Transpirasi

65
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN II TRANSPIRASI PADA TUMBUHAN Oleh : Nama : Ayiguna Mada Wardiana NIM : B1J006084 Rombongan : VI Kelompok : 2 Hari/jam : Sabtu/15.45-17.45 WIB Asisten : Iis Istianah

description

laporan

Transcript of Transpirasi

LAPORAN PRAKTIKUMFISIOLOGI TUMBUHAN IITRANSPIRASI PADA TUMBUHAN

Oleh :Nama : Ayiguna Mada WardianaNIM : B1J006084Rombongan : VIKelompok : 2Hari/jam : Sabtu/15.45-17.45 WIBAsisten : Iis Istianah

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO2008LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN II

Acara Praktikum: Transpirasi pada Tumbuhan Tujuan: 1. Membuktikan bahwa besarnya transpirasi tidak ditentukan oleh luas stomata tetapi oleh keliling 2. Menghitung laju kehilangan uap air pada beberapa macam daerah penguapan

Hasil dan Pembahasan:

A. Hasil

Tabel pengamatan :TempatLaju (m/s)LDC (cm3)

Laborat tengah7,8 . 10-52335,15

Laborat teduh17 . 10-51346,67

Luar panas9 . 10-41024,56

Luar teduh6,7 . 10-31557,33

Luar belakang3,3 . 10-41236,57

B. Pembahasan

Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata (Lakitan, 1993). Kemungkinan kehilangan air dari jaringan lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam perhitungan besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman umumnya difokuskan pada air yang hilang melalui stomata (Loveless,1991).Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pemberian satu lubang dengan ukuran 2x2 cm, menghasilkan volume air yang diuapkan sebanyak 5 ml. Perlakuan ke -2 dengan 2 lubang ukuran 2x1 cm dengan volume air yang diuapkan sebanyak 7ml dan empat lubang dengan ukuran 1x1 cm dapat menguapkan air sebanyak 7,5 ml. Hilangnya air dari tanaman dalam hal ini transpirasi berhubungan dengan stomata. Lubang stomata yang berbentuk oval mempunyai kaitan dengan intensitas pengeluaran air. Percobaan fisika membuktikan bahwa penguapan air yang tidak ditutup sama sekali lebih lambat daripada penguapan air melalui lubang-lubang selaput yang halus. Dalam batasan terentu, semakin banyak pori, maka penguapan juga semakin cepat ( Tjitrosomo, 1985). Posisi lubang yang berdekatan menyebabkan penguapan melalui lubang yang satu terhambat oleh penguapan lubang yang berdekatan, karena jalan yang ditempuh oleh molekul air yang melewati lubang tidak lurus tetapi membelok karena pengaruh sel penutup. Bentuk stomata yang oval juga memudahkan pengeluaran air daripada bentuk stomata yang bundar. Deretan molekul-molekul air yang kuat lebih banyak jika keliling dari stomata lebih panjang. Pengeluaran air yang maksimal terjadi jika jarak antara stomata 20 kali diameternya (Dwidjoseputro, 1989). Hasil pengamatan menunjukkan penguapan air yang paling besar yaitu 7,5 ml untuk perlakuan 4 lubang 1x1 cm dan yang paling sedikit menguap pada 1 lubang 2x2 cm yaitu 5ml. Hasil pengamatan tersebut berarti sesuai dengan pendapat di atas.Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air melalui stomata dapat melalui kutikula walaupun hanya 5-10% dari jumlah air yang ditranspirasikan di daerah beriklim sedang. Air sebagian besar menguap melalui stomata,sehingga jumlah dan bentuk stomata sangat mempengaruhi laju transpirasi (Tjitrosomo, 1985).Dwidjoseputro (1989), menyatakan bahwa transpirasi mempunyai arti penting bagi tanaman. Transpirasi pada dasarnya suatu penguapan air yang membawa garam-garam mineral dari dalam tanah. Transpirasi jiga bermanfaat di dalam hubungan penggunaan sinar matahari, kenaikan temperatur yang diterima tanaman digunakan untuk penguapan air.Transpirasi dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan tempatnya, yaitu transpirasi kutikula, transpirasi lentikuler, transpirasi stomata. Hampir 97% air dari tanaman hilang melalui transpirasi stomata. (Heddy,1990).Proses transpirasi pada dasarnya sama dengan proses fisika yang terlibat dalam penguapan air dari permukaan bebas. Dinding mesofil basah yang dibatasi dengan ruang antar sel daun merupakan permukaan penguapan. Konsentrasi uap air dalam ruang antar sel biasanya lebih besar daripada udara luar. Manakala stomata terbuka, lebih banyak molekul air yang akan keluar dari daun melalui stomata dibandingkan dngan jumlah yang masuk per satuan waktu, dengan demikian tumbuhan tersebut akan kehilangan air.Kegiatan transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam maupun luar. Faktor dalam antara lain besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya stomata, bentuk dan letak stomata (Salisbury&Ross.1992) dan faktor luar antara lain:1. KelembabanBila daun mempunyai kandungan air yang cukup dan stomata terbuka, maka laju transpirasi bergantung pada selisih antara konsentrasi molekul uap air di dalam rongga antar sel di daun dengan konsentrasi mulekul uap air di udara.2. SuhuKenaikan suhu dari 180 sampai 200 F cenderung untuk meningkatkan penguapan air sebesar dua kali. Dalam hal ini akan sangat mempengaruhi tekanan turgor daun dan secara otomatis mempengaruhi pembukaan stomata.3. CahayaCahaya memepengaruhi laju transpirasi melalui dua cara pertama cahaya akan mempengaruhi suhu daun sehingga dapat mempengaruhi aktifitas transpirasi dan yang kedua dapat mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya terhadap buka-tutupnya stomata.4. AnginAngin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi. Angin menyapu uap air hasil transpirasi sehingga angin menurunkan kelembanan udara diatas stomata, sehingga meningkatkan kehilangan neto air. Namun jika angin menyapu daun, maka akan mempengaruhi suhu daun. Suhu daun akan menurun dan hal ini dapat menurunkan tingkat transpirasi.5. Kandungan air tanahLaju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan alju absorbsi air di akar. Pada siang hari biasanya air ditranspirasikan lebih cepat dari pada penyerapan dari tanah. Hal tersebut menyebabkan devisit air dalam daun sehingga terjadi penyerapan yang besar, pada malam hari terjadi sebaliknya. Jika kandungan air tanah menurun sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lambat. Hal ini cenderung untuk meningkatkan defisit air pada daun dan menurunkan laju transpirasi lebih lanjut (Loveless,1991).Unsur kalium sangat memegang peranan dalam proses mermbuka dan menutupnya stomata (stomata movement) serta transportasi lain dalam hara lainnya, baik dari jaringan batang maupun lasngsung dari udara bebas. Dengan adanya defisiensi kalium maka secara langsung akan memperlambat proses fisiologi, baik yang melibatkan klorofil dalam jaringan daun maupun yang behubungan dengan fungsi stomata sebagai faktor yang sangat penting dalam produksi bahan kering secara umum. Semakin lama defisiensi kalium maka akan semakin berdampak buruk terhadap laju proses fisiologi dalam jaringan daun. Semakin berat defisiensi kalium pada gilirannya akan berdampak semakin parah terhadap rusaknya pertumbuhan daun (Masdar, 2003)Transpirasi yang terjadi memang dapat merugikan tanaman, namun juga bermanfaat bagi tanaman antara lain1. Meningkatkan daya isap daun pada penyerapan air2. Mengurangi jumlah air dalam tumbuhan jika terjadi penyerapan yang berlebihan.

KesimpulanBesarnya transpirasi tidak dapat ditentukan oleh luasnya stomata tetapi oleh keliling stomata adalah laju kehilangan uap air pada perlakuan lubang 2x2 cm adalah 5ml, 2 lubang 2x1 cm adalah 7 ml dan 4 lubang dengan ukuran 1x1 cm adalah 7,5 ml.

Daftar ReferensiDwidjoseputro. 1989. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT Gramedia, JakartaHeddy, S.1990. Biologi Pertanian. Rajawali Press. JakartaLakitan,B. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan.PT Raja Grafindo Persada.JakartaLoveless, P.R.1991. Principles of Biology Plants in Tropical Area. Mac Millan Publishing Inc.New YorkMasdar. 2003. Pengaruh Lama Beratnya defisiensi Kalium Terhadap Pertumbuhan Tanaman Durian (Durio Zibethinus). Jurnal Akta Agrosia Vol.6 No. 2. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.Salisbury, F.B. and C.W.Ross.1992.Plant Physiology. Third Edition.Wadsworth Publishing Co., Belmount, California Tjitrosomo,S.S.1985. Boani Umum 2.Angkasa.Bandung

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI TUMBUHAN TRANSPIRASI

OLEHRISFI PRATIWI SUTRISNO (F16111004)

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK2013

ABSTRAKKehilangan air dalam bentuk uap dari permukaan sel-sel hidup disebut transpirasi. Hal ini dapat terjadi pada semua bagian tumbuhan, terutama pada permukaan daun. Transpirasi dari permukaan daun terutama sekali berlangsung melalui stomata disebut juga transpirasi stomata, tetapi ada pula yang melalui kutikula ( transpirasi kutikula ). Transpirasi dapat dipengaruhi oleh faktor dalam dan lingkungan. Faktor dalam mempengaruhi transpirasi adalah jumlah dan letak stomata, tebal dan tipis permukaaan daun, tebal dan tipisnya kutikula. Sedangkan faktor lingkungan yang mempengaruhi transpirasi adalah cahaya, suhu, kelembaban uadara, angin dan kandungan air tanah. Oleh sebab itu, dengan melakukan pengamatan pada tanaman Coleus dapat diketahui kecepatan transpirasi daun dengan mengukur kecepatan absorpsi airnya menggunakan metode fotometer. Berdasarkan beberapa pengamatan yang dilakukan, Laju transpirasi tanaman akan meningkat apabila tanaman diletakan pada tempat dengan kecepatan angin yang tinggi. Sedangkan tanaman yang diletakan di atas meja, tanpa dipengaruhi faktor apapun, kecepatan transpirasinya menjadi lebih rendah. Dari perlakuan diatas terlihat bahwa kecepatan transpirasi tanaman dipengaruhi oleh faktor dalam dan lingkungan. Kata kunci : Transpirasi, Transpirasi Stomata, Transpirasi Kutikula, Faktor Dalam, Faktor Lingkungan, Coleus, Metode Fotometer.

PENDAHULUANTranspirasi adalah hilangnya uap air dari permukaan tumbuhan. Tumbuhan merupakan mahluk hidup yang tidak bergerak secara aktif melainkan gerakannya bersifat pasif. Tumbuhan memang tidak memiliki alat gerak seperti kaki dan tangan yang terdapat pada hewan dan manusia, tetapi organ-organ mereka sangat kompleks untuk dipelajari. Ada beberapa tumbuhan yang sudah sepenuhnya berkembang menjadi tumbuhan lengkap yang memiliki daun, akar, batang, bunga dan buah. Ada juga tumbuh-tumbuhan yang tidak memiliki beberapa organ-organ tersebut. Namun, di setiap tumbuhan tersebut pasti ada jaringan pengangkutan terpenting yang terdiri dari xylem dan floem. Kedua jaringan tersebut berperan sangat penting bagi proses kehidupan sebuah tanaman dan berperan untuk mengambil air dari dalam tanah dan kemudian menyebarkannya ke seluruh bagian tanaman agar semua organ tanaman dapat berkembang secara maksimal. Proses ini yang dinamakan dengan transportasi pada tumbuhan. Tumbuhan juga melakukan transpirasi, yaitu pelepasan dalam bentuk uap melalui stomata. Transpirasi ini merupakan salah satu mekanisme pengaturan fisiologi pada tumbuhan yang terkait dengan berbagai kondisi yang ada di tubuhnya dan lingkungan sekitarnya. Adanya transpirasi ini menyebabkan terjadinya aliran air yang berlangsung dari akar, batang, dan daun. Aliran air tersebut akan ikut membantu proses penyerapan dan transportasi air tanah di dalam tumbuhan. Maka tujuan praktikum ini yaitu mengukur kecepatan transpirasi daun Coleus secara tidak langsung dengan mengukur kecepatan absorpsi airnya dengan metode fotometri. Dari tujuan tersebut dapat di analisa dan dibandingkan kecepatan transpirasi diantara tiga kondisi yaitu diatas meja, dengan kipas angin dan matahari terang benderang serta bandingkan transpirasi diantara daun tanpa dan dengan vaselin baik sebelah atas maupun keduanya dibawah cahaya matahari.Transpirasi ialah suatu proses kehilangan air dari tumbuh-tumbuhan ke atmosfer dalam bentuk uap air. Air diserap dari akar ke rambut tumbuhan dan air itu kemudian diangkut melalui xilem ke semua bagian tumbuhan khususnya daun. Bukan semua air digunakan dalam proses fotosintesis. Air yang berlebihan akan disingkirkan melalui proses transpirasi. Jika kadar kehilangan air melalui transpirasi melebihi kadar pengambilan air tumbuhan tersebut, pertumbuhan pokok akan terhalang. Akibat itu, mereka yang mengusahakan pernanaman secara besar besaran mungkin mengalami kerugian yang tinggi sekira mengabaikan faktor kadar transpirasi tumbuh tumbuhan. ( Devlin, 1983 ) . Proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel 80% air yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang stomata, paling besar peranannya dalam transpirasi. ( Michael, 1964 ) .Uap air berdifusi dari ruangan udara yang lembap pada daun ke udara yang lebih kering melalui stomata. Penguapan dari lapisan tipis air yang melapisi sel-sel mesofil mempertahankan kelembapan tinggi ruangan udara itu. Kehilangan air ini menyebabkan lapisan tipis air itu membentuk meniskus, yang semakin lama semakin cekung ketika laju transpirasi meningkat. Terbentuknya meniskus ini terjadi karena kombinasi kedua gaya yang bekerja pada air. Dalam artian, air itu ditarik oleh gaya adhesi dan kohesi. Kohesi air akibat ikatan hydrogen memungkinkan transpirasi mampu menarik air ke atas melewati pembuluh xylem dan trakeid yang sempit yang tanpa kolom air ini menjadi pecah. Pada kenyataannya, daya tarik transpirasi itu dengan bantuan kohesi air dihantarkan dari akar ke seluruh daun. Aliran massal air ke puncak suatu pohon digerakkan tenaga surya, karena penyerapan cahaya matahari oleh daun yang menyebabkan penguapan yang bertanggung jawab atas daya tarik transpirasional. ( Campbell, 2003 ) .Ada banyak langkah dimana perpindahan air dan banyak faktor yang mempengaruhi pergerakannya. Besarnya uap air yang ditranspirasikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: (1) Faktor dari dalam tumbuhan (jumlah daun, luas daun, dan jumlah stomata), (2) Faktor luar (suhu, cahaya, kelembaban, dan angin). ( Salisbury, 1992 ) . Faktor-faktor tanaman yang mempengaruhi evapotranspirasi : 1.) Penutupan stomata. Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula secara relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi apabila stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak pula kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit untuk masing-masing satuan penambahan lebar stomata. Faktor utama yang mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata dalam kondisi lapangan ialah tingkat cahaya dan kelembapan. 2.) Jumlah dan ukuran stomata. Dipengaruhi oleh genotipe dan lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap transpirasi total daripada pembukaan dan penutupan stomata 3.) Jumlah daun. Makin luas daerah permukaan daun, makin besar evapotranspirasi. 4.) Penggulungan atau pelipatan daun. Banyak tanaman mempunyai mekanisme dalam daun yang menguntungkan pengurangan transpirasi apabila persediaan air terbatas. 5.) Kedalaman dan proliferasi akar. Ketersedian dan pengambilan kelembapan tanah oleh tanaman budidaya sangat tergantung pada kedalaman dan proliferasi akar. Perakaran yang lebih dalam meningkatkan ketersediaan air, dari proliferasi akar (akar per satuan volume tanah ) meningkatkan pengambilan air dari suatu satuan volume tanah sebelum terjadi pelayuan permanen. ( Gardner, 1991 ) .Ruang interseluler udara dalam daun mendekati keseimbangan dengan larutan dalam fibrill sel pada dinding sel. Hal ini berarti sel-sel hampir jenuh dengan uap air, padahal banyaknya udara di luar daun hampir kering. Difusi dapat terjadi jika ada jalur yang memungkinkan adanya ketahanan yang rendah. Kebanyakan daun tertutup oleh epidermis yang berkutikula yang memiliki resistansi (ketahanan) tinggi untuk terjadinya difusi air. Namun stomata memiliki resistansi rendah ketika membuka dan uap air berdifusi ke luar melalui stomata. (Loveless, 1991) .Jumlah difusi keluarnya uap air dari stomata tergantung pada tingkat kecuraman gradien konsentrasi uap air. Lapisan pembatas yang tebal memiliki gradien yang lebih rendah, dan lapisan pembatas yang tipis memiliki gradien yang lebih curam. Oleh karena itu, transpirasi melalui lapis pembatas yang tebal lebih lambat dari pada yang tipis. Angin membawa udara dekat ke daun dan membuta pembatas lebih tipis. Hal ini menunjukkan mengapa laju transpirasi pada tumbuhan lebih tinggi pada udara yang banyak hembusan angin. ( Khairunnisa, 2000 ) .Transpirasi dapat membahayakan tanaman jika lengas tanah terbatas, penyerapan air tidak mampu mengimbangi laju transpirasi, w sel turun, p menurun, tanaman layu, layu permanent, mati, hasil tanaman menurun. Sering terjadi di daerah kering, perlu irigasi, meningkatkan lengas tanah, pada kisaran layu tetap kapasitas lapangan. ( Jumin, 1992 ) .Cekaman kekeringan merupakan kondisi dimana kadar air tanah berada pada kondisi yang minimum untuk pertumbuhan dan produksi tanaman. Pengaruh cekaman kekeringan pada stadi vegetatif dapat mengurangi laju pelebaran daun dan LAI pada tingkat perkembangan berikutnya. Cekaman air yang parah dapat menyebabkan penutupan stomata, yang mengurangi pengambilan karbondioksida dan produksi berat kering. Selama terjadi cekaman kekeringan terjadi penurunan laju fotosintesis yang disebabkan oleh penutupan stomata dan terjadinya penurunan transport elektron dan kapasitas fosforilasi didalam kloroplas daun. ( Purwanto, 2010 ) .Transpirasi efisiensi (TE) didefinisikan sebagai produksi biomassa per unit air terjadi, dan indeks panen. sebagai perbaikan TE berarti memaksimalkan produksi tanaman per unit penggunaan air, itu adalah salah satu komponen penting bagi meningkatkan ketahanan kekeringan. Meskipun TE telah diakui sebagai sangat relevan sifat, sejauh ini usaha yang sangat sedikit penelitian yang telah dibuat terhadap skrining lapangan untuk itu, terutama karena kesulitan dalam mengukur TE dalam metode skrining. Metode ini dikembangkan oleh (Farquhar, 1982) untuk memperkirakan TE melalui pengukuran diskriminasi terhadap 13oC dengan daun selama fotosintesis, dan pembentukan hubungan yang erat antara karbon isotop diskriminasi dan TE di banyak kacang-kacangan tanaman seperti kacang, kacang tunggak, kacang tanah, dan kacang kedelai memiliki memberikan metode yang berguna skrining. ( Kashiwagi, 2006 ) .

METODOLOGIPraktikum mengenai penentuan kadar karbondioksida jaringan tumbuhan, dilaksanakan pada tanggal 24 mei 2013 di laboratorium pendidikan biologi, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, universitas tanjungpura pontianak, pukul 07.30-selesai WIB.Adapun alat dan bahan yang digunakan saat praktikum ini, yaitu Alat yang digunakan berupa fotometer, sumbat karet berlubang, silet, ember kotak plastik. Sedangkan bahan yang digunakan berupa tumbuhan Coleus yang kokoh, air dan vaselin.Langkah kerja pada praktikum ini yaitu pilihlah tumbuhan Coleus dengan batang yang kokoh, lalu memotong bagian basal batang dan secepatnya memasukkan tumbuhan ke dalam air. Kemudian memasukkan ujung batang Coleus ke dalam sumbat karet berlubang hingga tidak bergerak tetapi tidak sampai patah. Setelah itu, mengisi fotometer dengan air. Caranya dengan merendam fotometer dalam air hingga semuanya terisi air dan tidak ada gelembung air didalamnya. Lalu menyisipkan sumbat karet (yang telah terisi oleh Coleus) ke dalam fotometer (masih dalam air). Dengan memegang gelas fotometer saat memasukkan sumbat karet, hati-hati jangan sampai pecah. Perlahan-lahan mulai mengangkat seluruh system fotometer dari air dan tempat pada penyokongnya dan mengolesi bagian antara tanaman dan lubang pada sumbat karet dengan vaselin. Membiarkan sebentar Coleus untuk bertranspirasi sampai ada gelembung pada ujung tabung fotometer. Kemudian menempatkan ujung tabung fotometer kedalam beaker glass. Saat gelembung memasuki daerah berskala pada tabung, mulailah menyiapkan catatan dengan menghitung jarak yang ditempuh oleh gelembung persatuan waktu. Setelah itu mengukur kecepatan transpirasi minimal 3 kali dalam kondisi, yaitu: pada meja praktikum, didepan kipas angin, dan dibawah matahari terang benderang. Untuk pengukuran terakhir (bawah matahari), mengolesi bagian atas lamina Coleus dengan vaselin lalu mengukur kembali dibawah matahari terang dengan tiga kali pengamatan. Kemudian mengolesi bagian bawah lamina Coleus dengan vaselin dan mengukur kembali di bawah matahari terang benderang. Yang terakhir, menganalisa data dan membandingkan kecepatan transpirasi diantara 3 kondisi: meja praktikum, dengan kipas angin dan matahari terang benderang. Lalu membandingkan transpirasi diantara daun tanpa dan dengan vaselin baik atas maupun keduanya dibawah cahaya matahari.

DATA DAN PEMBAHASANData Pengamatan :NoPerlakuanKecepatan Transpirasi

1Di meja praktikum0,01/15 menit

2Di depan kipas angin0,05/15 menit

3Di bawah cahaya matahari0,05/15 menit

4Di bawah cahaya matahari ( di olesi vaselin pada bagian atas daun )0,03/15 menit

5Di bawah cahaya matahari ( di olesi vaselin pada bagian atas dan bawah daun )0,012/15 menit

Pembahasan :Pada praktikum ini digunakan bahan berupa tumbuhan Coleus yang kokoh untuk mengukur kecepatan transpirasi daun secara tidak langsung dengan mengukur kecepatan absorpsi airnya. Pada pengukuran transpirasinya dengan menggunakan metode fotometer. Pada perlakuan pertama yaitu di meja praktikum. Dapat di lihat data pengamatan, bahwa kecepatan transpirasinya menjadi lebih rendah, karena tanpa adanya faktor lingkungan tetapi adanya faktor dalam yaitu jumlah dan letak stomata, tebal dan tipis permukaan daun serta tebal dan tipis kutikula. Pada perlakuan kedua yaitu di depan kipas angin. Kecepatan transpirasinya menjadi tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan di meja praktikum, karena adanya faktor luar yang mempengaruhinya yaitu berupa angin. Hal tersebut sesuai dengan literatur yaitu menurut ( Lakitan, 2007 ) bahwa angin dapat mempengaruhi laju transpirasi. Angin dapat memacu laju transpirasi jika udara yang bergerak melewati permukaan daun tersebut lebih kering ( kelembaban nisbinya lebih rendah ) dari udara disekitar tumbuhan tersebut. Pada perlakuan ketiga yaitu di bawah cahaya matahri. Hal ini sama dengan perlakuan kedua, karena adanya faktor luar yang mempengaruhinya berupa cahaya matahari. Pada perlakuan keempat yaitu di bawah cahaya matahari ( di olesi vaselin pada bagian atas daun ). Laju transpirasi pada perlakuan ini jauh lebih lambat dibanding perlakuan lainnya, hal ini disebabkan oleh karena adanya penambahan vaselin pada permukaan daun. Dengan adanya penambahan vaselin, maka akan menghambat pembukaan stomata. Semakin sedikit jumlah stomata yang terbuka, maka laju transpirasi semakin berkurang. Berdasarkan literatur ( Gardner, 1991 ) bahwa sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula secara relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi apabila stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak pula kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit untuk masing-masing satuan penambahan lebar stomata. Pada perlakuan kelima yaitu di bawah cahaya matahari ( di olesi vaselin pada bagian atas dan bawah daun ). Hal ini sama dengan perlakuan yang di olesi vaselin, tetapi pada perlakuan ini permukaan daun yang tertutup vaselin semakin luas sehingga jumlah stomata yang terbuka semakin sedikit dan transpirasi juga semakin lambat bila di bandingkan dengan perlakuan keempat. Berdasarkan literatur, ( Khairunnisa, 2000 ) bahwa jumlah difusi keluarnya uap air dari stomata tergantung pada tingkat kecuraman gradien konsentrasi uap air. Lapisan pembatas yang tebal memiliki gradien yang lebih rendah dan lapisan pembatas yang tipis memiliki gradien yang lebih curam. Oleh karena itu, transpirasi melalui lapis pembatas yang tebal lebih lambat dari pada yang tipis.

KESIMPULANTranspirasi ialah suatu proses kehilangan air dari tumbuh-tumbuhan ke atmosfer dalam bentuk uap air. Proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel 80% air yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang stomata, paling besar peranannya dalam transpirasi. Perlakuan dengan tiga kondisi yang berbeda yaitu di meja praktkim, di depan kipas angin, dan di bawah cahaya matahri. Adanya perbedaan berupa kecepatan transpirasi yang tinggi di akibatkan faktor lingkungan. Angin dapat mempengaruhi laju transpirasi. Angin dapat memacu laju transpirasi jika udara yang bergerak melewati permukaan daun tersebut lebih kering ( kelembaban nisbinya lebih rendah ) dari udara disekitar tumbuhan tersebut. Laju transpirasi pada tumbuhan lebih tinggi pada udara yang banyak hembusan angin.Perlakuan di bawah cahaya matahari (di olesi vaselin pada bagian atas daun) dan di bawah cahaya matahari (di olesi vaselin pada bagian atas dan bawah daun). Pemberian vaseline pada permukaan daun merupakan salah satu cara untuk mengurangi terjadinya transpirasi karena pada permukaan daun banyak ditemukan stomata. Vaselin yang terdapat didaun akan mempengaruhi pembukaan stomata. Oleh karena itu, transpirasi melalui lapis pembatas yang tebal lebih lambat dari pada yang tipis.

DAFTAR PUSTAKACampbell. 2003. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga. Devlin. 1983. Plant Phisiology. Boston: Williard grant press.Gardner. 1991. Fisiologi Tanamanan Budidaya. Jakarta: Universitas Indonesia Press.Jumin. 1992. Ekologi Tanaman suatu Pendekatan Fisiologi. Jakarta: Rajawali Press.Kashiwagi. 2006. Relationships between Transpiration Efficiency and Carbon Isotope Discrimination in Chickpea (C. arietinum L). SAT eJournal ejournal.icrisat.org. ( Vol 2 ) ( Hal 1 ).Khairunnisa. 2000. Tanggapan Tanaman Terhadap Kekurangan Air. Medan: Fakultas Pertanian USU.Lakitan. 2007. Dasar-dasar fisiologi tumbuhan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.Loveless. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik 1. Jakarta: PT Gramedia.Michael. 1964. General Phisiology Kogasuma. Tokyo: Company.Purwanto. 2010. Kajian Fisiologi Tanaman Kedelai Pada Kondisi Cekaman Kekeringan Dan Berbagai Kepadatan Gulma Teki. Journal Staf Pengajar Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto. Korespondensi : [email protected]. Agrosains ( Vol 12).Salisbury. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid III. Bandung: ITB.

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM TRANSPIRASI

Disusun oleh:Namira Nur Arfa

XI-IPA 3

R-SMA-BI NEGERI 2 BOGORBOGOR 2012-2013

LAPORAN PRAKTIKUM TRANSPIRASIBAB.1.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Sel hidup tumbuhan berhubungan langsung dengan atmosfer melalui stomata dan lenti sel sehingga transpirasi terjadi melalui kutikula pada daun tumbuh-tumbuhan. Sel-sel hidup itu berada dalam keadaan turgid dan sedang dan sedang bertranspirasi dilapisi oleh lapisan tipis air yang diperoleh dari dalam sel. Sebalikya, persediaan air ini diperoleh dengan cara translokasi air dan unsur-unsur penghantar dari akar melalui xilem. Akar-akar pohon tersebut memperoleh air dengan cara mengabsorpsi melalui permukaan yang berhubungan dengan air di dalam tanah. Seluruh proses ini digerakkan oleh energi yang diberikan pada daun dan batang-batang pada tanaman tersebut (Wanggai,Frans. 91: 2007).Tumbuhan, seperti juga hewan memiliki adaptasi evolusioner dalam bentuk respons fisiologis terhadap perubahan jangka pendek. Misalnya jika daun pada tumbuhan mengalami kekurangan air, daun-daun akan menutup stomata, yang merupakan lubang kecil dipermukaan daun tersebut. Respons darurat ini akan membantu tumbuhan menghemat air dengan cara mengurangi transpirasi, yaitu hilangnya air dari daun melalui penguapan ( Campbell.N.A,292:2000)

Dalam kehidupan sehari- hari , kita tanpa sadar menyadari bahwa tumbuhan melakukan proses transpirasi . Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel .80% air yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang stomata, paling besar peranannya dalam transpirasi.Transpirasi berperan di dalam pengangkutan air ke daun dan difusi air antar sel , penyerapan dan pengangkutan air dan zat hara, pengangkutan asimilat , membuang kelebihan air, pengaturan bukaan stomata dan mempertahankan suhu daun. Transpirasi di pengaruhi oleh beberapa faktor ,yaitu faktor internal dan eksternal .Oleh karena itu kami ingin mengetahui faktor-faktor eksternal apa sajakah yang mempengaruhi transpirasi .1.2. Identifikasi Masalah1. Apakah angin mempengaruhi laju transpirasi?2. Apakah jumlah daun mempengaruhi transpirasi?3. Apakah diameter batang tanaman mempengaruhi transpirasi?4. Apakah kelembaban mempengaruhi transpirasi?5. Apakah suhu mempengaruhi transpirasi?6. Apakah cahaya mempengaruhi transpirasi?7. Apakah ketersediaan air tanah mempengaruhi laju transpirasi?

1.3. Rumusan Masalah1. Apakah angin mempercepat laju transpirasi?2. Apakah cahaya mempengaruhi laju transpirasi?3. Apakah kelembaban mempengaruhi laju transpirasi?1.4.Maksud dan tujuan1. Mengetahui proses transpirasi pada tumbuhan2. Mengetahui faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi transpirasi

BAB.2.TINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian Transpirasi Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata, kutikula dan lentisel . Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangna tersebut sangat kecil dibanding dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam perhitungan besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman umumnya difokuskan pada air yang hilang melalui stomata. Transpirasi merupakan bagian dari siklus air, dan itu adalah hilangnya uap air dari bagian tanaman (mirip dengan berkeringat), terutama pada daun tetapi juga di batang, bunga dan akar. Permukaan daun yang dihiasi dengan bukaan yang secara kolektif disebut stomata, dan dalam kebanyakan tanaman mereka lebih banyak pada sisi bawah dedaunan. Transpirasi juga dapat mendinginkan tanaman dan memungkinkan aliran massa nutrisi mineral dan air dari akar ke tunas. Aliran massa air dari akar ke daun disebabkan oleh penurunan hidrostatik (air) tekanan di bagian atas dari tumbuhan karena difusi air dari stomata ke atmosfer. Air diserap pada akar dengan osmosis, dan semua nutrisi mineral dilarutkan perjalanan dengan melalui xilem.Tingkat transpirasi secara langsung berkaitan dengan partikel penguapan air dari permukaan tanaman, terutama dari bukaan permukaan, atau stomates, pada daun. Stomata untuk sebagian besar kehilangan air oleh tanaman, tetapi beberapa penguapan langsung juga terjadi melalui permukaan sel-sel epidermis daun. Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air melalui stomata dapat melalui kutikula walaupun hanya 5-10% dari jumlah air yang ditranspirasikan di daerah beriklim sedang. Air sebagian besar menguap melalui stomata,sehingga jumlah dan bentuk stomata sangat mempengaruhi laju transpirasi.Hanya 1-2% dari seluruh air yang ada dalam tubuh tumbuhan digunakan dalam fotosintesis atau dalam kegiatan metabolic sel-sel daunnya. Sisanya menguap dari daun dalam proses transpirasi. Bila stomata terbuka, uap air ke luar dari daun. Jika daun itu harus terus berfungsi dengan baik maka air segar harus disediakan kepada daun untuk menggantikan yang hilang pada waktu transpirasi. Proses transpirasi akan menyebabkan potensial air lebih rendah dibandingkan batang ataupun akar. Akibatnya, daun seolah-olah menghisap air dari akar.Untuk menguapkan air, tumbuhan butuh energy baru atau berubah energy menjadi panas. Dengan demikian, transpirasi menimbulkan pengaruh pendinginan pada daun. Kebutuhan panas untuk menguapkan air berasal dari sinar matahari yang disalurkan melalui cahaya langsung, radiasi dan konveksi. Air merupakan bagian terbesar dari jaringan tumbuhan, semua proses tumbuh dan berkembang terjadi karena adanya air.Ada tiga jenis transpirasi, yaitu :1) Transpirasi Kutikula.Adalah evaporasi air yang tejadi secara langsung melalui kutikula epidermis. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air, dan pada sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10%. Oleh karena itu, sebagian besar air yang hilang terjadi melaui stomata.2) Transpirasi StomataSel-sel mesofil daun tidak tersusun rapat, tetapi diantara sel-sel tersebut terdapat ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dinding-dinding sel mesofil yang jenuh air. Air menguap dari dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang antar sel, dan uap air kemudian berdifusi melalui stomata dari ruang-ruang antar sel ke athmosfer di luar. Sehingga dalam kondisi normal evaporasi membuat ruang-ruang itu selali jenuh uap air. Asalkan stomata terbuka, difusi uap air ke athmosfer pasti terjadi kecuali bila atmosfer itu sendiri sama-sama lembap.3) Transpirasi LentiselYaitu pada daerah kulit kayu yang berisi sel-sel. Uap air yang hilang melalui jaringan ini adalah 0,1%

Pengukuran Transpirasi Pengukuran laju transpirasi tidaklah terlalu mudah dilakukan. Kesulitan utamanya adalah karena semua cara pengukuran traspirasi mengharuskan penempatan suatu tumbuhan dalam berbagai kondisi yang mempengaruhi laju transpirasi. Ada empat cara laboratorium untuk menaksir laju transpirasi :1. Kertas korbal kloridaPada dasarnya cara ini adalah pengukuran uap air yang hilang ke udara yang diganti dengan pengukuran uap airyang hilang ke dalam kertas kobal klorida kering. Kertas ini berwarna biru cerah dan tetapi menjadi biru pucat dan kemudian berubah menjadi merah jambu bila menyerap air. Sehelai kecil kertas biru cerah ditempelkan pada permukaan daun dan ditutup dengan gelas preparat. Demikian juga bagian bawah daun. Waktu yang diperlukan untuk mengubah warna biru kertas menjadi merah jambu dijadikan ukuran laju kehilangan air dari bagian daun yang ditutup kertas.2. PotometerAlat ini mengukur pengambilan air oleh sebuah potongan pucuk, denga asumsi bahwa bila air tersedia dengan bebas untuk tumbuhan, jumlah air yang diambil sama dengan jumlah air yang dikeluarkan oleh transpirasi.3. Pengumpulan uap air yang ditranspirasiCara ini mengharuskan tumbuahn atau bagian tumbuhan dikurung dalam sebuah bejana tembus cahaya sehingga uap air yang ditranspirasikan dapat dipisahkan.4. Penimbangan langsung Pengukuran transpirasi yang paling memuaskan diperoleh dari tumbuhan yang tumbuh dalam pot yang telah diatur sedemikan rupa sehingga evaporasi dari pot dan permukaan tanah dapat dicegah. Kehilangan air dari tumbuhan ini dapat ditaksir untukjangka waktu tertentu dengan penimbangan langsung.

C. Faktor yang mempengaruhi transpirasiFaktor dalam adalah:1. Penutupan stomata : Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula secara relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi apabila stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak pula kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit untuk mesing-mesing satuan penambahan lebar stomata Faktor utama yang mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata dalam kondisi lapangan ialah tingkat cahaya dan kelembapan.2. Jumlah dan ukuran stomata : Jumlah dan ukuran stomata, dipengaruhi oleh genotipe dan lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap transpirasi total daripada pembukaan dan penutupan stomata.3. Jumlah daun : Makin luas daerah permukaan daun, makin besar transpirasi.4. Penggulungan atau pelipatan daun : Banyak tanaman mempunyai mekanisme dalam daun yang menguntungkan pengurangan transpirasi apabila persediaan air terbatas.5. Kedalaman dan proliferasi akar : Ketersedian dan pengambilan kelembapan tanah oleh tanaman budidaya sangat tergantung pada kedalaman dan proliferasi akar. Perakaran yang lebih dalam meningkatkan ketersediaan air, dari proliferasi akar (akar per satuan volume tanah ) meningkatkan pengambilan air dari suatu satuan volume tanah sebelum terjadi pelayuan permanen.

Faktor luar adalah :1. Sinar matahariSeperti yang telah dibicarakan didepan, maka sinar menyebabkan membukanya stoma dan gelap menyebabkan tertutupnya stoma, jadi banyak sinar berarti juga mempergiat transpirasi. Karena sinar itu juga mengandung panas (terutama sinar infra-merah), maka banyak sinar berarti juga menambah panas, dengan demikian menaikkan tempratur. Kenaikan tempratur sampai pada suatu batas yang tertentu menyebabkan melebarnya stoma dan dengan demikian memperbesar transpirasi.

2. TemperaturMerupakan faktor lingkungan yang terpenting yang mempengaruhi transpirasi daun yang ada dalam keadaan turgor. Suhu daun di dalam naungan kurang lebih sama dengan suhu udara, tetapi daun yang kena sinar matahari mempunyai suhu 10o -20o F lebih tinggi daripada suhu udara. Pengaruh tempratur terhadap transpirasi daun dapat pula ditinjau dari sudut lain, yaitu didalam hubungannya dengan tekanan uap air di dalam daun dan tekanan uap air di luar daun. Kenaikan temperatur menambah tekanan uap di dalam daun. Kenaikan tempratur itu sudah barang tentu juga menambah tekanan uap di luar daun, akan tetapi berhubung udara di luar daun itu tidak di dalam ruang yang terbatas, maka tekanan uap tiada akan setinggi tekanan uap yang terkurung didalam daun. Akibat dari pada perbedaan tekanan ini, maka uap air akan mudah berdifusi dari dalam daun ke udara bebas3. Kebasahan udara (Kelembaban udara)Pada hari cerah udara tidak banyak mengandung uap air. Di dalam keadaan yang demikian itu, tekanan uap di dalam daun jauh lebih lebih tinggi dari pada tekanan uap di luar daun, atau dengan kata lain, ruang di dalam daun itu lebih kenyang akan uap air daripada udara di luar daun, jadi molekul-molekul air berdifusi dari konsentrasi tinggi (di dalam daun) ke konsentrasi yang rendah (di luar daun. Kesimpulannya ialah, udara yang basah menghambat transpirasi, sedang udara kering melancarkan transpirasi. Pada kondisi alamiah, udara selalu mengandung uap air, biasanya dengan konsentrasi antara 1 sampai 3 persen. Sebagian dari molekul air tersebut bergerak ke dalam daun melalui stomata dengan proses kebalikan transpirasi. Laju gerak masuknya molekul uap air tersebut berbanding dengan konsentrasi uap air udara, yaitu kelembaban. Gerakan uap air dari udara ke dalam daun akan menurunkan laju neto dari air yang hilang. Dengan demikian, seandainya faktor lain itu sama, transpirasi akan menurun dengan meningkatnya kelembaban udara4. AnginPada umumnya angin yang sedang, menambah kegiatan transpirasi. Karena angin membawa pindah uap air yang bertimbun-timbun dekat stoma. Dengan demikian, maka uap yang masih ada di dalam daun kemudian mendapat kesempatan untuk difusi ke luar. Angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa angin cenderung untuk meningkatkan laju transpirasi, baik di dalam naungan atau cahaya, melalui penyapuan uap air. Akan tetapi, di bawah sinar matahari, pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun, dengan demikian terhadap penurunan laju transpirasi, cenderung lebih penting daripada pengaruhnya terhadap penyingkiran uap air.Dalam udara yang sangat tenang suatu lapisan tipis udara jenuh terbentuk di sekitar permukaan daun yang lebih aktif bertranspirasi. Jika udara secara keseluruhan tidak jenuh, maka akan terdapat gradasi konsentrasi uap air dari lapisan udara jenuh tersebut ke udara yang semakin jauh semakin tidak jenuh. Dalam kondisi seperti itu transpirasi terhenti karena lapisan udara jenuh bertindak sebagai penghambat difusi uap air ke udara di sekitar permukaan daun. Oleh karena itu, dalam udara yang tenang terdapat dua tahanan yang harus ditanggulangi uap air untuk berdifusi dari ruang-ruang antar sel ke udara luar. Yang pertama adalah tahanan yang harus dilalui pada lubang-lubang stomata, dan yang kedua adalah tahanan yang ada dalam lapisan udara jenuh yang berdampingan dengan permukaan daun. Oleh karena itu dalam udara yang bergerak, besarnya lubang stomata mempunyai pengaruh lebih besar terhadap transpirasi daripada dalam udara tenang. Namun, pengaruh angin sebenarnya lebih kompleks daripada uraian tadi karena kecendrungannya untuk meningkatkan laju transpirasi sampai tahap tertentu dikacaukan oleh kecendrungan untuk mendinginkan daun-daun sehingga mengurangi laju transpirasi. Tetapi efek angin secara keseluruhan adalah selalu meningkatkan transpirasi5. Keadaan air dalam tanahAir di dalam tanah ialah satu-satunya suber yang pokok, dari mana akar-akar tanaman mendapatkan air yang dibutuhkannya. Absorpsi air lewat bagian-bagian lain yang ada di atas tanah seperti batang dan daun juga ada, akan tetapi pemasukan air lewat bagian-bagian itu tiada seberapa kalau dibanding dengan penyerapan air melalui akar.Tersedianya air dalam tanah adalah faktor lingkungan lain yang mempengaruhi laju transpirasi. Bila kondisi air tanah sedemikian sehingga penyediaan air ke sel-sel mesofil terhambat, penurunan laju transpirasi akan segera tampakLaju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air dari akar. Pada siang hari, biasanya air ditranspirasikan dengan laju yang lebih cepat daripada penyerapannya dari tanah. Hal tersebut menimbulkan defisit air dalam daun. Pada malam hari akan terjadi kondisi yang sebaliknya, karena suhu udara dan suhu daun lebih rendah. Jika kandungan air tanah menurun, sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lebih lambat.

D. Mekanisme transpirasi Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel sel mesofil ke rongga antar sel yang ada dalam daun. Dalam hal ini rongga antar sel jaringan bunga karang merupakan rongga yang besar, sehingga dapat menampung uap air dalam jumlah banyak. Penguapan air ke rongga antar sel akan terus berlangsung selama rongga antar sel belum jenuh dengan uap air.Sel-sel yang menguapkan airnya kerongga antar sel, tentu akan mengalami kekurangan air sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan ini akan diisi oleh air yang berasal dari xilem tulang daun, yang selanjutnya tulang daun akan menerima air dari batang dan batang menerima dari akar dan seterusnya. Uap air yang terkumpul dalam ronga antara sel akan tetap berada dalam rongga antar sel tersebut, selama stomata pada epidermis daun tidak membuka. Aapabila stomata membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfer kalau tekanan uap air di atmosfer lebih rendah dari rongga antar sel maka uap air dari rongga antar sel akan keluar ke atmosfer dan prosesnya disebut transpirasi. Jadi syarat utama untuk berlangsungnya transpirasi adalah adanya penguapan air didalam daun dan terbukanya stomata.

E. Kegunaan dan kerugian transpirasi1. Kegunaan transpirasiPada tanaman, transpirasi itu pada hakekatnya suatu penguapan air yang baru yang membawa garam-garam mineral dari dalam tanah. Transpirasi juga bermanfaat di dalam hubungan penggunaan sinar (panas) matahari. Kenaikan temperatur yang membahayakan dapat dicegah karena sebagia dari sinar matahari yang memancar itu digunakan untuk penguapan air. Mempercepat laju pengangkutan unsur hara melalui pembulih xilem, membuang kelebihan air, menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi optimal, mengatur bukaan stomata, dan sebagai salah satu cara untuk menjaga stabilitas suhu daun. pengangkutan unsur hara tetap dapat berlangsung jika transpirasi tidak terjadi. Akan tetapi, laju pengangkutan terbukti akan berlangsung lebih cepat jika transpirasi berlangsung secara optimum. Transpirasi jelas merupakan suatu proses pendinginan, pada siang hari radiasi matahari yang diserap daun akan meningkatkan suhu daun. Jika transpirasi berlangsung maka peningkatan suhu daun ini dapat dihindari.

2. Kerugian transpirasiTranspirasi dapat membahayakan tanaman jika lengas tanah terbatas, penyerapanair tidak mampu mengimbangi laju transpirasi, tanaman layu, layu permanent, mati, hasil tanaman menurun. Sering terjadi di daerah kering, perlu irigasi.

F. Evaporasi Evaporasi merupakan proses fisis perubahan cairan menjadi uap, hal ini terjadi apabila air cair berhubungan dengan atmosfer yang tidak jenuh, baik secara internal pada daun (transpirasi) maupun secara eksternal pada permukaan-permukaan yang basah. Suatu tajuk hutan yang lebat menaungi permukaan di bawahnya dari pengaruh radiasi matahari dan angin yang secara drastis akan mengurangi evaporasi pada tingkat yang lebih rendah. Transpirasi pada dasarnya merupakan salah satu proses evaporasi yang dikendalikan oleh proses fotosintesis pada permukaan daun.Perbedaan transpirasi dan evaporasi yaitu :

TranspirasiEvaporasi

1. Proses fisiologis yang termodifikasi2. Diatur bukaan stomata3. Diatur beberapa macam tekanan4. Terjadi di jaringan hidup5. Permukaan sel basah1. Proses fisiologis murni2. Tidak diatur bukaan stomata3. Tidak diatur oleh tekanan4. Tidak terbatas pada jaringan hidup5. Permukaan yang menjalankannya menjadi kering.

G. Evapotranspirasi Evapotranspirasi adalah kombinasi proses kehilangan air dari suatu lahan bertanaman melalui evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah proses dimana air diubah menjadi uap air (vaporasi, vaporization) dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan bidang penguapan ke atmosfer (vapor removal). Evaporasi terjadi pada berbagai jenis permukaan seperti danau, sungai lahan pertanian, tanah, maupun dari vegetasi yang basah. Transpirasi adalah vaporisasi di dalam jaringan tanaman dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan tanaman ke atmosfer (vapor removal). Pada transpirasi, vaporisasi terjadi terutama di ruang antar sel daun dan selanjutnya melalui stomata uap air akan lepas ke atmosfer. Hampir semua air yang diambil tanaman dari media tanam (tanah) akan ditranspirasikan, dan hanya sebagian kecil yang dimanfaatkan tanaman.

H. Gutasi Gutasi adalah proses pelepasan air dalam bentuk cair dari jaringan daun . Istilah gutasi pertama kali dipakai oleh Burgerstein. Gutasi terjadi saat kondisi tanah sesuai sehingga penyerapan air tinggi namun laju penguapan/ transpirasi rendah maupun ketika penguapan air sulit terjadi karena tingginya kelembaban udara. Proses gutasi terjadi pada struktur daun mirip stomata yang bernama hidatoda. Gutasi dapat diamati dengan munculnya tetes-tetes air di tepi daun yang tersusun teratur. Tingkat terjadinya gutasi sangat rendah dibandingkan dengan transpirasi. Gutasi juga lebih jarang diobservasi daripada transpirasi. Titik-titik air di tepi daun yang terjadi akibat gutasi di pagi hari sering disalahartikan sebagai embun. Beberapa perbedaan utama gutasi dan transpirasi adalah:

Faktor PembedaGutasiTranspirasi

Bentuk air yang dilepaskanPelepasan air dari jaringan tumbuhan dalam bentuk titik-titik air (cair)Pelepasan air dari jaringan tumbuhan dalam bentuk uap air

Kualitas air yang dilepaskanAir mengandung senyawa-senyawa terlarut dan garam mineralAir murni

MekanismeAir dilepaskan melalui struktur hidatoda menuju ujung pembuluh daun Air dilepaskan melalui stomata, kutikula, dan/atau lentisel

Regulasi aktivitasPembukaan hidatoda tidak dapat diregulasiTranspirasi melalui stomata diatur oleh sel penjaga

Waktu terjadiPada malam atau pagi hariPada saat ada sinar matahari (melalui stomata) dan sepanjang hari (melalui kutikula atau lentisel

2.2. HipotesisHipotesis Positif:1. Angin mempengaruhi proses transpirasi dengan cara mempercepat laju transpirasi2. Cahaya mempengaruhi proses transpirasi dengan cara mempercepat laju transpirasi3. Kelembaban mempengaruhi proses transpirasi dengan cara memperlambat laju transpirasiHipotesis negatif:1. Angin tidak mempengaruhi proses transpirasi 2. Cahaya tidak mempengaruhi proses transpirasi3. Kelembaban tidak mempengaruhi proses transpirasisBAB.3.METEDOLOGI PRAKTIKUM3.1.Waktu dan tempatPada hari Senin,05 November 2012 bertempat di Laboratorium SMA Negeri 2 Bogor.

3.2.Alat dan FungsiAlat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

1. Cutter berfungsi untuk memotong batang tumbuhan dan melubangi tutup botol2. Penggaris berfungsi untuk mengukur jumlah air pada botol 3. Gelas ukur berfungsi untuk mengukur banyaknya air yang akan dimasukkan ke dalam botol 4. Ember berfungsi di dalam pemotongan batang tumbuhan 5. Kipas angin berfungsi untuk memberikan angin yang besar terhadap tumbuhan 6. Botol aqua sebagai media tumbuhan 7. Alat tulis untuk menulis hasil pengamatan3.3.Bahan dan FungsiBahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : 3 buah tanaman bayam sebagai bahan pengamatan Air untuk mencuci alat alat yang kotor.

3.4.Cara KerjaBerikut ini cara kerja dari praktikum adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan2. Melubangi tutup botol sesuai dengan diameter batang3. Menyiapkan 400 ml air pada setiap botol 4. Memasukkan sejumlah air pada ember5. Memotong tanaman menjadi tiga bagian di dalam air yang terdapat pada ember.6. Memasukkan batang tanaman ke dalam botol7. Memberi identitas pada setiap tanaman8. Meletakkan setiap tanaman pada ketiga tempat yang berbeda, yaitu pada tempat terang , tempat dengan kelembaban tinggi serta tempat yang memiliki angin yang tinggi9. Mengukur perubahan volume air setelah 20 menit10. Mengulangi kerja ke 9) sampai tiga kali11. Mencatat hasil pengamatan

BAB.4. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1.HASILTabel Hasil Pengamatan :NoPerlakuanWaktuJumlah

20 menit ke-satu20 menit ke-Dua20 menit ke-tiga

1. Kelembaban12 cm (400 ml)11,9 cm11,8 cm398ml

2. Cahaya matahari12 cm(400 ml)11,8 cm11,5 cm396ml

3. Angin12 cm(400 ml)11, 7 cm11,6 cm397ml

4.2.PEMBAHASANDapat diketahui dari data tersebut bahwa pada tanaman bayam yang diletakkan pada tempat yang memiliki cahaya matahari mengalami pengurangan volume air yang menandakan terjadinya transpirasi , karena sinar menyebabkan membukanya stoma dan gelap menyebabkan tertutupnya stoma, jadi banyak sinar berarti juga mempergiat transpirasi. Karena sinar itu juga mengandung panas (terutama sinar infra-merah), maka banyak sinar berarti juga menambah panas, dengan demikian menaikkan tempratur. Kenaikan temperatur sampai pada suatu batas yang tertentu menyebabkan melebarnya stoma dan dengan demikian memperbesar transpirasi.Panjang awal air adalah 12cm atau 400ml , pada 20 menit kedua , panjang air berkurang menjadi 11,8 cm dan pada 20 menit ketiga panjang air menjadi 11,5 cm .Transpirasi terjadi pada tumbuhan tersebut , sehingga air berkurang dari yang awalnya 400 ml menjadi 398 ml setelah 60 menit. Pada daerah yang berangin panjang awal air 12 cm atau 400 ml, pada 20 menit pertama panjang air adalah 12 cm, pada 20 menit kedua, air bekurang 3 cm menjadi 11,7 cm dan pada 20 menit ketiga panjang air menjadi hanya 11,6 cm . Volume pada daerah berangin awalnya 400 ml setelah 60 menit, menjadi 397 ml . Hal ini disebabkan karena angin yang sedang, menambah kegiatan transpirasi. Karena angin membawa pindah uap air yang bertimbun-timbun dekat stoma. Dengan demikian, maka uap yang masih ada di dalam daun kemudian mendapat kesempatan untuk difusi ke luar. Pada daerah yang agak lembab panjang awal air adalah 12cm atau 400ml , pada 20 menit kedua , panjang air berkurang menjadi 11,9 cm dan pada 20 menit ketiga panjang air menjadi 11,8 cm .Transpirasi terjadi pada tumbuhan tersebut , sehingga air berkurang dari yang awalnya 400 ml menjadi 398 ml setelah 60 menit.Namun , laju transpirasi pada daerah yang agak lembab lebih lambat dibandingkan pada daerah berangin atau bercahaya.Jadi , Cahaya/suhu , kelembaban dan angin mempengaruhi laju transpirasi.KESIMPULANTranspirasi adalah proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata, kutikula dan lentisel. Transpirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor .Faktor eksternal yang mempengaruhi laju transpirasi adalah :1. Cahaya matahari/suhu 2. Angin3. Kelembaban SARAN1. Sebaiknya pemotongan batang dilakukan di dalam air2. Sebaiknya penelitian dilakukan secara teliti

DAFTAR PUSTAKADwijoseputro, D. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Penerbit PT GramediaLakitan, B. 1993. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Raja Grafindo PersadaLoveless, A.R. 1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik 1. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka UtamaTjitrosomo, S.S. 1990. Botani Umum 2. Bandung: Penerbit AngkasaOnline from http://kelasabiologysciencecomunity.wordpress.com/2012/06/12/laporan-fistum-transpirasi/ diakses tanggal 6 November 2012Online from http://id.wikipedia.org/wiki/Transpirasi diakses tanggal 6 November 2012Online from http://11gorys.blogspot.com/2010/10/makalah-transpirasi.html diakses tanggal 6 November 2012Online from http://hendriyanar08.wordpress.com/2010/09/25/25/ diakses tanggal 6 November 2012Online from http://firmandepartment.blogspot.com/2011/12/makalah-transpirasi.html diakses tanggal 6 November 2012Online from http://patrayasa.blogspot.com/2012/05/v-behaviorurldefaultvmlo_1745.html diakses tanggal 6 November 2012TRANSPIRASI PADA TUMBUHANDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum Fisiologi Tumbuhan

Penulis :

Ferry Dwi Restu Hendra

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SILIWANGITASIKMALAYA2012A. Judul : Transpirasi pada tumbuhanB. TujuanUntuk mengetahui bahwa kecepatan penguapan air dari daun dipengaruhi oleh faktor lingkungan.C. Landasan TeoriTranspirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangna tersebut sangat kecil dibanding dengan yang hilang melalui stomata.Sebagian besar dari air, sekitar 99 persen, yang masuk kedalam tumbuhan meninggalkan daun dan batang sebagai uap air. Proses tersebut dinamakan transpirasi. Sebagian besar dari jaringan yang terdapat dalam daun secara langsung terlibat dalam transpirasi. Pada waktu transpirasi, air menguap dari permukaan sel palisade dan mesofil bunga karang ke dalam ruang antar sel. Dari ruang tersebut uap air berdifusi melalui stomata ke udara. Air yang hilang dari dinding sel basah ini diisi air dan protoplas. Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Ada dua tipe transpirasi yaitu :Read More >> 1. Transpirasi kutikula yaitu evaporasi air yang terjadi secara langsung melalui kutikula epidermis. 2. Transpirasi stomata yang dalam hal ini kehilangan air berlangsung melalui stomata. Hampir 97% air dari tanaman hilang melalui transpirasi stomata. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air dan pada sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10 % atau kurang dari jumlah air yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian besar air yang hilang terjadi melalui stomata. Transpirasi di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal meliputi cahaya, kelembapan dan suhu. Sedangkan faktor intenal meliputi penutupan stomata, jumlah dan ukuran stomata, tebal dan tipisnya daun, ada tidaknya lapisan lilin pada permukaan daun, dan penggulungan atau pelipatan daun.

D. Alat dan Bahan1. Alat :a. Fotometerb. Hygrometerc. Statipd. Embere. Pisau 2. Bahan :a. Air b. Batang Jambu

E. Langkah Kerja1. Menyiapkan alat dan bahan2. Menyiapkan rangkaian fotometer3. Fotometer di isi dengan air hingga seluruh ruangan terisi dengan air, yaitu dengan cara menyelupkan fotometer kedalam air serta menunggu hingga ruangan fotometer penuh,kemudian usahakan tidak ada air yang menetes.4. Mengisi ember dengan air, lalu memotong tangkai daun, setelah itu langsung di masukan kedalam ember yang telah diisi air.5. Memasukkan tangkai daun kedalam lubang fotometer.6. Setelah itu ujung fotometer ditutup dengan jari kemudian mengangkat fotometer untuk di tempatkan di tempat teduh dan yang terkena sinar matahari.7. Pipa fotometer disimpan ditempat yang teduh, lalu mencatat perpindahan batas air, besaran penguapan dihitung setiap 5 menit sekali, kemudian mengukur suhu serta kelembapan dengan hygrometer yang telah diletakkan sebelumnya ditempat yang teduh.8. Setelah 25 menit pindahkan pipa fotometer pada tempat yang mendapat sinar matahari lalu mencatat perpindahan batas air, kemudian mengukur suhu serta kelembapan dengan hygrometer yang telah disimpan ditempat yang mendapat cahaya matahari.9. Membuat table hasil pengamatan.

F. Hasil pengamatan

Gambar 1.1 di tempat Teduh dalam waktu 25 menit

Gambar1.2 di tempat Terang dalam waktu 25 menit

1. Tabel hasil pengamatan Di tempat yang Teduh :

No. Waktu (menit)Perpindahan Batas Air (Strip)Besar Penguapan (ml)

Suhu (0C)

Kelembapan (%)Kket

115 menit - - Strip - ml33558 %

2210 menit - - Strip- ml33360 %

3315 menit - Strip - ml22971 %

4420 menit - Strip- ml23878 %

5525 menit 1 Strip 0,01 ml22081 %

Rata-rata

0,0002

0,0 + 0,0 + 0,0 + 0,0 + 0,01 = 0.01 =0,016 5Maka rata-rata tiap menit = 0,01 =0,00008 ml 25

2. Tabel hasil pengamatan Di tempat yang Terang :

No.Waktu (menit)Perpindahan Batas Air (Strip)Besar Penguapan (ml)Ssuhu (0C)Kelembapan (%)Kket

115 menit1 Strip 0,01 ml22978 %

2210 menit1 Strip 0,01 ml331 71 %

3315 menit 1 Strip 0,01 ml336 53 %

4420 menit1 Strip 0,01 ml440 49 %

5525 menit1 Strip 0,01 ml441 44 %

Rata-rata

0,01 ml

0,01 + 0,0 1+ 0,01 + 0,01 + 0,01 = 0.01 5Maka rata-rata tiap menit = 0,01 =0,0004 ml 25G. PembahasanTranspirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Ada dua tipe transpirasi yaitu :1. Transpirasi kutikula yaitu evaporasi air yang terjadi secara langsung melalui kutikula epidermis2. Transpirasi stomata yang dalam hal ini kehilangan air berlangsung melalui stomata. Hampir 97% air dari tanaman hilang melalui transpirasi stomata. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air dan pada sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10 % atau kurang dari jumlah air yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian besar air yang hilang terjadi melalui stomata.Selanjutnya juga disebutkan proses transpirasi merupakan proses pelepasan molekul-molekul air dari daun melalui stomata yang disebabkan oleh terjadinya pemanasan permukaan daun oleh cahaya matahari. Sebagian dari energy cahaya matahari akan diserap oleh tumbuhan, terutama membantu reaksi terang pada proses fotosintesis. Namun sebagian energi cahaya matahari jika tidak dilepaskan justru akan meningkatkan suhu tumbuhan, terutama pada bagian daun yang umumnya berstruktur tipis. Hal ini tentunya akan membahayakan bagi keberlangsungan proses metabolismenya bahkan dapat merusak komponen-komponen penyusunnya dan enzim yang relative sensitif. Maka untuk menetralisir suhu yang berlebihan, daun melakukan mekanisme pelepasan molekul-molekul air ke udara melalui stomata. Energi cahaya matahari yang diterima daun sebagian akan dipakai untuk meningkatkan energi kinetik molekul-molekul air, sehingga molekul air tersebut bisa lepas ke udara bersama energi panas tersebut (dibutuhkan 580 kalori untuk menguapkan 1 gram air) sedangkan air yang masih tertinggal masih relatif dingin.Mekanisme membuka dan menutupnya stoma berdasarkan suatu perubahan turgor, dan perubahan turgor itu adalah akibat dari perubahan nilai osmosis dari isi sel-sel penutup. Pada proses transpirasi Suhu sangat mempengaruhi tekanan turgor daun dan secara otomatis dapat mempengaruhi pembukaan stomata sedangkan kelembaban yaitu bila daun mempunyai kandungan air yang cukup dan stomata terbuka, sehingga tekanan turgor meningkat, maka laju transpirasi bergantung pada selisih antara konsentrasi molekul uap air di dalam rongga antar sel di daun dengan kensentrasi molekul uap air di udara. Adapun Faktor yang mempengaruhi transpirasi, yaitu faktor internal dan eksternal. 1. Faktor internal meliputi :a. Penutupan StomataDengan terbukanya stomata lebih lebar, air yang hilang lebih banyak tetapi peningkatan kehilangan air lebih sedikit untuk masing-masing satuan penambahan pelebaran stomata. Banyak faktor yang mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata, yang paling berpengaruh adalah tingkat cahaya dan kelembaban. Pada tingkat kelembaban dalam daun yang rendah, sel-sel pengawal kehilangan turgornya mengakibatkan penutupan stomata. Pada tingkat cahaya menyebabkan stomata membuka. Hal ini dikarenakan cahaya merangsang pembukaan stomata. Cahaya juga mempercepat transpirasi melalui pemanasan daun. Stomata tumbuhan pada umumnya membuka saat matahari terbit dan menutup saat hari gelap.Pada tingkat kelembaban dalam daun yang rendah, sel-sel pengawal kehilangan turgornya mengakibatkan penutupan stomata.

b. Jumlah dan Ukuran StomataBanyaknya stomata pada tanaman berbeda-beda antara spesies satu dengan spesies yang lain. Pada tanaman darat, umumnya stoma terdapat pada permukaan bawah daun. Biasanya, stoma berbenuk oval degan diameter 6 sampai 8 , dan luas kira-kira 90 2. pada beberapa tanaman, stoma terdapat pada permukaan atas dan bawah daun.Kebanyakan daun tanaman yang produktif mempunyai banyak stomata pada kedua sisi daunnya. Jumlah dan ukuran stomata yang dipengaruhi oleh genotif dan lingkungan. c. Tebal atau tipisnya daun d. Ada tidaknya lapisan lilin pada permukaan daun e. jumlah Daun Makin luas daerah permukaan daun, makin besar transpirasif. Penggulungan atau Pelipatan Daun 1. Faktor eksternal meliputi :a. KelembapanPada hari cerah udara tidak banyak mengandung uap air. Di dalam keadaan yang demikian itu, tekanan uap di dalam daun jauh lebih tinggi dari pada tekanan uap di luar daun, atau dengan kata lain ruang di dalam daun itujauh lebih penuh akan uap air dari pada udara di luar daun, jadi molekul-molekul air berdifusi dari konsentrasi yang tinggi (di dalam daun) ke konsentrasi yang rendah (di luar daun). Dan jika pada suatu hari di udara banyak awan maka kebasahan antara bumi dengan awan itu sangat tinggi. Dengan demikian maka perbedaan kebasahan udara didalam dan di luar daun tidak jauh berbeda keadaan yang demikian ini tidak melancarkan berdifusinya uap air dari dalam daun ke luar daun. Jadi udara yang basah menghambat transpirasi, sedangkan udara yang kering melancarkan transpirasi. Bila daun mempunyai kandungan air yang cukup dan stomata terbuka, maka laju transpirasi bergantung pada selisih antara konsentrasi molekul uap air di dalam rongga antar sel di daun dengan konsentrasi molekul uap air di udara.b. Suhu Jelas suhu sangat berpengaruh Pengaruh pada proses transpirasi, ini dikarenakan semakin tinggi suhu maka semakin cepat pula proses transpiras. suhu terhadap transpirasi daun dapat pula ditinjau dari sudut lain, yaitu di dalam hubungannya dengan tekanan uap air di dalam daun dan tekanan uap air di luar daun. Kenaikan suhu menambah tekanan uap di dalam daun. Akibat dari pada perbedaan tekanan ini, maka uap air mudah berdifusi dari dalam daun ke udara bebas. Kenaikan suhu dari 180 sampai 200 F cenderung untuk meningkatkan penguapan air sebesar dua kali. Dalam hal ini akan sangat mempengaruhi tekanan turgor daun dan secara otomatis mempengaruhi pembukaan stomata.

c. Cahaya Cahaya mempengaruhi laju transpirasi melalui dua cara pertama cahaya akan mempengaruhi suhu daun sehingga dapat mempengaruhi aktifitas transpirasi dan yang kedua dapat mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya terhadap buka-tutupnya stomata. Stomata merupakan bagian dari jaringan epidermis pada daun yang berfungsi sebagai organ transpirasi dan fotosintesis. Daun yang mempunyai stomata di kedua permukaan disebut daun amfistomatik, sedangkan apabila memiliki stomata yang hanya terdapat di permukaan atas saja disebut daun epistomatik, dan sebaliknya apabila mempunyai stomata yang hanya terdapat pada permukaan bawah saja disebut daun hipostomatik. Adapun letak stomata paling banyak terdapat di permukaan bawah daun, karena untuk mengurangi proses penguapan air.

H. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa batang tanaman jambu yang di simpan di tempat terang penguapan airnya lebih cepat dibandingkan dengan batang tanaman jambu yang di simpan di tempat yang teduh. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor eksternal maupun faktor internal. Kecepatann proses transpirasi disebabkan karena faktor internal dan ksternal. Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi kecepatan transpirasi antara lain adalah suhu, kelembaban, dan cahaya yang menyebabkan membuka dan menutupnya stomata. Sedangkan faktor internal antara lain adalah penutupan stomata, jumlah dan ukuran stomata, tebal atau tipisnya daun, Ada tidaknya lapisan lilin pada permukaan daun dan penggulungan atau pelipatan daun. Faktor eksternal sangat berpengaruh pada proses transpirasi, jika keadaan suhu di luar sel lebih rendah dari pada di dlama sel dan jika kelembapan di dalam sel lebih lembab dari pada diluar sel maka proses transpirasi akan terhambat.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2009) Sistem Transportasi dan Transpirasi dalam Tanaman. [online]. Tersedia di : http://www.indoforum.org/showthread.php?t=34436. [7 Mei 2012].

Anonim. (2012) Pengaruh Faktor Lingkungan. [online]. Tersedia di : http://naturelovers-biomuli.blogspot.com/2012/04/pengaruh-faktor-lingkungan-terhadap.html.[ 22 0ktober 2012].

Salisbury, Frank B dan Ross. (1955). Fisiologi tumbuhan jilid 2. Bandung : ITB.

Description: LAPORAN PRAKTIKUM TRANSPIRASI PADA TUMBUHAN Rating: 4.5 Reviewer: Ferry Dwi - ItemReviewed: LAPORAN PRAKTIKUM TRANSPIRASI PADA TUMBUHAN - See more at: http://ferrydwirestuhendra.blogspot.com/2013/01/transpirasi-pada-tumbuhan.html#sthash.QzG93k3q.dpuf

DAFTAR PUSTAKA Filter A. H. dan R. M. K. Hay. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. UGM Press. Yogyakarta Alisbury, Frank. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Bandung: ITB Bandung. Budidaya, Universitas Indonesia Press. Cutis, O.F., and D.G. Clark. 1950. An introduction to plant physiology Mc. Graw Hill Book Dwidjoseputro. 1986. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Grafindo Persada Gardner, F. P. , R. Brent pearce dan Goger L. Mitchell, 1991, Fisiologi Tanamanan Jayamiharja, Joni B. Ahmad. 1977. Diktat Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Purwokerto: Unsoed University Press Leopold, A.C. and P.E. Kriedemann, 1975. Plant growth and development The Dynamic of growth Sec. ed. pp. 75 105. Lubis, Khairunnisa. 2000. Tanggap Tanaman Terhadap Kekurangan Air. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Salisbury, F. B. & Ross, C. W. 1992. Plant Physiology. Wadsworth Publishing co, California. Tjitrosomo.1987. Botani Umum 2. Penerbit Angkasa, Bandung. Loveles, A.R., 1987. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik. Penerjemah Kuswata Kartawinata Ph.D, Sarkat Danimiharja M.Sc dan Usep Soetisna Ph.D. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta Rahayu, Yuni Sri. 2012. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Surabaya: Jurusan Biologi FMIPA UNESA Lakitan, B., 2000. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT Raja Grafindo: Jakarta Http://indonesiaindonesia.com/f/35100-manfaat-sehat-tanaman-pacar-air/.Diakses pada tanggal 8 Maret 2014.