Trauma Basa Mata

13
Trauma Basa Pada Mata Posted on July 9, 2010. Filed under: Uncategorized | LATAR BELAKANG Mata merupakan salah satu indra dari pancaindra yang sangat penting untuk kehidupan manusia. Terlebih-lebih dengan majunya teknologi, indra penglihatan yang baik merupakan kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Mata merupakan bagian yang sangat peka. Walaupun mata mempunyai sistem pelindung yang cukup baik seperti rongga orbita, kelopak, dan jaringan lemak retrobulbar selain terdapatnya refleks memejam atau mengedip, mata masih sering mendapat trauma dari dunia luar. Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata dan kelopak, saraf mata dan rongga orbita. Kerusakan mata akan dapat mengakibatkan atau memberikan penyulit sehingga mengganggu fungsi penglihatan. Trauma pada mata memerlukan perawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya penyulit yang lebih berat yang akan mengakibatkan kebutaan. 1 Kemajuan mekanisasi dan teknik terlebih-lebih dengan bertambah banyaknya kawasan industri, kecelakaan akibat pekerjaan bertambah banyak pula, juga dengan bertambah ramainya lalu lintas, kecelakaan di jalan raya bertambah pula, belum terhitung kecelakaan akibat perkelahian, yang juga dapat mengenai mata. Pada anak-anak kecelakaan mata biasanya terjadi akibat kecelakaan terhadap alat dari permainan yang biasa dimainkan seperti panahan, ketapel, senapan angin, tusukan dari gagang mainan dan sebagainya. 1 Trauma okular adalah penyebab kebutaan yang cukup signifikan, terutama pada golongan sosioekonomi rendah dan di negara-negara berkembang. Kejadian trauma okular dialami oleh pria 3 sampai 5 kali lebih banyak daripada wanita. Trauma pada mata dapat mengenai jaringan di bawah ini secara terpisah atau menjadi gabungan trauma jaringan mata. Trauma dapat mengenai jaringan mata: palpebrae, konjungtiva, cornea, uvea, lensa, retina, papil saraf optik, dan orbita. Trauma mata merupakan keadaan gawat darurat pada mata. 2 Bentuk kelainan pada mata yang terkena trauma (trauma oculi) bisa hanya berupa kelainan ringan saja sampai kebutaan. Trauma oculi dapat dibedakan atas trauma tumpul, trauma akibat benda tajam/trauma tembus, ataukah trauma fisis. Kelainan yang diakibatkan oleh trauma mata sesuai dengan berat ringannya serta jenis trauma itu sendiri yang dapat menyerang semua organ struktural mata sehingga menyebabkan gangguan fisiologis yang reversibel ataupun non-

description

masalah mata

Transcript of Trauma Basa Mata

Page 1: Trauma Basa Mata

Trauma Basa Pada MataPosted on July 9, 2010. Filed under: Uncategorized |

LATAR BELAKANG

Mata merupakan salah satu indra dari pancaindra yang sangat penting untuk

kehidupan manusia. Terlebih-lebih dengan majunya teknologi, indra penglihatan

yang baik merupakan kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Mata merupakan

bagian yang sangat peka. Walaupun mata mempunyai sistem pelindung yang

cukup baik seperti rongga orbita, kelopak, dan jaringan lemak retrobulbar selain

terdapatnya refleks memejam atau mengedip, mata masih sering mendapat

trauma dari dunia luar. Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata

dan kelopak, saraf mata dan rongga orbita. Kerusakan mata akan dapat

mengakibatkan atau memberikan penyulit sehingga mengganggu fungsi

penglihatan. Trauma pada mata memerlukan perawatan yang tepat untuk

mencegah terjadinya penyulit yang lebih berat yang akan mengakibatkan

kebutaan.1

Kemajuan mekanisasi dan teknik terlebih-lebih dengan bertambah banyaknya

kawasan industri, kecelakaan akibat pekerjaan bertambah banyak pula, juga

dengan bertambah ramainya lalu lintas, kecelakaan di jalan raya bertambah

pula, belum terhitung kecelakaan akibat perkelahian, yang juga dapat mengenai

mata. Pada anak-anak kecelakaan mata biasanya terjadi akibat kecelakaan

terhadap alat dari permainan yang biasa dimainkan seperti panahan, ketapel,

senapan angin, tusukan dari gagang mainan dan sebagainya.1

Trauma okular adalah penyebab kebutaan yang cukup signifikan, terutama pada

golongan sosioekonomi rendah dan di negara-negara berkembang. Kejadian

trauma okular dialami oleh pria 3 sampai 5 kali lebih banyak daripada wanita.

Trauma pada mata dapat mengenai jaringan di bawah ini secara terpisah atau

menjadi gabungan trauma jaringan mata. Trauma dapat mengenai jaringan

mata: palpebrae, konjungtiva, cornea, uvea, lensa, retina, papil saraf optik, dan

orbita. Trauma mata merupakan keadaan gawat darurat pada mata.2

Bentuk kelainan pada mata yang terkena trauma (trauma oculi) bisa hanya

berupa kelainan ringan saja sampai kebutaan. Trauma oculi dapat dibedakan

atas trauma tumpul, trauma akibat benda tajam/trauma tembus, ataukah

trauma fisis. Kelainan yang diakibatkan oleh trauma mata sesuai dengan berat

ringannya serta jenis trauma itu sendiri yang dapat menyerang semua organ

struktural mata sehingga menyebabkan gangguan fisiologis yang reversibel

ataupun non-ireversibel. Trauma oculi dapat menyebabkan perdarahan, adanya

laserasi, perforasi, masuknya benda asing ke dalam bola mata, kelumpuhan

saraf, ataukah atrofi dari struktur jaringan bola mata.2

Page 2: Trauma Basa Mata

Anamnesis dan pemeriksaan fisis oftamologi yang dilakukan secara teliti untuk

mengetahui penyebab, jenis trauma yang terjadi, serta kelainan yang

disebabkan yang akan menuntun kita ke arah diagnosis dan penentuan langkah

selanjutnya. Selain itu dapat pula dilakukan pemeriksaan penunjang, seperti: slit

lamp, oftalmoskopi direk maun indirek, tes fluoresensi, tonometri, USG, maupun

CT-scan. Penatalaksanaan pada trauma mata bergantung pada berat ringannya

trauma ataupun jenis trauma itu sendiri.2

DEFINISI

Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak disengaja yang

menimbulkan perlukaan mata. Trauma mata merupakan kasus gawat darurat

mata. Perlukaan yang ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau menimbulkan

kebutaan bahkan kehilangan mata.2

Trauma asam merupakan salah satu jenis trauma kimia mata dan termasuk

kegawatdaruratan mata yang disebabkan zat kimia basa dengan pH>7.2

EPIDEMIOLOGI

Trauma okular, terutama yang berat dan mengakibatkan penurunan penglihatan

bahkan kehilangan penglihatan. Trauma okular adalah penyebab kebutaan yang

cukup signifikan, terutama pada golongan sosioekonomi rendah dan di negara-

negara berkembang. Kejadian trauma okular dialami oleh pria 3 sampai 5 kali

lebih banyak daripada wanita. Dari data WHO tahun 1998 trauma okular

berakibat kebutaan unilateral sebanyak 19 juta orang, 2,3 juta mengalami

penurunan visus bilateral, dan 1,6 juta mengalami kebutaan bilateral akibat

cedera mata. Menurut United States Eye Injury Registry (USEIR), frekuensi di

Amerika Serikat mencapai 16 % dan meningkat di lokasi kerja dibandingkan

dengan di rumah. Lebih banyak pada laki-laki (93 %) dengan umur rata-rata 31

tahun.2

ANATOMI MATA

Mata merupakan organ penglihatan primer. Manusia memiliki dua buah bola

mata yang terletak di dalam rongga orbita yang dikelilingi tulang-tulang yang

membentuk rongga orbita. Selain itu juga terdapat jaringan adneksa mata yaitu;

palpebra, sistem lakrimalis, konjungtiva, oto-otot ekstraokular, fasia, lemak

orbital, pembuluh darah, dan serat saraf.3,4

Kelopak mata atau palpebra yang terdiri atas palpebra superior dan inferior

mempunyai fungsi melindungi bola mata terhadap trauma, serta mengeluarkan

sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata. Setiap kelopak terdiri dari

bagian anterior (kulit, folikel rambut, m. orbikularis, dan m. levator palpebralis

superior) dan bagian posterior (tarsus dan konjungtiva palpebralis). Sistem

lakrimal mata terdiri dari sistem sekresi yang diperankan oleh glandula lakrimalis

yang terletak di temporoanterosuperior rongga orbita dan sistem ekskresi yang

dimulai dari pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, duktus nasolakrimal, dan

berakhir di meatus nasi inferior. Konjungtiva merupakan membran yang

Page 3: Trauma Basa Mata

menutupi permukaan luar bola mta dan kelopak bagian belakang. Konjungtiva

terdiri atas tiga bagian, yaitu; konjungtiva palpebra, konjungtiva bulbi, dan

konjungtiva forniks. 3,4

Bola mata berbentuk bulat yang terdiri dari 3 lapisan yaitu:3,4

1. Lapisan jaringan ikat yang terdiri dari kornea di bagian depan dan sklera di

bagian belakang yang merupakan pembungkus dan pelindung isi bola mata.

Kornea merupakan selaput bening mata yang bersifat transparan yang

tembus cahaya yang mempunyai kelengkungan yang lebih besar dibanding

sklera. Kornea teridiri dari 5 lapisan yaitu; epitel, membran Bowman, stroma,

membran descement, dan endotel. Sklera merupakan bagian bola mata yang

berwarna putih dengan tebal + 1 mm yang mempunyai kekakuan tertentu

sehingga mempengaruhi tekanan bola mata.

2. Lapisan vaskular (uvea), yang terdiri atas iris dan badan silir dibagian depan

dan koroid di bagian belakang. Uvea mengandung banyak pembuluh darah

yang diperdarahi oleh arteri siliaris anteror dan posterior. Persarafan uvea

berasal dari ganglion siliar yang mengandung serat saraf sensoris, motorik,

dan otonom.

3. Lapisan dalam (lapisan neuroreseptor/ retina), yang terdiri dari 10 lapisan

yang menerima rangsangan cahaya kemudian mengubahnya dan

menghantarkannya ke pusat penglihatan di lobus occipitalis.

Media refraksi bola mata dari depan ke belakang meliputi kornea, bilik mata

depan, pupil, bilik mata belakang, lensa, corpus vitreus, dan retina. Otot-otot

penggerak bola mata terdiri dari; m. rektus superior, m. rektus inferior, m. rektus

lateralis, m. rektus medialis, m. oblik superior, dan m. oblik inferior.3,4

Secara klinis bola mata juga terdiri dari 2 segmen, yaitu segmen anterior yang

merupakan semua struktur bola mata yang terletak di depan lensa dan segmen

posterior yang merupakan struktur yang terletak dibelakang lensa.3,4

PATOFISIOLOGI

Trauma akibat bahan kimia basa akan memberikan iritasi ringan pada mata

apabila dilihat dari luar. Namun, apabila dilihat pada bagian dalam mata, trauma

basa ini mengakibatkan suatu kegawatdaruratan. Basa akan menembus kornea,

camera oculi anterior, dan sampai retina dengan cepat, sehingga berakhir

dengan kebutaan. Pada trauma basa akan terjadi penghancuran jaringan

kolagen kornea. Bahan kimia basa bersifat koagulasi sel dan terjadi proses

persabunan, disertai dengan dehidrasi.5,6

Bahan alkali atau basa akan mengakibatkan pecah atau rusaknya sel jaringan.

Pada pH yang tinggi alkali akan mengakibatkan persabunan disertai dengan

disosiasi asam lemak membrane sel. Akibat persabunan membrane sel akan

mempermudah penetrasi lebih lanjut dari pada alkali. Mukopolisakarida jaringan

Page 4: Trauma Basa Mata

oleh basa akan menghilang dan terjadi penggumapalan sel kornea atau

keratosis. Serat kolagen kornea akan bengkak dan stroma kornea akan mati.

Akibat edema kornea akan terdapat serbukan sel polimorfonuklear ke dalam

stroma kornea. Serbukan sel ini cenderung disertai dengan masuknya pembuluh

darah baru atau neovaskularisasi. Akibat membrane sel basal epitel kornea

rusak akan memudahkan sel epitel diatasnya lepas. Sel epitel yang baru

terbentuk akan berhubungan langsung dengan stroma dibawahnya melalui

plasminogen activator. Bersamaan dengan dilepaskan plasminogen aktivatir

dilepas juga kolagenase yang akan merusak kolagen kornea. Akibatnya akan

terjadi gangguan penyembuhan empitel yang berkelanjutan dengan tukak

kornea dan dapat terjadi perforasi kornea. Kolagenase ini mulai dibentuk 9 jam

sesudah trauma dan puncaknya terdapat pada hari ke 12-21. Biasanya tukak

pada kornea mulai terbentuk 2 minggu setelah trauma kimia. Pembentukan

tukak berhenti hanya bila terjadi epitelisasi lengkap atau vaskularisasi telah

menutup dataran depan kornea. Bila alkali sudah masuk ke dalam bilik mata

depan maka akan terjadi gangguan fungsi badan siliar. Cairan mata susunannya

akan berubah, yaitu terdapat kadar glukosa dan askorbat yang berkurang. Kedua

unsure ini memegang peranan penting dalam pembentukan jaringan kornea.5,6

Teori terbentuknya kolagenase :5,6,7

Pada defek epitel kornea plasminogen activator yang terbentuk merubah

plasminogen menjadi plasmin.

Plasmin melaui C3a mengeluarkan faktor hemotaktik untuk leukosit

polimorfonuklear (PMN)

Kolagenase laten berubah menjadi kolagenase aktif akibat terdapatnya

tripsin, plasmin ketepepsin.

Kolagenase aktif dapat juga berasal dari tukak kornea.

Keratosit juga membentuk kolagenase akif melalui kolagenase laten.

Perjalanan penyakit trauma alkali :5,6,7

Keadaan akut yang terjadi ada minggu pertama :

Sel membrane rusak.

Bergantung pada kuatnya alkali akan mengakibatkan  hilangnya epitel,

keratosit, saraf kornea dan pembuluh darah.

Terjadi kerusakan komponen vascular iris, badan siliar dan epitel lensa,

trauma berat akan merusak sel goblet konjungtiva bulbi.

Page 5: Trauma Basa Mata

Tekanan intra ocular akan meninggi.

Hipotoni akan terjadi bila terjadi kerusakan pada badan siliar

Kornea keruh dalam beberapa menit.

Terjadi infiltrasi segera sel polimorfonuklear, monosit dan fibroblast

Keadaan minggu kedua dan ketiga :

Mulai terjadi regenerasi sel epitel konjugtiva dan kornea.

Masuknya neovaskularisasi ke dalam kornea diserta dengan sel radang.

Kekeruhan pada kornea akan mulai menjernih kembali,

Sel penyembuhan berbentuk invasi fibroblast memasuki kornea.

Terbentuknya kolagen.

Trauma alkali berat akan membentuk jaringan granulasi pada iris dan badan

siliar sehingga terjadi fibrosis.

Keadaan pada minggu ketiga dan selanjutnya :

Terjadi vaskularisasi aktif sehingga seluruh kornea tertutup oleh pembuluh

darah.

Jaringan pembuluh darah akan membawa bahan nutrisi dan bahan

penyembuhan jaringan seperti protein dan fibroblast.

Akibat terdapatnya jaringan dengan vaskularisasi ini, tidak akan terjadi

perforasi kornea.

Mulai terjadi pembetukan panus pada kornea.

Endotel yang tetap sakit akan mengakibatkan edema kornea.

Terdapat membaran retrokornea, iristis, dan membrane siklitik.

Dapat terjadi kerusakan permanen saraf kornea dengan gejala-gejala seperti

tekanan bola mata mata dapat rendah atau tinggi.

Kelainan pada jaringan lain akibat trauma alkali :5,6,7

Kelopak Mata :

Trauma alkali akan membentuk jaringan parut pada kelopak.

Page 6: Trauma Basa Mata

Margo palpebra rusak sehingga mengakibatkan gangguan ada break up time

air mata.

Lapisan air pada depan kornea atau tear film menjadi tidak normal.

Terjadinya pembentukan jaringan parut pada kelenjar asesori air mata yang

mengakibatkan mata menjadi kering.

Konjungtiva :

Terjadi kerusakan pada sel goblet.

Sekresi musin konjungtiva bulbi berkurang daya basahnya pada setiap

kedipan kelopak. Dapat terjadi simblefaron pada konjungtiva bulbi yang akan

menarik bola mata sehingga pergerakan mata menjadi terbatas.

Akibat terjadinya simblefaron penyebaran air mata menjadi tidak merata.

Terjadi pelepasan kronik daripada epitel kornea.

Terjadi keratinisasi (pertandukan) epitel kornea akibat berkurangnya mucin.

Lensa :

Lensa keruh diakibatkan kerusakan kapsul lensa.

ETIOLOGI

Zat-zat basa atau alkali yang dapat menyebabkan trauma pada mata antara

lain :5,6,7

Semen

Soda kuat

Amonia

NaOH

CaOH

Cairan pembersih dalam rumah tangga

Bahan alkali Amonia merupakan gas yang tidak berwarna, dipakai sebagai bahan

pendingin lemari es, larutan 7% ammonia dipakai sebagai bahan pembersih.

Pada konsentrasi rendah ammonia bersifat merangsang mata. Amonia larut

dalam air dan lemak, hal ini dangat merugikan karena kornea mempunyai

komponen epitel yang lipofilik dan stroma yang hidrofilik. Amonia mudah

Page 7: Trauma Basa Mata

merusak jaringan bagian dalam mata seperti iris dan lensa. Amonia merusak

stroma lebih sedikit disbanding dengan NaOH dan CaOH. pH cairan mata naik

beberapa detik setelah trauma.5

Bahan alkali lainnya adalah NaOH dan Ca(OH)2. NaOH dikenal sebahai kausatik

soda. NaOH dipakai sebagai pembersih pipa. pH cairan mata naik beberapa

menit sesudah trauma akibat NaOH. Ca(OH)2 memiliki daya tembus yang kurang

pada mata. Hal ini akibat terbentuknya sabun kalsium pada epitel kornea. pH

cairan mata menjadi normal kembali sesudah 30 sampai 3 jam pascatrauma.5

DIAGNOSIS

Pemeriksaan awal pada trauma mata antara lain meliputi anamnesis dan

pemeriksaan fisik.

ANAMNESE

Sering sekali pasien menceritakan telah tersiran cairan atau tersemprot gas

pada mata atau pastikel-partikelnya masuk ke dalam mata. Tanyakan kepada

pasien apa persisnya zat kimia dan bagaimana terjadinya trauma tersebut

(misalnya tersiram sekali atau akibat ledakan dengan kecepatan tinggi).2

Secara umum, pada anamneses dari kasus trauma mata perlu diketahui apakah

terjadi penurunan visus setelah cedera atau saat cedera terjadi. Onset dari

penurunan visus apakah terjadi secara progresif atau terjadi secara tiba-tiba.

Nyeri, lakrimasi, dan pandangan kabur merupakan gambaran umum trauma.

Dan harus dicurigai adanya benda asing intraokular apabila terdapat riwayat

salah satunya apabila trauma terjadi akibat ledakan.2,6,7

PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan yang seksama sebaiknya ditunda sampai mata yang terkena zat

sudah terigasi dengan air dan pH permukaan bola mata sudah netral. Obat

anestesi topical boleh digunakan untuk membantu pasien lebih nyaman dan

kooperatif. Setalah dilakukan irigasi, pemeriksaan mata yang seksama dilakukan

dengan perhatian khusus untuk memeriksa kejernihan dan keutuhan kornea,

derajat iskemik limbus dan tekanan intra okuli.2

Pada kasus trauma basa dapat dijumpai kerusakan kornea yaitu terjadi

kekeruhan kornea, konjungtivalisasi pada kornea, neovaskularisasi, peradangan

kronik dan defek epitel yang menetap dan berulang serta perforasi kornea.

Apabila trauma basa tersebut mengakibatkan penetrasi kedalam intraokuler

dapat kita jumpai adanya komplikasi katarak, glaukoma sekunder dan kasus

berat ptisis bulbi. Kelainan lain yang dapat dijumpai yaitu pada palpebra berupa

jaringan parut pada palpebra dan sindroma mata kering. Pada konjungtiva dapat

dijumpai adanya simbleparon.2

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan dalam kasus trauma basa mata

adalah pemeriksaan pH bola mata secara berkala. Irigasi pada mata harus

Page 8: Trauma Basa Mata

dilakukan sampai tercapai pH netral. Pemeriksaan bagian anterior mata dengan

lup atau slit lamp yang bertujuan untuk mengetahui lokasi luka. Pemeriksaan

oftalmoskopi direk dan indirek juga dapat dilakukan. Selain itu dapat pula

dilakukan pemeriksaan tonometri untuk mengatahui tekanan intraocular.2

DIAGNOSA DIFFERENSIAL

Diagnosa differenisal dari trauma basa pada mata adalah :6

Konjugtivitis

Konjugtivitis hemoragik akut

Keratokunjugtivitis sicca

Ulkus kornea

Dan lain-lain

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan pada trauma mata bergantung pada berat ringannya trauma

ataupun jenis trauma itu sendiri. Namun demikian ada empat tujuan utama

dalam mengatasi kasus trauma okular adalah :2,5

Memperbaiki penglihatan.

Mencegah terjadinya infeksi.

Mempertahankan arsitektur mata.

Mencegah sekuele jangka panjang.

Penatalaksanaan yang dilakukan untuk menangani trauma basa pada mata

adalah :2,5

1. Bila terjadi trauma basa adalah secepatnya melakukan irigasi dengan garam

fisiologik selama mungkin. Irigasi dilakukan sampai pH menjadi normal,

paling sedikit 2000 ml selama 30 menit. Bila dilakukan irigasi lebih lama

akan lebih baik.

2. Untuk mengetahui telah terjadi netralisasi basa dapat dilakukan pemeriksaan

dengan kertas lakmus. pH normal air mata 7,3.

3. Bila penyebabnya adalah CaOH, dapat diberi EDTA karena EDTA 0,05 dapat

bereaksi dengan CaOH yang melekat pada jaringan.

4. Pemberian antibiotika dan debridement untuk mencegah infeksi oleh kuman

oportunis.

Page 9: Trauma Basa Mata

5. Pemeberian sikloplegik untuk mengistirahatkan iris mengatasi iritis dan

sinekia posterior.

6. Pemberian Anti glaukoma (beta blocker dan diamox) untuk mencegah

terjadinya glaucoma sekunder.

7. Pemberian Steroid secara berhati-hati karena steroid menghambat

penyembuhan. Steroid diberikan untuk menekan proses peradangan akibat

denaturasi kimia dan kerusakan jaringan kornea dan konjungtiva. Steroid

topical ataupun sistemik dapat diberikan pada 7 hari pertama pasca trauma.

Diberikan Dexametason 0,1% setiap 2 jam. Steroid walaupun diberikan

dalam dosis tinggi tidak mencegah terbentuknya fibrin dan membrane

siklitik.

8. Kolagenase inhibitor seperti sistein diberikan untuk menghalangi efek

kolagenase. Diberikan satu minggu sesudah trauma karena pada saat ini

kolagenase mulai terbentuk.

9. Pemberian Vitamin C untuk pembentukan jaringan kolagen.

10.Selanjutnya diberikan bebat (verban) pada mata, lensa kontak lembek dan

artificial tear (air mata buatan).

11.Operasi Keratoplasti dilakukan bila kekeruhan kornea sangat mengganggu

penglihatan.

KOMPLIKASI

Komplikasi dari trauma mata juga bergantung pada berat ringannya trauma, dan

jenis trauma yang terjadi. Komplikasi yang dapat terjadi pada kasus trauma basa

pada mata antara lain :2,5,7

1. Simblefaron

2. Kornea keruh, edema, neovaskuler

3. Katarak traumatik, merupakan katarak yang muncul sebagai akibat cedera

pada mata yang dapat merupakan trauma perforasi ataupun tumpul yang

terlihat sesudah beberapa hari ataupun beberapa tahun. Katarak traumatik

ini dapat muncul akut, subakut, atau pun gejala sisa dari trauma mata.

Trauma basa pada permukaan mata sering menyebabkan katarak, selain

menyebabkan kerusakan kornea, konjungtiva, dan iris. Komponen basa yang

masuk mengenai mata menyebabkan peningkatan PH cairan akuos dan

menurunkan kadar glukosa dan askorbat. Hal ini dapat terjadi secara akut

ataupun perlahan-lahan. Trauma kimia dapat juga disebabkan oleh zat asam,

Page 10: Trauma Basa Mata

namun karena trauma asam sukar masuk ke bagian dalam mata

dibandingkan basa maka jarang

4. Phtisis bulbi

PROGNOSIS

Trauma kimia pada mata dapat menyebabkan gangguan penglihatan berat

jangka panjang dan rasa tidak enak pada mata. Prognosinya ditentukan oleh

anestesi kornea dan bahan alkali penyebab trauma tersebut. Terdapat 2

klasifikasi trauma basa pada mata untuk menganalisis kerusakan dan beratnya

kerusakan.5

Klasifikasi akbat luka bakar alkali:5

Klasifikasi Huges

Enteng :

Prognosis baik

Terdapat erosi epitel kornea

Pada kornea tedaat kekeruhan yang ringan

Tidak terdapat iskemia dan nekrosis kornea ataupun konjungtiva

Sedang :

Prognosis baik

Terdapat kekeruhan kornea sehingga sulit melihat iris dan pupil secara

terperinci

Terdapat iskemia dan nekrosis enteng pada kornea dan konjungtiva

Sangat berat :

Prognosis buruk

Akibat kekeruhan kornea upil tidak dapat dilihat

Konjungtiva dan sclera pucat

Klasifikasi Thoft

Menurut klasifikasi Thoft, trauma basa dapat dibedakan menjadi:

Derajat 1 : terjadi hiperemi konjungtiva disertai dengan keratitis pungtata

Derajat 2 : terjadi hiperemi konjungtiva disertai hilangnya epitel kornea

Page 11: Trauma Basa Mata

Derajat 3 : terjadi hiperemi disertai dengan nekrosis konjungtiva dan

lepasnya epitel kornea

Derajat 4 : konjungtiva perilimal nekrosis sebanyak 50%

Luka bakar alkali derajat 1 dan 2 akan sembuh dengan jaringan arut tanpa

terdapatnya neovaskularisasi kedalam kornea. Luka bakar alkali derajat 3 dan 4

membutuhkan waktu sembuh berbulan bulan bahkan bertahun-tahun.

KESIMPULAN

Trauma pada mata dapat terjadi dalam bentuk-bentuk antara lain trauma

tumpul, trauma tembus bola mata, trauma kimia, dan trauma radiasi.

Trauma kimia basa mengakibatkan suatu kegawatdaruratan. Basa akan

menembus kornea, camera oculi anterior, dan sampai retina dengan cepat,

sehingga berakhir dengan kebutaan.

Trauma basa adalah trauma kimia yang disebabkan zat basa dengan pH>7.

Zat-zat basa atau alkali yang dapat menyebabkan trauma pada mata antara

lain Semen, Soda kuat, Amonia, dan Cairan pembersih dalam rumah tangga

Tindakan bila terjadi trauma basa adalah secepatnya melakukan irigasi

dengan garam fisiologik selama mungkin. Bila mungkin irigasi dilakukan

paling sedikit 60 menit setelah trauma. Penderita diberi sikloplegia,

antibiotika, EDTA untuk mengikat basa. EDTA diberikan setelah 1 minggu

trauma basa, diperlukan untuk menetralisir kolagenase yang terbentuk pada

hari ketujuh.

Penyulit yang dapat terjadi ada trauma basa mata adalah simblefaron,

kekeruhan kornea, edema, dan neovaskularisasi kornea, katarak, disertai

dengan ptisis bola mata.

Pada rauma alkali biasanya prognosisnya tidak terlalu baik dan tergantung

pada kerusakan yang terjadi.

SARAN

Untuk mencegah terjadinya trauma mata, hendaknya :

1. Menghindari perkelahian

2. Memakai alat pelindung saat bekerja

Page 12: Trauma Basa Mata

3. Setiap pekerja yang berhubungan dengan bahan kimia, mengerti bahan apa

yang ada di tempat kerjanya.

4. Pada pekerja las, memakai kaca mata

5. Awasi anak yang sedang bermain.

REFERENSI

1. Rumah Sakit Mata Dr. Yap. Trauma Mata. [serial online] 2008 [cited 2008

August 1] hal. 1-3.

2. Kedokteran Islam. Trauma pada Bulbus Okuli. [serial online] 2009 [cited 2009

November 20]. Available

on :http://ackogtg.wordpress.com/2009/11/20/trauma-pada-bulbus-oculi/

3. Khurana AK. Ocular Injuries. Comprehensive Ophtalmology. Edisi keempat.

2007. New Delhi: New Age Internasional Limited. Hal: 414-16

4. Lang GK. Ocular Trauma. Opthalmology. A Short Textbook. 2000. New York:

Thieme Stuttgat. Hal 517-22

5. Ilyas, H. Sidarta. Luka Bakar Kimia. Kegawatdaruratan dalam Ilmu Penyakit

Mata. Cetakan Kedua. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 29-36

6. Kanski, JJ. Chemical Injuries. Clinical Opthalmology. Edisi keenam. 2008.

Philadelphia: Elseiver Limited. Hal: 864-68

7. Riorda-Eva, P. Trauma Mata dan ORbita. Vaughan, Asbury Oftalmologi

Umum, Edisi 17. 2007. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal 372-78