Ts Ee4 Yogi (8609390z)_final

39
PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT SUMATERA II PT PLN (PERSERO) UIP PEMBANGKIT SUMATERA II TELAHAAN STAFF NAMA : YOGI YOHANNES SIBURIAN NIP : 8609390Z JABATAN : ASSISTANT ENGINEER TEKNIK MEKANIKAL (KOORDINATOR PROYEK PLTU SINTANG) JUDUL : STRATEGI DAN UPAYA MENGEJAR KETERLAMBATAN PENYELESAIAN PEMBANGUNAN PROYEK PLTU SINTANG (3 X 7 MW) Yogi Y. Siburian, 8609390 Z 1

Transcript of Ts Ee4 Yogi (8609390z)_final

Page 1: Ts Ee4 Yogi (8609390z)_final

PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT SUMATERA II

PT PLN (PERSERO)

UIP PEMBANGKIT SUMATERA II

TELAHAAN STAFF

NAMA : YOGI YOHANNES SIBURIAN

NIP : 8609390Z

JABATAN : ASSISTANT ENGINEER TEKNIK MEKANIKAL

(KOORDINATOR PROYEK PLTU SINTANG)

JUDUL : STRATEGI DAN UPAYA MENGEJAR

KETERLAMBATAN PENYELESAIAN

PEMBANGUNAN PROYEK PLTU SINTANG

(3 X 7 MW)

PROGRAM EXECUTIVE EDUCATION IV ANGKATAN 2

TAHUN 2013

Yogi Y. Siburian, 8609390 Z 1

Page 2: Ts Ee4 Yogi (8609390z)_final

PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT SUMATERA II

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : STRATEGI DAN UPAYA MENGEJAR KETERLAMBATAN PENYELESAIAN PEMBANGUNAN PROYEK PLTU SINTANG (3X7 MW)

NAMA : YOGI YOHANNES SIBURIAN

NIP : 8609390Z

JABATAN : ASSISTANT ENGINEER TEKNIK MEKANIKAL -

KOORDINATOR PROYEK PLTU SINTANG (3 x 7 MW)

Menyetujui

Mentor

Manajer Bidang Operasi Konstruksi

Aji Sutrisno

NIP : 6795103P

Palembang, 2013

Peserta OJT

Yogi Yohannes Siburian

NIP : 8609390Z

Mengetahui,

General Manager

Syah Darwin Siregar

NIP : 6185002M

Manajer Bidang Keu. ,SDM dan

Administrasi

Ismail B. Makkulau

NIP : 5978032G

Yogi Y. Siburian, 8609390 Z 2

Page 3: Ts Ee4 Yogi (8609390z)_final

PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT SUMATERA II

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan YME karena atas berkatNya

maka Telaahan StafF ini dapat diselesaikan tepat waktu dengan judul “Strategi

dan Upaya Mengejar Keterlambatan Penyelesaian Pembangunan Proyek PLTU

Sintang (3x7 MW)” sebagai evaluasi terhadap program On the Job Training

(OJT) untuk diklat Executive Education IV yang diikuti penulis di PT. PLN

(Persero) UPK PLTU Sintang.

Selama mengikuti diklat EE IV dan OJT, banyak sekali pelajaran,

bimbingan, dan dukungan yang diberikan kepada penulis. Pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Orang tua, Istri, Anak dan Keluarga tercinta

2. Para pengajar diklat EE IV angkatan 2 tahun 2013 di PT. PLN

(Persero) Udiklat Palembang

3. Bpk. Aji Sutrisno selaku Mentor dan Manajer Bidang Operasi

Konstruksi PT. PLN (Persero) UIP KIT SUM II

4. Bpk. Syah Darwin Siregar selaku General Manager PT. PLN (Persero)

UIP KIT SUM II

5. Bpk. Ismail B.M selaku Manajer Bidang KSA PT. PLN (Persero) UIP

KIT SUM II

6. Rekan-rekan sesama peserta diklat EE IV angkatan 2 tahun 2013

7. Rekan-rekan seperjuangan di PLN UPK PLTU SINTANG

8. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Kritik dan saran sangat diharapkan untuk penyempurnaan materi pada

Telaahaan Staf ini. Semoga dapat berguna bagi pembaca dan PT PLN (Persero).

Sintang, 2013

Penulis

Yogi Yohannes Siburian

Yogi Y. Siburian, 8609390 Z 3

Page 4: Ts Ee4 Yogi (8609390z)_final

PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT SUMATERA II

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................1

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................2

KATA PENGANTAR...........................................................................................3

DAFTAR ISI.........................................................................................................4

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................5

DAFTAR TABEL.................................................................................................6

ABSTRAK ...........................................................................................................7

I. LATAR BELAKANG ................................................................................8

II. PERMASALAHAN ....................................................................................10

III. PERSOALAN ........................................................................................... 12

IV. PRA ANGGAPAN ................................................................................... 13

V. FAKTA YANG MEMPENGARUHI ....................................................... 15

VI. PEMBAHASAN ...................................................................................... 16

VII. KESIMPULAN ........................................................................................ 26

VIII. TINDAKAN YANG DISARANKAN ..................................................... 27

REFERENSI

LAMPIRAN

Yogi Y. Siburian, 8609390 Z 4

Page 5: Ts Ee4 Yogi (8609390z)_final

PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT SUMATERA II

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Lokasi PLTU Sintang (3 x 7 MW)..........................................9

Gambar 6.1 Gambar Realisasi dan Rencana Recovery Schedule........................16

Gambar 6.2 Diagram Fishbone penyebab Keterlambatan Menyelesaikan

Pekerjaan Selama Konstruksi............................................................17

Gambar 6.3 Diagram Fishbone penyebab Keterlambatan Memulai Konstruksi 17

Gambar 6.4 Grafik Kuadran hasil analisa SWOT...............................................23

DAFTAR TABEL

Yogi Y. Siburian, 8609390 Z 5

Page 6: Ts Ee4 Yogi (8609390z)_final

PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT SUMATERA II

Tabel 2.1 Tabel Ilustrasi Perbedaan penggunaan BBM dengan Batubara per hari

untuk PLTU SINTANG......................................................................10

Tabel 2.2 Tabel Ilustrasi rata-rata hasil penjualan listrik PLTU Sintang ...........11

Tabel 6.1 Tabel Milestone Proyek PLTU Sintang .............................................16

Tabel 6.2 Tabel Analisa Strength Proyek PLTU Sintang ..................................18

Tabel 6.3 Tabel Analisa Weakness Proyek PLTU Sintang ................................19

Tabel 6.4 Tabel Analisa Opportunity Proyek PLTU Sintang ............................21

Tabel 6.5 Tabel Analisa Threat Proyek PLTU Sintang .....................................22

ABSTRAK

Yogi Y. Siburian, 8609390 Z 6

Page 7: Ts Ee4 Yogi (8609390z)_final

PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT SUMATERA II

PT. PLN (Persero) saat ini sedang melaksanakan pembangunan proyek pembangkit skala kecil

yaitu PLTU SINTANG dengan kapasitas 3 x 7 MW. Pembangunan proyek ini dimaksudkan untuk

memenuhi kebutuhan listrik di daerah Sintang yang saat ini masih kekurangan pasokan listrik,

mengurangi pemakaian BBM, dan merangsang pertumbuhan industri. Hingga kini proyek tersebut

masih dalam tahap pelaksanaan dan telah mengalami keterlambatan.

Permasalahan dalam pelaksanaan konstruksi cukup banyak ditemui, baik itu disebabkan adanya

perubahan desain pada saat pelaksanaan pekerjaan, waktu yang terbatas dalam proses

perencanaan, akibat lokasi yang sulit diakses, kontraktor yang kurang perform, pendanaan dari

PLN yang belum siap, proses perijinan yang lama, kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan

informasi awal, sampai dengan faktor cuaca, sehingga hal ini akan menimbulkan keterlambatan

penyelesaian proyek.

Dengan mengidentifikasi faktor-faktor utama penyebab keterlambatan proyek melalui metode root

cause analysis menggunakan diagram fish bone maka dapat dilakukan strategi dengan analisa

SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) sebagai solusi untuk penyelesaiannya sehingga

dapat meminimalisir kerugian yang akan terjadi di sisi PLN yaitu dari aspek selisih penggunaan

BBM dibandingkan dengan penggunaan Batubara senilai ± Rp. 1.1 Milyar per hari dan juga

adanya loss of opportunity bagi PLN untuk bisa menghasilkan profit dari penjualan listrik sebesar

± Rp. 400 Juta per hari.

Kata Kunci : Proyek, Keterlambatan, Root Cause Analysis, fish bones, Strategi, SWOT

BAB I

LATAR BELAKANG

Yogi Y. Siburian, 8609390 Z 7

Page 8: Ts Ee4 Yogi (8609390z)_final

PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT SUMATERA II

Seiring dengan pertumbuhan pembangunan berbagai sektor di daerah

Sintang, maka permintaan akan energi khususnya listrik akan terus meningkat.

Demikian juga dalam beberapa tahun ke depan dengan adanya proses transisi

masyarakat pedesaan menjadi masyarakat perkotaan dimana derah Sintang

diproyeksikan menjadi ibukota pemekaran provinsi baru yaitu provinsi Kapuas

Raya akan mendorong kebutuhan akan energi. Selain daripada itu pengembangan

sektor industri akan semakin ditingkatkan seperti industri kelapa sawit dan karet,

oleh karena itu kebutuhan akan energi di daerah tersebut juga akan semakin

meningkat.

Sistem kelistrikan di Sintang saat ini memiliki daya terpasang sekitar

18MW yang didapatkan dari PLTD Menyurai milik PLN (8 MW) yang

menggunakan BBM dan sebagian besar lainnya menyewa PLTD milik PT.

SEWATAMA (10 MW) yang membutuhkan biaya sewa cukup besar, sementara

beban puncak di Sintang bisa mencapai 18,5 MW sedangkan beban rata-rata

sebesar 16 MW. Dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik di daerah Sintang

yang saat ini masih kekurangan pasokan listrik, PLN merencanakan untuk

membangun pembangkit – pembangkit baru. Pembangkit baru yang akan

dikembangkan antara lain adalah PLTU Batubara berskala kecil.

Guna memenuhi kebutuhan tenaga listrik yang berkesinambungan sebagai

salah satu wujud pembangunan nasional terutama dalam rangka memenuhi

kebutuhan listrik di wilayah Kalimantan Barat khususnya daerah Sintang, maka

PT PLN (Persero) melakukan pembangunan pembangkit listrik yang berbahan

bakar batubara berskala kecil yaitu PLTU Sintang (3 x 7 MW) dengan kontrak

No. 0104.PJ/041/WKB/2011 tanggal 4 Februari 2011.

Kontrak PLTU Sintang ditandatangani pada tanggal 4 Februari 2011

dengan target untuk beroperasi komersial (COD) dalam waktu 20 bulan untuk

Unit 1 (tanggal 3 Oktober 2012), 22 bulan untuk Unit 2 (tanggal 3 Desember

2012) dan 24 bulan untuk Unit 3 (tanggal 3 Februari 2013) sejak kontrak efektif.

Pembangunan PLTU Sintang (3 x 7 MW) berlokasi di Dusun Sungai

Ringin Kelurahan Kapuas Kanan Hilir, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang,

Yogi Y. Siburian, 8609390 Z 8

Page 9: Ts Ee4 Yogi (8609390z)_final

PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT SUMATERA II

Provinsi Kalimantan Barat yang berjarak ±240 km dari sebelah timur Pontianak

sebagai Ibukota Provinsi Kalimantan Barat. Dari jalan utama / jalan Sintang –

Pontianak (Nenak) menuju site terdapat jalan akses masuk yang berjarak ± 8 km.

Luas lahan yang tersedia untuk kegiatan pembangunan tersebut seluas ± 16 Ha

(12 Ha dibebaskan dan 4 Ha dihibahkan oleh Pemerintah setempat).

Peta Lokasi PLTU Sintang (3 x 7 MW) dapat dilihat pada Gambar 1.1

Gambar 1.1 Peta Lokasi PLTU Sintang (3 x 7 MW)

BAB II

PERMASALAHAN

Berikut ini permasalahan yang terjadi akibat keterlambatan dalam

penyelesaian pembangunan proyek PLTU Sintang:

Yogi Y. Siburian, 8609390 Z 9

Lokasi PLTU Sintang

(3 x 7 MW)

Page 10: Ts Ee4 Yogi (8609390z)_final

PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT SUMATERA II

2.1 Kerugian materil bagi Owner / PLN

Berikut ini hasil ilustrasi perbedaan biaya produksi listrik PLTU

SINTANG yang menggunakan Batubara Low Rank Coal dengan PLTD berbahan

bakar BBM (Bahan Bakar Minyak).

Tabel 2.1 Tabel Ilustrasi Perbedaan penggunaan BBM dengan Batubara per hari

untuk PLTU SINTANG.

Asumsi Harga Batubara : USD 50 / TON (USD 1 = IDR 9.000)

Asumsi Harga BBM : IDR 10.000 / Liter

SLA (Service Level Agreement) antara PLN dengan Kementerian

Keuangan RI salah satunya mensyaratkan efisiensi operasi biaya bahan bakar

minyak (BBM) dengan mengurangi pemakaian BBM pertahunnya, jadi

percepatan penyelesaian proyek-proyek PLTU Batubara merupakan faktor utama

untuk mencapai target SLA tersebut. Dengan demikian, maka subsidi pemerintah

untuk PLN akan turun setiap tahunnya.

Yogi Y. Siburian, 8609390 Z 10

Page 11: Ts Ee4 Yogi (8609390z)_final

PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT SUMATERA II

2.2 Loss of Opportunity bagi Owner / PLN

Dengan terlambatnya beroperasi unit PLTU milik PLN maka kesempatan dari

PLN untuk mendapatkan profit dari hasil penjualan listrik akan hilang.

Berikut ini hasil ilustrasi hasil penjualan listrik PLTU SINTANG per hari

dengan asumsi beban rata-rata di Sintang adalah 21 MW:

Tabel 2.2 Tabel Ilustrasi rata-rata hasil penjualan listrik PLTU Sintang (3x7 MW)

Asumsi Beban Rata-Rata Sintang : 21 MW

2.3 Kerugian materil bagi Kontraktor

Antara lain berupa biaya overhead seperti direct cost, extra cost untuk

tenaga kerja (man power), biaya sewa alat berat (equipment), sehingga tidak

sesuai anggaran atau tidak bisa dimanfaatkan untuk pekerjaan lainnya. Serta

keuntungan yang diharapkan tidak tercapai dan bahkan tidak mendapatkan

keuntungan sama sekali.

Selain itu, nilai uang yang berbeda (menurun) diperoleh dari payment jika

proyek terlambat akibat inflasi. Juga kontraktor akan kena LD jika proyek

terlambat.

BAB III

PERSOALAN

3.1 Penyebab Keterlambatan Proyek

Yogi Y. Siburian, 8609390 Z 11

Page 12: Ts Ee4 Yogi (8609390z)_final

PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT SUMATERA II

Keterlambatan proyek di PLTU SINTANG dipengaruhi oleh kelemahan

kontraktor EPC, faktor eksternal dan intenal PLN. Secara garis besar

keterlambatan tersebut terbagi 2 (dua) yaitu:

(i) Terlambat Memulai Pekerjaan Konstruksi meliputi:

1. Keterlambatan PLN dalam serah terima lahan (Site Allocation)

2. Keterlambatan PLN memenuhi kewajiban untuk memberikan Down Payment

(ii) Terlambat Menyelesaikan Pekerjaan Selama Masa Konstruksi.

3.1.1 Terlambat Memulai Pekerjaan Konstruksi, diakibatkan oleh waktu

yang cukup singkat dalam proses perencanaan disisi PLN pada masa pra-

konstruksi sehingga timbul hambatan antara lain masalah Penyerahan

Lahan (Site Allocation) yang terlambat ±2,5 bulan dari kontrak efektif,

penentuan koordinat dan site boundary yang lama akibat studi kelayakan

yang kurang akurat, pembayaran Down Payment yang terlambat,

ketidaksesuaian antara fakta di lapangan dengan informasi untuk tenderer.

3.1.2 Terlambat Menyelesaikan Pekerjaan Selama Masa Konstruksi,

Meliputi proses Engineering seperti Keterlambatan Konsultan Engineer

PLN dalam mereview dan menyetujui perubahan desain pondasi dari

Shallow Foundation menjadi Bore Pile Foundation, proses Procurement

seperti pengadaan material Turbin, Boiler, WTP, Trafo, BOP, dll yang

terlambat, serta mobilisasi yang memakan waktu terlalu lama karena jarak

tempuh yang jauh dan sulit untuk menjangkau lokasi proyek PLTU

SINTANG. Proses Construction proyek terlambat akibat Kontraktor yang

kurang perform, Jumlah Alat Berat dan Tenaga Kerja yang kurang

memadai serta kondisi cuaca yang tidak menentu.

BAB IV

PRA ANGGAPAN

Beberapa pra anggapan yang menjadi Penyebab keterlambatan yang dibagi pada

fase pra-konstruksi dan fase konstruksi.,antara lain:

Yogi Y. Siburian, 8609390 Z 12

Page 13: Ts Ee4 Yogi (8609390z)_final

PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT SUMATERA II

4.1 Fase Pra-Konstruksi

4.1.1 Pengadaan Kontrak

a. Studi Kelayakan

Waktu yang sedikit untuk FS sehingga kualitas studi kelayakan/feasibility study

(FS) yang dihasilkan tidak cukup komprehensif untuk dijadikan referensi pada

saat lelang.

b. Kemampuan Finansial Kontraktor Yang Lemah Dan Pengalaman Kontraktor

Yang Kurang

c. Multitafsir Klaus Kontrak dan Spesifikasi Yang Tidak Jelas

d. Klaus Kontrak Yang Tidak Konsisten

e. Scope Of Work Yang Tidak Jelas

4.1.2 Penyerahan lahan

a. Penyerahan Lahan yang terlambat

b. Penentuan site boundary yang terlambat

4.1.3 Pendanaan, Pembayaran uang muka yang terlambat, penyediaan pendanaan

proyek yang belum jelas

4.2 Fase Konstruksi

4.2.1 Peralatan

a. Jumlah Peralatan Yang Kurang (Bulan Juli 2013, total car mix yang

digunakan adalah 2 unit dengan kapasitas 4 m3/h, dalam kondisi saat ini

dimana target penyelesaian di akhir tahun 2013 seharusnya car mix adalah

sebanyak 6 unit dengan kapasitas 4 m3/h atau seharusnya menggunakan

batching plant untuk bisa mempercepat pengecoran pondasi).

b. Performa Peralatan Kerja Yang Rendah (Bulan Juli 2013, car mix yang

digunakan sering mengalami gangguan / kerusakan, dalam kondisi saat ini

Yogi Y. Siburian, 8609390 Z 13

Page 14: Ts Ee4 Yogi (8609390z)_final

PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT SUMATERA II

dimana target penyelesaian di akhir tahun 2013 seharusnya car mix dalam

kondisi performa yang prima untuk bisa mempercepat pengecoran pondasi).

c. Jumlah Alat Berat yang minim dan spesifikasi yang tidak sesuai kebutuhan

(Bulan Juli 2013, total Crane yang layak dipakai adalah sebanyak 2 Unit

dengan kapasitas masing-masing 50 T, dalam kondisi saat ini dimana target

penyelesaian di akhir tahun 2013 seharusnya total Crane adalah sebanyak 3

Unit dengan kapasitas masing-masing 50 T dan 1 Unit dengan kapasitas 100

T, supaya pekerjaan bisa dilakukan parallel dibeberapa area sekaligus)

4.2.2 Tenaga Kerja

a. Jumlah Tenaga Kerja Kurang (Bulan Juli 2013, total pekerja masih sebanyak

151 orang, dalam kondisi saat ini dimana target penyelesaian di akhir tahun

2013 seharusnya total pekerja adalah sebanyak 600 orang)

b. Penyesuaian Tenaga Kerja Asing Terhadap aplikasi standar-standar yang biasa

digunakan oleh PLN

c. Produktivitas Rendah (Penyelesaian welding pada satu unit Boiler area masih

membutuhkan waktu berbulan-bulan, yang seharusnya bisa diselesaikan dalam

waktu 2 minggu).

BAB V

FAKTA YANG MEMPENGARUHI

Fakta dan keadaan yang terjadi dan mempengaruhi keterlambatan target

penyelesaian proyek PLTU SINTANG antara lain:

Yogi Y. Siburian, 8609390 Z 14

Page 15: Ts Ee4 Yogi (8609390z)_final

PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT SUMATERA II

a. Sistem dan Manajemen Kontraktor yang berubah-ubah.

b. Lokasi proyek yang relatif jauh dan terpencil sehingga mobilisasi material,

peralatan dan equipment menjadi kendala.

c. Kondisi Tanah Diluar Perkiraan sehingga ada perubahan pondasi dari

contract requirement.

d. Jumlah Tenaga Kerja Kurang.

e. Jumlah Alat Berat yang minim dan spesifikasi yang tidak sesuai kebutuhan

f. Adanya keterlambatan Penyerahan Lahan dari PLN ke Kontraktor.

g. Perubahan jaringan manufacturer / vendor - vendor yang akan dipilih

dengan yang ditetapkan di vendor list pada kontrak.

h. Perubahan detil desain equipment berkaitan dengan poin ‘d’ diatas.

i. Resiko pabrikan, pengiriman, pemasangan dan pengetesan dari seluruh

peralatan yang dibutuhkan dalam sebuah proyek pembangunan PLTU

dimana potensi resiko pada pemenuhan jadwal, pelaksanaan pabrikasi,

kualitas produk yang bisa mengakibatkan cost overrun biaya proyek.

j. Sinkronisasi / koordinasi divisi Engineering, Procurement dan

Construction ditubuh Kontraktor akan berkurang karena minimnya

pengalaman di bidang EPC Proyek Pembangkitan.

k. Kemampuan kontraktor tidak sesuai dengan standar internasional,

termasuk masalah financial dan pemahaman pasal-pasal kontrak.

BAB VI

PEMBAHASAN

Pelaksanaan proyek PLTU SINTANG (3x7 MW) mengalami

keterlambatan dari Project Master Schedule berdasarkan kontrak PLTU seperti

digambarkan pada table pencapaian Milestone berikut :

Yogi Y. Siburian, 8609390 Z 15

Page 16: Ts Ee4 Yogi (8609390z)_final

PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT SUMATERA II

Tabel 6.1 Tabel Milestone Proyek PLTU Sintang

Gambar 6.1 Gambar Realisasi dan Rencana Recovery Schedule

Keterlambatan proyek di PLTU SINTANG dapat diidentifikasi dengan metode

Root Cause Analysis dengan menggunakan diagram Fishbone (Tulang Ikan)

seperti dibawah ini:

Root Cause analysis dengan Diagram Fishbone

Yogi Y. Siburian, 8609390 Z 16

Page 17: Ts Ee4 Yogi (8609390z)_final

PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT SUMATERA II

Gambar 6.2 Diagram Fishbone penyebab Keterlambatan Menyelesaikan

Pekerjaan Selama Konstruksi

Gambar 6.3 Diagram Fishbone penyebab Keterlambatan Memulai Konstruksi

Strategi dan Upaya Mengejar Keterlambatan Penyelesaian Pembangunan

Proyek

Dengan melihat penyebab keterlambatan proyek pembangunan proyek PLTU

diambil langkah langkah strategi dalam mengejar keterlambatan penyelesaian

pembangunan proyek sebagai berikut :

6.1 STRATEGI dengan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity,

Threat)

Yogi Y. Siburian, 8609390 Z 17

Page 18: Ts Ee4 Yogi (8609390z)_final

PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT SUMATERA II

Perhitungan dilakukan dengan menganalisa sumber-sumber daya masing-masing

analisa sebanyak 5 item yang menjadi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman yang dihadapi dalam pelaksanaan proyek PLTU SINTANG, selanjutnya

memberikan bobot dan rating dan kemudian menghitung rata-rata (weight

average) dari setiap analisa. Penilaian untuk bobot adalah mulai dari 0% (tidak

berpengaruh) sampai dengan 100% (sangat berpengaruh) sedangkan rating terdiri

dari 4 kriteria antara lain :

1 = response is poor,

2 = response is average,

3 = response is above average,

4 = response is superior

6.1.1 STRENGTH

Hasil analisa Strength dari 5 item yang menjadi faktor kekuatan dalam

melaksanakan proyek PLTU SINTANG dapat dilihat pada tabel 6.2 dibawah ini :

No Faktor Bobot (%)

Rating Bobot x Rating

1 PLN memiliki dan dibantu oleh konsultan dibidang engineering, konsultan supervisi konstruksi di lapangan dan PLN Jasa Sertifikasi di bidang komissioning

20% 3 0,6

2 Tingginya kepercayaan masyarakat daerah Sintang terhadap manfaat penyelesaian proyek PLTU SINTANG sehingga Kondisi sosial relatif kondusif

20% 3 0,6

3 PLN Memiliki SDM yang berkompeten dan mempunyai antusiasme tinggi

20% 3 0,6

4 Topografi lokasi proyek yang relative datar sehingga site development relative cepat

20% 4 0,8

5 PLN merupakan perusahan negara yang memiliki akses dengan Pemda dan Pemerintah Pusat

20% 4 0,8

Yogi Y. Siburian, 8609390 Z 18

Page 19: Ts Ee4 Yogi (8609390z)_final

PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT SUMATERA II

Jumlah / Weight Avarage 100% 3,40

Dengan mencari 5 item yang menjadi sumber kekuatan dalam pelaksanaan proyek

PLTU SINTANG selanjutnya diperoleh weight average dari analisa strengths

yakni sebesar 3,40 dari total bobot 4.

6.1.2 WEAKNESS

Hasil analisa Weakness dari 5 item yang menjadi faktor kelemahan dalam

melaksanakan proyek PLTU SINTANG dapat dilihat pada tabel 6.3 dibawah ini :

No Faktor Bobot

(%)

Rating Bobot x

Rating

1 Kontraktor yang tidak perform serta

tidak mempunyai jumlah tenaga

kerja & peralatan yang memadai di

lapangan

30% 4 1,2

2 Lokasi proyek yang cukup sulit

dijangkau dari transportasi darat dan

Transportasi sungai yang cukup sulit

karena ada periode dimana surut

sungai (1,5 m) tidak bisa dilalui

tongkang

20% 4 0,8

3 Tidak adanya Project Master

Schedule yang berbasis WBS dan

Critical Path Method

20% 2 0,4

4 Metoda Kerja Yang Sangat Sulit

Akibat Terbatasnya Akses Kerja dan

Lahan

20% 2 0,4

5 Cuaca di Lapangan yang tidak

menentu

10% 2 0,2

Jumlah / Weight Avarage 100% 3,00

Yogi Y. Siburian, 8609390 Z 19

Page 20: Ts Ee4 Yogi (8609390z)_final

PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT SUMATERA II

Kelemahan dari pelaksanaan proyek PLTU SINTANG merupakan faktor-

faktor yang harus diminimalisir. Dengan mencari 5 item yang menjadi kelemahan

dalam pelaksanaan proyek PLTU SINTANG dengan hasil analisa weight average

3,00. Angka 3,00 menunjukkan bahwa kelemahan yang dimiliki memang cukup

besar namun masih dapat diminimalisir bila dilakukan penanganan secara efektif

dan efisien.

Hasil dari Internal Factor Evaluation Matrix (IFE matriks) diatas dapat

diketahui nilai internal proyek berada pada nilai positif pada kuadran Y dengan

nilai Kekuatan (Strength) sebesar 3,40 dan analisa Kelemahan (Weakness)

bernilai 3,00

IFE Matrix (Sumbu Y) = Strength – Weakness

= 3,40 – 3,00

= 0,40

6.1.3 OPPORTUNITY

Peluang dapat menjadi sumber daya yang dapat menentukan pelaksanaan proyek

apabila dapat dimaksimalkan. Hasil analisa Opportunity dari 5 item yang menjadi

faktor peluang dalam melaksanakan proyek PLTU SINTANG dapat dilihat pada

tabel 6.4 dibawah ini :

No Faktor Bobot

(%)

Rating Bobot x

Rating

1 Potensi sumber tambang batubara di

Kalimantan Barat terutama di daerah

yang cukup dekat dengan lokasi

proyek

20% 2 0,9

2 Adanya rencana pemekaran provinsi

baru yang membutuhkan persyaratan

supplai listrik yang memadai, hal ini

dipelopori oleh Pemerintah

Kabupaten Sintang sehingga

20% 4 0,6

Yogi Y. Siburian, 8609390 Z 20

Page 21: Ts Ee4 Yogi (8609390z)_final

PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT SUMATERA II

mendukung penyelesaian proyek

dengan cepat

3 Banyaknya sektor industri seperti

pabrik sawit dan karet di dekat lokasi

proyek

20% 3 0,4

4 Banyaknya tenaga kerja yang

pengangguran di dekat lokasi proyek

sehingga bisa diberdayakan untuk

membantu penyelesaian proyek

10% 2 0,4

5 Adanya dermaga existing milik

Pemerintah Kabupaten Sintang di

dekat lokasi proyek sehingga bisa

diberdayakan untuk sebagai

temporary jetty untuk unloading

material

30% 4 0,2

Jumlah / Weight Avarage 100% 3,20

Pada tabel diatas, diketahui nilai average peluang yang dimiliki dalam

pelaksanaan proyek PLTU SINTANG berada pada skor 3,20 yang berarti bahwa

dimiliki peluang yang besar untuk melaksanakan kegiatan proyek SINTANG.

6.1.4 THREATS

Hasil analisa Threat dari 5 item yang menjadi faktor Ancaman dalam

melaksanakan proyek PLTU SINTANG dapat dilihat pada tabel 6.5 dibawah ini :

No Faktor Bobot

(%)

Rating Bobot x

Rating

1 Teknologi Boiler Stoker di proyek

PLTU Sintang sudah tidak state of

the art (tidak mutakhir) sehingga

spare part bisa sulit didapatkan

nantinya

10% 2 0,2

2 Adanya perubahan kebijakan 30% 4 1,2

Yogi Y. Siburian, 8609390 Z 21

Page 22: Ts Ee4 Yogi (8609390z)_final

PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT SUMATERA II

pemerintah mengenai kenaikan harga

BBM

3 Waktu yang terbatas dan cukup

singkat untuk proses perencanaan

kontrak proyek

20% 3 0,6

4 Waktu durasi Kontrak yang tidak

realiable (20 bulan) untuk lokasi

proyek yang cukup sulit dijangkau

10% 2 0,2

5 Sulitnya area jangkauan lahan

proyek

30% 3 0,9

Jumlah / Weight Avarage 100% 3,10

Threats (Ancaman) merupakan hal harus diperhitungkan dalam melaksanakan

kegiatan proyek PLTU SINTANG. Ancaman dapat menyebabkan kegagalan

apabila tidak dilakukan prediksi dan kegiatan preventif sebelumnya. Adapun

beberapa komponen ancaman yang akan dihadapi dalam melaksanakan kegiatan

proyek PLTU SINTANG dapat dilihat pada tabel dibawah. Pada tabel analisa

Threats diperoleh nilai average sebesar 3,10.

Hasil dari Eksternal Factor Evaluation Matrix (EFE matriks) diatas dapat

diketahui nilai eksternal proyek berada pada nilai positif pada kuadran X dengan

nilai Peluang (Opportunities) sebesar 3,20 dan analisa Ancaman (Threats) bernilai

3,10.

EFE Matrix (Sumbu X) = Opportunities – Threats

= 3,20 – 3,10

= 0,10

Berdasarkan hasil analisa Kekuatan (Strengths) diperoleh nilai 3,40, analisa

Kelemahan (Weaknesses) bernilai 3,00, Nilai analisis Peluang (Opportunities)

3,20 dan nilai Ancaman (Threats) 3,10. Maka dari nilai-nilai tersebut dilakukan

perhitungan untuk menunjukkan posisi PLN yakni :

a. Selisih antara Kekuatan – Kelemahan = 3,40 – 3,00 = 0,40

Yogi Y. Siburian, 8609390 Z 22

Page 23: Ts Ee4 Yogi (8609390z)_final

PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT SUMATERA II

b. Selisih antara Peluang – Ancaman = 3,20 – 3,10 = 0,10

Nilai 0,40 dan 0,10 ini selanjutnya dituangkan dalam grafik kuadran yang

akan memberikan gambaran posisi pelaksanaan kegiatan proyek PLTU

SINTANG.

Stability Growth

Survival Diversification

Gambar 6.4 Grafik Kuadran hasil analisa SWOT

Hasil analisa SWOT membawa posisi Pelaksanaan Proyek PLTU SINTANG

berada pada Kuadran I (0,1 ; 0,4) memberikan gambaran situasi yang sedikit

menguntungkan walaupun cukup kecil dan masih memiliki kekuatan dan peluang

yang ada.

Memperhatikan kondisi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang

dimiliki, maka strategi yang dapat diambil adalah :

Strategi SO, merupakan strategi yang diambil perusahaan dengan

memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dimiliki :

a. Melakukan sinergi melalui rapat bulanan/mingguan antara PLN,

Kontraktor utama serta konsultan desain / engineering dan konsultan

supervisi dalam satu Tim Proyek serta berkoordinasi secara intens dengan

Pemerintah setempat untuk mendukung perijinan pembangunan proyek.

b. Memanfaatkan dermaga existing milik Pemerintah setempat untuk

mempercepat unloading material tanpa perlu membuat temporary jetty.

Yogi Y. Siburian, 8609390 Z 23

KEKUATAN (STRENGTHS)

WEAKNESS (KELEMAHAN)

OPPORTUNITIES (PELUANG)THREAT (ANCAMAN)(0,1 ; 0,4)

Page 24: Ts Ee4 Yogi (8609390z)_final

PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT SUMATERA II

c. Memaksimalkan pekerja lokal untuk pekerjaan yang sifatnya tidak

memerlukan skill tertentu sehingga mengefisiensikan waktu dan biaya

mobilisasinya.

d. Kondisi sosial yang kondusif harus dimanfaatkan untuk menambah tenaga

kerja dan jam kerja tanpa adanya gangguan dari masyarakat setempat.

e. Menempatkan personil PLN di lokasi proyek yang berkompeten dan

bertanggung jawab dalam memonitor pelaksanaan proyek PLTU

SINTANG.

Strategi ST diterapkan dengan memperhatikan kondisi kekuatan dan tantangan

yang dihadapi:

a. Memanfaatkan Konsultan yang ahli untuk melakukan proses perencanaan

dengan baik dan akurat walaupun waktu perencanaan yang diberikan

terbatas.

b. Topografi lokasi proyek yang datar dapat dimanfaatkan dalam

mempercepat penyelesaian proyek sehingga jadwal durasi kontrak dapat

dikejar

c. Memberdayakan penyewaan peralatan yang ada di dekat lokasi proyek

sehingga tidak terkendala area jangkauan lokasi proyek.

d. Tim Komisioning harus dibentuk secara terpisah dari Tim Konstruksi dan

diiisi oleh personil yang berpengalaman dibidangnya baik dari vendor,

kontraktor maupun PLN dan siap di lapangan untu melakukan

komisioning.

e. Perencanaan Purchase Order oleh Kontraktor harus lebih awal dan

terorganisir dengan baik serta harus disampaikan ke PLN sebagai

persyaratan pembayaran Down Payment.

Strategi WO diterapkan dengan melihat kondisi kelemahan dan memanfaatkan

peluang yang dimiliki yakni :

a. Menambah tenaga kerja dengan memberdayakan pekerja lokal dan

menyewa peralatan yang dekat dengan lokasi proyek serta membagi

pekerjaan M&E kepada subkontraktor ZUG yang memiliki pengalaman

dan resource lebih bagus untuk mempercepat pekerjaan

Yogi Y. Siburian, 8609390 Z 24

Page 25: Ts Ee4 Yogi (8609390z)_final

PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT SUMATERA II

b. Kontraktor perlu mengantisipasi Schedule pengiriman alat kerja akibat

kondisi cuaca yang buruk, kondisi pasang surut air laut, kondisi jalan

menuju site.

c. Kontraktor dan Owner harus duduk bersama untuk mengolah sequence of

work dan Metoda Kerja seoptimal mungkin akibat terbatasnya akses kerja

di lahan yang tersedia.

d. Perlu diadakan kerjasama dengan sektor industri seperti pabrik karet dan

pabrik kelapa sawit di dekat lokasi proyek untuk melakukan improvement

Access Road agar dapat digunakan bersama.

e. Kontraktor diminta untuk membuat Project Master Schedule yang berbasis

WBS dan mengupdate lintasan kritis setiap minggunya.

Strategi WT dengan melihat tantangan dan kelemahan yang dimiliki maka

yang dapat diambil adalah :

a. Menghimbau Kontraktor Utama untuk menggunakan listrik PLN untuk

membantu suplai listrik selama konstruksi namun sesuai dengan tariff dan

peraturan yang berlaku.

b. Menggali informasi mengenai potensi masalah yang dapat terjadi kepada

Kontraktor Utama bersama Konsultan Supervisi sehingga dapat

diantisipasi lebih dini.

BAB VII

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan di atas adalah sebagai berikut :

a. Dengan metode Root Cause Analysis menggunakan diagram fish bone (tulang

ikan), keterlambatan proyek sebagian besar disebabkan oleh kontraktor yang

kurang perform, adanya perubahan desain pada saat pelaksanaan pekerjaan,

waktu yang terbatas dalam proses perencanaan, akibat lokasi yang sulit

dijangkau, pendanaan dari PLN yang belum siap, proses perijinan yang lama,

kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan informasi awal, sampai dengan

faktor cuaca.

Yogi Y. Siburian, 8609390 Z 25

Page 26: Ts Ee4 Yogi (8609390z)_final

PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT SUMATERA II

b. Strategi yang tepat untuk mengejar keterlambatan proyek PLTU yaitu dengan

Strategi dengan analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)

diman hal ini akan lebih mudah diimplementasikan jika PLN, Konsultan dan

Kontraktor dapat bersinergi dalam satu tim proyek untuk mengeliminir

faktor-faktor utama yang menyebabkan proyek mengalami keterlambatan.

c. Strategi dan upaya mengejar keterlambatan proyek PLTU SINTANG dalam

sehari dapat mengurangi kerugian PLN dari aspek selisih penggunaan BBM

dibandingkan dengan penggunaan Batubara senilai ± Rp. 1.1 Milyar per hari

dan juga adanya mengurangi loss of opportunity bagi PLN untuk bisa

menghasilkan profit dari penjualan listrik sebesar ± Rp. 400 Juta per hari.

d. Waktu yang dibutuhkan untuk Perencanaan awal sangat minim memaksa

adanya tahapan pada proses perencanaan yang kurang akurat.

e. Penentuan durasi kontrak tidak bisa mengadopsi durasi pelaksanaan kontrak

di Cina, mengingat supporting equipment dan auxiliaries mudah didapat di

Cina, sehingga pelaksanaan kontrak bisa lebih cepat, disamping pelaksanaan

kontrak di Cina, engineering design dilaksanakan lebih awal dan dapat juga

dilaksanakan secara bersamaan dengan pelaksanaan pekerjaan.

BAB VIII

TINDAKAN YANG DISARANKAN

Dari kesimpulan di atas beberapa tindakan yang disarankan :

a. Mengidentifikasi faktor yang dapat menyebabkan keterlambatan proyek sejak

dimulainya kick off meeting, sehingga penyebabnya dapat diantisipasi dan

dieliminir.

b. Perlu dilakukan action dan sosialisasi dari strategi SWOT ini ke semua pihak

terkait dalam rangka mengejar keterlambatan jadwal penyelesaian proyek

sehingga dapat meminimalisir kerugian yang akan terjadi.

Yogi Y. Siburian, 8609390 Z 26

Page 27: Ts Ee4 Yogi (8609390z)_final

PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT SUMATERA II

c. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi antara PLN, Konsultan dan

Kontraktor melalui rapat bulanan atau rapat khusus untuk membahas

kendala-kendala yang dihadapi dan menerapkan strategi SWOT sebagai

solusi yang terbaik untuk semua pihak sehingga kerugian yang timbul akibat

keterlambatan proyek dapat diminimalisir.

d. Untuk proyek-proyek selanjutnya perlu diberikan waktu yang cukup untuk

dilakukan perencanaan yang lebih matang dan akurat dengan menggunakan

konsultan yang independen dan berpengalaman.

e. Untuk proyek selanjutnya perlu dikaji lebih dalam lagi mengenai penentuan

durasi kontrak dengan memasukkan parameter ‘kondisi / lokasi proyek’ pada

saat tahap pelaksanaan FS (Feasibility Study).

Yogi Y. Siburian, 8609390 Z 27

Page 28: Ts Ee4 Yogi (8609390z)_final

PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT SUMATERA II

REFERENSI

1. Contract Document Sintang Coal Fired Steam Power Plant (3 x 7 MW),

PT.PLN (Persero) and PT. Adhi Karya, tbk, Pontianak, 2011.

2. Project Master Schedule PLTU SINTANG

3. Materi Diklat Executive Education IV, PLN Udiklat Palembang

4. Materi Diklat Manajemen Konstruksi untuk Supervisori Atas, PLN

Udiklat Bogor

5. Laporan bulanan proyek PLTU SINTANG dan korespondensi

6. Sarwono Hardjomuljadi “Persyaratan Kontrak untuk Proyek EPC /

Turnkey” sesuai FIDIC yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia,

Edisi Pertama, Penerbit FIDIC, LPJK, INKINDO, Jakarta 2010.

Yogi Y. Siburian, 8609390 Z 28