Tugas (+)

3

Click here to load reader

Transcript of Tugas (+)

Page 1: Tugas (+)

Nama : Ahdina Karima

NIM : 10414015

1. Apakah yang dimaksud Pancasila? Apakah nilai-nilainya universal?

Secara terminologis, istilah Pancasila merupakan istilah yang digunakan

oleh Ir.Soekarno dalam pidatonya didepan sidang BPUPKI (Dokuritsu Ziumbi

Tyoosakai) pada tanggal 1 Juni 1945. Panca berarti lima, dan sila berarti asas.

Jadi pancasila merupakan lima asas atau dasar yang harus ditaati. Secara

umum, Pancasila merupakan landasan pokok dan fundamental bagi penyelenggaraan Negara

Republik Indonesia. Sesuai dengan namanya, Pancasila memiliki lima nilai pokok yang yang

menjadi pegangan penyelenggaraan ketatanegaraan. Nilai pokok yang dimiliki pancasila meliputi

nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, serta nilai keadilan sosial. Nilai-nilai ini

bersifat universal karena pancasila merupakan hasil pemikiran yang sedalam-dalamnya dari bangsa

Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-

nilai) yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa

Indonesia sehingga pancasila dijadikan sebagai dasar Negara Republik Indonesia. Namun, nilai-

nilai pancasila belum tentu bisa diterapkan pada negara lain karena masing-masing negara

mempunyai pandangan hidup atau falsafah tersendiri .

2. Apakah Pancasila merupakan kontrak sosial?

Pancasila merupakan hasil akhir dari pemikiran para founding fathers dalam menentukan

dasar negara Indonesia dan pada akhirnya diilhami sebagai falsafah atau pandangan hidup

bernegara. Namun, dalam tulisan Ongokham dan Andi Achdian (2006: 94) menyatakan bahwa

Pancasila yang kita kenal saat ini tidak lain hanya merupakan kesepakatan politik saja dan salah

pengertian jika kita menjadikan Pancasila sebagai falsafah negara.

Kata “kontrak sosial” muncul sebagai istilah dari interpretasi Pancasila yang terbentuk dari

kesepakatan seseorang atau kelompok yang terikat dengan kewajiban-kewajiban moral dan politik,

tergantung pada kontrak atau kesepakatan di antara mereka dalam membentuk masyarakat

(Ongokham dan Achdian, 2006: 95). Terlihat dari pengertian singkat kontrak sosial itu, bahwa arti

Pancasila pada waktu itu bagi sebagian orang hanya sebagai dasar negara yang bersifat politis

semata yang dihasilkan para founding fathers pada awal-awal kemerdekaan. Hal ini dikarenakan

pada awal kemerdekaan pemilihan Pancasila sebagai dasar negara bukanlah suatu hal yang harus

mendahulukan kepentingan seluruh golongan yang ada di seluruh Indonesia. Munculnya BPUPKI

pada awal kemerdekaan dapat diartikan sebagai awal mula pemilihan dasar negara, ditandai dengan

Page 2: Tugas (+)

‘berkumpulnya’ para pemikir bangsa dalam meramu dasar negara Indonesia sehingga melahirkan

Pancasila seperti yang kita kenal sekarang.

3. Apakah pancasila merupakan ideologi?

Peran Pancasila mulai bergeser dari yang awalnya hanya sebuah kontrak sosial menjadi

ideologi negara, hal ini dimulai pada saat Pemilihan Umum dilaksanakan pertama kalinya pada

tahun 1955. Dalam dekade pertama ini (1945-1955) terlihat jelas bahwa partai-partai politik di

Indonesia tumbuh dengan pesat ke dalam berbagai bentuk dan aliran ideologi, beberapa ada yang

berbasis liberal, sosialis, komunis, bahkan Pancasila (Ongokham dan Achdian, 2006: 103). Hal ini

terus berkembang hingga mencapai momen pertentangan kekuatan politik dengan PKI, ketika itu

masing-masing kekuatan politik menggunakan Pancasila dalam melakukan serangan terhadap PKI.

Hal ini disebabkan oleh dasar ideologi PKI yang bertentangan dengan sila pertama Pancasila.

Secara otomatis, PKI menjadi bulan-bulanan serangan lawan mereka (Onghokham dan Achdian,

2006:105). Upaya menjadikan Pancasila sebagai ideologi negara di masa itu ditujukan pada upaya

politik mencegah kemajuan cepat PKI. Pancasila secara tidak langsung telah dimanfaatkan sebagai

ideologi negara dengan tujuan menyerang kedudukan PKI yang semakin kuat (Onghokham dan

Achdian, 2006: 108).

Pancasila disebut sebagai kontrak sosial karena pada awal terbentuk Pancasila sendiri

belum memberikan kontribusi yang banyak untuk Indonesia selain hanya menjadi dasar konstitusi

yang harus dipatuhi dan dipahami sebagai hal yang normatif. Namun, pada akhirnya dinamika

politik Indonesia sendiri lah yang kemudian membawa Pancasila menjadi ideologi bangsa yang

telah menelurkan hal-hal terkait moral Pancasila, ekonomi Pancasila dan lain-lain.

4. Siapakah yang sebaiknya memiliki ideologi? Masyarakat atau negara?

Ideologi Pancasila sebaiknya dimiliki oleh seluruh masyarakat yang menjadi bagian dari

suatu negara tertentu. Sehingga dengan menjadikannya sebagai sebuah ideologi, pancasila berfungsi

menggerakkan masyarakat untuk membangun bangsa dan negara dengan usaha-usaha yang meliputi

berbagai aspek kehidupan.

Referensi:

Onghokham & Andi Achdian. 2006. “Pancasila: Dari Kontrak Sosial menjadi Ideologi Bangsa”

dalam Restorasi Pancasila: Mendamaikan Politik Identitas dan Moderenitas. Jakarta: Brighten

Press, 93-113