Tugas Akhir Analisa Hubungan Internasional Update

30
TUGAS AKHIR ANALISA HUBUNGAN INTERNASIONAL KEBIJAKAN POLITIK LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT MENDUKUNG PROGRAM NUKLIR INDIA Disusun oleh : Ryan Ananta ( 151060103 ) 1

description

Tugas Akhir dari Matakuliah Analisa Hubungan Internasional

Transcript of Tugas Akhir Analisa Hubungan Internasional Update

Page 1: Tugas Akhir Analisa Hubungan Internasional Update

TUGAS AKHIR ANALISA HUBUNGAN INTERNASIONAL

KEBIJAKAN POLITIK LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT

MENDUKUNG PROGRAM NUKLIR INDIA

Disusun oleh :

Ryan Ananta ( 151060103 )

ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

1

Page 2: Tugas Akhir Analisa Hubungan Internasional Update

KEBIJAKAN POLITIK LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT MENDUKUNG PROGRAM NUKLIR INDIA

I. Alasan Pemilihan Judul

Penulis memilih judul “Kebijakan Politik Luar Negeri Amerika Serikat Mendukung

Program Nuklir India”. Penulis memilih judul tersebut bertujuan untuk menjelaskan

kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat dalam kerjasama pengembangan senjata

nuklir kedua negara tersebut. Dalam pengambilan judul tersebut, penulis mendapatkan

referensi dari salah satu dosen salah satu matakuliah semester tiga.

Dalam pemilihan judul tersebut, penulis berusaha untuk menjelaskan adanya

intervensi Amerika Serikat dalam masalah internal India. India yang sekarang dalam

masa pemerintahan Perdana Menteri India Manmohan Singh mengalami peningkatan

pertumbuhan ekonomi. India menjadi lahan investor baru di kalangan ekonomi dengan

pertumbuhan rata-rata 7-8 persen tiap tahunnya.1

Bagi Amerika Serikat, India menjadi tujuan ketiga dari penetapan kebijakan politik

luar negeri di Asia setelah Jepang dan Korea Selatan. Hubungan bilateral antara India –

Amerika Serikat belakangan ini meningkat setelah adanya persetujuan pengembangan

teknologi nuklir damai di India. Persetujuan ini menjadi fokus di dunia internasional pada

awal abad 21. India merupakan negara yang menolak menandatangani perjanjian

proliferasi nuklir. Ironisnya Amerika Serikat di masa pemerintahan Presiden George W.

Bush justru merubah haluannya untuk mengadakan perjanjian pengembangan nuklir.

Penulis mengangkat judul perjanjian nuklir antara Amerika Serikat dengan India

atas dasar untuk mengetahui arah kebijakan Amerika Serikat sendiri di Asia. Diketahui

sebelumnya bahwa Amerika Serikat mempunyai beberapa alasan yang mendasar untuk

menetapkan India sebagai Aliansi baru di Asia. Di negara Jepang, Amerika Serikat

menetapkan Jepang sebagai pangkalan militer di sekitar Asia Timur dan Korea Selatan

menjadi negara pembendung agresifitas Korea Utara.

Amerika yang menjadi negara Adidaya di dunia pastinya tidak menginginkan

adanya saingan yang dapat mengimbangi Amerika. Dan kalangan internasional menilai

1 Angka pertumbuhan ekonomi India 7-8 persen tiap tahun yang diakses dalam http://panmohamadfaiz.com/ berjudul “Cindonesia : Cina, India dan Indonesia” yang didownload pada tanggal 29 Mei 2008.

2

Page 3: Tugas Akhir Analisa Hubungan Internasional Update

bahwa China lah yang mampu mengimbangi ekonomi Amerika saat ini. China yang

tercatat mempunyai pertumbuhan ekonomi sekitar 9-10 persen tiap tahunnya diimbangi

dengan meningkatkan anggaran milter negaranya.2 Hal ini yang menjadikan negara

sekitar China mengalami rasa khawatir di kawasan Asia Timur. Jika dibandingkan antara

China dengan kedua negara aliansi Amerika Serikat Jepang dan Korea Selatan secara

ekonomi mereka mampu untuk mengimbangi, tetapi dalam bidang militer mereka

agaknya tertinggal atas China.

II. Latar Belakang Masalah

Sejarah hubungan bilateral India – Amerika Serikat tidaklah berjalan mulus. Ketika

Perang Dingin mendominasi tatanan politik internasional, India memilih untuk berdiri

ditengah-tengah sebagai sebuah negara Non-Blok. Dengan posisi ini India mendapatkan

keuntungan ganda baik dari Amerika Serikat maupun dari Uni Soviet.

Dalam perkembangannya, kedekatan hubungan India – Uni Soviet telah

menyebabkan kecemburuan pihak Amerika Serikat yang mengakibatkan memburuknya

hubungan bilateral dua negara. Uni Soviet bahkan mendukung pengembangan reaktor

nuklir di India. Era perang dingin, suplai senjata India disediakan oleh Uni Soviet sebagai

suplai senjata paling dominan di India saat itu.

Tetapi pasca Perang Dingin dimana Amerika Serikat berdiri sebagai satu-satunya

negara adidaya di dunia, mau tidak mau India harus berusaha memperbaiki hubungannya

dengan Amerika Serikat demi kemajuan India.

Setelah uji coba nuklir India pada musim panas tahun 1998, sangsi dan kecaman

datang dari berbagai penjuru dunia, Amerika Serikat juga termasuk salah satu negara

yang menjatuhkan sangsi dan embargo ekonomi kepada India. Berkat kemampuan

diplomasi pemerintah India, sangsi dan embargo ini dapat dicabut dan hubungan bilateral

India – Amerika Serikat mengalami sebuah pencerahan ketika Presiden Clinton

berkunjung ke India pada tahun 2000.3

Kunjungan Presiden Clinton ini menandai babak baru hubungan bilateral India –

Amerika Serikat dimana Amerika Serikat akhirnya mengakui keberadaan India sebagai

2 Pan Mohamad Faiz, Angka pertumbuhan China 9-10 persen tiap tahunnya. Op. cit , hal. 23 Ahmad Qisa’I , PHD dalam artikel berjudul “Implikasi Internasional Perjanjian Nuklir India – AS”

http://qisai-indo.blogspot.com/ diakses tanggal : 17 Mei 2008.

3

Page 4: Tugas Akhir Analisa Hubungan Internasional Update

sebuah pemain besar didunia global. Sementara itu, kunjungan Presiden George W. Bush

ke India awal Maret ini semakin memperkuat pengakuan Amerika Serikat terhadap India

dan memperjelas ambisi besar pemerintah Amerika Serikat untuk menata ulang peta

perpolitikan dunia melalui pendekatan strategis dengan India.

Kedekatan baru yang ditunjukkan oleh Amerika Serikat dan India ini menandai

terjadinya penandatanganan perjanjian nuklir India – Amerika Serikat pada tanggal 2

Maret 2006 di New Delhi sebagai lanjutan dari penandatanganan perjanjian serupa pada

tanggal 18 Juli 2005 di Washington.4

Perjanjian Nuklir tersebut dinilai sebagai langkah baru kebijakan Amerika Serikat

di Asia. Untuk pertama kalinya Amerika Serikat memperbolehkan negera seperti India

yang dahulu hubungan kedua negara tersebut renggang, tiba-tiba melakukan kesepakatan

pengembangan nuklir.

Kaum intelektual internasional menilai bahwa kebijakan Amerika Serikat di Asia

khususnya di India mengindikasikan adanya kekhawatiran dari pihak Amerika Seriakt

atas kebangkitan salah satu raksasa Asia saat ini, yaitu China. Hubungan antara China

dan Amerika dari dahulu tidak begitu dekat mengingat China termasuk negara memegang

ideologi Komunis.

Keterkaitan Amerika Serikat dalam pengembangan Nuklir di India secara langsung

juga mempengaruhi negara tetangga India. Dampak dari pengembangan tersebut terasa

adanya nuansa perlombaan senjata antara India dan Pakistan. Dengan kemungkinan

perlombaan senjata, negara yang diuntungkan tak lain adalah Amerika Serikat sebagai

negara yang mendominasi suplai senjata India. Adanya perlombaan di Asia Selatan

memunculkan nuansa Perang Dingin era baru. India sebagai aliansi baru Amerika Serikat

sedangkan Pakistan akan lebih condong ke China atau Russia.

Mengingat sikap Amerika Serikat terhadap aliansinya, Amerika Serikat akan

berusaha untuk mengintervensi masalah internal negara aliansinya tersebut. Bahkan

dalam sidang skala besar seperti sidang Dewan Keamanan PBB. Isu yang muncul adalah

keterkait percobaan nuklir Iran. Amerika Serikat akan berusaha menggalang suara untuk

menjatuhkan sanksi militer bagi Iran.

4 Ahmad, Qisa’I, Op. cit . hal 2

4

Page 5: Tugas Akhir Analisa Hubungan Internasional Update

Dan perlu kita ketahui bahwa India bukan termasuk anggota perjanjian non-

Proliferasi Nuklir. Sehingga India menjadi negara yang dicurigai akan menyalahgunakan

kekuatan nuklir tersebut.

III. Rumusan Masalah

Untuk membantu dalam mempelajari, menganalisis, membatasi dan membahas

kasus tersebut, maka penulis merumuskan masalah kedalam sebuah pertanyaan, yaitu :

Apa yang menjadi dasar alasan kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat

dalam mendukung pengembangan nuklir India meskipun India bukan negara

penanda tangan perjanjian non-proliferasi nuklir (nuclear non-proliferation

treaty/NPT)?

IV. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran yang diambil oleh penulis untuk membantu menjawab

pertanyaan dalam rumusan masalah adalah dengan menggunakan konsep kepentingan

nasional. Konsep kepentingan nasional adalah cara berpikir yang dikembangkan oleh

Hans J. Morgenthau. Bersama-sama dengan konsep power, kepentingan nasional

(national interest) merupakan pilar utama bagi teori tentang politik luar negeri dan politik

internasional yang realis.

Strategi diplomasi harus didasarkan oleh kepentingan nasional, bukan alasan

ideologi, legal dan moral. Kepentingan nasional suatu negara untuk berusaha mengejar

kekuasaan, yang terbentuk dalam mempertahankan pengendalian suatu negara atas

negara lain. Kekuasaan (power) dan kepentingan (interest) merupakan tujuan dari

tindakan politik internasional.5

Menurut Morgenthau, tujuan-tujuan umum suatu negara adalah melindungi

identitas fisik, politik dan kulturalnya dari gangguan negara-negara lain. Tujuan-tujuan

umum tersebut, para pemimpin suatu negara bisa menurunkan kebijaksanaan-

kebijaksanaan spesifik terhadap negara lain, baik bersifat kerja sama maupun konflik.

Misalnya, perlombaan senjata, perimbangan kekuasaan, pemberian bantuan asing,

pembentukan aliansi, atau perang ekonomi dan propaganda.6

5 Ulasan tentang pemikiran Morgenthau berjudul “Konsep Kepentingan Nasional”, yang disampaikan dalam mata kuliah Analisa Politik Luar Negeri semester III. 6 Ulasan Pemikiran Morgenthau, Ibid . hal 2

5

Page 6: Tugas Akhir Analisa Hubungan Internasional Update

V. Hipotesis

Kesimpulan awal yang dapat diambil dari penulis adalah kepentingan nasional

Amerika Serikat untuk membendung pengaruh dari pertumbuhan ekonomi serta militer

negara China. Selain itu, Amerika Serikat yang menganggap sebagai polisi dunia justru

menawarkan teknologi nuklirnya kepada India. Hal ini dapat memicu nuansa adu domba,

dimana kemunculan ketegangan antara negara India dengan Pakistan yang sejak

berdirinya kedua negara tersebut tidak pernah akur.

Munculnya ketegangan antara India – Pakistan dapat memicu keterkaitan China

ataupun Rusia sebagai pemasok senjata ke Pakistan. Sehingga dapat dirasakan adanya

nuansa Perang Dingin era baru dalam Asia Selatan. Dengan adanya keterkaitan Amerika

Serikat dalam pengembangan Nuklir India membuat Pakistan berusaha mencari

dukungan untuk pengembangan militer negaranya pula. Hal ini terwujud saat menjelang

KTT Rusia, China, serta negara-negara Asia Tengah - mengemukakan keprihatinan atas

monopoli AS di pentas dunia. Kedua negara besar itu, yang pada era Perang Dingin lalu

berseteru, kini siap bersatu menghadapi dominasi tunggal Amerika.7

Kepentingan Amerika Serikat dalam menyetujui program nuklir India bukan

semata-mata untuk perbaikan untuk sipil India. Kepentingan Amerika Serikat untuk India

lebih bersifat strata ganda dimana Amerika Serikat mentransfer teknologi nuklir untuk

India juga berusaha membendung pengaruh China serta untuk mendapatkan dukungan

penuh pemberian sanksi DK PBB kepada Iran dalam pengembangan nuklir yang tertutup.

Aliansi baru Amerika Serikat, India diharapkan dapat mengimbangi pengaruh

militer dan ekonomi dari negara China. China yang mulai mengancam dengan

peningkatan anggaran belanja militernya dan hubungan yang kurang erat dengan

Amerika Serikat. Amerika yang telah menggalang TriviumAsia antara Jepang, Korea

Selatan dan India diharapkan menjadi daya tawar lebih untuk menyakinkan China agar

tidak bersifat agresif. Diketahui sebelumnya, bahwa ketiga aliansi Amerika masing-

masing mempunyai inventaris rudal balistik yang mampu menjangkau kota-kota penting

di China.

7 Diakses melalui http://www.suaramerdeka.com/ , diakses pada tanggal 17 Mei 2008.

6

Page 7: Tugas Akhir Analisa Hubungan Internasional Update

VI. Pembahasan

Kebijakan Amerika Serikat di Asia

Di awal abad ke-21 ini, proses pergeseran kekuatan global ditandai oleh lima

fenomena utama, yakni (1) berlanjutnya hegemoni dan keutamaan Amerika Serikat (AS),

(2) fenomena kebangkitan China, (3) revitalitas peran keamanan Jepang, (4) tampilnya

India sebagai aktor global potensial, dan (5) kecenderungan berlanjutnya dominasi

peradaban Barat. Dari kelima fenomena tersebut, kebangkitan China yang menjadi fokus

pemerintahan AS dalam menempatkan kebijakan-kebijakannya untuk mengantisipasi

agresifitas negara China.8

Namun, kebangkitan Cina diperkirakan akan menjadi isyu yang paling signifikan

bagi masa depan posisi AS dalam percaturan politik global dan regional. Tantangan

strategis terbesar yang dihadapi AS adalah bagaimana merespon dan mengakomodasikan

kebangkitan Cina sehingga negara ini dapat menjadi aktor dan mitra yang baik dalam

menjamin stabilitas kawasan, namun pada saat yang sama, tidak menjadi tantangan bagi

dominasi AS. Dalam hal ini, AS sendiri tampaknya masih dalam proses mencari format

kebijakan dan strategi yang tepat. Proses ini antara lain tampak dari ketidakpastian dan

ambiguitas dalam cara pandang Washington sendiri mengenai hakekat kebangkitan dan

arti penting RRC bagi kepentingan AS, apakah sebagai "mitra," "pesaing strategis " atau

bahkan sebagai "musuh" bagi AS di masa mendatang.9

Kebijakan Amerika Serikat yang telah ada di Asia terutama di Asia timur dengan

pengadaan kerjasama antara Amerika Serikat – Jepang dan Amerika Serikat – Korea

Selatan. Dan sekitar tahun 2005 – 2006, kerjasama yang membuat dunia internasional

fokus terhadap kerjasama Nuklir Sipil antara India – Amerika Serikat. Dalam penerapan

kerjasama ini, Amerika Serikat mentransfer teknologi nuklirnya kepada India. Dan India

juga setuju jika Badan Pemeriksa Atom Internasional (International Atomic Energy

Agency atau IAEA) melakukan pemeriksaan terhadap reaktor nuklir India.

8 Ulasan oleh Rizal Sukma CSIS yang disampaikan pada Seminar "Memaknai Peranan Indonesia Sebagai Anggota Tidak Tetap DK-PBB" Deplu-RI, Jakarta, 30 Januari 2007, http://www.deplu.go.id/download/dinamika.pdf. diakses pada tanggal 19 Mei 2008, hal 2

9 Ulasan oleh Rizal Sukma CSIS, Ibid , hal 3

7

Page 8: Tugas Akhir Analisa Hubungan Internasional Update

Kebijakan Amerika Serikat dalam menerapkan strategi kerap disebut strategic

hedging.10 Melalui strategi ini, Amerika Serikat bermaksud untuk membuka peluang bagi

dirinya dalam mempertahankan hubungan ekonomi yang menguntungkan, sambil

ketidakpastian keamanan kebangkitan China. Strategi Hedging ini diterapkan Amerika

Serikat di kawasan Asia khususnya bagi negara Jepang dan India. Terhadap Jepang,

Amerika Serikat mendorong negara jepang untuk memainkan peran keamanan yang lebih

besar. Bahkan kedua negara telah mengambil langkah untuk memperkuat hubungan

aliansi diantara mereka.11

Dalam pandangan Amerika Serikat, India merupakan negara strategis untuk

menerapkan strategi hedging. Amerika Serikat mengaharapakan terciptanya sebuah

kondisi yang membuat China untuk merivisi tatanan global dan regional yang berlaku.

Sehingga dalam penerapan ini, antara Jepang, Korea Selatan dan India merupakan tiga

negara pendamping Amerika Serikat di Asia. Ketiga negara tersebut mempunyai

deterence yang tinggi, yang berada disekitar China yang berguna untuk meyakinkan

China berpikir ulang untuk mengambil sikap positif.

Bagi India, keterkaitan Amerika Serikat dalam proyek pengembangan nuklir

sipilnya, dapat menjadikan India mengimbangi kebangkitan China. Meskipun persepsi

mengenai ancaman militer China mulai menurun, kepentingan untuk mengimbangi

kehadiran China tetap menjadi elemen penting dalam strategi India di kawasan.

Persetujuan Nuklir India – Amerika Serikat

Suatu tonggak sejarah, demikian Presiden Amerika Serikat George W. Bush

menamakan persetujuan yang disepakati dengan Perdana Menteri India Manmohan

Singh. Berdasarkan persetujuan tersebut India mendapat bantuan dari Amerika Serikat

berupa tekonologi nuklir untuk tujuan damai. Tetapi sebagai gantinya pemerintah New

Delhi harus lebih sering memberikan ijin kepada para inspektur Badan Atom

Internasional IAEA yang harus mengawasi semua pusat tenaga nuklir India.

Persetujuan ini memang bisa dianggap bersejarah, tetapi pengertian itu bisa berarti

positif maupun negatif. Hal tersebut dianggap bersejarah karena inilah persetujuan nuklir

pertama dengan sebuah negara seperti India, yang telah mengembangkan senjata nuklir

10 Strategic Hedging adalah semacam strategi untuk membuka peluang bagi dirinya dalam mempertahankan hubungan, sambil mengantisipasi kekuatan lawan.11 Ulasan Rizal Sukma CSIS, op. cit. hal 4.

8

Page 9: Tugas Akhir Analisa Hubungan Internasional Update

secara ilegal sejak tahun 1970-an dan menolak menandatangani persetujuan non-

proloferasi.12 Karena itu persetujuan terakhir ini dapat dianggap sebagai pelanggaran

aturan-aturan non-proloferasi, yang secara tidak langsung meresmikan tindak-tindak

ilegal yang dilakukan sebuah negara. Dan ini bisa dianggap sebuah preseden.

Tetapi sebelumnya juga ada sejumlah pelanggaran lain, walaupun sifatnya tidak

begitu resmi. Misalnya Amerika Serikat dan negara-negara lain di dunia membiarkan saja

negara-negara yang menolak menandatangani persetujuan non-proliferasi

mengembangkan senjata nuklir. Hal ini misalnya berlaku untuk Israel, Pakistan dan India.

Memang kedua negara terakhir ini mendapat sanksi karena memproduksi secara ilegal

senjata nuklir, tetapi kemudian tidak ada satu pun negara yang menanggapi dengan serius

sanksi-sanksi tersebut. 13

Yang bisa juga dianggap bersejarah adalah, Amerika Serikat adalah satu-satunya

negara adikuasa di dunia yang sengaja menepiskan aturan resmi di bidang senjata nuklir.

Beberapa tahun lalu pemerintah Amerika telah mengambil kesimpulan bahwa aturan

resmi ini memang punya sejumlah kelonggaran. Contohnya ambisi-ambisi nuklir Korea

Utara, Iran dan tentu saja Libya. Sebagai gantinya Washington sekarang bersikap lebih

pragmatis. Penyebaran senjata nuklir ke negara-negara yang dianggap musuh dilawan

bersama dengan sekutu Amerika dengan aksi-aksi kongkrit misalnya 'inisiatif

pengamanan proliferasi". Misalnya setiap kapal yang dianggap mencurigakan akan

ditahan di laut bebas dan diperiksa secara teliti.

Sementara negara-negara yang dianggap bisa bersahabat, bisa memperhitungkan

sikap yang lebih lunak, seperti India sekarang. Dari negara yang jelas-jelas anti-Amerika

di jaman Perang Dingin, India berkembang menjadi sekutu Washington, partner ekonomi

penting, dan dari sudut geopolitik merupakan imbangan terpenting dalam menghadapi

Cina yang dianggap sebagai lawan terbesar. Selain itu, menurut Washington, India tidak

pernah bersalah atas ekspor ilegal bahan atau pengetahuan nuklir. Pendirian Amerika itu

juga dinamakan 'Realpolitik'. 14

12 Perjanjian Nonproliferasi Nuklir (bahasa Inggris: Nuclear Non-Proliferation Treaty) adalah suatu perjanjian yang ditandatangi pada 1 Juli 1968 yang membatasi kepemilikan senjata nuklir.13 Artikel diperoleh dari " http://id.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Nonproliferasi_Nuklir " yang diakses pada tanggal 19 Mei 2008.14 Artikel yang diperoleh dari “http ://www.ranesi.nl/” yang diakses pada tanggal 19 Mei 2008

9

Page 10: Tugas Akhir Analisa Hubungan Internasional Update

Dengan kesepakatan nuklir yang dicapai itu, Amerika Serikat akan membantu India

dalam pengembangan lebih jauh energi nuklir untuk tujuan damai, guna melengkapi

pasokan energi negeri tersebut. Sebagai imbalan, India harus mengijinkan Badan Energi

Atom Energi IAEA memeriksa lebih banyak reaktor nuklirnya. Selain itu juga harus

membedakan antara pusat tenaga nuklir yang hanya dipakai untuk tujuan sipil dengan

pusat nuklir yang juga bisa membuat bahan untuk pengembangan senjata nuklir. Sejauh

ini, baru empat dari 15 reaktor nuklir India diperiksa IAEA.15

Kongress Amerika Serikat akan Persetujuan Nuklir India

Akhirnya, hasil yang selama ini ditunggu keluar: Partai Demokrat menang telak

didalam pemilu pertengahan waktu (midterm elections) Kongress Amerika Serikat

minggu ini. Mulai Januari 2007 nanti, Partai Demokrat akan mendominasi Kongress AS

setelah jangka waktu yang cukup panjang, 12 tahun. Komposisi baru Senat AS yang

beranggotakan 100 orang akan menjadi 51 untuk Partai Demokrat dan 49 untuk Partai

Republik. Di Dewan Perwakilan, dari 435 kursi yang diperebutkan, Partai Demokrat juga

akan mendominasi dengan prediksi 232 kursi untuk Partai Demokrat dan 203 kursi untuk

Partai Republik. 16

Pemilu kali ini menjadi sebuah referendum untuk Presiden Bush. Presentase

kehadiran pemilih yang biasanya sedikit didalam pemilu seperti ini berubah total. Para

pemilih datang berbondong-bondong untuk melaksanakan hak pilihnya dan menolak

tegas Presiden Bush. Oleh karenanya, pasca pemilu kali ini semuanya terasa berbeda bagi

Presiden Bush: Partai Republik tidak lagi menjadi kekuatan dominan baik di Dewan

Perwakilan maupun di Senat. Dan dengan perubahan komposisi di Kongress ini adalah

suatu kewajaran apabila mulai 2007 nanti akan terjadi perubahan kebijakan luar negeri

AS.

Mulai dari perang di Iraq, perang melawan terorisme, masalah nuklir Korea Utara

hingga kebijakan AS terhadap Cina, kekalahan Partai Republik kali ini mempunyai arti

yang berbeda-beda. Menurut para pengamat politik internasional, kekalahan ini berarti

akan terciptanya pendekatan penyelesaian kemelut perang di Iraq dalam waktu yang tidak

15 Yari Lalaine, dalam artikel “Negara-Negara dengan Reaktor Nuklir Terbanyak di Dunia” http://spektrumku.wordpress.com/ diakses pada tanggal 19 Mei 2008.16 Ahamd Qisa’I, artikel yang berjudul “Akhir Perjanjian Nuklir India – AS” yang bersumber dari http://qisai-indo.blogspot.com/ yang diakses pada tanggal 19 Mei 2008.

10

Page 11: Tugas Akhir Analisa Hubungan Internasional Update

lama lagi. Publik di Amerika Serikat sudah semakin tidak sabar dan mereka

menginginkan adanya perubahan dan penyelesaian masalah Iraq sesegera mungkin.

Kekalahan Partai Republik ini berarti akan menjadikan kebijakan-kebijakan

Amerika Serikat yang sebelumnya melakukan pendekatan konfrontasi dan penggunaan

kekerasan selama ini dalam setiap kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat akan

berubah total. Kemenangan Partai Demokrat akan membuka jalan penggunaan

pendekatan dialog diplomasi dan pendekatan damai lainnya sebagai cara untuk

menyelesaikan konflik.

Prediksi dan analisa diatas hanyalah prediksi jangka panjang. Meskipun Januari

2007 komposisi Kongress AS berubah, perubahan kebijakan nasional, baik dalam

maupun luar negeri, tidak mungkin terjadi dalam semalam. Meskipun Partai Demokrat

mendominasi Kongress AS yang baru, mereka harus ekstra hati-hati dan tidak tergesa-

gesa didalam menentukan kebijakan-kebijakan baru semata-mata untuk segera

memuaskan para pemilih yang telah menolak Presiden Bush. Akan tetapi, ada satu

kebijakan yang harus segera diputuskan dalam waktu dekat ini apabila AS tetap ingin

mengembangkan pengaruhnya di Asia, terutama di Asia Selatan. Kebijakan ini

berhubungan dengan masa depan perjanjian nuklir India – AS yang telah disetujui pada

bulan Juli 2005 dan resmi ditandatangani oleh Presiden Bush dan PM Singh di New

Dehli pada Maret tahun 2006.17

Perkembangan akhir dari perjanjian nuklir India-Amerika Serikat November 2007

kemarin, bahwa telah tercapainya RUU tentang perjanjian nuklir India-Amerika Serikat

yang telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Amerika Serikat. RUU tersebut untuk dapat

menjadi sebuah UU yang bisa ditandatangani oleh presiden harus melewati tiga tahap.

Tiga tahap ini adalah : pengambilan suara di Senat; pembenahan bahasa RUU

sebagaimana yang telah disetujui oleh Dewan Perwakilan dan Senat; dan terakhir

pengambilan suara di Konggress.18

Dengan kemenangan atas Partai Demokrat dan Partai Republik sebagai partai

oposisi dalam pengambilan suara didalam Kongress, maka muncul kekhawatiran dari

New Dehli atas masa depan perjanjian tersebut.

17 Ahmad Qisa’I, Op. cit, hal 218 Ahmad Qisa’I, yang menjelaskan proses ratifikasi perjanjian nuklir India – Amerika Serikat. http://qisai-indo.blogspot.com/ .

11

Page 12: Tugas Akhir Analisa Hubungan Internasional Update

Jika dilihat dari kepentingan tiap Partai di Kongress Amerika Serikat sendiri, walau

ada suatu perbedaan pendekataan dalam politik, tidak akan mempengaruhi kebijakan

yang telah ditetapkan di India, mengingat pentingnya India bagi masa depan Amerika

Serikat di Asia. Adanya hambatan dalam perjanjian nuklir India-Amerika Serikat dari

kelompok pendukung non-proliferasi nuklir di Amerika Serikat. Dengan melihat

strategisnya India bagi Amerika Serikat di Asia maka para pembuat kebijakan di Amerika

Serikat akan berusaha membuka pintu kerjasama yang selama ini menjadi pengganjal

hubungan India-Amerika Serikat.

Meskipun Partai Demokrat berhasil mengambil alih kontrol atas Kongress dengan

menggunakan sentimen anti-Bush dan bahwa para penentang utama perjanjian ini berasal

dari Partai Demokrat. Namun tokoh-tokoh senior Partai Demokrat seperti Senator John

Kerry dan anggota Kongress Tom Lantos telah menyatakan dukungan kuat mereka

terhadap perjanjian ini. Oleh karena itu adalah satu hal yang salah apabila menyatakan

bahwa pernjanjian ini hanyalah ambisi Partai Republik semata.

Inti utama dari perjanjian ini bukanlah kerjasama nuklir belaka tetapi penekanan

terhadap pentingnya membangun kerjasama India – AS demi pengembangan pengaruh

AS di Asia Selatan dimasa depan. Siapapun yang mendominasi Kongress AS, Partai

Demokrat ataupun Partai Republik, India akan tetap mendapatkan tempat yang utama.

India tentang Nuklir

Program nuklir India telah berlangsung selama lebih dari lima puluh tahun dan

teknologi nuklirnya telah dikembangkan sendiri. Terbukuti dari uji coba senjata nukir

pertama India yang diberi kode “Smilling Buddha” yang diuji coba pada tanggal 18 Mei

1974 di Pokhran. Pada 7 September 1972, Perdana Menteri India Indira Gandhi

memberikan izin kepada ilmuwan pada Bhabha Atomic Research Centre (BARC) untuk

membuat peralatan nuklir yang telah mereka rancang sebelumnya, dan menyiapkannya

untuk sebuah uji coba. Peralatan yang akan diuji coba ini secara resmi disebut "Ledakan

Nuklir Damai", namun biasanya disebut Smiling Buddha. Kepala dari tim pengembang

adalah Raja Ramanna. Anggota penting lainnya adalah P.K. Iyengar, Rajagopala

Chidambaram, dan Nagapattinam Sambasiva Venkatesan. Proyek ini hanya terdiri dari

12

Page 13: Tugas Akhir Analisa Hubungan Internasional Update

tak lebih 75 ilmuwan dan insinyur selama 1967-1974. Kecilnya jumlah anggota tim

bertujuan untuk menjaga kerahasiaan.19

India bukan negara penanda tangan perjanjian non-proliferasi nuklir (nuclear non-

proliferation treaty/NPT). India sepenuhnya menerima kewajibannya sebagai negara

pemilik nuklir yang maju dengan kemampuan strategis, seperti halnya negara pemilik

nuklir lainnya. Program nuklir sipil dan nuklir strategis India seluruhnya dilaksanakan

sesuai dengan kewajiban dan komitmen internasional. Program energi nuklir sipil India

telah berlangsung selama empat dekade, dan merupakan elemen penting bagi upaya

pengamanan energi yang tergantung. Sebab India adalah negara pengimpor minyak untuk

memenuhi sekitar 70 persen dari kebutuhan minyak negara. 20

India sangat percaya bahwa semua negara harus melaksanakan kewajiban

internasional yang telah mereka terima dengan sukarela, dan harus dilakukan secara

transparan. Dunia internasional mengakui India sebagai negara pemilik nuklir yang

bertanggung jawab, dengan reputasi yang layak ditiru dalam hal non- proliferasi nuklir.

Selain uji coba senjata nuklir dengan kode Smilling Buddha, India juga melakukan

uji coba rudal dari darat ke darat yang berkemampuan nuklir, Prithvi, dari lapangan

ujicoba terpadu di Chandipore negara bagian Orissa Timur pada tanggal 9 Mei 2007.

Rudal dengan panjang 8,56 meter dan lebar satu meter itu mampu berjelajah antara 50-

150 kilometer. Dengan berat 4,4 ton dan mampu membawa muatan sampai sekitar 1000

kilogram. Rudal memerlukan waktu 300 detik untuk mencapai jarak 150 kilometer.21

India mengatakan negara itu telah melakukan percobaan menembakkan misil jarak

jauh yang mampu membawa nuklir, yang bisa mencapai sasaran dengan jarak mencapai

3000 kilometer. Para pejabat mengatakan misil darat ke darat Agni-Three diluncurkan

hari ini dari Pulau Wheelers di lepas pantai Orissa. Misil sepanjang 16 meter itu mampu

mencapai sasaran jauh di dalam wilayah Cina.22 Dalam pengembangan Rudal Balistik,

India juga telah mengembangkan Rudal K-15 yang mampu diluncurkan dari Kapal Selam

dengan teknologi rudal Agni III. Jika hali ini berhasil dilakukan oleh India, maka India

19 Artikel berjudul “Smilling Buddha”, http://www.wikipedia.com/ yang diakses pada tanggal 19 Mei 2008.20 Ahmad Qisa’I, dalam artikel “India tentang Nuklir” http://qisai-indo.blogspot.com/ yang diakses pada tanggal 17 Mei 2008.21 Artikel dari http://www.antara.co.id/ berjudul “India Ujicoba Rudal Prithvi” yang diakses pada tanggal 19 Mei 2008.22 Sumber dari http://masbagus.wordpress.com/ berjudul “India Ardava” yang diakses pada tanggal 19 Mei 2008.

13

Page 14: Tugas Akhir Analisa Hubungan Internasional Update

akan digolongkan sebagai negara elit yang termasuk Amerika Serikat, China, Perancis

dan Russia. India akan memiliki sistem pertahanan yang mampu menjelajahi baik darat,

laut dan udara.

Dampak Kesepakatan Nuklir India-Amerika Serikat

Kesepakatan kerja sama nuklir India dan Amerika disebut-sebut oleh pemerintah

Manmohan Singh sebagai keberhasilan besar. Namun, kesepakatan ini berbalik menjadi

sebuah krisis serius di India. Di satu sisi, situasi politik India menjadi tidak menentu

karena protes partai-partai oposisi dan di sisi lain, pemerintah Monmohan Singh

mendapat sorotan negatif dunia internasional.

Rusia sebagai partner kerja sama India selama ini merasa dikhianati dengan

semakin mesranya hubungan India dan Amerika. Keyakinan Rusia, Amerika berusaha

mempengaruhi kebijakan politik luar negeri India dengan menandatangani kerja sama

nuklir yang dikenal Traktat 12323. Hal itu terbukti, dalam dua sidang Dewan Gubernur

IAEA tahun lalu India positif memberikan suaranya menentang proyek damai nuklir Iran

mengikuti Amerika.

Kekhawatiran Moskow tentang masa depan kerja sama nuklir India dan Amerika

begitu serius, sehingga Perdana Menteri India, Manmohan singh, mengirimkan utusan

khusus ke Rusia. Seorang tokoh diplomat berpengaruh, Shyam Saran, mengunjungi

Moskow. Agenda pentingnya saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei

Lavrov, sebisa mungkin meredam kekhawatiran Rusia melihat perkembangan hubungan

bilateral India dan Amerika. Terutama mengenai dampak kesepakatan Traktat 123 bagi

kebijakan politik luar negeri India dengan Rusia.

Dampak pertama yang muncul dari kesepakatan ini adalah Rusia tidak lagi menjadi

pemasok persenjataan India. Amerika mendapat keuntungan ganda dengan kesepakatan

nuklir India.

Kekhawatiran akibat kesepatakan nuklir India dan Amerika tidak hanya menimpa

Rusia. China dan Pakistan punya kekhawatiran sendiri dalam masalah ini. India, Pakistan

dan China merupakan tiga negara tetangga yang memiliki senjata nuklir. Hubungan India

dengan Pakistan dan China sering memunculkan pergolakan yang mengarah ke krisis

global. Sampai saat ini, India dan Pakistan telah berperang sebanyak tiga kali. Perang

23 Traktrat 123 adalah perjanjian antara India-Amerika Serikat untuk mengembangkan teknologi nuklir sipil India.

14

Page 15: Tugas Akhir Analisa Hubungan Internasional Update

antar kedua negara ini selalu diikuti ketakutan dunia internasional, khususnya negara-

negara tetangga, karena keduanya memiliki senjata nuklir. Perang antar keduanya dapat

memicu perang nuklir.

Dampak yang muncul adanya kekhawatiran Pakistan atas kesepakatan Traktat 123

dapat dimaklumi. Bila hubungan India dan Amerika semakin mesra, Islamabad tidak

mendapat tempat dalam kebijakan politik luar negeri Gedung Putih.

Berbeda dengan Pakistan, dalam tahun-tahun terakhir ini, China dan India berusaha

mencari solusi sengketa lama teritorial antar kedua negara. China menilai, kesepakatan

nuklir ini akan dipakai Amerika untuk memprovokasi New Delhi menghadapi Peking. Ini

sebuah kesempatan emas bagi Amerika untuk mendikte China. Para politisi China

percaya, salah satu keinginan asli Amerika di benua Asia adalah mendikte China dan

mencegah pengaruh politik, ekonomi dan militer China di belahan benua ini.

Kesepakatan kerja sama nuklir India dan Amerika membuat kedekatan kedua negara

semakin mesra.

Dampak yang ditimbulkan, Pakistan akan terprovokasi mendekati China agar tidak

tertinggal jauh dari musuh bebuyutannya India. Munculnya dua kubu, Cina-Pakistan dan

Amerika-India hanya akan memunculkan perlombaan senjata di Asia Selatan. 

Salah satu alasan penentangan partai-partai oposisi di India adalah sikap terakhir

India dalam sidang Dewan Gubernur IAEA yang muncul setelah menyepakati kerja sama

nuklir dengan Amerika. Perjanjian ini telah ditandatangani lebih dari dua tahun lalu oleh

Presiden Amerika, George W. Bush dan Perdana Menteri India, Manmohan Singh.

Berbeda dengan Amerika, Undang-undang Dasar India tidak mengatur keabsahan

kesepakatan ini harus lewat persetujuan parlemen. Sementara itu di Amerika, sejumlah

anggota DPR dan Senat Amerika mengancam bahwa kesepakatan ini akan disetujui bila

India menentang program damai nuklir Iran. Para pejabat tinggi Amerika tidak

mengeluarkan pernyataan apapun terkait masalah ini. Namun, diamnya mereka atau

mengeluarkan pernyataan yang memiliki dua makna menunjukkan sikap mereka sama

dengan anggota DPR dan Senat. Ancaman sejumlah anggota DPR dan Senat Amerika itu

membuahkan hasil ketika India positif mendukung pelimpahan agenda nuklir Iran ke

Dewan Keamanan (DK) PBB.

15

Page 16: Tugas Akhir Analisa Hubungan Internasional Update

Sementara itu, dalam melihat fenomena terakhir India yang menentang program

damai nuklir Iran, para petinggi Iran berusaha menahan diri agar tidak merusak hubungan

bilateral kedua negara. Iran berharap dalam perundingan akan datang mengenai nuklir

Iran, India menyadari sikapnya sebagai salah satu penggagas Gerakan Non-Blok (GNB)

dan berjalan seiring dengan anggota-anggota lainnya. Selama ini, negara-negara anggota

GNB selalu mendukung program damai nuklir Iran. Sikap India menentang program

nuklir Iran merupakan salah satu alasan penolakan Traktat 123 di India. Alasan utama

partai-partai oposisi dan rakyat India dengan adanya kesepakatan itu, Amerika merasa

ikut campur tangan urusan dalam negeri India. Adanya penekanan bahwa kerjasama ini

punya tujuan mendikte aktivitas nuklir Iran.

16

Page 17: Tugas Akhir Analisa Hubungan Internasional Update

VII. Penutup

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan, kesepakatan nuklir Amerika dan

India sampai saat ini tidak menguntungkan pemerintahan Manmohan Singh. Bahkan

yang tampak selama ini munculnya pelbagai krisis di India. Para oposan yang terdiri dari

partai-partai politik dan rakyat India penentang kebijakan ini menilai sikap selanjutnya

Singh sebagai simbol. Mungkin keuntungan yang dapat diambil India adalah adanya

transfer teknologi nuklir. Dengan keuntungan tersebut India dapat mengembangkan

sistem pertahanan negara dan mengembangkan infrastruktur negara.

Jika kita berbicara untung rugi, India lebih banyak menuai protes dari belbagai

negara. Pengembangan teknologi nuklir India memungkinkan India menjadi negara yang

memiliki senjata nuklir meskipun India menolak perjanjian Non-proliferasi nuklir.

Didalam perjanjian tersebut bahwa hanya lima negara didunia yang diperbolehkan untuk

memiliki senjata nuklir. Kelima negara tersebut adalah negera yang menjadi anggota

Dewan Keamanan PBB yaitu Amerika Serikat, Russia, Perancis, China dan Inggris.

India yang memiliki teknologi senjata nuklir, membuat negara tetangga seperti

Pakistan dan China berusaha mengimbangi kekuatan India dengan peningkatan anggaran

belanja militer masing-masing negara. Pakistan akan mengambil langkah-langkah untuk

mengimbangi transaksi senjata bernilai satu milyar dollar antara India, Israel dan Rusia,

yang katanya akan mengubah perimbangan senjata di Asia selatan. Khursid Kasuri,

menteri LN Pakistan mengatakan, pembelian sistem radar canggih dari Israel oleh India

akan mengganggu perimbangan kekuatan militer dan memicu perlombaan senjata baru di

kawasan itu. Kontrak pembelian sistem radar Israel itu, yang akan dipasang pada pesawat

transport Rusia ilyushin-76, ditanda-tangani dalam kunjungan PM Ariel Sharon ke India

bulan lalu. Kantor berita Reuters melaporkan, sistem radar Israel itu akan bisa melacak

semua pesawat terbang, bahkan yang terbang rendah, dan bisa memantau kawasan

Pakistan yang luas.24

Jika India mempunyai rudal Agni III maka Pakistan mempunyai rudal dengan

kekuatan sama bernama Shaheen. Kedua rudal yang berkuatan nuklir tersebut dapat

diluncurkan dari darat dalam sebuah mobil truck khusus. Perlombaan senjata akan terjadi

di Asia Selatan sejalan berjalannya program nuklir India.

24 Artikel yang diambil dari http://www.voanews.com/ berjudul “Pakistan Akan Imbangi pembelian Senjata Canggih Oleh India”. yang diakses pada tanggal 19 Mei 2008.

17

Page 18: Tugas Akhir Analisa Hubungan Internasional Update

Dampak pengembangan nuklir India juga dirasakan negara China dan Russia.

Kedua negara tersebut mencurigai adanya indikasi campur tangan Amerika Serikat dalam

masalah internal India. Terbukti saat dukungan India atas pelimpahan agenda nuklir Iran

ke Dewan Keamanan (DK) PBB. Indikasi lain yang muncul dari kesepakatan India –

Amerika Serikat adalah upaya untuk mendikte China dengan membangun kerjasama

TriviumAsia yaitu, India, Korea Selatan dan Jepang. Ketiga negara tersebut menjadi

tempat bagi pangkalan militer Amerika Serikat.

Kedekatan dengan ketiga negara di Asia itu menjadi deterence yang

menguntungkan baik Amerika Serikat untuk mengimbangi bahkan membendung

kekuatan China. Kedekatan antara India – Amerika Serikat mempunyai keuntungan

ganda bagi Amerika Serikat. Kentungan selain menempatkan kebijakan politik luar

negerinya ke India yang dahulu mengalami kemunduran akibat kedekatan India dengan

Uni Soviet, Amerika Serikat juga dapat mengambil keuntungan dari bisnis suplai senjata.

Februari kemarin, tepatnya tanggal 27 Februari 2008 menteri pertahanan Amerika Serikat

Robert Gates berkunjung ke India.25 Dalam lawatannya, Robert Gates juga menawarkan

dan mempromosikan pabrik-pabrik senjata Amerika kepada India. Robert Gates menolak

dalam kunjungan tersebut untuk mempercepat program nuklir India yang mulai tersendat-

sendat di parlemen India dan konggres Amerika.

Strategi diplomasi Amerika Serikat yang baru ini dengan membuka peluang bagi

dirinya dalam mempertahankan hubungan ekonomi yang menguntungkan, sambil

berusaha mempengaruhi kebijakan negara yang diajak bekerjasama untuk mengatasi

negara yang sedang menjadi hambatan Amerika Serikat sendiri. Keadaan politik

internasional yang bersifat multipolar tetapi dengan hegemoni Amerika Serikat. Dengan

keadaan ini Amerika Serikat mau tak mau harus berusaha untuk mempertahankan

kekuasaan sebagai satu-satunya negara adidaya.

DAFTAR PUSTAKA

25 Artikel yang diambil dari http://www.voanews.com/ berjudul “Menhan Robert Gates ke India Untuk Perluas Hubungan Militer”, yang daiakses pada tanggal 19 mei 2008.

18

Page 19: Tugas Akhir Analisa Hubungan Internasional Update

Referensi Literatur :

Budiardjo, Prof. Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta : 2001.

Fishman, Ted C. China*Inc. PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia,

Jakarta : 2006.

Gani, Dra. Soelistyati Ismail. Pengantar Ilmu Politik. Ghalia Indonesia, Jakarta :

1987.

Huntington, Samuel P., George W. Bush, Francis Fukuyama, Fareed Zakaria,

Robert D. Kaplan, dan Dani Rodrik. Amerika dan Dunia. Kerjasama Kedutaan

Besar Amerika Serikat Jakarta, Freedom Institute dan Yayasan Obor, Jakarta :

2005.

Roy, S.L. Diplomasi. Rajawali Pers, Jakarta, 1991

Referensi Internet :

www.angkasa-online.com

www.antaranews.com

www.indonesian.irb.ir

www.kapanlagi.com

www.kompas.com

www.qisai-indo.blogspot.com

www.ranesi.nl

www.suaramerdeka.com

www.sinarharapan.co.id

www.voanews.com

www.id.wikipedia.com

www.word-pers.com

19