TTKL_BR2

62
Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Pola Tata Kelola I I I PENEGAKAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA Puskesmas bertekad mewujudkan tata kelola yang baik melalui penerapan prinsip-prinsip akuntabilitas, transparansi, responsibilitas dan independensi untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas Puskesmas dengan tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan stakeholders secara berkesinambungan. A. AKUNTABILITAS Akuntabilitas di lingkungan Puskesmas pada dasarnya merupakan pertanggungjawaban pengelolaan sumberdaya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada Puskesmas dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik sesuai dengan visi dan misi puskesmas. Akuntabilitas mencakup mekanisme/prosedur pencapaian tujuan yang di dalamnya mengandung kebijakan-kebijakan mulai dari perencanaan sampai dengan pertanggungjawaban. Pelaksanaan akuntabilitas di Puskesmas dijabarkan dalam berbagai kebijakan antara lain sebagai berikut: 1. Sistem Akuntabilitas Berbasis Kinerja 1). Akuntabilitas Program (1) Kebijakan penyusunan program 46

Transcript of TTKL_BR2

Page 1: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

III PENEGAKAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA

Puskesmas bertekad mewujudkan tata kelola yang baik melalui penerapan prinsip-

prinsip akuntabilitas, transparansi, responsibilitas dan independensi untuk

meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas Puskesmas dengan tujuan

untuk mewujudkan kesejahteraan stakeholders secara berkesinambungan.

A. AKUNTABILITAS

Akuntabilitas di lingkungan Puskesmas pada dasarnya merupakan

pertanggungjawaban pengelolaan sumberdaya serta pelaksanaan kebijakan

yang dipercayakan kepada Puskesmas dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan secara periodik sesuai dengan visi dan misi puskesmas.

Akuntabilitas mencakup mekanisme/prosedur pencapaian tujuan yang di

dalamnya mengandung kebijakan-kebijakan mulai dari perencanaan sampai

dengan pertanggungjawaban.

Pelaksanaan akuntabilitas di Puskesmas dijabarkan dalam berbagai kebijakan

antara lain sebagai berikut:

1. Sistem Akuntabilitas Berbasis Kinerja

1). Akuntabilitas Program

(1) Kebijakan penyusunan program

a. Program disusun berdasarkan visi dan misi Puskesmas Bareng

yang telah ditetapkan sebagai renstra Puskesmas yang telah

disetujui oleh dan mengacu pada renstra Dinas Kesehatan

Kabupaten Jombang. Selanjutnya renstra Dinas Kesehatan

mengacu pada RPJMD Pemerintah Daerah.

b. Program-program tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut

menjadi kegiatan yang akan dilaksanakan setiap tahunnya.

(2) Mekanisme/prosedur penyusunan program

a. Sebagai perwujudan akuntabilitas program, Kepala Puskesmas

sebagai Pemimpin BLU menyusun Rencana Strategis Bisnis

46

Page 2: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

(RSB) lima tahunan dengan mengacu pada renstra Dinas

Kesehatan Kabupaten Jombang dan RPJMD Pemerintah Daerah.

Rencana Strategis Bisnis yang disusun meliputi visi, misi, tujuan,

sasaran strategis, kebijakan, program dan kegiatan. Rincian

program dan kegiatan diuraikan pada dokumen Rencana

Strategis Bisnis (RSB).

Metode yang dipakai dalam penyusunan Rencana Strategis

Bisnis (RSB) adalah:

a) Evaluasi kinerja tahun berjalan.

b) Analisis SWOT.

c) Penentuan posisi organisasi.

d) Penetapan strategi.

e) Perumusan tujuan, sasaran dan program.

f) Perumusan indikator kinerja.

g) Penetapan target kinerja lima tahun.

h) Proyeksi keuangan lima tahun.

b. Tahap pengembangan lima tahunan ini sebagai Road Map dalam

mengarahkan kebijakan alokasi sumberdaya Puskesmas untuk

pencapaian Visi Organisasi, meningkatkan kinerja sesuai standar

manajemen dan standar mutu layanan yang telah ditargetkan

dalam dokumen perencanaan dalam rangka meningkatkan nilai

tambah bagi stakeholder Puskesmas (stakeholder value).

(3) Media Pertanggungjawaban Program

Pelaporan pertanggungjawaban hasil program yang meliputi capaian

realisasi keuangan dan capaian indikator hasil/keluaran disusun

setiap tahun dalam bentuk Laporan Pertanggungjawaban Tahunan

yang merupakan pertanggungjawaban pemimpin BLU kepada

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang.

(4) Periodesasi Pertanggungjawaban Program

Setiap program yang telah disusun, ditetapkan penanggungjawab

47

Page 3: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

program yang bertanggungjawab kepada pimpinan BLU dan batas

waktu pencapaian program. Program-program tersebut kemudian

dijabarkan lebih lanjut menjadi kegiatan yang akan dilaksanakan

setiap tahunnya.

(5) Monitoring dan Evaluasi (Monev)

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas realisasi pencapaian

program setiap tahun dilakukan oleh Kepala Puskesmas selaku

pimpinan BLU dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten selaku

Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang.

2). Akuntabilitas Kegiatan

Sebagaimana telah disebutkan diatas, program-program Puskesmas

yang telah disusun, selanjutnya dijabarkan lebih lanjut menjadi kegiatan

yang akan dilaksanakan setiap tahunnya. Mekanisme/Prosedur

Akuntabilitas Kegiatan, sebagai berikut:

(1) Perencanaan

a. Setiap pelaksanaan kegiatan/program kerja, selalu diawali oleh

kegiatan perencanaan yang disusun oleh bagian perencanaan

Puskesmas dalam bentuk proposal Rencana Usulan Kegiatan

(RUK) pada tahun sebelumnya.

Rencana Usulan Kegiatan tersebut meliputi :

– Usulan kebutuhan rutin

– Usulan kegiatan upaya kesehatan wajib

– Usulan kegiatan upaya kesehatan pengembangan

b. Usulan kegiatan tersebut kemudian diseleksi berdasarkan skala

prioritas Puskesmas. Selanjutnya usulan yang telah disepakati

dituangkan dalam Rencana Bisnis Anggaran (RBA) Puskesmas

mengacu pada Rencana Strategis Bisnis,

c. RBA disusun berdasarkan basis kinerja dan perhitungan

akuntansi biaya menurut jenis layanannya.

48

Page 4: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

d. RBA Puskesmas yang telah disusun dikonsolidasikan dengan

RKA Dinas Kesehatan Kabupaten menjadi RKA-SKPD Dinas

Kesehatan yang mengacu pada Kebijakan Umum APBD dan

Prioritas dan Plafond Anggaran (PPA).

e. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten mengajukan RKA-SKPD

kepada Bupati untuk dibahas sebagai bagian dari Rencana Kerja

Pemerintahan Daerah (RKPD).

f. Perencanaan kegiatan ini disertai indikator input, output, dan target

kinerjanya. Selain itu juga ditetapkan kapan dan siapa pelaksana

dan penanggungjawab masing-masing kegiatan.

g. RKA-SKPD yang telah disetujui Bappeda diajukan sebagai bagian

RKPD kepada PPKD.

h. Oleh PPKD, RKA yang telah disetujui menjadi Dokumen

Pelaksanaan Anggaran-SKPD (DPA-SKPD) disampaikan kepada

Dinas Kesehatan Kabupaten.

i. Berdasar DPA tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten

mengalokasikan anggaran untuk masing-masing Puskesmas.

(2) Pelaksanaan

a. Sebelum awal tahun, setiap unit kerja telah mendapatkan

kepastian tentang besarnya anggaran yang harus dikelola berikut

kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan yang tertuang dalam

Rencana Bisnis Anggaran (RBA) definitif dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) BLU.

b. Setiap pelaksanaan kegiatan yang tertuang dalam mata

anggaran, selanjutnya dikembangkan oleh unit kerja berdasarkan

plafon anggaran yang telah ditetapkan.

c. Bila dalam tahun berjalan terjadi revisi atas jenis kegiatan dan

anggaran, maka dilakukan usulan revisi RBA dan DPA.

d. Dalam melaksanakan kegiatan, setiap unit kerja di lingkungan

Puskesmas melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang

bersifat terbuka.

49

Page 5: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

e. Di setiap akhir tahun anggaran para pelaksana kegiatan

mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan kegiatan berupa

laporan kepada pejabat yang berwenang.

(3) Media Pertanggungjawaban Kegiatan

Pelaporan pertanggungjawaban hasil kegiatan yang meliputi capaian

realisasi keuangan dan capaian indikator hasil/keluaran disusun

setiap tahun dalam bentuk Laporan Pertanggungjawaban Tahunan

yang merupakan pertanggungjawaban pemimpin BLU kepada Bupati

melalui Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten.

(4) Periodesasi pertanggungjawaban

a. Agar terjadi keselerasan antara program dan kegiatan, Pimpinan

Puskesmas melakukan berbagai pendekatan dan metode.

b. Pelaksana kegiatan secara berulang-ulang minimal tiga bulan

sekali dan dalam berbagai pertemuan formal maupun informal

senantiasa menyampaikan hasil pelaksanaan kegiatan kepada

Kepala Puskesmas.

c. Puskesmas secara terus-menerus juga menjalankan pertemuan

rutin antar pimpinan (dari Kepala Puskesmas sampai dengan

pimpinan unit kerja) untuk mengevaluasi berbagai agenda kerja

masing-masing dan kesesuaiannya dengan garis kebijakan

pimpinan maupun rencana strategis Puskesmas

d. Melalui pertemuan rutin antar pimpinan tersebut dapat diketahui

laporan kemajuan (progress report) dan kinerja dari tiap-tiap unit

kerja di Puskesmas secara terbuka. Dengan cara seperti ini, antar

pimpinan bisa saling cross check dan memberi atau menerima

masukan dari berbagai pihak. Bahkan Kepala Puskesmas juga

dimungkinkan menerima koreksi dan evaluasi dari pimpinan unit

kerja lain atas agenda atau program kerja Puskesmas yang telah

dicanangkannya.

50

Page 6: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

e. Setiap akhir tahun anggaran, para pelaksana kegiatan

mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan kegiatan berupa

laporan kepada pejabat yang berwenang.

f. Dari model pendekatan tersebut di atas, di Puskesmas tumbuh

suatu suasana komunikatif, koordinatif, dan interaksi yang efektif

antar pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan program

dan kegiatan sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan

Puskesmas yang sehat yakni transparansi, akuntabilitas,

responsibilitas dan independensi.

(5) Montoring dan Evaluasi (Monev)

a. Monitoring dan evaluasi secara internal.

a). Secara umum, monitoring dan evaluasi terhadap kinerja

Puskesmas dilakukan oleh Kepala Puskesmas melalui

mekanisme rapat rutin.

b). Dalam rapat ini, Kepala Puskesmas dapat mendengarkan,

membaca, dan mengikuti perkembangan kinerja dari masing-

masing unit kerja di Puskesmas

c). Melalui pelaksana evaluasi dan pelaporan, kinerja di

Puskesmas telah dirumuskan dan dilaksanakan secara

sistematis yakni berupa laporan tertulis secara berjenjang dan

periodik (triwulanan dan tahunan) dari masing-masing

pimpinan unit kerja kepada Kepala Puskesmas melalui

prosedur mutu yang berlaku.

d). Untuk menilai secara sistematis terhadap keberhasilan

maupun kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan

program, kebijakan, sasaran, dan tujuan yang telah ditetapkan

dalam mewujudkan visi dan misi organisasi, diperlukan

pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja merupakan hal yang

penting dalam manajemen program secara keseluruhan

51

Page 7: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

karena kinerja yang dapat diukur akan mendorong pencapaian

kinerja dari setiap unit kerja dalam organisasi.

e). Dalam melakukan kinerja diperlukan instrumen pengukuran

yang valid dan dapat dipercaya (reliable) sehingga data yang

peroleh dapat dijadikan rujukan untuk melakukan evaluasi

kinerja dari masing-masing unit kerja yang ada di lingkungan

Puskesmas Instrumen dibuat berdasarkan indikator-indikator

capaian yang telah ditetapkan oleh masing-masing unit kerja.

f). Kepala Puskesmas membuat Laporan Kinerja yang

menggambarkan keadaan dan perkembangan kinerja

Puskesmas kepada Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten.

b. Monitoring dan evaluasi secara eksternal

Monitoring dan evaluasi secara eksternal terhadap kinerja

Puskesmas dapat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten,

masyarakat dan institusi pemerintah terkait.

2. Akuntabilitas Keuangan

1) Sistem Akuntansi dan Keuangan

(1) Proses Penganggaran

a. Atas dasar Rencana Strategis Bisnis dan mengacu pada

Kebijakan Umum APBD (KUA) serta Prioritas dan Plafond

Anggaran (PPA), Puskesmas menyusun penganggaran keuangan

dan kegiatan tahunan dalam bentuk Rencana Bisnis Anggaran

(RBA). Penyusunan RBA berdasarkan prinsip anggaran berbasis

kinerja, perhitungan akuntansi biaya menurut jenis layanan,

kebutuhan pendanaan dan kemampuan pendapatan yang

meliputi:

a) Seluruh pendapatan yang akan diperoleh dari jasa layanan

yang diberikan kepada masyarakat.

52

Page 8: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

b) Hibah tidak terikat dan/atau hibah terikat yang diperoleh dari

masyarakat atau badan lain.

c) Hasil kerjasama dengan pihak lain dan/atau hasil usaha

lainnya.

d) Penerimaan anggaran yang bersumber dari APBD

e) Penerimaan anggaran yang bersumber dari APBN

f) Sumber-sumber pendapatan BLUD lainnya.

b. RBA merupakan penjabaran lebih lanjut dari program dan

kegiatan BLUD dengan berpedoman pada pengelolaan keuangan

BLUD.

c. RBA, disertai dengan usulan program, kegiatan, standar

pelayanan minimal dan biaya dari keluaran yang akan dihasilkan.

d. RBA disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari

Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD.

e. RBA, dipersamakan sebagai RKA-Unit SKPD dan

dikonsolidasikan dengan RKA-SKPD Dinas Kesehatan

Kabupaten kemudian disampaikan kepada PPKD, selanjutnya

oleh PPKD disampaikan kepada TAPD untuk dilakukan

penelaahan.

f. RBA yang telah dilakukan penelaahan oleh TAPD, disampaikan

kepada PPKD untuk dituangkan dalam Rancangan Peraturan

Daerah tentang APBD.

g. Setelah Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dltetapkan

menjadi Peraturan Daerah, pemimpin BLUD melakukan

penyesuaian terhadap RBA untuk ditetapkan menjadi RBA

definitif yang dipakai sebagai dasar penyusunan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) untuk diajukan kepada PPKD.

h. PPKD mengesahkan DPA sebagai dasar pelaksanaan anggaran

dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

i. DPA, dipakai sebagai dasar penarikan dana baik yang berasal

dari subsidi pemerintah daerah maupun pendapatan operasional,

53

Page 9: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

sedangkan penarikan dana dari pemerintah pusat menggunakan

DIPA (Dokumen Isian Pelaksanaan Anggaran) dengan

mekanisme/prosedur yang diatur oleh Menteri Keuangan.

(2) Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban

Akuntansi dan laporan keuangan BLUD disusun berdasarkan

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan mengacu pada

Permendagri nomor 13 Tahun 2006 dan Nomor 59 Tahun 2007.

Laporan keuangan BLUD pada akhir tahun akan dikonsolidasi

dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.

Puskesmas sebagai Unit-SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten

Jombang, kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan

keuangannya mengacu sepenuhnya pada Peraturan Pemerintah

No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah dan

Peraturan Bupati tentang Pedoman Penatausahaan Pelaksanaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten.

Seluruh mekanisme/prosedur penerimaan dan pengeluaran

menyangkut transaksi keuangan yang terjadi di Puskesmas

dilaksanakan secara terpusat di Sub Bagian Tata Usaha

Puskesmas sebagai Pejabat Keuangan, sebagai berikut:

a. Semua transaksi keuangan yang meliputi penerimaan dan

pengeluaran kas mengacu pada DPA-BLUD yang memuat

antara lain pendapatan dan biaya, proyeksi arus kas, jumlah dan

kualitas barang dan/atau jasa yang akan dihasilkan.

b. Dalam hal DPA-BLUD, belum disahkan oleh PPKD, BLUD dapat

melakukan pengeluaran uang setinggi-tingginya sebesar angka

DPA-BLUD tahun sebelumnya.

c. DPA-BLUD menjadi lampiran perjanjian kinerja yang

ditandatangani oleh kepala daerah dengan pemimpin BLUD,

dimana perjanjian kinerja tersebut merupakan manifestasi

hubungan kerja antara kepala daerah dan pemimpin BLUD.

d. Dalam perjanjian kinerja, kepala daerah menugaskan pemimpin

BLUD untuk menyelenggarakan kegiatan pelayanan umum dan

54

Page 10: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

berhak mengelola dana sesuai yang tercantum dalam DPA-

BLUD, yang memuat antara lain kesanggupan untuk

meningkatkan kinerja pelayanan bagi masyarakat dan kinerja

keuangan.

Sebagai salah satu wujud akuntabilitas dan transparansi

pengelolaan keuangan Puskesmas, maka Pejabat Pengelola

menyampaikan laporan keuangan Puskesmas sebagai BLUD

(Entitas Pelaporan) secara berkala setiap triwulan, semester dan

tahunan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku kepada

Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten, terdiri dari:

a. Neraca

b. Laporan Arus Kas

c. Laporan Realisasi Anggaran

d. Catatan atas Laporan Keuangan

Neraca menggambarkan posisi keuangan mengenai aset,

kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.

Laporan arus kas menyajikan informasi kas berkaitan dengan

aktivitas operasional, investasi, dan aktivitas pendanaan dan/atau

pembiayaan yang menggambarkan saldo awal, penerimaan,

pengeluaran dan saldo akhir kas selama periode tertentu.

Laporan realisasi anggaran dan laporan operasional berisi

informasi jumlah pendapatan dan biaya BLUD selama satu periode.

Catatan atas laporan keuangan berisi penjelasan naratif atau

rincian dari angka yang tertera dalam laporan keuangan disertai

laporan mengenai kinerja.

Laporan keuangan BLUD disampaikan secara berkala kepada

Bupati melalui Dinas Kesehatan Kabupaten, untuk dikonsolidasikan

dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah secara berkala

paling lambat 1 (satu) bulan setelah periode pelaporan berakhir.

55

Page 11: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

Laporan keuangan BLUD merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari laporan pertanggungjawaban keuangan

Pemerintah Daerah.

Pejabat Pengelola wajib mengungkapkan informasi penting dalam

Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Puskesmas sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku secara tepat

waktu, akurat, jelas dan obyektif.

Agar laporan keuangan tersebut dapat dipercaya dan dapat

dijadikan sumber informasi yang handal oleh berbagai pihak yang

berkepentingan, maka laporan keuangan tersebut diaudit oleh

auditor independen.

Dalam pengelolaan keuangan, Puskesmas menggunakan prinsip

akuntabilitas dan transparansi, dengan melakukan monitoring dan

evaluasi terhadap pengelolaan keuangan dilakukan secara

periodik, baik secara internal maupun oleh pihak eksternal.

Dengan demikian, diharapkan terdapat jaminan yang cukup

memadai bahwa pengelolaan keuangan benar-benar telah

diselenggarakan secara akuntabel dan transparan untuk

kepentingan penyelenggaraan kegiatan Puskesmas dalam rangka

meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Dalam rangka pertanggungjawaban penggunaan dana tersebut,

setiap bulan Puskesmas menyampaikan pertanggungjawaban

keuangan (SPJ) kepada Dinas Kesehatan Kabupaten untuk

dibuatkan SPM (Surat Perintah Membayar) Pengesahan dan

disampaikan kepada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)

selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya dengan dilampiri

Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTB) disertai kuitansi

pengeluaran kumulatif yang ditandatangani oleh Kepala

Puskesmas.

Berdasarkan SPM Pengesahan tersebut, PPKD menerbitkan SP2D

Pengesahan sebagai dasar realisasi penggunaan dana.

56

Page 12: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

Perubahan/revisi terhadap RBA definitif dilakukan apabila:

a. terdapat penambahan atau pengurangan pagu anggaran yang

berasal dari APBD dan/atau.

b. belanja Puskesmas melampaui ambang batas fleksibilitas.

(3) Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi secara internal terhadap proses

pengelolaan keuangan di Puskesmas dilakukan sebagai berikut:

a. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi secara internal terhadap

pengelolaan keuangan Puskesmas akan dilakukan oleh Kepala

Puskesmas sesuai dengan fungsi, tugas pokok, dan

kewenangannya.

b. Apabila telah dibentuk unit organisasi Satuan Pengawasan

Intern (SPI), pelaksanaan monitoring dan evaluasi secara

internal terhadap pengelolaan keuangan Puskesmas akan

dilakukan oleh SPI sesuai dengan fungsi, tugas pokok, dan

kewenangannya.

c. Monitoring dan evaluasi terhadap pengelolaan keuangan

dilakukan setiap tahun oleh SPI terhadap semua unit kerja di

lingkungan Puskesmas

d. Laporan hasil monitoring dan evaluasi dibuat oleh SPI dan

diserahkan kepada Kepala Puskesmas sebagai bahan untuk

pengambilan keputusan.

Sedangkan monitoring dan evaluasi secara eksternal terhadap

proses pengelolaan keuangan di Puskesmas dapat dilakukan oleh

Dinas Kesehatan Kabupaten maupun pihak eksternal auditor

(Inspektorat Wilayah Kabupaten, Inspektorat Jenderal Departemen

Kesehatan, BPKP, dan BPK), masing-masing sesuai dengan

kewenangannya.

Hasil audit dari pihak eksternal auditor tersebut di atas akan

dipublikasikan kepada pihak-pihak yang membutuhkan sesuai

dengan kompetensinya.

57

Page 13: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

Untuk menilai secara sistematis terhadap keberhasilan maupun

kegagalan pengelolaan keuangan, diperlukan pengukuran kinerja.

Pengukuran kinerja merupakan hal yang penting dalam manajemen

program secara keseluruhan karena kinerja yang dapat diukur akan

mendorong pencapaian kinerja dari setiap unit kerja dalam

organisasi.

Dalam melakukan kinerja keuangan diperlukan instrumen

pengukuran yang valid dan dapat dipercaya (reliable) sehingga

data yang diperoleh dapat dijadikan rujukan untuk melakukan

evaluasi kinerja keuangan dari masing-masing unit kerja yang ada

di lingkungan Puskesmas. Instrumen dibuat berdasarkan indikator-

indikator capaian yang telah ditetapkan oleh masing-masing unit

kerja, antara lain meliputi:

a. Pencapaian target pendapatan (rupiah dan persentase)

b. Pencapaian efisiensi biaya (rupiah dan persentase)

c. Pertumbuhan pendapatan (persentase)

d. Rasio-rasio keuangan (persentase) yang dituangkan dalam

dokumen RBA tahun berikutnya.

2) Kebijakan Tarif Layanan

a. Puskesmas dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai

imbalan atas jasa layanan kesehatan berupa jasa sarana dan

jasa pelayanan yang diberikan.

b. Imbalan atas jasa pelayanan kesehatan ditetapkan dalam bentuk

tarif layanan, dengan prinsip dan sasaran penetapan besaran

tarip layanan adalah untuk menutupi biaya penyelenggaraan

fasilitas pelayanan kesehatan dengan mempertimbangkan

kemampuan masyarakat dan aspek keadilan secara proporsional.

c. Bupati menetapkan tarif layanan atas usulan Pejabat Pengelola

melalui Sekretaris Daerah dengan mempertimbangkan kontinuitas

dan pengembangan layanan, daya beli masyarakat, asas

keadilan dan kepatutan dan kompetensi yang sehat.

58

Page 14: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

d. Tarif layanan ditetapkan dengan peraturan kepala daerah dan

disampaikan kepada pimpinan DPRD.

e. Peraturan kepala daerah mengenai tarif layanan BLUD dapat

dilakukan perubahan sesuai kebutuhan dan perkembangan

keadaan. Perubahan tarif dapat dilakukan secara keseluruhan

maupun per unit layanan.

3. Kebijakan pengelolaan lingkungan dan limbah

Puskesmas Bareng Kabupaten Jombang menerapkan kebijakan

pengelolaan limbah medis dan non medis sebagai upaya pengendalian

berbagai faktor lingkungan fisik, kimiawi, biologi dan sosial psikologi di

Puskesmas, yang menimbulkan atau dapat menimbulkan dampak buruk

terhadap kesehatan bagi petugas, pengunjung maupun masyarakat sekitar

Puskesmas.

Pengelolaan air limbah dan sampah medis/non medis dilakukan sebagai

berikut:

a. Pengelolaan Air Limbah

Setiap hari semua air buangan dari instalasi dan ruangan dialirkan ke

IPAL (instalasi pengolahan air limbah), untuk air buangan dari unit

loundry dan instalasi gizi sebelum masuk IPAL dilakukan penyaringan di

bak penyaringan.

b. Pengelolaan Sampah Medik dan Non Medik

a) Sampah medik dari ruangan dimasukkan ke kantong plastik warna

merah, sedangkan sampah non medik dimasukkan ke dalam kantong

plastik warna hitam dan petugas ruangan setiap pagi hari membawa

sampah ke tempat penampungan sampah.

b) Untuk pemusnahan sampah medik dilakukan dengan incenerator

yang dimiliki, sedangkan untuk sampah non medik setiap hari

diangkut oleh petugas kebersihan kabupaten ke TPA (Tempat

Pembuangan Akhir) sampah.

59

Page 15: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

c. Pemeliharaan Lingkungan

Kebersihan taman dan halaman Puskesmas dilakukan oleh petugas

kebersihan Puskesmas.

B. TRANSPARANSI

Puskesmas telah berupaya menerapkan prinsip-prinsip transparansi

dalam penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan dengan menerapkan

asas keterbukaan yang dibangun atas dasar kebebasan arus informasi agar

informasi yang terkait dengan penyelenggaraan kegiatan Puskesmas dapat

diterima secara langsung bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Transparansi penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan merupakan

pelaksanaan tugas dan kegiatan yang bersifat terbuka bagi masyarakat dari

proses kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan/pengendaliannya,

dan mudah diakses oleh semua pihak yang membutuhkan informasi, terutama

meliputi kegiatan pelayanan publik yang terkait dengan:

a. Manajemen dan penyelenggaraan pelayanan publik.

b. Prosedur pelayanan.

c. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan.

d. Rincian biaya pelayanan.

e. Waktu penyelesaian pelayanan.

f. Pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab.

g. Lokasi pelayanan.

h. Janji pelayanan.

i. Standar pelayanan publik.

j. Informasi pelayanan.

Dalam membangun prinsip-prinsip transparansi tersebut di atas, upaya-upaya

yang telah dilakukan oleh Puskesmas adalah dengan menetapkan dan

melaksanakan kebijakan-kebijakan:

1) Kejelasan tugas dan kewenangan dalam membangun transparansi

internal dengan menciptakan Sistem Audit Internal.

(1) Pengawasan Internal.

60

Page 16: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

Dalam rangka terciptanya sistem pengendalian intern yang efektif di

lingkungan Puskesmas, Kepala Puskesmas harus melakukan

pengawasan terhadap:

a. Efektivitas penerapan pola tata kelola di Puskesmas;

b. Kegiatan operasional dalam mencapai sasaran Puskesmas

secara ekonomis, efisien, dan efektif.

c. Penanganan permasalahan yang berkaitan dengan indikasi

terjadinya KKN (kolusi, korupsi, dan nepotisme) yang

menimbulkan kerugian puskesmas.

(2) Pejabat Pengelola menyampaikan laporan keuangan Puskesmas

sebagai Entitas Akuntansi Unit-SKPD secara berkala setiap semester

dan tahunan kepada Bupati melalui Dinas Kesehatan Kabupaten.

(3) Pejabat Pengelola mengungkapkan informasi penting dalam Laporan

Tahunan dan Laporan Keuangan Puskesmas sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku secara tepat waktu, akurat, jelas

dan obyektif.

(4) Melaporkan perkembangan barang-barang inventaris dan barang tidak

bergerak milik Puskesmas tiap semesteran dan tahunan kepada pihak-

pihak yang berkompeten sesuai peraturan perundang-undangan.

(5) Pejabat Pengelola menyusun Rencana Strategis Bisnis (RSB) lima

tahunan dan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan yang

merupakan penjabaran RSB yang telah disahkan dengan mengacu

pada Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten dan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten

Jombang.

2) Tersedianya informasi kepada publik yang merupakan implementasi

transparansi eksternal yang diwujudkan dengan kebijakan-kebijakan

sebagai berikut :

(1) Puskesmas telah membuat dan mempublikasikan Visi dan Misi

Puskesmas

61

Page 17: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

(2) Memasang tarif pelayanan kesehatan pada tempat-tempat terbuka

yang mudah dilihat banyak orang seperti pada Loket Pendaftaran

Pasien, UGD dan setiap ruang rawat inap. Tarif pelayanan kesehatan

yang diumumkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

(3) Memfasilitasi pengaduan pasien melalui penyediaan kotak saran,

formulir kesan dan pesan serta fasilitas pengaduan yang lain.

(4) Menindaklanjuti pengaduan tersebut dengan melakukan konfirmasi

langsung dengan petugas dimaksud dan memberikan saran perbaikan

yang dilakukan oleh Kepala Puskesmas atau pejabat yang ditunjuk.

(5) Pengadaan barang dan jasa diterapkan dengan memegang prinsip-

prinsip efisien, efektif, transparan, bersaing, adil/tidak diskriminatif,

akuntabel dan praktik bisnis yang sehat.

C. RESPONSIBILITAS

Puskesmas harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta

melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga

dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat

pengakuan sebagai good corporate citizen.

Pelaksanakan responsibilitas Puskesmas diuraikan dalam berbagai kebijakan

sebagai berikut:

1) Pejabat Pengelola melakukan identifikasi dan kajian terhadap potensi risiko

yang dihadapi Puskesmas

2) Pejabat Pengelola menetapkan strategi dan kebijakan penanganan

pengelolaan risiko serta melakukan pengawasan atas pelaksanaannya.

3) Pejabat Pengelola menetapkan dan menjalankan program yang terkait

dengan tanggung jawab sosial Puskesmas secara periodik.

4) Pejabat Pengelola harus memastikan bahwa Puskesmas selalu berupaya

mempedulikan kelestarian lingkungan alam dan lingkungan sosialnya

sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

5) Mengembangkan peralatan baru pada Instalasi Pengendalian Air Limbah

(IPAL) sehingga sistem pengendalian Limbah dapat berjalan dengan baik.

6) Puskesmas melaksanakan jasa pengobatan gratis terhadap pasien

masyarakat miskin (Maskin, Gakin) dengan bekerja sama dengan pengelola

62

Page 18: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

asuransi kesehatan.

7) Prinsip kehati-hatian dalam bekerja diterapkan melalui pengawasan atasan

langsung secara berjenjang

D. INDEPENDENSI

Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG (good corporate governance),

Puskesmas harus dikelola secara independen sehingga masing-masing bagian

tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.

Pelaksanakan prinsip independensi Puskesmas lebih lanjut dijabarkan dalam

berbagai kebijakan sebagai berikut:

1) Pendelegasian sebagian kewenangan Pejabat Pengelola kepada pejabat

dibawahnya diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan

pertimbangan untuk menunjang kelancaran tugas dan meningkatkan

efisiensi dan efektivitas.

2) Pejabat/pelaksana yang diberi wewenang harus melaksanakan wewenang

yang didelegasikan tersebut dengan penuh tanggung jawab dan

memberikan laporan pelaksanaannya secara berkala kepada Pejabat

Pengelola.

3) Semua keputusan dalam rapat dilakukan berdasarkan musyawarah untuk

mufakat.

4) Setiap keputusan yang diambil memperhatikan kepentingan stakeholders

Puskesmas, risiko yang melekat, dan kewenangan yang dimiliki oleh setiap

pengambil keputusan.

5) Bupati dan Pejabat Pengelola konsisten dalam menjalankan keputusan-

keputusan yang telah ditetapkan.

6) Pemerintah Kabupaten Jombang selaku pemilik tidak diperkenankan

mencampuri kegiatan operasional Puskesmas yang menjadi tanggung

jawab Pejabat Pengelola sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

7) Pejabat Pengelola dilarang memangku jabatan rangkap sebagai pejabat

jabatan struktural dan fungsional lainnya pada instansi/lembaga Pemerintah

Daerah, serta jabatan Pengelola pada lembaga kesehatan lain yang dapat

menimbulkan benturan kepentingan.

63

Page 19: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

8) Penyusunan struktur organisasi dilaksanakan melalui musyawarah bersama

untuk mencapai mufakat agar tugas dan fungsi Puskesmas dalam

memberikan pelayanan kesehatan dapat berjalan secara optimal.

Penyusunan struktur organisasi tidak didasarkan atas kepentingan personal

atau sektoral semata.

9) Penyusunan daftar kebutuhan obat berorientasi pada kepentingan pasien,

tidak berorientasi pada kepentingan detailer, distributor atau pihak-pihak

tertentu yang menguntungkan salah satu pihak saja.

64

Page 20: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

IV PANDUAN PERILAKU (KODE ETIK) INSAN PUSKESMAS

1. Penerapan Nilai-nilai Puskesmas, Budaya Kerja dan Budaya Organisasi

Puskesmasmemiliki kode etik yang wajib dihayati dan dijadikan acuan dalam

berperilaku bagi seluruh insan Puskesmas

Setiap insan Puskesmas wajib menghayati nilai-nilai, budaya kerja dan

budaya organisasi Puskesmas serta mengimplementasikan dalam pelaksanaan

tugas dan kewajibannya.

2. Komitmen terhadap Panduan Perilaku

1). Puskesmas memiliki panduan perilaku (kode etik) yang wajib dihayati dan

dijadian acuan dalam berperilaku bagi seluruh insan Puskesmas.

2). Setiap unsur pimpinan Puskesmas wajib menunjukkan komitmen pribadi

yang kuat dan memberikan contoh keteladanan kepada seluruh insan

Puskesmas tentang bagaimana harus bersikap dan berperilaku sesuai

dengan Panduan Perilaku.

Komitmen Pejabat Pengelola (unsur pimpinan) dilaksanakan dengan:

a. Menetapkan pemberlakuan Panduan Perilaku,

b. Melakukan sosialisasi Panduan Perilaku kepada seluruh Pegawai

Puskesmas,

c. Memberi contoh kepada Pegawai Puskesmas bersikap dan berperilaku

sesuai dengan Panduan Perilaku,

d. Memberikan sanksi yang adil terhadap setiap pelanggaran Panduan

Perilaku.

3. Loyalitas kepada Puskesmas

Setiap insan Puskesmas harus memiliki keyakinan bahwa loyalitas

65

Page 21: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

kepada Puskesmas dapat mendorong totalitas dalam menjalankan tugas,

kewajiban, dan tanggung jawabnya dengan bekerja keras, cermat, taktis serta

ikhlas untuk meningkatkan nilai Puskesmas

1). Kedisiplinan

Setiap insan Puskesmas wajib mentaati semua peraturan yang telah

ditetapkan oleh Puskesmas, antara lain. jam masuk kerja, jam pulang kerja,

memakai seragam dan atributnya, pemenuhan hari kerja, panggilan tugas,

baik di dalam maupun di luar jam kerja, memberikan pelayanan yang baik

kepada pasien dan masyarakat, serta mematuhi sistem dan prosedur kerja

yang berlaku.

Untuk mewujudkan disiplin tersebut, maka setiap insan Puskesmas secara

konsekuen untuk:

a. Melaksanakan perencanaan dan program kerja yang telah ditetapkan

Puskesmas,

b. Melaksanakan segala peraturan yang ditetapkan,

c. Melaksanakan perintah atasan yang telah disanggupinya,

d. Mentaati jam kerja yang telah ditetapkan,

e. Datang tepat waktu pada acara-acara rapat atau janji yang telah

disanggupi,

f. Mengenakan seragam dan atribut yang telah ditetapkan,

g. Melaksanakan dan mentaati prosedur kerja yang telah ditetapkan,

h. Tidak menggunakan jam kerja untuk urusan lain diluar kedinasan,

i. Cepat dan tepat dalam melaksanakan tugasnya dengan:

a). Tidak mengabaikan tertib teknis dan administratif.

b). Bekerja penuh ketekunan dan kejujuran.

c). Memberikan keteladanan, terutama bagi para pimpinan/atasan wajib

memberikan contoh dan memelihara moral yang tinggi secara

konsisten dan konkret kepada stafnya.

2). Tugas Dinas

66

Page 22: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

Setiap insan Puskesmas wajib melaksanakan tugas sebaik-baiknya dengan

penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab. Setiap insan

Puskesmas dalam melaksanakan tugas selalu tepat waktu, bersikap ramah

dan menghormati hak-hak pasien. Setiap insan Puskesmas tidak

diperbolehkan melakukan tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan

atau pihak lain, bertindak selaku perantara bagi pihak lain untuk

mendapatkan pekerjaan atau pesanan dari Puskesmas

3). Mutasi dan Promosi

Setiap pegawai Puskesmas wajib bersedia dimutasikan dan/atau

dipromosikan antar unit maupun antar jabatan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

4). Pendidikan dan Pelatihan

Setiap pegawai Puskesmas yang ditunjuk wajib bersedia mengikuti

pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh internal maupun

eksternal Puskesmas. Hasil pendidikan dan pelatihan eksternal wajib

dilaporkan secara tertulis kepada Pejabat Pengelola.

4. Gratifikasi dan Suap

Dalam melakukan interaksi dan hubungan usaha dengan stakeholders

Puskesmas, setiap insan Puskesmas dituntut untuk bersikap profesional, jujur,

dan terbuka.

1). Gratifikasi

Gratifikasi dapat didefinisikan sebagai suatu pemberian dalam arti luas baik

berupa uang dan yang disetarakan dengan uang maupun dalam bentuk

materi lainnya. Uang dan yang disetarakan meliputi antara lain, uang tunai,

cek, tabungan, bilyet giro, komisi, rabat, potongan harga, pinjaman tanpa

bunga, tip/persenan, dan sejenisnya. Hadiah dalam bentuk materi lainnya

pada umumnya meliputi cinderamata, bingkisan, tiket perjalanan, tiket

67

Page 23: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

pertunjukan, fasilitas pengobatan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata,

dan lain-lain.

Hadiah yang diberikan berkaitan dengan hubungan usaha pada dasarnya

dilarang. Setiap insan Puskesmas dilarang menerima hadiah atau sesuatu

pemberian berupa apa saja dari siapapun juga yang diketahui atau patut

dapat diduga bahwa pemberian itu bersangkutan atau mungkin

bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan insan Puskesmas yang

bersangkutan. Bentuk hadiah / pemberian yang diperbolehkan antara lain:

a. Honorarium, tiket perjalanan, fasilitas antar jemput sebagai pembicara,

narasumber dan sejenisnya dalam kegiatan seminar, lokakarya, ataupun

diskusi yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

serta mendapat persetujuan tertulis dari pejabat yang berwenang.

b. Honorarium atau imbalan atas karya tulis yang dimuat di media massa

ataupun dipublikasikan dalam bentuk buku sebagai sarana peningkatan

kapasitas atau pengembangan profesi.

c. Hadiah yang didasarkan pada hubungan kekeluargaan/kekerabatan

yang jelas, yang diberikan atau diterima dengan maksud-maksud yang

tidak ada kaitannya dengan kepentingan Puskesmas dengan nilai

intrinsik relatif rendah (misalnya dalam acara resepsi perkawinan, ulang

tahun, syukuran, dan sejenisnya).

d. Barang-barang untuk tujuan promosi seperti buku agenda, kalender,

gantungan kunci, alat tulis, kaos, dan barang sejenis lainnya yang

berlogo/beratribut Puskesmas yang secara intrinsik bernilai rendah.

Apabila karena sesuatu hal insan Puskesmas dihadapkan pada keadaan

yang tidak dapat memungkinkan untuk menolak hadiah /pemberian,

maka yang bersangkutan wajib segera melaporkannya kepada atasan

langsung dan pejabat puncak di unit kerja masing-masing dengan

tembusan ke Bagian Tata Usaha dengan tata cara sebagai berikut:

a). Laporan disampaikan secara tertulis dengan melampirkan dokumen

yang berkaitan dengan hadiah/pemberian tersebut.

b). Laporan tersebut sekurang-kurangnya memuat:

(a). Nama dan alamat lengkap penerima dan pemberi hadiah.

68

Page 24: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

(b). Jabatan penerima hadiah.

c). Tempat dan waktu penerimaan.

d). Uraian jenis hadiah.

e). Nilai hadiah.

2). Suap

Suap dapat didefinisikan sebagai suatu perbuatan memberi atau

menjanjikan sesuatu kepada seorang pejabat atau seorang yang memiliki

wewenang, dengan maksud agar yang bersangkutan berbuat atau tidak

berbuat sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan

kewajibannya. Suap merupakan praktik usaha yang tidak sehat dan

tindakan yang melanggar hukum. Suap dapat berupa korupsi, kolusi, dan

nepotisme.

Setiap insan Puskesmas wajib menghindarkan diri dari penyuapan dengan

tidak menerima atau memberi dalam bentuk apapun:

a. Yang diketahui atau patut disangka bahwa apa yang diterima atau yang

diberikan itu berhubungan dengan jabatannya.

b. Yang bertujuan untuk membujuk agar dalam jabatannya melakukan

atau tidak melakukan sesuatu yang berlawanan dengan

hukum/peraturan yang berlaku.

c. Yang diketahui bahwa sesuatu yang diterima atau diberikan itu

berhubungan dengan apa yang telah dilakukan atau dialpakan dalam

jabatannya yang berlawanan dengan kewajibannya.

5. Jamuan Bisnis

Jamuan bisnis adalah kegiatan pemberian akomodasi tamu Puskesmas

yang wajar dalam kegiatan bisnis ataupun sosial. Jamuan bisnis harus dihindari

jika ada tendensi akan mempengaruhi obyektivitas keputusan bisnis, dan

terlalu sering dilakukan.

Jamuan bisnis diperbolehkan jika :

69

Page 25: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

a. Berkaitan dengan kepentingan usaha Puskesmas sesuai dengan praktik

bisnis yang lazim.

b. Nilainya tidak berlebihan (wajar) dan tidak dapat diklasifikasikan sebagai

bentuk hadiah/pemberian atau suap.

c. Tidak melanggar hukum atau etika yang berlaku.

d. Tidak menurunkan citra Puskesmas atau insan Puskesmas apabila

diketahui oleh umum.

e. Dalam hal pemberian jamuan bisnis, wajib mendapat persetujuan secara

tertulis atau lisan dari pejabat yang berwenang sehingga dapat dibayar dan

dicatat oleh Puskesmas sebagai biaya usaha yang wajar.

6. Pertentangan Kepentingan (Conflict of Interest)

Dalam melakukan transaksi atau suatu hubungan usaha dengan

rekanan, pasien, dan pihak ketiga lainnya terkadang timbul suatu situasi yang

dapat menciptakan pertentangan kepentingan dan berpotensi menghilangkan

independensi dan objektivitas insan Puskesmas. Pertentangan kepentingan

dapat didefinisikan sebagai seseorang atau entitas yang mempunyai dua atau

lebih kepentingan yang saling bertentangan yaitu antara kepentingan

Puskesmas dan pribadi. Hal ini bisa terjadi pada sebuah hubungan, peristiwa

atau pertimbangan material tertentu dimana obyektivitas atau pertimbangan

profesional telah dikesampingkan.

Insan Puskesmas tidak diperkenankan menempatkan diri pada posisi

atau situasi yang dapat menimbulkan pertentangan kepentingan antara dirinya

dengan Puskesmas atau dengan rekanan Puskesmas. Keputusan yang diambil

insan Puskesmas harus netral tidak boleh ada pengaruh kepentingan pribadi

maupun keluarga yang dapat secara sadar atau tidak sadar mempengaruhi

pertimbangan terbaiknya bagi kepentingan Puskesmas dan rekanannya.

Pertentangan kepentingan dapat diminimalkan / dihindari dengan cara:

a. Menghindari kepentingan keuangan secara signifikan pada perorangan/

lembaga yang menjalin hubungan usaha/berusaha menjalin dengan

70

Page 26: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

Puskesmas.

b. Tidak menggunakan dokumen maupun informasi penting dan rahasia untuk

kepentingan pribadi.

c. Tidak bertindak sebagai perantara untuk kepentingan pihak ketiga dalam

bertransaksi yang melibatkan Puskesmas dan kepentingannya.

d. Mengklarifikasi kapan seseorang bertindak selaku pribadi atau sebagai

insan Puskesmas.

e. Mengungkapkan setiap kemungkinan pertentangan kepentingan sebelum

suatu transaksi/perjanjian dilaksanakan.

f. Tidak menjabat sebagai Dewan Pengawas, Direksi, Pejabat kunci, maupun

menjadi Pegawai pada Lembaga Kesehatan lain yang menjalin/berusaha

menjalin hubungan usaha dengan Puskesmas.

7. Penggunaan Wewenang dan Jabatan

Setiap insan Puskesmas wajib memastikan bahwa penggunaan

wewenang dan jabatan adalah bebas dari KKN, dengan senantiasa

menghindari perbuatan atau tindakan berikut :

a. Menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan pribadi atau golongan

tertentu.

b. Melakukan kegiatan yang langsung atau tidak langsung merugikan

kepentingan Puskesmas atau negara.

c. Menyalahgunakan barang inventaris, uang atau surat-surat berharga milik

Puskesmas.

d. Melakukan kejahatan bersama atasan, teman sejawat, bawahan atau

orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan

untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung

atau tidak langsung merugikan Puskesmas.

e. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan.

f. Melakukan tindakan sewenang-wenang kepada pasien dan calon pasien.

8. Pemeliharaan Lingkungan Puskesmas

71

Page 27: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

Lingkungan kerja yang bersih, aman, dan nyaman merupakan salah satu

faktor untuk meningkatkan produktivitas kerja. Puskesmas dan seluruh insan

Puskesmas harus selalu tanggap terhadap pemeliharaan lingkungan dengan

melakukan hal-hal berikut:

1) Menghindari perilaku yang tidak sesuai dengan norma kerja dan norma

kesusilaan agar terjaga keamanan lingkungan Puskesmas,yakni:

a. Meminum minuman keras serta menyalahgunakan obat-obatan terlarang

di lingkungan kantor maupun di luar kantor.

b. Melakukan segala bentuk perjudian di lingkungan kantor maupun diluar

kantor.

c. Melakukan tindakan/perbuatan asusila/amoral yang tidak sesuai dengan

nilai-nilai kesopanan dan agama yang ada.

d. Menganiaya, memfitnah, menghina secara kasar, serta mengancam

atasan, bawahan, dan rekan kerja.

e. Membujuk atasan, bawahan, dan rekan kerja untuk melakukan sesuatu

yang bertentangan dengan hukum dan kesusilaan.

f. Membuka rahasia Puskesmas atau mencemarkan nama baik pimpinan

maupun pegawai Puskesmas dan keluarganya yang seharusnya

dirahasiakan, kecuali untuk kepentingan Puskesmas dan negara.

g. Melakukan tindak pencurian barang atau uang aset Puskesmas atau

yang merupakan milik pegawai lain.

h. Membawa senjata tajam atau benda yang dapat dipergunakan untuk

melakukan ancaman dan tindak kekerasan di lingkungan kerja, kecuali

tugas dan fungsi insan Puskesmas yang mewajibkan hal tersebut.

2) Menjaga kebersihan lingkungan kerja termasuk membuang sampah pada

tempatnya serta kerapian penyimpanan dokumen dan perlengkapan kerja.

3) Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja.

4) Berpenampilan dan berbusana secara rapi dan bersahaja baik di dalam

maupun luar kantor.

9. Perlindungan Aset, Informasi dan Rahasia Pasien

1) Program perlindungan aset Puskesmas

Pada dasarnya aset Puskesmas hanya digunakan untuk kepentingan

72

Page 28: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

Puskesmas. Aset Puskesmas dilarang digunakan untuk kepentingan pihak

tertentu baik pada jam kerja maupun di luar jam kerja.

Program perlindungan aset Puskesmas meliputi:

a. Setiap insan Puskesmas dilarang menyalahgunakan barang-barang,

uang dan surat berharga milik Puskesmas

b. Setiap insan Puskesmas dilarang memiliki, menjual, membeli,

menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan barang-barang

berharga milik Puskesmas secara tidak sah.

c. Setiap insan Puskesmas dilarang membuka/menambah jasa layanan

baru yang tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku.

d. Setiap insan Puskesmas dilarang merujuk pasien Puskesmas kepada

Puskesmas/Rumah Sakit lainnya yang tidak sesuai dengan prosedur

yang berlaku.

e. Setiap insan Puskesmas dilarang memanfaatkan fasilitas Puskesmas

untuk kepentingan pribadi dan tidak sesuai dengan prosedur yang

berlaku.

f. Melakukan penagihan jasa layanan tanpa melalui prosedur yang

berlaku.

2) Program perlindungan informasi

Program perlindungan informasi dimaksudkan agar setiap insan Rumah

Sakit tidak mengungkapkan kerahasiaan informasi Puskesmas kepada

pihak manapun tanpa ijin. Yang dimaksud informasi rahasia adalah

informasi yang tidak tersedia di publik dan tidak diniatkan untuk

dipublikasikan (misalnya, rencana kerja, strategi investasi, strategi

pemasaran, dan sebagainya).

3) Program perlindungan Rahasia Pasien

a. Setiap insan Puskesmas wajib menjaga rahasia pasien sesuai dengan

peraturan perundangan yang berlaku dengan menjaga, memelihara dan

pemyimpan dokumen rekam medik sebaik-baiknya.

b. Pejabat Pengelola wajib menetapkan kebijakan pengelolaan rekam

medik.

73

Page 29: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

c. Pemanfaatan (disclose) rekam medik untuk peradilan harus seijin

pasien yang bersangkutan dan/atau atas perintah pengadilan.

d. Pemanfaatan rekam medik untuk kebutuhan penyidikan dan/atau

keperluan asuransi harus seijin pasien yang bersangkutan dan Kepala

Puskesmas.

e. Pemanfaatan rekam medik untuk pendidikan dan penelitian tenaga

kesehatan atau peserta didik atas seijin dan sepengetahuan Kepala

Puskesmas.

10. Kesadaran Terhadap Efisiensi Biaya

Setiap insan Puskesmas wajib memilki “kesadaran terhadap efisiensi

biaya” dengan melakukan upaya-upaya sebagai berikut:

a. Mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan Puskesmas.

b. Menggunakan sumber daya Puskesmas secara hemat sesuai dengan

kebutuhan.

c. Meminta penggantian/pembebanan biaya dengan dilandasi kejujuran dan

tanggung jawab serta didukung dengan dokumen yang lengkap sesuai

dengan aturan dan kebijakan Puskesmas.

11. Integritas Pelaporan

Untuk menghasilkan laporan-laporan yang bisa dipertanggung

jawabkan, akurat dan tepat waktu kepada manajemen, pemilik, dan pihak yang

berkepentingan lainnya (stakeholders) sangat tergantung pada usaha

Puskesmas untuk menyediakan data yang diperlukan. Oleh karena itu, semua

catatan resmi mengenai kegiatan/transaksi Puskesmas harus akurat, jujur,

lengkap, dan tepat waktu tanpa adanya pembatasan dalam bentuk apapun,

akurasi tercermin dalam dua hal, yaitu dokumentasi fakta dan penilaian yang

wajar.

Puskesmas tidak akan membiarkan adanya manipulasi pembayaran

yang dilakukan dengan mengalihkan pembayaran melalui catatan atau

rekening pihak ketiga.

74

Page 30: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

Setiap petugas yang bertanggungjawab terhadap pembukuan wajib dan

harus berlaku jujur, obyektif, akurat dan setia. Setiap kesalahan yang disengaja

ataupun kegiatan yang menyesatkan dalam melakukan pembukuan akan

ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku.

12. Aktivitas Politik

Setiap insan Puskesmas tidak dapat dikaitkan dengan dukungan partai

politik, sehingga tidak dapat menggunakan aset/fasilitas Puskesmas dan

wewenangnya untuk menyuruh dan menekan pegawai lain untuk mendukung

partai politik tertentu dan wakilnya.

Setiap insan Puskesmas dilarang menjadi pengurus/anggota partai

politik, calon legislatif, dan calon eksekutif. Insan Puskesmas yang aktif dalam

aktivitas politik wajib mengundurkan diri dari Puskesmas sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Puskesmas tidak menghalangi kontribusi pribadi setiap insan

Puskesmas untuk melaksanakan aktivitas politik yang menjadi pilihan.

Kontribusi tersebut merupakan hak dan tanggung jawab pribadi masing-masing

dan tidak menggunakan nama ataupun atribut Puskesmas

13. Menjaga Nama Baik Puskesmas

Dalam rangka menjaga dan memelihara citra/nama baik Puskesmas,

setiap insan Puskesmas tidak diperbolehkan:

a. Melakukan perbuatan/tindakan yang menyebabkan tercemarnya nama

baik Puskesmas.

b. Memberikan keterangan yang bukan wewenangnya kepada pihak lain

yang dapat menimbulkan keresahan.

c. Menerima sesuatu dalam bentuk apapun yang merugikan Puskesmas

dalam rangka pelaksanaan tugas dan pelayanan kepada masyarakat atau

pasien.

d. Menarik pembayaran jasa layanan tidak sesuai prosedur yang berlaku.

e. Melakukan ikatan kerja sama dengan pihak ketiga baik perorangan

75

Page 31: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

maupun Badan Hukum lain tanpa sepengetahuan Pejabat Pengelola.

14. Hubungan Dengan Stakeholders Utama

(1) Pegawai

Puskesmas memandang Pegawai yang terdiri dari tanaga medis, paramedis

perawatan, paramedis non perawatan dan tenaga non medis Puskesmas,

sebagai salah satu aset yang memiliki kekuatan besar dalam menunjang

keberhasilan Puskesmas dalam rangka pencapaian visi, misi dan tujuan

yang telah ditetapkan.

Puskesmas peduli dan akan memusatkan perhatiannya pada

pengembangan sumber daya manusia untuk mencapai peningkatan

produktivitas kerja.

Kebijakan Puskesmas dalam berhubungan dengan Pegawai adalah sebagai

berikut :

a. Puskesmas dan Pegawai saling menghormati hak dan kewajiban

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Puskesmas mendorong kesempatan kerja/karir yang sama bagi setiap

Pegawai. Puskesmas menggunakan kemampuan bekerja, kualifikasi,

dan kriteria yang terkait dengan hubungan kerja sebagai dasar dalam

mengambil keputusan mengenai hubungan kerja antara Puskesmas dan

Pegawai.

c. Puskesmas memberikan dukungan dan kesempatan kepada seluruh

Pegawai untuk mengembangkan kemampuan dan profesionalisme

melalui pendidikan formal maupun informal seperti pelatihan, kursus,

seminar, dan lokakarya.

d. Puskesmas menyediakan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan

bebas dari segala bentuk tekanan yang mungkin timbul akibat adanya

perbedaan-perbedaan yang melekat pada setiap individu Pegawai.

e. Puskesmas memberi penghargaan kepada Pegawai dan unit kerja yang

memiliki catatan prestasi terbaik di Puskesmas. Contoh: Perawat/Bidan

Teladan.

76

Page 32: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

f. Puskesmas akan memberikan jasa pelayanan/remunerasi kepada

Pegawai, termasuk Pejabat Pengelola sebagai imbalan atas prestasi

kerjanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

g. Puskesmas berkomitmen untuk senantiasa mematuhi peraturan

perundang-undangan tentang kesehatan dan keselamatan kerja bagi

Pegawai. Bangunan, tata letak fasilitas dan alat-alat kerja harus

memenuhi stándar keselamatan kerja yang tinggi.

h. Puskesmas berupaya membangun komunikasi dua arah yang efektif,

baik melalui prosedur informasi dan konsultasi yang diselenggarakan

oleh Puskesmas maupun respon aktif atas saran dan kritik atau nasihat

konstruktif dari Pegawai, dan menjadikan saran tersebut sebagai acuan

penting bagi pengambilan keputusan.

i. Puskesmas menjamin perlindungan atas kerahasiaan informasi pribadi

Pegawai. Puskesmas akan mengumpulkan, menyimpan dan menjamin

keamanan informasi pribadi dari Pegawai untuk efektivitas operasional

menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

j. Setiap Pegawai harus menghindari kepentingan pribadi yang

berbenturan dengan kepentingan Puskesmas atau yang dapat

mempengaruhi pertimbangan atau tindakan dalam pelaksanaan tugas

yang menjadi tanggung jawabnya.

k. Pegawai tidak boleh memiliki hubungan usaha, keuangan atau

hubungan lain dengan rekanan dan mitra Puskesmas,yang mungkin

dapat merusak kemandirian Puskesmas.

l. Pedoman yang dapat diterapkan pada hampir semua situasi benturan :

(a). Pegawai harus menghindari adanya kepentingan finansial dengan

rekanan dan mitra Puskesmas lainnya.

(b). Pegawai harus menghindari prakarsa atau persetujuan tindakan

kepegawaian yang mempengaruhi imbalan atau tindakan disiplin

Pegawai dimana mereka memiliki hubungan keluarga atau

keterlibatan pribadi.

(c). Pegawai tidak diperkenankan menggunakan aset Puskesmas

untuk keuntungan pribadi. Pegawai tidak diperbolehkan

menjalankan usaha pribadi dengan mengatasnamakan nama

77

Page 33: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

Puskesmas, menggunakan aset Puskesmas pada jam kantor.

m. Puskesmas menyediakan tempat kerja, sarana dan peralatan kerja

dan alat pelindung diri yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas

sehari-hari sehingga dapat bekerja secara produktif.

n. Setiap kelompok profesional sejenis di Puskesmas dapat dibentuk

sebuah komite sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Hubungan antara kelompok profesional (komite) diarahkan dan

disinergikan untuk meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas

(2) Pasien

Jasa layanan kesehatan merupakan sumber pendapatan pokok untuk

menjamin kelangsungan usaha Puskesmas. Kelancaran penerimaan

pembayaran jasa layanan tergantung kepada terbentuknya hubungan yang

saling menguntungkan bagi Puskesmas dan pasien. Dalam pelayanan

kepada pasien, Puskesmas berkomitmen untuk memberikan pelayanan 24

(dua puluh empat) jam sebagaimana yang telah diatur dalam Standar

Pelayanan Minimal, dengan menerapkan prinsip terbuka, integritas,

transparan, adil dan akuntabel untuk menciptakan hubungan yang saling

menguntungkan.

Berikut ini adalah kebijakan Puskesmas dalam berhubungan dengan

pasien.

a. Puskesmas menghormati hak-hak pasien sesuai dengan norma dan

kaidah-kaidah profesi medis, kebijakan hubungan pasien, peraturan

yang berlaku di Puskesmas maupun Peraturan Perundangan yang

berlaku.

b. Puskesmas menjamin pemulihan hak pasien yang dirugikan karena

penyimpangan medis (malpraktek) terhadap pasien.

c. Puskesmas secara aktif menggali keinginan dan kebutuhan pasien,

baik melalui survei kepuasan pasien maupun saluran pengaduan dari

pasien yang dibuka oleh Puskesmas

d. Puskesmas memberikan perlakuan atau pelayanan yang sama tanpa

78

Page 34: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

membedakan kepada semua pasien. Puskesmas berkomitmen untuk

senantiasa melakukan upaya-upaya guna mempertahankan dan

menjaga agar pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai

dengan Standar Pelayanan Minimal.

e. Puskesmas senantiasa memberikan informasi secara akurat, lengkap

dan tepat pada waktunya mengenai pelayanan kesehatan, serta hak

dan kewajiban calon pasien. Setiap perubahan kebijakan berkaitan

dengan hak dan kewajiban pasien, termasuk kebijakan tarif serta

prosedur pelayanan kesehatan dan pengaduan, senantiasa

disosialisasikan kepada pasien.

f. Puskesmas senantiasa meneliti alasan yang melatarbelakangi

pengaduan pasien dan segera mengambil tindakan yang tepat untuk

menghindari terulangnya pengaduan tersebut. Selain itu Puskesmas

akan memberikan peringatan, teguran dan hukuman sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada setiap Pegawai

yang terbukti melakukan kesalahan atau kelemahan teknis yang ada

dalam praktek.

g. Puskesmas senantiasa menjaga rahasia pasien kecuali atas

permintaan pasien atau perintah Undang-Undang (peradilan).

15. Hubungan Dengan Stakeholders Lainnya

1) Lingkungan dan Masyarakat

Berikut ini adalah kebijakan Puskesmas dalam berhubungan dengan

lingkungan dan masyarakat.

a. Puskesmas berkomitmen untuk senantiasa melakukan upaya-upaya

perlindungan guna mempertahankan kualitas lingkungan sekitar

Puskesmasterhadap pencemaran yang timbul dari limbah Puskesmas

b. Puskesmas melakukan berbagai upaya untuk menjadi warga yang

dapat diterima sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat,

serta mendapatkan dukungan dari masyarakat sekitar tempat usaha

Puskesmas. Dengan demikian Puskesmas akan turut serta

memelihara lingkungan hidup yang bersih dan sehat, serta ketertiban di

79

Page 35: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

sekitar Puskesmas. Puskesmas membangun dan membina

hubungan yang baik dengan masyarakat di sekitar tempat usaha

Puskesmas.

c. Puskesmas mendorong timbulnya rasa ikut memiliki bagi masyarakat

sekitar Puskesmas dengan tujuan agar turut serta menjaga aset dan

kepentingan-kepentingan Puskesmasdi lingkungannya.

d. Puskesmas melaksanakan kegiatan sosial sebagai perwujudan

tanggung jawab sosial Puskesmas terhadap masyarakat lingkungan di

sekitar Puskesmas beroperasi.

2) Rekanan

Berikut ini adalah kebijakan Puskesmas dalam berhubungan dengan

rekanan.

a. Puskesmas melakukan pengadaan baik penunjukan langsung

maupun lelang secara efisien, efektif, bersaing, transparan, adil, tidak

diskriminatif dan dapat dipertanggungjawabkan, dengan melibatkan

rekanan yang mempunyai reputasi dan rekam jejak yang baik.

b. Puskesmas memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon

rekanan dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak

tertentu, dengan cara dan alasan apapun. Oleh karena itu, Rumah

Sakit melarang setiap insan Puskesmas memberikan informasi

berkaitan dengan estimasi harga atau membahas secara rahasia

pekerjaan di masa yang akan datang dengan calon rekanan yang akan

berkompetisi.

c. Puskesmas menghindari rekanan yang mempunyai hubungan

keluarga dengan pengambil keputusan untuk menghindari adanya

konflik kepentingan. Puskesmas melarang setiap insan Puskesmas

bertindak selaku perantara bagi seorang atau badan hukum untuk

mendapatkan pekerjaan atau pesanan dari Puskesmas.

d. Puskesmas dapat melakukan Kerjasama Operasional dengan pihak

ketiga (rekanan) dalam bentuk kerjasama pelayanan kesehatan,

pendidikan dan pelatihan, pembangunan gedung, pemanfaatan alat

80

Page 36: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

kedokteran dan kerjasama lainnya yang sah. Kerjasama Operasional

ini didasarkan prinsip saling menguntungkan, akuntabel, transparan dan

wajar serta tidak merugikan stakeholders.

e. Puskesmas menuangkan semua kesepakatan dalam suatu dokumen

tertulis yang disusun berdasarkan itikad baik dan saling menguntungkan.

3) Kreditur

Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kreditur dapat dilakukan

apabila Puskesmas memperoleh keuntungan nyata dari dana yang dipinjam

tersebut baik sekarang maupun di masa-masa yang akan datang.

Pemenuhan kebutuhan dana dari kreditur dilakukan dengan pertimbangan

profesional sesuai dengan praktik bisnis yang sehat. Kebijakan Puskesmas

dalam berhubungan dengan kreditur adalah sebagai berikut:

a. Peminjaman dari kreditur harus dilakukan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Puskesmas menghormati hak-hak

kreditur sesuai dengan perjanjian yang dibuat oleh Puskesmasdan

kreditur.

b. Puskesmas memberikan informasi akurat dan lengkap mengenai

Puskesmas yang diperlukan kreditur, termasuk pelaksanaan

kewajiban Puskesmas sesuai dengan perjanjian.

c. Puskesmas melaksanakan pemenuhan kewajiban kepada kreditur

secara tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang dibuat oleh

Puskesmas dengan kreditur.

4) Media Massa

Media massa berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara

Puskesmas dengan stakeholders dan sekaligus sebagai alat kontrol bagi

Puskesmas dalam melaksanakan tugasnya. Pemberitaan media massa

diharapkan bersifat seimbang dan terbuka sehingga dapat dijadikan

informasi yang berguna bagi Puskesmas maupun pihak-pihak lain yang

berkepentingan untuk meningkatkan kinerja dan membangun citra positif

81

Page 37: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

Puskesmas

Berikut ini adalah kebijakan Puskesmas dalam berhubungan dengan media

massa :

a. Puskesmas membangun kerjasama positif, saling menghargai dan

menguntungkan dengan menempatkan media massa sebagai mitra

usaha yang sejajar.

b. Puskesmas berpegang pada kebenaran dan keterbukaan informasi

sesuai dengan kode etik jurnalistik dan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

5) Komite Pelayanan Publik (KPP) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

KPP sebagai lembaga resmi wakil masyarakat dalam pelayanan publik dan

LSM khususnya LSM Bidang Kesehatan yang mewakili komunitas

konsumen merupakan komponen penting dalam membangun citra dan

upaya peningkatan mutu pelayanan Puskesmas kepada masyarakat.

Berikut ini adalah kebijakan Puskesmas dalam hubungan dengan KPP dan

LSM:

a. Puskesmas berkewajiban membina komunikasi dengan KPP dan LSM

dan bekerja sama dalam membangun citra Puskesmas,

b. Puskesmas memfasilitasi kebutuhan KPP dan LSM secara

proporsional dalam akses informasi dan kebijakan dalam pelayanan

kesehatan dalam mengungkap issu dan keluhan pelayanan publik.

16. Pemantauan

Kepala Bagian Tata Usaha bertanggung jawab menyelenggarakan

kegiatan agar Pegawai Puskesmas senantiasa menjaga dan memelihara sikap

dan perilaku yang sesuai dengan Panduan Perilaku serta memantau efektivitas

penerapan Panduan Perilaku dan melaporkan hasilnya kepada Pimpinan

(Kepala Puskesmas). Hal-hal yang menonjol selama penerapan Panduan

82

Page 38: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

Perilaku dicatat sebagai bahan masukan penyempurnaan dan perbaikan.

17. Pelaporan atas Pelanggaran

Setiap insan Puskesmas wajib melaporkan tentang dugaan terjadinya

pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan, Panduan Perilaku,

serta kebijakan dan aturan Puskesmas, dan dapat menyampaikan saran dan

pendapatnya kepada pejabat berwenang. Pegawai Puskesmas wajib bekerja

sama dalam penyelidikan internal yang dilakukan oleh Puskesmas, dengan

mengungkapkan data dan informasi yang diketahui, yang berkaitan dengan

terjadinya dugaan pelanggaran.

Puskesmas sepenuhnya menyadari, melaporkan tindakan pelanggaran

sebagai upaya yang tidak mudah dan menempatkan pegawai Puskesmas

dalam posisi yang sulit, bahkan menimbulkan semacam konflik batin bagi si

pelapor. Kemampuan dan kesediaan melaporkan setiap tindakan yang diyakini

sebagai suatu pelanggaran merupakan hal penting dari pelaksanaan tanggung

jawab setiap Pegawai Puskesmas. Kepedulian untuk menjaga kepentingan

yang lebih besar, yakni kerugian bagi Puskesmas dan seluruh Pegawai, harus

menjadi acuan pertimbangan setiap keputusan untuk melaporkan suatu

pelanggaran.

Oleh karena itu Puskesmas akan memberikan perlindungan hukum

kepada setiap insan Puskesmas yang melaporkan dugaan atau disangkakan

adanya pelanggaran peraturan perundangan, pedoman tata kelola dan

Panduan Perilaku yang disertai bukti dan dokumen yang sah.

Tidak seorangpun Pegawai Puskesmas akan dikenakan sanksi karena

melaporkan adanya dugaan pelanggaran Panduan Perilaku, kebijakan dan

aturan, kecuali yang bersangkutan ikut terlibat dalam pelanggaran tersebut.

Pelaporan dapat meringankan penjatuhan disiplin atau sanksi bagi si pelapor

yang terlibat dalam pelanggaran.

83

Page 39: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

Pelaporan dugaan pelanggaran dilakukan secara jujur, dilandasi dengan

niat baik, dan semata-mata dilakukan untuk pencegahan terjadinya kerugian

terhadap Puskesmas,atau rusaknya kinerja Puskesmas dan jauh dari maksud-

maksud tertentu untuk kepentingan atau keuntungan pribadi, misalnya antara

lain karena dorongan sentimen pribadi, rasa iri hati dan yang sejenisnya. Setiap

pelaporan dugaan pelanggaran, seluruhnya disertai data atau bukti-bukti yang

akurat agar dapat diproses lebih lanjut demi keselamatan jalannya usaha

Puskesmas

Pegawai Puskesmas dilarang melakukan tindakan permusuhan,

pembalasan atau tindakan lain yang merugikan seperti ancaman fisik dan

verbal terhadap Pegawai Puskesmas lain yang melaporkan terjadinya

pelanggaran ataupun yang bekerjasama dalam penyelidikan pelanggaran.

Puskesmas sepenuhnya menjamin kerahasiaan identitas pelapor, isi

informasi, saran atau pendapat yang disampaikan.

Berikut ini adalah tindakan yang harus diambil oleh Pegawai Puskesmas

apabila meyakini telah terjadi pelanggaran.

a. Yakinkan dan pastikan memiliki seluruh data dan informasi yang relevan

dengan keadaan atau situasi yang mengindikasikan pelanggaran Panduan

Perilaku, kebijakan dan aturan-aturan lain. Bila perlu data dan informasi

didukung dengan saksi-saksi yang kuat.

b. Cari kesempatan dan cara yang paling cocok tanpa menyinggung perasaan

untuk menegur sesama rekan kerja atau atasan. Sampaikan secara halus

dan tidak langsung dengan memaparkan pelanggarannya, lalu mintalah

tanggapannya. Bila perlu, bersama rekan kerja atau atasan, mencari

penyebabnya.

c. Segera laporkan dugaan pelanggaran yang terjadi di lingkungan unit atau

bagian masing-masing kepada atasan langsung dan pejabat puncak di unit

atau bagian masing-masing, dengan tembusan kepada Pimpinan (Kepala

Puskesmas).

d. Apabila dugaan pelanggaran dilakukan oleh unsur pimpinan atau terjadi di

84

Page 40: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

luar lingkungan unit/bagian atau karena sesuatu hal, tidak dapat

melaporkan kepada atasan langsung atau pejabat puncak, maka laporkan

kepada Pimpinan (Kepala Puskesmas) atau jenjang di atasnya secara

langsung atau melalui pos, faksimili, email, telepon atau kotak

saran/pengaduan.

18. Penanganan atas Pelanggaran

Semua dugaan pelanggaran yang dilaporkan akan ditindaklanjuti secara

memadai melalui pengkajian atau pemeriksaan lebih lanjut untuk proses

pembuktian dan penentuan bobot pelanggaran sebagai bahan pertimbangan

pemberian tindakan disiplin atau sanksi.

Penanganan atas dugaan pelanggaran dilakukan oleh atasan langsung

atau pejabat puncak, sesuai kewenangannya. Atasan langsung atau pejabat

puncak wajib mengupayakan pemecahan masalah/jalan keluar terhadap setiap

pengaduan dugaan pelanggaran yang terjadi di lingkungan unit atau bagian

yang dipimpinnya dan melaporkan hasilnya kepada Kepala Sub Bagian Tata

Usaha untuk pengkajian kesesuaian keputusan yang diambil dengan kebijakan

dan aturan.

Dugaan pelanggaran yang memerlukan pengkajian atau pemeriksaan

lebih lanjut akan dilakukan oleh :

a. Kepala Sub Bagian Tata Usaha, jika menyangkut pelanggaran terhadap

peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta ketentuan dan

peraturan Puskesmas.

b. Satuan Pengawasan Internal (apabila sudah dibentuk), menyangkut hal-hal

yang terkait dengan akuntansi dan keuangan atau kerugian-kerugian

termasuk hal-hal yang perlu dilakukan pemeriksaan yang lebih mendalam.

c. Rapat Pejabat Pengelola, jika menyangkut pelanggaran yang dilakukan

oleh anggota pejabat pengelola untuk menetapkan langkah-langkah yang

harus diambil sesuai ketentuan yang berlaku.

d. Inspektorat Wilayah Kabupaten, jika menyangkut pelanggaran yang

85

Page 41: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

dilakukan oleh Pemimpin untuk menetapkan langkah-langkah yang harus

diambil sesuai ketentuan yang berlaku.

19. Sanksi atas Pelanggaran

Puskesmas melakukan berbagai upaya untuk menegakkan Panduan

Perilaku, kebijakan dan aturan, untuk mencegah terjadinya pelanggaran dan

menghentikan dengan segera pelanggaran yang terjadi. Salah satu upaya

tersebut adalah dengan pemberlakuan tindakan disiplin atau sanksi yang adil

terhadap insan Puskesmas yang melakukan pelanggaran Panduan Perilaku,

kebijakan dan aturan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pemberlakuan tindakan disiplin atau sanksi tidak hanya terhadap Pegawai

Puskesmas yang melakukan pelanggaran, tetapi juga terhadap Pegawai

Puskesmas yang lain, dalam tingkatan apapun yang:

a. tidak melaporkan atau menyembunyikan data dan informasi yang berkaitan

dengan terjadinya pelanggaran hukum, peraturan perundang-undangan dan

kebijakan Puskesmas.

b. tidak bekerja sama dalam penyelidikan Puskesmas atas dugaan

pelanggaran.

c. melakukan tindakan permusuhan, pembalasan atau tindakan lain yang

merugikan seperti ancaman fisik dan verbal terhadap pelapor terjadinya

dugaan pelanggaran.

d. gagal melakukan pengawasan secara efektif terhadap tindakan

bawahannya.

Tindakan disiplin atau sanksi disesuaikan dengan bobot/tingkat pelanggaran

yang dilakukan. Tindakan disiplin atau sanksi, meliputi:

a. Teguran lisan.

b. Teguran tertulis.

c. Pernyataan tidak puas secara tertulis dari Kepala Puskesmas (Pejabat

86

Page 42: TTKL_BR2

Puskesmas Bareng Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

Pola Tata Kelola

Pengelola).

d. Pemberian skorsing.

e. Penurunan gaji setingkat lebih rendah untuk jangka waktu paling lama 1

(satu) tahun.

f. Penurunan gaji setingkat lebih rendah untuk jangka waktu paling lama 2

(dua) tahun.

g. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah untuk jangka waktu paling lama

1 (satu) tahun dan/atau pembebasan dari jabatan.

h. Pemberhentian dengan hormat sebagai Pegawai tidak atas permintaan

sendiri.

i. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai.

j. Tuntutan ganti rugi.

k. Diserahkan kepada yang berwajib untuk proses pemeriksaan lebih lanjut

apabila pelanggaran menyangkut kerugian Puskesmas yang material/besar

dan dikategorikan dalam tindakan pidana.

Setiap insan Puskesmas dalam tingkatan apapun, apabila jelas terbukti

telah melakukan pelanggaran terhadap Panduan Perilaku, kebijakan dan

aturan akan dikenakan tindakan disiplin atau sanksi sesuai dengan peraturan-

peraturan yang ada maupun peraturan-peraturan susulan yang bersifat

mengikat semua insan Puskesmas, dan dijalankan secara tegas.

Setiap insan Puskesmas yang akan dikenakan atau dijatuhkan tindakan

disiplin atau sanksi wajib diberikan kesempatan atau hak secara adil untuk

membela diri maupun menyatakan pendapatnya atas dugaan pelanggaran

yang dilakukannya.

87