Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan...

45
PetunjukTeknis TEKNOLOGI PEMANFAATANPAKAN BERBAHANLIMBAHHORTIKULTURA UNTUKTERNAKKAMBING ISBN978-602-8475-01-3

Transcript of Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan...

Page 1: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

Petunjuk TeknisTEKNOLOGIPEMANFAATAN PAKANBERBAHAN LIMBAH HORTIKULTURAUNTUK TERNAK KAMBING

ISBN 978-602-8475-01-3

Page 2: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

P ,*d 7eTEKNOLOGI

PEMANFAATAN PAKANBERBAHAN LIMBAH HORTIKULTURA

UNTUK TERNAK KAMBING

Duisusun oleh

Simon P GintingRantan Krisnan

Pusat Penelitian dan Pengembangan PeternakanBadan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Departemen Pertanian2009

Page 3: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

Petunjuk TeknisTEKNOLOGI PEMANFAATAN PAKANBERBAHAN LIMBAH HORTIKULTURA

UNTUK TERNAK KAMBING

Diterbitkan : Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Hak Cipta @ 2009 . Loka Penelitian Kambing PotongSei Putih Po . Box I Galang Deli Serdang

Sumatera Utara 20585

Penanggung Jawab : Kepala Loka Penelitian Kambing Potong

Penyunting Pelaksana :Rantan KrisnanSimon Ginting

Tata Letak dan Rancangan Sampul : Rantan Krisnan

Isi buku dapat disitasi dengan menyebutkan sumbernya

Petunjuk Teknis Teknologi Pemanfaatan Pakan Berbahan LimbahHortikultura Untuk Ternak Kambing .Penulis : Simon P. Ginting dan Rantan KrisnanLoka Penelitian Kambing Potong Sei Putih : vi + 38 halaman

ISBN : 978-602-8475-01-3

U

Page 4: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala Hidayahdan InayahNya, dengan diselesaikannya buku "Teknologi Pemanfaatan PakanBerbahan Limbah Hortikultura Untuk Ternak Kambing" .

Buku ini disusun untuk memberikan informasi kepada para pelakuusaha dan pemerhati peternakan khususnya ternak kambing tentang potensilimbah tanaman hortikultura sebagai sumber pakan dan dalam rangkaswasembada daging tahun 2010 .

Potensi limbah tanaman hortikultura sebagai sumber pakan, sampaisaat ini berlimpah dan masih belum dimanfaatkan secara optimal . Limbahbuah hortikultura antara lain limbah buah markisa, Iimbah buah nenas, danlimbah sayuran lobak, dll . ternyata mempunyai potensi yang sangat baik, baikdari kuantitas, maupun kandungan proten sebagai pakan ternak kambing .

Mudah-mudah buku yang sederhana ini bermanfaat bagi peternakkhususnya dan petugas lapangan pada umumnya .

Bogor, April 2009

Kepala Pusat

Dr. Abdullah Bamualim

iii

Page 5: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

DAFTAR ISI

Ha!8nnon

KAJAPENCSANTAJR iii

DAJFTAJR!M -

iv

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vi

BA~B LPENDAJfLILUAN 1

NOW TamannonHurbkuKunanebaoaiSunnberPakan3

BAB D.L]K8BAH MARKISA OPotensi PemonfaatanUmbahMarkisa sebagaiSumberPakan .

6

iPannanfoatanUnnbahK4adkisasebaoaiPakon9

UnnbahK83ddmas8bao8iP8kanKarnbing13BAB HL L!N1BAH MEyJAW ,16

Potenai Parnanfaaton Limbah Nenoauebagai8unnhorPaken . . .

16

Teknologi PenmanhaatonLinnbohNenassebaQaiPakan18

LinnbahNenaaaeboQoi Pokan Kannbing 22

BAB IV. LIMBAH SAYUR LOBAK

24Potenai PennanPemanfaatan Limbah Sayur Lobak sebagai SumberPakan --*

24

TeknoboiPenlanhoWnUnmbahLobaksobagaiPakan27

UmnbohLobaksebaoaiPakanMannbing 30

BAB V. ALTERNATIF POLA PENGEMBANGAN PAKANBERBASIS LIMBAH HORTIKULTURA33

P8bhkPak8D 33

POt8DS Oonnp8h 34

BAB V. DAFTAR F»LYSTAKA 37

iv

Page 6: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

DAFTAR TABEL

v

No . Judul Tabel Halaman

1 Luas lahan, produksi

dan wilayah pengembangantanaman markisa 6

2 Potensi

nasional biomasa limbah pengolahan buahmarkisa (ton/tahun) 8

3 Respon kambing terhadap penggunaan kulit buah markisa(KBM), kulit buah markisa fermentasi (KBM-F) dan bijimarkisa pada berbagai cara penggunaan 14

4 Wilayah pengembangan, luas lahan dan produksitanaman nenas 16

5 Komposisi kimiawi limbah sayur lobak 26

6 Konsumsi bahan kering pakan basal (dasar) dankonsentrat menggunakan

limbah sayur lobak pada30beberapa taraf berbeda

7 Pertambahan bobot badan harian (PPBH) dan efisiensipenggunaan ransum (EPR) pads kambing yang diberi

32konsentrat dengan kandungan tepung limbah sayuryang berbeda

Page 7: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

DAFTAR GAM BAR

No.

Judul Tabel

Halaman

1

Kulit buah markisa sebagai limbah pengolahan buahmarkisa menjadi jus markisa 7

2

Proses pengolahan limbah buah markisa103

Alur dan proses pengolahan kulit buah markisa (KBM) danbiji markisa sebagai bahan pakan 12

4

Tepung kulit buah markisa hasil pengeringan danpengilingan sebagai komponen pakan komplit15

5

Limbah nenas sebagai produk sisa pengolahan buah segar

176

Alur dan proses pengolahan limbah Nenas207

Silase limbah industri pengolahan buah nenas menjadipakan ternak ruminansia 21

8

Kulit buah nenas sebagai komponen pakan sumber seratdalam pakan komplit untuk ternak kambing23

9

Lobak afkir dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternakkambing untuk memenuhi kebutuhan energi25

10 Hasil sisa pengolahan lobak afkir memiliki kandungan airyang tinggi 28

11

Alur proses pengolahan limbah lobak yang terdiri daricampuran kulit dan buah afkir sebagai bahan pakan ternak

29

vi

Page 8: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

BAB I .PENDAHULUAN

Usaha produksi tanaman hortikultura umumnya merupakan usaha tani

yang diselenggarakan secara intensif, ditandai dengan tingginya tingkat

penggunaan pupuk kimia dan pestisida serta intensitas penggunaan lahan .

Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dan penggunaan lahan secara

terus menerus dapat mengganggu keseimbangan unsur hara di dalam tanah,

sehingga diperlukan aplikasi pupuk organik, seperti kotoran ternak secara

teratur untuk memperbaiki struktur tanah . Oleh karenanya, pupuk kandangmemiliki fungsi yang esensial dalam mempertahankan kesuburan lahan agar

mampu mendukung produksi tanaman secara maksimal serta berkelanjutan .

Dengan demikian, ternak ruminansia khususnya pada dasarnya dapat menjadi

komponen yang penting dalam sistem produksi tanaman hortikultura . Selainsebagai sumber pupuk organik yang potensial, ternak ruminansia dapat pula

berfungsi sebagai komoditas penyangga, terutama apabila produksi tanaman

hortikultura tidak memberikan jaminan keuntungan akibat fluktuasi harga yang

sering terjadi. Oleh karena itu, idealnya adalah suatu sistem produksi yang

terintegrasi antara ternak dengan tanaman hortikultura yang pada satu sisi

7ekjwlogi Limbah 5fortikultur

Lofikambing--Sei Putih Medan

1

Page 9: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

Tekno(ogi Limbah 9fortikuftura

dapat menjamin ketersediaan pupuk organik dengan biaya yang kompetitifdan pada saat yang sama mendukung berkembangnya usaha produksiternak .

Salah satu kendala dalam mengembangkan ternak ruminansia padasistem usaha tanaman hortikultura adalah terbatasnya lahan tersedia bagiproduksi hijuan pakan ternak, akibat penggunaan lahan yang intensif. Hijauanpakan ternak merupakan pakan dasar dan menjadi salah satu faktor produksiyang sangat menentukan dalam usaha ternak ruminansia . Dengan demikian,kelangsungan dan berkembangnya sistem produksi ternak-tanamanhortikultura akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan sistem dalammenyediakan pakan bagi kebutuhan ternak . Dalam kondisi yang kontradiktif iniakan sulit diharapkan muncul dan berkembangnya sistem usaha integrasi,apabila tidak terdapat pilihan sistem produksi lain yang dapat mengurangiketergantungan ternak akan hijauan pakan .

Menjadi jelas bahwa tantangan utama terletak pada bagaimanapotensi sumber pakan yang ada pada sistem dapat dimanfaatkan secaramaksimal, sehingga muncul hubungan komplementer yang kuat antaratanaman dengan ternak. Idealnya, hubungan komplementer ini akanmeningkatkan atau paling tidak mempertahankan produktivitas tanaman,mempertahankan kesuburan tanah dan menyediakan pakan bagi produksiternak .

Hubungan komplementer antar dua komoditas yang dikelola dalamsatu sistim produksi secara integratif merupakan prinsip dasar sistim produksi

Lout kambing - Sei Putih Medan

2

Page 10: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

tanaman-ternak . Sistim ini pada dasarnya telah banyak diimplementasikan

oleh petani dengan intensitas keterpaduan yang beragam . Walaupun dalam

konteks integrasi ternak-tanaman terbuka peluang untuk semua jenis komoditi

ternak, namun potensi terbesar adalah integrasi ruminansia-tanaman,

khususnya sapi, kambing dan domba .

Pemilihan jenis ternak yang akan dikembangkan juga memiliki arti

penting karena harus disesuaikan dengan kondisi agroklimat serta

ketersediaan faktor produksi lain, seperti lahan . Dalam konteks ini, ternak

kambing dapat menjadi salah satu pilihan utama, karena selain memiliki

kemampuan adaptasi yang tinggi pada berbagai tipologi klimat, juga memiliki

ukuran tubuh yang relatif kecil, sehingga lebih sesuai untuk usaha produksi

dengan lahan terbatas. Selain itu, dari pola makannya, ternak kambing

termasuk kelompok intermediate yaitu antara kelompok pemakan rumput(grass eater) seperti domba dan sapi, dengan kelompok pemakan konsentrat

(concentrate selector), sehingga memiliki potensi keuntungan komparatif

dibandingkan dengan jenis ternak ruminansia lainnya .

Potensi Tanaman Hortikultura sebagai Sumber Pakan

Bentuk hubungan komplementer antara tanaman dan ternak

merupakan peranan penting tanaman dalam menghasilkan berbagai limbah

yang dapat digunakan sebagai bahan baku pakan yang kompetitif bagi

kelangsungan produksi ternak . Dalam hal ini, limbah mencakup pada segala

produk yang merupakan tujuan utama produksi (Djajanegara dan sitorus,

1983) . Komponen tanaman yang merupakan limbah terdiri dari batang, daun,

Teknologi Lim&ah 5lortikaltura

Lout kambing - SeiPutih M edan

3

Page 11: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

?ekno(ogi Limtah 5(vrtikultura

biji, Wit buah/biji. Disamping itu, terdapat potensi yang besar pada sektor

industri agro dalam menghasilkan berbagai jenis produk ikutan atau limbah

yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan .

Usaha produksi tanaman hortikultura memiliki potensi beragam dalam

hal menghasilkan bahan baku pakan bagi ternak ruminansia. Potensi ini

ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah

atau hasil sisa baik yang berasal dari tanaman itu sendiri, maupun dari proses

pengolahan hasil utamanya, dan 2) tersedia tidaknya lahan bagi

pengembangan hijauan pakan tanpa mengorbankan produksi tanaman

hortikultura (hijauan pakan sebagai tanaman sela) . Oleh karena itu, dalam

merencanakan pengembangan sistem integrasi ini perlu diidentifikasi jenistanaman hortikultura berdasarkan kriteria tersebut diatas . Tanaman

hortikutura yang penting sebagai sumber pakan kambing adalah tanamansayuran dan buah .

Tanaman sayuran atau industri pengolahan umumnya menghasilkan

produk berupa hasil samping/ikutan/limbah . Produk limbah berupa sayur lobak

(Raphanus sativa) afkir segar yang tidak memenuhi persyaratan pasar atau

untuk proses pengolahan merupakan bahan pakan potensial sebagai sumber

energi (Ginting et al ., 2004b). Dari proses pengolahan sayur ini, diperoleh 10

limbah sayur (afkir) yang berpotensi dan telah dicoba sebagai pakan

kambing .

Ampas nenas (Annanas communis L) berupa Wit dan sisa perasan

daging merupakan limbah pengolahan buah nenas menjadi jus nenas(konsentrat). Sebuah pabrik dengan kapasitas mesin 240/ton hari, mampu

Lout kambing - Sd Putih Medan

4

Page 12: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

Teknofogi Limbah 9fortikultura

menghasilkan limbah dengan rasio yang tinggi terhadap produk utama yaitumencapai 6,5. Sedangkan rasio limbah terhadap buah itu sendiri sebesar 78% . Hal ini tentunya akan menawarkan potensi sumber pakan dari limbahnenas yang cukup tinggi . Limbah tersebut termasuk ke dalam kategori limbahbasah (wet by-products) dengan kadar air sekitar 70%, sehingga dapat rusakdengan cepat apabila tidak segera diproses .

Dari industri pengolahan buah markisa (Paciflora edulis) menjadi sarimarkisa, diperoleh limbah padat berupa kulit buah dan biji yang proporsinyacukup besar. Rasio limbah kulit/buah adalah 54 %, sedangkan rasio biji/buahadalah 11 % . Berbeda dengan rasio limbah terhadap produk utamanya berupajus/sari markisa, ternyata bisa mencapai 1,5 untuk kulit buah dan 0,3 untukbijinya. Berdasarkan rasio tersebut, maka sumbangan sumber pakan darilimbah buah markisa bisa mencapai 6 .133 ton (9,22 ton BK/ha) untuk kulitdan 1 .398 ton (2,10 ton BK/ha) biji .

Secara kuantitatif biomasa limbah hortikultura dan industripengolahannya sangat menjanjikan, walaupun pola ketersediaannyabervariasi antar jenis limbah dan yang tersedia sepanjang tahun sampai yangtersedia secara musiman .

Lofit kambing - Sei Putifi Medan

5

Page 13: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

BAB II.LIMBAH MARKISA

Potensi Pemanfaatan Limbah Markisa sebagai Sumber Pakan

Sebagai sumber bahan baku pakan potensi tanaman markisa terdapatpada produk limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan buah markisauntuk menghasilkan sari markisa . Secara nasional terdapat potensi produksibuah segar sebesar 99 .000 ton/tahun, dan sebagian terbesar (99%) dihasilkanoleh tiga wilayah penghasil utama (Tabel 1) . Kontribusi terbesar disumbangoleh Provinsi Sumatera Barat (53%) diikuti oleh Provinsi Sulawesi Selatan(24%) dan Provinsi Sumatera Utara (23%) . Usaha produksi markisadiperkirakan masih akan meningkat pada tahun mendatang dan diprediksiakan mencapai 112 .000 ton pada tahun 2009 .

Tabel 1 . Luas lahan, produksi dan wilayah pengembangan tanaman markisa

Sumber: Poerwanto (2005)

Lout lambing - Sei PunkMedan 6

Wilayah Pengembangan Luas Lahan (Ha) Produksi (Ton)Sumatera Utara 931 22.035Sumatera Barat 2.117 52 .797Sulawesi Selatan 1 .154 23.488

Page 14: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

Lout kgm6ing -Sei'Putih JKeian

Teljsofogi Lim6ah Mort4ftura

Gambar 1 . Kulit buah markisa sebagai Iimbah pengolahan buahmarkisa menjadi jus markisa

7

Page 15: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

Untuk menghasilkan bahan baku pakan dari buah markisa diperlukan

adanya industri yang mengolah buah markisa untuk menghasilkan produk

utama berupa sari markisa . Produk Iimbah hasil pengolahan buah markisa

relatif tinggi yaitu mencapai 60% dari berat buah dengan komposisi sekitar

45% merupakan kulit buah dan 15% adalah biji . Berdasarkan komposisi

produk tersebut dapat diprediksi potensi Iimbah yang dapat dihasilkan dari

proses pengolahannya (Tabel 2) . Potensi produksi ini selanjutnya dapat

dikonversikan ke dalam bahan kering dengan menggunakan tingkat

kandungan air sebesar berturut-turut 33% dan - 25% pada kulit buah markisa

dan biji markisa .

Tabel 2 . Potensi nasional biomasa Iimbah pengolahan buah markisa(ton/tahun)

Dari aspek nutrisi, kulit buah markisa mengandung bahan organik,

energi tercerna, dan protein kasar sebesar berturut-turut 76%, 2809 Kkal/kg

dan 18,1%, sedangkan biji markisa mengandung 84% bahan organik, 3026

Kkal/kg energi tercerna dan 20,1% protein kasar . Hal ini secara jelas

mengindikasikan potensi sebagai sumber energi dan protein bagi ternak

ruminansia .

Lout I .ambing -,5d Putiha&4n

Tek wlogi Limtah 7[ortikultura

8

Jenis LimbahRasio

Iimbah/buah( bahan segar)

Produk Iimbah(bahan segar)

Produk Iimbah,(bahan keying)

Kulit Buah Markisa 0,45 44.550 29.849Biji Markisa 0,15 14.850 11 .138

Page 16: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

Teknologi Pemanfaatan Limbah Markisa sebagai Pakan

Proses pengolahan buah markisa untuk menghasilkan pakan ternak

pada dasarnya hanya membutuhkan prosedur dan teknologi yang relatif

sederhana. Ada tiga prosedur yang telah diterapkan yaitu proses pengeringan,

penggilingan dan pencampuran (blending) (Gambar 2). Selain itu, untuk

meningkatkan mutu nutrisi, terutama kulit buah markisa dapat pula

dikombinasikan dengan proses fermentasi sebelum di blending .Proses pengeringan merupakan faktor kritis untuk kulit buah dan biji

markisa, karena kandungan air yang relatif tinggi saat dihasilkan dari pabrik

yaitu berkisar antara 25-33% . Pengeringan harus segera dilakukan untuk

menghindari kerusakan bahan (pelapukan) yang akan mengakibatkan

rendahnya palatabilitas bahan bila diberikan kepada ternak . Pengalaman

empiris menunjukkan bahwa pengeringan menggunakan energi matahari

membutuhkan waktu sekitar 2-4 hari untuk mendapatkan bahan dengan kadar

air sekitar 10-12% dengan biaya (tenaga kerja) antara Rp 10,0-Rp .15,0 per

kg bahan kering . Namun, cara ini memiliki kelemahan yaitu ketergantungan

kepada cuaca yang sering sulit diprediksi . Cuaca yang tidak kondusif akan

membutuhkan waktu pengeringan lebih lama dengan konsekuensi

meningkatnya jumlah kerusakan bahan serta biaya tenaga kerja . Oleh karena

itu, untuk pengolahan dalam skala industri penggunaan alat pengering yang

menggunakan bahan bakar lain (solar, listrik) menjadi alternatif .

Teknofogi Limtah 9fortikuftura

Lout kambing - Sei Putih Medan

9

Page 17: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa
Page 18: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

Proses penggilingan membutuhkan mesin penggiling agar efisien .

Ukuran partikel hasil penggilingan dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuan .

Untuk bahan kulit buah markisa ukuran partikel hasil gilingan dapat bervariasi

dari bentuk tepung (diameter saringan 1 - 1,5 mm atau bentuk remahan

(diameter saringan sekitar 5 mm) . Apabila penggunaan kulit buah markisa

diperuntukan bagi pembuatan konsentrat atau pakan komplit dalam bentuk

pelet sebaiknya proses penggilingan diarahkan untuk menghasilkan bentuk

tepung agar mendapatkan kondisi pelet yang balk . Namun, apabila

penggunaannya untuk pakan komplit dalam bentuk mesh, maka disarankan

dalam bentuk remahan, karena proses ini relatif lebih murah . Proses

penggilingan biji markisa membutuhkan bahan lain sebagai bahan pengisi

(filler) yang tujuannya adalah untuk menyerap minyak (lemak) yang keluar dari

endosperm biji saat digiling, sehingga alat penggiling dapat berfungsi secara

normal . Dari pengalaman diperoleh rasio biji/filler yang optimal berkisar antara

1 /5-7 .

Proses fermentasi menggunakan Aspergillus

Lout kambing - Sei Putih Medan

7e. rwlogi Limfah 9fortikuftura

niger setelah

penggilingan telah dicoba dengan tujuan untuk meningkatkan mutu kulit buah

markisa . Akan tetapi, walaupun proses ini mampu meningkatkan kandungan

protein kasar, namun tidak menghasilkan respon yang lebih baik pada

kambing dibandingkan dengan tanpa fermentasi .

11

Page 19: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

Buah markisa(1000 kg)

1Sari Buah(407 kg)

Blending i

Lo1it kamting - Sei Putih Medan

1KBM

(445 kg)

1'

KBM-kering(298 kg)

Pengganti Rumput :(pakan komplit)

Tepung KBM

Pengeringan

Penggilingan

Tekrwlogi Limbah Hortikultura

Biji(148 kg)

ZZ

1

V

Biji(111 kg)

V

Tepung Biji

Komponen Konsentrat

Gambar 3. Alur dan proses pengolahan Wit buah markisa (KBM) danbiji markisa sebagai bahan pakan

12

Page 20: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

Limbah Markisa sebagai Pakan Kambing

Pemanfaatan limbah pengolahan buah markisa sebagai bahan pakan

kambing dapat dilakukan dalam berbagai cara yaitu sebagai komponen dalam

pakan konsentrat, sebagai komponen dalam pakan komplit, atau sebagai

bahan bahan pakan dasar (pengganti rumput) dalam pakan komplit .

Hasil penelitian seperti ditampilkan pada Tabel 3 menunjukan bahwa

penggunaan sebagai komponen konsentrat dapat menghasilkan respon yang

balk pada kambing yang sedang tumbuh . Hal ini terlihat dari capaian bobot

badan yang termasuk kategori sedang/tinggi, tergantung taraf penggunaannya

dalam konsentrat. Hasil yang serupa terlihat bila pemanfaatannya dilakukan

baik sebagai komponen dalam pakan komplit ataupun sebagai pengganti

bahan rumput dalam pakan komplit .

Salah satu hasil yang menjanjikan dari rangkaian penelitian ini adalah

potensi kulit buah markisa sebagai pengganti rumput . Terlihat bahwa efisiensi

penggunaan pakan menggunakan kulit buah markisa sebagai pengganti

rumput termasuk paling tinggi dibandingkan dengan dua cara pemanfaatanlainnya . Potensi mensubstitusi sebagian atau seluruh hijauan dalam pakan

merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan sistem produksi ternakdengan markisa .

Loft kambing - Sei Putih Medan

7ehrw(ogi Limtah Sortikultura

13

Page 21: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

Tabel 3. Respon kambing terhadap penggunaan kulit buah markisa (KBM),kulit buah markisa fermentasi (KBM-F) clan biji markisa padaberbagai cara penggunaan

Salah satu hasil yang menjanjikan dari rangkaian penelitian ini adalah

potensi kulit buah markisa sebagai pengganti rumput . Terlihat bahwa efisiensi

penggunaan pakan menggunakan kulit buah markisa sebagai pengganti

rumput termasuk paling tinggi dibandingkan dengan dua cara pemanfaatan

lainnya. Potensi mensubstitusi sebagian atau seluruh hijauan dalam pakan

merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan sistem produksi ternak

dengan markisa .

Lotit kambing - Sei Punk Melon

Teknologi Limbak 5fvrtikultura

1 4

Taraf Konsumsi KonversiBahan Penggunaan Suplemen Pakan PBBH Pakan

Sebagai Komponen dalam konsentratKBM 15-45 292-330 779-809 54-76 10,6-14,7Biji markisa 15-45 308-324 744-803 67-81 9,8-11 .8

Sebagai Komponen dalam Pakan KomplitKBM 15-45 - 702-769 81-105 7,1-8,3KBM-Fermentasi 20-60 - 669-773 63-93

8,3-10,5

Sebagai Substitusi Rum putKBM 50-100 - 752-760 86-98 7,76-8,77

Page 22: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

Gambar 4. Tepung kulit buah markisa hasil pengeringan danpengilingan sebagai komponen pakan komplit

Lout (¢m6ing -Sei fttifi Mean

Tekpofogi Limbah Monififtura

1 5

Page 23: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

BAB III .LIMBAH NENAS

Potensi Pemanfaatan Limbah Nenas sebagai Sumber Pakan

Industri pengolahan buah nenas (Annanas communus L .) menjadi sari

minuman nenas (konsentrat) menghasilkan limbah berupa campuran kulit dan

serat perasan daging buah . Produksi buah nenas secara nasional mencapai

sekitar 702 ribu ton per tahun dan sebagian besar disumbang oleh lima

wilayah utama penghasil nenas (Tabel 4) .

Tabel 4. Wilayah pengembangan, luas lahan, produksi dan tanaman nenas

7ekrwlogi Limbak 5fartikultura

Sumber: Poerwanto (2005)

Lout kambing - Sei Putik Medan 16

Wilayah Pengembangan Luas Lahan (Ha) Produksi (Ton)Sumatera Utara 340 32 .175Sumatera Selatan 763 72.265Lampung 484 45.896Jawa Barat 1 .767 167.439Jawa Timur 3.013 285.504

Page 24: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

Gambar 5 . Limbah nenas sebagai produk sisa pengolahanbuah segar

Gout kgm6ing -Sei fttii rKeian

rIe6ofogi Grm6ah M~tura

1 7

Page 25: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

Potensi tanaman nenas sebagai sumber pakan ternak dimungkinkan,

apabila terdapat industri yang akan mengolah buah nenas menjadi produk

hasil olahan seperti sari nenas . Tingkat rendemen sekitar 15%, atau

dihasilkan produk limbah berupa campuran kulit dan serat perasan daging

buah (SPDB) sebesar 85%. Walaupun tidak seluruh produksi tanaman nenas

digunakan untuk memenuhi kebutuhan pabrik pengolah yang ada, secara

potensi terdapat sekitar 596 ribu ton per tahun limbah segar nenas yang

dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan ternak . Bila dikonversikan

kedalam bahan kering dengan kadar air 24%, maka terdapat potensi sebesar

143 ribu ton per tahun limbah nenas kering .

Teknologi Pemanfaatan Limbah Nenas sebagai Pakan

Teknologi pengolahan limbah nenas untuk menghasilkan bahan pakan

ternak (Gambar 6) pada dasarnya serupa dengan pengolahan markisa seperti

sebelumnya dipaparkan Limbah nenas mengandung air dalam jumlah besar,

sehingga membutuhkan pengeringan secara intensif dan cepat untuk

menghindari kerusakan bahan . Namun, limbah nenas dapat pula diproses

menggunakan teknologi fermentasi untuk menghasilkan produk silase limbah

nenas . Hal ini dimungkinkan karena kandungan air sebesar 75% sesuai bagi

proses pembuatan silase (McDONALD, 1981) . Teknologi ini dapat mengatasi

masalah cepatnya limbah mengalami kerusakan apabila tidak segera

dikeringkan . Dengan demikian pengolahan limbah menjadi silase dapat juga

Lout kambing - Sei Putih M edfan

Tekno(ogi Limbah 5fortikultura

18

Page 26: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

Tekiw1 gi Limbak 5fnrtikultura

menghindari proses penggilingan maupun pengeringan, karena silase limbah

dapat langsung digunakan sebagai pakan dasar . Hal ini dengan sendirinya

berpotensi untuk mengurangi biaya pengolahan secara signifikan, walaupun

untuk mengolah limbah kedalam bentuk silase juga membutuhkan biaya,

antara lain untuk pembuatan silo clan bahan aditif . Diperlukan analisis

efisiensi ekonomis untuk mengetahui proses pengolahan yang paling optimal

dalam memanfaatkan limbah nenas tersebut yang hasilnya akan ditentukan

oleh skala produksi .

Limbah nenas mengandung serat (NDF) yang relatif tinggi (57,3%),

sedangkan protein kasar termasuk rendah yaitu hanya 3,5% . Oleh karena itu,

potensi penggunaannya bukan sebagai komponen penyusun konsentrat,

namun lebih sebagai pakan dasar penyusun ransum . Limbah nenas yang

telah dikeringkan dapat digunakan Iangsung sebagai pakan dasar, sedangkan

bila digunakan sebagai pakan dasar dalam pakan komplit limbah harus

digiling terlebih dahulu . Sebagai pakan dasar, limbah nenas diharapkan dapat

meminimalisir ketergantungan akan pengodaan hijauan pakan bagi kebutuhan

ternak .

Lout kamfing - Sei Punk Medan 19

Page 27: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

Pengeringan

LoUt kambing - SeiPunk Medan

Buah nenas(1000 kg)

Kulit-SPDB(850 kg)

Kulit-SPDB(204kg)

Ku lit-SPDB

1Pengganti Rumput(Pakan Komplit)

Gambar 6. Alur dan proses pengolahan limbah nenas

Tekno(ogi Limbalc 5lnrtikultura

Sari Nenas(150 kg)

Fermentasi

SilaseKulit-SPDB(850 kg)

Pakan dasar(Pengganti Rumput)

20

Page 28: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

Gambar 7 . Silase Iimbah industri pengolahan buah nenasmenjadi pakan ternak ruminansia

Loat ktm6ing - Sei fttifi £Melon

7efjiofogi Lim6ah Jfortifui(tura

2 1

Page 29: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

Limbah Nenas sebagai Pakan Kambing

Pemanfaatan ampas nenas yang dikeringkan sebagai pakan dasarakan dibatasi oleh konsumsi yang rendah jika pemberiannya dilakukan secaratunggal yaitu mencapai 332 g/h pada kambing fase tumbuh atau setaradengan 2,5% bobot badan . Angka ini relatif Iebih rendah dari tingkat konsumsiyang direkomendasikan untuk kambing sekitar 2,8-3,2% bobot badan .Rendahnya tingkat konsumsi ini diduga disebabkan oleh kandungan N yangrendah, kandungan NDF atau kadar air bahan yang terlalu rendah ataukombinasi ketiganya . Penggunaan Iimbah nenas sebagai pengganti rumputdalam pakan komplit dengan taraf substitusi berkisar antara 25-100%menghasilkan respon yang balk pada kambing . Konsumsi pakan berkisarantara 564-584 g/h setara dengan 3,4% bobot badan .

Pertambahan bobot badan termasuk sedang yaitu berkisar antara 62-66 g dengan konversi pakan berkisar antara 8,6-12,2 . Pertambahan bobotbadan cenderung menurun dan konversi pakan cenderung semakin tinggidengan meningkatnya taraf substitusi hijauan dengan Iimbah nenas . Olehkarena itu, taraf penggunaan Iimbah nenas untuk mensubstitusi hijauan perluditentukan berdasarkan pertimbangan optima biologis maupun optimaekonomisnya. Adanya potensi Iimbah nenas dalam mensubstitusi sebagianatau seluruh komponen hijauan dalam pakan merupakan "nilai nutrisi" yangdibutuhkan dalam mengembangkan sistem integrasi produksi ternak dengantanaman nenas .

7ek7wfogi Limtah Hortikultura

Lout lambing - Sei Putih Medan 22

Page 30: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

7efleofogi Lim6afi Jfortifpftura

Gambar 8. Kulit buah nenas sebagai komponen pakan sumberserat dalam pakan komplit untuk ternak kambing

Lofit (zm6ing - Sei cPutif Medan 23

Page 31: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

Lolit kambing - Sei Putih Medan

BAB IV.LIMBAH SAYUR LOBAK

Potensi Pemanfaatan Limbah Sayur Lobak sebagai Sumber Pakan

Ketersediaan pakan alternatif sangat penting dalam meningkatkan

efisiensi produksi kambing . Sumber potensial pakan alternatif bagi kambing

adalah hasil ikutan atau limbah industri pengolahan produk pertanian menjadi

produk olahan . Industri seperti ini umumnya menghasilkan material dalam

volume besar, terkonsentrasi dan tersedia sepanjang waktu, sehingga secara

kuantitatif ideal bagi pemenuhan kebutuham produksi ternak . Namun, secara

kualitatif potensi produk limbah atau hasil samping industri pengolahan produk

pertanian sangat beragam, tergantung kepada jenis produk dan proses

pengolahannya .

Salah satu produk limbah yang potensi nutrisinya belum dieksplorasi

sebagai pakan ternak adalah limbah industri pengolahan sayur lobak

(Raphanus sativus) berupa umbi yang tidak memenuhi persyaratan (afkir)

untuk diolah menjadi produk pangan . Limbah tersebut belum dimanfaatkan,

dan justru akan membutuhkan biaya untuk penanganannya . Apabila produk

Teknologi Limbah 5lortikultura

24

Page 32: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

7e(pofogi Lsm6ah3foitikyftura

Gambar 9 . Lobak afkir dapat dimanfaatkan sebagai pakan kambinguntuk memenuhi kebutuhan energi

Lout l gm6ing - Sei PPutih Mefan 25

Page 33: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

tersebut dapat dijadikan sebagai bahan baku pakan ternak, maka akan dapatmemberikan nilai tambah bagi produsen, selain dapat mengurangi masalahpencemaran Iingkungan . Disamping itu, diharapkan pula dapat mendorongberkembangnya produksi ternak, termasuk kambing baik di daerah sekitarindustri maupun daerah potensial Iainnya .

Analisis kandungan kimawi limbah/afkir sayur lobak menunjukanpotensi sebagai sumber energi seperti yang tersaji pada Tabel 5 . Bahankering relatif tinggi, kemungkinan disebabkan karena bahan merupakancampuran umbi dengan kulit umbi . Bahan kering umbi lobak dilaporkanmencapai 65,13% .

Tabel 5 . Komposisi kimiawi sayur lobak afkir

Tekno(ogi Limbak 5fortikultura

Kandungan protein kasar relatif rendah yaitu 7,81%, sebandingdengan kandungan protein hijauan (rumput) berkualitas rendah . Sepertididuga, kandungan serat kasar dan ADF relatif rendah . Kandungan serat

Lo11t kambing - Sei Punk Median 26

Nutrien KonsentrasiBahan Kering, (%) 65,13N, (%) 1,3BETN, (%) 37,2Lemak Kasar, (%) 8,5Serat Kasar, (%) 10,7NDF, (%) 10,6ADF, (%) 8,3Abu, (%) 9,9Energi Kasar,Mkal/kg 3949

Page 34: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

7ekrwlogi Limbafi Hortikultura

deterjen netral (NDF) tidak terdeteksi . Kandungan energi kasar cukup tinggi,

dan rendahnya serat kasar memberikan indikasi bahwa energi tersedia juga

relatif tinggi . Hal ini didukung oleh relatif tingginya kadar BETN merupakan

sumber energi yang mudah larut dalam rumen . Energi mudah larut dalam

rumen penting bagi perkembangan mikrobia didalam rumen, apabila tersedia

N dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan mikrobia (Sievert and

Shavier, 1993 ; Huber and Herrera-Saldana, 1994) .

Teknologi Pemanfaatan Iimbah Lobak sebagai Pakan

Proses pengeringan merupakan fase paling penting dalam seluruh

proses pengolahan limbah untuk mencegah kerusakan bahan, mengingat

limbah sayuran mengandung kadar air yang tinggi (Gambar 10) .

Proses pengolahan limbah sayur dengan prosedur kering matahari lalu

digiling ternyata menyulitkan proses penggilingan karena terbentuknya limbah

sayur kering dengan sifat fisik yang kenyal . Untuk menghindari ini maka

dilakukan proses penggilingan terlebih dahulu untuk menghasiikan bubur

lobak yang selanjutnya diikuti dengan pengeringan dan blending (Gambar 11) .

Proses ini juga dapat mempercepat waktu kering bahan .

Lout kambing - Sei Putih Medan 27

Page 35: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

Lout l gm6ing - Sei cPutih Melon

7ebo4i L*nJah?fTipdtura

Gambar 10 Hasil sisa pengolahan lobak afkir memiliki kandunganair yang tinggi

28

Page 36: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

Lobakterseleksi

Pengeringan

Lout kambing - Sei Putih Medan

TLobakafkir

Lobak

I

Limbah Lobak

BuburLobak

Tepung Lobak

TKomponenkonsentrat

Gambar 11 . Alur proses pengolahan lmbah lobak yang terdiri daricampuran Wit dan bush afkir sebagai bahan pakanternak

Sisa PengolahanLobak

7eknologi Limbah 5& rtikultura

Penggilingan

Blending

29

Page 37: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

Limbah Lobak sebagai Pakan Kambing

Tingkat konsumsi pakan basal (Tabel 6) tidak berbeda antara

perlakuan kontrol dengan penggunaan limbah sayur lobak pada tingkat 10%,

20% dan 30%, namun lebih rendah pada kelompok yang diberi konsentrat

dengan 40% limbah lobak. Konsumsi konsentrat tidak berbeda antar

perlakuan, walaupun ada kecenderungan penurunan konsumsi pada

kelompok 40% limbah sayur lobak dalam kosentrat . Total konsumsi pakan

lebih rendah pada kelompok yang diberi konsentrat dengan 40% limbah lobak .

Lobak mengandung senyawa goitrogenik yang cukup tinggi yang

menimbulakan rasa getir . Hal ini kemungkian memberi pengaruh terhadap

konsumsi pakan dengan kandungan limbah lobak yang tinggi, walaupun

secara kuantitatif tingkat konsumsi konsentrat dengan 40% limbah sayur lobak

setara dengan 1,4% bobot badan, dan berada pada kisaran tingkat konsumsi

konsentrat dengan bahan konvensional antara 1,0 - 2,0% bobot badan .

Tabel 6. Konsumsi bahan kering pakan basal (dasar) dan konsentratmenggunakan limbah sayur lobak dalam beberapa taraf berbeda

?ekno(ogi Limbah 9fortikuftura

Lout kambing - Sei Putih Medan 30

Konsumsi

pakan

Tingkat penggunaan tepung sayur lobak dalamkonsentrat (%)

0 10 20 30 40

Pakan dasar(hijauan), g/h

508 502 509 533 485

Konsentrat, g/h 226 223 221 230 219

Total konsumsipakan, g/h

734 725 731 763 705

Page 38: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

Total konsumsi pakan (bahan kering) terhadap rata-rata bobot badanantar kelompok perlakuan berada pada kisaran yang sempit yaitu 4,7-4,8% .Dari total konsumsi, maka pakan basal meyumbang 3,2-3,4% bobot badandan konsentrat suplemen menyumbang rata-rata 1,5% bobot badan atausetara dengan 44 - 47 % dari total konsumsi pakan . Perlakuan pakanmenghasilkan tingkat konsumsi pakan yang baik, dan lebih tinggidibandingkan angka standar umum yang berkisar antara 3-4% bobot badan .Konsumsi konsentrat pada setiap perlakuan juga menunjukkan angka yangtinggi. Tidak adanya pengaruh substitutif terhadap pakan basal menunjukanbahwa suplemen yang digunakan memberi hasil yang balk, walaupun jugatidak menghasilkan pengaruh aditif terhadap konsumsi pakan basal,sebagaimana diharapkan terjadi pada penggunaan suplemen yang ideal .Dalam formula konsentrat bungkil kelapa yang memiliki palatabilitas tinggidisubstitusi oleh limbah sayur lobak . Tingkat konsumsi pada konsentratdengan kandungan limbah sayur lobak yang tinggi mengindikasikan bahwapenggunaan tepung limbah sayur tetap dapat mempertahankan palatabilitaskonsentrat .

Pertambahan bobot badan harian ternak percobaan tidak berbedaantar perlakuan pakan, dan secara kuantitatif tidak menunjukan pola yangjelas (label 7) . Pada kelompok ternak kontrol (tanpa penggunaan limbahsayur) dan pada kelompok yang mendapat konsentrat dengan kandunganlimbah sayur 30% terdapat standar deviasi PBBH yang relatif tinggi . Olehkarena semua ternak percobaan mengalami PBBH yang positif, maka hal ini

Lout kambing - Sei Putih Medan

?eknologi Limtah Sortikultura

31

Page 39: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

mengindikasikan adanya perbedaan potensi tumbuh ternak yang digunakan

yang tidak dapat di kelompokan hanya berdasarkan bobot tubuh .

Tabel 7. Pertambahan bobot badan harian (PPBH) dan efisiensi penggunaanransum (EPR) pada kambing yang diberi konsentrat dengankandungan tepung limbah sayur yang berbeda

Adanya perbedaan umur yang sulit diukur kemungkinan sebagai faktor

penyebab. Efisiensi penggunaan ransum tidak berbeda antar perlakuan

pakan. Secara kuantitatif juga tidak terdapat kecenderungan yang jelas akibat

pengaruh perlakuan pakan . Angka simpangan baku yang relatif tinggi juga

terdeteksi pada kelompok kontrol dan kelompok 30% limbah sayur dalam

konsentrat . Tingkat PBBH pada kambing yang dicapai dalam penelitian ini

termasuk tinggi untuk kambing Kacang betina . Ketersediaan energi mudah

larut yang diekspresikan oleh tingginya BETN pada limbah sayur, dan

kecukupan protein yang disumbang konsentrat kemungkinan mendukung

PBBH yang tinggi .

Lout kambing - Sei Putift Medan

Teknologi LwdahSortiJultura

32

ParameterTaraf penggunaan tepung sayur dalam konsentrat (%)

0 10 20 30 40

PBBH,g 54 ± 22,6 53 ± 5,9 55 ± 6,2 64 ± 19,9 54 ± 5,2

EPR 14,4 14,0 13,5 14,0 13,3

Page 40: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

BAB V.ALTERNATIF POLA PENGEMBANGAN PAKAN

BERBASIS LIMBAH HORTIKULTURA

Pabrik Pakan

Kebutuhan buah markisa atau nenas bagi industri pengolahannya

dapat dipenuhi baik dari petani atau dari produksi sendiri atau dari kedua-

duanya . Oleh karena itu, Iimbah ini pada dasarnya merupakan aset dari

industri pengolahan markisa atau nenas . Walaupun petani mungkin dapat

memperoleh akses untuk memanfaatkannya, namun proses pengolahan ini

sulit diharapkan dilakukan oleh petani dalam skala kecil sesuai dengan

kebutuhan ternak yang dimiliki . Pengolahan pada skala kecil dapat membuat

pakan menjadi tidak efisien . Disamping itu, untuk limbah markisa dan nenas,

hasil penelitian menunjukkan bahwa respon kambing paling baik adalah jika

penggunaannya sebagai pakan dasar untuk penyusunan pakan komplit dalam

bentuk pelet. Proses pembuatan pelet membutuhkan peralatan khusus dan

investasi modal, sehingga akan semakin sulit untuk dikembangkan ditingkat

petani .

Lout kamting- Sei Putih Medan

7eknologi Limbafi Hnrtikultura

33

Page 41: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

Usaha pengolahan limbah menjadi pakan ternak sebenarnya dapat

dilakukan oleh pabrik pengolah buah markisa atau nenas untuk

mengembangkan diversifikasi usaha . Hal ini dimungkinkan dengan asumsi

bahwa industri pengolahan buah markisa atau nenas telah memiliki modal

yang cukup dan memiliki jangkauan potensi pasar yang lebih luas, sehingga

pengolahan pakan dapat dilakukan dalam skala industri . Namun,

pengembangan usaha melalui diversifikasi seperti ini membutuhkan

pertimbangan yang komprehensif, antara lain yang penting adalah tentang

penguasaan aspek teknis pengolahan bahan baku dan formulasi pakan . Oleh

karena merupakan unit usaha baru, maka besar kemungkinan aspek tersebut

belum dikuasai secara utuh . Alternatif lain adalah munculnya usaha yang

secara khusus memproduksi pakan ternak dengan sasaran utama adalah

petani-ternak dikawasan tanaman hortikultura .

Potensi Dampak

Salah satu potensi dampak pemanfaatan limbah industri pengolahan

markisa dan nenas sebagai bahan pakan ternak adalah berkembangnya

industri pabrik pakan disentra hortikultura . Pola pengembangan industri pakan

tersebut akan dipengaruhi oleh kondisi aktual industri penghasil bahan baku

yang dalam hal ini industri pengolah markisa dan nenas. Kebutuhan buah

markisa atau nenas bagi industri pengolahannya dapat dipenuhi baik dari

petani (kasus industri pengolahan markisa) atau dari produksi sendiri maupun

dari kedua-duanya (kasus industri pengolahan nenas) . Oleh karena itu, limbah

Lo(it kamting - Sei Putih M&fan

Teknologi Limtah Sfortikultura

34

Page 42: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

ini pada dasarnya merupakan aset dari industri pengolahan markisa atau

nenas . Walaupun petani mungkin dapat memperoleh akses untuk

memanfaatkannya, namun proses pengolahan ini sulit diharapkan dilakukan

oleh petani dalam skala kecil sesuai dengan kebutuhan ternak yang dimiliki .

Disamping itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa respon kambing

paling baik adalah jika penggunaannya sebagai pakan dasar untuk

penyusunan pakan komplit dalam bentuk pelet. Proses pembuatan pelet

membutuhkan peralatan khusus dan investasi modal, sehingga akan semakin

sulit untuk dikembangkan ditingkat petani . Oleh karena itu, usaha pengolahan

limbah menjadi pakan ternak sebenarnya dapat dilakukan oleh pabrik

pengolah buah markisa atau nenas dalam rangka diversifikasi usaha . Hal ini

dimungkinkan mengingat industri pengolahan buah markisa atau nenas telah

memiliki modal yang cukup dan memiliki jangkauan potensi pasar yang lebih

luas, sehingga pengolahan pakan dapat dilakukan dalam skala industri .

Alternatif lain adalah muncuinya usaha yang secara khusus memproduksi

pakan ternak berbasis limbah yang disuplai oleh industri pengolah markisa

atau nenas .

Hal serupa juga dengan limbah sayur, ketersediaannya menjadi bahan

pakan ternak akan mengikuti pola produksi industri bersangkutan . Kondisi ini

tentunya akan berdampak pada perlunya suatu teknologi dalam upaya

pengolahan dan preservasi limbah sayur agar dapat disimpan lebih lama

sehingga ketersediaan sebagai pakan lebih terjamin . Disamping itu, evaluasi

lebih lanjut terhadap potensi ekonomis limbah sayur sebagai bahan baku

Lofit kamfing - Sei Putih M edan

Teknologi Limtafi Hortikuftura

35

Page 43: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

pakan konsentrat perlu dilakukan yaitu analisis menyangkut biaya

pengolahan, terutama pengeringan dan penggilingan . Dengan diketahuinya

efisiensi ekonomis penggunaan tepung limbah sayur, maka program

pengembangan produk tersebut secara komersial dan skala ekonomis dapat

dilakukan .

Potensi penggunaan limbah industri hortikultura berupa limbah nenas,

markisa dan sayur sebagai komponen konsentrat bagi ternak kambing

khususnya dan ruminansia umumnya menunjukkan adanya hubungan

komplementer antara tanaman hortikultura dengan ternak kambing . Tanaman

hortikultura dapat menghasilkan biomassa sebagai pakan bagi ternak

kambing, sementara pupuk kandang yang sangat dibutuhkan bagi produksi

hortikultura dapat dihasilkan dari produksi kambing . Hubungan komplementer

ini diharapkan dapat mendorong berkembangnya ternak kambing di sentra

produksi hortikultura dalam hubungan yang sating menguntungkan .

Loiit kambing - Sei Putih Meda.n

Tekwfogi Limtah 7fortikultura

36

Page 44: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

Lout kambing - Sei Putih Medan

BAB VII .DAFTAR PUSTAKA

DEVENDRA, C., C . SEVILLA and D . PEZO . 2001 . Food-Fedd System -Review- Asian-Aust . J. Anim . Sci . 5 :733-745

DJAJANEGARA, A, dan P . SITORUS. 1983 . Problematik pemanfaatan limbahpertanian untuk makanan ternak . J. Penelelitian & PengembanganPertanian 2:68-74 .

GINTING, S . .P ., L . P . BATUBARA, A. TARIGAN, R . KRISNAN DANJUNUNGAN. 2004a. Komposisi kimiawi, konsumsi dan kecernaankulit buah dan biji markisa (Paciflora edulis) yang diberikan kepadakambing . Dalam ; Iptek sebagai Motor Penggerak PembangunanSistem dan Usaha Agribisnis Peternakan . Prosiding seminarnasional. Pusat penelitian dan Pengembangan Peternakan . Hal. 396-401 .

GINTING, S . .P ., L. P. BATUBARA, A . TARIGAN, R. KRISNAN danJUNUNGAN . 2004b. Pemanfaatan limbah industri pengolahan sayurlobak (Raphanus sativa) sebagai pakan kambing. Dalam ; Ipteksebagai Motor Penggerak Pembangunan Sistem dan UsahaAgribisnis Peternakan . Prosiding seminar nasional. Pusat penelitiandan Pengembangan Peternakan . Hal. 403-406 .

Teknologi Limbah Mortikultura

37

Page 45: Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN …sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/...ditentukan oleh dua hal yaitu 1) tersedia tidaknya produk sampingan, limbah atau hasil sisa

Tekno(ogi Limtafi 9lortiku[tura

GINTING, S .P ., R. KRISNAN dan A. TARIGAN . 2005. Substitusi hijauandengan limbah nenas dalam pakan komplit untuk kambing . Makalahdisampaikan dalam Seminar Nasional Teknologi Peternakan danVeteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan . Bogor,12-13 September 2005 .

HOFMANN, R.R. 1988. Morphophysiological Evolutionary Adaptation ofRuminant Digestive System . In:A. Dobson and M .J . Dobson (Eds .)Aspects of Digestive Physiology in Ruminants . Proc. SatelliteSymposium Of 30 th International Congress of the International Unionof Physiological Sciences . Comstock Publishing Associates . 1-20

POERWANTO, R . 2005. Pembangunan Kawasan Sentra Produksi BuahBerbasis Mutu . Makalah disampaikan pada Pertemuan KoordinasiPengembangan Sentra Produksi Buah-buahan, Cisarua, Bogor .Direktorat Tanaman Buah . Direktorat Jenderal Hortikultura .

SIMANIHURUK, K. 2005 . Pemanfaatan Kulit Buah Markisa (Passiflora edulisSims . edulis Deg) sebagai Campuran pakan Pelet Komplit UntukKambing Kacang . Tesis. Insitute Pertanian Bogor .

VAN SOEST, P .J . 1988. a Comparison of Grazing and Browsing Ruminants inthe Use of Feed Resources . In: E.F. THOMSON & F.S. THOMSON(Eds .) Increasing Small Ruminant Productivity in Semi-arid Areas .Kluwer Academic Publishers . Hal . 67-81 .

La lit f<.ambing - Sei Putih Medan 38