Tren Pagar Pemanis Gigi

download Tren Pagar Pemanis Gigi

of 10

Transcript of Tren Pagar Pemanis Gigi

  • 8/4/2019 Tren Pagar Pemanis Gigi

    1/10

    Makalah Gaya Hidup dan Konsumerisme

    Behel, Sebuah Tren Pagar Pemanis Gigi Sebagai Penanda Diri

    Oleh:

    Ana Zahida (10/305752/PMU/6559)

    Jurusan Kajian Budaya dan Media

    Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada

    Mei 2011

  • 8/4/2019 Tren Pagar Pemanis Gigi

    2/10

    A.Behel, Sebuah Teknologi Pendisiplinan Tubuh yang Tak PatuhManusia modern mungkin tak lagi asing dengan istilah senyuman satu juta dolar.

    Senyuman satu juta dolar bukanlah sembarang senyuman. Senyuman satu juta dolar merupakansenyuman yang dihasilkan oleh usaha-usaha untuk memperbaiki berbagai unsur-unsur dananggota tubuh yang terlibat dalam proses membentuk sebuah senyuman. Usaha-usaha untuk

    memperbaiki bentuk senyuman ini termasuk ke dalam cabang dari teknologi pendisiplinan tubuh

    yang dapat dilakukan misalnya dengan menambahkan make up tertentu atau bahkan denganmengubah bentuk rahang dan kontur gigi agar mencapai bentuk estetis dan simetris yang

    diinginkan.

    Orthodontics atau biasanya lebih dikenal sebagai kawat gigi, bracket, atau behel, adalah

    ilmu kedokteran gigi yang bertujuaan untuk memperbaiki letak atau posisi gigi agar didapatkan

    hubungan yang ideal antara rahang atas dan bawah sehingga fungsi estetis, pengunyahan ataupun

    bicara menjadi maksimal. Keberhasilan dari perawatan Orthodontistbiasanya mencapai 90hingga 99%. Namun demikian, teknologi Orthodontics tidak diciptakan begitu saja oleh tangan

    kreatif manusia modern. Teknologi Orthodontics dalam bentuknya yang sangat sederhana telahlahir bahkan sejak sebelum masehi. Nenek moyang manusia telah mengenal teknologi merapikangigi menggunakan tali dari usus yang disebut dengan catgutataupun senar besi. AAO

    (Association of American Orthodontics) menyatakan bahwa para Arkeolog telah menemukan

    mumi manusia purba dari tahun 400 sebelum masehi yang mengenakan senar besi di sekelilinggiginya. Sumber yang lain bahkan menyatakan bila filosof terkenal Aristoteles telah sejak lama

    berusaha menemukan cara untuk memperbaiki perubahan bentuk gigi dan merapatkan gigi yang

    renggang. Penggunaan catgutsebagai alat mendisiplinkan gigipun berkembang seiring

    bejalannya waktu. Pada tahun 1800-an, catgutdigantikan oleh kayu, tembaga, kuningan, dan

    juga oleh emas dan perak.

    Dewasa ini teknologi pendisiplinan gigi tak lagi menjadi sesuatu yang sederhana.Teknologi Orthodontics telah berkembang sedemikian rupa sehingga pemakainya tak hanya

    merasa sedang mendisiplinkan gigi, melainkan juga sedang menghiasi gigi mereka dengan kawat

    bracket dengan hiasan karet berwarna aneka rupa yang bisa diganti secara periodik setiap kali.Bidang orthodontics juga telah menjadi suatu industri kesehatan sekaligus kecantikan tersendiri.

    Seseorang yang mengunakan kawat gigi biasanya selalu dikaitkan ke dalam kelas sosial

    menengah ke atas. Hal ini terutama disebabkan oleh kerumitan pembuatan kawat gigi itu sendirisekaligus pemasangan dan perawatannya. Desain kawat gigi yang bermacam-macam dan unik

    berasal dari tangan kreatif para ahli khusus desain kawat gigi. Pemasangan kawat gigi juga selalu

    melibatkan para dokter gigi ahli yang harus menempuh pendidikan spesialis Orthodontics.Bagaimanapun tingginya biaya yang harus dikeluarkan, seseorang yang memiliki gigi kurangsempurna biasanya rela merogoh koceknya demi terwujudnya senyum sempurna yang

    merupakan perwujudan eksistensi diri mereka.

    Kepopuleran, kerumitan desain, dan kerumitan pemasangan kawat gigi kemudian

    membuat munculnya istilah The Art of Orthodontics. Bahwa para dokter gigi dan pendesain

    kawat gigi kemudian tak lagi dianggap semata sebagai praktisi kesehatan, melainkan juga

  • 8/4/2019 Tren Pagar Pemanis Gigi

    3/10

    sebagai para seniman terdidik yang harus tahu bagaimana menangani berbagai kasus kesehatan

    gigi. Dalam industri Orthodontics terdapat perkawinan antara sains dan seni yang melahirkansebuah karya kawat gigi yang tidak saja indah, melainkan juga aplikatif dan fungsional sebagai

    alat pendisiplinan gigi.

    Yang menarik untuk dilihat adalah pandangan umum tentang behel dewasa ini telahbergeser sedemikian jauhnya; dari padangan tentang behel sebagai sesuatu yang membuat

    pemakainya tidak percaya diri hingga behel modern dengan berbagai mode dan warna yangmenarik sehingga membuat pemakainya percaya diri dan merasa lebih trendy dan berkelas.

    Behel yang dulu dipandang sekadar sebuah alat kesehatan yang mengerikan dan menyakitkan

    pemakainya saat ini berubah menjadi sebuah teknologi pendisiplinan tubuh yang lebih ramah dancantik; behel adalah sebuah pagar pemanis gigi yang membuat pemakainya terlihat makin manis.

    Maka tak heran bila pengguna behel, terutama di kota-kota besar, menjamur demikian luasnya.

    Sebagaimana dilansir oleh Koran Tempo, pengguna behel di sekolah Al-Azhar, Jakarta bisa

    mencapai 40-an orang dalam setiap angkatan. Pengguna behel dalam sebuah kos-kosanmenengah atas bisa lebih tinggi jumlahnya dibanding pengguna behel di lingkungan menengah

    ke bawah.

    Fenomena behel ini sudah tak ubahnya fenomena pelurusan rambut yang tak lurus,

    pemutihan kulit yang tak putih, ataupun pemulusan wajah dan kulit yang tak mulus dalam salon-

    salon kecantikan yang semakin marak saja dewasa ini. Para pemakai behel mendatangi dokter-dokter orthodontics spesialis dengan anggapan bahwa ada sesuatu yang kurang sempurna dengan

    struktur gigi mereka yang mengurangi estetika diri mereka secara keseluruhan. Bila pada zaman

    dahulu, orang-orang hanya memutuskan untuk menggunakan behel karena struktur gigi yang

    mempengaruhi artikulasi, saat ini tak jarang kita menemukan pasien yang mendatangi spesialisorthodontics semata karena ingin menghiasi gigi mereka dengan pagar pemanis.

    Pendeknya, behel telah mengalami sebuah transformasi dari sebuah alat kesehatan untukmemperbaiki artikuasi dan fungsi gigi dan mulut menjadi sebuah tren kecantikan yang dapat

    mendongkrak prestise pemakainya. Bila manusia zaman dahulu seringkali tak ambil pusing

    dengan ketidaktertataan struktur gigi mereka dalam kadar yang masih bisa ditolerir, manusiamodern saat ini akan sangat menganggap ketidaktertataan ini sebagai suatu masalah besar.

    Bahkan banyak pasien yang awalnya merasa tidak memiliki masalah dengan struktur gigi,

    namun ketika iseng memeriksakan diri kepada para spesialis Orthodontics mendapat saran untukmemasang kawat gigi karena suatu masalah minor. Para gadis remaja saat ini tak lagi perlu pikir

    panjang untuk membiarkan empat gigi mereka dicabut demi pemasangan pagar pemanis tersebut.

    Pun bila mereka harus bersusah makan dan menghindari makanan tertentu yang berserat seperti

    daging dan sejenisnya. Tak masalah pula bila mereka harus menahan sakit karena sariawan yangtumbuh di langit-langit mulut dan gusi. Segala kesakitan ini seolah akan terbayar dengan lunas

    bila mereka bisa mengganti warna karet sesuai dengan warna baju mereka, dan mereka bisa

    tersenyum dengan percaya diri di kamera.

    Fenomena pemasangan pagar pemanis yang lahir dari perkawinan antara seni dan sains

    yang saat ini menjadi tren yang tak lagi baru tapi semakin mewabah merupakan sesuatu yangmenarik untuk dikaji, dikiritisi dan dipaparkan berdasarkan proses pergeseran produksi,

    distribusi, dan konsumsinya dari masa ke masa. Hal ini diharapkan akan dapat menjawab

  • 8/4/2019 Tren Pagar Pemanis Gigi

    4/10

    pertanyaan-pertanyaan yang muncul di benak kita tentang bagaimana behel yang awal mulanya

    merupakan sebuah alat kesehatan yang menyakitkan dan cenderung menyeramkan untukdikenakan, saat ini menjadi teknologi pendisiplinan tubuh yang mencerminkan simbol estetika

    sekaligus prestise bagi para pemakainya.

    B.Tubuh Modern dan Identitas DiriSaat membicarakan tentang konsep aku sebagai diri, banyak pihak yang sering

    melupakan tubuh sebagai entitas yang perlu diperhatikan. Terdapat pandangan esensialis yang

    menyatakan bahwa tubuh merupakan suatu fenomena biologis dan natural yang tak ada sangkutpautnya dengan fenomena sosial. Namun demikian, pemikiran yang memandang tubuh semata

    sebagai suatu entitas biologis yang taken for grantedterus menerus mendapat serangan darisana sini karena banyaknya fakta sosial bahwa tubuh merupakan entitas yang memerlukan

    proses untuk menjadi (becoming versus being). Manusia dari berbagai belahan dunia denganciri khas budaya dan sosial kemasyarakatan yang berbeda-beda selalu memiliki teknologi untuk

    membentuk tubuh agar sesuai dengan standard definisi penampilan yang berlaku pada budaya

    setempat. Standard definisi penampilan ini seolah menjadi tolok ukur agar seseorang dapatditerima dalam budaya setempat. Ini dapat dibuktikan bahwa dalam masyarakat yang disebutpaling primitive sekalipun selalu ada kode etik-kode etik tertentu yang mengatur tubuh biologis

    dan natural agar menjadi tubuh yang sosial.

    Michel Foucault mengusung wacana menarik tentang tubuh sebagai sebuah konstruksisosial. Tubuh manusia merupakan suatu wahana tersendiri yang menjadi lahan kontestasi dan

    tarik menarik antara ideology dominan yang berlaku di masyarakat. Tubuh tak pernahmerupakan sesuatu yang alamiah. Selalu terdapat diskurus-diskursus tertentu yang

    melatarbelakangi pembentukannya sebagaimana yang kita lihat saat ini. Tubuh tak ubahnya

    reseptor makna dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Tubuh manusia modern yang kita

    lihat saat ini di berbagai tempat dengan berbagai keunikan dan kekhasannya masing-masingsendiri memiliki suatu cerita panjang pergeseran nilai-nilai yang terus-menerus bergeser. Tubuh

    manusia modern merupakan tubuh global yang wujud konkritnya bisa kita lihat secara jelas pada

    diri masing-masing, di layar televisi, di tempat-tempat publik seperti pusat perbelanjaan, kantor-kantor, sekolah-sekolah, dan sebagainya.

    Dunia modern dewasa ini tidak lagi menganggap tubuh semata sebagai suatu entitas yangharus ditertibkan demi aspek sosial sebagaimana pandangan abad ke 19 yang mementingkan

    konsep kualitas diri dalam hal kegotong-royongan, demokrasi, tugas sosial, reputasi, dan moral.

    Tak heran bila pertanyaan yang kerap timbul terhadap diri adalah bagaimana seseorang tampil

    secara fisik, bukan lagi apa yang bisa dilakukannya. Sebagaimana Anthony Giddens

    menyatakan, di bawah bendera modernitas lanjut, tubuh kemudian menjadi suatu proyekpencitraan diri, sejajar dengan perasaan tentang siapa kita. Tubuh modern merupakan suatu

    proyek terus menerus yang bisa dikonstruksi sedemikian rupa demi suatu pencitraan diri yang

    oleh Erving Goffman disebut dengan the presentation of self. Dunia modern memiliki standard

    seragam proyek tubuh melalui institusi-institusi kesehatan yang menganjurkan pola diet tinggi

    serat dan olahraga teratur, institusi kecantikan yang terus memperbarui petunjuk memakaimake up terbaru, institusi fashion yang menjadi patokan gaya berbusana dalam satu tahun, dan

    institusi-institusi lain yang mengatur aspek external body.

  • 8/4/2019 Tren Pagar Pemanis Gigi

    5/10

    Selain mementingkan aspek internal body dengan terus menerus memeras daya kerja

    tubuh-tubuh buruh dalam suatu kerja repetitive dan mekanis sehingga melahirkan apa yangdisebut Robert Latham dengan Cyborg Bodies, Vampire Bodies, dan Zombie Bodies, dunia

    modern yang kapitalis menganggap penampilan luar tubuh sebagai suatu yang disebut oleh

    Bordieau sebagai physical capital untuk mencapai kesuksesan dalam karir dan juga

    kesuksesan dalam memikat seseorang. Sebagaimana dinyatakan oleh Mike Featherstone dalamModern Consumer Culture, konsep diri yang baru telah lahir, yaitu diri yang sebagai penampil

    (performer) yang mementingkan penampilan, pertunjukan (display), dan manajemen kesan

    (Featherstone). Tubuh dan diri kemudian menjadi dua sisi mata uang yang melekat dan takdapat lagi dipisahkan. Diri dan pribadi yang baik dapat diwakili oleh penampilan tubuh yang

    dianggap baik dan memenuhi standard modern.

    Media merupakan institusi modern yang bertanggungjawab untuk menghomogenisasidefinisi standard tubuh modern melalui mediasi-mediasi visual tentang tubuh yang sempurna

    dengan kamera yang terus mengclose-up kulit aktor dan aktris yang putih bersinar, mata yang

    lebar, bulu mata yang lentik, kontur rahang yang ideal, bentuk tubuh atletis proporsional yang

    umum dikenal dengan six pack body, atau ramping dan seksi bagi para wanita. Bentuk tubuh

    standard yang dikosntruksi oleh media kemudian menjadi tubuh dominan yang diinginkan danmelibas tubuh-tubuh yang tidak sesuai standard.

    Fenomena tubuh modern yang standard sebagai suatu penanda diri sekaligus sebagaiphysical capital ini kemudian memunculkan berbagai teknologi pendisiplinan tubuh yang

    semakin hari semakin canggih saja karena melibatkan praktisi-praktisi kesehatan. Salah satu

    teknologi pendisiplinan tubuh yang palig ekstrim misalnya saja adalah bedah plastik, sedotlemak, penghilangan kerut tanda penuaan, dan lain sebagainya. Tidak berhenti pada tubuh saja,

    wajah merupakan suatu projek tubuh yang dianggap penting karena wajah merupakan penanda

    diri yang utama.

    C. Behel, Bentuk Komodifikasi Tubuh Sebagai Physical CapitalTubuh modern yang global adalah tubuh yang dianggap ideal menurut standar estetika

    saat ini; sebuah tubuh yang proporsional, terawat, simetris, dan estetis sebagaimana ditampilkan

    oleh para aktor dan aktris film dengan segala kesempurnaannya. Maka ketika salah satukomponen tubuh dianggap tidak memenuhi standar estetika yang digariskan, terdapat suatu

    dorongan kuat dari rezim dominan untuk segera mendisiplinkannya demi terwujudnya tubuh

    sempurna sebagai sebuah physical capital untuk mencapai kesuksesan komersial. Hal ini sejalandengan analisis Giddens tentang tubuh sebagai performer dan pencipta citra dan juga

    presentation of self.

    Dalam hal ini, industri orthodontist bekerja berdasarkan diskursus dominan yang berlaku

    tentang tubuh. Bahwa struktur gigi yang tidak rapi, tidak sesuai dengan bentuk rahang, atau tidaksimetris merupakan sebuah kasus besar yang perlu didisiplinkan. Sebagaimana Foucault

    menyatakan bahwa wacana tentang kegilaan yang lahir bukan karena ketidakmampuan berpikirsecara waras, melainkan karena kriteria-kriteria tertentu yang ditentukan oleh masyarakat,

    wacana pendisiplinan struktur gigi menggunakan behel ini juga mengalami pergeseran yang

    cukup kentara. Bila seseorang yang terlahir dengan gigi tonggos pada zaman dulu merupakan halyang dianggap wajar, saat ini memiliki gigi tonggos merupakan suatu aib yang sudah pasti

    mengundang kecaman dan cemoohan. Seseorang dengan gigi tonggos dan memutuskan untuk

  • 8/4/2019 Tren Pagar Pemanis Gigi

    6/10

    menjadi tetap tonggos seumur hidupnya pasti harus belajar menebalkan telinga atas berbagai

    julukan yang meremehkan atau olokan yang menghina kondisi ketonggosannya secara kentaraataupun tersamar.

    Hal ini menjadi semakin parah dalam kasus seorang wanita dengan susunan gigi tidak

    rata ataupun tonggos. Konsep voyeurisme narisistik fisik yang begitu penting bagi seorangwanita akan membuat wanita yang terlahir dengan gigi tak rata ataupun tonggos mendapat

    serangan lebih hebat dibanding pria dengan kondisi serupa. Wanita tonggos umumnya akankehilangan rasa percaya diri karena pandangan umum yang berlaku di masyarakat yang

    memperkecualikan dirinya dari kategori wanita cantik. Ketonggosan ini seolah suatu

    abnormalitas yang bila tidak diatasi oleh kemampuan berpikir rasional dan ketahanan diri bisamenjadi momok menakutkan yang bisa menimbulkan depresi. Wacana abnormalitas ini seolah

    menghantui terus-menerus siang dan malam seperti sebuah system Panopticon di penjara yang

    diusung Foucault. Si tonggos akan cenderung sensitif dan lebih emosional karena kesadaran diri

    akan pandangan yang seolah terus mengawasi. Maka seolah tidak ada pilihan lain selainmenormalkan abnormalitas tersebut dengan jalan mengunjungi ahli orthodontist, kepanjangan

    tangan dari diskurus dominan.

    Di tangan ahli orthodontist, pasien tak ubahnya sebuah tubuh yang pasrah. Tubuh pasien

    di meja operasi orthodontist adalah kasus untuk dipecahkan. Keabnormalan-keabnormalan yang

    terjadi dijabarkan dan dianalisis berdasarkan rumusan tertentu yang tertulis dalam buku-bukuorthodontist. Lalu setelah terjadi proses eksekusi pencabutan yang mengerikan dan menyakitkan,

    gigi pasien akan diikat dengan besi-besi pengait dan kawat-kawat serta karet pengikat. Proses

    menyakitkan ini merupakan sesuatu yang wajib dijalani demi terciptanya sebuah estetika

    sempurna senyuman.

    Banyak kesulitan-kesulitan yang harus dihadapi pengguna kawat gigi selama masa

    perawatan. Pasien pengguna kawat gigi harus merogoh kocek setiap beberapa minggu sekaliuntuk mengontrol karet kawat gigi dan mengencangkan kawat, setelah harus membayar beberapa

    juta demi membeli behel dan perawatan awal tentu saja. Pada minggu-minggu awal pemakaian

    kawat gigi pasien akan merasa sangat tidak nyaman dikarenakan adanya suatu benda asing didalam mulut mereka. Gigi-gigi yang terpagari oleh kawat juga akan menimbulkan rasa ngilu

    berkepanjangan sehingga menyebabkan kesulitan dalam berbicara ataupun mengunyah makanan.

    Sariawan dan luka-luka sobek juga merupakan penderitaan lain yang harus dialami olehpengguna kawat gigi akibat dinding mulut yang terus tergores oleh kawat dan karet.

    Meskipun demikian mengerikan dan menyakitkan, satu hal yang membuat kawat gigi

    menjadi suatu hal yang diminati dan diinginkan adalah desain kawat gigi yang semakin beragamsaja. Beberapa desain terbaru yang cukup diminati misalnya adalah behel berbentuk tokoh-tokoh

    kartun seperti Mickey Mouse, Hello Kitty, dan juga yang berbentuk bintang dan berwarna

    transparan. Desain beragam behel ini membuat para pemakainya tak lagi terlihat aneh, melainkandipandang lucu dan modis. Pemakai behel juga kerap kali dikaitkan dengan status sosial

    menengah ke atas karena harga behel sendiri yang tak bisa dibilang murah dan perawatannya

    yang cukup mahal.

  • 8/4/2019 Tren Pagar Pemanis Gigi

    7/10

    Berkat usaha desainer behel yang terus-menerus berinovasi untuk menciptakan desain-

    desain yang cantik dan terobosan-terobosan baru teknologi behel yang semakin canggih, saat inibehel bukan lagi dipandang sebagai sesuatu yang mengerikan. Proses pemasangan behel yang

    demikian menyakitkan dianggap lumrah saja, sebanding dengan manfaat yang diperoleh.

    Bahkan, banyak pasien yang sebenarnya tidak diharuskan menggunakan behel namun memilih

    memasang juga karena ingin terlihat lucu atau modis. Dalam hal ini, usaha pendisiplinan tubuhberdasarkan diskursus dominan yang meminjam tangan pengetahuan tentang orthodontics

    berbaur dengan seni sehingga mengaburkan citra awalnya yang menyeramkan.

    Teknologi Orthodontist telah menjadi suatu industri kesehatan, seni, dan kecantikan

    tersendiri yang bertindak berdasarkan ilmu pengetahuan untuk membenarkan tindakanpendisiplinan gigi. Berbagai desain behel yang diciptakan dengan menarik merupakan sebuah

    bentuk produksi kerelaan (manufacturing consent) tersendiri yang membuat orang-orang lupa

    akan kengerian dan segala kesakitan yang ditimbulkan oleh pemasangan behel. Orang-orang

    tanpa sadar dibuat rela untuk bersakit-sakit demi menjadi cantik dan demi menghilangkanabnormalitas dan alienasi. Desain-desain menarik dan berbagai terobosan baru yang diciptakan

    semata bertujuan untuk mengeruk keuntungan dan membuat masyarakat terjangkiti dengan trenpagar pemanis gigi sebagaimana yang terjadi saat ini.

    Tren behel kemudian menjadi suatu anomaly tersendiri; menyakitkan namun diinginkan.

    Pemakai behel lebih merasa dihargai dan mampu tersenyum lebar dengan percaya diri setelahpara orthodontist memasangi pagar pemanis gigi. Pemasangan behel ini juga dianggap suatu

    investasi masa depan karena fisik yang sempurna dan menarik merupakan suatu asset diri yang

    tak ternilai harganya. Harga pemasangan behel dan desain-desainnya yang menarik kemudian

    seolah terlahir sebagai suatu tren fashion tersendiri yang membuat seseorang berbeda secarasosial (socially distinct). Behel membawa suatu symbol tersendiri akan kemewahan dan

    kemapanan ekonomi sekaligus sebagai penanda identitas diri.

    D.KesimpulanMungkin banyak yang tidak menyangka bahwa teknologi orthodontics merupakan

    teknologi pendisiplinan tubuh yang telah ada sejak lama. Manusia merupakan makhluk yang

    hidup dengan rasio untuk berusaha menundukkan alam dan memetik manfaat sebanyak-banyaknya. Dengan akalnya manusia mengintervensi keaslian alam demi tercapainya suatu

    tujuan yang sesuai dengan kehendak hatinya. Maka wajar bila kemudian kita terus

    mempertanyakan tentang adanya sesuatu yang bersifat natural atau lahiriyah bila dalam setiapjengkal perjalanan hidupnya manusia terus-menerus mengkonstruksi segala sesuatu.

    Definisi tentang cantik dan kesempurnaan fisik merupakan salah satu hal pokok yangteramat mendasar bagi manusia. Sangat manusiawi bila manusia mencintai dan memiliki rasaestetika dan ingin terus mengaplikasikannya ke dalam dirinya sendiri. Manusia, tak peduli lelaki

    atau pun perempuan, berhias diri untuk mengejawantahkan estetika dirinya berdasarkan standar

    definisi kecantikan atau keelokan yang sedang berlaku.

    Munculnya teknologi pendisiplinan tubuh untuk mendisiplinkan tubuh yang tidak patuhterhadap definisi kecantikan merupakan salah satu usaha manusia untuk mengapliksikan estetika

  • 8/4/2019 Tren Pagar Pemanis Gigi

    8/10

    tubuh yang sempurna. Behel, dalam hal ini, menjadi contoh penting yang mampu memotret

    bagaimana manusia sejak zaman purba hingga sekarang terus berusaha mendisiplinkan gigimereka demi kesempurnaan fisik. Berbagai macam teknologi behel yang berkembang dari zaman

    ke zaman menunjukkan betapa manusia terus-menerus berusaha mengembangkan inovasi-

    inovasi baru yang mampu membuat teknologi bracketing yang dulu terkesan menyeramkan,

    kaku, dan menyakitkan, menjadi sesuatu yang lebih fleksibel, fashionable, indah dipandang, dannyaman dipakai.

    Industri othodontics yang berkutat pada dunia behel terus berkembang seiring

    berkembangnya teknologi, sains, dan inovasi kesehatan. Industri orthodontics sebagai produsen

    behel tak lagi memfokuskan diri pada sebuah pembuatan alat kesehatan untuk mendisiplinkangigi, namun lebih pada bagaimana membuat sebuah karya yang memiliki nilai estetika sekaligus

    aplikatif dan fungsional untuk mendisiplinkan gigi yang tak patuh. Para desainer behel saat ini

    tak ubahnya para seniman yang harus mampu terus berkreasi demi memuaskan selera publik

    akan behel yang fashionable dan indah. Meskipun ide orisinal desain berada pada tangan paradesainer behel, namun pada proses produksinya para desainer pasti melibatkan pihakpihak lain

    yang mumpuni di bidangnya masing-masing untuk dapat menghadirkan bracket tersebut keranah public.

    Geliat perkembangan tren behel sebagai pagar pemanis gigi ini muncul pertama karena

    adanya wacana tentang normal dan tak normal, simetris dan tak simetris, indah dan tak indahyang merupakan suatu konstruksi standard tentang definisi kecantikan yang terus berubah dari

    waktu ke waktu. Behel di masa Aristoteles mungkin merupakan behel semata sebagai sebuah

    teknologi pendisiplinan tubuh yang mengerikan. Memakai behel di zaman Aristoteles bisa jadi

    lebih merupakan hal yang memalukan karena si pemakai behel berada di luar standardnormalitas. Namun demikian, behel di dunia modern merupakan sesuatu yang sama dengan

    fenomena fashion yang memiliki aspek simbolis sebagai penanda diri. Pemakai behel di dunia

    modern kerap diasosiasikan sebagai anak yang peduli fashion dan berasal dari kalanganmenengah atas. Desain behel yang semakin menarik telah berhasil mengaburkan aspek

    mengerikan sebagai sebuah bentuk kepanjangan dari rezim pendisiplinan tubuh.

    Pergeseran cara pandang modern tentang behel ini muncul karena adanya kecenderungan

    untuk mementingkan diri sebagai penampil yang sempurna secara fisik. Memakai behel,

    meskipun mengharuskan seseorang untuk bersakit-sakit dan menghabiskan jumlah uang yangtidak sedikit, memiliki suatu nilai yang sepadan demi penampilan diri yang sempurna sebagai

    sebuah physical capital di masa mendatang demi mencapai sukses dalam karir dan pencitraan

    diri manusia yang modern.

  • 8/4/2019 Tren Pagar Pemanis Gigi

    9/10

    Daftar Pustaka:

    Shilling, Chris. The Body and Social Theory. 1993. London: Sage Publications Featherstone, Mike.Body Modification. 2000. London: Sage Publications Featherstone, Mike. Consumer Culture and Postmodernism. 1991. London: Sage

    Publications

    Baudrillard, Jean. The Consumer Society. 1998. London: Sage Publications Paterson, Mark. Consumption and Everyday Life. 2006. London: Routledge Lupton, Deborah.Medicine as Culture. 2003. London: Sage Publications Zohlberg, Vera. L. Constructing a Sociology of The Arts. 1990. Cambridge University

    Press: New York.

    Ling, Paul. H.A Brief History of Braces. Online:http://www.archwired.com/HistoryofOrtho.htm (diakses pada 1 Januari 2011).

    "A Million Dollar Smile." Flare Volume 29.Issue 9 (2007): pp 124-125. Bren, Linda. "Straight Talk on Braces." FDA Consumer Volume 39.Issue 1 (2005): pp

    20-25.

    http://www.archwired.com/HistoryofOrtho.htmhttp://www.archwired.com/HistoryofOrtho.htmhttp://www.archwired.com/HistoryofOrtho.htm
  • 8/4/2019 Tren Pagar Pemanis Gigi

    10/10