Tugas 4 ptk

9

Click here to load reader

description

Pendidikan Teknologi Kejuruan By: Ismail Majid

Transcript of Tugas 4 ptk

Page 1: Tugas 4 ptk

A. Pendahuluan

Kehidupan manusia terus mengalami perubahan sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan inilah menuntut manusia harus memperoleh pendidikan sehingga dapat harus menyesuaikan dan mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi, terlepas dari kebodohan dan keterbelakangan dan menjadi manusia yang berkualitas. Upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia telah dituangkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003.

Untuk menjawab tantangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dibutuhkan keahlian dan keterampilan sumber daya manusia. Salah satu upaya yaitu dikembangkan suatu pendidikan kejuruan berdasarkan kompetensi yang dipacu oleh kebutuhan pasar. Dalam UU No. 20 tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang keahlian tertentu. Pendidikan kejuruan bertujuan mempersiapkan tenaga yang memliki keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan persyaratan lapangan kerja dan mampu mengembangkan potensi dirinya dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi.

Pendidikan kejuruan sebagai salah satu pendidikan vokasional merupakan pendidikan yang berorientasi kepada pekerjaan, karir atau okupasi. Tuntutan di dunia kerja berhubungan erat sekali dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat berubah mengharuskan sistem perencanaan yang sistematis, menyeluruh, dan selalu berorientasi futuristik. Dalam hal ini maka pendidikan kejuruan harus menekankan relevansi antara dunia pendidikan dengan dunia kerja, baik dalam negeri maupun luar negeri agar dapat mempertahankan dan memantapkan eksistensinya.

Melvin L. Barlow dalam artikelnya Foundation of Vocational Education dalam American Vocational Journal (1967), menyampaikan pokok-pokok pikiran tentang pendidikan vokasi atau kejuruan (vocational education). Ada 7 poin penting yang dikemukakan, yaitu:

1. Vocational education is a national concern. Pendidikan vokasi adalah hal penting yang merupakan concern atau kepedulian tingkat nasional.

2. Vocational education provides the common defense and promotes the general welfare. Pendidikan vokasi yang efektif akan bermanfaat bagi pertahanan negera (seperti dukungan pada saat kondisi perang), serta mendukung peningkatan kesejahteraan ekonomi warga negara dan keluarganya.

3. Vocational preparation of youth and adults is a public school responsibility. Sekolah publik memainkan peranan penting dalam menyiapkan generasi muda dan juga warga dewasa untuk mempersiapkan pekerjaan mereka.

4. Vocational education requires a sound basic education. Pendidikan vokasi memerlukan adanya fondasi dasar yang baik dan kuat dari jenjang sekolah sebelumnya agar dapat sukses. Hal ini disebabkan makin tingginya teknologi yang diapakai di berbagai bidang pekerjaan.

5. Vocational Education is planned and conducted in close cooperation with business and industry. Hal ini adalah fondasi penting keberhasilan pendidikan vokasi, umumnya

Page 2: Tugas 4 ptk

melalui komite penasihat (advisory committee) yang terdiri dari kalangan bisnis dan industri. 

6. Vocational education provide the skills and knowledge valuable in the labor market. Materi pembelajaran ditentukan berdasar analisis kebutuhan pasar kerja, dibutuhkan juga studi penempatan dan tindak lanjut terhadap para lulusan agar diketahui bagaimana hasil program diterima, dimanfaatkan  dan dimodifikasi di pasar kerja.

7. Vocational education provides continuing education for youth and adults. Pendidikan vokasi tidak hanya ada di sekolah, tetapi juga harus ada di industri dan berbagai program vokasi untuk orang dewasa, hal ini berkontribusi nyata meningkatkan tingkat intelegensia (industrial intelligence) tenaga kerja. Permasalahan dalam pelatihan ulang (retraining) dan pembelajaran sepanjang hayat adalah elemen penting yang membentuk pendidikan vokasi yang kuat.

B. Konsep Ideal Pelaksanaan Pendidikan Teknologi Kejuruan

Tujuan dan isi pendidikan kejuruan senantiasa dibentuk oleh kebutuhan masyarakat yang berubah begitu pesat, sekaligus juga harus berperan aktif dalam ikut serta menentukan tingkat dan arah perubahan masyarakat dalam bidang kejuruannya tersebut. Pendidikan kejuruan berkembang sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat, melalui dua institusi sosial. Pertama, institusi sosial yang berupa struktur pekerjaan dengan organisasi, pembagian peran atau tugas, dan perilaku yang berkaitan dengan pemilihan, perolehan dan pemantapan karir. Institusi sosial yang kedua, berupa pendidikan dengan fungsi gandanya sebagai media pelestarian budaya sekaligus sebagai media terjadinya perubahan sosial. Mohammad ali, 2009, mengemukakan bahwa Sekurang- kurangnya ada tiga dimensi pokok yang menjadi tantangan bagi SMK secara regional maupun nasional yaitu :

1. Implementasi program pendidikan harus berfokus pada pendayagunaan potensi sumber daya local, dengan mengoptimalkan kerjasama  secara intensif dengan institusi pasangan

2. Pelaksanaan kurikulum berdasarkan pendekatan yang fleksibel sesuai dengan kecenderungan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar kompetensi yang diperoleh peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti pendidikan memiliki adaptasi yang tinggi

3. Program pendidikan beljar tuntas dengan melibatkan peran aktif da n partisipatif para pemangku kepentingan pendidikan, termasuk optimalisasi peran pemerintah daerah untuk merumuskan pemetaan kompetensi ketenagakerjaan di daerahnya sebagai input bagi SMK dalam penyelenggaraan diklat berkelanjutan.Pendayagunaan potensi sumber daya local, dengan pelaksanaan kurikulum serta

kerjasama dari pemerintah daerah harus seiring sejalan dalam rangka membuka peluang lebar pengembangan SMK sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat dan dunia industri. Untuk mencari solusi dari tantangan tersebut di atas, SMK sebagai salah satu lembaga penyelenggara pendidikan dan pelatihan kejuruan harus mampu memberikan layanan pendidikan terbaik kepada peserta didik walaupun kondisi fasilitasnya sangat beragam. Seperti diketahui, bahwa investasi dan pembiayaan operasional terbesar yang dilakukan oleh pemerintah dalam pendidikan kejuruan adalah pada sistem SMK. Pembukaan dan penutupan suatu SMK pada dasarnya sangat  tergantung pada tuntutan kebutuhan pengembangan

Page 3: Tugas 4 ptk

sumber daya manusia di wilayah atau daerah setempat. Pembukaan institusi SMK baru sangat dimungkinkan jika terdapat tuntutan kebutuhan sumber daya manusia yang terkait dengan peran dan fungsi SMK. Sebagaimana yang dikemukakan Djojonegoro (1998), bahwa : “Secara teoritik pendidikan kejuruan sangat dipentingkan karena lebih dari 80 % tenaga kerja di lapangan kerja adalah tenaga kerja tingkat menengah ke bawah dan sisanya kurang dari 20 % bekerja pada lapisan atas. Oleh karena itu, pengembangan pendidikan kejuruan jelas merupakan hal penting”. Penutupan suatu institusi SMK hanya dimungkinkan jika secara hukum tidak dapat dipertahankan atau karena adanya tuntutan masyarakat yang sama sekali tidak dapat dipertahankan atau dihindari. Namun pada dasarnya, tidak ada alasan untuk menutup SMK selama institusi tersebut masih dapat menjalankan peran dan fungsi serta tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku. pengembangan (pembukaan) program  keahlian  SMK  harus  Link  and  Match  dengan  kebutuhan  pasar  kerja. link and match pada dasarnya adalah supplay-demand dalam arti luas, yaitu dunia pendidikan sebagai penyiapan SDM, dan individu, masyarakat, serta dunia kerja sebagai pihak yang membutuhkan. Ada empat aspek kebutuhan yang perlu diantisipasi oleh pendidikan, yaitu (a) kebutuhan pribdai atau individu, (b) kebutuhan keluarga, (c) kebutuhan masyarakt/bangsa, dan (d) kebutuhan dunia kerja atau dunia usaha.Untuk menciptakan link and mach antara pendidikan dan dunia kerja/ usaha/industri,diperlukan usaha-usaha secara reciprocal antara kedua pihak. Dunia kerja/usaha/idustri dituntut untuk lebih membuka diri terhadap pendidikan, baik dalam arti sikap maupun tindakan nyata termasuk menjadi menjadi tempat magang dan praktek lapangan bagi para peserta didik. Di pihak lain, dunia pendidikan dituntut untuk melakukan konsolidasi mulai tahap perencanaan sampai implementasi dan evaluasinya sehingga kebijakan ini mempunyai arti yang maksimal, sesuai dengan tujuannya. Adapun strategi dasar implementasi untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam link and match adalah :

1. Menggiatkan kunjungan lapangan dan praktek lapangan sebagai bagian integral kurikulum

2. Meningkatkan program magang di dunia usaha/industry3. Meningkatkan jumlah dan mutu sarana, prasarana, dan tenaga 4. Meningkatkan daya tarik SMK sebagai pilihan yang mempunyai prospek yang baik

untuk masa depan. Kegiatan kunjungan ke industri akan memberikan informasi mengenai perkembangan

industri, tenaga kerja yang sangat dibutuhkan dan yang kurang dibutuhkan saat ini. Jadi apabila  program  keahlian  tertentu  dibutuhkan  oleh  industri,  maka  perlu  dibuka program  keahlian  baru  dan  jika  lulusan  dari  program  keahlian  tersebut  sudah  tidak dibutuhkan oleh masyarakat industry maka program keahlian  tesebut perlu ditutup dahulu untuk menghemat biaya operasional, dan jika di suatu saat dibutuhkan lagi oleh masyarakat, maka program keahlian tersebut bisa dibuka kembali.

C. Pelaksanaan pelaksanaan PTK di lihat dari Konsep, Program, Operasional SMKN 5 Makassar

Kurikulum pada SMKN 5 Makassar umumnya sudah lengkap. Namun bila kita berbicara tentang kurikulum yang tervalidasi dengan industry maka satu-satunya jurusan yang tervalidasi Dengan industry adalah jurusan teknik otomotif, program atau rencana sekolah terankum dalam

Page 4: Tugas 4 ptk

RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah ), RAPBS ini tiap tahun anggran baru direncanakan dan dilaksanakan dengan melibatkan beberapa unsur diantaranya pimpinan, komite sekolah, ketua jurusan, tim 9, pendidikan, kurikulum, kesiswaan, sarana dan perasarana, SDM.

SMKN 5 Makassar terus meningkatkan kualitas pedidik terutama dalam bidang Teknik informasi dengan rutinnya dilaksanakan pelatihan-pelatihan baik internal maupun external untuk menunjang peroses

Proses pembelajaran pada umumnya telah memenuhi persyaratan dengan memberikan porsi praktikum yang cukup. Dengan laboratorium/ bengkel yang cukup lengkap dengan dan djurusan otomoti sendiri terdapat mobil Bantuan dari Toyota untuk digunakan sebgai bahan peraktek bagi siswa(i), jurusan otomotif termasuk jurusan yang dalam hal peralatan/ bahan praktek sudah sesuai dengan perkembangan dunia industry, perkembangan teknologi yang semakin maju membuat beberapa jurusan agak ketertinggalan dalam hal memenuhi sarana lab/ bengkel yang sesuai dengan industry, seperti dijurusan Listrik misalnya kontaktor yang digunakan sebagai bahan peraktek sudah jauh tertinggal dengan industry. Praktikum tersebut hanya diberikan dalam mata pelajaran keterampilan produktif. Untuk pelajaran keterampilan intelektual seperti matematik dan sains, tidak terungkap adanya praktikum berupa belajar pemecahan masalah, belajar berbasis proyek dan sebagainya.

Proses perekrutan penerimaan siswa-siswi baru melalui seleksi tulis dengan kemampuan IPA, bahasa inggris dan nilai Nem 70

Salah satu program SMK yaitu PSG dinilai belum mendapatkan hasil maksimal karena industry kebanyakan belum sepenuh hati dalam menerima siswa(i) PSG tersebut dalam hal kerja peraktek, kondisi ini mengakibatkan tidak terjadinya kerjasama pembelajaran diIndustri yang efektif.

SMKN 5 Makassar sudah membangun MoU dengan beberapa Industri namun ini belum menjamin bahwa lulusannya bisa terserap semua dalam industry, namun Lulusan SMKN 5 Makassar mulai sekitar tahun 2007 ada kecenderungan lulusannya lanjut kuliah di PTN maupun PTS.Bila dibandingkan dengan penelitian oleh Prof. Yusufhadi Miarso, M.Sc maka terdapat beberapa persamaan diantaranya SMKN 5 praktikum hanya diberikan dalam mata pelajaran keterampilan produktif. Untuk pelajaran keterampilan intelektual seperti matematik dan sains, tidak terungkap adanya praktikum berupa belajar pemecahan masalah, belajar berbasis proyek dan sebagainya. Yang kedua Kompetensi lulusan masih berorientasikan pada kebutuhan lapangan kerja masa sekarang atau bahkan masa lalu, dan belum membuka wawasan ke masa mendatang. Perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi yang telah memicu globalisasi, baru sekedar diketahui dan dioperasikan, belum dimanfaatkan untuk keperluan belajar atau untuk mencari informasi yang berkaitan dengan perkembangan lingkungan kerja. Kemandirian sebagai salah satu kompetensi yang perlu dikuasai, belum tampak usaha pengem-bangannya. Kemampuan ini sangat diperlukan dalam menghadapi situasi yang senantiasa berubah. Namun dalam kerjasama dengan industri SMKN 5 Makassar dianggap sudah baik terutama dijurusan teknik Otomotif yang sudah kerjasama dengan industry otomotif seperti Suzuki, Toyota, bahkan di SMKN 5 Makassar terdapat Pusat Diklat Suzuki dan kurikulum teknik otomotif sudah divalidasi dengan Industri,

Page 5: Tugas 4 ptk

D. Kesimpulan

Untuk menghasilkan lulusan yang siap pakai, mandiri atau mampu berwirausaha SMK perlu melakukan usaha-usaha baik dibidang pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, dengan menyertakan DUDI dalam kegiatan sekolah. Pihak DUDI menyarankan agar SMK menambah guru yang sesuai dengan bidangnya dan perlu meningkatkan kompetensi dan wawasan agar sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang relevan dengan bidang keahlian yang diampunya.

Pihak sekolah harus bisa lebih kereatif dalam mengembangkan kurikulum SMK yang bisa singkron dengan Industri dan bisa melakukan kerjasama dengan industri dalam hal penyadian bahan/ peralatan indutri

Pihak pemerintah/ pengambil kebijakan melakukan intervensi terhadap industry agar pihak industry bisa lebih maksimal dalam hal kerjasama dengan sekolah menengah kejuruan

                 

Page 6: Tugas 4 ptk

E. Daftar Pustaka

Referensi:Melvin L. Barlow, "Foundation of Vocational Education" in American Vocational Journal, Vol. 42, No. 3, March 1967, pp. 17-19.Nur Kamrihttp://www.blogger.com/profile/00119481587173873252Ilmu dan aplikasi pendidikan. Tim pengembang ilmu pendidikan FIP UPI. 2007Grasindo.http://books.google.co.id/books?id=B35Cf_WXgp4C&pg=PA383&dq=kesuksesan+pendidikan+kejuruan&hl=id&ei=os6HToDNBIvJrAeplZGfBQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=4&ved=0CD4Q6AEwAw#v=onepage&q&f=falseChief Editor on February 7th, 2009 .Link and match: Keterkaitan dunia industri dan dunia pendidikan. http://indosdm.com/link-and-match-keterkaitan-dunia-industri-dan-dunia-pendidikanhttp://www.businessballs.com/nvqs_national_vocational_qualifications.htmAhmad rizal,dkk.2009. Dari guru konvensional menuju guru professional. 2009.Deddy W.S 12 Oktober 2010 http://www.smkn2pandeglang.net /index.php?option=com_content&            view=article&id=64:konstruktivisme-di-sekolah-menengah-kejuruan&catid=34:pendidikan&Itemid=59Depdiknas.2006. Kurikulum SMK edisi 2006.Herdi.2009. Bangun dunia dari diri kita.http://herdiana.blog.com/2009/01/29/industri-berbasis-smk-harga-mati-bagi-home-industri-indonesia/Murniaty, Nasir. Manajemen strategic dalam pemberdayaan SMK. Perdana Publishing.Mohammad ali, 2009. Pendidikan untuk pembangunan nasional. PT Grasindo.2009Nurkholis.2003. Manajemen berbasis sekolah, teori model dan aplikasi.Pardjono.2011. Makalah. Peran Industry dalam pengembangan SMK.Wardiman Djojonegoro. 1998. Pengembangan Sumber Daya Manusia: Melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta: PT. Jayakarta Agung.Fajar Hendro. Arahan  pengembangan  sekolah  menengah  Kejuruan bisnis dan manajemen berbasis sektor  Perdagangan di kabupaten tulungagung. http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-10251-Paper.pdf