TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

33
TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi PADA BENIH IKAN MAS UMUR BERBEDA SRI SETYO WULANDARI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

Transcript of TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

Page 1: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA

Paracheirodon innesi PADA BENIH IKAN MAS

UMUR BERBEDA

SRI SETYO WULANDARI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Page 2: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA

Paracheirodon innesi PADA BENIH IKAN MAS UMUR

BERBEDA

adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun

kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan

dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar

Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Desember 2012

SRI SETYO WULANDARI

C14080060

Page 3: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

ABSTRAK

SRI SETYO WULANDARI. Transplantasi sel testikular ikan neon tetra

Paracheirodon innesi pada benih ikan mas umur berbeda. Dibimbing oleh

ODANG CARMAN dan ALIMUDDIN.

Ikan neon tetra Paracheirodon innesi merupakan ikan hias yang memiliki nilai

ekspor yang tinggi. Namun demikian, tingkat produksinya masih relatif rendah

karena fekunditas ikan neon tetra yang sedikit (sekitar 180 telur/induk). Teknologi

transplantasi sel testikular ikan neon tetra (ikan donor) ke ikan mas yang memiliki

fekunditas telur yang banyak dan diharapkan mampu mengatasi ketersediaan

benih ikan neon tetra. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan umur optimum

benih ikan mas (calon ikan semang) yang mampu menerima sel target dengan

baik dan memiliki keberhasilan kolonisasi yang tinggi. Testis ikan neon tetra

didisosiasi menggunakan larutan tripsin 0,5%. Sel testikular diwarnai dengan

PKH-26, kemudian ditransplantasikan ke rongga peritoneal benih ikan mas umur

7, 10 dan 14 hari setelah menetas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup ikan mas perlakuan transplantasi umur 7 hari (31,25%) lebih

rendah dibandingkan dengan perlakuan transplantasi umur 10 hari (37,50%) dan

14 hari (56,25%). Persentase ikan terkolonisasi sel donor pada hari ke-21

pascatranplantasi pada benih umur 7 dan 10 hari adalah sama (80%), sedangkan

transplantasi benih umur 14 hari sebesar 60%. Berdasarkan keberhasilan

transplantasi secara kumulatif (tingkat kelangsungan hidup dan kolonisasi),

transplantasi pada benih umur 14 hari (33,75%) menunjukkan hasil lebih tinggi

dibandingkan dengan perlakuan transplantasi pada benih umur 7 hari (25,00%)

dan benih umur 10 hari (30,00%). Dengan demikian, transplantasi sel testikular

ikan neon tetra pada benih ikan mas telah berhasil dilakukan, dan umur optimum

benih ikan mas adalah 14 hari setelah menetas.

Kata kunci: ikan neon tetra, ikan mas, transplantasi, kolonisasi, sel testikular.

Page 4: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

ABSTRACT

SRI SETYO WULANDARI. Testicular cell transplantation of neon tetra fish

Paracheirodon innesi to different ages of common carp fry. Supervised by

ODANG CARMAN and ALIMUDDIN.

Neon tetra Paracheirodon innesi is an ornamental fish that have high export

value. However, production is still relatively low due to low fecundity

(approximately 180 eggs/brood). Technology of neonf tetra (as donor fish)

testicular cell transplantation to common carp which have high fecundity provides

a promising way to overcome the problem of neon tetra production. This research

was performed to determine the optimum age of common carp fry (as recipient

fish) that is able to receive donor cells and allow high success of transplantation.

In this research, the testes of neon tetra fish were dissociated by 0.5% trypsin

solution. The testicular cells were labeled with PKH-26 fluorescent dye, and then

transplanted into the peritoneal cavity of 7, 10 and 14 days post hatching common

carp fry. The results showed that the survival of 7 day-old transplanted fry

(31.25%) was lower than that of 10 day-old (37.75%) and 14 day-old transplanted

fry (56.25%). Percentage of fish colonized testicular cells donor at 21 days post-

transplantation on 7 day- and 10 day-old fry was similar (80%), while on 14 day-

old fry was 60%. Based on the cumulative transplantation success rate (survival

and colonization rates), transplantation on 14 day-old fry (33.75%) showed higher

result compared to transplantation on 7 day-old fry (25.00%) and 10 day-old fry

(30.00%). Thus, it can be concluded that transplantation of neon tetra testicular

cells to common carp fry have been successfully carried out, and the optimum age

of common carp fry to transplantation was 14 days after hatching.

Keywords: Neon tetra, common carp, transplantation, colonization, testicular cells

Page 5: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA

Paracheirodon innesi PADA BENIH IKAN MAS

UMUR BERBEDA

SRI SETYO WULANDARI

SKRIPSI

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada

Program Studi Teknologi & Manajemen Perikanan Budidaya

Departemen Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Page 6: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

SKRIPSI

Judul : Transplantasi Sel Testikular Ikan Neon Tetra Paracheirodon innesi

Pada Benih Ikan Mas Umur Berbeda

Nama : Sri Setyo Wulandari

NRP : C14080060

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Odang Carman, M.Sc Dr. Alimuddin, S.Pi M.Sc

NIP. 19591222 198601 1 001 NIP. 19700103 199512 1 001

Diketahui,

Ketua Departemen Budidaya Perairan

Dr.Ir. Sukenda, M.Sc

NIP. 19671013 199302 1 001

Tanggal Lulus : ………………

Page 7: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Penelitian ini telah

dilaksanakan dari bulan Mei hingga Juni 2012, bertempat di Laboratorium

Reproduksi dan Genetika Organisme Akuatik, Departemen Budidaya Perairan,

Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Beragam kata tak mudah diutarakan, hanyalah ungkapan rasa syukur,

kebahagiaan dan terima kasih yang tulus kepada:

1. Orang tua tercinta, Moch. Mudzakir dan Yati Rosyati, serta kakak-kakakku,

adikku dan keponakanku tersayang yang selalu mencurahkan kasih

sayangnya, do’a, dukungan moril dan materil yang tiada henti.

2. Dr. Odang Carman selaku Pembimbing I dan Dr. Alimuddin selaku

Pembimbing II, atas segala masukan dan dukungannya selama pelaksanaan

penelitian dan penyusunan tugas akhir ini.

3. Julie Ekasari, M.Sc, selaku Dosen Penguji pada pelaksanaan Ujian Akhir

Skripsi

4. Anna Octavera, SPi, M.Si yang telah banyak membantu dan membimbing

dalam penelitian dan penyusunan serta penulisan skripsi ini. Ibu Irmawati,

Ibu Yulintine, Ibu Enny, Pak Suci, Pak Muhammad, Mas Boyun, Abang Safir,

Kak Fuad, Kak Darmawan, Kak Jessy, Kak Ika, Kak Pustika, dan mahasiswa

S2, S3 Genetik yang telah memberikan motivasi, informasi, bimbingan serta

ilmunya.

5. Rekan-rekan seperjuangan : Ipha, Ami, Iday, Rima, Dita, Hikma, Daus, Fajar,

Adya dan Baehaki yang selalu membantu dan memberikan semangat.

6. Teman-teman terdekat : Rey, Ghieta, Lina, Intan, Rohimah, Tira, Ima, Nia dan

Titi yang telah memberikan motivasi.

7. Sahabat BDP 45 (2008), BDP 46, 47 atas dukungan dan persahabatan selama

ini, serta semua pihak yang telah memberikan dukungan baik secara langsung

maupun tidak langsung

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan masyarakat.

Bogor, Desember 2012

Sri Setyo Wulandari

Page 8: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 25 April 1991. Mengawali

pendidikan di SD Negeri Kalijaga Permai Kota Cirebon lulusan tahun 2002.

Melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 7 Kota Cirebon (2002-2005) dan SMA

Negeri 9 Kota Cirebon (2005-2008). Tahun 2008 diterima di Institut Pertanian

Bogor (IPB) sebagai mahasiswa Departemen Budidaya Perairan, Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB

(USMI).

Selama mengikuti perkuliahan, penulis merupakan mahasiswi yang aktif.

Penulis aktif sebagai pengurus Himpunan Mahasiswa Akuakultur (HIMAKUA)

tahun 2010-2011. Asisten praktikum Mata Kuliah Dasar-dasar Genetika Ikan pada

tahun 2010-2011 dan 2011-2012.

Penulis menjadi salah satu delegasi IPB pada Pekan Ilmiah Nasional

(PIMNAS) XXV tahun 2012 yang dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta (UMY), melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang penelitian

(PKM-P) dan berhasil meraih penghargaan medali setara perak. Penulis pernah

melaksanakan magang di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar

(BBPBAT) Sukabumi dan Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung

(BBPLL). Penulis pernah melaksanakan praktik kerja lapangan dengan judul

“Pembesaran Udang Vaname (Litopanaeus vannamei) di Balai Layanan

Usaha Produksi Perikanan Budidaya Karawang Jawa Barat”. Tugas akhir

dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis Skripsi yang berjudul

“Transplantasi Sel Testikular Ikan Neon Tetra Paracheirodon innesi Pada

Benih Ikan Mas Umur Berbeda”.

Page 9: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii

I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

II. BAHAN DAN METODE .............................................................................. 4

2.1 Optimasi Teknik Pengambilan Sel Testikular Ikan Neon Tetra ............... 4

2.1.1 Disosiasi Sel Testikular Ikan Target ................................................ 4

2.1.2 Pewarnaan Sel Testikular Ikan Target ............................................. 5

2.2 Persiapan Benih Ikan Mas Untuk Transplantasi ...................................... 5

2.3 Teknik Transplantasi dan Perlakuan Penelitian ........................................ 6

2.4 Evaluasi Keberhasilan Transplantasi ....................................................... 6

III. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 7

3.1 Hasil .......................................................................................................... 7

3.1.1 Disosiasi Sel Testikular Ikan Neon Tetra ....................................... 7

3.1.2 Kelangsungan Hidup Larva dan Keberhasilan Kolonisasi Sel

Testikular ....................................................................................... 8

3.2 Pembahasan ............................................................................................... 10

IV. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 13

4.1 Kesimpulan .............................................................................................. 13

4.2 Saran ........................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 14

LAMPIRAN ................................................................................................... 16

Page 10: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

x

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Jumlah sel testikular ikan neon tetra hasil disosiasi pada masing-masing

perlakuan transplantasi ..................................................................................... 7

2. Persentase kelangsungan hidup dan keberhasilan masuk serta

terkolonisasinya sel testikular ikan neon tetra pada benih ikan mas

pascatransplantasi ............................................................................................. 8

3. Hasil pengamatan kolonisasi sel testikular ikan neon tetra pada mikroskop

fluoresens ......................................................................................................... 9

Page 11: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Sel testikular ikan neon tetra setelah pewarnaan dengan PKH-26; A)

Pengamatan sel testikular tanpa fluoresens; B) Pengamatan sel testikular

dengan fluoresens .............................................................................................. 5

2. Satu set alat mikroinjektor (A) dan posisi transplantasi sel testikular ikan

neon tetra ke rongga peritoneal benih ikan mas (B) .......................................... 6

3. Sel testikular ikan neon tetra hasil disosiasi ...................................................... 7

Page 12: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Ukuran panjang ikan neon tetra yang digunakan untuk disosiasi sel ............... 16

2. Perbedaan jenis kelamin ikan neon tetra secara morfologi .............................. 17

3. Prosedur disosiasi sel testikular ikan neon tetra .............................................. 18

4. Contoh perhitungan dan penentuan dosis sel donor ......................................... 19

Page 13: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

1

I. PENDAHULUAN

Ikan hias merupakan komoditas penting perikanan yang saat ini banyak

menghasilkan devisa bagi negara. Potensi pengembangan ikan hias di Indonesia

begitu besar. Ditjen Perikanan Budidaya menargetkan pencapaian produksi

budidaya ikan hias pada tahun 2014 sebesar 1,5 milyar ekor (KKP 2012).

Produksi ikan hias domestik semakin meningkat terlihat dari nilai ekspor ikan hias

pada tahun 2011 sebesar US$ 13,262 juta, dan hingga April 2012 nilai ekspornya

sangat menjanjikan, yakni telah mencapai sebesar US$ 5,241 juta dan pada bulan

Mei 2012 mencapai US$ 8,52 juta dengan rata-rata peningkatan permintaan

ekspor dunia sebesar 8% per tahun (KKP 2012).

Salah satu komoditas ikan hias yang memiliki peluang pasar tinggi adalah

ikan neon tetra Paracheirodon innesi. Pasar ekspor ikan neon tetra mencakup

wilayah Eropa, Amerika Serikat dan Timur Tengah. Permintaan ikan neon tetra

untuk ekspor mencapai 2 juta ekor per bulan. Namun demikian, pada

kenyataannya produksi ikan neon tetra belum dapat mencukupi permintaan ekspor

tersebut, karena hanya mencapai 1 juta ekor/ bulannya (Kompas 2009). Hal ini

terkait dengan sarana dan prasarana produksi yang dimiliki petani masih terbatas

sehingga produksi yang dihasilkan rendah. Selain itu, fekunditas atau jumlah telur

yang dihasilkan induk ikan neon tetra yang sedikit, sekitar 180 telur per induk

dengan rerata telur yang dibuahi sebanyak 46,1% (Sudrajat 2003) membuat

petani membutuhkan induk yang cukup banyak untuk memproduksi benih ikan

neon tetra secara massal. Oleh karena itu, diperlukan sistem dan teknologi

budidaya yang memadai maupun upaya lain yang mampu menunjang produksi

ikan neon tetra yang efisien.

Salah satu teknologi yang berpotensi tinggi dapat menunjang produksi

benih ikan neon tetra secara efisien adalah teknologi transplantasi sel testikular.

Teknologi ini dilakukan untuk merekayasa teknik produksi ikan target dengan

memanfaatkan induk pengganti (surrogate broodstock). Teknologi ini telah

diaplikasikan oleh Okutsu et al. (2006) yang melakukan transplantasi

menggunakan testicular germ cell yang mengandung sel spermatogonia, dan

Yoshizaki et al. (2010) dengan memanfaatkan sel oogonia dari ovarium ikan

Page 14: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

2

target yang belum terdiferensiasi ke dalam rongga peritoneal calon ikan semang,

kemudian sel dari ikan target tersebut dapat berdiferensiasi menjadi telur atau

sperma ikan target di dalam tubuh calon ikan semang. Ikan semang dapat

menghasilkan ikan target apabila ikan semang yang membawa sperma dan telur

yang berkembang dari sel target itu dipijahkan (Okutsu et al. 2006). Keberhasilan

teknologi ini telah ditunjukkan Takeuchi et al. (2003), dengan memproduksi ikan

rainbow trout (Oncorhynchus mykiss) menggunakan induk semang ikan salmon

masu (Oncorhynchus masou). Okutsu et al. (2007) juga menyatakan hasil

transplantasi dapat dioptimasi dengan menggunakan ikan resipien triploid, agar

dapat dihasilkan 100% larva ikan target.

Ketersediaan benih ikan neon tetra diduga dapat teratasi dengan cara

memproduksi secara massal benih ikan neon tetra menggunakan induk semang

ikan mas yang memiliki fekunditas yang relatif banyak, mencapai 85.000-125.000

butir telur/kg untuk ikan mas strain majalaya (SNI 1999), melalui teknologi

transplantasi sel testikular. Teknologi transplantasi sel germinal yang diterapkan

kali ini merupakan xenotransplantasi karena menurut klasifikasi ikan neon tetra

dan ikan mas berasal dari ordo yang berbeda, yakni ordo Cypriniformes untuk

ikan mas (Nelson 2006) sementara ikan neon tetra merupakan anggota dari ordo

Characiformes ( Lingga & Susanto 2001). Teknologi ini diharapkan dapat

menghasilkan ikan mas yang mampu memproduksi benih ikan neon tetra secara

berlipat ganda dibandingkan dengan menggunakan induk ikan neon tetra.

Kecocokan ikan taget dengan ikan semang dapat dilihat dari keberhasilan

transplantasi, yaitu kolonisasi, proliferasi dan diferensiasi sel ikan target di dalam

gonad calon ikan semang (Okutsu et al. 2006) dan tahapan kolonisasi merupakan

tahapan pertama yang menentukan keberhasilan transplantasi sel ke dalam tubuh

calon ikan semang, sehingga parameter tersebut perlu untuk dianalisis. Selain itu,

aspek penting yang perlu diperhatikan dalam teknologi transplantasi adalah

ketepatan waktu transplantasi yang terkait dengan umur induk semang. Hal ini

terkait dengan adanya mekanisme rejection immune system ketika sel target

ditransplantasikan ke dalam calon induk semang yang imun sistemnya telah

berkembang sempurna. Oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai umur

optimum calon induk semang yang mampu menerima sel target. Seperti yang

Page 15: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

3

telah dilaporkan Takeuchi et al. (2003) bahwa sel target tidak terkolonisasi ketika

calon induk semang (ikan rainbow trout) yang digunakan telah berumur 45 hari

setelah fertilisasi. Calon induk semang yang digunakan dalam penelitian ini

adalah larva ikan mas yang berumur 7, 10 dan 14 hari setelah penetasan. Hal ini

dilakukan dengan pertimbangan bahwa ukuran larva ikan mas terlalu kecil apabila

dilakukan penyuntikan di bawah umur 7 hari sehingga dapat menyulitkan dalam

proses penyuntikan. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan umur optimum

ikan mas (induk semang) yang mampu menerima sel testikular ikan neon tetra

(donor) dengan baik dan memiliki keberhasilan kolonisasi tinggi.

Page 16: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

4

II. BAHAN DAN METODE

2.1 Optimasi Teknik Pengambilan Sel Testikular Ikan Neon Tetra

Optimasi teknik pengambilan sel testikular diawali dengan pemilihan ikan

neon tetra. Ikan neon tetra jantan yang digunakan berukuran M (ukuran panjang

ikan neon tetra untuk setiap perlakuan disajikan pada Lampiran 1), diperoleh dari

petani ikan di Desa Cibereum, Bogor, Jawa Barat. Sebelum diambil gonadnya

untuk transplantasi, ikan neon tetra dipelihara di akuarium berdimensi 100 cm x

50 cm x 50 cm. Pakan berupa cacing sutera diberikan setiap hari selama masa

pemeliharaan berlangsung. Ikan neon tetra jantan dapat dibedakan dengan melihat

ciri-ciri morfologinya, yaitu pada garis sepanjang tubuh neon tetra jantan terlihat

lurus dan tubuh jantan terlihat ramping (Lampiran 2). Teknik pengambilan sel

testikular ikan target meliputi disosiasi sel testikular ikan target, dan pewarnaan

sel testikular.

2.1.1 Disosiasi Sel Testikular Ikan Target

Ikan neon tetra sebanyak 20 ekor dibedah dan diambil testisnya dengan

bantuan mikroskop stemi DV4 Zeiss. Sebelum dilakukan proses disosiasi, testis

dibersihkan menggunakan larutan phosphate buffer saline (PBS). Tahap pertama

yang dilakukan adalah testis dicacah selama sekitar 5 menit. Setelah itu, sebanyak

1-2 ml larutan tripsin 0,5% dalam PBS (Jasmadi 2011) dimasukkan ke dalam

cawan petri yang berisi cacahan testis. Testis tersebut dicacah kembali dan

dipipeting (pengadukan di dalam mikropipet) dengan menggunakan mikropipet

selama 5 menit sampai keruh dan terlihat buih membentuk suspensi sel.

Selanjutnya, suspensi sel disaring dengan saringan ukuran 60 μm. Hasil

penyaringan dimasukkan ke dalam tabung mikro, dan disentrifugasi selama 10

menit dengan kecepatan 12000 rpm agar sel mengendap. Supernatan hasil

sentrifugasi dibuang, dan sel dicuci sebanyak 2 kali dengan PBS sebanyak 1 ml

untuk menjaga sel agar tidak rusak dan membuang tripsin. Setelah itu, sel

diresuspensi menggunakan PBS sebanyak 400 μL, dan dihomogenasi

menggunakan vorteks. Suspensi sel diambil beberapa mikroliter untuk dihitung

kepadatannya menggunakan haemocytometer. Kepadatan sel diatur menjadi

40.000 sel/μl PBS.

Page 17: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

5

2.1.2 Pewarnaan Sel Testikular Ikan Target

Pewarna sel pada penelitian ini menggunakan PKH-26 (SIGMA). PKH-26

merupakan penanda sel yang mewarnai membran sel sehingga sel tersebut akan

berpendar warna merah ketika diamati di bawah mikroskop berpendar filter merah

(Gambar 1). Metode pewarnaan dilakukan dengan cara memasukkan sel testikular

yang telah didisosiasi ke dalam tabung mikro. Kemudian 50 µl diluent C

dimasukkan ke dalam tabung mikro yang berisi 50 µl suspensi sel ( pada tabung

A), lalu 100 µl diluent C yang telah dicampurkan pewarna PKH-26 sebanyak 3 μl

ditaruh pada tabung B. Kemudian larutan pada tabung A dimasukkan pada larutan

tabung B lalu disatukan. Setelah pengadukan tersebut, suspensi sel didiamkan

selama 10 menit. Selanjutnya ditambahkan PBS sampai suspensi sel mencapai

volume 1 ml.

Suspensi sel disentrifugasi sebanyak dua kali dengan kecepatan 10.000

rpm pada suhu 20°C selama 10 menit. Setelah itu, pelet sel diresuspensi dengan

larutan PBS sebanyak 50 µl.

Gambar 1. Sel testikular ikan neon tetra setelah pewarnaan dengan PKH-26; A)

Pengamatan sel testikular tanpa fluoresens; B) Pengamatan sel

testikular dengan fluoresens. Garis skala setara dengan 50 μm.

2.2 Persiapan Benih Ikan Mas Untuk Transplantasi

Benih ikan mas yang digunakan adalah berumur 7, 10, dan 14 hari setelah

menetas yang diperoleh dari pembudidaya ikan di Desa Situ Gede, Bogor.

Sebelum benih siap digunakan untuk proses transplantasi, terlebih dahulu

dipelihara di akurium berukuran 100 cm x 50 cm x 50 cm dan diberi pakan berupa

Page 18: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

6

Daphnia sp. dan cacing sutera hingga larva siap ditransplantasi. Pemberian pakan

dilakukan secara at satiation.

2.3 Teknik Transplantasi dan Perlakuan Penelitian

Transplantasi sel dilakukan menggunakan alat mikroinjektor dengan bantuan

mikroskop stemi DV4 Zeiss (Gambar 2A) untuk memudahkan penentuan posisi

transplantasi. Sel testikular ikan neon tetra sebanyak 20.000 sel ditransplantasikan

ke dalam rongga peritoneal benih ikan mas yang berumur 7, 10 dan 14 hari

setelah menetas (Gambar 2B) sebanyak 80 ekor setiap perlakuan, sesuai prosedur

Budi (2011) dan Jasmadi (2011).

Gambar 2. Satu set alat mikroinjektor (A) dan posisi transplantasi sel testikular

ikan neon tetra ke rongga peritoneal benih ikan mas (B).

2.4 Evaluasi Keberhasilan Transplantasi

Keberhasilan transplantasi didasarkan pada persentase benih ikan mas yang

terkolonisasi atau mengandung sel testikular ikan neon tetra dalam tubuhnya yang

dideteksi di bawah mikroskop berpendar filter merah pada hari ke-7, 14, dan 21

pascatransplantasi. Deteksi sel testikular dilakukan dengan pengambilan sampel 5

ekor setiap perlakuannya. Selain itu, kelangsungan hidup (KH) benih 30 hari

pascatransplantasi serta keberhasilan transplantasi secara kumulatif yang

diketahui dengan cara perhitungan antara kelangsungan hidup akhir dengan

jumlah kolonisasi pada pengamatan hari ke-21 juga dianalisis untuk mengetahui

ketahanan benih ikan mas terhadap proses transplantasi. Data disajikan dalam

bentuk tabel, gambar, dan dianalisis secara deskriptif.

Page 19: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

7

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Disosiasi Sel Testikular Ikan Neon Tetra

Hasil disosiasi dari gabungan 20 testis ikan neon tetra menunjukkan jumlah

sel testikular yang bervariasi (Tabel 1). Jumlah sel testikular hasil disosiasi yang

digunakan pada proses transplantasi umur 7 hari sebanyak 5.200.000 sel,

sedangkan pada proses transplantasi umur 10 hari sebanyak 8.880.000 sel, dan

pada proses transplantasi umur 14 hari sebanyak 7.660.000. Berdasarkan hasil

penelitian Firdaus (2012), ukuran sel spermatogonia paling besar (sekitar 5-10

µm), diikuti oleh spermatosit (sekitar 3-5 µm), spermatid dan sel somatik (1,5-3

µm) (Gambar 3).

Tabel 1. Jumlah sel testikular ikan neon tetra hasil disosiasi pada masing-masing

perlakuan transplantasi.

Jumlah Ikan

(ekor)

Panjang

rerata ikan

(cm)

Jumlah Sel

Testikular

(sel)

Keterangan

20 2,24 ± 0,20 5.200.000 Digunakan untuk transplantasi umur 7 hari

20 2,00 ± 0,23 8.880.000 Digunakan untuk transplantasi umur 10 hari

20 2,20 ± 0,22 7.660.000 Digunakan untuk transplantasi umur 14 hari

Gambar 3. Sel testikular ikan neon tetra hasil disosiasi menggunakan tripsin 0,5%.

Tanda panah menunjukkan sel spermatogonia.

Page 20: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

8

3.1.2 Kelangsungan Hidup Benih dan Keberhasilan Kolonisasi Sel Testikular

Tingkat kelangsungan hidup (KH) larva ikan mas yang diamati 30 hari

pascatransplantasi disajikan pada Tabel 2. KH larva ikan mas yang ditransplantasi

pada umur 7 hari (31,25%) menunjukkan nilai yang paling kecil dibandingkan

dengan perlakuan lain. Dari data tersebut juga dapat diketahui adanya

kecenderungan peningkatan KH seiring dengan meningkatnya umur larva ikan

transplantasi.

Tabel 2. Persentase kelangsungan hidup dan keberhasilan masuk serta

terkolonisasinya sel testikular ikan neon tetra pada larva ikan mas

pascatransplantasi

Keterangan: kolonisasi sel testikular ikan neon tetra pada benih ikan mas dideteksi dengan

mengamati pendaran merah dari PKH-26 menggunakan mikroskop flouresens.

Berdasarkan deteksi kolonisasi (Tabel 2) terlihat bahwa rerata kolonisasi

setiap pengamatan menunjukkan nilai 80% untuk perlakuan transplantasi umur 7

hari, 86,67% pada perlakuan transplantasi umur 10 hari, dan 73,33% pada

perlakuan transplantasi umur 14 hari. Pada tabel juga terdapat dua perlakuan

(transplantasi umur 10 hari dan 14 hari) yang mengalami kecenderungan

penurunan persentase kolonisasi sel testikular pada setiap kali pengamatan.

Apabila dilihat pada keberhasilan transplantasi secara kumulatif (Tabel 2),

transplantasi yang dilakukan pada umur 14 hari memperlihatkan hasil yang

tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lain, sehingga diduga perlakuan

penyuntikan umur 14 hari merupakan perlakuan terbaik.

Sel berpendar yang ditunjukkan dengan tanda panah (Tabel 3) merupakan

sel testikular ikan neon tetra yang telah diwarnai dengan PKH-26. Pada

pengamatan pascatransplantasi hari ke-7 pada setiap perlakuan terlihat sel-sel

testikular masih menyebar dan adapula yang terlihat di sekitar daerah penyuntikan

(sekitar rongga peritoneal). Pada pengamatan hari ke-14 dan ke-21 sel testikular

ikan neon tetra sudah mulai terlihat berjajar ke arah genital ridge ikan mas.

Perlakuan KH

(%)

Persentase keberhasilan sel testikular ikan

neon tetra masuk dan terkolonisasi diamati

pada hari ke-

Keberhasilan

transplantasi

(%) Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21

Umur 7 hari 31,25 80 80 80 25,00

Umur 10 hari 37,50 100 80 80 30,00

Umur 14 hari 56,25 80 80 60 33,75

Page 21: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

9

Tabel 3. Hasil pengamatan kolonisasi sel testikular ikan neon tetra menggunakan mikroskop fluoresens

Perlakuan Pengamatan hari ke-7 Pengamatan hari ke-14 Pengamatan hari ke-21

Kontrol

Transplantasi hari

ke-7

Transplantasi hari

ke-10

Transplantasi hari

ke -14

Ket: Tanda panah menunjukkan spermatogonia ikan neon tetra yang berhasil terkolonisasi pada perbesaran 40x.

Page 22: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

10

3.2 Pembahasan

Salah satu teknologi yang berpotensi tinggi dapat menunjang produksi benih

ikan neon tetra secara efisien adalah teknologi transplantasi sel testikular dengan

memanfaatkan induk semang. Transplantasi sel testikular yang mengandung sel

stem spermatogonia telah dilakukan, berhasil terkolonisasi pada gonad ikan calon

induk semang, serta dapat berkembang menjadi telur dan sperma yang fungsional

(Okutsu et al. 2006). Sel testikular yang mengandung sel spermatogonia dari ikan

target yang digunakan untuk proses transplantasi dapat diperoleh dengan cara

disosiasi sel (pemisahan sel dari jaringan). Untuk mengoptimasi pengambilan sel

testikular yang banyak mengandung sel spermatogonia, maka pada penelitian ini

ikan neon tetra yang digunakan adalah ikan neon yang rata-rata berukuran M

dengan kisaran ukuran panjang tubuh 2,00±0,23 s.d 2,24±0,20 cm.

Pada penelitian ini telah berhasil diperoleh sel testikular hasil disosiasi gonad

ikan neon tetra (ikan target) menggunakan tripsin 0,5% di dalam larutan PBS.

Hasil disosiasi (Tabel 1) menunjukkan bahwa terdapat variasi jumlah sel testikular

pada ikan target yang digunakan. Variasi jumlah sel testikular pada hasil disosiasi

diduga terkait adanya variasi umur ikan dan status perkembangan gonad ikan

neon tetra yang digunakan pada masing-masing proses disosiasi. Selanjutnya,

perbedaan umur dan kematangan gonad ikan dapat menyebabkan perbedaan

jumlah sel spermatogonia. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Takeuchi et al.

(2009) yang menyatakan ikan nibe croaker (Nibea mitsukurii) muda umur 3 bulan

memiliki persentase jumlah spermatogonia yang lebih banyak dalam testisnya

dibandingkan dengan ikan nibe berumur 6 bulan dan 16 bulan.

Tingkat kelangsungan hidup (KH) benih ikan mas diamati 30 hari

pascatransplantasi untuk mengetahui tingkat ketahanan benih terhadap proses

transplantasi. Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa KH transplantasi umur 7 hari

(31,25%) menunjukkan nilai yang paling kecil dibandingkan dengan perlakuan

lainnya, yakni 37,50% pada transplantasi umur 10 hari, dan 56,25% pada

transplantasi umur 14 hari. Pada Tabel 2 juga dapat diketahui adanya

kecenderungan peningkatan KH seiring dengan meningkatnya umur benih ikan

yang ditranplantasi. Dengan kata lain bahwa efek transplantasi terhadap kematian

lebih besar pada benih yang lebih muda. Diduga umur benih yang lebih muda

Page 23: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

11

memiliki daya tahan tubuh lemah dan masih rentan terhadap gangguan fisik dari

luar, sehingga proses transplantasi lebih beresiko mengenai organ lain yang dapat

menyebabkan kerusakan organ tersebut sehingga benih dapat mudah mati seusai

proses transplantasi. Hal ini sesuai dengan Takeuchi et al. (2009) yang

menyatakan bahwa resipien yang lebih kecil memiliki tingkat kelangsungan hidup

yang lebih kecil juga, hal ini diperlihatkan dengan menurunnya KH larva dari

63,3% (pada resipien ikan nibe larva ukuran 6 mm) menjadi 2,9% (pada resipien 3

mm). Kemampuan teknis dalam metode mikroinjeksi (transplantasi) sendiri

memiliki peran penting terhadap keberhasilan masuknya sel target ke dalam

rongga perut benih yang ditransplantasi.

Keberhasilan proses transplantasi ditunjukkan dengan adanya sel testikular

dari ikan target yang masuk, terkolonisasi, mengalami proliferasi dan diferensiasi

sel di dalam gonad resipien. Pada penelitian ini masuknya sel testikular serta

kolonisasi dalam gonad ikan mas dideteksi dengan menggunakan pewarna sel

(PKH-26). PKH-26 merupakan pewarna sel yang tidak beracun sehingga dapat

dijadikan sebagai marka dalam proses transplantasi. Selain itu, metode identifikasi

dengan menggunakan pewarna PKH-26 lebih sensitif dibandingkan dengan

metode PCR (Hermawan 2010).

Hasil penelitian menunjukkan persentase keberhasilan kolonisasi (Tabel 2)

pada setiap pengamatan memiliki rerata 80% untuk perlakuan transplantasi umur

7 hari, 86,67% pada perlakuan transplantasi umur 10 hari, dan 73,33% pada

perlakuan transplantasi umur 14 hari. Dari 5 ekor ikan mas hasil transplantasi

yang diperiksa, terdapat 4 ekor yang positif berpendar. Selain itu, pada Tabel 2

terdapat dua perlakuan yang mengalami kecenderungan penurunan persentase

kolonisasi sel testikular pada setiap kali pengamatan. Penurunan persentase

kolonisasi diduga oleh adanya kemampuan ikan dalam menolak adanya bentuk sel

dari luar. Nakanishi (1985) menyatakan bahwa beberapa ikan dapat melakukan

allograft rejection (penolakan transplantasi jaringan atau organ dari individu lain

yang sama spesies oleh sistem imun) setelah umur tertentu, untuk ikan mas sendiri

sekitar umur 16 hari setelah menetas pada suhu 20-22ºC.

Keberhasilan kolonisasi sel testikular ikan neon tetra di dalam tubuh ikan mas

diduga disebabkan rejection immune system resipien belum berkembang dengan

Page 24: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

12

sempurna sehingga resipien masih mampu menerima sel donor dari luar yang

dimasukkan ke dalam rongga peritonialnya. Selain itu, keberhasilan kolonisasi

dapat dipengaruhi oleh molekul atraktan yang dapat mendukung migrasi sel

donor, dan atraktan ini biasa ditemukan dalam genital ridges pada larva yang baru

menetas. Atraktan akan berkurang seiring dengan perkembangan gonad (Takeuchi

et al. 2003). Apabila dilihat dari keberhasilan transplantasi secara kumulatif

(Tabel 2) menunjukkan bahwa transplantasi yang dilakukan pada umur 14 hari

memperlihatkan hasil yang tinggi dibandingkan perlakuan lain. Dengan demikian

perlakuan penyuntikan umur 14 hari merupakan perlakuan yang lebih baik dari

perlakuan lain karena jumlah ikan mas yang terkolonisasi lebih banyak dari

perlakuan lain dan secara teknis penyuntikan benih ikan mas umur 14 hari lebih

mudah dibandingkan benih benih umur 7. Benih umur 7 hari masih kecil sehingga

menyulitkan transplantasi.

Berdasarkan hasil deteksi sel menggunakan mikroskop berpendar diketahui

sel yang berpendar yang ditandai oleh tanda panah (Tabel 3) merupakan sel

testikular ikan neon tetra yang telah diwarnai dengan PKH-26. Pada pengamatan

pascatransplantasi hari ke- 7 pada setiap perlakuan terlihat sel-sel testikular yang

berpendar masih menyebar dan adapula yang terlihat pada sekitar daerah

penyuntikan, yaitu sekitar rongga peritoneal. Pada pengamatan hari ke-14 dan ke-

21 sel tersebut sudah mulai terlihat berjajar ke arah genital ridge. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Takeuchi et al. (2003) yaitu sebelum terinkorporasi dengan

daerah genital (genital ridges) ikan calon induk semang, sel ikan target tersebar

pada rongga peritonial dan kemudian menempel pada dinding peritonial induk

semang. Sel ikan donor menggunakan pseudopodia untuk bergerak ke arah

genital ridges. Setelah terinkorporasi/terkolonisasi dalam genital ridges,

selanjutnya sel ikan donor akan berproliferasi dan berdiferensiasi hingga menjadi

telur atau spermatozoa (Takeuchi et al. 2003; Okutsu et al. 2006; Yoshizaki et al.

2010).

Page 25: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

13

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Transplantasi sel testikular ikan neon tetra pada benih ikan mas telah berhasil

dilakukan, dan umur optimum benih ikan mas yang terbaik untuk ditransplantasi

adalah 14 hari setelah menetas.

4.2 Saran

Disarankan untuk melakukan transplantasi pada benih ikan mas umur 14 hari

setelah menetas. Penelitian lanjutan dengan mengenai karakterisasi perkembangan

gonad ikan mas yang positif membawa sel target perlu dilakukan untuk

mengetahui bahwa sel donor dapat berproliferasi dan berdiferensiasi dalam gonad

ikan mas.

Page 26: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

14

DAFTAR PUSTAKA

Budi D.S. 2011. Transplantasi sel testikular ikan gurame pada ikan nila. [Skripsi].

Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Institut Pertanian Bogor.

Firdaus M. 2012. Studi morfologi, proporsi, serta keberhasilan kolonisasi sel

testikular ikan neon tetra Paracheirodon innesi (Characidae) pada larva ikan

mas Cyprinus carpio (Cyprinidae). [Skripsi]. Departemen Budidaya Perairan.

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Hermawan A. 2009. Deteksi sel donor ikan gurame Osphronemus gouramy pada

larva ikan nila Oreochromis niloticus. [Skripsi]. Departemen Budidaya

Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Jasmadi. 2011. Transplantasi sel testikular ikan gurame Osphronemus goramy

pada ikan nila Oreochromis niloticus umur 1-4 hari. [Skripsi]. Departemen

Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian

Bogor.

KKP. 2012. Mendulang devisa dari bisnis ikan hias. http://www.kkp.go.id [8

Oktober 2012]

Kompas. 2009. Budidaya ikan neon tetra masih menjanjikan.

html://www.kompas.com [2 Mei 2012].

Lingga P, Susanto H. 2001. Ikan Hias Air Tawar. Ed. ke-16. Depok: PT Penebar

Swadaya.

Nakanishi T. 1985. Ontogeneic development of the immune response in the

marine teleost Sebasticus marmoratus. Bulletin Japanese Sci Fisheries 53(3),

473-477.

Nelson J.S. 2006. Fishes of the World. 4th Edition. John Wiley & Sons, Inc.

Hoboken, New Jersey, USA.

Okutsu T. Suzuki, K., Takeuchi, Y., Takeuchi, T., Yoshizaki, G., 2006. Testicular

germ cells can colonize sexually undifferentiated embryonic gonad and

produce functional egg in fish. Proc Natl Acad Sci USA 103, 2725-2729.

Okutsu T, Shikina S, Kanno M, Takeuchi Y, Yoshizaki G. 2007. Production of

trout offspring from triploid salmon parents. Science 317, 1517.

SNI. 1999. Induk ikan mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain majalaya kelas

induk pokok (parent stock). Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Page 27: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

15

Sudrajat A.O. 2003. Modul: Pemijahan Induk Ikan Tetra. Direktorat Pendidikan

Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,

Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Takeuchi Y. Higuchi, K., Yatabe, T., Miwa, M., Yoshizaki, G., 2009.

Development of spermatogonia cell transplantation in nibe croaker Nibe

mistsukurii (Perciformes, Sciaenidae). Biology of Reproduction 81, 1055-

1063.

Takeuchi Y. Yoshizaki, G., Takeuchi, T., 2003. Generation of live fry from

intraperitonially transplanted primordial germ cells in rainbow trout. Biology of

Reproduction 6, 1142-1149.

Yoshizaki G. Okutsu, T., Ichikawa, M., Hayashi, M., Takeuchi, Y., 2010. Sexual

plasticity of rainbow trout germ cells. Animal Reproduction 7, 187-196.

Page 28: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

LAMPIRAN

LAMPIRAN

Page 29: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

16

Lampiran 1. Ukuran panjang ikan neon tetra yang digunakan untuk

disosiasi sel

Berikut ini merupakan data ukuran panjang ikan neon tetra yang digunakan

pada proses didosiasi sel untuk setiap perlakuan transplantasi baik transplantasi

umur 7 hari, 10 hari maupun 14 hari.

No

Panjang ikan neon tetra (cm) untuk disosiasi sel

Transplantasi

umur 7 hari

Transplantasi

umur 10 hari

Transplantasi

umur 14 hari

1 2,40 2,00 2,00

2 2,30 2,20 2,50

3 2,30 2,00 1,80

4 2,20 2,20 2,20

5 2,10 2,30 2,40

6 2,30 2,20 2,10

7 2,00 1,60 2,00

8 2,20 1,70 2,40

9 2,10 1,80 2,20

10 2,00 1,90 1,80

11 2,00 2,30 2,30

12 2,20 1,80 2,30

13 2,60 2,00 2,10

14 2,30 2,10 2,50

15 2,60 2,20 2,40

16 2,10 2,00 2,50

17 2,20 2,30 2,20

18 2,30 2,00 2,20

19 2,00 1,60 1,80

20 2,60 1,80 2,30

Rerata 2,24 2,00 2,20

Simpangan

baku 0,20 0,23 0,22

Page 30: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

17

Lampiran 2. Perbedaan jenis kelamin ikan neon tetra secara morfologi

Ciri Morfologi tubuh ikan neon tetra dapat diamati dari garis neon yang

terdapat sepanjang bagian lateral tubuh. Pada ikan jantan garis neon cenderung

terlihat lurus, sementara pada ikan betina garis terlihat melengkung.

Page 31: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

18

Lampiran 3. Prosedur disosiasi sel testikular neon ikan neon tetra

Page 32: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

19

Lampiran 4. Contoh perhitungan dan penentuan dosis sel donor

Metode perhitungan sel testikular ikan donor

1 mm

Perhitungan sel hasil disosiasi dilakukan menggunakan hemocytometer di bawah

mikroskop perbesaran 100x. Hemocytometer dan cover glas dipasang pada mikroskop

kemudian suspensi sel dimasukkan ke hemocytometer melalui celah di bawah cover

glass. Sebanyak 5 sampel (kotak warna biru muda) dihitung jumlah sel pada setiap

kotaknya. Contoh perhitungan,

Jumlah sel pada kotak biru muda:

Pertama : 76 sel

Ke dua : 88 sel

Ke tiga : 80 sel

Ke empat : 90 sel

Ke lima : 110 sel

444 sel (dalam 5 kotak)

Karena total kotak serupa dengan kotak biru muda sebanyak 25 kotak dengan luas

total 1 mm2 dan kedalaman (tinggi dari hemocytometer sampai ke cover glass) adalah

0,1 mm sehingga volumenya 0,1 mm3 atau 10

-1 µl, maka rumusnya:

Jumlah sel = 444 x 25 x 10

-1

5

= 22,20 x 103 sel/ µl

Untuk mendapatkan dosis penyuntikan (20.000 sel/μl), maka dilakukan proses

pengenceran dari suspensi sel awal (stok), menggunakan formula :

M1 x V1 = M2 x V2

Page 33: TRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN NEON TETRA …

20

Keterangan:

M1= konsentrasi awal (22,20 x 103 sel/μl)

V1= volume (stok) yang diambil untuk membuat suspensi sel baru yang

diinginkan

M2= konsentrasi yang diinginkan (20.000 sel/μl)

V2= volume yang diinginkan untuk membuat suspensi sel baru (misalnya 50 μl)

Sehingga diperoleh,

22,20 x 103 sel/μl x V1 μl = 20.000 sel/μl x 50 μl

V1 = 1 x 106 sel/μl

22,20 x 103 μl

V1 = 45 μl

Jadi, volume (stok) yang diambil untuk membuat suspensi sel baru yang

diinginkan adalah sebanyak 45 μl.

Untuk mendapatkan sebanyak 50 μl suspensi sel dengan konsentrasi 20.000 sel/μl,

maka sebanyak 45 μl suspensi sel stok ditambahkan 5 μl PBS.