Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan

20
Dian melati 21220234

Transcript of Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan

Page 1: Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan

Dian melati

21220234

Page 2: Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan

Tugas 3

•Produk bersama dan produk sampingan

Page 3: Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan

Produk bersamaProduk Bersama adalah beberapa macam produk yang dihasilkan bersama- sama atau serempak dengan menggunakan satu macam atau beberapa macam bahan baku, tenaga kerja dan fasilitas pabrik yang sama dan masukkan (input) tersebut tidak diikuti jejaknya pada setiap macam produk tertentu. Biaya produk bersama bersifat homogen untuk seluruh produk sampai pada titik pisah. Nilai jual dari masing-masing produk bersama relatif sama sehingga tidak ada produk yang dianggap sebagi produk utama dan produk sampingan.Karakteristik produk bersama adalah:1. Produk bersama mempunyai hubungan fisik satu dengan lainnya. Artinya jika satu produk bersama tertentu selesai diproses menjadi produk jadi maka pada saat yang sama juga telah selesai diproses produk bersama lainnya. Selain itu, jika dalam proses produksi kuantitas salah satu produk bersama ditambah maka produk bersama yang lain juga akan bertambah dengan jumlah yang proporsional.2. Dalam memproses produk bersama selalu ada titik pisahnya (split-off point).3. Setiap produk bersama mempunyai nilai yang relatif sama.Contoh: Pabrik penyulingan minyak mentah (crude oil) menghasikan minyak siap dikonsumsi berupa minyak gasolin, karosine, minyak diesel (solar), minyak bakar, minyak tanah, dll. .

Page 4: Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan

AKUNTANSI PRODUK BERSAMA ( JOINT PRODUCT) Perusahaan yang menghasilkan produk bersama pada umumnya menghadapi masalah pemasaran berbagai macam produknya, karena masing-masing produk mempunyai masalah pemasaran dan harga jual yang berbeda. Manajemen biasanya ingin mengetahui kontribusi masing-masing produk pada pendapatan perusahan. Oleh karena itu, perlu diketahui secara teliti biaya yang dibebankan pada masing-masing produk sebagai dasar perhitungan harga pokok setiap produk. Biaya produk bersama dialokasikan ke setiap produk bersama menggunakan metode nilai pasar, rata-rata biaya per satuan, rata-rata tertimbang dan unit kuantitatif. Metode Nilai Pasar / Nilai Jual Relatif Metode ini adalah metode yang sangat populer karena dengan argumennya bahwa harga produk merupakan manifestasi dari biaya produksinya. Metode ini mengasumsikan bahwa setiap produk yang dihasilkan dalam proses produksi bersama memilki nilai jual atau nilai pasar yang berbeda. Perbedaan nilai pasar disebabkan tingkat pemakaian biaya yang berbeda..Terdapat dua metode dalam metode nilai jual relatif, yaitu:1. Metode nilai pasar saat split-off pointMetode ini digunakan ketika setelah split-off point tidak ada proses produksi lanjutan dan harga jual sudah diketahui pada saat itu. Biaya bersama (joint cost) dialokasikan ke masing-masing produk sesuai dengan perbandingan nilai jualnya terhadap nilai jual keseluruhan produk bersama.

Page 5: Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan

Produk Jumlah unit Harga unitAlfa 5.000 Rp 1000Beta 10.000 Rp 1500Gamma 7.000 Rp 1300

Contoh :PT “ABC” memproduksi 3 macam produk yaitu alfa, beta dan gamma. Biaya

bersama yang dikeluarkan selama satu periode adalah sebsar Rp 20.000.000,00. Jumlah produksi dan harga jual masing-masing produk tertera pada table berikut:

Produk Jumlah unit Harga unit Nilai jual Rasio Alokasi HPP/ unitAlfa 5.000 1000 5.000.000 22,62% 4.524.000 904,8Beta 10.000 800 8.000.000 36,20% 7.240.000 724Gamma 7.000 1300 9.100.000 41,18% 8.236.000 1.176,5Jumlah 22.100.000 100% 20.000.000

Penyelesaian :

Page 6: Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan

Keterangan Produk Alfa Produk Beta Produk Gamma

Unit Produksi 5.000 10.000 7.000

Harga Jual/unit Rp1.000 Rp 800 Rp1.300

Biaya Proses lanjutan/unit Rp400 Rp 300 Rp500

2. Metode nilai jual hipotesisApabila suatu produk tidak bisa dijual pada saat titik pisah, maka harga tidak dapat diketahui

pada saat titik pisah. Produk tersebut memerlukan proses tambahan sehingga harga jual tidak dapat dikethui sebelum dijual (setelah titk pisah). Dasar yang dapat digunakan dalam mengalokasikan biaya bersama adalah harga pasar hipotesis.

Harga pasar hipotesis adalah nilai jual suatu produk setelah diproses lebih lanjut dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproses lanjutan setelah pemisahan.

Contoh :Dengan menggunakan data perusahaan PT. ABC pada contoh soal metode nilai pasar, diketahui

biaya proses lanjutan masing-masing produk adalah sebagai berikut:

Page 7: Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan

Produk bersa

ma

Hrg jual/

kg

Biaya Tmbha

n

Nilai jual Hipotesis*

Jmlh Prduk

Nilai jual Rasio Alokasi ** (20.000.000)

HPP /kg

Alfa 1.000 400 600 5.000 3.000.000 22,06%

4.412.000

Beta 800 300 500 10.000 5.000.000 36,76%

7.352.000 735,2

Gamma

1.300 500 800 7.000 5.600.000 41,18%

8.236.000 1.176,6

13.600.000

100% 20.000.000

*(Harga jual – biaya tambahan)**(rasio x 20.000.000)

Page 8: Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan

Produk Kuantitas Rata-rata biaya per satuan

Alokasi biaya bersama

Bensin 350 Rp 2.000 Rp 700.000Pelumas 250 Rp 2.000 Rp 500.000Minyak Tanah

300 Rp 2.000 Rp 600.000

Solar 100 Rp 2.000 Rp 200.000Jumlah 1000 Rp 2.000.000

Metode rata-rata biaya per satuanMetode ini berupaya untuk mendistribusikan total biaya produksi gabungan ke berbagai

produk atas dasar biaya per unit dan Penentuan biaya untuk setiap produk dihitung sesuai dengan proporsi kuantitas masing-masing produk yang dihasilkan.

Contoh :Suatu perusahaan menghabiskan biaya Rp 2.000.000 untuk memproduksi 1000 liter

produk dari minyak mentah. Rata-rata biaya produksi per unit adalah Rp 2.000 (Rp 2.000.000/1000)

Page 9: Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan

Produk Jumlah produk

Angka penimbang

Jumlah produk x angka penimbang

Alokasi biaya bersama(2.000.000)

Bensin 350 4 1400 Rp 965.517Pelumas 250 2 500 Rp344.826

Minyak tanah 300 3 900 Rp620.689

Solar 100 1 100 Rp. 68.966Total 1000 2.900 Rp 2.000.000

Metode rata-rata tertimbangmetode yang menggunakan bobot sebagai presentasi dari ukuran besarnya unit, kesulitan

pembuatan, waktu yang dibutuhkan dan sebagainya sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya bersama. Penentuan alokasi biaya bersama pada setiap produk didasarkan atas perkalian jumlah unit produk dengan angka penimbang, dan hasilnya digunakan sebagai dasar untuk alokasi.

Contoh :Dari soal pada metode kedua (metode rata-rata biaya per satuan), diketahui bobot untuk

bensin 4, pelumas 2, minyak tanah 3 dan solar 1. Alokasi biaya bersamanya sebagai berikut :

Page 10: Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan

Produk Kuantitas (pon) Presentase (%) Alokasi Biaya Bersama

Kokas 1.200 60% Rp 600.000

Ter Batu Bara 300 15% Rp 150.000

Gas 500 25% Rp 250.000

Jumlah 2.000 100% Rp 1.000.000

Metode unit kuantitatif / satuan fisikMetode kuantitatif berupaya mendistribusikan total biaya gabungan

berdasarkan satuan ukuran tertentu seperti kilogram, ton, liter, meter dan sebagainya.

Contoh :Berikut adalah data produk yang dihasilkan dari satu ton batu bara yang

menghabiskan biaya sebesar Rp 1.000.000 :

Page 11: Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan

2. Produk Sampingan (by-product) Istilah produk sampingan digunakan untuk suatu produk yang bernilai total relatif kecil dan diproduksi secara berbarengan dengan produk yang bernilai lebih besar. Produk yang nilainya lebih besar biasa disebut dengan produk utama. Produk sampingan juga bisa diartikan sebagai produk yang bukan tujuan utama operasi perusahaan tetapi tidak dapat dihindarkan terjadinya dalam proses pengolahan produk disebabkan sifat bahan yang diolah atau karena sifat pengolahan produk, kuantitas dan nilai produk sampingan relatif kecil dibandingkan dengan nilai keseluruhan produk. Pembedaan produk utama dan produk sampingan terletak pada nilai jualnya. Jika nilai jual salah satu produk relatif lebih kecil dari yang lainnya maka dikategorikan sebagai produk sampingan, sedangkan apabila produk-produk yang dihasilkan relatif sama maka dikategorikan sebagai produk bersama. Contoh: pada pabrik penggergajian kayu, kayu lapis dan papan kayu merupakan produk utama, sedangkan serbuk gergaji dan kayu bakar merupakan produk sampingan. a. Produksi sampingan yang dapat dijual setelah terpisah dari produk utama, tanpa memerlukan pengolahan lebih lanjut. b. Produk sampingan yang memerlukan proses pengolahan lebih lanjut setelah terpisah dari produk utama. Akuntansi Produk Sampingan (BY PRODUCT) Dalam produk sampingan, yang menjadikan permasalahan adalah bagaimana memperlakukan pendapatan penjualan produk sampingan tersebut. Pengakuan adanya produk sampingan ini menyangkut perlakuan terhadap harga pokok produk sampingan, biaya untuk memproses produk sampingan, dan hasil penjualan produk sampingan. Alokasi biaya bersama kepada produk utama dan produk sampingan pada umumnya dianggap tidak perlu, karena nilai produk sampingan relatif rendah bila dibandingkan dengan produk utama. Tetapi dalam kenyataannya ada beberapa metode yang mengalokasikan biaya bersama kepada produk utama dan produk sampingan.

Page 12: Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan

Metode Tanpa Harga Pokok Metode tanpa harga pokok dibagi menjadi 2 macam: Produk sampingan dapat langsung dijual pada saat saat titik pisah (split-offpoint) atau pengakuan atas pendapatan kotor. Metode ini memperlakukan penjualan produk sampingan berdasarkan penjualan kotor. Hal ini dilakukan karena biaya persediaan final dari produk utama dianggap terlalu tinggi sehingga menanggung biaya yang seharusnya dibebankan pada produk sampingan. Dalam metode ini penjualan atau pendapatan produk sampingan dalam laporan laba rugi dapat dikategorikan sebagai berikut : Pendapatan Penjualan Produk Sampingan Diperlakukan Sebagai Pendapatan Di Luar Usaha. Dalam metode ini pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk sampingan dikurangi dengan penjualan returnya dicatat pada rekening “Pendapatan Penjualan Produk Sampingan” dan pada akhir periode akuntansi ditutup ke rekening Rugi Laba. Rekening Penjualan Produk Sampingan dicantumkan dalam laporan rugi laba kelompok penghasilan diluar usaha. Metode ini tidak mencoba menentukan harga pokok produk sampingan. Metode ini cocok digunakan dalam perusahaan yang:a. Nilai produk sampingannya tidak begitu penting atau tidak dapat ditentukanb. Penggunaan metode yang lebih teliti memerlukan biaya yang tidak sebanding dengan manfaat yang di peroleh.c. Saat terpisahnya produk sampingan dari produk utama tidak begitu jelas dan pembebanan harga pokok produk sampingan kepada produk utama tidak sebanding dengan manfaat yang diperoleh.Keberatan penggunaan metode ini adalah:a. Apabila akhir periode akuntansi terdapat persediaan produk sampingan, maka timbul masalah penilaian persediaan untuk tujuan pembuatan neraca perusahaan.b. Dapat mengakibatkan penandingan pendapatan dengan biaya tidak dalam periode yang tepat.

Page 13: Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan

Unit Unit Produksi Produk Utama 16.200 unit

Unit Unit Penjualan Produk Utama 13.500 unit

Unit Unit Persediaan Awal Produk Utama 500 unit

Har Unit Jual per Unit Rp. 700

Biay Harga produksi/unit produk utama Rp 500

Hasi Hasil Penjualan Produk Sampingan (2.000 x Rp 300) Rp Rp. 600.000

Beb Beban Pemasaran dan Administrasi Produk Utama Rp2 Rp 2.925.000

Contoh:Diketahui data dari kegiatan operasional perusahaan “ABC” sebagai berikut:

Page 14: Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan

PT. ABCLaporan Laba Rugi

Periode 31 Desember 2000 Penjualan produk utama Rp 10.125.000Harga Pokok Penjualan :Persediaan awal (500xRp 500) Rp 250.000Total biaya produksi (16.200 x Rp 500) Rp 8.100.000 + Tersedia dijual Rp 8.350.000Persediaan akhir (3.200 x Rp 500) Rp 1.600.000 - Rp 6.750.000-Laba Kotor Rp 3.375.000Beban pemasaran dan administrasi Rp 2.925.000-Laba operasi Rp 450.000 Pendapatan lain-lain :Pendapatan penjualan produk sampingan Rp 600.000+Laba sebelum pajak Rp 1.050.000 Pendapatan penjualan produk sampingan dijadikan sebagai pendapatan lain-lain sehingga akan menambah laba operasi secara langsung.

Page 15: Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan

b) Pendapatan penjualan produk sampingan dicatat sebagai tambahan pendapatan penjualan produk utama. Metode ini merupakan variasi dari metode pertama. Semua biaya produksi dikurangkan dari pendapatan penjualan semua produk (baik utama maupun sampingan) untuk mendapatkan laba bruto. Dalam metode ini tidak ada. KALKULASI HARGA POKOK PRODUK SAMPINGAN DAN PRODUK BERSAMAPada umumnya setiap perusahaan industry akan menghasilkan lebih dari satu jenis produk. Produk yang memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan dan menjadi tujuan utama perusahaan merupakan produk utama (prime product), sedangkan produk yang tidak terelakkan untuk dihasilkan dan tidak menjadi tujuan utama perusahaan dapat dikategorikan menjadi dua macam ;1. Produk yang tidak mempunyai nilai ekonomis, sehingga tidak dapat dijual. Produ ini dikenal dengan istilah limbah industry (waste)2. Produk yang mempunyai nilai ekonomis berapapun besarnya, apakah akan menjadi bahan baku produk lain, atau dijual langsung kepasaran. Produk ini dapat dikategorikan produk samping (by-product)Apabila beberapa jenis produk dihasilkan dari satu kali proses produksi dengan biaya produksi yang sama, maka produk utama ini disebut produk bersama (joint product), sedangkan jika hanya menggunakan fasilitas yang sama, namun dengan bahan baku yang berbeda untuk menghasilkan berbagai jenis produk utama, maka produk ini disebut produk sekutu (co-product).Sifat Produk Sampingan1. Nilai jualnya relative lebih rendah dari produk lain yang dihasilkan bersamanya sebagai produk utama apabila dapat dijual2. Produk sampingan merupakan produk yang bukan tujuan utama usaha perusahaan3. Jika tidak laku dijual, produk sampingan dikategorikan sebagai limbah industryContoh produk sampingan :a. Serbuk kayu dalam industry penggergajian kayub. Dedak dalam penggilingan padic. Ampas dalam industry gula pasird. Bungkil dalam industry minyak goring dari kacang tanah

Page 16: Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan

Sifat Produk Bersama1. Dihasilkan dari biaya produk yang sama 2. Dihasilkan dalam satu kali proses produksi3. Pada umumnya merupakan produk yang menjadi tujuan utama usaha perusahaan4. Produk-produk tersebut mempunyai nilai ekonomis yang relative seimbang sesuai dengan kualitasnya5. Tidak dapat dinyatakan sebagai limbah industry apabila produk tersebut tidak laku dijualContoh produk bersama : a. Pabrik gula pasir yang menghasilkan beberapa jenis gula dari segi kualitas kadar gula maupun bentuknya.b. Penggilingan padi menghasilkan beras dan menir.c. Eksploitasi minyak menghasilkan minyak bensin, solar, minyak tanah, dll.Sifat Produk Gabungan1. Nilainya relative sama2. Merupakan produk utama sebagai tujuan usaha perusahaan.3. Dihasilkan dari bahan baku yang berbeda, namun dengan fasilitas yang sama.Contoh produk sampingan :a. Industri furniture dengan menghasilkan meja, almari, tempat tidur, dll.b. Indusrti penggergajian kayu menghasilkan papan dan balok dari jenis kayu yang berbeda.c. Percetakan dan penerbitan menghasilkan berbagai barang cetakan dari bahan yang berbeda dan buku-buku dari terbitan yang berbeda.

Page 17: Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan

Menentukan Harga Pokok Produk Sampingan1. Produk sampingan akan menimbulkan masalah dalam akuntansi apabila dinyatakan telah dijual atau digunakan sebagai bahan baku untuk diproses lebih lanjut menjadi produk lain.Hasil penjualan produk sampingan dapat diberlakukan dengan cara-cara berikut:Cara 1: Hasil penjualan produk sampingan dapat diberlakukan dengan salah satu cara sbb :a. Sebagai pendapatan lain-lainb. Penambah hasil penjualan produk utamac. Pengurang harga pokok penjualan produk utamad. Pengurang harga pokok produk utamaPerlakuan tsb apabila perusahaan menganggap ;a. Produk sampingan dijual tanpa memerlukan proses lebih lanjut.b. Produk sampingan tidak memerlukan biaya penjualan dan biaya administrasi secara khususc. Nilainya relatife kecil.Cara 2: pendapatan bersih dari hasil penjualan, ( hasil penjualan dikurangi dengan biaya produksi setelah titik pisah, biaya penjualan dan biaya administrasi) diperlakukan sebagaimana cara-cara pada cara 1. Perlakuan ini diterapkan apabila:a. Produk sampingan diproses lebih lanjut untuk dapat dijual.b. Penjualan produk sampingan memerlukan biaya penjualan dan atau biaya administrasi.Cara 3 : taksiran nilai pasar atau nilai pembelian apabila perusahaan membeli produk yang sejenis dengan produk yang dihasilkannya dari luar.2. Produk sampingan diberlakukan sebagai persediaan, sehingga akan dilaporkan dalam laporan neraca. Perlakuan tsb diterapkan apabila:a. Manajemen menganggap produk sampingan mempunyai nilai ekonomis yang relative besar.b. Perusahaan akan memproses produk sampingan lebih lanjut.

Page 18: Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan

Produk sekutu (coproduct) Produk sekutu dapat didefinisikn sebagai beberapa macam produk yang dihasilkan dalam waktu yang sama, tetapi tidak berasal dari proses pengolahan yang sama atau tidak dari bahan baku yang sama. Contoh : Pabrik penggergajian dapat menghasilkan papan kayu dan kayu lapis dari berbagai jenis kayu log (kayu gelonggongan) yang diproses sehingga macam produk yang dihasilkan dapat berupa papan kayu jati, kayu meranti, kayu kanfer, begitu pula dapat dihasilkan kayu lapis jati,meranti atau kanfer.

Page 19: Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan

Karakteristik Produk Bersama, Produk Sampingan Dan Produk Sekutu a. Produk bersama dan produk sekutu merupakan tujuan utama kegiatan produksi. b. Dengan mengolah produk bersama, produsen tidak dapat menghindarkan diri untuk menghasilkan semua jenis produk bersama, jika ingin memproduksi salah satu diantara prduk bersama tersebut. c. Produk diproses secara bersamaan dan setiap produk mempunyai nilai yang relatif sama antara satu dengan yang lainnya. d. Setiap produk mempunyai hubungan fisik yang sangat erat dalam proses produksi. Apabila terjadi peningkatan kualitas untuk satu unit jenis produk yang dihasilkan, maka kualitas yang lain akan bertambah secara proporsional. e. Dalam produk bersama dikenal istilah Split-Off Point adalah saat dimana produk-produk tersebut dapat diidentifikasi atau dipisah ke masing-masing produk secara individual. f. Setelah Split-Off Point (titik pisah) tersebut dapat dijual pada titik pisah (secara langsung) dan dapat juga dijual setelah pisah (setelah proses lebih lanjut) untuk mendapatkan produk yang lebih menguntungkan. Biaya yang dikeluarkan untuk memproses produk lebih lanjut disebut biaya proses lanjutan atau biaya setelah titik pisah (severable cost)

Page 20: Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan