TUGAS 1 - Valentino Nicko
-
Upload
valentino-nicko -
Category
Documents
-
view
58 -
download
1
Transcript of TUGAS 1 - Valentino Nicko
TUGAS 1 METODE PENELITIAN SEMESTER 099 – VALENTINO NICKO – 5235110275
1. Terapkan kelima sumber pengetahuan dalam memecahkan contoh Anda dan berikan alasannya.
a. Pengalaman Pengalaman adalah sumber pengetahuan yang telah banyak diketahui dan digunakan orang. Berdasarkan pengalaman pribadi seseorang dapat menemukan jawaban atas banyak persoalan yang dihadapinya. Andaikata kita tidak dapat mengambil manfaat dari pengalaman itu, mungkin kemajuan akan sangat terlambat.
Meski demikian pengalaman sebagai sumber kebenaran, mempunyai keterbatasan. Ada kalanya pengaruh suatu kejadian terhadap seseorang, akan bergantung kepada siapa orang itu. Dua oang yang mengalami situasi yang sama mungkin akan memperoleh pengalaman yang berbeda.
Kelemahan lain dari pengalaman ialah bahwa seringkali seseorang perlu mengetahui hal-hal yang tidak dapat dipelajari/diketahui lewat pengalaman sendiri. Seorang guru, melalui pengalamannya, dapat mengetahui jumlah keseluruhan murid dalam suatu kelas pada suatu hari, tetapi ia tidak dapat menghitung secara pribadi jumlah penduduk Indonesia seluruhnya.
Pengalaman dibutuhkan dalam sebuah proses sehingga pada nantinya hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
b. OtoritasWewenang atau otoritas maksudnya orang mencari jawaban peranyaan itu dari orang lain yang telah mempunyai pengalaman dalam al itu, atau yang mempunyai sumber keahlian lainnya. Apa yang dikerjakan oleh orang yang kita ketahui mempunyai wewenang itu, kita terima sebagai suatu kebenaran. Seseorang siswa akan membuka kamus untuk mengetahui arti kata-kata asing. Untuk mengetahui jumlah penduduk Indonesia misalnya, orang akan melihat laporan biro pusat statistic Indonesia.
Walaupun wewenang merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan kita yang sangat berguna, kita tidak boleh melupakan pertanyaan, “ bagaimana orqang yang dianggap mempunyai wewenang itu mengetahui hal itu ?”.
Erat hubungannya dengan wewenang adalah kebiasaan dan tradisi. Para pendidik menganggap praktek-praktek di masa lalu sebagai pedoman yang dapat dipercaya, tapi terungkap bahwa banyak tradisi yang telah berlangsung bertahun-tahun lamanya kemudian terbukti salah dan harus ditolak.
Kelemahan dari wewenang. Pertama, orang-orang yang berwenang itu juga bisqa salah, juga orang yang dianggap berwenang itu berbeda pendapat tentang beberapa masalah.
Pakai otoritas dengan bijaksana sehingga semuanya dapat berjalan dengan baik.
c. Berpikir deduktifCara berpikir deduktif yang diperkenalan oleh Aroistoteles dan pengikutnya dirumuskan sebagi proses berpikir yag bertolah pada pernyataan yang sifatnya umum ke pernyataan yang bersifat khusus dengan memakai kaidah logika tertentu. Hal ini dilakukan melalui serangkaian pernyataan yang disebut silogisme, yang terdiri atas:
a. dasar pikiran utama (premis mayor)b. dasar pikiran kedua (premis minor)c. kesimpulan
dalam berpikir deduktif, jika dasar pikirannya benar, maka kesimpulan pasti benar. Karena memungkinkan seseorang menyusun premis-premis menjadi pola-pola yang dapat memberikan bukti-bukti kuat bagi kesimpulan yang sahih (valid). Deduksi dari teori dapat menghasilkan hipotesis, suatu bagian vital dalam penyelidikan ilmiah. Akan tetapi, juga memiliki keterbatasan. Kesimpulan silogisme tidak pernah melampaui isi premis-premisnya. Karena selalu merupakan perluasan dari pengetahuan yang sudah ada sebelumnya, sehingga dalam penyelidikan ilmiah sulit menentukan kebenaran universal dari berbagai penyataan mengenai gejala ilmiah.
d. Berpikir induktifFrancis Bacon (1561-1626) berpendapat bahwa para pemikir hendaknya tidak merendahkan diri begitu saja dengan menerima premis orang yang punya otoritas sebagai kebenaran mutlak. Ia yakin seseorang penyelidik dapat membuat kesimpulan umum berdasarkan fakta yang dikumpulkan melalui pengamatan langsung. Pendekatan ini dikenal sebagai cara berpikir induktif, yang merupakan kebalikan dari proses metode deduktif. Perbedaanya dalam contoh sebagai berikut.
Deduktif : setiap binatang menyusui mempunyai paru-paru. Kelinci adalah binatang menyusui. Oleh karena itu, setiap kelinci mempunyai paru-paru.
Induktif : setiap kelinci yang pernah diamati mempunyai paru-paru. Oleh karena itu, setiap kelinci mempunyai paru-paru.
Kesimpulan induktif hanya dapat mutlak apabila kelompok yang menjadi objek itu kecil. Maka kita biasanya memakai induksi tak sempurna. Dalam sistem ini, orang mengamati sample suatu kelompok kemudian membuat kesimpulan tentang karakteristik seluruh kelompok itu berdasarkan sample tersebut. Sekalipun induksi tak-sempurna tidak memungkinkan kita mencapai kesimpulan yang tak bisa salah, induksi tak-sempurna ini dapat memberikan informasi meyakinkan yang dapat dijadikan dasar untuk membuat keputusan yang masuk akal.
e. Berpikir Ilmiah / Pendekatan IlmiahPenggunaan induksi secara eksklusif menyebabkan pengetahuan dan informasi terpisah-pisah, sehingga tidak banyak mendorong kemajuan pengetahuan. Sehingga muncul metode baru yaitu metode induktif-deduktif atau pendekatan ilmiah yang menggabungkan aspek-aspek paling penting dari metode induktif dan deduktif.
Pendekatan ilmiah biasanya dilukiskan sebagai proses dimana penyelidik secara induktif bertolak dari pengamatan mereka menuju hipotesis. Kemudian secara deduktif peneliti bergerak dari hipotesis ke implikasi logis hipotesis tersebut. Kemudian menarik kesimpulan mengenai akibat yang akan terjadi apabila hubungan yang diduga itu benar. Apabila implikasi yang diperoleh secara deduktif ini sesuai dengan pengetahuan yang sudah diterima kebenarannya, maka selanjutnya implikasi tersebut diuji dengan data empiris (yang dikumpulkan). Berdasarkan bukti-bukti ini, maka hipotesis ini dapat diterima atau ditolak.Penggunaan hipotesis merupakan perbedaan utama antara pendekatan ilmiah dan cara berpikir induktif. Dengan cara induktif kita melakukan pengamatan terlebih dahulu dan baru kemudian menyusun informasi yang diperoleh. Pada umumnya dianggap bermanfaat kalau pendekatan ilmiah disajikan sebagai suatu rangkaian langkah yang harus diikuti. Perumusan secara pasti
tentang langkah tersebut mungkin akan berbeda antara satu pengarang dengan pengarang yang lain.
2. Dalam penelitian diperlukan teori, apakah syarat teori yang baik dalam contoh di atas menurut Anda dan berikan alasannya.
Secara umum, teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep-konsep tersebut yang membantu kita memahami sebuah fenomena. Sehingga bisa dikatakan bahwa suatu teori adalah suatu kerangka kerja konseptual untuk mengatur pengetahuan dan menyediakan suatu cetak biru untuk melakukan beberapa tindakan selanjutnya.
Tiga hal yang perlu diperhatikan tentang teori adalah:1. Teori merupakan suatu proporsi yang terdiri dari konstrak yang sudah didefinisikan secara luas sesuai dengan hubungan unsur-unsur dalam proporsi tersebut secara jelas2. Teori menjelaskan hubungan antar variable sehingga pandangan yang sistematik dari fenomena yang diterangkan variabel-variabel tersebut dapat jelas3. Teori menerangkan fenomena dengan cara menspesifikasikan variable yang saling berhubungan.
Teori mempunyai beberapa karakteristik (syarat) sebagai berikut;1. harus konsisten dengan teori-teori sebelumnya yang memungkinkan tidak terjadinya kontraksi dalam teori keilmuan secara keseluruhan.2. harus cocok dengan fakta-fakta empiris, sebab teori yang bagaimanapun konsistennya apabila tidak didukung oleh pengujian empiris tidak dapat diterima kebenarannya secara ilmiah.
3. Sebagai calon guru, masalah pendidikan apakah di bidang Anda yang dapat diteliti. Paparkan dan berikan alasannya.
Masalah di bidang saya yaitu PTIK pada umumnya adalah :
1. Timbulnya jenis kejahatan baru.
Kejahatan yang timbul antara lain penipuan, pencurian nomor kartu kredit, pornografi, pengiriman email
sampah (spam), pengiriman virus, penyadapan saluran telepon, memata-matai aktivitas seseorang
(spyware), dan mengacaukan trafik jaringan. Kejahatan-kejahatan ini sulit dideteksi karena dikerjakan
dengan fasilitas TIK, salah satunya internet.
2. Maraknya perilaku menyimpang yang terjadi di kalangan masyarakat pada umumnya dan remaja pada
khususnya.
Perilaku menyimpang disebabkan oleh merosotnya moral yang ada di masyarakat. Kurangnya filterisasi
akan informasi serta budaya yang diterima dari TIK menjadi faktor pokok timbulnya permasalahn ini. Hal
yang seharusnya salah justru dibenarkan dan yang benar justru disalahkan. Perilaku yang melawan norma
yang ada di masyarakat pun kian merebak, tak hanya pada kalangan remaja atau pelajar saja yang
memang masih labil, tetapi juga pada masyarakat “dewasa”.
3. Menurunnya tingkat kepercayaan kepada lingkungan sekitar.
Kemudahan akses informasi semakin melemahkan rasa percaya pada orang-orang sekitar. Banyak orang
justru lebih men-”dewa”-kan internet (khususnya) untuk mencari informasi dibandingkan bertanya
langsung pada orang sekitar yang secara umum mengetahui. Atau bahkan mereka pun kadang sudah sulit
sekali percaya pada polisi lalu lintas untuk menanyakan jalan sekalipun. Rasanya kalau tidak “googling”
tidak afdol.
4. Kurangnya ruang privasi.
Hadirnya situs-situs jejaring sosial tidak hanya membantu untuk menghubungkan individu yang satu
dengan yang lain atau dengan kelompoknya. Layanan ini memberikan penggunanya kebebasan untuk
membuka diri dan melihat-lihat info serta privasi orang lain. Privasi bukan lagi menjadi barang mahal.
5. Masuknya budaya asing yang kurang baik dan tidak difilter.
Banyak budaya asing, baik penampilan maupun gaya hidup, yang masuk ke kelompok-kelompok
masyarakat. Tidak hanya budaya baik yang ada, tetapi budaya yang kurang baik pun dapat masuk dan
lambat laun apabila tidak difilter secara dini, budaya tersebut bukannya membangun tapi malah justru
mengerogoti budaya asli yang ada di kelompok tersebut.
6. Meningkatnya angka pengangguran.
Masalah yang satu ini sangat menarik perhatian. Kini, teknologi seolah-olah menggantikan manusia
dalam segala bidang, termasuk pekerjaan. Kreatifitas manusia pun menjadi tumpul. Mereka menjadi
tergantung akan teknologi. Hampir semua pekerjaan dilakukan oleh mesin-mesin otomatis. Sehingga
makin banyak pengangguran karena tenaga mereka tergantikan oleh mesin-mesin otomatis tersebut.
Masalah yang dapat diteliti adalah pemanfaatan bidang TIK dalam masyarakat secara positif, dan hal-hal
yang positif harus ditanamkan sejak kecil, namun tidak terlepas dari peranan orang tua yang memiliki
komunikasi langsung kepada anak-anaknya, tidak mementingkan teknologi diatas segala-galanya,
mengajarkan kepada anak-anaknya segala sesuatu yang positif tentang teknologi, dan jika perlu di dalam
dunia pendidikan pelajaran TIK jangan dihapuskan, sehingga pendalman materi tentang TIK semakin
digali, dapat menambah pengetahuan tentang TIK, dan menghindari tindak kejahatan yang dapat
dilakukan dalam dunia TIK (HACKER / CRACKER).
4. Buatlah jurnal hasil penelitian pendidikan kejuruan Anda yang dikaji dari skripsi di jurusan alumni Anda.
PEMBUATAN FILM MICRO TEACHING PADA PEMBELAJARAN MEMPERBAIKI POWES
SUPPLY KOMPUTER
Andi Ratna AzizahAlumni Angkatan 2010 Program studi Pendidikan Teknik Elektronika
Universitas Negeri Jakarta
Drs. H. M. Bakri Nasir, M.ADosen Jurusan Teknik Elektronika
Universitas Negeri Jakarta
Prasetyo Wibowo Yunanto, M.EngDosen Jurusan Teknik Elektronika
Universitas Negeri Jakarta
Valentino NickoMahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Informasi dan Komunikasi Reguler 2011
5235110275
Abstrak
Andi Ratna Azizah. Pembuatan Film Micro Teaching pada Pembelajaran Memperbaiki Power Supply Komputer. Karya lnovasi 2010. Jakarta: Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta. Tujuan pembuatan karya inovatif adalah membuat media film yang menampilkan proses pembelajaran praktik memperbaiki power supply komputer di Sekolah Menengah Kejuruan. Film micro teaching memperbaiki power supply komputer mempunyai dua muatan, yaitu menampilkan beberapa kemampuan dasar mengajar yang harus dimiliki oleh seorang guru, serta keterampilan memperbaiki power supply pada komputer yang mengalami kerusakan.
Film pembelajaran yang dibuat meliputi tiga tahap yaitu tahap perencanaan berupa pembuatan naskah dan persiapan shooting, tahap produksi berupa proses pengambilan komponen film seperti gambar dan suara, dan post- produksi yaitu proses editing film dan memasukannya ke dalam format DVD, Untuk menguji efektivitas dan efisiensinya, media film diujicobakan kepada seorang ahli media, seorang ahli substansi, 15 orang mahasiswa dan 20 orangsiswa SMK.
Kata Kunci : media pembelajaran, film, memperbaiki power supply
Upaya meningkatkan mutu
sumber daya manusia (SDM) sejak
dini perlu dilakukan dallam
menghadapi era glcbalisasi.
Peningkaran SDM tersebut secara
konvensional dapat ditempuh melalui
jalur pendidikan, dikarenakan
pendidikan merupakan pembinaan
potensi individu menjadi manusia
yang dewasa. Pendidikan erat
kaitannya dengan belajar. Belajar
merupakan usaha untuk mencapai
tujuan yang hendak dicapai dalam
sebuah pendidikan. Keberhasilan
dalam belajar akan mempermudah
terlaksananya tujuan Pendidikan,
dengan demikian antara pendidikan
dan belajar memiliki kaitan yang
sangat erat.
Secara konvensional belajar
dapat diperoleh melalui bangku
sekolah. Keberhasilan pendidikan
secara umum ditunjang pula oleh
keberhasilan sekolah dalam
meluksanakan sebuah proses
pembelajaran. Untuk mencapai tujuan
pembelajaran, diperlukan sarana dan
fasilitas penunjang belajar. Fasilitas
penunjang belajar dapat berupa
ketersediaan ruang belajar, perangkat
belajar seperti buku pelajaran, buku
catatan, materi pelajaran dan lain
sebagainya. Unsur lain yang juga turut
menciptakan terlaksananya sebuah
proses belajar, adalah tenaga pengajar
atau yang disebut dengan guru. Guru
merupakan pengelola belajar yang
mengarahkan terlaksananya sebuah
pembelajaran.
Salah satu media yang sesuai
untuk digunakan dalam menampilkan
suatu demonstrasi dalam palajaran
praktik adalah media film. Film
merupakan salah satu media belajar
yang menarik dan mudah diingat oleh
siswa seperti dikemukakan para ahli,
dalam menyimpan dan memproses
informasi secara linier. rangsangan
otak akan lebih mudah menerimanya
dalam bentuk garnbar. warna-warni,
simbol, bunyi dan perasaan dan semua
unsur yang telah dikemukakan
tersebut secara khusus dapat di
implementasikan dalam media belajar
yang berbentuk film. Scdangkan jika
dilihat dari tingkat pengalaman dalam
kerucut pengalaman Edgar Dale (Dale
’s Cane of Experience, sebagian besar
orang mengingat 50% apa yang
mereka dengar dan lihat.
Apalagi untuk kalangan siswa
yang sudah memasuki zaman
globalisasi yang penuh dengan
teknologi terbaru, seharusnya media
pembuatan film (tutorial) ini dapat
bermanfaat dan dapat memudahkan
siswa dalam belajar dan mengerti
materi yang diberikan oleh guru.
1. Kajian Teori
Media Pembelajaran, kita
telaah satu-satu terlebih dahulu, media
berasal dari kata latin dan berasal dari
kata jamak “medium” yang berarti
pengantar atau perantara. Banyak
batasan yang diberikan oleh beberapa
organisasi mengenai pengertian media
dan pemanfaatan media, mulai dari
Asosiasi Teknologi dan Komunikasi
Pendidikan di Amerika, lalu ada dari
National Education Association
(NEA), namu ada juga tokoh seperti
Briggs yang mendefinisikan media
sebagaialat fisik yang menyediakan
pesan serta merangsang siswa untuk
belajar seperti buku, media audio-
kaset. Dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran adalah sarana
yang dapat menyalurkan pesan dari
pemberi pesan kepada penerima pesan
yang digunakan dalam proses
pembelajaran dan merangsang siswa
untuk belajar.
Selain sebagai memiliki fungsi
sebagai sumber belajar, media
pembelajaran memiliki fungsi
semantik yaitu menambah
pembendaharaan kata (simbol verbal)
yang maknanya bisa dipahami dan
fungsi manipulatif yaitu dapat
mengatasi keterbatasan ruang dan
waktu seperti menghadirkan objek dan
peristiwa yang sulit dihadirkan seperti
aslinya.
Jenis - Jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat dibagi
menjadi 3 yaitu media audio yang
mengandalkan kemampuan suara, lalu
media visual yang mengandalkan
indera penglihatan, lalu yang ketiga
adalah media audio visual yang
mempunyai unsur suara dan unsur
gambar.
Lalu ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam membuat media
pembelajaran dalam bentuk film yaitu:
1. Tipe materi
Tidak semua materi cocok dibuat
media film, pilih materi yang cocok
untuk dijadikan film, biasanya yang
dibuat film adalah sebuah proses,
contohnya adalah proses membuat
roti, dll.
2. Durasi Waktu
Media pembelajaran yang dibuat
dalam film biasanya berdurasi 2 jam
dan maksimal 3,5 jam, jangan terlalu
lama karena dapat membuat penerima
pesan merasa bosan dan materi yang
disampaikan tidak dapat tersalurkan.
3. Format Sajian Video
Unsur yang ada atau materi yang ada
adalah yang hal pertama yang harus
ditonjolkan dalam media
pembelajaran berupa film, jangan
terlalu banyak dialog dan imajinatif
harus dimasukkan unsur-unsur lain
yang menarik agara penikmat film
tidak bosan dan dapat menerima
materi dengan baik. Beberapa format
video yang dianjurkan antara lain :
a. Naratif
Informasi yang hanya disajikan oleh
narator atau suara tanpa diperlihatkan
penyajiannya, tugas dari narator
adalah menjelaskan secara lengkap
sajian film / video.
b. Wawancara
Inti dari wawancara adalah
menjelaskan materi yang disajikan
oleh pakar atau narasumber dan
ditampilkan dalam bentuk dialog
antara reporter dan narasumber.
c. Presenter
Presenter hampir mirip dengan naratif
namun yang membedakannya adalah
jika naratif hanya narator yang
membacakan atau tidak ditampilkan,
presenter wajahnya ditampilkan serta
tugasnya adalah membawa materi
mulai dari pembuka, isi materi,
sampai penutup dari video atau film.
4. Ketentuan Teknis
Kamera adalah salah satu alat yang
mendukung terselesaikannya media
pembelajaran ini, teknik pengambilan
gambar yang baik mulai dari angel,
lighting, editing dan sound harus
diperhatikan dengan baik agar hasil
yang ditampilkan juga baik sehingga
dapat dinikmati oleh penerima pesan
atau penonton dan materi yang
diberikan dapat tersalurkan. Selain itu
ada hal-hal yang lain yang perlu
diperhatikan antara lain pengambilan
gambar dengan teknik Zoom, teknik
out of focus, pengaturan properti
sesuai dengan kebutuhan, dan
penggunaan teks yang proporsional
sehingga jelas terbaca.
5. Penggunaan Musik atau Sound Effect
Penambahan sound effect sangat
penting dalam pembuatan media
pembelajaran seperti ini, apalagi
ditempatkan dengan benar sehingga
hasilnya akan lebih menarik.
Setelah mengetahui hal-hal yang
perlu diketahui dalam membuat media
pembelajaran dalam bentuk film atau
video, kita juga harus mengetahui ciri-
ciri film yang baik untuk dijadikan
media pembelajaran, Omar Hamalik
dikutip dari asnawir (2002:98)
mengemukakan cirinya yaitu :
1. Dapat menarik minat siswa
2. Benar dan autentik
3. Up to date dalam setting, pakaian, dan
lingkungan
4. Sesuai tingkat kematangan penonton
5. Pembendaharaan bahasa yang
digunakan secara benar
6. Kesatuan dan sekuensnya cukup
teratur
7. Teknis yang digunakan cukup untuk
memenuhi persyaratan dan cukup
memuaskan
Format Video
Setelah kita mengetahui ciri-
ciri film yang baik untuk media
pembelajaran, kita sebaiknya juga
mengetahui beberapa format video,
antara lain :
1. AVI
2. MPEG
3. Quick Time
4. WMV
5. ASF
6. Real Media
7. 3GP
8. VOB
Pengajaran Mikro ( Micro Teaching )
Fungsi media pembelajaran ini
dapat digunakan pula sebagai bahan
ajar untuk pengajaran mikro,
pengajaran mikro memberikan
kesempatan kepada mahasiswa calon
guru untuk memahami ketrampilan
yang dibutuhkannya kelak dimuka
kelas. Setiap ketrampilan yang dilatih
secara tersendiri dengan sungguh-
sungguh sehingga kesalahan-
kesalahan yang dibuat oleh calon
gurudapat diperbaiki dengan
mengulang mengajar sekali lagi
dengan bahan yang sama.
Catu Daya ( Power Supply )
Dalam media pembelajaran
yang dibuat adalah cara memperbaiki
power supply pada komputer, maka
dari itu kita akan menelaah apa itu
power supply dan komponen-
komponen yang ada di dalam power
supply tersebut.
Power supply adalah sumber
tegangan arus searah DC. Power
supply berfungsi memberikan arus
searah kepada berbagai perangkat
elektronika yang membutuhkan
sumber arus searah agar dapat
beroperasi.
Gambar 1. Bentuk Fisik Catu Daya
Salah satu contoh sumber arus
searah yang stabil adalah baterai dan
accu. Rangkaian power supply
biasanya sudah terintegrasi dalam
suatu peralatan elektronik, seperti
pada pesawat televisi, namun ada pula
yang tidak menggunakan power
supply seperti laptop dan telepon
selular. Rangkaian pokok dari power
supply tidak lain adalah suatu
penyearah yakni suatu rangkaian yang
mengubah arus bolak-balik (AC)
menjadi arus (DC). Inilah gambar
ilustrasinya :
Gambar 2. Blok Diagram power
supply sederhana
Berikut adalah beberapa
komponen yang ada dan mendukung
proses kerja dari power supply :
1. Transformator
Transformator adalah piranti untuk
memindahkan daya listrik arus bolak
balik dari suatu rangkaian ke
rangkaian lainnya melalui media
medan magnet.
Gambar 3. Bentuk Fisik
Transformator
2. Dioda Penyearah
Gambar 4. Penyearah Gelombang
Penuh
3. Tapis Perata (filter)
Filter yang digunakan dalam power
supply biasanya adalah filter kapasitor
(C)
Gambar 5. Rangkaian power supply
Menggunakan filter Kapasitor
4. Regulator
Fungsinya adalah untuk menghasilkan
tegangan agar sesuai dengan
keinginan.
Gambar 6. Regulator Zener
Follower
2. Metodologi Penelitian
Tempat dan Waktu Penelitian
Pembuatan media film
pembelajaran ini sebagian dilakukan
di SMK Negeri 4 Jakarta dan sebagian
lagi di Laboratorium micro teaching
Fakultas Teknik Universitas Negeri
Jakarta, pada semester genap tahun
2009.
Strategi Pengembangan
Menurut Arif S. Sadiman, dkk
(2006:100) dalam membuat atau
mengembangkan suatu program media
pembelajaran perlu dipersiapkan
strategi atau perencanaan yang
sistematis, yaitu:
1. Menganalisis kebutuhan dan
karakteristik siswa
2. Merumuskan tujuan instruksional
3. Merumuskan butir-butir materi
secara terperinci yang mendukung
tercapainya tujuan
4. Mengembangkan alat pengukur
keberhasilan
5. Menuliskan naskah media
6. Mengadakan tes dan revisi
7. Naskah siap di produksi
Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan terdiri
dari 3 tahapan yaitu:
1. Tahap Perencanaan
Persiapan yang harus dilaksanakan
antara lain pematangan ide,
pembuatan storyboard, pemilihan
crew, mempersiapkan peralatan
shooting, dan mempersiapkan media
pembelajaran yang akan dipakai.
2. Tahap Produksi
Pada tahap ini yang dilakukan adalah
perekaman atau pengambilan
komponen-komponen film seperti
gambar, suara, dll.
3. Tahap Post Produksi
Yang dilakukan dalam tahap ini
adalah proses penyuntingan,
mentransfer hasil penyuntingan ke
dalam bentuk DVD, evaluasi dan
revisi film.
Teknik Evaluasi
Evaluasi pada media film
pembelajaran dilakukan oleh seorang
ahli media yang berasal dari suatu
lembaga pendidikan yang terpercaya
dan evaluasi substansi materi
memperbaiki power supply komputer
oleh seorang praktisi yang ahli dalam
bidang perbaikan power supply
komputer.
3. Hasil Pengembangan dan
Pembahasan
Nama Produk dan Karakteristik
Produk
Nama produk yang dihasilkan adalah
“Film Micro Teaching Memperbaiki
Power Supply Komputer” dan
karakteristik produknya adalah format
filenya adalah .VOB, lalu format
medianya adalah DVD, kapasitas file
yang digunakan adalah 1,25 GB,
media player yang dapat memutar
film tersebut adalah DVD ROM dan
DVD player, serta durasi filmnya
adalah 35 menit.
Hasil Instrumen Evaluasi
Evaluasi yang dibuat mengacu
pada kriteria pengembangan media
video yang telah dijelaskan pada
kajian teori. Hasil instrumen evaluasi
oleh ahli media jika dihitung secara
keseluruhan adalah 73,84% baik.
Sedangkan rata-rata hasil instrumen
evaluasi oleh ahli substansi diperoleh
77,14% baik. Setelah dilaksanakan
penelitian maka disimpulkan 15 orang
siswa dapat melakukan
troubleshooting sesuai dengan apa
yang ada pada film pembelajaran dan
apa yang sudah di-tutorial-kan.
Berdasarkan data yang diperoleh,
kegiatan seperti ini (micro teaching)
cukup efektif dilakukan dikalangan
sekolah.
Keterbatasan Penelitian
1. Keterbatasan peralatan microphone
eksternal, pada saat pengambilan
gambar hanya mengandalkan
microphone dari kamera.
2. Pengambilan gambar dilakukan di
ruangan yang tidak kedap suara,
sehingga suara dari luar ruangan ikut
terekam.
3. Dimensi film sebagian ada yang tidak
dapat ditampilkan secara full screen.
Gambar 7. Hasil Evaluasi Media
Pembelajaran
4. Kesimpulan, Implikasi, dan Saran
Kesimpulan
1. Telah dibuat sebuah
media pembelajaran audio visual yang
berjudul “film micro teaching
memperbaiki power supply komputer”
dalam bentuk DVD dengan
format .VOB yang berkapasitas
1,25GB.
2. Film micro teaching
memperbaiki power supply komputer
dibuat berdasarkan standar
kompetensi pada mata pelajaran
kompetensi kejuruan di SMK.
3. Film micro teaching
memperbaiki power supply komputer
berisi dua muatan, yaitu menampilkan
keterampilan mengajar yang perlu
dikuasai oleh seorang guru, dan
menampilkan proses troubleshooting
memperbaiki power supply komputer.
Implikasi
Implikasi pengembangan media yang
telah dilakukan yaitu :
1. Memudahkan mahasiswa Program
Studi Pendidikan Teknik Elektronika
UNJ dalam memahami bagaimana
proses pembelajaran yang baik, dan
keterampilan apa saja yang seharusnya
dikuasai sebagai calon pendidik.
2. Pengembangan film pembelajaran
elektronika (memperbaiki power
supply komputer) memberikan
visualisasi terhadap proses pengajaran
praktik pada siswa SMK, sehingga
dapat dijadikan inspirasi bagi para
mahasiswa calon pendidik, ataupun
para guru/pendidik untuk membuat
media yang serupa ataupun media
yang lebih baik lagi, sehingga dapat
memudahkan pendidik dalam
menyampaikan pelajaran serta
memicu motivasi siswa untuk lebih
semangat dalam menerima pelajaran.
Saran
Untuk mendapatkan hasil media film
yang lebih baik lagi, kepada pembuat
media sejenis peneliti menyarankan :
1. Memilih pemeran secara benar dan
mempersiapkan kru agar pekerjaan
dapat dilakukan dengan maksimal.
2. Mempersiapkan skenario,
storyboard, dan setting tempat dengan
sebaik-baiknya.
3. Menguasai penggunaan kamera
dengan baik, dalam hal ini pengaturan
diafragma, fokus dan zooming.
Sehingga dihasikan gambar yang
bagus. Atau mencari kameramen yang
benar-benar dapat menggunakan
kamera dengan baik.
4. Menguasai software editing yang
digunakan dalam proses
penyuntingan, karena akan sangat
berpengaruh terhadap hasil akhir
video.
5. DAFTAR PUSTAKA
Bishop, Owen. 2002. Dasar-
dasar Elektonika. Jakarta : Erlangga
Bobby De Porter, dkk, 2000.
Quantum teaching Mempraktikan
Quantum Learning di Kelas.
Bandung: Mizan
Furchan, Arief. 1982. Pengantar
Penelitian dalam Pendidikan.
Surabaya : Usaha
Hamalik, Oemar. 1994. Media
Pembelajaran. Bandung : Citra Aditya
Bakti
Hasibuan, J.J. Proses Belajar-
Mengajar. 1985. Bandung:
CV.Adikarya
Malvino, Gunawan, Hanapi.
1995. Prinsip-prinsip Elektronika.
Jakarta : Erlangga
Munadi, Yudhi. 2008. Media
Pembelajaran; Sebuah Pendekatan
Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.
Nasir, Bakri. 2008.
Perkembangan Media Pembelajaran,
Bahan Ajar. Jakarta
Nasution. 2005. Teknologi
Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia tentang Standar Nasional
Pendidikan. Jakarta. 2005
Rahadi, Aristo. 2004. Media
Pembelajaran. Departemen
Pendidikan Nasional.
S, Wasito. 1992. Teknik Arus
Searah. Jakarta : Karya Utama
Sadiman, Arif. 1996. Media
Pendidikan Pengertian,
Pengembangan, dan Pemanfaatannya.
Jakarta : Pustekomdikbud