilustrasinya:
Gambar IV.2 ilustrasi pemasangan miring
Contoh sample benda miring.
Gambar 1V.3 Sample benda miring
Benda miring mempunyai tebal sisi yang satu dengan yang lainnya yang tidak sama sehingga
tingginya berbeda-beda.
Imbas benda miring adalah sebagai berikut:
1.NG hafure.
2.Mesin noise.
3.Cutter shaping chipping.
4.Cutter broachi patah.
5.Cek all.
6.Delivery terhambat.
IV.11 Pembuatan desain jig baru
Dalam pembuatan desain jig baru yang paling pertama diperhatikan yaitu bentuk part
Gear KPH M4 yang tidak rata dan mempunyai bosu maka terlebih dahulu akan dicari point
penting sebelum membuat desain jig yang baru.
A.menentukan sudut bosu dan menentukan tinggi bosu.
Gambar IV.4 Part Gear KPH M4.
Dari gambar IV.3 maka untuk sudut bosu adalah 30º
90°
30°
BOSU
tinggi bosu adalah 6+0.3 mm.
Mencari sudut dan tinggi bosu menjadi point penting sebelum mendesain ulang karena
menjadi acuan pada waktu membuat stopper,lubang chuck miss dan proses pemasangannya
dikarenakan mesin yang akan dipasang locator tersebut sudah beroperasi secara otomatis.
B.Desain ulang jig yang sudah diperbaiki
Gambar IV.5 Drawing locator setelah kaizen.
Gambar 3D
Gambar IV.6 Locator 3D.
Gambar IV.7 Locator sesudah dirakit.
2.Gambar stopper
Gambar IV.8 Drawing stopper locator.
C.Standar Toleransi dan Suaian.
Dari gambar desain locator ada beberapa toleransi dan bolt yang harus diperhatikan:
1.Kesejajaran
Gambar IV.9 Drawing kesejajaran.
• Kesejajaran antara permukaan atas dan bawah max adalah 0.005mm
2.Bolt
Gambar IV.10 Drawing Bolt M5.
• Untuk baut M5 diameter kepala baut adalah 8.5 mm dengan toleransi atas 0 dan
toleransi bawah -0.36 mm dan tinggi kepala baut adalah 5 dengan toleransi bawah -0.3mm ( JIS).
3.Toleransi suaian(sliding).
Gambar IV.11 Toleransi lubang.
Gambar IV.12 Toleransi Shaft.
Untuk pasangan hole H7 adalah shaft h6 (JIS)
D.pembuatan jig locator
Proses pembuatan jig locator dan stopper diatas melalui beberapa tahapan
machining,dan materialnya adalah dari SCM 415,secara singkat akan diuraikan sebagai
berikut:
1. proses facing dan bubut untuk membuat permukaan dan diameter luar yang diinginkan.
2. proses drilling untuk membuat lubang ketiga sisi locator yang akan dipakai untuk baut
yang akan dipasan ke spindle dan untuk membuat lubang yang akan dialiri angin sebagai
chuck miss.
3. proses boring untuk membuat lubang awal bagian sisi depan atas yang nantinya akan
dibubut untuk membuat lubang yang lebih besar dan halus.
4. proses EDM untuk membuat lubang yang kecil sebagai jalur arah aliran angin untuk
chuckmiss.
5. proses milling untuk membuat ketiga sisi diantara lubang drilling
6. proses hardening untuk kekerasan
7. proses ginding untuk menghaluskan permukaan sisi
Sedangkan untuk pembuatan stopper locator melelui proses:
1. frais.
2. Boring
3. hardening.
4. grinding.
E.Posisi Pemasangan dan Setting
Gambar IV.13 Posisi locator di spindle.
E.1 Urutan pemasangan dan setting
1. pasang locator pada spindle.
2. Seting goyangan kesejajaran permukaan dengan alat Dial Indicator karena toleransinya
sangat kecil.
3. pasang stopper pada locator
Karena jig locator yang sudah didesain ulang cara kerjanya juga menggunakan chuck
miss (lubang angin) maka perlu alat bantuan untuk mensetting yaitu plat tipis 0.03mm dan
pressure gauge sebagai pendeteksi tekanan angin yang masuk dan keluar,berikut
gambarannya:
Gambar IV.14 Plat Gambar IV.15 presure gauge 1
E.2 Langkah setting
Gambar IV.16 posisi setting chuck miss.
• Tempelkan plat pada permukaan locator kemudian letakkan part diatas plat kemudian
tekan tanda angin pada pressure gauge (Lihat Gambar 4.15)
F.Melakukan penambahan program pada mesin CNC
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari cara kerja jig locator yang sudah di
desain ulang maka dilakukan dengan menambahkan program Macro pada mesin.
SOM adalah Spindle Oriented Macro
Spindle oriented adalah perintah atau command terhadap sepindle untuk berputar
sesuai dengan derajat yang sudah ditentukan,yaitu dengan M19,M20,M21,M22 dan untuk part
KPH M4 setelah dilakukan pengukuran sudut bosu maka ditetapkan sebesar 30º (Lihat
Gambar 4.3)
M19:spindle oriented 1 dengan sudut 30º
M20:spindle oriented 2 dengan sudut 30º
M21:spindle oriented 3 dengan sudut 30º
M22:spindle oriented 4 dengan sudut 30º
Macro(#185) adalah menunjukkan status chuckmiss terbuka (ON) atau tertutup (OFF)
Gambar IV.17 Bagan sistem SOM 1
Cara kerja system SOM
• Apabila saat pemasangan part langsung tepat dilubang chuck miss maka mesin akan
otomatis proses (#185)
• Apabila sampai 3x putar belum pas juga maka akan chuckmiss dan dibuang ke NG
chute
• Tetapi apabila bosu belum pas dilubang chuckmiss maka M20 akan bekerja memutar
spindle 25° dan apabila belum pas juga maka proses ini akan berulang ke M21 sampai
M22.
• G.Hasil Trial dan Proses.
Tabel IV.3 Data pengamatan setelah dilakukan kaizen.
NO Point Pengamatan Aktual
1. Lama waktu Pemasangan dan setting 15-20 Menit
2. Cycle time Part 27,1 Detik/pcs
3. Hasil Produksi Rata-rata ±1434 pcs/12 jam kerja
4. Part Reject pemasangan miring (Claim
Custemer)
0 pcs (bulan Agustus)
0 pcs (bulan September)
0 pcs (bulan Oktober)
0 pcs (bulan November)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tidak ada part reject (claim customer) pemasangan
miring selama 4 bulan yaitu dari bulan Agustus-bulan November.
H.perbandingan hasil sebelum dan sesudah dilakukan kaizen.
Untuk mengetahui perbedaan sebelum dilakukan kaizen dan sesudah dilakukan kaizen
maka kedua hasil tersebut akan dibandingkan apakah ada perubahan atau tidak.Berikut
tabelnya:
Tabel IV.4 Perbandingan sebelum dan sesudah kaizen
NO Point Pengamatan Sebelum kaizen Sesudah Kaizen1 Lama waktu
pemasangan dan setting 10-15 menit 15-20 menit2 CT part 27.8 detik/pcs 27.1 detik/pcs3 Hasil Produksi Rata-rata ±1418 pcs/12 jam Rata-rata ±1438 pcs/12 jam
4 Part reject (claim
customer) pemasangan
miring
7 pcs (April)
4 pcs (Mei)
8 pcs (juni)
7 pcs (juli)
0 pcs (Agustus)
0 pcs (September)
0 pcs (Oktober)
0 Pcs (November)
Dari tabel diatas dapat dilihat beberapa perbedaan yang merupakan keuntungan dan
kerugian sesudah dilakukan kaizen jig locator dan yang paling signifikan adalah hilangnya
part reject akibat pemasangan miring.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan sebelum dan sesudah melakukan kaizen jig locator
dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:
Tabel V.1 Perbandingan sebelum dan sesudah kaizen
NO Point Pengamatan Sebelum kaizen Sesudah Kaizen Perbedaan1 Lama waktu
pemasangan dan
setting
10-15 menit 15-20 menit Lebih lama 5 menit
2 CT part 27.8 detik/pcs 27.1 detik/pcs Lebih cepat 0.7 detik
3 Hasil Produksi Rata-rata ±1418
pcs/12 jam
Rata-rata ±1438
pcs/12 jam
Lebih banyak ± 20 pcs/12 jam kerja
4 Part reject (claim
customer)
pemasangan
miring
7 pcs (April)
4 pcs (Mei)
8 pcs (juni)
7 pcs (juli)
0 pcs (Agustus)
0 pcs (September)
0 pcs (Oktober)
0 Pcs (November)
Tidak ada NG pemasangan miring yaitu 0 pcs
2.Dari tabel nomer satu dapat ditarik kesimpulan untuk Keuntungan dan kerugian,yaitu:
Keuntungan :
1. Cycle time lebih cepat 0.7 detik.
2. Hasil produksi lebih banyak yaitu ada penambahan rata-rata ± 20 pcs/12 jam kerja.
3. Tidak ada part reject (claim customer) pemasangan miring dari bulan Agustus-
November yaitu 0 pcs.
Kerugian:
1. Waktu pemasangan dan setting lebih lama yaitu sekitar 5 menit karena ada proses
pemasangan stopper pada locator tetapi ini dilakukan hanya waktu pemasangan awal
saja.
V.11 Saran
Setelah melakukan penelitian dan pengamatan dilapangan maka untuk perbaikan dan
saran adalah:
2. Memperbanyak jumlah jig dan locator dengan sistem chuck miss untuk part yang tidak
rata atau mempunyai bosu.
3. Karena setiap part yang mempunyai bosu,tipe dan sudut bosunya berbeda beda
sebaiknya di buatkan sebuah data agar peda waktu pembuatan program SOM lebih
cepat dan mudah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Imai, Masaaki. 1992. Kunci Sukses Jepang Dalam Persaingan. Jakarta:Insitut
Pendidikan dan Pembinaan Manajemen dan PT Pustaka Binaman Pressindo.
2. Kurniawan. 2000. Perencanaan Peralatan Penepat. Bandung:Polman.
3. Hiram E. Grant. 1993. Jigs And Fixtures. New Dehi,Mc Graw Hill
4. Situs internet : http://teknik-manufaktur.blogspot.com/2012/03/toleransi-suaian.html
diakses tanggal 19 Maret 2012.
5. Situs internet: http://belajar-autocad.blogspot.com/2008/10/pengertian-autocad.html
diakses tanggal 19 Maret 2012.
6. Situs internet: http://ghulamzoldics.wordpress.com/ diakses tanggal 19 Maret 2012.