Trauma Capitis

10
N E U R O T R A U M A Trauma Capitis 1. LATAR BELAKANG Cedera kranioserebral atau neurotrauma masalah neurologi Jumlah pasien ↑↑ setiap tahun penanganan cepat dan tepat 2.Patofisiologi 2.1.Scalp : laserasi, kontusio, abrasi (hilang jaringan ) 2.2.Kranium : kompressi ,linier 2.3.Otak 2.3.1. Mekanisme umum: trauma kepala OTOREGULASI normal aliran darah otak HILANG Otak yang cedera LEBIH PEKA terhadap:-Hipovolemi -Hipervolemia -Hipoksia Proses yang dapat merusak jaringan cerebral dan sekitarnya antara lain adalah : Proses akselerasi atau deselerasi yang cepat dari kepala. Rotasi dari kepala terhadap batang otak. Adanya fraktura tulang kepala 2.3.2. MEKANISME KHUSUS 2.3.2.1.Cidera otak primer 1.Def 1

description

grf

Transcript of Trauma Capitis

N E U R O T R A U M ATrauma Capitis

1. LATAR BELAKANGCedera kranioserebral atau neurotrauma masalah neurologi Jumlah pasien setiap tahun penanganan cepat dan tepat

2.Patofisiologi 2.1.Scalp : laserasi, kontusio, abrasi (hilang jaringan )

2.2.Kranium : kompressi ,linier

2.3.Otak 2.3.1. Mekanisme umum: trauma kepala

OTOREGULASI normal aliran darah otak HILANG

Otak yang cedera LEBIH PEKA terhadap:-Hipovolemi -Hipervolemia -Hipoksia

Proses yang dapat merusak jaringan cerebral dan sekitarnya antara lain adalah : Proses akselerasi atau deselerasi yang cepat dari kepala. Rotasi dari kepala terhadap batang otak. Adanya fraktura tulang kepala

2.3.2. MEKANISME KHUSUS2.3.2.1.Cidera otak primer 1.Defad cidera otak yg terjadi segera cidera kepala baik akibat impact injury maupun akibat gaya akselerasi-deselerasi, ini dpt berlanjut menjadi cidera otak sekunder, jika tdk mendapat penanganan yg baik,

2.Meliputi:2.1.Fraktur linier kalvaria2.3. Fraktur depresi2.4.Fraktur depresi tertutup. 2.5.Fraktur depresi terbuka

3.bersifat 3.1.Fokal=>hematoma intrakranial (ekstradural, subdural, intraserebral), kontusio (coup-contre-coup)3.2.Difus=>otak merata menerima benturan (diffuse axonal injury)

2.3.2.2. CIDERA OTAK SEKUNDER1.DefAd akibat dari cidera otak primer yang tidak mendapat penanganan yang baik hipoksia) serta adanya proses metabolisme dan neurotransmiter serta respon inflamasi pada jaringan otak

2. meliputi :1. Edema serebri1. Infark serebriPeningkatan tekanan intra cranial

3.Penyebab cidera otak sekunder kegagalan respirasihipoksiahiperkapniapenurunan perfusi serebralhipotensiiskemiainfeksi peningkatan tekanan intra kranial respon inflamasi radikal bebas neurotransmitter eksitasi

kerusakan sekunder disebabkan oleh proses iskemi

2.3.3.Cidera otak tersier Komplikasi dari cidera otak berupa reaksi immunologiKeluar TNF alfa, IL 256

3.Klasifikasi3.1.berdasarkan neuropatofisiologi :

1. Komosio serebri Tidak ada jaringan otak yang rusak tapi hanya kehilangan fungsi otak sesaat, berupa pingsan kurang dari 10 menit atau amnesia paska cedera kranioserebral.

2. Kontusio serebri (memar otak)kerusakan jaringan otak dengan defisit neurologik yang timbul setara dengan kerusakan otak tersebut, minimal pingsan lebih dari 10 menit atau ada lesi neurologik yang jelas.

3. Laserasi otak kerusakan jaringan otak yang luas dan jaringan otak robek yang umumnya disertai fraktur tengkorak terbuka.

3.2. Derajat keparahan berdasarkan tanda dan gejala3.2.1.KesadaranPada cedera kepala ringan, kehilangan kesadaran hanya kurang dari 25 cc

Diffuse injury IV (shift)Midline shift >5mm, tidak ada hiperdensitas atau lesi campuran >25mm

Evacuated Mass Setiap lesi surgical yang dapat dievakuasi

Non-evacuated MassHiperdensitas atau lesi campuran >25cc yg tdk dpt dievakuasi

3.5.Berdasarkan lapisan

3.5.1.Epidural Hematoma

3.5.2. Subdural Hematome

3.5.3. Intraparenchymal Hemorrhage

3.5.4. Edema Cerebral Diffuse

3.5.5. Contusio Cerebri

4.Trauma Management4.1.Penanganan umum4.1.1. ABCDE1. Airway (jalan nafas): jalan nafas di bebaskan 2. Breathing (pernafasan): Gangguan pernafasan biasanya karena gangguan sentral depresi pernafasan pada lesi di medula oblongata perifer : aspirasi, trauma dada, edema paru, emboli paru, infeksi, hipoksia & hiperkapnia, Tindakan: * Oksigenasi * Cari & atasi faktor penyebabnya * Ventilator, jika diperlukan

3. Circulation (Sirkulasi) 1. Jaga hivolemia. Pertahankan cerebral perfusion pressure (CPP) > 70mmHg1. Hipotensi iskemik kerusakan sekunder1. Biasanya hipotensi disebabkan hipovolemia karena perdarahan, tamponade jantung, syok septik, jarang disebabkan kelainan kranial1. Tindakan :3. Hentikan perdarahan3. Perbaiki fungsi jantung3. Ganti darah yang hilang3. Pertahankan TD sistolik > 100mmHg untuk mencegah iskemia otak

4.1.2.. Pemeriksaan Radiologi 1. Pemeriksaan Schedel foto & foto cervical untuk melihat ada tidaknya: * Fraktur linear * Fraktur impresi/depressed1. CT-Scan kepala, untuk melihat : * hematoma intrakranial * fraktura tulang tengkorak * midline shift * edema serebri

4.1.3.. Penatalaksanaan TTIK (Tekanan Tinggi Intrakanial) dan penanganannya1.MekanismeTerjadi karena : edema serebri, vasodilatasi, hematoma intrakanial, hidrosefalus2.Pengukuran / tanda Biasanya diukur dengan monitor TIK (N:0-15 mmHg) Kalau tidak ada monitor, cukup dengan mengenal gejala klinis : nyeri kepala, muntah, kejang, penurunan kesadaran, papil edema 3.Penatalaksanaan3.1.Hiperventilasi Setelah resusitasi ABC, dilakukan hiperventilasi terkontrol dengan tekanan pCO2 27- 30, dimana terjadi vasokonstriksi, sehingga aliran darah serebral berkurang3.2.Drainase cairan serebrospinal Dilakukan bila hiperventilasi tidak berhasil - Jangka pendek : drainage ventrikular - Jangka panjang : Ventriculo Peritoneal Shunt 3.3.Terapi Diuretik - Diuretik osmotik (manitol 20%) Dosis: 0,25-1 gr/kgBB: 200cc-150cc-150cc selang 6 jam, diguyur, diberikan selama 48-96 jam. - Loop diuretik (furosemid) Dosis 40 mg/hari iv 3.4.Bila ada kejang 3.4.1.Terapi Barbiturat :0. Diberikan bila TTIK tidak responsif terhadap semua jenis terapi di atas.0. Cara : 10 mg/kgBB iv selama 1/2 jam, dilanjutkan 2-3 mg selama 3 jam, lalu pertahankan pada kadar serum 3-4 mg%. Dosis sekitar 1 mg/kgBB/jam. Setelah TIK terkontrol < 20 mmHg selama 24-48 jam, dosis diturunkan bertahap selama 3 hari 3.5.Bila ada edema 3.5.1.Steroid : Masih kontroversial, hanya terbukti pada TTIK karena tumor otak 3.6.Posisi tidur : Kepala ditinggikan 20-30 derajat, dengan kepala & dada pada 1 bidang. Hindarkan fleksi atau laterofleksi, supaya vena leher tak terjepit sehingga drainase vena otak menjadi lancar.3.7.Suhu tubuh : Jaga suhu tubuh < 37,5 C

4.1.6.Indikasi OperasiPada trauma tertutup 1. Fraktura impresi (depressed fracture)1. Perdarahan epidural1. Perdarahan subdural1. Perdarahan intraserebralApabila menunjukkan midline shift > 5 mm(pada CT Scan) atau clot lebih > 25 cc

Pada trauma terbuka 1. Fraktur multipel1. Dura yang robek disertai laserasi otak1. Liquorhea1. Pneumoencephali1. Corpus alienum1. Luka tembak

5.Pencegahan Cedera KepalaYang sangat efektif adalah pendidikan masyarakat1. Penggunaan helm penyelamat Angka kematian rata-rata 4600 (1982) 2400 (1992)1. Penggunaan sabuk pengaman 11% (1982) 66% (1992)1. Penggunaan kantong udara 550.000 jiwa terselamatkan 40.000 jiwa terhindar dari kerusakan serius1. Perilaku pengemudi1. Kecepatan kendaraan1. dll

6.Komplikasi.1. Sindroma Pasca-konkusio NK, ggn atensi,1. Epilepsi (30-50%)1. Sekuele kerusakan hemisfer1. Kelumpuhan saraf otak1. Gangguan mental & neuropsikologis

1