Tugas 1 Keterampilan Sikap Dan Proses

14
Nama : Anik Tri Susati Gilda Ayu Ross Pitaloka Okta Defa Yulkhamidah Silfia Dwi Ananda 1. Karakteristik Pembelajaran IPA terpadu jika diyinjau dari sikap yakni: Mampu Membedakan Fakta dan Opini Fakta adalah suatu kenyataan yang disertai bukti-peneliti hendaknya mampu membedakan antara fakta dan opini agar hasil penelitiannya tepat dan akurat serta dapat dipertanggungjawabkankebenarannya. Berani dan Santun dalam Mengajukan Pertanyaan dan Argumentasi Peneliti yang baik selalu mengedepankan sifat rendah hati ketikaberada dalam satu ruangdengan orang lain. Begitu juga pada saatbertanya, berargumentasi, atau mempertahankan hasil penelitiannya akan senantiasa menjunjung tinggi sopan santun dan menghindari perdebatan secara emosi. Kepala tetap dingin, tetapi tetap berani mempertahankankebenaranyang diyakininya karena yakin bahwa pendapatnya sudahdilengkapi dengan fakta yang jelassumbernya. Mengembangkan Keingintahuan. Peneliti yang baik senantiasa haus menuntut ilmu, ia selalu berusahamemperluas pengetahuan dan wawasannya, tidak ingin ketinggalan informasi di segala bidang, dan selalu berusaha mengikuti

description

Keterampilan Sikap dan proses sains

Transcript of Tugas 1 Keterampilan Sikap Dan Proses

Page 1: Tugas 1 Keterampilan Sikap Dan Proses

Nama :

Anik Tri Susati

Gilda Ayu Ross Pitaloka

Okta Defa Yulkhamidah

Silfia Dwi Ananda

1. Karakteristik Pembelajaran IPA terpadu jika diyinjau dari sikap yakni:

Mampu Membedakan Fakta dan Opini

Fakta adalah suatu kenyataan yang disertai bukti-peneliti hendaknya mampu membedak

an antara fakta dan opini agar hasil penelitiannya tepat dan akurat serta dapat

dipertanggungjawabkankebenarannya.

Berani dan Santun dalam Mengajukan Pertanyaan dan Argumentasi Peneliti yang baik

selalu mengedepankan sifat rendah hati ketikaberada dalam satu ruangdengan orang

lain. Begitu juga pada saatbertanya, berargumentasi, atau mempertahankan

hasil penelitiannya akan

senantiasa menjunjung tinggi sopan santun dan menghindari perdebatan secara emosi.

Kepala tetap dingin, tetapi tetap berani mempertahankankebenaranyang diyakininya

karena yakin bahwa pendapatnya sudahdilengkapi dengan fakta yang jelassumbernya.

Mengembangkan Keingintahuan. Peneliti yang baik senantiasa haus menuntut ilmu, ia

selalu berusahamemperluas pengetahuan dan wawasannya, tidak ingin ketinggalan

informasi di segala bidang, dan selalu berusaha mengikuti perkembanganilmu

pengetahuan yang semakin hari semakin canggih dan modern.

Kepedulian terhadap Lingkungan. Dalam melakukan penelitian, peneliti yang baik

senantiasa peduli terhadap lingkungannya dan selalu berusaha agar penelitian yang

dilakukannya

membawa dampak yang positif bagi lingkungan dan bukansebaliknya, yaitu justru mer

usak lingkungan. Semua usaha dilakukan untuk melestarikan lingkungan agar

bermanfaat bagi generasi selanjutnya.

Berpendapat secara Ilmiah dan Kritis. Pendapat seorang peneliti yang baik selalu

bersifat ilmiah dan tidak mengada-ada tanpa buktiyang dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya. Di samping itu, peneliti juga harus kritisterhadap permasalahan yang

terjadi dan berkembang di sekitarnya.

Berani Mengusulkan Perbaikan atas Suatu Kondisi dan Bertanggung Jawabterhadap

Usulannya

Page 2: Tugas 1 Keterampilan Sikap Dan Proses

Peneliti yang baik senantiasa berani dan bertanggung jawabterhadap konsekuensi

yangharus dihadapinya jika sudah mengusulkansesuatu. Usulan tersebut

selalu diembannya

dengan baik dandilaksanakan semaksimal mungkin, kemudian diwujudkannyadalambe

ntuk nyata sehingga hasilnya dapat dinikmati oleh orang lain.

Bekerja Sama. Dalam kehidupan sehari-hari, peneliti yang baik mampu bekerjasama

dengan orang lain dan tidak individualis atau mementingkan diri sendiri . ia meyakini

bahwa dirinya tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain sehingga keberadaannya

senantiasa diharapkan oleh orang lain.

Jujur terhadap Fakta.Peneliti yang baik harus jujur terhadap fakta dan tidak bolehmema

nipulasi fakta demikepentingan penelitiannya karena penelitianyang baik harus berland

askan pada studikepustakaan yang benar agarkelak jika orang lain melakukan penelitian 

yang sama,didapatkan hasilyang sama pula. Apa pun fakta yang diperolehnya, ia harus 

yakin bahwaitulah yang sebenarnya.

Tekun. Sebuah penelitian kadang kala memerlukan waktu yang pendekuntuk

menghasilkan

sebuahteori, tetapi kadang kala memerlukan waktuyang sangat lama, bahkan bertahun-

tahun.Seorang peneliti yang baikharus tekun dalam penelitian yang dilakukannya, tidak

bolehmalas,mudah jenuh, dan ceroboh, juga harus rajin, bersemangat, serta tidakmudah

putus asa.Dengan demikian, ia akan mendapatkan hasil yang memuaskan.

Bersifat open ended. Suatu masalah tidak hanya mengandung 1 jawaban, namun

banyak jawaban.

Selalu memperhatikan keselamatan kerja untuk menghi dari berbagai bacam kecelakaan

kerja.

2. Karakteristik Pembelajaran IPA Terpadu jika ditinjau dari proses

Abruscato (Khaeruddin dan Sujiono Eko Hadi, 2005 : 32) mengklasifikasikan

keterampilan proses sains menjadi dua bagian, yaitu keterampilan proses dasar (Basic

Processes) dan keterampilan proses terintegrasi (Integrated Processes). Keterampilan

proses dasar terdiri dari : (1) Pengamatan, (2)Penggunaan bilangan, (3)Pengklasifikasian, (4)

Pengukuran, (5) Pengkomunikasian, (6) Peramalan, (7) Penginferensial. Sedangkan

keterampilan terintegrasi terdiri dari : (1) Pengontrolan variabel, (2) Penggunaan bilangan,

(3) Perumusan hipotesis, (4) Pendefenisian secara operasional, (5) Melakukan eksperimen.

Page 3: Tugas 1 Keterampilan Sikap Dan Proses

Agar siswa-siswa memiliki keterampilan tersebut, maka harus dilatih untuk melakukan

kegiatan-kegiatan sehubungan dengan keterampilan itu.

1. Pengamatan 

Pengamatan adalah penggunaan indera-indera seseorang. Seseorang mengamati

dengan penglihatan, pendengaran, pengecapan, perabaan, dan pembauan. Beberapa perilaku

yang dikerjakan siswa pada saat pengamatan adalah: (a) penggunaan indera-indera tidak

hanya penglihatan; (b) pengorganisasian obyek-obyek menurut satu sifat tertentu; (c)

pengidentifikasian banyak sifat; (d) pengidentifikasian perubahan-perubahan dalam suatu

obyek; (e) melakukan pengamatan kuantitatif, contohnya: “5 kilogram” bukan “massa” (f)

melakukan pengamatan kualitatif, contohnya: “baunya seperti susu asam” bukan “berbau”

Pengamatan yang dilakukan hanya menggunakan indera tanpa mengacu kepada

satuan pengukuran baku tertentu disebut pengamatan kualitatif, sedangkan pengamatan yang

dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang mengacu kepada satuan pengukuran baku

tertentu disebut pengamatan kuantitatif. Besaran yang diperoleh dari mencacah termasuk

pengamatan kuantitatif.

Pengamatan kualitatif didefenisikan sebagai pengamatan yang dilakukan dengan

beberapa atau seluruh indera, yaitu dengan mendeskripsikan apa yang dilihat, apa yang

dirasa, apa yang dibau, apa yang didengar, apa yang dicicipi dari obyek yang diamati.

Pengamatan yang hanya menggunakan satu indera tidak dapat memberikan deskripsi yang

lengkap tentang obyek yang diamati (Khaeruddin dan Sujiono Eko Hadi, 2005 : 35).

Melalui pengamatan, siswa akan mempelajari dunia sekelilingnya. Mereka mengamati

obyek-obyek dan fenomena alam melalui panca inderanya. Informasi dan data yang

diperolehnya mendorong kesungguhan belajar, menimbulkan pertanyaan, menumbuhkan

kecakapan interpretasi atau pemahaman lingkungan, serta memotivasi untuk melakukan

penelitian berikutnya. Keterampilan mengamati merupakan keterampilan proses yang paling

dasar dalam pembelajaran IPA dan sangat penting bagi pengembangan keterampilan proses

lainnya, seperti keterampilan menyimpulkan, keterampilan komunikasi, keterampilan

pengukuran dan keterampilan klasifikasi (Suderajat Hari, 2004 : 76).

Carin (Khaeruddin dan Sujiono Eko Hadi, 2005 : 36)  mengemukakan bahwa terdapat

tujuh komponen untuk melakukan pengamatan ilmiah yang baik, yaitu :

1. Rencana (plan). Buatlah rencana untuk penuntun pengamatan supaya tidak terlewati

hal-hal yang penting atau supaya tidak terjadi pengulangan yang tidak perlu.

Page 4: Tugas 1 Keterampilan Sikap Dan Proses

2. Indera (senses). Pergunakanlah semua indera yang tepat kalau perlu memakai alat

untuk membantu indera dalam mengumpulkan informasi yang jelas.

3. Pertanyaan (question). Tetaplah mempunyai rasa ingin tahu selama mengamati,

waspadalah terhadap perbedaan-perbedaan dan pertanyakanlah segala sesuatu untuk

mendapatkan informasi baru dan pengamatan baru.

4. Pengukuran (measurement). Buatlah pengukuran-pengukuran variabel yang penting

untuk melengkapi pengamatan kualitatif.

5. Persamaan dan perbedaan (similarities and differences). Identifikasilah persamaan

dan perbedaan antara obyek pengamatan dengan obyek-obyek lain yang dapat

dibandingkan.

6. Perubahan (changes). Amati perubahan-perubahan alami yang terjadi pada obyek atau

sistem yang sedang diteliti. Bila perlu buatlah perubahan-perubahan dan amati

perubahan yang terjadi sebagai akibat.

7. komunikasi (communication). Laporkan hasil pengamatan anda dengan jelas

mempergunakan uraian, diagram-diagram, gambar-gambar dan metode-metode lain

yang tepat.

2. Penggunaan bilangan

Penggunaan bilangan meliputi pengurutan, penghitungan, penjumlahan, pengurangan,

perkalian, dan pembagian bilangan. Beberapa perilaku yang dikerjakan siswa pada saat

menggunakan bilangan adalah : (a) penghitungan; (b) pengurutan;  (c) penyusunan bilangan

dalam pola-pola yang benar; (d) penggunaan keterampilan matematika yang sesuai. 

3. Pengklasifikasian

Pengklasifikasian adalah pengelompokan obyek-obyek menurut sifat-sifat tertentu.

Beberapa perilaku siswa adalah : (a) pengidentifikasian suatu sifat umum, contohnya :

mineral menyerupai logam dan mineral yang tidak menyerupai logam; (b) memilah-milahkan

dengan menggunakan dua sifat atau lebih, contohnya : yang memiliki celah yang dapat

menggores gelas; dan mineral tanpa celah dan mineral yang tidak dapat menggores gelas

(Khaeruddin dan Sujiono Eko Hadi, 2005 : 36). Keterampilan mengklasifikasi tergantung

pada keterampilan penelitian. Melalui penelitian siswa belajar untuk mengenali persamaan

dan perbedaan benda-benda disekitar kita (Suderajat Hari, 2004 : 79).

Page 5: Tugas 1 Keterampilan Sikap Dan Proses

4. Pengukuran

Pengukuran adalah penemuan ukuran dari suatu obyek, berapakah suatu obyek,

berapa banyak ruang yang ditempati suatu obyek. Obyek tersebut dibandingkan dengan satu

satuan pengukuran, misalnya sebuah penjepit kertas atau satuan baku centimeter. Proses ini

digunakan untuk melakukan pengamatan kuantitatif. Beberapa perilaku siswa adalah : (a)

pengukuran panjang, volume, massa, temperatur, dan waktu dalam satuan yang sesuai; (b)

memilih alat dan satuan yang sesuai untuk tugas pengukuran tertentu tersebut (Khaeruddin

dan Sujiono Eko Hadi, 2005 : 37). Keterampilan siswa dalam melakukan pengukuran

merupakan salah satu keterampilan praktis dan bersifat manipulatif dalam keterampilan

proses penguasaan ilmu pengetahuan (Suderajat Hari, 2004 : 82).  

5. Pengkomunikasian

Pengkomunikasian adalah mengatakan apa yang Anda ketahui dengan ucapan kata-

kata, tulisan, gambar, demonstrasi, atau grafik. Jadi adalah penting menyatakan sesuatu atau

menulis data sejelas-jelasnya. Guru dapat membantu siswa dengan jalan memberi

kesempatan sebanyak-banyaknya berlatih berkomunikasi dan membantu mereka

mengevaluasi apa yang mereka katakan atau tulis. Beberapa perilaku yang dikerjakan siswa

pada saat melakukan komunikasi adalah : (a) pemaparan pengamatan atau dengan

menggunakan perbendaharaan kata yang sesuai; (b) pengembangan grafik atau gambar untuk

menyajikan pengamatan dan peragaan data; (c) perancangan poster atau diagram untuk

menyajikan  pengamatan (Khaeruddin dan Sujiono Eko Hadi, 2005 : 37). Kemampuan

seseorang berkomunikasi dengan orang lain merupakan dasar dari apa yang orang tersebut

kerjakan. Komunikasi yang efektif haruslah jelas, presisi dan tidak kabur (Nur M, 1998 : 81).

6. Peramalan

Peramalan adalah pengajuan hasil-hasil yang mungkin dihasilkan dari suatu

percobaan. Ramalan-ramalan didasarkan pada pengamatan-pengamatan dan interferensi-

interferensi sebelumnya. Ramalan merupakan suatu pernyataan tentang pengamatan atas apa

yang mungkin dijumpai di masa yang akan datang, sedangkan inferensi berupaya untuk

memberikan alasan tentang mengapa suatu pengamatan terjadi. Beberapa perilaku yang

dikerjakan siswa adalah : (a) penggunaan data dan pengamatan yang sesuai; (b) penafsiran

generalisasi tentang pola-pola; (c) pengujian kebenaran dari ramalan-ramalan yang sesuai. 

Page 6: Tugas 1 Keterampilan Sikap Dan Proses

7. Penginferensial

Penginferensial adalah penggunaan apa yang Anda amati untuk menjelaskan sesuatu

yang telah terjadi. Penginferensial berlangsung, melampaui suatu pengamatan untuk

menafsirkan apa yang telah diamati. Sebagai contoh : Anda melihat suatu petak rumput mati.

Suatu inferensi yang mungkin diajukan adalah bahwa cacing tanah tersebut yang

menyebabkan rumput itu mati. Beberapa perilaku siswa adalah : (a) mengaitkan pengamatan

dengan pengalaman atau pengetahuan terdahulu; (b) mengajukan penjelasan-penjelasan untuk

pengamatan-pengamatan (Khaeruddin dan Sujiono Eko Hadi, 2005 : 38).

8. Identifikasi dan Pengontrolan Variabel

Variabel adalah suatu besaran yang dapar bervariasi atau berubah pada suatu situasi

tertentu. Dalam penelitian ilmiah terdapat 3 (tiga) macam variabel yang penting, yaitu

variabel manipulasi, variabel respon, dan variabel kontrol. Variabel yang secara sengaja

diubah disebut variabel manipulasi. Variabel yang berubah sebagai akibat pemanipulasian

variabel manipulasi disebut variabel respon. Andaikan dilakukan percobaan yang

menghasilkan kesimpulan bahwa  “Apabila banyak lampu dihubungkan seri ditambah, maka

nyala lampu menjadi semakin redup”. Variabel-variabel yang di teliti dalam percobaan itu

adalah banyak lampu dan nyala lampu. Pada percobaan ini secara sengaja telah diubah

banyaknya lampu, yakni mula-mula hanya ada satu lampu kemudian ditambahkan satu lampu

lagi secara seri dengan lampu pertama. Oleh karena itu banyak lampu merupakan variabel

manipulasi. Variabel lain, yaitu nyala lampu merupakan variabel respon, karena nyala lampu

berubah akibat pemanipulasian variabel manipulasi. 

Di samping variabel manipulasi, terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi

hasil suatu percobaan atau eksperimen. Dalam suatu eksperimen, dapat dikatakan bahwa

variabel manipulasi adalah satu-satunya variabel yang berpengaruh terhadap variabel respon.

Oleh karena itu, kita harus yakin bahwa faktor lain yang dapat memberikan suatu pengaruh

dikontrol untuk tidak memberikan pengaruh. Dengan demikian variabel ini disebut variabel

kontrol. Eksperimen yang dilakukan dengan pengontrolan variabel seperti itu dapat disebut

prosedur eksperimen yang benar. Jadi mengontrol variabel berarti memastikan bahwa segala

sesuatu dalam suatu percobaan adalah tetap sama kecuali satu faktor. Misalkan pada saat

dilakukan eksperimen untuk menguji hipotesis “Apabila banyak lampu dihubungkan seri

ditambah, maka nyala lampu menjadi semakin redup”. Kita mula-mula membuat rangkaian

sederhana satu baterai yang dibebani satu lampu, ternyata menyala terang. Kemudian kita

Page 7: Tugas 1 Keterampilan Sikap Dan Proses

menambah satu lampu lagi secara seri dengan pertama, ternyata lampu menjadi redup. Pada

saat kita menambah satu lampu tersebut, kita tidak mengubah empat variabel, yaitu jenis

baterai, jenis kabel-kabel penghubung, jenis soket baterai, dan jenis soket lampu. Dalam

percobaan ini kita telah menjaga empat variabel itu agar tidak mempengaruhi hasil percobaan

tersebut. Empat variabel itu disebut variabel kontrol. Dengan demikian kita dapat

mengatakan bahwa satu-satunya variabel yang berpengaruh terhadap redupnya nyala lampu

itu (variabel respon) karena ada tambahan satu lampu secara seri (variabel manipulasi).     

           Beberapa perilaku siswa dalam mengontrol variabel adalah (a) pengidentifikasian

variabel yang mempengaruhi hasil; (b) pengidentifikasian variabel yang diubah dalam

percobaan; (c) pengidentifikasian variabel yang dikontrol dalam suatu percobaan

(Khaeruddin dan Sujiono Eko Hadi, 2005 : 40). 

9. Penafsiran Data

Penafsiran data adalah menjelaskan makna informasi yang telah dikumpulkan.

Beberapa perilaku siswa adalah : (a) pengidentifikasian variabel yang mempengaruhi hasil;

(b) pengidentifikasian variabel yang diubah dalam percobaan; (c) pengidentifikasian variabel

yang dikontrol dalam suatu percobaan.

                      

10. Perumusan Hipotesis

Perumusan hipotesis adalah perumusan dugaan yang masuk akal yang dapat diuji

tentang bagaimana atau mengapa sesuatu terjadi. Hipotesis sering dinyatakan sebagai

pernyataan jika dan maka. Contohnya : “Dengan waktu pemanasan 1 menit, apabila volume

air PDAM semakin besar, maka suhu air PDAM akan semakin kecil”. Dari rumusan ini dapat

dikatakan bahwa hipotesis adalah dugaan tentang pengaruh apa yang akan diberikan variabel

manipulasi terhadap variabel respon. Oleh karena itu di dalam rumusan hipotesis lazim

terdapat variabel manipulasi dan variabel respon. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk

pernyataan, bukan pertanyaan.

Hipotesis dapat dirumuskan dengan penalaran induktif berdasarkan data hasil

pengamatan atau dirumuskan dengan penalaran deduktif berdasarkan teori. Penalaran induktif

adalah penalaran yang dilakukan berdasarkan data atau kasus menuju ke suatu pernyataan

kesimpulan umum yang dapat berbentuk hipotesis atau teori sementara. Penalaran deduktif

adalah penalaran yang dilakukan berdasarkan teori menuju pernyataan kesimpulan sementara

yang bersifat spesifik. Beberapa perilaku siswa yang dikerjakan siswa saat merumuskan

hipotesis adalah: (a) perumusan hipotesis berdasarkan pengamatan dan inferensi; (b)

Page 8: Tugas 1 Keterampilan Sikap Dan Proses

merancang cara-cara untuk menguji hipotesis; (c) merevisi hipotesis apabila data tidak

mendukung hipotesis tersebut (Khaeruddin dan Sujiono Eko Hadi, 2005 : 41). 

11. Pendefenisian Variabel Secara Operasional (PVSO)

PVSO adalah perumusan suatu defenisi yang berdasarkan pada apa yang dilakukan

atau apa yang diamati. Suatu defenisi operasional mengatakan bagaimana sesuatu tindakan

atau kejadian berlangsung, bukan apakah tindakan atau kejadian itu.

Mendefenisikan secara operasional suatu variabel berarti menetapkan tindakan apa

yang dilakukan dan pengamatan apa yang akan dicatat. Contohnya, dari hipotesis “Dengan

waktu pemanasan 1 menit, apabila volume air PDAM semakin besar, maka suhu air PDAM

akan semakin kecil”. Untuk variabel manipulasi, tindakan yang dilakukan adalah

menuangkan air ke dalam gelas kimia sampai 20 ml, 40 ml, 60 ml; sedangkan pengamatan

yang dicatat adalah volume air PDAM, yaitu 20 ml, 40 ml, dan 60 ml.  untuk variabel respon,

tindakan yang dilakukan adalah menyalakan lilin, sedangkan pengamatan yang dicatat adalah

suhu air PDAM. Penting dicatat bahwa tiap peneliti dapat membuat defenisi operasional

variabel sendiri-sendiri, artinya variabel yang sama defenisi operasionalnya dapat berbeda-

beda bergantung pada yang ditetapkan masing-masing peneliti.

Oleh karena itu, sebagian besar rancangan eksperimen sebagai persiapan

pengumpulan data telah terselesaikan. Yang tersisa tinggal menetapkan variabel kontrol.

Beberapa perilaku siswa saat mendefenisikan variabel secara operasional adalah; (a)

memaparkan pengalaman-pengalaman dengan menggunakan obyek-obyek konkrit, (b)

mengatakan apa yang diperbuat obyek-obyek tersebut, (c) memaparkan perubahan-perubahan

atau pengukuran-pengukuran selama suatu kejadian. 

12. Melakukan eksperimen

Melakukan eksperimen adalah pengujian hipotesis atau prediksi. Dalam suatu

eksperimen, seluruh variabel harus dijaga tetap sama kecuali satu, yaitu variabel manipulasi.

Dengan kata lain, eksperimen atau percobaan dapat didefenisikan sebagai usaha sistematik

yang direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu rumusan masalah atau

menguji hipotesis. Apabila cara bagaimana suatu variabel akan dimanipulasi dan jenis respon

yang diharapkan dinyatakan secara jelas dalam bentuk defenisi operasional. Beberapa

perilaku yang dikerjakan siswa saat melakukan eksperimen adalah : (a) merumuskan dan

menguji prediksi tentang kejadian-kejadian, (b) mengajukan dan menguji hipotesis, (c)

Page 9: Tugas 1 Keterampilan Sikap Dan Proses

mengidentifikasi dan mengontrol variabel, (d) mengevaluasi prediksi dan hipotesis

berdasarkan pada hasil-hasil percobaan (Khaeruddin dan Sujiono Eko Hadi, 2005 : 42).