Tugas 01 Anstruk

download Tugas 01 Anstruk

of 8

Transcript of Tugas 01 Anstruk

  • 7/21/2019 Tugas 01 Anstruk

    1/8

    Analisis Struktur Material 01 | Dr. Ir. Myrna Ariati MS.

    AGHNI ULMA SAUDI/1206237694

    1

    Proses etsa ini pada dasarnya adalah proses korosi atau mengorosikan permukaan

    spesimen yang telah rata karena proses grinding dan polishing menjadi tidak rata lagi.

    Ketidakrataan permukaan spesimen ini dikarenakan mikrostruktur yang berbeda akan dilarutkan

    dengan kecepatan yang berbeda, sehingga meninggalkan bekas permukaan dengan orientasisudut yang berbeda pula. Pada pelaksanaannya, proses etsa ini dilakukan dengan cara

    mencelupkan spesimen pada cairan etsa dimana tiap jenis logam mempunyai cairan etsa (etching

    reagent)sendiri-sendiri.

    Etsa dibagi menjadi dua macam, yaitu :

    1. Etsa kimia (Chemical Etching), yaitu proses pengetsaan menggunakan larutan kimia

    dengan karakteristik tertentu. Penampakan batas butir spesimen bergantung pada jenis

    masing-masing larutan. Waktu etsa relatif singkat (satuan detik) sesuai metode yang

    digunakan, immersionataupun swept.

    2. Etsa elektrolitik (Electrolytic Etching), yaitu etsa menggunakan reaksi elektroetsa. Dalam

    pelaksanaannya dilakukan pengaturan tegangan dan kuat arus listrik juga waktunya.

    Berikut ini disajikan dalam tabel, formulasi zat-zat dan reagen-reagen yang digunakan

    untuk etsa.

    LOGAM KADAR TEMPERATUR RAPAT ARUS

    TEGANGAN

    KECEPATAN

    ETSA

    Based

    Ferrous

    Nital 2%

    (asam nitrat :

    alkohol = 1:4)

    Kamar - -

    Alluminium 510 % Sodium

    Hidroksida

    (NaOH), 75%

    volume Asam

    4080oC

    Kamar

    -

    -

  • 7/21/2019 Tugas 01 Anstruk

    2/8

    Analisis Struktur Material 01 | Dr. Ir. Myrna Ariati MS.

    AGHNI ULMA SAUDI/1206237694

    2

    Nitrat (HNO3),

    25% Volume HF

    Kuningan

    atau

    Tembaga

    Larutan FeCl3 (3

    BE) + 35% vol.

    Hydrochloric

    acid, 60% vol.

    nitric acid, 10%

    vol. sulphuric

    Acide + 2 - 20%

    chromic acide

    ammonium

    persulphate, 10

    25%

    + 7 p.p.m

    mercurous

    Chloride,

    30% ammonium

    chloride + 5%

    sodium chloride

    15oC

    45o

    C

    Room

    Room

    Room

    Room

    -

    -

    -

    -

    -

    10 volts,

    35 amp / dm2

    100 m/h

    250 m/h

    5 m/min

    25 m/min

    Zinc Asam Nitrat 10% Kamar - 600 m/min

    Gear

    Carburizing

    Nital 2%

    (asam nitrat :

    alkohol = 1:4)

    Kamar - -

    Tabel 1. Formulasi zat etsa

    NO. NAMA KOMPOSISI CARA PENGGUNAAN

    Besi dan Baja (MICRO)

    1. Nital HNO3: 1-5 ml

    Alkohol : 100 ml 95%

    Beberapa detik s/d 1

    menit

    Baja karbon

  • 7/21/2019 Tugas 01 Anstruk

    3/8

    Analisis Struktur Material 01 | Dr. Ir. Myrna Ariati MS.

    AGHNI ULMA SAUDI/1206237694

    3

    2.

    3.

    Picral

    Aqua Regia

    Picric acid : 4 gr

    Alkohol : 100 ml 95%

    HNO3: 20 mlHCl : 60 ml

    Beberapa detik s/d 1

    menit

    Beberapa detik

    Baja karbon & low

    alloy hasil heat

    treatment

    Stainless steel

    Besi dan Baja (MACRO)

    1.

    2.

    Hidrochloric acid

    Nitric acid

    HCl : 50 ml

    H2O : 50 ml

    HNO3: 0,51%

    dalam

    H2O

    1-60 menit pada

    temperatur 75oC

    3060 detik setelah

    digrinding baja

    Crack, porosity dan

    depth of hardness

    Struktur las-lasan

    Al Alloy

    1.

    2.

    3.

    Sodium

    Hidroxide

    Nitric acid

    Tuckars

    NaOH : 1 gr

    H2O : 99 ml

    HNO3: 25 ml

    HF : 15 ml

    HCP : 45 ml

    HNO3: 25 ml

    H2O : 25 ml

    10 detik

    Beberapa puluh

    detik

    15 detik

    Umum (micro)

    Al Fe Si (micro)

    Macro

    Cu Alloy

    1.

    2.

    Aluminium

    Hidroxide

    Chromic acid

    Diluted solution 25%

    NHuOH (dengan

    beberapa H2O2)

    Saturated aqueous

    solution (Cr2O3)

    Beberapa detik

    Beberapa detik

    Brass, bronze

    Copper

    Tabel 2. Daftar etching reagents

  • 7/21/2019 Tugas 01 Anstruk

    4/8

    Analisis Struktur Material 01 | Dr. Ir. Myrna Ariati MS.

    AGHNI ULMA SAUDI/1206237694

    4

    SIMPLE CHEMICAL ETCHING OF Sm2TM17MAGNET ALLOYS FOR METALLOGRAPHY PURPOSES

    Salah satu tahap dari preparasi sampel metalografi adalah etsa, yaitu dengan etsa kimia.

    Umumnya, teknik pengetsaan secara kimia dilakukan dengan cara pencelupan (immerge) atau

    penyapuan (swept).

    Pada caseini, etsa kimia diaplikasikan untuk magnet permanen Sm2TM17 yang merupakan

    paduan dari Co/Fe/Cu/Zr. 4 sampel dari Sm2TM17dengan kandungan Cu, Fe dan Zr yang bervariasi

    dipreparasikan untuk dietsa. Variasi sampel bertujuan untuk melihat mikrostruktur dari paduan

    secara metalografi. Berikut merupakan komposisi kimia dari ke empat sampel

    Kemudian ke empat sampel tersebut dipanaskan untuk mengoptimalisasi sifat

    kemagnetannya. Lalu permukaannya dietsa dengan 7% dan 15% Nital (asam nitrat di dalam

    alkohol). Hasil mikrostrukturnya diobservasi menggunakan SEM, TEM dan Optical Microscopy

    (OM).

    Hasil etsa dengan menggunakan 7% Nital bekerja cukup baik pada sampel C dan D. Namun

    sampel A dan B dengan kadar Fe yang rendah dan kadar Cu yang tinggi tidak memberikan respon

    yang baik pada kerja reagen Nital baik pada 7% maupun 15%.

    Berikut merupakan mikrostruktur sampel C dan D yang dianalisis menggunakan SEM.

  • 7/21/2019 Tugas 01 Anstruk

    5/8

    Analisis Struktur Material 01 | Dr. Ir. Myrna Ariati MS.

    AGHNI ULMA SAUDI/1206237694

    5

    Mikrostruktur sampel dengan etsa 15% Nital menggunakan SEM. Gambar a) Sampel C; Gambar

    b) Sampel D

    Fasa yang terbentuk setelah dietsa dan dianalisis menggunakan SEM adalah fasa

    berbentuk selular dan platelets(yang ditunjukkan oleh panah berwarna hitam). Pada sampel D

    dengan kadar Fe yang lebih banyak, menunjukkan mikrostruktur yang lebih halus.

  • 7/21/2019 Tugas 01 Anstruk

    6/8

    Analisis Struktur Material 01 | Dr. Ir. Myrna Ariati MS.

    AGHNI ULMA SAUDI/1206237694

    6

    ELECTROLYTIC SWAB ETCHING FOR THE METALLOGRAPHY OF PLUTONIUM

    Selain etsa kimia, proses etsa dapat pula dilakukan dengan cara elektrolitik. Pada kasus

    ini, aplikasi etsa elektrolitik digunakan untuk melihat fasa alpha () dan delta () pada plutonium.

    Langkah-langkah eksperimen yang dilakukan adalah

    1. Menjepit sampel dengan jepitan kemudian mountingsampel dengan resin polyester

    2. Mengamplas sampel dengan kertas SiC berukuran 240, 320, 400 dan 600 mesh

    3. Mempoles (polishing) sampel dengan diamond paste

    4. Memasukkan sampel yang telah di-mountingke dalam sarung berbahanfiber glass

    5. Mencelupkanfiber glassyang telah berisi sampel ke dalam larutan elektrolit yang telah

    dipanaskan pada suhu yang diinginkan dan dialiri arus DC, sampai fiber glass tersebut

    jenuh. Kontak elektrik dan fisik didapatkan oleh sampel denganfiber glassjenuh tersebut

    6. Membilas sampel dengan aseton setelah proses etsa selesai, kemudian membilasnya

    dengan alkohol dan mengeringkannya di udara

    Kondisi elektrolit dan etsa yang dilakukan untuk melihat mikrostruktur plutonium

    disajikan pada tabel berikut:

  • 7/21/2019 Tugas 01 Anstruk

    7/8

    Analisis Struktur Material 01 | Dr. Ir. Myrna Ariati MS.

    AGHNI ULMA SAUDI/1206237694

    7

  • 7/21/2019 Tugas 01 Anstruk

    8/8

    Analisis Struktur Material 01 | Dr. Ir. Myrna Ariati MS.

    AGHNI ULMA SAUDI/1206237694

    8

    REFERENSI

    Chang W. C., Chin T. S., Liu K. S. (1990). Simple Chemical etching of Sm2TM17Magnet Alloys for

    Metallography Purposes. Materials Characterization, 25: 285-296. doi:10.1016/1044-

    5803(90)90058-R (diakses pada 13 Februari 2015)

    Greeson R. L., Johns W. L., Jacson R. J. (1966). Electrolytic Swab Etching for The Metallography

    of Plutonium. Journal of Nuclear Materials, 18: 247-251. doi:10.1016/0022-

    3115(66)90165-6 (diakses pada 13 Februari 2015)

    http://www.karim.web.id/2012/05/persiapan-permukaan-logam-untuk-uji.html diakses pada

    13 Februari 2015

    http://dx.doi.org/10.1016/1044-5803(90)90058-Rhttp://dx.doi.org/10.1016/1044-5803(90)90058-Rhttp://dx.doi.org/10.1016/0022-3115(66)90165-6http://dx.doi.org/10.1016/0022-3115(66)90165-6http://dx.doi.org/10.1016/0022-3115(66)90165-6http://dx.doi.org/10.1016/0022-3115(66)90165-6http://dx.doi.org/10.1016/1044-5803(90)90058-Rhttp://dx.doi.org/10.1016/1044-5803(90)90058-R