Trend Kebutuhan Data Satelit untuk Mendukung Ketersediaan ... · nasional dan / atau lokal...
Transcript of Trend Kebutuhan Data Satelit untuk Mendukung Ketersediaan ... · nasional dan / atau lokal...
Trend Kebutuhan Data Satelit untuk Mendukung Ketersediaan
Pangan Nasional
Oleh
Dr Baba Barus Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB
Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W), IPB
Ketua Mapin Jabodetabek
Jl Pajajaran, Bogor , Email : [email protected]; [email protected]; hp 081383600745
Makalah disampaikan pada
Workshop Roadmap Teknologi Satelit di Indonesia
Hotel Bidakara Jakarta, 10 Juli 2012
Materi
1. Pendahuluan
2. Kebijakan pangan dan lahan
3. Kebijakan data spasial
4. Penggunaan data satelit di Indonesia
5. Kebutuhan data satelit untuk pangan
6. Penutup
1. Pendahuluan
• Pangan merupakan komoditas strategis yang bersifat nasional dan / atau lokal
• Beberapa isu sentral terkait dengan data luas baku, konversi lahan dan prediksi pangan
• Peranan data satelit untuk menjawab isu sentral sangat penting :
multi-flatform, multispektral, multiresolusi, dan lainnya
• Kebijakan umum data spasial sudah ada, dan spesifik untuk resolusi tinggi untuk efisiensi Keperluan citra mandiri
• Keperluan citra satelit untuk pangan ??
sudah mantap / industri : padi ? riset / belum mantap : prediksi padi, jagung, tebu, sagu ??
2. Kebijakan pangan dan lahan • UU No 7, 1996, Pangan (sedang direvisi) Pangan pokok Padi, jagung, sagu, dan ubi kayu.
• UU No 41, 2009, lahan pertanian pangan berkelanjutan penetapan LP2B, LCP2B, KP2B penetapan di RTRW utk KP2B; RTRW-RINCI untuk LP2B dan LCP2B
• 4 Peraturan Pemerintah: konversi lahan, sistem informasi, insentif dan pembiayaan
konversi lahan, PP No 1, 2011 – larangan, sanksi dan kemungkinan konversi
sistem informasi, PP No 25, 2012 – dikelola lembaga pertanahan
Insentif, PP No 12, 2012 – pajak, infrastruktur, sertifikat, dll oleh Pemerintah, Pemprov/kab/kota
pembiayaan, PP No 30, 2012 oleh Pemerintah, Pemprov/kab/kota, badan usaha atau masyarakat utk semua aktivitas P2B
3. Kebijakan data spasial • UU No 26, 2007, Penataan Ruang dan Pendukung
ruang untuk pertanian (sawah dan lainnya) • UU No 32, 2009, PPLH
daya dukung dan daya tampung
• UU No 4, 2011, Informasi Geospasial Standarisasi dan kebijakan satu peta Peta dasar dan peta tematik
• PP No 85, 2007, Jaringan Data Spasial Nasional Berbagai simpul dan jaringan K/L (pendidikan ?) Data terstandisasi dan berbagi (share)
• Inpres No 6, 2012, penyediaan citra resolusi tinggi Simpul terkait dengan data citra Penyediaan data satelit res-tinggi terkordinasi: LAPAN dan BIG Penguatan kapasitas kedua lembaga Efiesiensi dan standarisasi
4. Penggunaan data satelit pangan • Lembaga luar negeri (global)
penyedia data dan riset; pengguna data
pertanian cermat (precission farming)
• Lembaga dalam negeri (industri)
-- Kementan, sedang membuat data sawah dari citra Hi-Res (Jawa, 2010, luar jawa 2011, 2012, dst)
-- Pemerintah daerah, akan memetakan KP2B, LP2B (sudah ada, belum banyak)
-- Lapan/BIG, sudah dan akan menyediakan data citra standar
• Lembaga Riset / LR (Nasional/Daerah?)
-- Lapan, BPPT, BIG, lembaga riset kementan
-- menyediakan dan melakukan riset
• Perguruan Tinggi / PT
-- pertanian, dan lainnya
-- riset citra dan lainnya sesuai dengan KP2B, LP2B
LR dan PT sedang melakukan riset berbagai bentuk citra
Dominan tergantung dari citra dari pihak luar negeri Ada citra mandiri, dikembangkan LAPAN dan perlu percepatan
5. Kebutuhan data satelit pangan -1
• Situasi Pertanian global mempengaruhi Indonesia
Pertanian komersial, misal kelapa sawit, karet, kakao
tanaman tahunan
Pertanian strategis, misal tanaman pangan
ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan
• Pengembangan ekonomi hijau dan biokultur merupakan keunggulan komparatif tropis
Pertanian yang efisien – pertanian cermat
Skala besar – tanaman tahunan dan (setahun, mono)
Skala kecil -- tanaman setahun dan (tahunan, hetero)
Kondisi ini membutuhkan data satelit untuk database, pengelolaan, prediksi dan pemantauan (konversi dll)
Kebutuhan data satelit pangan -2
• Bersifat Industri, jika KP2B / LP2B, LCP2B sudah ditetapkan dalam RTRW
• Bersifat riset, pasti ada dan berbagai K/L
sistem khusus dan penguatan lembaga
administrasi dan manajemen baru
• Citra resolusi tinggi optik • Citra resolusi sedang optik • Citra resolusi kecil optik
• Citra hiperspektral optik • citra radar • Kombinasi data citra • Citra lain
- padi appr. 8,0 Jt Ha (11 jt ha panen), jagung 3,9 jt Ha (panen), ubi kayu 1,2 jt ha (panen) (Kementan, 2012); sagu 1,2 jt Ha, lainnya
dipantau rutin
Setiap tahun Perlu data
Perlu data
Keperluan data satelit spesifik dan perlu kemandirian
9
Perkotaan
Perdesaan
KP2B
KP2B
Kabupaten A
KP2B Ditetapkan dalam RTRWK
KP2B Ditetapkan
dalam RTRWK
Aspek-aspek non spasial Ditetapkan dalan RPJP, RPJM
& RKP Kabupaten/Kota
Penetapan LP2B &LCP2B adalah bagian penetapan
rencana Rinci tata ruang dan dasar pengaturan zonasi
Kawasan Budidaya Kawasan Lindung
Metodologi – 2 Konsep Ruang/1
LP2B
LCP2B
LP2B baru
Lahan Pertanian
Pangan
Ilustrasi RTRW-KP2B, LP2B, LCP2B - 1
Ilustrasi lahan sawah, KP2B, LP2B, LCP2B - 2
Apa hambatan sejauh ini ????
PETA LAHAN SAWAH KECAMATAN WEDARIJAKSA,
KABUPATEN PATI
Peta lahan sawah (Sumber : Pusdatin, 2012)
Lahan sawah verifikasi Ada diusulkan sebagai LP2B, LCP2B)
KP2B yg diusulkan (beberapa kategori)
(Sumber: Barus et al, 2010)
Dengan sistem ini ada lokasi yang mantap untuk dipantau dan dikelola kawasan bersama
Ilustrasi beberapa riset yang sedang dilakukan lembaga riset dan perguruan tinggi
Estimasi Tancer Produksi Padi (Bimas21, kerjasama IPB dan BBSDLP; (Sumber : Raimadoya et al, 2012)
Model prediksi padi berbasis data hiperspketral dan Modis
PRECISSION FARMING UNTUK LAHAN RAWA PASANG
SURUT DAN LEBAK
Remote Sensing – base Information and Insurance
For Crops in Emerging Economies RIICE
Hambatan : Data diproduksi pihak lain, Administrasi dan manajemen
Pengembangan satelit lapan – ipb (Lisat), 2013 untuk pangan, kerjasama antara Lapan dan IPB
Ilustrasi prediksi keperluan citra satelit pangan tertentu (perlu kalkulas lebih cermat)
0,0 Waktu
Area (ribu ha)
(repre citra)
2010
500
padi
Industri padi awal
Pemantauan padi
Riset padi
Industri sagu
Pemantauan sagu
Pangan lain: jagung, ubi dll
Tantangan penyediaan satelit sensitif komoditas pangan indonesia yang besar ?
Periode bersifat sensus
6. Penutup
a. Kebutuhan citra satelit pangan adalah mutlak dan akan meningkat di waktu mendatang
b. Mendukung sistem infrastruktur data spasial
c. Mendukung sistem informasi lahan pertanian pangan berkelanjutan
d. Mendukung prediksi dan antisipasi rawan pangan (ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan)
e. Data citra perlu ‘dibagi’ untuk keperluan lainnya, baik untuk komersial atau ilmu pengetahuan
Referensi 1. Barus,B., Laode, SI, Dyah Retno, Bambang, HT, Rani, S dan Nina D. 2010. Pengembangan model ketahanan
pangan lokal untuk mendukung pengembangan lahan pangan berkelanjutan di Kabupaten Garut 2. Bachri, S. 2011. Identifikasi lahan sagu dan potensi pemanfaatannya secara berkelanjutan di Kabupaten
Jaya Pura. Tesis S2. PWL IPB (tidak dipublikasikan) 3. Christina, D.R. 2011. Identifikasi lahan potensial untuk mendukung perencanaan lahan pertanian pangan
berkelanjutan. Studi Kasus di provinsi Jawa Barat. Tesis S2 PWl IPB (tidak dipublikasikan)
4. Duane M.N, K.P. Price and D. Rundquist. 2009. Remote Sensing of Cropland Agriculture. University of Nebraska – Lincoln, DigitalCommons@University of Nebraska - Lincoln
5. Kolopaking, L.B. Barus, D. Lubis, K. Munibah, Dyah, P., Y. Indaryati, Dyah Ita, M, dan Turasih, 2012. Pendataan Lahan Pertanian Berkelanjutan di Kab Bogor, Kerjasama PSP3, LPPM IPB dengan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab Bogor
6. Trisasongko, B.H. D. Panuju, 2011. Monitoring Tropical Rice Fields Using Multi-temporal Wide Coverage SAR Data
7. Rustiadi, E dan B. Barus, 2012. Riset berbasis data satelit penginderaan jauh untuk mendukung ketahanan pangan di Indonesia
8. Pusdatin, 2012. Kebutuhan citra satelit untuk pemetaan lahan pertanian, Pertemuan parapihak di ICC, Bogor, Juni. Kementan
9. Raimadoya, M.A., B.H Trisasongko, D. Shiddiq, L.S. Iman, B. Barus, dan E. Rustiadi. 2012. Riset Pengembangan Petanian Cermat – Bimas21. Kerjasama antara Fakultas Pertanian dengan Kementrian Pertanian.
10. Wijayanto , H., A. M. Fauzi, Irzaman, H. Hadhienata, A. Arif, dan A. F.M. Zian. 2010. Pembuatan Roadmap Pengembangan Satelit Lapan-IPB untuk Ketahanan Pangan Nasional. Dalam buku Satelit Mikro untuk mitigasi bencana dan ketahahan pangan (editor Adrianti, PS dan Sanusi, T). Lapan
11. UU dan PP terkait dengan penataan ruang, pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup, perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan, informasi geospasial
Ketentuan terbaru mengenai daftar komoditi yang termasuk ke dalam kategori Sembilan Bahan Pokok (SemBaKo) adalah Surat Keputusan Menperindag No.115/MPP/Kep/2/1998 Tertanggal 27 Januari 1998. Nomor Ketentuan Lama Ketentuan Baru 1 Beras Beras 2 Minyak Kelapa Gula Pasir 3 Gula Pasir Minyak Goreng dan Mentega 4 Garam Hancur Minyak Tanah 5 Minyak Tanah Garam Yodium 6 Sabun Cuci Daging Sapi dan Ayam 7 Ikan Asin Telur Ayam 8 Tekstil Kasar Susu 9 Batik Kasar Jagung