TUBERCULOSIS.docx

5
Fitra Hardian P 05/187031/KU/11419 TUBERCULOSIS Fitra Hardian P. Definisi Tuberculosis (TB) adalah infeksi nekrotik dengan gambaran patologi khas tuberkel akibat infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang terutama sekali menyerang pulmo, meskipun bisa juga menyebar dan menyerang organ lain seperti: ginjal, traktus gastrointestinal, tulang, otak, bahkan organ genital. Patofisiologi Menurut perjalanan penyakitnya, TB dapat dibagi menjadi dua : 1. TB Paru Primer 2. TB Paru Post Primer TB Primer : TB paru primer dimulai dengan masuknya Mycobacterium tuberculosis secara aerogen kedalam alveoli yang mempunyai tekanan oksigen tinggi, atau melalui traktus digestivus (untuk TB usus). Kuman yang masuk alveoli tidak selalu berada di apex, tapi bias dimana saja, baik pulmo kiri atau kanan. Reaksi pertama atas adanya kuman dalam alveoli menurut Gohn adalah pembentukan eksudat intraalveolar, suatu knsolidasi alveolar local yang berukuran sebesar kacang sampai sebesar biji kenari. Eksudat local pertama ini disebut oleh Kuess sebagai Fokus Primer. Kuman ini kemudian akan menyebar melalui pembuluh limfe, menyebabkan limfangitis dan kelainan-kelainan pada pembuluh limfe bronchial maupun regional (hilus). Gambaran perubahan primer pada paru dan dalam saluran limfe serta kelenjar limfe inidisebut Kompleks Primer TB (Kompleks Ranke). Jadi kompleks primer terdiri dari : 1.Kompleks Gohn : merupakan bintik-bintik kecil di suprahiler dan di sekelilingnya ada infiltrate, sering tidak tampak kecuali bila ada kalsifikasi. 2.Limfangitis : cabang-cabang limfe yang keluar dari kompleks Gohn dan berjalan sepanjang hilus. 3. Limfadenitis : terjadi pembesaran limfonodi. Sering terjadi di : Lnn. Hilus, tampak sebagai gambaran perpadatan di hilus. Lnn. Parabronkial Lnn. Paratrakeal, dikanan dan kiri trakea, tampak sebagai gambaran seperti cerobong asap.

description

TB

Transcript of TUBERCULOSIS.docx

Page 1: TUBERCULOSIS.docx

Fitra Hardian P

05/187031/KU/11419

TUBERCULOSISFitra Hardian P.

DefinisiTuberculosis (TB) adalah infeksi nekrotik dengan gambaran patologi khas tuberkel akibat

infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang terutama sekali menyerang pulmo, meskipun bisa juga menyebar dan menyerang organ lain seperti: ginjal, traktus gastrointestinal, tulang, otak, bahkan organ genital.

PatofisiologiMenurut perjalanan penyakitnya, TB dapat dibagi menjadi dua :1. TB Paru Primer2. TB Paru Post Primer

TB Primer :TB paru primer dimulai dengan masuknya Mycobacterium tuberculosis secara aerogen

kedalam alveoli yang mempunyai tekanan oksigen tinggi, atau melalui traktus digestivus (untuk TB usus). Kuman yang masuk alveoli tidak selalu berada di apex, tapi bias dimana saja, baik pulmo kiri atau kanan.

Reaksi pertama atas adanya kuman dalam alveoli menurut Gohn adalah pembentukan eksudat intraalveolar, suatu knsolidasi alveolar local yang berukuran sebesar kacang sampai sebesar biji kenari. Eksudat local pertama ini disebut oleh Kuess sebagai Fokus Primer. Kuman ini kemudian akan menyebar melalui pembuluh limfe, menyebabkan limfangitis dan kelainan-kelainan pada pembuluh limfe bronchial maupun regional (hilus). Gambaran perubahan primer pada paru dan dalam saluran limfe serta kelenjar limfe inidisebut Kompleks Primer TB (Kompleks Ranke). Jadi kompleks primer terdiri dari :

1. Kompleks Gohn : merupakan bintik-bintik kecil di suprahiler dan di sekelilingnya ada infiltrate, sering tidak tampak kecuali bila ada kalsifikasi.

2. Limfangitis : cabang-cabang limfe yang keluar dari kompleks Gohn dan berjalan sepanjang hilus.

3. Limfadenitis : terjadi pembesaran limfonodi. Sering terjadi di : Lnn. Hilus, tampak sebagai gambaran perpadatan di hilus. Lnn. Parabronkial Lnn. Paratrakeal, dikanan dan kiri trakea, tampak sebagai gambaran seperti cerobong

asap.Pleura dapat terkena walaupun sedikit frekuensinya dan dapat menimbulkan efusi ringan

sampai berat. Pada umumnya lesi pleura ini fibronous. Menurut Gohn pleuritis ini berasal dari kelenjar limfe atau focus primer. Jika focus primer ini mengalami perkapuran, maka disebut epituberkulose. Kita dapat memanfaatkan adanya perkapuran ini untuk menentukan lebih tepat lagi letak focus primer tersebut pada segmen yang bersangkutan dengan foto Rontgen.

Focus primer yang mengapur paling sering adalah pada lobus kanan atas terutama pada subsegmen aksiler, kemudian disusul segmen 3. Pada paru kiri sebaliknya, segmen 3 yang terbanyak, baru kemudian disusul sebsegmen aksiler. Pada lobus tengah kanan, segmen 4 dan 5 frekuensinya sama. Pada lobus tengah kiri, segmen 4 lebih banyak dari segmen 5.

Gambaran RadiologisTB Primer lebih dari 95% terjadi di parenkim paru, sehingga foto thoraks PA dan lateral

selalu dilakukan. Komplek primer lebih banyak dijumpai pada foto thoraks bayi dan anak kecil daripada dewasa.

Page 2: TUBERCULOSIS.docx

[Type text]

Gambaran rontgen paru pada TB tidak khas. Kelainan radiologis tersebut bisa juga dijumpai pada penyakit lain. Sebaliknya foto rontgen paru yang normal (tidak terdeteksi) tidak dapat menyingkirkan diagnosis TB jika klinis dan pemeriksaan penunjang lain mendukung. Dengan demikian, penegakan diagnosis TB harus dilakukan tidak hanya dengan pemeriksaan foto thoraks saja, tetapi juga dengan anamnesis yang komprehensif, pemeriksaan fisik, uji tuberkulin dan pemeriksaan sputum bakteriologis.

Jenis foto yang biasanya diperlukan:1. Foto polos thorax AP/lateral2. Foto polos AP posisi top lordotic

Secara umum, gambaran radiologis yang sugestif TB adalah sebagai berikut:1. Pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal dengan/tanpa infiltrat.2. Konsolidasi segmental/lobar3. Milier4. Kalsifikasi5. Atelektasis6. Kavitas7. Efusi pleura

Gambaran radiologis pada TB primer adalah sebagai berikut:1. Gambaran bercak semiopak di suprahiler (di atas hilus), perihiler (sepanjang limfangitis)

dan parakardial (di samping cor) dengan batas tidak tegas.2. Pembesaran limfonodi di lnn.hilus, lnn. parabronkial, lnn. paratrakeal3. Pada fase lanjut, dapat tampak:

garis-garis fibrosis (garis-garis berjalan radier dari hilus ke arah luar (superior) kalsifikasi di lnn.hilus cairan di sinus kostofrenikus efusi perikardial atelektasis di perihiler

Cara pembagian penampakan kelainan di foto rontgen:1. Sarang-sarang berbentuk awan atau bercak-bercak dengan densitas rendah atau

sedang dengan batas tak tegas. Hal ini biasanya menunjukkan proses aktif2. Lubang (kavitas). Adanya kavitas ini hamper selalu menunjukkan proses aktif kecuali

bila ukurannya sudah sangat kecil (residual cavity)3. Sarang seperti garis-garis (fibrotic) atau bintik-bintik kalsifikasi yang biasanya

menunjukkan proses telah tenang.

Page 3: TUBERCULOSIS.docx

[Type text]

Foto rontgen paru sebaiknya dilakukan PA dan lateral. Jika dijumpai ketidaksesuaian antara gambaran klinis (ringan) dengan gambaran radiologis (berat), harus dicurigai TB. Proyeksi apikal-lordotik dan oblik pada rontgen paru, bisa membantu apabila diperlukan evaluasi lebih lanjut mengenai seberapa besar keterlibatan paru seperti lesi pada apeks dan adenopathy hilus yang ekstensif.

Apabila terdapat efusi pleura, proyeksi lateral dekubitus dapat membantu menentukan apakah efusi tersebut terletak bebas (free moving) atau terlokulasi (loculated).

Pada keadaan foto roentgen paru tidak jelas, bila perlu dilakukan pemeriksaan pencitraan lain seperti CT scan thoraks. CT scan dan MRI bukan merupakan pemeriksaan pencitraan yang rutin dilakukan, tetapi dapat membantu melihat lymphadenopati hilar, TB endobronkial, invasi perikardial, dan permulaan kavitasi atau bronkiektasis.

Gambar ini menunjukkan lesi tipikal dari TB yaitu didapatkan adanya sarang menyerupai awan di apeks paru kanan serta pembesaran limfonodi paratracheal terutama dekstra

Page 4: TUBERCULOSIS.docx

[Type text]

Referensi1. Pedoman Nasional Tuberkulosis Anak. 2005. UKK Pulmonologi PP IDAI.2. Batra, V dan JY Ang. Tuberculosis. Artikel tanggal 29 Juni 2006. www.emedicine.com.

Diakses tanggal 3 November 2006.3. Malueka, RG. et al. 2006. Radiologi Diagnostik Edisi ke-6

Abnormalities often seen in apical or posterior segments of upper lobe or superior segments of lower lobe

PA view

1. diffuse parenchymal disease with multiple cavities and bulla formation on the left

2. sputum smear was positive for AFB