Tuga Merangkum KATALIS

22
KATALIS 1. SEJARAH KATALIS katalis pertama kali dikemukakan oleh Ostwalsd sebagai suatu substansi yang mengubah laju suatu reaksi kimia tanpa merubah besarnya energi yang menyertai reaksi tersebut. Pada tahun 1902 Ostwald mendefinisikkan katalis sebagai substansi yang mengubah laju reaksi tanpa terdapat sebagai produk pada akhir reaksi, dengan kata lain katalisator mempengaruhi laju reaksi dan berperan sebagai reaktan sekaligus produk reaksi. Selanjutnya pada tahun 1941, Bell menjelaskan substansi yang dapat disebut sebagai katalis suatu reaksi adalah ketika sejumlah tertentu substansi ditambahkan maka akan mengakibatkan laju reaksi bertambah dari laju pada keadaan stoikiometri biasa. Jika substansi tersebut ditambahkan pada reaksi maka tidak mengganggu kesetimbangan. 2. PENGGUNAAN KATALIS DALAM INDUSTRI Proses: Diindustri Input Proses Produk Additiv e Flavor Filler Energi Katalis

Transcript of Tuga Merangkum KATALIS

Page 1: Tuga Merangkum KATALIS

KATALIS1. SEJARAH KATALIS

katalis pertama kali dikemukakan oleh Ostwalsd sebagai suatu substansi yang mengubah laju

suatu reaksi kimia tanpa merubah besarnya energi yang menyertai reaksi tersebut. Pada tahun

1902 Ostwald mendefinisikkan katalis sebagai substansi yang mengubah laju reaksi tanpa

terdapat sebagai produk pada akhir reaksi, dengan kata lain katalisator mempengaruhi laju reaksi

dan berperan sebagai reaktan sekaligus produk reaksi. Selanjutnya pada tahun 1941, Bell

menjelaskan substansi yang dapat disebut sebagai katalis suatu reaksi adalah ketika sejumlah

tertentu substansi ditambahkan maka akan mengakibatkan laju reaksi bertambah dari laju pada

keadaan stoikiometri biasa. Jika substansi tersebut ditambahkan pada reaksi maka tidak

mengganggu kesetimbangan.

2. PENGGUNAAN KATALIS DALAM INDUSTRI

Proses: Diindustri Input Proses Produk

Proses biologi tidak memerlukan katalis (missal: VCO, pupuk kandang). Proses industry kimia

menggunakan katalis agar produk cepat terjadi. Katalis adalah Suatu senyawa yang

mempercepat laju reaksi. Setiap zat (sebagian kecil) yang tercatat mempengaruhi laju reaksi dari

suatu kimia, tanpa dia sediri berubah (cosume). Reaksi kimia terjadi apabila berlangsung

penataan electron valensi. Suatu molekul mungkin dapat berubah jutaan molekul dalam beberapa

menit akibat terjadinya tumbukan.

Additive

Flavor

Filler

antioksidan

Energi Katalis

Page 2: Tuga Merangkum KATALIS

Suatu katalis bisa dalam bentuk padat, cair maupun gas. Bisa juga dalam senyawa organic

maupun senyawa kompleks. Suatu senyawa ada juga yang dapat menghambat kerja dari katalis

(seerti: anorganik). Zat atau senyawa yang dapat mengganggu berlangsungnya suatu reaksi

katalis disebut inhibitor.Suatu kkatalis cenderung bersifat sangat spesifik karena hanya bereaksi

pada sifat tertentu.

Suatu katalis sangat penting khususnya dalam industry pengelolaan minyak bumi, industry kimia

organic sintetik, industry polimer dan lain-lain.

KATALIS PADAT

Pada umumnya katalis zat padat berasal dari unsure-unsur transisi atau logam yang di buat

sedemikian rupa berupa powder (poros). Misalnya logam Pt yang merupakan katalitik koverter

yaitu mempercepat reaksi pembakaran yang terdapat pada mobil. Pt disini berfungsi untuk

menyempurnakan reaksi hidrokarbon dan nitrogen yang sangat berbahaya.

Komponen utama katalis padat, ada 3 faktor yang dikaji yaitu:

A. Fasa aktif

Katalis tersebut apakah mempunyai kemampuan mendorong terjadinya reaksi dan

bersifat selektif

B. Penggunaannya

Harus efektif, stabil dan juga selektif

C. Apakah mengandung promotor, yaitu suatu senyawa yang bersifat merangsang katalis itu

sendiri, apakah aktif, selektif dan stabil?

3. KATALIS DIBAGI 3 YAITU:

1. Katalis homogen

Yaitu katalis yang dapat bercampur secara homogen dengan zat pereaksinya karena

mempunyai wujud yang sama. Mempunyai fasa yang sama dengan fase reaktan

Contoh:

Katalis dan pereaksi berwujud gas

2SO2 (g) + O2 NO(g)  → 2SO3 (g)2SO2 (g) + O2 NO(g) → 2SO3 (g)

Page 3: Tuga Merangkum KATALIS

Mekanisme kerja dalam katalis homogenya:

a) Koordinasi dan disosiasi

Pada mekanisme ini harus ada proses dimana reaktan (missal:olefin) diaktifasi

kemudian bereaksi dengan reaktan lain setelah terlebih dahulu dikoordinasikan

dengan logam pusat kemudian akan mengalami disosiasi.

2. Katalis Heterogen

Katalis heterogen adalah katalis yang tidak dapat bercampur secara homogen dengan

pereaksinya karena wujudnya berbeda. Mempunyai fase yang berbeda dengan fase

reaktan

 Contoh:

 Katalis berwujud padat, sedangkan pereaksi berwujud gas

3. Biokatalis

Biokatalis adalah suatu senyawa yang digunakan dalam proses reaksi biokimia. Enzim

dikenal sebagai biokatalis karena bertindak sebagai katalis pada proses metabolisme.

untuk mempelajari biokatalis pada umumnya adalah banyak memepelajari kimia organi

metalik

Contoh: Aldehid direduksi didalam suatu sel-sel ragi , direduksi menjadi suatu etanol.

Dengan reaksi sebagaiberikut:

CH3 – C =O + 2[H] CH3 – CH2 - OH

enzim dihidrogenase

Reaksi berlangsung apabila ada suatu enzim yang disebut dengan alkohol dehidrogenase.

Asam dehidrogenase merupakan proses dehidrogenasi akan tetapi enzim tersebut

berfungsi melakukan reaksi katalisis dari dua arah. Kondisi-kondisi dari kesetimbangan

C2H4 (g) + H2 (g) Ni (s) → C2H6 (g)

Page 4: Tuga Merangkum KATALIS

tidak dipengaruhi oleh enzim tetapi kecepatan dimana zat-zat tersebut bereaksi sehingga

mencapai suatu kesetimbangan ternyata dipengaruhi enzim. Enzim adalah suatu molekul

protein, akan tetapi tidak semua protein berperan sebagai enzim. Molekul-molekul

protein sebagai enzim sangat besar dengan berat molekul mencapai seratus ribu.

Zat dimana enzim dapat bekerja disebut substrat, substrat lebih kecil dari enzi. Hal ini

memberikan gambar bahwa reaksi dimana molekul-molekul substrat tersebut menempel

pada suatu molekul protein yang besar sehingga berlangsung suatu reaksi.

Hasil reaksi terdesosiasi dari permukaan enzim dan molekul substrat baru melekat pada

enzim dan reaksi berulang kembali sehingga bila digambarkan adalah:

E + S AS kompleks

AS kompleks E + P

Pada umumnya enzim-enzim tersebut bekerja sangat spesifik terhadap substrat tertentu

maka bisa di manfaatkan untuk tujuan-tujuan pengobatan

4. KATALISATOR

Faktor lain yang dengan cepatan reaksi adalah katalisator. Proses berlangsung kimia

berperan untuk menurunkan energi aktifasi, seperti yang ditunjukkan pada Gambar

Gambar Penurunan Energi aktifasi oleh sebuah katalisator

Page 5: Tuga Merangkum KATALIS

Prinsip kerja katalis adalah menurunkan energi aktifasi dari pada lintasan reaksi yang

terjadi. Katalis dapat menurunkan energi aktifasi karena ada proses absorpsi dan desorpsi.

Dalam sebuah reaksi, katalisator dapat terlibat dalam reaksi namun tidak mempengaruhi

hasil reaksi, seperti persamaan reaksi dibawah ini.

SO2 + 2 NO2 → SO3 + 2 NO (cepat)

MEKANISME KERJA KATALIS:

Syaratnya adalah jumlah katalis harus sangat kecil untuk meningkatkan laju reaksi

tersebut

X + C XC Dimana:

XC + Y XYC C = katalis

XYC CZ X = reaktan

CZ C + Z Z = prduk

5. ZAT YANG MENGHAMBAT KERJA KATALIS

a. Inhibitor

 Inhibitor adalah zat yang dapat memperlambat reaksi atau menghentikan reaksi. kerja

inhibitor merupakan kebalikan dari katalisator yaitu meningkatkan energi aktifasi

Sebagai contoh adalah reaksi logam Natrium dengan air, kehadiran logam air raksa

memperlambat reaksi, seperti reaksi dibawah ini:

Reaksi pembentukan; SO2 + O2 → SO3 (lambat)

Katalisator gas NO; 2 NO + O2 → 2 NO2 (cepat)

Pembentukan SO3 dengan katalisator gas NO

X + Y Z

Page 6: Tuga Merangkum KATALIS

Na + H2O → NaOH + ½ H2 …..(cepat)

Na + H2O  —→ NaOH + ½ H2 ….(lambat)

b. Autokatalis

Autokatalis adalah zat hasil reaksi yang bertindak sebagai katalis yang terbentuk dengan

sendirinya dalam suatu reaksi. Misal dalam reaksi KMnO4 dan H2C2O4 reaksi ini makin

lama makin cepat karena terbentuk Mn2+ yang merupakan katalisator bagi reaksi

tersebut.

c. Racun Katalis

Inhibitor yang dalam jumlah sangat sedikit, dapat mengurangi atau menghambat kerja

katalis.

Contoh:

CO2, CS2, atau H2S merupakan racun katalis pada reaksi:

2H2 (g) + O2 (g)        → Pt      2H2O (l)

6. LAJU REAKSI

Laju reaksi atau kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi reaktan dalam persatuan

waktu(mol/liter). Akan tetapi reaksi pada fase gas maka sebagai penggantu dinyatakan

dalam tekanan atmosfir(mmhg) sedangkan dalam waktu(jam,menit, detik)

Misal:

2AB A2 + B2

AB pada waktu t1 = [AB]1

AB pada waktu t2 = [AB]2

Sedangkan laju pembentukan A2 dan B2 dinyatakan sebagai berikut:

Laju reaksi rata-rata = [ AB ]−[ AB ] 1t 2−t 1 = ∆ [ AB ]

∆ t

Page 7: Tuga Merangkum KATALIS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI

1. Sifat dari reaktan

2. Konsentrasi dari reaktan

3. Temperature

4. Luas permukaan

5. Katalis

7. HUBUNGAN ANTARA PROGRES DARI REAKSI DENGAN ENERGI

Untuk mengetahui bagaimana reaksi yang terjadi khususnya katalis heterogen. Proses yang

terjadi pada reaksi tersebut disebut katalisis.

Katalis mempengaruhi reaksi kimia dalam 2 cara yaitu:

1. Cara adsorpsi dan desorpsi pada katalis heterogen

2. Pembentukan suatu senyawa intermediet (hantaran) pada katalis homogeny

Katalis homogeny membentuk senyawa intermediet (senyawa hantaran)

A + B AB (tanpa katalis)

A + C AC (dengan katalis)

B + AC AB + C

Salah satu contoh(katalis homogeny):

Ketika mereaksikan gas SO2 dengan O2 membentuk SO3, reaksi tersebut berlangsung

sangat lambat karena energi aktifasinya sangat tinggi. Tapi laju reaksi akan dipercepat

dengan menambahkan NOyang merupakaan suatu katalis.

maka reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

2NO + O2 2NO2

NO2 + SO2 SO3 + NO

∆ [ A 2]∆ t

=−∆ [B 2]

∆ t

Page 8: Tuga Merangkum KATALIS

Kedua reaksi tersebut berlangsung sangat cepat dibandingkan dengan reaksi tanpa

menggunakan katalis. NO2 yang terbentuk pada reaksi pertama adalah merupakan reaksi

intermediet. NO2 terbentuk secara temporer (sementara) dan senyawa sementara ini

dapat dipisahkan.

Bentuk adsorpsi ada 3 macam yaitu:

1. Adsorpsi fisika

Tidak selektif, energi adsorpsinya rendah, tidak terjadi pemecahan ikatan didala

mlekul-molekul dan perubahan energi didalamnya dapat di abaikan karena nilainya

yang sangat kecil.

2. Adsorpsi kimia asosiatif

Adsorpsinya sangat selektif, sangat bergantung pada permukaan zat padatnya dan

gasnya, energiya lebih tinggi bila dibandingkan dengan adsorpsi fisika, ikatan-ikatan

dalam molekul bisa berubah tetapi tidak bisa memecahkan ikatan

3. Adsorpsi kimia disosiatif

Bersifat selektif, bergantung pada sifat dari gas maupun permukaan zat padat yang

bereaksi, energinya lebih besar, ikatan-ikatan pada molekul-molekul tersebut dapat

menjadi fragnen-fragmen.

Bila digambarkan mekanismenya adalah: (mekanisme katalis heterogen)

C-O C-O C O CO C O

Molekul sampel

Adsorpsi fisika

Adsorpsi kimia asosiatif

Adsorpsi kimia disosiatif

Reaksi dan absorpsi

Page 9: Tuga Merangkum KATALIS

8. KARAKTERISTIK KATALIS

1) Aktifitasnya dari katalis itu sendiri

a. kemampuan suatu katalis dalam mengkorversi reaktan dalam berbagai macam

produk

b. Perubahan persentase katalis dalam reaktan

2) Selektifitas

Kemampuan dikatalis untuk memberikan produk yang diinginkan

3) Umur katalis

4) Korositas

Dengan adanya korositas berpeluang dalam proses absorpsi dan disorpsi

5) Kristalinitas

Mengguankan suatu alat XRD, mengukur % Kristal kristalinitas dari suatu katalis

6) Keasaman

Pengujian katalis khususnya katalis heterogen:

1. Tes kekuatan mekanik

2. Tes kekerasa

3. Uji kekuatan pemecahan

9. LOGAM

Logam yang berlimpah di alam: Ru, Ra, Pd, Os, Ir, Pt.

Pada umumnya logam-logam ini merupakan zat pengotor dalam batuan.

Pt merupakan logam yang paling besar dari pada logam-logam yang lain. Pemisahan Pt

dari logam-logam yang lain cukup rumit dan perlu biaya tinggi, tiap tahun logam Pt dapat

di hasilkan sekitar 25 ton. Biasanya Pt diperoleh dari hasil samping dari pengolahan biji

nikel. Kedua jenis logam ini banyak digunakan sebagai katalis didalam industry.Logam

Pt dan Pd mudah dibentuk dengan menggunakan mesin karena sifatnya kenyal sedangkan

logam Ru, Ra, Os, dan Ir lebih keras dan mudah rapuh sehingga susah di bentuk.

Unsur-unsur dalam keluarga Pt sangat istimewa ketahananya nangkapan hydrogen (H2),

kelarutan H2 dalam Pt jauh lebih besar dibandingkan dengan Pd, akan tetapi Pt dapat

elarutkan O2 jauh lebih besar dibandingkan P

Page 10: Tuga Merangkum KATALIS

dalam bahan kimia. Pt dan Pd mudah larut dalam aqua regia, aqua regia tetap digunakan

untuk keperluan melarutkan Pt dan Pd dapat larut dalam HNO3. Pt digunakan dalam

tungku pemanas listrik, serta digunakan pada termokopel dalam panas yang tinggi,

merupakan katalis yang penting, tapi sebagian Pt dihasilkan dalam pertambangan yang

digunakan dalam tujuan non produktif (digunakan dalam pembuatan perhiasan). Pt

berada dalam senyawa yang stabil sebagai kompleks. Misa: H2(PtCN)$, H2(PtCl4),

Pt(OH)4

Contoh reaksi Pt(OH)4:

Pt(OH)4 + 2 NaOH ↔ Na2(Pt(OH)6)

Pt(OH)4 + 6 HCl ↔ P2[PtCl6] + 4H2O

Fungsi Pt sebagai katalis dan cara membuatnya:

Yang paling penting adalah factor luas permukaan. Fungsinya adalah sebagai berikut:

1. Didepositkan pada bahan berpori(inert) biasanya adalah asbes dan juga zeolit. Asbes

yang ditebari Pt didapat dengan jalan mengimpregrasi dalam suatu laritan encer

dimana t ergantung Pt sebesar 2% didalam H2(PtCl6) dimana Pt terabsorpsi didalam

pori-pori asbes dan dibakat sehingga terjadi dekomposisi:

2. Misal Pt dalam bentuk busa (spons) dapat dibuat dengan pembakaran berhati-hati

(NH4)2PtCl6 dengan dibakar sedemikian rupa sehingga terjadi / terbentuk busa atau

spons

3. Pt , blog dibuat dengan mereduksi H2(PtCl6) denga larutan Zn dengan reaksi:

4. Pt koloid, dibuat dengan mereduksi H2(PtCl6) dengan senyawa SnCl2

H2(PtCl) ↔ 2HCl + Cl2 + Pt

H2(PtCl6) + 3Zn ↔ 3ZnCl2 + H2 + Pt

H2(PtCl6) + 2SnCl2 ↔ 2SnCl4 + 2HCl + Pt

Page 11: Tuga Merangkum KATALIS

Industri yang paling banyak menggunakan Pt adalah:

a. Industry petroleum

b. Industry polimer

c. Industry kimia lingkungan

10. KATALIS DALAM INDUSTRI PETROLIUM

Proses pengolahan bahan bakar minyak:

1. Proses fisika, menggunakan prinsip destilasi dan ekstraksi

2. Proses kimia, yaitu proses yang melibatkan katalis dimana terjadi konversi kimia

misalnya pemutusan ikatan, pengerapan dan penukaran.

Proses pengolahan crude oil 70% menggunakan:

A. Katalis reforming

Kegunaannya adalah untuk menaikkan nomor oktan bensin (gasoline) dengan

mengkonversikan molekul yang mempunyai angka oktan rendah menjadi tinggi,

missal: N-pentan oktan (angka oktan 62) dirubah menjadi siklopentanoktan (angka

oktan 82)

Didalam petroleum digunakan untuk konversi fraksi nata menjadi fraksi isomernya.

Kondisi optimasi dari reforming umumnya pada suhu 800 oC dan tekanan 30 bar

B. Katalitik Cracking

Kegunaannya untuk menaikkan fraksi gasoline. Pada dasarnya dapat dilakukan secara

termal. Penggunaan besar-besaran dalam penggunaannya adalah FCC dan banyak

digunakan dalam industry. Pengembangan teknologi ini adalah hidro

cracking/rresiduae cracking dan yang paling penting sangat bergantung bagaimana

suatu katalis di buat. Dalam proses ini terjadi reaksi yang berlangsung secara simultan

yaitu:

pemutusan karbon-karbon paraffin

reaksi dealkilasi (pemutusan gugus alkil) supaya rantainya menjadi pendek

Pada industry petroleum FCC dan RCC digunakan untuk merubah gas oil menjadi

gasoline.

Page 12: Tuga Merangkum KATALIS

C. Proses Hidro Treatmen

Yaitu proses pembersihan umpan terhadap senyawa pengotor. Merupakan senyawa

organic yang memiliki unsure S, N dan O serta memiliki ikatan rangkap. Dilakukan

tritmen karena dengan adanya unsure S, N dan O merupakan unsure-unsur yang

beracun yang dapat menurunkan kuali5as dari katalis tersebut.

Tahap hidro cracking pada umumnya digunakan sebelum katalitik cracking maupun

reforming yaitu campuran metal sulfidan atau nikel sulfide dicampur molybdenum

sulfide.

11.Teknik Pengolahan Minyak Bumi

Di Indonesia, sumber minyak bumi terdapat di daerah-daerah Aceh, Sumatra Utara, Riau,

Irian Jaya, Kalimantan, dan sebagian ada di pulau Jawa, yaitu Cepu dan beberapa daerah

lain. Biasanya kandungan minyak bumi ini ada pada 3 – 4 km di bawah permukaan tanah.

Untuk itu proses pengambilannya dengan menggunakan sumur-sumur bor yang sengaja

dibuat. Beberapa di antaranya karena sumber minyak bumi ada di dasar laut, maka

pengeboran dilakukan di laut. Minyak mentah yang dihasilkan ditampung dalam kapal

tanker atau dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau kilang minyak. Minyak mentah

atau yang biasa disebut dengan crude oil ini berbentuk cairan kental hitam dan berbau

kurang sedap, yang selain mengandung kotoran, juga mengandung mineral-mineral yang

larut dalam air. Minyak ini belum dapat digunakan untuk bahan bakar atau berbagai

keperluan lainnya, tetapi harus melalui pengolahan terlebih dahulu. Minyak mentah ini

mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan jumlah atom karbon 1 – 50.

Prinsip pengolahan minyak bumi dilakukan dengan dua langkah, yaitu:

A. Desalting

Proses desalting merupakan proses penghilangan garam yang dilakukan dengan cara

mencampurkan minyak mentah dengan air, tujuannya adalah untuk melarutkan zat-zat

mineral yang larut dalam air. Pada proses ini juga ditambahkan asam dan basa dengan

tujuan untuk menghilangkan senyawa-senyawa selain hidrokarbon. Setelah melalui

proses desalting, maka selanjutnya minyak akan menjalani proses distilasi.

B. Distilasi

Minyak mentah yang telah melalui proses desalting kemudian diolah lebih lanjut dengan

proses distilasi bertingkat, yaitu cara pemisahan campuran  berdasar perbedaan titik

Page 13: Tuga Merangkum KATALIS

didih. Fraksi-fraksi yang diperoleh dari proses distilasi bertingkat ini adalah campuran

hidrokarbon yang mendidih pada interval (range) suhu tertentu. Proses distilasi

bertingkat dan fraksi yang dihasilkan dari distilasi bertingkat tersebut dapat digambarkan

sebagai berikut.

Diagram menara fraksionasi (distilasi bertingkat) untuk penyulingan minyak bumi.

Pandangan irisan menunjukkan bagaimana fasa uap dan cairan dijaga agar selalu kontak satu

sama lain, sehingga pengembunan dan penyulingan berlangsung menyeluruh sepanjang

kolom.

Fraksi Hidrokarbon yang Didapatkan dari Distilasi Bertingkat

Fraksi Jumlah Atom C Titik Didih Kegunaan

Gas C1 – C5 -164 °C – 30 °C bahan bakar gas

Eter petroleum C5 – C7 30 °C – 90 °C pelarut, binatu kimia

Bensin C5- C12 30 °C – 200 °C bahan bakar motor

Minyak tanah C12 – C16 175 °C – 275 °C minyak lampu, bahan

bakar kompor

Minyak gas, bakar, C15 – C18 250 °C – 400 °C bahan bakar mesin

Page 14: Tuga Merangkum KATALIS

dan diesel diesel

Minyak-minyak

pelumas, gemuk, jeli

petroleum

C16 ke atas 350 °C ke atas pelumas

Parafin (lilin) C20 ke atas meleleh 52 °C – 57 °C lilin gereja,

pengendapan air bagi

kain, korek api,dan

pengawetan

Ter Residu aspal buatan

Kokas petroleum Residu bahan bakar, elektrode

Fraksi-faksi yang didapatkan setelah proses distilasi selanjutnya diolah lebih lanjut dengan

proses seagai berikut:

1. Reforming

Reforming merupakan suatu cara pengubahan bentuk, yaitu dari rantai lurus menjadi bercabang.

Proses ini digunakan untuk meningkatkan mutu bensin.

2. Polimerisasi

Polimerisasi merupakan suatu cara penggabungan monomer (molekul molekul

sederhana) menjadi molekul-molekul yang lebih kompleks.

3. Treating

Page 15: Tuga Merangkum KATALIS

Treating merupakan proses penghilangan kotoran pada minyak bumi.

4. Blending

Blending merupakan proses penambahan zat aditif.

12. Kilang Minyak di Indonesia

Di Indonesia terdapat sejumlah kilang minyak, antara lain:

1. Pertamina Unit Pengolahan I Pangkalan Brandan, Sumatera Utara

Kapasitas 5 ribu barel/hari. Kilang minyak pangkalan brandan sudah ditutup sejak awal

tahun 2007

2. Pertamina Unit Pengolahan II Dumai/Sei Pakning, Riau

Kapasitas Kilang Dumai 127 ribu barel/hari, Kilang Sungai Pakning 50 ribu barel/hari

3. Pertamina Unit Pengolahan III Plaju, Sumatera Selatan

Kapasitas 145 ribu barel/hari

4. Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap

Kapasitas 548 ribu barel/hari

5. Pertamina Unit Pengolahan V Balikpapan, Kalimantan Timur

Kapasitas 266 ribu barel/hari

6. Pertamina Unit Pengolahan VI Balongan, Jawa Barat

Kapasitas 125 ribu barel/hari

7. Pusdiklat Migas Cepu, Jawa Tengah

Kapasitas 45 ribu barel/hari

8. Pertamina Unit Pengolahan VII Sorong, Irian Jaya Barat

Kapasitas 10 ribu barel/hari

Semua kilang minyak di atas dioperasikan oleh Pertamina.