Trilogi Pelayaran Perdana Rumah Sakit Apung dr. Lie Dharmawan1$R09VB$.pdf · kerusuhan, bencana...

13
Trilogi Pelayaran Perdana Rumah Sakit Apung dr. Lie Dharmawan

Transcript of Trilogi Pelayaran Perdana Rumah Sakit Apung dr. Lie Dharmawan1$R09VB$.pdf · kerusuhan, bencana...

Page 1: Trilogi Pelayaran Perdana Rumah Sakit Apung dr. Lie Dharmawan1$R09VB$.pdf · kerusuhan, bencana alam, dan konflik. Berbicara kepada publik dalam upaya untuk memunculkan krisis-krisis

Trilogi Pelayaran Perdana Rumah Sakit Apung dr. Lie Dharmawan

Page 2: Trilogi Pelayaran Perdana Rumah Sakit Apung dr. Lie Dharmawan1$R09VB$.pdf · kerusuhan, bencana alam, dan konflik. Berbicara kepada publik dalam upaya untuk memunculkan krisis-krisis

Mega Glodok KemayoranKantor Toko Blok B No. 10

Jl. Angkasa Kav. B-6Kemayoran Jakarta Pusat 10160

Telp. +6221 6586 [email protected]

www.doctorshare.orgOCBC NISP 545.80000.8108a/n Yayasan Dokter Peduli

DoctorSHARE

@doctorSHARE

Page 3: Trilogi Pelayaran Perdana Rumah Sakit Apung dr. Lie Dharmawan1$R09VB$.pdf · kerusuhan, bencana alam, dan konflik. Berbicara kepada publik dalam upaya untuk memunculkan krisis-krisis

prinsipd sharing accessible health and care

SHAREc t o r Menyelamatkan nyawa dan meringankan penderitaan orang yang terjebak dalam krisis, sehingga mereka bisa memulihkan kemampuan untuk membangun kembali kehidupan bermasyarakat.

Penyediaan perawatan medis dan akses pelayanan kesehatan untuk orang yang terjebak dalam krisis, seperti orang-orang yang tidak memiliki akses layanan kesehatan, orang-orang yang menghadapi diskriminasi atau kelalaian dari sistem kesehatan lokal, kelompok marginal dalam masyarakat, mereka yang terjebak dalam bencana alam, epidemi, dan kekurangan gizi.

Integritas, saling berbagi, cinta kasih, saling mempercayai dan menghormati.

Kekuatan tim berada pada rasa tanggung jawab yang tinggi, kemampuan beradaptasi, dan sifat inklusif

Non Provit Voluntary ServicesKegiatan tidak dimaksudkan untuk mencari

atau mengumpulkan keuntungan

Humanitiy ActsBekerja didasarkan pada prinsip

kemanusiaan dan etika medis. Yayasan Dokter Peduli (DoctorSHARE) berkomitmen

untuk membawa kualitas perawatan kesehatan untuk orang yang berada dalam

krisis tanpa memandang ras, etnis, suku, agama, antar golongan atau afiliasi politik

Bearing Witness and Speak OutMenjadi saksi atas kejadian kekerasan, kerusuhan, bencana alam, dan konflik. Berbicara kepada publik dalam upaya

untuk memunculkan krisis-krisis kesehatan yang terlupakan atau tidak disadari publik,

menarik perhatian publik untuk kejadian kekerasan yang terjadi di luar jalur, dan mengkritisi kelemahan sistem bantuan,

serta menantang pengalihan bantuan kemanusiaan yang dilakukan berdasarkan

politik kepentingan.

SharingPercaya bahwa setiap individu mempunyai

talenta, kecakapan dan kekuatan masing-masing yang bila dengan tujuan mulia

disalurkan, dibagikan, dan dikolaborasikan akan banyak membantu masalah-masalah

sosial terutama yang berkaitan dengan masalah kesehatan

IndependentBeroperasi secara mandiri dan bebas dari setiap kepentingan kelompok, golongan,

politik, militer, bisnis, dan agama.

ImparsialNetral, tidak berpihak pada salah satu pihak

yang terlibat dalam konflik, memberikan perawatan secara independen untuk

meningkatkan akses bagi korban konflik seperti yang dipersyaratkan oleh hukum

kemanusiaan internasional.

DoctorSHARE menyediakan akses bantuan medis secara holistik, independen dan imparsial untuk orang-orang yang paling membutuhkan, yaitu mereka yang dianggap miskin dan tidak mampu tapi tidak mempunyai kartu miskin karena masalah administrasi kependudukan, sehingga berimbas kepada tidak dimilikinya Asuransi (Jaminan) Kesehatan Masyarakat dan tidak memperoleh akses kesehatan gratis yang disediakan pemerintah; mereka yang secara sosial dikecualikan dari layanan kesehatan dan dikucilkan dalam masyarakat, mereka yang terjebak dalam bencana alam, epidemi dan kekurangan gizi.

Individu-individu yang tergabung dalam DoctorSHARE bekerjasama, membagikan talenta dan kecakapan maing-masing tanpa memandang batasan-batasan suku, agama, etnis, ras dan antar golongan untuk mewujudkan visi dan misi DoctorSHARE sesuai dengan prinsip kemanusiaan dan etika pelayanan medis. Banyak di antara mereka yang telah berpengalaman di medan krisis Indonesia sejak tahun 1998 akibat ketidakstabilan politik, ekonomi dan sosial, serta terpaan bencana alam yang melanda Indonesia.

Saat ini DoctorSHARE didukung oleh ahli bedah, dokter, perawat, dan profesional seperti jurnalis, administrator, fotografer, desainer, ahli teknologi informasi, wiraswasta, pekerja sosial profesional, dan sejumlah donatur individual. Kami membuka diri bagi mereka yang tergerak untuk membagikan kecakapan profesionalisme mereka untuk mendukung visi dan misi doctorSHARE memulihkan masyarakat di bidang kesehatan.

1Pengobatan cuma-cuma

2Bantuan kemanusiaan untuk

bencana alam3

Therapeutic Feeding Centre (Panti Rawat Gizi)

4Health Guidance

(Pendampingan Kesehatan) 5

Kampanye Medis6

Floating Hospital(Rumah Sakit Apung)

visi

misi

program

nilai

5

PENDIRIdr. Lie A. Dharmawan, PhD, FICS, SpB, SpBTKV

Lisa Suroso, SE

SEKRETARIS JENDERALdr. Luyanti Tshia, MARS

SEKRETARISLucy Tawara

dr. Widiawaty

BENDAHARAHerman Suyanto

FUNDRAISING MANAGERdr. Angelina Vanessa

KOORDINATOR PROYEKTFC PULAU KEI

dr. Luyanti Tshia, MARSdr. Jeffry Prabowo

KOORDINATOR PROYEKCCI SEMPER DAN CEMPAKA MAS

dr. Fidelladr. Grace Shalmont

KOORDINATOR CONTIGENCYdr. Sianly dr. Karnel

KOORDINATOR KLINIKdr. Paulus Lukman

dr. Hendra

KOORDINATOR MEDIASylvie Tanaga, S.IPdr. Peggy Loman

KOORDINATOR TEKNIS KAPALYusuf Budi Harto

profil

Page 4: Trilogi Pelayaran Perdana Rumah Sakit Apung dr. Lie Dharmawan1$R09VB$.pdf · kerusuhan, bencana alam, dan konflik. Berbicara kepada publik dalam upaya untuk memunculkan krisis-krisis

Pelayaran Perdana Rumah Sakit Apung (Floating Hospital) dr. Lie Dharmawan:

Sebuah Trilogi Awal

E nam belas Maret 2013. Mentari mulai bersinar terik kala rombongan gelombang pertama memasuki Rumah Sakit Apung (Floating Hospital)

milik DoctorSHARE.

Floating Hospital yang kini bernama resmi Rumah Sakit Apung (RSA) dr. Lie Dharmawan ini sandar dengan gagahnya di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta. Berwarna putih-merah, seluas 23,5 x 6,55 meter, ia sudah sangat siap melayani masyarakat yang membutuhkan.

Tali dilepas. Kapal buatan 2008 yang akrab disapa “Si Bahenol” oleh segenap tim pun berlayar untuk pertama kalinya dalam misi pelayanan medis! Tak terkata bagaimana keharuan itu menyeruak. Lewat perjuangan bertahun-tahun dengan segala keterbatasan, DoctorSHARE akhirnya mampu melayarkan Rumah Sakit Apung swasta pertama di Indonesia, diiringi tatapan banyak saksi – termasuk media.

Sorotan ini tentu menjadi beban tersendiri,

namun DoctorSHARE menunjukkan upaya maksimalnya dalam menjawab berjuta harapan.

Hari itu, “Si Bahenol” menempuh 4,5 jam perjalanan menuju Pulau Panggang, Kep. Seribu. Di penghujung hari, DoctorSHARE telah mengobati 320 warga, ditambah 15 pasien bedah minor dan 5 pasien bedah mayor yang dilaksanakan dalam badan kapal.

Menuai sukses pada misi perdananya, tim RSA dr. Lie Dharmawan makin bersemangat menjalankan misi uji coba keduanya ke kawasan yang lebih jauh: Manggar, Belitung Timur. Misi ini terlaksana hanya dalam selang waktu dua minggu dari pelayaran perdananya. Misi yang berlangsung pada 2-4 April 2013 ini berjalan lancar atas dukungan seluruh pihak termasuk Pemda Belitung Timur.

Sebagai pamungkas, DoctorSHARE kembali memberikan layanan medis cuma-cuma ketiga pada 12-14 April 2013 ke kawasan Ketapang, Kalimantan Barat. Rangkaian

terakhir dari trilogi misi kemanusiaan perdana dengan Floating Hospital ini pun berakhir menggembirakan.

Dalam trilogi Kepulauan Seribu, Belitung Timur, dan Kalimantan Barat, DoctorSHARE telah mengobati total lebih dari 693 orang untuk pengobatan umum, 34 orang untuk bedah minor, dan 18 orang untuk bedah mayor dengan beberapa kasus yang tak mudah ditangani rumah sakit biasa. Selain itu, DoctorSHARE juga memberi penyuluhan pada para siswa terkait beragam isu kesehatan.

Keberhasilan trilogi perdana yang merupakan buah kerja keras seluruh anggota DoctorSHARE dengan berbagai latar profesi ini tentu jadi kebanggaan tersendiri. Saat bersamaan, DoctorSHARE sadar bahwa keberhasilan ini bukanlah akhir. Langkah pertama justru baru saja diayunkan.

Tujuan utama RSA dr. Lie Dharmawan adalah memberi layanan kesehatan terutama bagi masyarakat pra sejahtera yang tersebar di kepulauan Indonesia. Dengan kata lain, target utama RSA dr. Lie Dharmawan adalah mereka yang tidak memiliki akses terhadap layanan kesehatan yang memadai karena kendala finansial maupun geografis.

Seiring waktu, DoctorSHARE juga melakukan berbagai pembenahan teknis pada kapal untuk memaksimalkan hasil pelayanan.

Ke depan, RSA dr. Lie Dharmawan akan makin siap dalam memberikan layanan medis ke wilayah-wilayah terpencil di pelosok Indonesia guna membantu meringankan beban saudara-saudara kita yang membutuhkan.

RSA dr. Lie Dharmawan, inilah persembahan kami bagi Indonesia g

fokus6 7

Page 5: Trilogi Pelayaran Perdana Rumah Sakit Apung dr. Lie Dharmawan1$R09VB$.pdf · kerusuhan, bencana alam, dan konflik. Berbicara kepada publik dalam upaya untuk memunculkan krisis-krisis

Pembaca yang budiman, dalam penerbitan buletin DoctorSHARE

ke-2 ini, saya akan berkisah singkat tentang perjalanan pelayanan yang kita namakan perjalanan trilogi pertama, mencakup Pulau Panggang, Belitung Timur dan Kalimantan Barat bagian selatan sebagai “launching” Rumah Sakit Apung.

Lalu saya akan mengambil sikap atas beberapa pertanyaan mendasar yang sering diajukan kepada DoctorSHARE secara umum dan kepada saya pribadi secara khusus.

S e s u a i r e n c a n a , 16 Maret 2013 subuh, Rumah Sakit Apung swasta p e r t a m a I n d o n e s i a m i l i k DoctorSHARE meninggalkan p e l a b u h a n Muara Baru menuju Kepulauan Seribu, tepatnya Pulau Panggang.

Kisah dibalik berhasilnya Floating Hospital berlayar perdana ini tak cukup ditulis di sini dalam keterbatasan ruang dan waktu buletin ini, namun harus dicatat di tempat dan kesempatan lain sebagai bagian sejarah DoctorSHARE sekaligus pelajaran bagi rekan-rekan penerus DoctorSHARE di masa mendatang. Ini harus kita lakukan: sebagai pencatat sejarah yang akurat.

dr. Lie A. Dharmawan, Ph.D, Sp.B, Sp.BTKV Pendiri DoctorSHARE

Oleh penulis lain, sudah diungkapkan jasa-jasa individu yang tanpa lelah, penuh dedikasi, dan percaya diri yang tinggi menunaikan sebuah misi sulit. Pelayaran bersejarah ini harus berhasil. Pelajaran berulang kali yang didengungkan antar aktivis DoctorSHARE yaitu “tak ada yang tak bisa dan tak mungkin”, telah membuahkan hasil nyata yang manis.

Motivasi berkombinasi dengan inspirasi, membuat segala bentuk kesulitan teratasi.

Pada pukul dua subuh, kami yang menunggu sambil bekerja di atas kapal mempersiapkan segala sesuatu, menahan rasa haru yang tak t e r b e n d u n g dan setengah b e r t e r i a k mengucapkan “Puji Tuhan, kita berlayar!” setelah Surat Ijin Berlayar dikantungi.

Walau tanpa istirahat karena selesai bekerja sampai tidak sempat pulang ke rumah, suasana gembira membuyarkan rasa kantuk dan penat. Gantinya adalah rasa bangga serta percaya diri, bahwa Floating Hospital akan dapat menyumbangkan sesuatu bagi kemanusiaan, bangsa dan negara. Di tengah udara dingin yang menyelimuti Jakarta, terasa kehangatan persaudaraan di antara kami yang melahirkan teamwork dengan the right man on the right place (baca juga tulisan Sylvie Tanaga).

8 9

“Visi DoctorSHARE untuk menolong orang yang terperangkap dalam

kesulitan agar dapat kem-bali ke lingkungan sosialnya

dengan kekuatan sendiri, telah terbukti melalui misi pelayanan medis terpadu”

catatan

Kebanggaan ini milik kalian, anggota-anggota DoctorSHARE yang telah bekerja dengan optimal. Semoga persaudaraan yang telah tertanam dan terpupuk bersama dalam beberapa tahun ini dapat dipertahankan dalam sebuah teamwork spirit demi menyukseskan visi dan misi DoctorSHARE.

Visi DoctorSHARE untuk menolong orang yang terperangkap dalam kesulitan agar dapat kembali ke lingkungan sosialnya dengan kekuatan sendiri, telah terbukti melalui misi pelayanan medis terpadu yang dilaksanakan di tiga pulau yang telah disebut pada bagian awal.

Setidaknya ada tiga contoh yang dapat kita sebut.

Pasien dengan hernia scrotalis sebesar kelapa telah sembuh dan dapat kembali bekerja setelah menderita hampir 11 tahun.

Seorang anak berusia 1 tahun 5 bulan dengan hemangioma besar di leher kiri sudah berhasil ditangani.

Terakhir adalah seorang anak 7 tahun dengan TBC kelenjar yang menempuh perjalanan darat dengan sepeda motor hampir 12 jam untuk bertemu kami. Anak ini mendapat pengobatan definitif yang dilanjutkan di Puskesmas setempat.

Kini kedua anak itu dapat menatap masa depan mereka yang cerah setelah sembuh. Kisah tiga pasien ini tercantum dalam laporan masing-masing koordinator pelayanan medis.

Pertanyaan yang sering diajukan adalah mengapa DoctorSHARE mau dan berani melakukan pekerjaan pelayanan yang sulit ini?

Saya punya setidaknya tiga alasan kuat bagi pertanyaan mendasar ini.

Pertama, kami belajar bahwa memberi adalah lebih baik dari menerima. Kedua, bangga akan ke-Indonesiaan kami, dengan konsekuensi logis tidak memperhitungkan apa yang menjadi kewajiban pemerintah tapi secara pro-aktif melakukan sesuatu yang berguna bagi kebaikan kita semua. Ketiga, kami berbagi bukan karena berkelebihan namun merasakan pahitnya hidup berkekurangan.

Saya pribadi yakin bahwa visi misi DoctorSHARE yang terwujud melalui bantuan dan uluran tangan semua pihak, dapat menjawab sebagian tantangan yang kita hadapi sehari-hari g

Pasien TBC kelenjar berusia tujuh tahun ini menempuh 14 jam perjalanan darat dengan sepeda motor dari kota Jambi di Kalimantan Barat untuk mendapatkan akses pengobatan.

Page 6: Trilogi Pelayaran Perdana Rumah Sakit Apung dr. Lie Dharmawan1$R09VB$.pdf · kerusuhan, bencana alam, dan konflik. Berbicara kepada publik dalam upaya untuk memunculkan krisis-krisis

Floating Hospital dr. Lie Dharmawan adalah sebuah ide yang lahir ketika melihat sebuah kebutuhan.

Bukan hal mudah untuk mewujudkan ide ini. Bagi saya pribadi, awalnya sangat berat untuk turut merealisasikan Rumah Sakit Apung (RSA) dr. Lie Dharmawan karena ketidakpercayaan akan kapasitas saya sendiri. Terlebih masa-masa itu, DoctorSHARE belum seperti saat ini. Saya merasa sendiri.

Yang menjadi dasar bagi saya hingga akhirnya “mau tidak mau” melewati proses ini adalah percaya pada dr. Lie yang selama ini menjadi pemimpin, ayah, dan teladan bagi saya. Hal lain adalah kepercayaan yang beliau berikan pada diri saya.

Saya ingat saat orang berkomentar negatif, beliau menghadapinya dengan tenang. “Lulu, papi juga melewati masa yang kamu alami. Iri itu hal biasa. Papi percaya kamu bisa!” Thanks a lot, papi. Saya pun memutuskan HARUS mengembangkan kapasitas hati dan diri saya untuk terlibat merealisasikan ide besar ini. Mendapatkan kepercayaan sulit, apalagi mempertahankannya.

Pada kesempatan ini, saya mengapresiasi teman-teman DoctorSHARE. Thank you for being good partners for me. I am proud to have all of you as a team with me. Saya senang atas kepercayaan rekan-rekan atas kepemimpinan saya. Dalam perjalanan, saya belajar lebih tegas dan hanya memimpin orang yang ingin saya pimpin.

Akhirnya, RSA dr. Lie Dharmawan lahir dan menjalankan fungsinya dalam memberi layanan kesehatan di daerah terpencil pada bulan-bulan awal peluncurannya.

Sebelum berlayar, satu tahun adalah waktu

dr. Luyanti Tshia, MARSSekretaris Jenderal DoctorSHARE

yang dibutuhkan untuk merenovasi kapal. Kapal ini juga sempat kandas. Belum lagi harus berjumpa dengan banyak konflik. Banyak yang mendukung, tak sedikit pula yang mencela.

H-1, sebelum kapal akan memulai pelayaran perdananya ke Pulau Panggang, seorang teman masih harus memperjuangkan sebuah Surat Ijin Berlayar. Ia mempertaruhkan dirinya sendiri dan menanggung beban tersebut di pundaknya dengan tangisan dan rasa takut: “Gimana kalau besok nggak bisa berlayar? Aku harus tanggung jawab soal ini...”

Akhirnya, Surat Ijin Berlayar keluar hanya beberapa jam sebelum kapal meluncur ke Pulau Panggang. Saya sangat mengapresiasi Yusuf Budi Harto atas tindakan dan perjuangannya untuk kapal ini.

Pelayanan trilogi (Pulau Panggang, Belitung Timur, dan Kalimantan Barat) berlangsung dengan persiapan yang sangat singkat. Koordinator-koordinator yang saya pilih adalah sosok-sosok yang tepat. Saya tidak salah memilih. I am proud of them.

dr. Vanessa dan dr. Paulus memimpin dan melakukan pekerjaan yang luar biasa cekatan untuk pelayanan medis perdana Rumah Sakit Apung di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu.

dr. Yulisa dan dr. Edward mampu melanjutkan pekerjaan mereka dalam memimpin tim ke Belitung Timur. Mereka bangkit setelah hampir menyerah karena ketersediaan waktu yang sangat singkat.

dr. Sianly dan Yusuf Budi Harto memimpin tim ke Kalimantan Barat dengan baik. Meski waktu persiapan adalah yang tersingkat, tim ini melayani pasien bedah dengan jumlah terbanyak.

There’s no one man show. It’s a team!

Untuk Sylvie, a sister and a friend for me. Ia paling tahu lika-liku kepemimpinan saya di masa lalu yang sempat tidak dihargai. Sylvie adalah salah satu orang yang percaya akan kepemimpinan saya. Terima kasih

telah mengurus junalistik media dan pemberitaan DoctorSHARE. Love you.

Saya juga tidak lupa dengan anak-anak kami di Panti Rawat Gizi, Pulau Kei – Maluku Tenggara.

Inspirasi pertama RSA dr. Lie Dharmawan lahir di pulau yang satu ini. Besar harapan kami dapat kembali ke Pulau Kei bersama Floating Hospital untuk menjenguk anak-anak kami di Panti Rawat Gizi.

Sebagai penutup, saya sampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya untuk teman-teman DoctorSHARE, para donatur, juga tante Lucy yang baik hati atas kerjasama dan kepercayaannya untuk bersama-sama melayani. Maafkan kesalahan dan kekurangan saya. Love you all.

Floating Hospital For Indonesia.

Have a blessing!

10 11

catatan

“There’s no one man show. It’s a team!”

Page 7: Trilogi Pelayaran Perdana Rumah Sakit Apung dr. Lie Dharmawan1$R09VB$.pdf · kerusuhan, bencana alam, dan konflik. Berbicara kepada publik dalam upaya untuk memunculkan krisis-krisis

Pelayanan Medis RSA dr. Lie Dharmawan ke Kepulauan Seribu (16 – 17 Maret 2013)

dr. Angelina Aurelia VanessaBingung. Kata pertama yang terlintas saat ditugasi menjadi koordinator lapangan pelayanan medis RSA dr. Lie Dharmawan ke Kepulauan Seribu. Pelayanan medis dengan rumah sakit apung berbeda dengan pelayanan medis pada umumnya. Skalanya adalah rumah sakit, lengkap dengan pengobatan umum, tindakan operasi, dan penyuluhan kesehatan bagi masyarakat.

Tanggung jawab besar yang diberikan dan dipercayakan menumbuhkan semangat tinggi untuk mewujudkan pelayanan medis di Kepulauan Seribu sebaik mungkin.

Kerjasama apik terjalin antar anggota tim yang tulus mencurahkan waktu dan tenaga di sela-sela kesibukan pekerjaan utama mereka. Debat menjadi pelengkap selama persiapan. Kelelahan fisik dan pikiran sungguh terbayar ketika mendapat senyum tulus sebagai ungkapan terima kasih dari warga Kepulauan Seribu yang menerima bantuan pengobatan dan tindakan operasi.

Mereka sangat membutuhkan pelayanan medis. Walaupun fasilitas kesehatan seperti Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah telah tersedia, masih kurang memadai untuk mengatasi beberapa kasus penyakit. Masyarakat juga terbentur masalah biaya tinggi untuk membiayai transportasi menuju pusat kota yang fasilitas kesehatannya lebih lengkap.

Doa sederhana yang terucap dari ibu salah seorang pasien yang mendapat tindakan operasi sungguh memunculkan haru. Sang ibu mendoakan kami selalu dalam lindungan dan berkat Tuhan agar dapat terus berkarya dan membantu banyak orang lainnya.

Langkah pertama adalah penentu terwujudnya ribuan kilometer langkah selanjutnya. Trilogi pertama pelayanan medis RSA dr. Lie Dharmawan adalah awal dari perjalanan panjang membantu sesama. Tentu bukan perkara mudah namun makin besar tantangan, makin besar pula kekuatan untuk mengatasinya. Be grateful everyday cause we are in the path of blessing!

12 13

Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, menjadi lokasi perdana pelayanan medis RSA dr. Lie Dharmawan. Berkecepatan 6 knott/jam, rumah sakit apung

ini tiba di Pulau Panggang setelah menempuh 4,5 jam perjalanan dari Pelabuhan Muara Baru, Jakarta.

Soft opening RSA dr. Lie Dharmawan dan pelayanan medis bekerjasama dengan BRIMOB dan IDI DKI Jakarta ini berlangsung lancar dan dihadiri ratusan tamu. Rangkaian kegiatan ditandai pengguntingan pita merah tanda beroperasinya RS Apung.

Aktivitas pelayanan medis yang dilakukan di bawah koordinasi dr. Angelina Aurelia Vanessa dan dr. Paulus Lukman meliputi p e n y u l u h a n k e s e h a t a n , pengobatan umum, bedah minor, dan bedah mayor yang melibatkan sekitar 25 dokter dan lebih dari 25 sukarelawan.

Sehari sebelumnya yaitu 15 Maret 2013, DoctorSHARE menyelenggarakan penyuluhan kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat kepada 348 siswa-siswi SDN 01 dan 03 Pulau Panggang. Acara penyuluhan kesehatan ditutup dengan pembagian bingkisan hasil sumbangan donatur.

Kegiatan pengobatan umum, bedah minor dan bedah mayor dilakukan serentak mulai pk 13.00 WIB. Pengobatan umum berlangsung di Balai Karang Taruna Pulau Panggang dengan total 320 warga berobat.

Lima penyakit terbanyak adalah hipertensi, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), dermatitis, dyspepsia, dan myalgia.

Untuk kasus-kasus pengobatan umum yang memerlukan pemeriksaan penunjang, RS Apung melayani pemeriksaan EKG dan USG. EKG dan USG organ dalam dilakukan oleh dr. Bambang Suwiryo, Sp.PD. Pemeriksaan lanjutan kasus kebidanan dan kandungan dijalankan dr. Lidya Kariadi, Sp.OG. Banyak ibu hamil menginginkan pemeriksaan USG

k a n d u n g a n karena selama ini mereka hanya memeriksa diri ke bidan atau dokter Puskesmas yang fasilitasnya kurang memadai.

Pelayanan bedah minor dilakukan

t e r h a d a p 15 warga di kantor kelurahan lama Pulau Panggang. Kebanyakan kasus yang ditemukan terdiri dari lipoma, atheroma serta nevus pigmentosus.

Bedah mayor dilakukan di kamar operasi dalam RS Apung DoctorSHARE. Kasus yang

ditemukan yakni polidaktili, fibroma besar di kepala dan hernia inguinalis lateralis. Tindakan bedah terhadap lima pasien anak ini dilakukan dr. Lie A. Dharmawan, Ph.D, FICS, Sp.B, Sp.BTKV didampingi dr. Erniody, Sp An, KIC, M.Kes (dokter anestesi) dan dr. Fransisca Yohana Maria Kristina, Sp.A (pemeriksa awal).

Pasien pasca operasi mayor mendapatkan perawatan lanjutan di RSUD Pulau Pramuka. Pada 17 Maret 2013, dilakukan kunjungan pasca operasi terhadap seluruh pasien yang semua dinyatakan dalam keadaan baik g

dr. Paulus LukmanSaya berkenalan dengan DoctorSHARE sejak November 2012. Ikut dua-tiga kali pelayanan medis di Jakarta, tiba-tiba ditunjuk dan dipercayakan menjadi koordinator suatu proyek besar. Rumah sakit apung untuk Kepulauan Seribu, sebuah paket lengkap pelayanan medis yang terdiri dari bedah mayor, bedah minor, pengobatan gratis, dan penyuluhan kesehatan.

Saya sangat terkejut karena belum berpengalaman. Beruntung koordinator ternyata dua orang. Saya sangat terbantu dengan partner saya, dr. Angelina Aurelia Vanessa. Saya juga sangat berterima kasih pada semua teman DoctorSHARE yang senantiasa membantu dan memberi banyak masukkan berharga sehingga pelayanan medis ini akhirnya terlaksana dengan baik.

Persiapan berlangsung selama kurang lebih satu bulan. Kerjasama kompaklah yang menyukseskan pelayanan rumah sakit apung perdana ini. dr. Lie selaku penasihat dalam kegiatan ini terus memberi dukungan moral dan semangat kala kami mulai goyah dalam mempersiapkan pelayanan ini.

Rasa lelah tertutup dengan suasana kerja yang kental dengan nuansa kekeluargaan. Sakit hati, sedih dan emosi tak terasa berkat dukungan moral dr. Lie. Luar biasa bangga rasanya karena bekerja dalam tim yang hebat. Senang rasanya melayani sesama yang membutuhkan. Semua jadi satu membentuk sebuah pengalaman sangat berharga dan tidak akan terlupakan dalam hidup.

Koordinator Floating Hospital DoctorSHARE untuk Kepulauan Seribu

Page 8: Trilogi Pelayaran Perdana Rumah Sakit Apung dr. Lie Dharmawan1$R09VB$.pdf · kerusuhan, bencana alam, dan konflik. Berbicara kepada publik dalam upaya untuk memunculkan krisis-krisis

14 15

Pelayanan Medis RSA dr. Lie Dharmawan ke Belitung Timur (2 – 4 April 2013)

K ecamatan Gantung, lokasi pelayanan kedua RSA dr. Lie Dharmawan. Bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dan Dinas Kesehatan

Kabupaten Belitung Timur, pelayanan medis ini berlangsung 2-4 April 2013. Memilih tema “Berbagi Kasih Mewujudkan Indonesia Sehat”, tim DoctorSHARE dipimpin oleh dr. Edward Susanto dan dr. Yulisa.

Rangkaian kegiatan tim RSA dr. Lie Dharmawan di Pelabuhan Gantung Belitung Timur ini terdiri d a r i pengobatan u m u m , bedah minor, dan bedah mayor.

Pada 2 April 2013, tim DoctorSHARE beranggotakan empat dokter dan dua sukarelawan non dokter melakukan survei dan melaksanakan tiga bedah minor di Puskesmas Gantung.

Keesokan harinya tim yang terdiri dari sepuluh orang dokter, seorang asisten operasi, seorang perawat anestesi, dan empat relawan non medis berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung Timur yang terdiri dari dua dokter, sebelas perawat, dan enam sukarelawan non medis. Seluruh tim bersama-sama melaksanakan pengobatan umum, bedah mayor serta melanjutkan kasus-kasus bedah minor.

Memasuki 4 April 2013, tim DoctorSHARE melakukan sebuah bedah minor dan visitasi pasien pasca operasi mayor.

Dalam tiga hari pelayanan, sebanyak 118 warga mendapat layanan pengobatan umum. Delapan warga mendapat layanan bedah minor, dan enam orang mendapat layanan bedah mayor.

Jenis penyakit terbanyak yang diderita warga adalah hipertensi, rematik, infeksi saluran pernafasan akut, gastritis, dan penyakit kulit. Jenis bedah minor yang dilakukan adalah lipoma (lima warga), kista aterom (dua warga), dan fibrodenoma mammae.

Bedah mayor dilakukan langsung oleh dr. Lie A. Dharmawan. Ph.D, FICS, Sp.B, Sp.BTKV bersama dokter anestesi dr. Erniody, Sp.An, KIC di dalam RSA dr. Lie Dharmawan. Kasus bedah mayor yang ditemukan adalah hernia scrotalis sinistra (dua warga), hidrokel (dua warga), hernia ingunalis, dan ganglion pergelangan tangan berulang

dengan pelengketan.

D a l a m p e l a y a n a n medis kali ini, d i t e m u k a n sebuah kasus m e n a r i k dari seorang warga yang telah 10 tahun m e n d e r i t a hernia scrotalis s i n i s t r a

sebesar buah kelapa yang berhasil dipulihkan setelah tindakan bedah mayor selama lebih dari satu jam. Pasien bedah dirujuk ke RSUD Belitung Timur.

Bupati Kabupaten Belitung Timur, dr. Basuri Tjahaja Purnama, M. Gizi, Sp.GK yang menjenguk pelaksanaan pengobatan umum dan tindakan bedah dalam RS Apung, turut menyampaikan dukungannya atas pelayanan medis yang dilakukan DoctorSHARE g

dr. Edward SusantoSelamat atas keberhasilan tim DoctorSHARE dalam trilogi pelayaran perdana rumah sakit apung. Saya yang turut berpartisipasi langsung mulai dari persiapan sebelum berlayar hingga akhirnya berlayar, merasa sangat bangga, terlebih lagi dengan kesuksesan pelayanan medis yang selalu melebihi target.

Saya selaku koordinator pelayanan medis RSA dr. Lie Dharmawan ke Belitung Timur mendapat tantangan untuk melampaui sukses pelayaran perdana di Kepulauan Seribu yang hanya selisih dua minggu. Bagi pihak yang berpartisipasi langsung, saya rasa semua tahu kesulitan dan hambatan yang dihadapi dengan singkatnya masa persiapan pelayaran ini.

Berkat kerjasama tim yang solid dan partisipasi seluruh pihak terkait, baik yang berada di Jakarta maupun di Belitung Timur, pelayanan ini mengikuti jejak sukses pelayaran Kepulauan Seribu. Semoga hal ini menjadi panutan, bahwa tidak ada yang mustahil jika kita melakukan segala sesuatu dengan niat dan gigih ditambah kerjasama tim yang solid layaknya sebuah keluarga.

Walaupun meraih keberhasilan bertubi-tubi, kita tidak boleh lengah dan buta. Masih banyak hal yang menanti untuk dikerjakan. Kita tidak boleh cepat puas dengan apa yang telah kita capai. Dari setiap kesuksesan, kita harus membuat target baru yang melebihi sukses kita hari ini.

Melalui peresmian kapal, saya b e r h a r a p keluarga besar DoctorSHARE s e m a k i n berkembang dan berguna b a g i masyarakat.

M a r i

membangun Indonesia yang lebih sehat dan positif!

dr. YulisaMerupakan sesuatu yang sangat luar biasa ketika RSA dr. Lie Dharmawan akhirnya berlayar. Banyak pengalaman yang diperoleh dari setiap pelayanan kesehatan trilogi perdana RSA dr. Lie Dharmawan. Inilah pengalaman pertama saya menjadi koordinator pelayanan medis rumah sakit apung untuk Belitung Timur (Manggar) bersama dr. Edward.

Senang rasanya melayani bersama dr. Lie dan seluruh rekan DoctorSHARE. Meski menemui aneka kendala terutama persiapan dengan waktu kurang dari dua minggu setelah pelayanan kesehatan di Kepulauan Seribu, semangat dan kerjasama teman-teman DoctorSHARE membuat segala sesuatunya berjalan lancar.

Saya berharap RSA dr. Lie Dharmawan terus berlayar menjangkau mereka yang membutuhkan layanan kesehatan di daerah-daerah terpencil dengan dukungan semua pihak, menuju Indonesia Sehat.

Koordinator Floating Hospital DoctorSHARE untuk Belitung Timur

Page 9: Trilogi Pelayaran Perdana Rumah Sakit Apung dr. Lie Dharmawan1$R09VB$.pdf · kerusuhan, bencana alam, dan konflik. Berbicara kepada publik dalam upaya untuk memunculkan krisis-krisis

16 17

Pelayanan Medis RSA dr. Lie Dharmawan ke Kalimantan Barat (12 – 14 April 2013)

Sebagai rangkaian dari trilogi pelayaran RSA dr. Lie Dharmawan, sebelumnya, kawasan Ketapang di Provinsi Kalimantan Barat dipilih sebagai lokasi ketiga. Bertema

“Berbagi Kasih Menatap Masa Depan Sehat dan Cemerlang”, layanan medis ini berlangsung 12-14 April 2013 di bawah komando dr. Sianly dan Yusuf Budi Harto.

DoctorSHARE menerjunkan sepuluh orang dokter, seorang dokter muda, seorang asisten operasi, seorang perawat, dan lima sukarelawan non medis bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Kesehatan Ketapang, Pemerintah Daerah Ketapang, dan Puskesmas Kendawangan. Empat jenis kegiatan yang dilakukan yaitu penyuluhan kesehatan, pengobatan umum, bedah minor, dan bedah mayor.

Pada 12 April 2013, tim DoctorSHARE melangsungkan bedah minor di Puskesmas Sukabangun dan penyuluhan kesehatan di SMPN 6 Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Bedah minor dilakukan di Puskesmas Sukabangun terhadap tujuh warga dengan kasus lipoma (4 warga), kista aterom (1), kista dermoid (1), dan nevus pigmentosus (1). Penyuluhan kesehatan atraktif mengambil tema HIV/AIDS dihadiri sekitar 300 siswa SMPN 6 Kabupaten Ketapang.

Hari berikutnya, tim DoctorSHARE melakukan bedah mayor dan bedah minor di dalam RSA dr. Lie Dharmawan yang bersandar di Pelabuhan Sukabangun, Ketapang. Pada saat bersamaan, dilakukan pengobatan umum dan bedah minor di Kendawangan yang berjarak sekitar dua jam perjalanan darat dari Pelabuhan Sukabangun.

Bedah minor di dalam rumah sakit apung oleh dr. Luyanti, MARS dan dr. Paulus Lukman

dilakukan terhadap empat warga dengan lima kasus yaitu tiga kasus lipoma dan dua kasus kista atherom.

Bedah mayor di dalam RSA dr. Lie Dharmawan dilakukan oleh pendiri DoctorSHARE, dr. Lie A. Dharmawan, Ph.D, FICS, Sp.B, Sp.BTKV terhadap enam warga dengan kasus seperti yaitu hemangioma atau tumor pembuluh darah, hernia inguinalis lateral dextra, lipoma, fistulla perianal, dan kista atherom.Ditemukan kasus unik yaitu hemangioma besar atau tumor pembuluh darah di leher kiri yang diderita seorang anak berusia 1,5 tahun. Penyakit yang tergolong jarang ditemukan ini jika dibiarkan, akan tumbuh pesat dan membesar. Karena besarnya, suatu saat akan tidak bisa dioperasi, dan jika

pembuluh darah pecah akan berujung kematian. Pasca bedah diatas kapal, semua pasien bedah mayor dititipkan di RSUD Agoesd jam-Ketapang untuk perawatan pasca bedah. Keesokan harinya, mereka dikunjungi oleh dr. Lie Dharmawan dan

semua didapati dalam kondisi prima.

Di Kendawangan, pengobatan umum dihadiri 255 warga. Lima jenis penyakit terbanyak meliputi dispepsia, hipertensi, myalgia, rheumatoid arthritis, dan infeksi saluran pernafasan akut. Bedah minor dilakukan terhadap enam warga yaitu lipoma (1 warga, tiga kasus), ganglion (2 warga), callus (2), dan kista atherom (1).

Pada 14 April 2013, tim DoctorSHARE melakukan bedah mayor dengan kasus scrofuloderma (TBC kelenjar) di RSUD Agoesdjam. Berkolaborasi dengan tim medis RSUD Agoesdjam, bedah dilakukan pada anak tujuh tahun yang datang dari Jambi – Kalimantan Tengah. Sehari sebelumnya, ia telah menempuh 18 jam perjalanan dengan sepeda motor. Seluruh pasien pasca operasi berada dalam kondisi baik g

dr. SianlySaat mendapat kabar bahwa RSA dr. Lie Dharmawan akan melakukan trilogi pelayaran dalam rangka pelayanan medis, rasanya... wow, speechless! Bahenol’s going to sail. At Last. Ini misi penting. Saat ditunjuk menjadi Koordinator untuk Kalimantan Barat, saya terkejut. Yakin tidak salah pilih orang?

Dalam hati, ya sudahlah diterima dulu. Masih ada waktu mempersiapkan diri sambil mengamati dan belajar dari para Koordinator Kepulauan Seribu dan Belitung Timur. Rasanya jadi lebih tenang karena saya tidak sendirian, apalagi memiliki rekan koordinator yang sudah lebih berpengalaman, Yusuf. He is the person of action, to be on the field and I am the person behind the screen.Problem’s solved.

W a l a u p u n berhalangan mengikuti pelayaran perdana ke Kepulauan Seribu, saya yakin banyak mata basah saat “Bahenol” mulai bergerak membelah lautan. Untuk Kalimantan Barat, amat sulit menentukan lokasi kegiatan yang dapat dilalui “Bahenol”. Setelah melalui berbagai pertimbangan, Ketapang terpilih sebagai lokasi pelayanan medis.

Jelang keberangkatan, terjadi panik massal karena kursi dan jadwal penerbangan yang tidak jelas. Meski demikian, tim akhirnya dapat berangkat. Penyuluhan HIV/AIDS di hadapan 300 siswa SMPN 6 berlangsung dengan lancar, demikian pula dengan pengobatan umum, bedah minor, dan bedah mayor. Banyak cerita menarik yang terjadi dalam tiap tahap kegiatan.

There’s No One Man Show terbukti benar adanya. Saya pasti sudah terkapar tanpa dukungan seluruh anggota tim, Pemda dan Dinkes Ketapang, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Thank you more than word could say to each one of you all, for teaching, guiding, helping, and stay by my side. Without all these love, care, help and supports, our missions won’t be accomplished. What a great team work!

Yusuf Budi HartoWooow! Sungguh tak dipercaya trilogi (Pulau Panggang, Belitung Timur, Kalimantan Barat) sudah berlalu dan berjalan baik sampai pada akhirnya. Saya terutama ingin mengucapkan terimakasih untuk rekan kerja saya, dr. Sianly. Untuk pertama kalinya kami berkolaborasi sebagai koordinator pelayanan medis Rumah Sakit

Apung (Floating Hospital) yang diselenggarakan di Ketapang, Kalimantan Barat.

Tak lupa saya juga m e n y a m p a i k a n beribu terima kasih bagi rekan-rekan DoctorSHARE yang sudah bekerja keras sampai titik darah penghabisan demi menyukseskan

perjalanan trilogi perdana ini.

Saya bersyukur berada di tengah-tengah perkumpulan yang diketuai dr. Lie (kerap akrab dipanggil papi), suatu organisasi yang benar-benar layak dinyatakan sebagai sebuah keluarga kecil yang sangat kompak. Tidak ada rasa pilih kasih atau membedakan satu sama lainnya. Harapan saya untuk tim DoctorSHARE, trilogi perdana bukanlah akhir dari perjalanan pelayanan medis RSA dr. Lie Dharmawan, melainkan inilah langkah awal untuk membuktikan bahwa kita dapat membawa negara ini jauh lebih baik di bidang kesehatan pada masa-masa mendatang.

Teman-teman, semangatlah selalu dalam melayani!

Koordinator Floating Hospital DoctorSHARE untuk Kalimantan Barat

Page 10: Trilogi Pelayaran Perdana Rumah Sakit Apung dr. Lie Dharmawan1$R09VB$.pdf · kerusuhan, bencana alam, dan konflik. Berbicara kepada publik dalam upaya untuk memunculkan krisis-krisis

18 19

“Behind The Scene” RSA dr. Lie Dharmawan

Jangan bertanya, apa yang telah negara berikan kepada Anda tetapi tanyakan kepada diri Anda, apa yang telah Anda berikan kepada negara?

Semangat JF. Kennedy ini teringang-ngiang saat pembenahan RSA dr. Lie Dharmawan dilakukan.

Berawal dari ide “gila” seorang dokter bedah yang akrab disapa papi (dr. Lie A. Dharmawan) yang akhirnya menjadi kenyataan. Papilah yang pertama kali mencetuskan ide membuat Rumah Sakit Apung Swasta pertama di Indonesia atau Floating Hospital untuk menjangkau saudara-saudara kita di daerah terpencil yang minim sentuhan layanan kesehatan.

Kini RSA sudah berlayar. Namun proses pembuatan Rumah Sakit Apung dr. Lie Dharmawan ini berjalan kurang lebih satu tahun dan tidak s e m u l u s

yang Anda bayangkan.

K a n d a s e n a m b u l a n , s u l i t temukan t e m p a t

sandar yang cocok supaya tidak berbenturan dengan kapal lainnya (agar tidak cepat rusak), juga susah mencari kru kapal yang tepat dan dapat dipercaya. Tapi atas kerja keras teman-teman doctorSHARE dan para donatur, semua itu tidak menjadi penghalang semangat kami. Kami yakin bahwa di balik kesulitan, pasti akan ada jalan terang.

Tibalah pelayaran perdana yang dinamai TRILOGI (Pulau Panggang - Belitung Timur - Kalimantan Barat). Saat kapal akan berlayar pertama kalinya ke Pulau Panggang, hal yang

sampai saat ini t i d a k s a y a lupakan a d a l a h meneteskan air mata saat m e n g u r u s “Surat Ijin B e r l a y a r ” yang begitu rumit.

Masalahnya, kapal ini bukan kapal ikan ataupun kapal barang namun sandar di pelabuhan perikanan. Kepala syahbandar tidak memberikan SIB (Surat Ijin Berlayar) dengan alasan terdapat banyak sekali personil dokter di dalam kapal yang belum teruji aman untuk berlayar jauh setelah setahun vakum. Kuasa Tuhan-lah yang membuat masalah teratasi pada detik-detik terakhir Floating Hospital akan berlayar.

Setelah pelayaran trilogi, RSA dr. Lie Dharmawan masuk dok untuk renovasi ulang terutama pada bagian bawah kapal mulai dari lunas kapal. Bagian kapal yang terendam air di-fiber tiga lapis. Mesin kapal diganti dari enam menjadi delapan silinder. Baling-baling kapal diganti dengan yang lebih besar dan kokoh. Selain itu, juga dilakukan pemasangan daun kemudi, sirip kapal, dan setir. Hydraulic, aksesoris, gear box, dan ass diganti menjadi yang lebih besar. Bak air dilapisi fiber. Juga dilaksanakan pengecatan ulang dan perbaikan bagian dalam kapal.

Ke depannya, RSA dr. Lie Dharmawan ini akan lebih siap mengarungi lautan dan bersandar di tempat-tempat terpencil di kepulauan Indonesia untuk melakukan pelayanan medis bagi saudara-saudara kita yang membutuhkan g (Yusuf Budi Harto - Koordinator Teknis Kapal)

Amy G. Lehman: Guncang Dunia Lewat Klinik Terapung

A my G. Lehman, MD, MBA adalah seorang dokter bedah kardio-toraks lulusan University of Chicago. Prestasinya

memukau. Wanita ini juga lulus dengan pujian untuk pelajaran bahasa Inggris, Spanyol, dan Ilmu Sosial dari Choate Rosemary Hall.

Hidupnya berubah tujuh tahun silam, usai berlibur bersama rekan-rekannya ke kawasan Danau Tanganyika yang berbatasan dengan empat negara Afrika Timur yaitu Kongo, Tanzania, Burundi, dan Zambia. Ia terkejut mendapati kawasan kaya sumber daya alam yang sangat indah ini harus dihuni oleh penduduk yang terisolasi tanpa air, listrik, sarana transportasi, apalagi layanan kesehatan.

Lehman melihat perahu sebagai sarana terbaik menjangkau kehidupan mereka. Sejak saat itu, hatinya melayang pada ide membuat Klinik Terapung bagi tiga juta orang yang hidup terisolasi di kawasan ini. Meski belum terealisasi, ia menyewa perahu lokal dan berkeliling memberi pengobatan.

Demi mengatasi malaria yang mengancam nyawa, Lehman membawa 30.000 kelambu ke desa-desa di sepanjang pantai Tanzania. Ia memberikan layanan bedah cuma-cuma bagi warga yang membutuhkan. Ia juga aktif memberi pelatihan medis dasar bagi warga setempat.

Dengan gigih ia berserta timnya menggalang dana untuk membangun Klinik Terapung lengkap dengan ruang operasi, unit perawatan intensif, dan sarana telekomunikasi yang berkeliling melayani 1-2 minggu di setiap komunitas. Visinya adalah mengatasi masalah minimnya perawatan kesehatan bagi

jutaan orang yang tinggal di daerah terisolasi Danau Tanganyika.

Danau Tanganyika sesungguhnya merupakan sumber air bersih, namun warga sulit mengaksesnya karena medan yang berat. Danau ini juga kaya

sumber mineral dan bahan bakar fosil yang penting bagi generasi berikutnya, di samping keragaman hayati yang unik namun terancam punah.

Lehman akhirnya mendirikan organisasi Lake Tanganyika Floating Health Clinic (LTFHC) atau

Klinik Kesehatan Terapung Danau Tanganyika. Melalui pelayanannya, LTFHC dilirik dan diakui sebagai ahli kunci, penasihat dan mitra pemerintah daerah, suku-suku lokal, pemerintah negara donor, donatur, organisasi non-profit, hingga perusahaan multinasional seperti Hewlett-Packard.

LTFHC membuka mata dunia akan pentingnya perhatian terhadap kawasan Danau Tanganyika dalam bidang

kesehatan, energi, lingkungan, dan pembangunan ekonomi. Newsweek pun menempatkan Amy G. Lehman sebagai seorang dari “150 Wanita yang Mengguncang Dunia” g (Sylvie Tanaga)

Page 11: Trilogi Pelayaran Perdana Rumah Sakit Apung dr. Lie Dharmawan1$R09VB$.pdf · kerusuhan, bencana alam, dan konflik. Berbicara kepada publik dalam upaya untuk memunculkan krisis-krisis

PDalam menjalankan visi-misinya, DoctorSHARE juga menjalin kerjasama dengan organisasi non-profit lainnya. Salah satunya adalah dengan

sebuah organisasi bernama Care Channel for Indonesia (CCI). Kerjasama DoctorSHARE-CCI yang berlangsung rutin ini dimulai sejak Februari 2010.

Kerjasama awal terwujud dalam program pendampingan kesehatan (health guidance) berupa penyuluhan. Kerjasama ini kemudian berkembang menjadi pemberian makanan bergizi (feeding), pemeriksaan atau pemantauan kesehatan anak, hingga pelayanan medis cuma-cuma.

DoctorSHARE dan CCI telah melakukan pelayanan bagi masyarakat di daerah Kampung Sawah Tangerang, Semper, dan Cempaka Mas. Mulai 2012, kami lebih berkonsentrasi pada kawasan Semper dan Cempaka Mas karena kondisi masyarakat di kedua wilayah tersebut yang amat memprihatinkan. Pekerjaan utama warga adalah mengais dan mengumpulkan sampah.

Mereka hidup dalam lingkungan gunung sampah yang otomatis

mengundang datangnya aneka jenis penyakit. Belum lagi kondisi finansial yang membuat mereka tergolong masuk kategori pra-sejahtera diiringi rendahnya tingkat pendidikan. Kami pun melihat perlunya perhatian lebih pada sisi edukasi.

Tujuan utama pendampingan kesehatan adalah meningkatkan pengetahuan dengan harapan kelak mereka mampu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat akan kesehatan mendorong kami terus mengadakan penyuluhan secara rutin kepada orang tua berserta anak-anaknya masing-masing, minimal dua bulan sekali.

Rangkaian kegiatan yang kami lakukan umumnya meliputi penyuluhan kesehatan, pengobatan anak-anak yang sakit, penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pengobatan cuma-cuma, serta pemberian makanan bergizi (feeding) untuk anak-anak.

Bagaimana reaksi mereka? Rupanya banyak warga antusias mendengarkan penyuluhan. Para orang tua aktif mengajukan pertanyaan

pada dokter menurut pengalamannya sendiri. Anak-anak pun meniru gerakan-gerakan yang diajarkan dalam materi penyuluhan seperti cara mencuci tangan dan menggosok gigi yang benar dengan menggunakan alat peraga. Sifatnya interaktif (dua arah).

Tema penyuluhan ditentukan berdasarkan penyakit yang banyak mereka jumpai sehari-hari seperti diare, demam berdarah,

batuk pilek, perilaku hidup bersih dan sehat, bahaya merokok pada paru-paru, cara...

20 21

DoctorSHARE-CCI: Berjuang Ubah Pola Hidup Warga

I Have A Dream!

Aku punya mimpi, bahwa keempat anakku akan hidup di sebuah negara yang bisa menghormati dan menilai seseorang bukan

berdasar warna kulit tapi dari karakter!”

Itulah penggalan mimpi Martin Luther King, seorang penerima hadial Nobel termuda yang membela hak orang kulit hitam di Amerika pada tahun 1960-an. Kebanyakan kita mengenalnya sebagai seorang tokoh yang suka protes, keras kepala, dan mungkin agak “gila”.

Ketika membaca kisah King, saya menangkap bahwa beliau adalah seorang yang berani bermimpi besar. Lalu apa istimewanya? Bukankah banyak orang sukses berawal dari sebuah mimpi besar dan kemudian menjadi terkenal karena berhasil mencapai mimpinya?

Ya benar. Namun King istimewa karena mimpinya lahir dari hati yang tidak egois, dari hati yang tidak tahan melihat ketidakadilan, dan dari hati yang peduli pada orang lain, bukan demi dirinya sendiri. Sejak kecil, pemandangan kemiskinan seringkali merisaukannya. Saat 15 tahun, beliau mulai tertarik pada bidang sosial dan agama. Ia menjadi lulusan terbaik dalam sosiologi dan teologi. King gusar melihat kehidupan kulit hitam yang menjadi korban masalah rasial dan alami kemiskinan parah.

Beruntung, King mendapat istri serta teman-teman seperjuangan yang sangat

mendukungnya. Saat itu, beliau mengalami banyak teror akibat gerakan-gerakan aksi damainya. King menganut prinsip anti kekerasan yang terinspirasi dari Mahatma Gandi. Dia sangat membenci kekerasan, dan selalu mengingatkan anak-anaknya untuk tidak dendam kepada orang kulit putih.

King mengambil keputusan memperjuangkan hak-hak sipil secara total walau teror, ancaman, dan penjara (beliau pernah

dipenjara 120 kali) tidak melemahkannya. P e r i s t i w a - p e r i s t i w a kekerasan dari aparat pemerintah Amerika saat itu yang begitu brutal sehingga jatuh banyak korban. King sangat terguncang. Bahkan rumahnya pernah dilempari batu sehingga keluarganya ketakutan.

Apa yang membuat King begitu mantap dengan perjuangannya? “Perjuanganku bukan hanya untuk kita, tapi untuk anak dan cucu kita”, demikian kata King kepada istrinya. King

menjadi pahlawan bagi banyak orang, tapi juga dianggap sebagai komunis dan pembuat masalah. Beberapa kelompok kulit hitam tidak setuju dan menganggap lemah cara King yang anti kekerasan. King mengalami masa-masa terberat saat sebuah bom meledak di motel tempatnya menginap, juga di gereja saudaranya. Bahkan beberapa aksi damai berubah menjadi kerusuhan dan kekerasan.

29 Agustus 1963, di Lincoln Memorial, Washington DC, King berkampanye di depan ratusan ribu orang yang begitu...

...bersambung ke hal 22

“Life most persistent and urgent question is, what are you doing for others” - Martin Luther King, Jr.

...bersambung ke hal 22

Page 12: Trilogi Pelayaran Perdana Rumah Sakit Apung dr. Lie Dharmawan1$R09VB$.pdf · kerusuhan, bencana alam, dan konflik. Berbicara kepada publik dalam upaya untuk memunculkan krisis-krisis

22 23

...ingin mendengarnya. Saat itu, semua yang hadir terbakar semangatnya untuk turut mewujudkan mimpi.

“100 tahun lalu, sebuah peraturan sudah ditetapkan bahwa hak semua orang adalah sama. Tapi, sampai saat ini kaum negro belum juga bebas, dan kami tidak puas! Kami tidak akan puas sampai keadilan datang bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir!”

1964, King menerima Nobel Perdamaian pada umur 35 tahun, termuda peraih Nobel termuda. Setelah itu, terjadi lagi peristiwa pemboman dan teror. Kematian mengancam di depan mata.

King menjadi begitu gelisah dan tertekan karena mengkhawatirkan mimpinya. Lalu datanglah kata-kata isterinya yang begitu menguatkan dirinya. “Martin, jangan menyerah! Bukankah kau bilang kita harus percaya pada mimpi kita. Tuhan pasti selalu menyertai. Ya, mungkin mimpimu belum tercapai, Martin. Tapi benih dari mimpi itu telah kau tanam dan ia sedang bertumbuh...”

King akhirnya menyadari bahwa mimpi

tersebut bukan mimpinya. “Aku hanya sarana untuk mencapainya. Tak ada kata istirahat untuk mimpiku. Mimpiku tak pernah padam. Karena itu, aku tak takut lagi akan apapun atau siapapun!” katanya.

4 April 1968, Martin Luther King ditembak oleh penembak jitu di bagian kepala. Dua bulan kemudian, seorang kulit putih bernama James Earl Ray ditangkap atas tuduhan pembunuhan terhadap King. Kata-kata “Free at last, free at last. Thank God almighty I’m free at last” terukir di nisannya. Kata-kata inilah yang sering beliau kutip usai berpidato. Hidupnya terenggut dari dunia, namun mimpi besarnya terwujud dan kini menjadi kenyataan di tanah Amerika.

Tak banyak pemimpi yang bermimpi demi orang lain, demi kemanusiaan. Mimpi besar bukanlah mimpi egois melainkan mimpi yang lahir dari kasih. Mimpi egois akan mati bersama raga namun mimpi sejati akan terus hidup, dikenang, bahkan dinikmati buahnya oleh generasi mendatang.

I have a dream. You have a dream. But what are you dreaming about? (dr. Peggy Loman)

Mars DoctorSHARE

Dm G Em Am3 2 1 7 6 2 7 7 7 7 1 2 2 5 1Di sekeliling kita, banyak orang menderita

Dm G C 3 2 1 7 6 2 7 7 7 7 1 2 2 1 3Di sekeliling kita, banyak orang kelaparan

Dm G3 3 4 5 6 6 6 6 7 1 3 2M’reka butuhkan, uluran tangan kita

Em Am7 7 1 2 5 5 5 5 2 7 1M’reka butuhkan, kasih sayang kita

F Dm G C1 7 6 7 1 6 6 1 32 2 2 1 7 1Kami doctorSHARE Ada di sini, untuk mereka Chorus:

C G Am Em F Em Dm. G.1 2 3 5 2 1 2 3 5 4 4 4 4 3 3 2 1 2Kami berkarya tanpa pamrih Merajut mimpi anak bangsa

C G Am Gm C71 2 3 5 2 1 1 2 3 43Satu hal yang buat Kami bahagia

F C/E F C/E4 3 2 1 2 3 21 4 3 2 1 2 3 21Saat m’reka dapatkan Kehidupan yang layak

F C/E Dm G C4 3 2 1 2 6 5 6 1 4 3 1 4 3 2 1 1 Dan tersenyum bahagia Karna kita semua bersaudara...

Bridge:

F/A G/B F/C C F/A G/B A1 1 2 5 5 4 4 4 5 3 1 1 1 2 2 2 5 6Mari kita bergandengan tangan Berbagi kasih dan cinta

Dm C Bb G6 5 4 3 1 3 4 2 2 1 5Demi Indonesia sehat dan damai

Music by Melia Sugiarto SantosoLyric by Sylvie Tanaga & Melia Sugiarto Santoso

© 2009

...mencuci tangan dan menggosok gigi yang benar dengan alat peraga, penyakit cacingan, gizi seimbang, juga pola makanan bergizi dan berimbang. Melalui penyuluhan rutin ini, perlahan namun pasti gaya hidup mereka berubah ke arah lebih sehat meski awalnya cukup sulit karena faktor kepercayaan dan kebiasaan yang telah tertanam begitu dalam. Hanya waktu dan arahan tepat yang perlahan mampu mengubah kebiasaan mereka.

Kami juga selalu berupaya melengkapi penyuluhan dengan media elektronik dan gambar-gambar guna mempermudah mereka menangkap materi penyuluhan. Bagaimanapun, tingkat pendidikan dan kondisi sosial ekonomi sangat menentukkan bagaimana cara penyuluhan tersebut disampaikan.

Sebagai koordinator DoctorSHARE untuk CCI, saya percaya program pendampingan kesehatan akan berjalan lebih optimal di masa mendatang. Puskesmas dan pemerintah setempat paling tidak perlu terus memantau kesehatan penduduknya. Cara yang mungkin dilakukan misalnya mengadakan perlombaan antar lingkungan memperebutkan tropi sebagai daerah terbersih dan tersehat.

Selain itu, pemerintah juga perlu menyediakan fasilitas tempat sampah dalam jumlah memadai serta poster-poster edukasi soal kebersihan lingkungan sehingga apa yang telah kami lakukan selama ini lewat penyuluhan dapat berjalan lebih maksimal. Pemerintah harus memberi contoh nyata pentingnya pola hidup bersih dan sehat. Kami melengkapinya g (dr. Fidella)

DoctorSHARE-CCI ...sambungan dari hal 20

I Have A Dream ...sambungan dari hal 21

1 = C

Page 13: Trilogi Pelayaran Perdana Rumah Sakit Apung dr. Lie Dharmawan1$R09VB$.pdf · kerusuhan, bencana alam, dan konflik. Berbicara kepada publik dalam upaya untuk memunculkan krisis-krisis

Bagi banyak orang,kesehatan hanyalah sebatas mimpi.

Donate now.

sharing accesible health and care