Tugas

download Tugas

of 22

Transcript of Tugas

TUGAS BLOK 17

Disusun olehMERTA AULIA04121001013PDU REGULER 2012

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SRIWIJAYA2014

1. Apa saja Lesi Karies D1-D6?Menurut ICDAS,kariesdiklasifikasikan :1. D1: lesidini (kering).terlihatlesiputih pada permukaan gigi saat kering2. D2: lesiputih (basah).terlihatlesiputih pada permukaan gigi saat basah3. D3:lesiemail (terbuka).kariesmencapai email4. D4:lesidentin terbatas karieshampir menyerang dentin (mencapai DEJ)5. D5: lesidentin dalam kariesmenyerang dentin6. D6:kariesmenyerang pulpa.

2. Apa saja antibiotic dan analgetik untuk gigi?1. PenicillinPenicillin adalah salah satu jenis antibiotikb-Lactam yang memiliki spektrum yang berbeda-beda. Pada regio maksilofasial didominasi oleh flora aerob dan anaerob sehingga hanya beberapa jenis penicillin yang bermanfaat, antara lain penicillin natural, aminopenicillin, dan penicillin-resistant yaitu oxacillin dan methicillin. Kelompok utama penicillin disebut penicillin berspektrum luas dan termasuk di antaranya ialah ticarcillin, mezlocillin, dan piperacillin. Spektrum obat ini meluas hingga dapat digunakan untukPseudomonas aeroginosa, tapi yang efektifitasnya terbatas untuk bakteri aerob rongga mulut.2. CephalosporinCephalosporin adalah jenis antibiotik yang penting lainnya darib-Lactam. Keunggulan obat ini adalah tidak terlalu rentan terhadapb-Lactamase dibandingkan dengan penicillin alami. Sama seperti penicillin, generasi pertama cephalosporin dan generasi kedua atau generasi berikutnya jauh lebih baik. Oleh karena itu cephalosporin memiliki kekuatan yang luas dalam melawan flora rongga mulut.Cephalosporin generasi pertama yang biasa digunakan untuk pencegahan dan pada kasus infeksi maksilofasial adalah cephalexin (ceflex) dan cephradine (cefacyl) untuk penggunaan secara oral, cefazolin (ancef, kersol) untuk pemberian secara parenteral. Generasi kedua sangat bermanfaat untuk sinusitis, namun secara klinis menunjukkan tidak ada perbedaan dengan generasi pertama. Generasi terbaru yaitu generasi ketiga tersedia dalam bentuk oral seperti cefditorin (spectracef) yang cukup efektif untuk infeksi yang parah pada sinus dan kulit.

3. MonobactamsMonobactam adalah salah satu jenis antibiotikb-Lactam yang memiliki sifat bakterisid yang sama dengan jenis lainnya. Hanya terdapat satumonobactam yang tersedia yaitu aztreonam (azactam) yang disetujui penggunaannya di Amerika. Sama halnya dengan monobactam lainnya, aztreonam tidak memiliki aktifitas yang melawan organisme gram positif. Sehingga penggunaanya terbatas dalam mengatasi infeksi kepala dan leher.4. CarbanepemsKelompok antibiotikb-Lactam lainnya adalah carbanepems. Agen ini memiliki fungsi yang sama dengan antibiotik lainnya yaitu membentuk ikatan dengan penicillin dinding protein dan menghambat protein dinding sel. Aktivitas spektrumnya sangat luas, hal ini disebabkan oleh stabilitasnya terhadapb-lactamase. Carbanepems juga digunakan untuk infeksiP. aeruginosayang resisten terhadap antibiotik lainnya. 5. TetracyclineMerupakan antibiotika spektrumluas bersifat bakteriostatik untuk bakteri Gram positif dan Gram negatif, tetapi indikasi pemakaiannya sudah sangat terbatas oleh karena masalah resistensi, namun demikian antibiotika ini masih merupakan pilihan utama untuk infeksi-infeksi yang disebabkan oleh klamidia, riketsia, dan mikoplasma. Mungkin juga efektif terhadapN. meningitidis,N. gonorhoeaedanH. influenzae, termasuk di sini adalah tetrasiklin, klortetrasiklin, oksitetrasiklin, doksisiklin, minosiklin, metasiklin dan demeklosiklin.Tetracycline bekerja sebagai antibakteri yang adekuat, tetapi memperlihatkan resistensi yang cepat sehingga penggunaannya dibatasi. Fungsi obat-obatan ini mengikat secara reversibel pada 30S sub unit ribosomal yang menghambat peningkatanaminoacyl-transfer ribonucleic acid, kemudian menghambat sintesis protein bakteri. Walaupun tetracycline digunakan secara klinis, yang lainnya untuk pencegahan osteitis sicca (dry socket) dan penanganan penyakit periodontal, obat-obatan ini jarang digunakan untuk infeksi regio maksilofasial.46. VancomycinVancomycin (vancocin) dihubungkan dengan antibiotik toksik yang digunakan awal untuk perawatan pada methicillin-resisten terhadapstaphylococci, walaupun resistensi pada vancomycin oleh organisme yang resisten terhadap methycillin dilaporkan terjadi di beberapa rumah sakit. Mekanisme kerjanya yaitu menghambat sintesis peptidoglikan. Vancomycin dapat mempenetrasi berbagai jaringan dan rongga cairan tetapi tidak dapat memasuki cairan vitreous dan CSF dalam jumlah yang adekuat untuk keperluan terapeutik.7. ChloramphenicolGolongan ini mencakup senyawa induk kloramfenikol maupun derivat-derivatnya yakni kloramfenikol palmitat, natrium suksinat dan tiamfenikol. Antibiotika ini aktif terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif maupun ricketsia, klamidia, spirokaeta dan mikoplasma. Karena toksisitasnya terhadap sumsum tulang, terutama anemia aplastik, maka kloramfenikol hanya dipakai untuk infeksiS. typhidanH. influenza8. MakrolidaGolongan makrolida hampir sama dengan penisilin dalam hal spektrum antibakteri, sehingga merupakan alternatif untuk pasien-pasien yang alergi penisilin. Bekerja dengan menghambat sintesis protein bakteri. Aktif secara in vitro terhadap bakteri gram-positif, gram-negatif, mikoplasma, klamidia, riketsia dan aktinomisetes. Selain sebagai alternatif penisilin, eritromisin juga merupakan pilihan utama untuk infeksi pneumonia atipik (disebabkan olehMycoplasma pneumoniae) dan penyakit Legionnaires (disebabkanLegionella pneumophilla) termasuk dalam golongan makrolida selain eritromisin juga roksitromisin, spiramisin, josamisin, rosaramisin, oleandomisin dan trioleandomisin.

9. NitromydazoleMetronidazole tergolong antibiotik kelas nitromidazol. Agen-agen ini merangsang produksi metabolis toksik yang dapat membunuh bakteri yang dicurigai. Metronidazole hanya efektif pada bakteri anaerobik termasuk yang terdapat dalamkavitas rongga mulut. Obat ini dapat digunakan bersamaan dengan obat spektrum aerobik pada perawatan infeksi campuran aerobik dan anaerobik atau pada perawatan empirikal pada kasus infeksi odontogenik. Metronidazole diberikan per oral (500 mg setiap 8 jam). Sebagian besar efeknya berlawanan reaksi dengan tipe disulfiram yang disebabkan oleh pemilihan asetaldehid dengan konsumsi etanol oleh pasien yang menggunakan metronidazole. Juga dapat meningkatkan kerja anti koagulan. Obat ini sebaiknya tidak digunakan pada pasien yang sedang hamil

10. QuinolonMerupakan kemoterapetika sintetis yang akhir-akhir ini mulai populer dengan spektrum antibakteri yang luas terutama untuk bakteri gram negatif dan gram positif, enterobakteriaceae dan pseudomonas. Terutama dipakai untuk infeksi-infeksi nosokomial. Termasuk di sini adalah asam nalidiksat, norfloksasin, ofloksasin, pefloksasin dan lain-lain.Quinolon umumnya efektif untuk bakteri aerob gram positif dan gram negatif, termasukP. aeruginosatetapi tidak bermanfaat untuk anaerob tertentu. Agen-agen ini bercampur dengan enzim bacterial selama transkripsi DNA. Quinolon digunakan pada saat bakteri yang dicurigai sepertiStreptococcus pneumoniaeyang diketahui sebagai penyebab infeksi, tetapi seharusnya obat ini tidak dipertimbangkan sebagai obat tunggal untuk perawatan empirikal ketika terdapat bakteri anaerob.

Antibiotika untuk ibu hamilAntibiotika banyak digunakan secara luas pada kehamilan. Karena adanya efek samping yang potensial bagi ibu maupun janinnya, penggunaan antibiotika seharusnya digunakan jika terdapat indikasi yang jelas. Prinsip utama pengobatan wanita hamil dengan penyakit adalah dengan memikirkan pengobatan apakah yang tepat jika wanita tersebut tidak dalam keadaan hamil. Biasanya terdapat berbagai macam pilihan, dan untuk alasan inilah prinsip yang kedua adalah mengevaluasi keamanan obat bagi ibu dan janinnya.Kehamilan akan mempengaruhi pemilihan antibiotik. Umumnya penisilin dan sefalosporin dianggap sebagai preparat pilihan pertama pada kehamilan, karena pemberian sebagian besar antibiotik lainnya berkaitan dengan peningkatan risiko malformasi pada janin. Bagi beberapa obat antibiotik, seperti eritromisin, risiko tersebut rendah dan kadang-kadang setiap risiko pada janin harus dipertimbangkan terhadap keseriusan infeksi pada ibu. Beberapa jenis antibiotika dapat menyebabkan kelainan pada janin. Hal ini terjadi karena antibiotika yang diberikan kepada wanita hamil dapat mempengaruhi janin yang dikandungnya melalui plasenta. Antibiotika yang demikian itu disebut teratogen suatu obat atau zat yang menyebabkan pertumbuhan janin yang abnormal. Pada manusia, periode terjadinya teratogenesis adalah mulai hari ke 17 sampai hari ke 54 post konsepsi. Besarnya reaksi toksik atau kelainan yang ditimbulkan oleh antibiotika dipengaruhi oleh :a. Besarnya dosis yang diberikan.b. Lama dan saat pemberian.c. Sifat genetik ibu dan janin.d. Jenis antibiotik.e. Trimester kehamilan.Durasi penggunaan obat merupakan faktor penting untuk diingat. Penggunaan antibiotik dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan kecacatan pada janin dan dalam kasus yang lebih buruk bisa menyebabkan keguguran. Pasalnya, beberapa jenis antibiotik lebih aman digunakan pada trimester tertentu.Untuk keadaan hamil, apalagi masih dalam trimester ketiga, pemberian antibiotik bisa sangat membahayakan janin, karena hampir semua antibiotik memberikan efek samping mual, muntah, pusing dan gangguan sistem pencernaan. Efek-efek samping yang ditimbulkan juga akan menekan kehamilan. Bahkan ada antibiotik yang bisa menembus sampai ke sistem kelenjar / cairan, seperti liur, kelenjar getah bening, cairan otak dan ASI. Jika pada masa menyusui minum antibiotik, maka obat akan merembes di ASI dan bayi akan minum ASI bercampur obat.Namun bukan berarti ibu hamil dan menyusui tidak boleh minum obat antibiotik, harus hati-hati dan perhatikan petunjuk dokter tentang cara pemakaiannya. Penisilin merupakan obat-obatan yang paling umum digunakan selama kehamilan. Antibiotik ini dipasarkan dengan beberapa nama seperti cephradine, cefalexin, cefuroxime, cefaclor, dan lain-lain. Obat yang umum digunakan ini mengandung cloxacillin, amxycillin, dan methicillin. Obat-obatan ini dinyatakan aman selama kehamilan.Berikut beberapa contoh antibiotik yang dinyatakan aman digunakan selama kehamilan:11. 1) Amoxicillin12. 2) Ampicillin13. 3) Clindamycin14. 4) Erythromycin15. 5) PenicillinBerdasarkan indeks keamanan obat pada kehamilan menurut United States Food and Drug Administration (US FDA), klasifikasi obat berdasarkan tingkat keamanan penggunaannya selama kehamilandibagi dalam lima kategori. Lima kategori tersebut terdiri dari A, B, C, D, dan X, dengan urutan yang paling aman hingga paling berbahaya.Pada ibu hamil, penggunaan antibiotik dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:1) Antibiotik yang dianggap aman2) Atibiotik yang harus diberikan secara hati-hati3) Antibiotik yang merupakan kontraindikasi

1. Antibiotik yang dianggap amanKenyataannya amat jarang obat yang termasuk kategori A, bahkan vitamin pun tergolong kategori B. Beberapa golongan antibiotik kategori A:1) Golongan Penisilin dengan ikatan protein rendah mampu melintasi plasenta dengan mudah dan dianggap aman untuk digunakan namun beberapa golongan Metiltetrazoletiol harus digunakan lebih hati-hati.2) Golongan Makrolid tidak menunjukkan efek samping yang berbahaya untuk janin, tetapi tetap diperhatikan kontraindikasi pada kehamilan.3) Golongan Nitrofurantion dan metronidazol juga dapat dianggap aman.

2. Antibiotik yang harus digunakaan hati-hatiObat yang termasuk kelompok ini hanya boleh digunakan dalam kondisi tertentu yang sangat diperlukan. Golongan antibiotik B diantaranya adalah Fluorokuinolon, Kontrimoksazol, dan Kloramfenikol. Pada Kloramfenikol sebaiknya tidak digunakan selama kehamilan, kecuali bila obat lain yang lebih aman tidak bisa digunakan.

3. Antibiotik yang merupakan kontraindikasiAntibiotik yang termasuk dalam golongan C adalah Tetrasiklin dan Aminoglikosida. Tetrasiklin bila diberikan pada periode perkembangan tulang dan gigi (bulan keempat dan kelima gestasi) menimbulkan yellow dyscoloration yang akan mempengaruhi gigi dan tulang yang sedang dibentuk.Sedangkan Aminoglikosida harus digunakan secara hati-hati pada trimester kedua.

Adapun beberapa golongan antibiotic yang memerlukan perhatian khusus bagi ibu hamil adalah :1) Golongan Aminoglikosida (biasanya dalam turunan garam sulfate-nya), seperti amikacin sulfate, tobramycin sulfate, dibekacin sulfate, gentamycin sulfate, kanamycin sulfate, dan netilmicin sulfate.2) Golongan Sefalosporin, seperti : cefuroxime acetyl, cefotiam diHCl, cefotaxime Na, cefoperazone Na, ceftriaxone Na, cefazolin Na, cefaclor dan turunan garam monohydrate-nya, cephadrine, dan ceftizoxime Na.3) Golongan Chloramfenicol, seperti : chloramfenicol, dan thiamfenicol.4) Golongan Makrolid, seperti : clarithomycin, roxirhromycin, erythromycin, spiramycin, dan azithromycin.5) Golongan Penicillin, seperti : amoxicillin, turunan tridydrate dan turunan garamnya.6) Golongan Kuinolon, seperti : ciprofloxacin dan turunan garam HCl-nya, ofloxacin, sparfloxacin dan norfloxacin.7) Golongan Tetracyclin, seperti : doxycycline, tetracyclin dan turunan HCl-nya (tidak boleh untuk wanita hamil), dan oxytetracylin (tidak boleh untuk wanita hamil).

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemberian obat pada ibu hamil adalah:1) Keamanan : meski ada obat lain yang efektivitasnya lebih baik, tapi jika keamanannya bagi ibu hamil belum diketahui, lebih baik tidak diberikan.2) Dosis : pada awalnya pemberian obat harus dalam dosis rendah. Jika perlu, penambahan dosis diberikan sedikit demi sedikit sampai tercapai efek terapi yang diinginkan.3) Durasi pemberian : jika tidak diperlukan sekali, pemberian obat tidak boleh terlalu lama. Sampai akhirnya, pemberian bermacam obat sedapat mungkin dihindari demi keselamatan ibu dan bayinya.4) Jenis dan cara kerja obat sebagai bahan pertimbangan sebelum diberikan kepada ibu hamil.

Analgesik untuk Ibu Hamila. Aman digunakan:Acetaminophen (paracetamol)b. Digunakan secara hati-hati: Aspirin Ibuprofen Rofecoxib Codeine Hydrocodone Oxycodone Propoxyphene Corticosteroidsc. HINDARI (untuk kehamilan trimester ke-3): Aspirin IbuprofenIbu menyusuia. Aman digunakan: Acetaminophen (paracetamol) Ibuprofen Diclofenac Codeine Hydrocodone Oxycodone Propoxypheneb. Digunakan secara hati-hati: Aspirin Indomethacin Cortisone

3. Apa saja persarafan pada gigi ?Nervus sensori pada rahang dan gigi berasal dari cabang nervus cranial ke-V atau nervus trigeminal pada maksila dan mandibula. Persarafan pada daerah orofacial, selain saraf trigeminal meliputi saraf cranial lainnya, seperti saraf cranial ke-VII, ke-XI, ke-XII.

NERVUS MAKSILACabang maksila nervus trigeminus mempersarafi gigi-gigi pada maksila, palatum, dan gingiva di maksila. Selanjutnya cabang maksila nervus trigeminus ini akan bercabang lagi menjadi nervus alveolaris superior. Nervus alveolaris superior ini kemudian akan bercabang lagi menjadi tiga, yaitu nervus alveolaris superior anterior, nervus alveolaris superior medii, dan nervus alveolaris superior posterior. Nervus alveolaris superior anterior mempersarafi gingiva dan gigi anterior, nervus alveolaris superior medii mempersarafi gingiva dan gigi premolar serta gigi molar I bagian mesial, nervus alveolaris superior posterior mempersarafi gingiva dan gigi molar I bagian distal serta molar II dan molar III.

NERVUS MANDIBULACabang awal yang menuju ke mandibula adalah nervus alveolar inferior. Nervus alveolaris inferior terus berjalan melalui rongga pada mandibula di bawah akar gigi molar sampai ke tingkat foramen mental. Cabang pada gigi ini tidaklah merupakan sebuah cabang besar, tapi merupakan dua atau tiga cabang yang lebih besar yang membentuk plexus dimana cabang pada inferior ini memasuki tiap akar gigi.Selain cabang tersebut, ada juga cabang lain yang berkonstribusi pada persarafan mandibula. Nervus buccal, meskipun distribusi utamanya pada mukosa pipi, saraf ini juga memiliki cabang yang biasanya di distribusikan ke area kecil pada gingiva buccal di area molar pertama. Namun, dalam beberapa kasus, distribusi ini memanjang dari caninus sampai ke molar ketiga. Nervus lingualis, karena terletak di dasar mulut, dan memiliki cabang mukosa pada beberapa area mukosa lidah dan gingiva. Nervus mylohyoid, terkadang dapat melanjutkan perjalanannya pada permukaan bawah otot mylohyoid dan memasuki mandibula melalui foramen kecila pada kedua sisi midline. Pada beberapa individu, nervus ini berkontribusi pada persarafan dari insisivus sentral dan ligament periodontal.

4. Perbedaan pupitis reversible dan ireversibel dalam pemeriksaan subjektif?Pulpitis ReversiblePulpitis reversible merupakan proses inflamasi ringan yang apabila penyebabnya dihilangkan maka inflamasi menghilang dan pulpa akan kembali normal. Faktor-faktor yang menyebabkan pulpitis reversible, antara lain stimulus ringan atau sebentar seperti karies insipient, erosi servikal, atau atrisi oklusal, sebagian besar prosedur operatif, kuretase periodontium yang dalam dan fraktur email yang menyebabkan tubulus dentin terbuka.GejalaPulpitis reversible bersifat asimtomatik dapat disebabkan karena karies yang baru muncul dan akan kembali normal bila karies dihilangkan dan gigi direstorasi dengan baik, apabila ada gejala (bersifat simtomatik) biasanya berbentuk pola khusus. Aplikasi stimulus dingin atau panas, dapat menyebabkan rasa sakit yang tajam. Jika stimulus ini dihilangkan, nyeri akan segera reda. Stimulus panas dan dingin menimbulkan nyeri yang berbeda pada pulpa normal. Ketika panas diaplikasikan pada gigi dengan pulpa yang tidak terinflamasi, respon awal yang langsung terjadi (tertunda), namun jika stimulus panas ditingkatkan maka intensitas nyeri akan meningkat. Sebaliknya, jika stimulus dingin diberikan, pulpa normal akan segera terasa nyeri dan menurun jika stimulus dingin dipertahankan. Berdasarkan observasi hal ini, respon dari pulpa sehat maupun terinflamasi tampaknya sebagian besar disebabkan oleh perubahan dalam tekanan intrapulpa. Kadang-kadang setelah insersi suatu restorasi, pasien sering mengeluh tentang sensitivitas ringan terhadap permukaan temperatur, terutama dingin. Hal ini dapat berlangsung dua sampai tiga hari atau satu minggu, tetapi berangsur-angsur akan hilang. Sensitivitas ini adalah gejala pulpitis reversibel. Rangsangan tersebut di atas dapat menyebabkan hiperemia atau inflamasi ringan pada pulpa sehingga menghasilkan dentin sekunder, bila rangsangan cukup ringan atau bila pulpa cukup kuat untuk melindungi diri sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa penyebab terjadinya pulpitis reversibel bisa karena trauma yaitu apa saja yang dapat melukai pulpa. Seperti telah diterangkan di atas bahwa sejak lapisan terluar gigi terluka sudah dapat menyebabkan perubahan pada pulpa. Pulpitis reversibel simtomatik ditandai oleh rasa sakit tajam yang hanya sebentar. Lebih sering diakibatkan oleh makanan atau minuman dingin daripada panas, tidak timbul secara spontan dan tidak berlanjut bila penyebabnya ditiadakan. Perbedaan klinis antara pulpitis reversibel dan irreversibel adalah kuantitatif; rasa sakit pulpitis irreversibel adalah lebih parah dan berlangsung lebih lama.

Cara praktis untuk mendiagnosa pulpitis reversibel adalah: Lokasi nyeri lokal (setempat), rasa linu timbul bila ada rangsangan, durasi nyeri sebentar.

Pulpitis IrreversiblePulpitis irreversible merupakan inflamasi parah yang tidak akan bisa pulih walaupun penyebabnya dihilangkan dan lambat atau cepat pulpa akan menjadi nekrosis. Pulpa irreversible ini seringkali merupakan akibat atau perkembangan dari pulpa reversible. Dapat pula disebabkan oleh kerusakan pulpa yang parah akibat pengambilan dentin yang luas selama prosedur operatif, trauma atau pergerakan gigi dalam perawatan ortodontic yang menyebabkan terganggunya aliran darah pulpa. Pulpitis irreversibel kebanyakan disebabkan oleh kuman yang berasal dari karies, jadi sudah ada keterlibatan bakterial pulpa melalui karies, meskipun bisa juga disebabkan oleh faktor fisis, kimia, termal, dan mekanis. Pulpitis irreversibel bisa juga terjadi dimana merupakan kelanjutan dari pulpitis reversibel yang tidak dilakukan perawatan dengan baik.

GejalaPada awal pemeriksaan klinik pulpitis irreversibel ditandai dengan suatu paroksisme (serangan hebat), rasa sakit dapat disebabkan oleh hal berikut: perubahan temperatur yang tiba-tiba, terutama dingin; bahan makanan manis ke dalam kavitas atau pengisapan yang dilakukan oleh lidah atau pipi; dan sikap berbaring yang menyebabkan bendungan pada pembuluh darah pulpa. Rasa sakit biasanya berlanjut jika penyebab telah dihilangkan, dan dapat datang dan pergi secara spontan, tanpa penyebab yang jelas. Rasa sakit seringkali dilukiskan oleh pasien sebagai menusuk, tajam atau menyentak-nyentak, dan umumnya adalah parah. Rasa sakit bisa sebentar-sebentar atau terus-menerus tergantung pada tingkat keterlibatan pulpa dan tergantung pada hubungannya dengan ada tidaknya suatu stimulus eksternal. Terkadang pasien juga merasakan rasa sakit yang menyebar ke gigi di dekatnya, ke pelipis atau ke telinga bila bawah belakang yang terkena. Menentukan lokasi nyeri pulpa lebih sulit dibandingkan nyeri pada periapikal/periradikuler dan menjadi lebih sulit jika nyerinya semakin intens.Stimulus eksternal, seperti dingin atau panas dapat menyebabkan nyeri berkepanjangan.Nyeri pada pulpitis irreversible berbeda dengan pulpa yang normal atau sehat. Sebagai contoh, aplikasi panas pada inflamasi ini dapat menghasilkan respon yang cepat dan aplikasi dingin, responnya tidak hilang dan berkepanjangan. Walaupun telah diklaim bahwa gigi dengan pulpitis irreversible mempunyai ambang rangsang yang rendah terhadap stimulasi elektrik, menurut Mumford ambang rangsang persepsi nyeri pada pulpa yang terinflamasi dan tidak terinflamasi adalah sama.Cara praktis untuk mendiagnosa pulpitis ireversibel adalah: Gejala Subyektif: nyeri tajam (panas, dingin), spontan (tanpa ada rangsangan sakit), nyeri lama sampai berjam-jam.

5. Apa contoh fokal infeksi dan apa saja yang menjadi fokal infeksi pada gigi dan rongga mulut ?Definisi FOKAL INFEKSI : Pusat atau suatu daerah di dalam tubuh yang dimana kuman atau basil-basil dari kuman tersebut dapat menyebar jauh ke tempat lain dalam tubuh dan dapat menyebabkan penyakit. Sumber infeksi dari salah satu organ tubuh berasal dari gigi. Salah satu penjalaran kuman dari pusat infeksi sampai ke organ tubuh tersebut, dibawa melalui aliran darah/lymphe atau dapat pula secara kontaminasi.Sumber infeksi dalam rongga mulut :1. Periodontium : Jaringan untuk mengikat gigi didalam tulang alveolus. Pada serabut yang periodonsium mengalami rusak, gigi akan goyang, dan kuman-kuman akan lebih mudah mencapai daerah ujung akar gigi dan masuk saluran darah. Pyorhea (gejala keluarnya nanah dari satu gusi yang berasal dari peradangan karena rusaknya periodonsium).2. Periapikal : Ujung dari akar gigi. Penyebab yang berasal dari periapikal adalah yang paling sering. Pulpa gigi yang nekrosis akibat karies profunda memberi jalan bagi bakteri untuk masuk ke dalam jaringan periapikal. Infeksi akan menyebar ke daerah yang minimal resistensi3. Pulpa Gigi Berasal dari kuman-kuman di daerah gusi, juga sisa-sisa fragmen gigi yang tertinggal, karies, dan lubang-lubang baru setelah pencabutan, bekas tempat akar gigi. Mikroorganisme yang mempengaruhi dental pulp dapat tersebar ke gigi lain yang berdekatan atau daerah periapical melalui ekstensi atau melalui pembuluh darah. Trauma, iritasi, dan peradagangan adalah kontributor utama penyebaran infeksi di pulpa

Tabel 1. Mikroorganisme penyebab infeksi odontogenik3Mikroorganisme penyebabJumlah pasienPersentase (%)

Aerobik287

Anaerobik13333

Aerobik-Anaerobik24360

Sumber: Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery, 3rd ed, 1998

Tabel 2. Mikroorganisme penyebab infeksi odontogenik3Mikroorganisme penyebabPersentase (%)

Aerobik Coccus gram(+):Streptococcus spp.Streptococcus spp.(grup D)Stafilococcus spp.Eikenella spp. Coccus gram(-): Neisseria spp. Batang gram(+): Corynebacterium spp. Batang gram(-): Haemophillus spp. Lainnya2585902622

3

6

4

Anaerobik Coccus gram(+):Streptococcus spp.Peptostreptococcus spp. Coccus gram(-): Viellonella spp. Batang gram(+): Eubacterium spp.Lactobacillus spp.Actinomyces spp.Clostridia spp. Batang gram(-): Bacteroides spp. Fusobacterium spp. Lainnya753033654

14

5075256

Sumber: Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery, 3rd ed, 1998

Manifestasi Sistemik Akibat Fokus Infeksi Infeksi EndokarditisInfeksi endokarditis merupakan infeksi yang meliputi katup atau endothelial dari jantung, hal ini terjadi jika bakteri masuk kedalam pembuluh darah dan menyerang jaringan di jantung yang abnormal, dan orang yang mempunyai defek pada jantung lebih mungkin terjadi infeksi endokarditis. Skema.3.Mekanisme terjadinya Endokarditis dari focus infeksi gigi-mulutTerdapat 1000 kasus terkait dental procedure dengan timbulnya infeksi endokarditis, hal tersebut terjadi pada pencabutan gigi dan pro scaling. Secara epidemiologi dari tahun 1930sampai 1996infeksi endokarditis terjadi antara 0,7 s.d. 6,8 dibanding 100000 orang setahun, 50 % dari semua kasus infeksi endokarditis tidak terkait dengan dental prosedur, dan sekitar 8 % terkait dengan penyakit periodontal tanpa prosedur dentis, resiko akibat prosedur dentis sekitar 1/3000 5000 kejadian . kejadian bakterimia awal menyebabkan terjadinya penebalan katup jantung yang rentan terhadap kolonisasi dari bakteri, dan bakterimia yang berkelnjutan berakibat pada kerusakn katup yang dapat bersifat fulminan.2,6 Manifestasi pada kepala dan leherInfeksi pada daerah kepala dan leher seperti abses otak, ensefalitis, meningitis kronik, sinusitis kronik, uveitis, dan konjungtivitis kronik dapat terjadi akibat bakteremia transient. Bakteremia transient bersumber dari mikroorganisme rongga mulut ketika dilakukan perawatan gigi terhadap infeksi gigi dan mulut. Bakteri dari rongga mulut umumnya terlokalisasi di daerah lobus frontal dan temporal. Maka, periodontitis dan karies memegang peranan penting dalam infeksi di kepala dan leher.

Manifestasi pada saluran pernafasanInfeksi pada saluran pernafasan yang diakibatkan oleh penyebaran fokus infeksi di gigi antara lain sinusitis, tonsillitis, pneumonia, asma bronchial, dan abses paru. Perkembangan penyakit dapat akibat mikroorganisme pada gigi berlubang, akibat menelan mikroorganisme pada ludah dan plak gigi, atau akibat diseminasi melalui aliran darah. Selain itu, dapat juga terjadi infeksi pada paru akibat aspirasi mikroorganisme dari rongga mulut.2 Bacterial PneumoniaMikroorganisme dapat menginfeksi saluran respirasi bawah dengan empat rute yang mungkin: 1. aspirasi dari orofaringeal 2. inhalasi dari infektif aerosol 3. penyebaran dari infeksi yang berdekatan 4. Penyebaran secara hematogen dari ekstrapulmonal.2Pneumonia bakteri sering diakibatkan oleh akibat aspirasi dari orofaringeal, kegagalan dari host defence mechanisms dan terjadi multiplikasi dari mikroorganisme, patogen yang sering yaitu yang berasal dari permukaan rongga mulut dan mukosa faring, patogen biasanya flora normal yang timbul lebih banyak akibat penggunaan antibiotik. Patogen respiarasi yang potensial (PRPs) misalnya Streptococcus pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae, dan Haemophilus influenzae yang dapat berkolonisasi di orofaring dan teraspirasi ke saluran bawah pernafasan, bakteri lainnya A.actinomycetemcomitans dan anaerob misalnya P.gingivalis dan Fusobacterium species juga dapat mengakibatkan pneumonia.

Manifestasi pada saluran gastrointestinalGastritis, colitis, enteritis, dan apendisitis merupakan penyakit saluran gastrointestinal yang dapat berkembang akibat penjalaran fokus infeksi pada rongga mulut. Salah satu contoh mikroorganisme penyebab adalah Helicobacter pylori, bakteri penyebab gastritis kronik dan ulkus peptikum, yang dapat diisolasi pada saliva dan plak gigi penderita gastritis. Selain itu, Helicobacter pylori dapat diisolasi dari plak gigi pasien dispepsia yang telah menjalani terapi antibiotic sehingga gigi berlubang dapat pula menyebabkan reinfeksi.2

Manifestasi pada kulit dan jaringan lunakPenyakit kulit yang umum ditemukan sebagai akibat transmisi mikroorganisme dari gigi adalah penyakit kulit dengan dasar reaksi alergi (urtikaria, ekzema), liken planus, alopesia areata, akne vulgaris, dan eritema multiforme eksudatif. Infeksi kulit yang terjadi akibat fokus infeksi jarang terjadi. Mikroorganisme rongga mulut dapat menyebabkan infeksi pada kulit melalui sensitisasi yang mengakibatkan pelepasan histamin dari mastosit serta pembentukan kompleks imun, sedangkan mekanisme metastasis mikroorganisme langsung jarang terjadi.2

Manifestasi pada tulang dan sendiOsteomielitis merupakan penyakit pada tulang yang telah terbukti dapat disebabkan oleh mikroorganisme dari rongga mulut. Sedangkan pada pasien dengan rheumatoid artritis, dapat terjadi kehilangan gigi dan tulang alveolar.2Rheumatoid artritis merupakan penyakit yang etiologinya belum diketahui, tetapi merupakan salah satu manifestasi dari penyakit sistemik umum. Reaksi hipersensitifitas jaringan merupakan penyebab reaksi inflamasi pada penyakit ini. Infeksi gigi dapat menyebabkan penyakit ini bila terdapat infeksi streptokokus di mulut.2Pada pasien dengan rheumatoid artritis, gigi yang mengalami abses dan tonsil yang terinfeksi harus diangkat. Dengan cara ini, kesehatan pasien akan membaik dan kemampuannya untuk melawan artritis secara tidak langsung akan terfasilitasi.2

Manifestasi pada kehamilanPenyakit jaringan periodontal merupakan faktor risiko terjadinya kelahiran prematur spontan. Ibu yang menderita periodontitis memiliki risiko 7,5 kali lebih besar untuk mengalami kelahiran prematur atau bayi dengan berat lahir rendah. Kelahiran prematur pada ibu dengan gingivitis diakibatkan oleh lipopolisakarida yang dihasilkan bakteri pada fokus infeksi merangsang sekresi prostaglandin sehingga terjadi kontraksi uterus.

Manifestasi pada mataInfeksi ruang orbital diakibatkan oleh infeksi dento-alveolar. Komplikasi dari kista dentigerous menyebabkan superior orbital fissure syndrome ( edema peri-orbital, proptosis, ekimosis subkonjungtival, ptosis, ophtalmoplegia, dilatasi pupil, keadaan mata yang sensitif terhadap cahaya). Inflamasi mata lainnya dapat menyebabkan uveitis dan endophtalmitis.2

Manifestasi pada ginjalMikroorganisme penyebab infeksi saluran kemih pada umumnya adalah E. Coli, Staphylococcus.sp., dan Streptococcus. Streptococcus yang paling sering ditemukan adalah Streptococcus haemolyticus. Bakteri ini bukanlah penghuni normal pada saluran akar atau area periapikal dan ginggival. Fokus infeksi sebagai penyebab ISK sangat kecil kemungkinannya.6. Apa saja macam-macam obat kumur?Obat kumur merupakan larutan atau cairan yang digunakan untuk membilas rongga mulut dengan sejumlah tujuan antara lain untuk menyingkirkan bakteri perusak, bekerja sebagai penciut, untuk menghilangkan bau tak sedap, mempunyai efek terapi dan menghilangkan infeksiatau mencegah karies gigi.Obat kumur yang mengandung Fluoride akan mampu untuk melawan kerusakan pada gigi dengan cara meningkatkan kekerasan lapisan luar enamel ( mahkota gigi ).Obat kumur yang mengandung Antiplaque akan melepaskan plak dari permukaan gigi dan plak yang terdapat diatas garis gusi , Antimikroba sebagai contoh : cetylpyridinium chloride, chlorhexidine, sanguinarine, phenolic compounds). Obat kumur dengan jenis ini membantu untuk mengurangi jumlah bakteri yang berada didalam rongga mulut. Deodorizing dan oxidizing agents sebagai conotoh : sodium bicarbonate dan chlorine dioxide, kandungan bahan jenis ini membantu menutupi dan menetralkan bau mulut. Oxygenating agents (sebagai contoh : hydrogen peroxide). Membantu untuk membunuh kuman anaerob yang tidak senang dengan oksigen , bahan ini memberikan oksigenasi pada tempat yang terdapat kuman antioksigen tersebut. Fluoride. Memperkuat dan mencegah kerusakan gigi. Astringents (sebagai contoh : citric acid, zinc chloride). Bahan ini memberikan rasa yang enak dan mengerutkan jaringan rongga mulut. Bahan penghilang nyeri( anodynes). Obat kumur ini memberikan penghilang nyeri bila diaplikasikan pada mulut. Buffering agents. Bahan ini menghilangkan nyeri pada jaringan lunak rongga mulut dan memecah lapisan yang terbentuk pada rongga mulut. Antitartar (e.g., zinc citrate) agents.Menghilangkan tartar yang terbentuk didalam rongga mulut.Bahan yang bersifat tidak aktif berfungsi untuk melarutkan bahan aktif yang tersebut diatas dan mempertahankan kandungan bahan aktifnya, sebagai contoh alkohol, sebagaian besar obat kumur mengandung alkohol ini sebagai bahan yang tidak aktif.

Sumber : http://drgdondy.blogspot.com/2008/11/mengenal-obat-kumur-jenis-dan-efek.htmlGrossman LI. 1998. Endodontic Practice. 8th ed. Philadelphia, London: Lea and Febiger.http://luv2dentisha.wordpress.com/2010/05/08/pulpitis-reversibel-ireversibel-nekrosis-pulpa/Stanley J. Nelson and Major M. Ash. Wheelers Dental Anatomy, Physiology, and Occlusion. 9th Ed. Missouri : Saunders Elsevier. 2010:256-8 http://potooloodental.blog.com/?p=210http://sani-sanpig.blogspot.com/2013/05/golongan-obat-antibiotika-pada-ibu-hamil.htmlWalton and Torabinajed. 1996. Prinsip dan Praktik Endodonsi. Edisi ke-2. JakarTA : EGC