TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK...

22
TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK (STUDI DI LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) PROPINSI KEPULAUAN RIAU) NASKAH PUBLIKASI Oleh RESTI ARDIANTI SURADJI EDISON PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015

Transcript of TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK...

Page 1: TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pemerintahan yang baik, penerapan prinsip yang terkandung

TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK

(STUDI DI LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

PROPINSI KEPULAUAN RIAU)

NASKAH PUBLIKASI

Oleh

RESTI ARDIANTI

SURADJI

EDISON

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2015

Page 2: TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pemerintahan yang baik, penerapan prinsip yang terkandung

1

TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK

(STUDI DI LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

PROPINSI KEPULAUAN RIAU)

Skripsi Diajukan Sebagai Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Bidang Ilmu Administrasi Negara

NASKAH PUBLIKASI

OLEH

RESTI ARDIANTI

SURADJI

EDISON

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2015

Page 3: TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pemerintahan yang baik, penerapan prinsip yang terkandung

2

Abstrak

Pemerintah sudah membentuk instansi pemerintah yang berfungsi untuk

melayani masyarakat sebagai tugas pokoknya. Dalam usaha mewujudkan

pemerintahan yang baik, penerapan prinsip yang terkandung dalam Good

Governance sangatlah penting, terutama prinsip akuntabilitas dan transparansi.

Penerapan prinsip akuntabilitas dan transparansi yang maksimal akan dapat

menciptakan pelayanan publik yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

melihat transparansi dan akuntabilitas dalam pelayanan publik di Layanan

Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) di Propinsi Kepulauan Riau dan untuk

melihat strategi yang digunakan oleh LPSE dalam mewujudkan transparansi dan

akuntabilitas pelayanan publik.

Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tentang akuntabilitas,

transparansi, dan pelayanan publik. Sedangkan metode yang dipergunakan adalah

metode campuran dan untuk menguji validitas data dengan menggunakan

triangulasi data dan triangulasi sumber.

Melalui penelitian yang dilakukan di LPSE Propinsi Kepulauan Riau ini

didapati bahwa dari beberapa indikator yang terkandung di dalam prinsip

akuntabilitas dan transparansi, segenap pegawai LPSE Propinsi Kepulauan Riau

dinilai belum sepenuhnya berhasil dalam menerapkan prinsip akuntabilitas dan

transparansi dalam proses pelayanan publik.

Kata Kunci : Transparansi, Akuntabilitas, Pelayanan Publik

Page 4: TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pemerintahan yang baik, penerapan prinsip yang terkandung

3

Abstract

The government has already formed a government agency that works to

serve the community as its main task. In an effort to bring in good governance, the

application of the principles contained in the Good Governance is very important,

especially the principles of accountability and transparency. The application of

the principles of accountability and transparency that the maximum will be able

to create a good public service. The purpose of this study was to see transparency

and accountability in the public service in the Layanan Pengadaan Secara

Elektronik (LPSE) in Kepulauan Riau and to see the strategies used by LPSE in

achieving transparency and accountability of public services.

The theory used in this study is about accountability, transparency, and

public services. While the method used is a mixture of method and to test the

validity of the data by using triangulation and triangulation of data sources.

Through research conducted in LPSE Riau Islands province, it was found

that several indicators contained in the principles of accountability and

transparency, all staff members LPSE Riau Islands assessed has not fully

succeeded in applying the principles of accountability and transparency in public

service.

Keywords: Transparency, Accountability, Public Service

Page 5: TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pemerintahan yang baik, penerapan prinsip yang terkandung

5

Transparansi Dan Akuntabilitas

Pelayanan Publik

(Studi Di Layanan Pengadaan

Secara Elektronik (LPSE) Propinsi

Kepulauan Riau)

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk

sosial yang tidak dapat hidup

sendiri, manusia hidup

berkelompok karena kesadarannya

akan kepentingan bersama,

meskipun dalam banyak hal

didalam kehidupan banyak

kepentingan yang tidak sama

bahkan bertentangan. Untuk

memenuhi berbagai macam

kebutuhannya tersebut manusia

harus melakukan kerjasama. Hal

ini dikarenakan keterbatasan

manusia baik dalam konteks akal

maupun kekuatan berpikir dan

secara fisik. Hal seperti inilah yang

menjadi dasar terbentuknya

organisasi. Istilah organisasi

sendiri memiliki banyak

persamaan kata, menurut Wursanto

(2005: 11) “istilah organisasi

memiliki banyak sinonim, ada tiga

macam sinonim bagi istilah

organisasi, yaitu : institusi

(institution) atau lembaga,

birokrasi, dan organisasi formal”.

Institusi dapat dibentuk oleh

pemerintah ataupun swasta.

Institusi pemerintah dibentuk

oleh pemerintah sesuai dengan

kebutuhan yang karena tugasnya

berdasarkan kepada peraturan

undang-undang dalam melakukan

setiap kegiatannya untuk

meningkatkan pelayanan

masyarakat serta meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Pada

prinsipnya pemerintah berperan

memberikan pelayanan kepada

masyarakat sesuai dengan konsep

pemerintah didalam disiplin ilmu

administrasi negara. Masyarakat

membutuhkan pelayanan sebagai

suatu kebutuhan, hal seperti

demikian menuntut adanya

pelayanan publik yang baik dan

berkualitas serta mengikuti

perkembangan zaman. Pelayanan

tidak dapat dipisahkan dari dalam

hidup manusia, selama hidupnya

manusia berinteraksi dengan

manusia lainnya tentunya ia

membutuhkan pelayanan, contoh

ketika seorang bayi lahir, maka ia

membutuhkan pelayanan dari

ibunya.

Menurut Sampara (Lijan

Poltak Sinambela, 2008:10),

“pelayanan adalah suatu kegiatan

atau urutan kegiatan yang terjadi

dalam interaksi langsung antar

seseorang dengan orang lain atau

mesin secara fisik dan

menyediakan kepuasan

pelanggan”. Hal ini berkaitan

dengan peran pemerintah, Menurut

Dede Mariana dkk (Suaendi dan

Wardiyanto, 2010:3) “Secara

umum pemerintah memiliki peran

berupa melaksanakan fungsi

regulasi, alokasi, distribusi,

Page 6: TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pemerintahan yang baik, penerapan prinsip yang terkandung

6

pelayanan, dan pemberdayaan

masyarakat.” Fungsi-fungsi

tersebut menjadi perhatian utama

demi tercapainya keadilan dan

pemerataan dalam masyarakat.

Permasalahan yang

berkaitan pelayanan merupakan

permasalahan yang kompleks dan

permasalahan yang menyangkut

pada tingkat kepercayaan dan

kepuasaan masyarakat terhadap

kinerja birokrasi pemerintah.

Birokrasi menjadi

penyokong berlangsungnya

pemerintahan yang pada era ini

menjadi fokus untuk dilakukannya

reformasi. Kondisi pemerintahan

saat ini dinilai belum maksimal

dikarenakan akibat belum

terselenggaranya pemerintahan

yang baik seperti yang diimpikan.

Masalah-masalah yang sering

timbul seperti masyarakat

mengeluhkan sistem birokrasi

sebagai suatu yang bertele-tele,

sehingga layanan publik terhadap

masyarakat pun terhambat. Gejala-

gejala penyakit birokrasi terlihat

jelas pada sistem birokrasi di

indonesia, berbagai kritik terjadi

tentang tidak efisien serta

maraknya pencaloan yang meraja

lela, nepotisme yang terjadi

berbagai patologi birokrasi

menyiratkan bahwa reformasi

pelayanan publik harus dilakukan.

Lahirnya undang-undang

Nomor 23 tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah mengatur

secara konsisten pengelolaan

perimbangan keuangan di masing-

masing daerah. Pasal 1 ayat 32

menjelaskan bahwa “anggaran

pendapatan dan belanja daerah

selanjutnya disingkat dengan

APBD adalah rencana tahunan

pemerintah daerah yang ditetapkan

dengan peraturan daerah.” Belanja

daerah salah satunya adalah

belanja barang dan jasa

pemerintah. Belanja pengadaan

barang dan jasa pemerintah

dibiayai oleh dana APBD dan dana

hibah dari luar negeri. Oleh karena

itu akuntabilitas dan transparansi

penggunaan anggaran didalam

pelaksanaan pengadaan barang dan

jasa pemerintah harus benar-benar

diperhatikan agar tidak terjadi

praktik korupsi.

Pelaksanaan pengadaan

barang dan jasa pemerintah yang

dilakukan secara sederhana dinilai

banyak menimbulkan persepsi

negatif dikalangan masyarakat.

Pengadaan barang atau jasa yang

sering ditemukan praktik-praktik

penyelewengan yaitu memberikan

uang kepada pemerintah (selaku

pihak pelaksana lelang), dan

sistem arisan serta intimidasi-

intimidasi yang dilakukan oleh

peserta lelang, serta tindakan

premanisme agar mendapatkan

persetujuan kontrak dengan

pemerintah. Sehingga munculah

ide untuk membuat Layanan

Page 7: TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pemerintahan yang baik, penerapan prinsip yang terkandung

7

Pengadaan Secara Elektronik

(LPSE).

Pada proses pengadaan,

LPSE hanya sebagai fasilitator

yang tidak ikut dalam proses

pengadaan. Pelaksanaan proses

pengadaan sepenuhnya dilakukan

oleh panitia pengadaan atau Unit

Layanan Pengadaan/ULP. Hal

tersebut juga diungkapkan oleh

Kuncoro (2011:42) didalam

ketentuan LPSE (Layanan

Pengadaan Secara Elektronik)

yaitu :

1) Setelah organisasi

pengadaan dibentuk,

PA/KPA mengirimkan

surat keputusan

Pengangkatan PPK, Panitia

Pengadaan/Pokja

ULP/Pejabat pengadaan

kepada LPSE untuk

mendapatkan user id dan

password sebagai pengguna

SPSE,

2) LPSE memfasilitasi

PA/KPA dalam

mengumumkan Rencana

Umum Pengadaan,

3) K/L/D/I yang belum

membentuk LPSE,

menayangkan Rencana

Umum Pengadaan pada

LPSE terdekat. Hakekat

yang sebenarnya

tersembunyi dan eksisting

e-procurement adalah

transparansi dan

akuntabilitas. Melalui e-

procurement, tindakan

korupsi, kolusi dan

nepotisme dapat dicegah

melalui proses pelelangan

yang transparan.

Dalam melaksanakan

fungsinya sebagai fasilitator, LPSE

diharapkan melaksanakan proses

pengadaan dengan mengutamakan

prinsip transparansi dan

akuntabilitas. Hal ini sesuai

dengan yang dikemukakan oleh

Agus Kuncoro (2011: 14) tentang

proses pengadaan dilaksanakan

dengan prinsip sebagai berikut :

1. Efisien

2. Efektif

3. Transparan

4. Terbuka.

5. Bersaing.

6. Adil/tidak diskriminatif

7. Akuntabel.

E-procurement akan sedikit

banyak membantu sebagian proses

interaksi dengan peserta lelang.

Proses pengumuman sampai

dengan pembukaan penawaran

akan dilakukan didalam sistem.

Setelah pemenang lelang diperoleh

berdasarkan evaluasi panitia,

sistem akan mengumumkan hasil

lelang. Namun, dalam

melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya LPSE harus tetap

diawasi agar selalu menerapkan

prinsip-prinsip transparansi dan

akuntabilitas dalam pelayanan

Page 8: TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pemerintahan yang baik, penerapan prinsip yang terkandung

8

publik. Hal ini dikarenakan LPSE

merupakan institusi pemerintah

yang menjembatani hubungan

antara penyedia barang/jasa dan

panitia lelang.

Propinsi Kepulauan Riau

(Kepri) menanggapi serius

berbagai penyelewengan yang

terjadi pada pengadaan barang dan

jasa. Merespon hal tersebut

pemerintah Propinsi Kepri

membentuk Layanan Pengadaan

Secara Elektronik (LPSE) dan Unit

Layanan Pengadaan (ULP). Status

LPSE sesuai dengan dokumen

yang diberikan oleh LPSE saat ini

dalam SOTK Pemprov Kepri : Ad

Hoc (Melekat pada Biro

Administrasi Pembangunan).

LPSE merupakan unit yang

dibentuk oleh sebuah instansi

untuk mengoperasikan sistem e-

procurement SPSE (Sistem

pengadaan secara elektronik).

Pada tahun 2014 LPSE

Propinsi Kepri mendapatkan

penghargaan National

Procurement Award pada kategori

komitmen pencapaian INPRES No

2 Tahun 2014 pada aksi

pelaksanaan, transparansi dan

akuntabilitas dalam mekanisme

pengadaan barang/jasa yang di

berikan oleh LKPP di Jakarta 18

November 2014. Hal ini

merupakan salah satu titik terang

positif dalam menerapkan

transparansi dan akuntabilitas

dalam mekanisme pengadaan

barang/jasa demi kepuasan dan

memenuhi kebutuhan informasi

masyarakat. Namun disisi lain

ternyata prestasi tersebut tidak

sebanding lurus dengan

permasalahan dalam pengadaan

barang dan jasa.

Unsur-unsur pelayanan

publik yang baik yang

mengutamakan kepada kepuasan

mengutamakan aspek transparansi

dan akuntabilitas dalam pelayanan

publik. Hal ini merupakan sebuah

kewajiban dalam setiap proses

pelaksanaan pelayanan publik,

peraturan penyelenggaraan

transparansi dan akuntabilitas

dalam pelayanan publik telah

diatur didalam Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor : KEP/26/M.PAN/7/2004

Tentang Pedoman Umum

Penyelenggaraan Pelayanan

Publik. Namun setelah peneliti

melakukan observasi masih

banyak hal-hal yang tidak sesuai

dengan transparansi dan

akuntabilitas pelayanan publik

sesuai Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor : KEP/26/M.PAN/7/2004

Tentang Pedoman Umum

Penyelenggaraan Pelayanan Publik

mengenai acuan transparansi dan

akuntabilitas pelayanan publik.

Dari aspek sumber daya

manusia, pegawai yang bekerja di

Page 9: TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pemerintahan yang baik, penerapan prinsip yang terkandung

9

LPSE tidak banyak yang dapat

menggunakan internet, penyerapan

pegawai tidak disertai dengan

keahlian yang dimiliki oleh

pegawai tersebut.

Keberadaan LPSE di

Kepulauan Riau sebenarnya dapat

membantu dalam proses lelang

pengadaan barang/jasa pemerintah

karena proses lelang dilakukan

secara online dan memudahkan

kepada perusahaan manapun yang

sudah memiliki user id untuk

mengikuti proses lelang

pemerintah, mengingat kondisi

geografis Kepri seperti yang di

lansir oleh www.wikipedia.com

yaitu secara keseluruhan wilayah

Kepulauan Riau terdiri dari 4

kabupaten, dan 2 kota, 47

kecamatan serta 274

kelurahan/desa dengan jumlah

2.408 pulau besar, dan kecil yang

30% belum bernama, dan

berpenduduk. Adapun luas

wilayahnya sebesar 252.601 km²,

sekitar 95% merupakan lautan, dan

hanya sekitar 5% daratan. Suku

bangsa yang terdapat di Propinsi

Kepulauan Riau adalah Melayu,

Bugis, Jawa, Arab, Tionghoa,

Padang, Batak, Sunda dan Flores.

Berdasarkan uraian latar

belakang diatas, penelitian ini

dilakukan untuk mengkaji hal-hal

yang berkaitan dengan transparansi

dan akuntabilitas pelayanan publik

di LPSE Propinsi Kepri.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas

maka substansi penelitian ini lebih

memfokuskan pada :

1. Bagaimana transparansi dan

akuntabilitas dalam pelayanan

publik di LPSE Propinsi Kepri

?

2. Strategi apa yang digunakan

dalam mewujudkan transparansi

dan akuntabilitas pelayanan

publik di LPSE Propinsi Kepri

?

C. Konsep Teoritis

1. Organisasi

Didalam buku Sistem

Administrasi Negara Kesatuan

Republik Indonesia (2003:7)

tujuan seseorang masuk

kedalam organisasi adalah

sebagai berikut :

a) Kelompok dapat

memberikan perlindungan

sehingga orang tersebut

merasa aman

b) Kelompok dapat membantu

mengatasi segala macam

persoalan yang dihadapi

oleh seseorang.

c) Kelompok dapat

memberikan prestige,status

sosial dan pengakuan.

d) Kelompok memberikan

semangat dan dorongan

kepada seseorang

e) Kelompok dapat

memberikan bimbingan

dan pengarahan dalam

rangka prestasi seseorang

Page 10: TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pemerintahan yang baik, penerapan prinsip yang terkandung

10

f) Kelompok dapat

memberikan kepuasan, baik

kepuasaan yang bersifat

jasmaniah, kepuasan

psikologis, maupun

kepuasan sosial

g) Kelompok dapat

memberikan bantuan

apabila seseorang sedang

menghadapi kesulitan.

Dalam hal ini, organisasi

merupakan sekumpulan orang-

orang yang memiliki tujuan

dan bekerja sama untuk

memenuhi tujuan tersebut,

organisasi merupakan wadah

atau tempat yang dapat

memberikan pelayanan

terhadap sekelompok orang

didalam organisasi tersebut.

2. Good Governance

Pemerintah lokal

memiliki peluang besar untuk

mendorong berlangsungnya

demokratisasi. Menurut World

Conference, UNDP tahun

1999, “Pelaksanaan Good

Governance merupakan

perwujudan dari terciptanya

suatu proses tata kelola

pemerintahan yang baik,

dengan melibatkan

stakeholders, terhadap

berbagai kegiatan

perekonomian, sosial politik

dan pemanfaatan berbagai

sumber daya seperti sumber

daya alam, keuangan, dan

manusia bagi kepentingan

rakyat yang dilaksanakan

dengan menganut asas:

keadilan, pemerataan,

persamaan, efisiensi,

transparansi dan

akuntabilitas.” (Sedarmayanti,

2009: 270)

Prinsip utama Good

Governance yakni :

1. Akuntabilitas

2. Transparansi

3. Partisipasi

4. Supremasi hukum aparat

birokrasi (Sedarmayanti,

2009: 290)

Menghubungkan tata

pemerintahan yang baik (good

governance) dengan

keterbukaan informasi publik

bukan merupakan suatu

keniscayaan, karena salah satu

wujud dari good governance

adalah adanya transparansi

guna menciptakan rasa saling

percaya antara pemerintah dan

masyarakat.

3. Pelayanan Publik

Dalam rangka

pengembangan manajemen

penyelenggaraan negara dan

dalam upaya untuk

mewujudkan pelayanan prima

yang berkualitas, pelayanan

publik berfokus kepada

kepuasan masyarakat sebagai

penikmat pelayanan publik.

Kewajiban pemerintah

adalah memberikan pelayanan

Page 11: TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pemerintahan yang baik, penerapan prinsip yang terkandung

11

publik yang menjadi hak setiap

warga negaranya ataupun

memberikan pelayanan kepada

warga negara yang memenuhi

kewajiban terhadap negara.

Dalam upaya peningkatan

kualitas pelayanan, ada

beberapa prinsip untuk

menyediakan pelayanan pada

sektor publik didalam buku

Sistem Administrasi Negara

Kesatuan Republik Indonesia

(2003:186) :

a) Menetapkan standar

pelayanan

b) Terbuka terhadap saran

dan kritik serta

menyediakan informasi

yang diperlukan dalam

pelayanan

c) Memperlakukan seluruh

masyarakat sebagai

pelanggan yang adil

d) Mempermudah akses

kepada seluruh pelanggan

e) Membenarkan suatu hal

dalam proses pelayanan

ketika hal tersebut

menyimpang

f) Menggunakan semua

sumber-sumber yang

digunakan untuk melayani

masyarakat pelanggan

secara efisien dan efektif

g) Selalu mencari

pembaruan dan

mengupayakan

peningkatan kualitas

pelayanan.

4. Transparansi

Keterbukaan informasi

tidak terlepas dan konsep

transparansi yang

dilaksanakan dalam rangka

untuk mewujud tata

kepemerintahan yang baik

atau good governance yang

berkaitan dengan interaksi

antara pemerintah, sektor

swasta dan masyarakat.

Penyelenggaraan pelayanan

pemerintah yang transparan

harus bersifat terbuka, mudah

dan dapat diakses semua pihak

yang membutuhkan dan

disediakan secara memadai

serta mudah dimengerti.

Hal ini diungkapkan oleh

Sedarmayanti (2009;289-290)

melalui prinsip utama unsur

good governance dalam :

“Transparansi (keterbukaan)

dapat dilihat dari 3 aspek :

(1) Adanya kebijakan

terbuka terhadap

pengawasan, (2) Adanya

akses informasi sehingga

masyarakat dapat

menjangkau setiap segi

kebijakan pemerintah, (3)

Berlakunya prinsip check

and balance antar lembaga

eksekutif dan legislatif.”

Keterbukaan dan

transparansi menurut prinsip

good governance menurut tim

pengembangan kebijakan

Page 12: TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pemerintahan yang baik, penerapan prinsip yang terkandung

12

nasional tata kepemerintahan

yang baik, Kementerian

Perencanan Pembangunan

Nasional/Bappenas, tahun

2005 (hasil revisi) menyatakan

bahwa indikatornya adalah

“tersedianya informasi yang

memadai pada setiap proses

penyusunan dan implementasi

kebijakan, adanya akses

informasi yang siap, mudah

dijangkau, mudah diperoleh

dan tepat waktu.”

Keterbukaan menurut asas

good governance menurut

undang-undang No. 28 tahun

1999 tentang penyelenggaraan

negara yang bersih dan bebas

dari korupsi, kolusi dan

nepotisme (Sedarmayanti,

2009:284) yaitu :

“membuka diri terhadap

hak masyarakat untuk

memperoleh informasi

yang benar, jujur dan

tidak diskriminatif tentang

penyelengaraan negara

dengan tetap

memperhatikan

perlindungan atas hak

asasi pribadi, golongan

dan rahasia negara.”

Jadi dari pendapat para

ahli diatas, indikator untuk

mengukur transparansi

pelayanan publik menurut SK

Menpan Nomor: 26 tahun

2004 yaitu :

1) Manajemen dan

penyelenggaraan

pelayanan publik

2) Prosedur pelayanan

3) Persyaratan teknis dan

administratif pelayanan

4) Rincian biaya pelayanan

5) Waktu penyelesaian

pelayanan

6) Pejabat yang berwenang

dan bertanggung jawab

7) Lokasi pelayanan

8) Janji pelayanan

9) Standar pelayanan

publik

10) Informasi pelayanan

5. Akuntabilitas

The Oxford Advance

Learner’s Dictionary

menyatakan bahwa

akuntabilitas adalah required

or expected to give an

explanation for one’s action.

Artinya adalah, dalam

akuntabilitas terkandung

kewajiban untuk menyajikan

dan melaporkan segala tindak

tanduk dan kegiatannya

terutama di bidang

administrasi keuangan kepada

pihak yang lebih

tinggi/atasannya.

Disamping itu, Ghartey

(LAN & BPKP, 2000:22)

mengatakan bahwa :

“Akuntabilitas ditujukan

untuk mencari jawaban

terhadap pernyataan yang

Page 13: TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pemerintahan yang baik, penerapan prinsip yang terkandung

13

berhubungan dengan

pelayanan apa, siapa,

kepada siapa, milik siapa,

yang mana, dan bagaimana.

Pertanyaan yang

memerlukan jawaban

tersebut antara lain, apa

yang harus

dipertanggungjawabkan,

mengapa

pertanggungjawaban harus

diserahkan, siapa yang

bertanggungjawab terhadap

berbagai bagian kegiatan

dalam masyarakat, apakah

pertanggungjawaban

berjalan seiring dengan

kewenangan yang memadai

dan lain sebagainya.”

Dengan demikian

akuntabilitas dapat dinyatakan

sebagai kewajiban untuk

memberikan

pertanggungjawaban atau

menjawab dan menerangkan

kinerja dan tindakan

seseorang/badan

hukum/pimpinan suatu

organisasi kepada pihak yang

memiliki hak atau

berkewenangan untuk

meminta keterangan atau

pertanggungjawaban.

Akuntabilitas dapat

berarti perhitungan atas

kewenangan yang

digunakan yang

menekankan kepada aturan

dan kewajiban untuk

mencapai tujuan. Hal ini

juga didukung oleh Levine

(Nasucha, 2004:125):

“Akuntabilitas berarti

menyelenggarakan

perhitungan terhadap

sumber daya atau

kewenangan yang

digunakan. Akuntabilitas

menekankan pada

formalisasi dan legalisasi.

Oleh karena itu,

akuntabilitas ditekankan

pada responsivitas dan

kemampuan untuk

mencapai tujuan kebijakan

secara efisien dan efektif.”

Jadi dari pendapat para

ahli diatas, indikator untuk

mengukur akuntabilitas

pelayanan publik menurut SK

Menpan Nomor: 26 tahun

2004 yaitu :

1) Akuntabilitas kinerja

pelayanan publik.

2) Akuntabilitas biaya

pelayanan publik.

3) Akuntabilitas produk

pelayanan publik.

D. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan

penelitian yang memadukan

pendekatan kualitatif dan

kuantitatif atau biasa di sebut

dengan mix method dan

menggunakan model penelitian

studi kasus. Dalam menggunakan

pendekatan kualitatif dan

Page 14: TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pemerintahan yang baik, penerapan prinsip yang terkandung

14

kuantitatif atau biasa disebut

dengan mix method ini

pendekatan yang diusulkan oleh

Bryman (Burhan Bungin,

2007:250) Dan dalam penelitian

ini menggunakan metode

kuantitatif sebagai fasilitator

metode kualitatif.

1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian

merupakan suatu tempat

atau wilayah dimana

penelitian akan dilakukan.

Adapun tempat penelitian

yang akan dilakukan oleh

peneliti berlokasi di

Layanan Pengadaan Secara

Elektronik Propinsi

Kepulauan Riau (LPSE).

2. Jenis data

Sumber data yang

digunakan yaitu data primer

dan data sekunder serta data

kuantitatif dan data

kualitatif.

3. Informan Penelitian

Adapun informan

yang dimaksud yaitu :

1. Kepala Biro

Administrasi

Pembangunan Propinsi

Kepulauan Riau

2. Kepala Kantor Layanan

Pengadaan Secara

Elektronik (LPSE)

Propinsi Kepulauan

Riau

3. Sekretaris Layanan

Pengadaan Secara

Elektronik (LPSE)

Propinsi Kepulauan

Riau

4. Verifikator di Layanan

Pengadaan Secara

Elektronik (LPSE)

Propinsi Kepulauan

Riau

5. Helpdesk di Layanan

Pengadaan Secara

Elektronik (LPSE)

Propinsi Kepulauan

Riau

6. 30 orang Masyarakat

yang melakukan proses

pelayanan di LPSE

Propinsi Kepulauan

Riau

Pengambilan data 30

orang Informan

berdasarkan pada jumlah

rata-rata masyarakat yang

datang ke LPSE, pada

tahun 2014 jumlah

masyarakat yang datang Ke

LPSE mencapai 349 orang.

Sedangkan pada tahun

2015 dihitung hingga bulan

juli, jumlah masyarakat

yang datang ke LPSE

adalah 278 orang. Sehingga

peneliti memutuskan

mengambil jumlah

responden 30 orang karena

nilai rata-rata dari

banyaknya masyarakat

yang hadir mendekati 30

orang.

E. Validitas Data

Untuk menjaga validitas

data dan menguji hasil penelitian

Page 15: TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pemerintahan yang baik, penerapan prinsip yang terkandung

15

kualitatif, digunakan uji validitas

data, triangulasi yang digunakan

dalam penelitian ini mengacu pada

pendapatnya Sugiyono (2011:274)

yaitu :

a. Triangulasi Sumber

Gambar I.2

Triangulasi sumber data

b. Triangulasi Teknik

Gambar I.3

Triangulasi Teknik

Pengumpulan Data

F. Hasil Penelitian

1. Transparansi Pelayanan

Publik di LPSE Propinsi

Kepri

a. Transparansi dalam manajemen

dan penyelenggaraan pelayanan

publik dapat dilihat dari

beberapa sub indikator diatas

sudah terwujud dan sejalan

dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Juliet dan

Paquet, hal ini dapat dilihat dari

sikap manajemen LPSE

Propinsi Kepri yang terbuka

terhadap masukan-masukan dari

pihak diluar LPSE dalam

merencanakan dan

mengusulkan kebijakan kepada

LKPP.

b. Prosedur pelayanan pada

penelitian ini sudah

diinformasikan kepada

masyarakat yang menginginkan

pelayanan LPSE, hal ini sudah

sesuai dengan KEPMENPAN

NOMOR

KEP/26/M.PAN/2/2004, dan

sejalan dengan pendapatnya

Amitai Etzioni bahwa

transparansi menjamin

masyarakat mendapatkan

informasi mengenai prosedur

pelayanan publik.

c. Kesesuaian pelayanan yang

diberikan oleh petugas dengan

jenis pelayanan yang diinginkan

sudah sesuai dengan konsep

transparansi mengenai

persyaratan teknis dan

administrasi didalam

KEPMENPAN NOMOR

KEP/26/M.PAN/2/2004 ,

persyaratan teknis dan

administrasi di LPSE sudah

baku dan pengambilan

keputusannya terpusat di LKPP.

Namun melalui peninjauan

langsung masih ditemui

persyaratan-persyaratan yang

bersifat duplikasi. Hal ini dapat

menjadi rekomendasi untuk

penelitian lainnya.

Page 16: TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pemerintahan yang baik, penerapan prinsip yang terkandung

16

d. Dalam keberlangsungan

pelayanan di LPSE Propinsi

Kepri tidak dikenakan biaya,

hal ini sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yaitu

KEPMENPAN NOMOR

KEP/26/M.PAN/2/2004

mengenai rincian biaya

pelayanan publik. Namun

dalam biaya pelayanan masih

ada pegawai yang menerima

imbalan dalam proses

pelayanan, hal tersebut akan

dibahas lebih dalam pada

akuntabilitas biaya pelayanan

publik didalam penelitian ini.

e. LPSE menginformasikan waktu

operasional pelayanan kepada

masyarakat, hal ini sudah sesuai

dengan KEPMENPAN

NOMOR

KEP/26/M.PAN/2/2004, namun

disisi lain mengenai kecepatan

dan ketepatan waktu

pelaksanaan pelayanan masih

mengalami kendala hal ini

dikarenakan fasilitas internet

yang kurang baik.

f. Keadilan dan sikap sopan dan

ramah dalam memberikan

pelayanan dalam kategori baik

dan sudah sesuai dengan

KEPMENPAN NOMOR

KEP/26/M.PAN/2/2004.

Namun yang masih menjadi

kendala adalah dibidang

kelembagaan dimana kurangnya

SDM membuat banyaknya

pegawai mengalami double job.

g. Lokasi pelayanan di LPSE

cukup nyaman dan aman hal ini

dikarenakan kondisi ruang

pelayanan yang dilengkapi

dengan cctv. Namun, dalam

keamanan sistem kurang baik

hal ini dikarenakan kondisi

kantor yang berpindah-pindah.

h. LPSE belum memperhatikan

pentingnya keberadaan dan

publikasi janji pelayanan

sebagai komitmen LPSE dalam

mewujudkan transparansi pada

pelayanan publik. Hal ini

terlihat bahwa janji pelayanan

belum memenuhi

KEPMENPAN NOMOR

KEP/26/M.PAN/2/2004.

i. Standar pelayanan yang sudah

ada di LPSE sudah baik, namun

belum semua standar pelayanan

terpenuhi, dan belum semua

pegawai memahami standar

pelayanan yang telah

ditetapkan. Hal ini dapat terlihat

bahwa dalam hal standar

pelayanan belum memenuhi

indikator transparansi yang

sesuai dengan KEPMENPAN

NOMOR

KEP/26/M.PAN/2/2004.

j. Untuk memenuhi kebutuhan

informasi masyarakat LPSE

menyiapkan brosur, website dan

juga menyampaikan berbagai

informasi melalui radio. Hal ini

sudah sesuai dengan

KEPMENPAN NOMOR

KEP/26/M.PAN/2/2004 dalam

memenuhi informasi pelayanan.

Page 17: TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pemerintahan yang baik, penerapan prinsip yang terkandung

17

2. Akuntabilitas Pelayanan

Publik Di LPSE Propinsi Kepri

a. Untuk indikator akuntabilitas

kinerja pelayanan publik belum

terwujud dengan baik dan

belum sesuai dengan

KEPMENPAN NOMOR

KEP/26/M.PAN/2/2004 dan

juga belum sejalan dengan

pendapatnya Hardiyanto dan

Mark Bovens bahwa setiap

hasil dari pelayanan publik

harus dapat dipertanggung

jawabkan, serta diberikannya

sanksi tegas pagi aparat yang

melanggar hukum.

b. Akuntabilitas biaya pelayanan

publik sudah terwujud sesuai

dengan KEPMENPAN

NOMOR

KEP/26/M.PAN/2/2004 dan

sejalan dengan pendapatanya

O’Connell. Namun fenomena

lain yaitu pegawai yang masih

menerima uang pemberian dari

masyarakat dikarenakan kurang

diperhatikannya kesejahteraan

pegawai dan pengawasan

pegawai.

c. Akuntabilitas produk pada

pelayanan publik mengikuti

aturan yang ditetapkan oleh

LKPP.

3. Strategi yang dilakukan LPSE

Propinsi Kepri dalam

meningkatkan Transparansi

dan Akuntabilitas Pelayanan

Publik

a. Semua perangkat LPSE

memahami aturan yang dibuat

oleh LKPP,

b. terpenuhinya standarisasi

LPSE sesuai dengan SOP

yang telah ditetapkan,

c. pelaksanaan bimtek dalam

rangka peningkatan kualitas

SDM (Sumber Daya Manusia)

disertai dengan

d. peningkatan manajemen LPSE

di kabupaten/kota, dan yang

terakhir dari segi sistem LPSE

yang harus terus di upgrade

sesuai dengan sistem yang ada

di LKPP dan

e. menjalankan program kerja

LPSE sesuai dengan yang

sudah ditetapkan bersama.

G. Kesimpulan dan Saran

a. Kesimpulan

1. Transparansi dalam pelayanan

publik di LPSE Propinsi Kepri

Belum semua standar pada

indiator transparansi yang

sesuai dengan KEPMENPAN

Nomor 26 Tahun 2004

terpenuhi, beberpa indikator

belum terpenuhi dikarenakan

kendala-kendala yang belum

bisa diatasi oleh LPSE. Namun

untuk indikator yang bersifat

substansial seperti hal nya

prosedur dan keterbukaan

Page 18: TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pemerintahan yang baik, penerapan prinsip yang terkandung

18

informasi sudah dilaksanakan

dengan baik

2. Akuntabilitas Pelayanan Publik

di LPSE Propinsi Kepri

Akuntabilitas di LPSE belum

terwujud dengan baik

sepenuhnya, dalam indikator

akuntabilitas kinerja tingkat

kedisiplinan pegawai masih

kurang hal ini disebabkan oleh

kurangnya pengawasan

LPSE tidak memungut biaya

dalam proses pelayanan publik.

Namun pegawai menerima uang

ucapan terimakasih dari

masyarakat, hal tersebut tidak

diperbolehkan dalam peraturan

di LPSE namun karena

kurangnya pegawasan dan

faktror lain seperti

keterlambatan gaji membuat hal

ini terjadi.

Dalam keabsahan hasil

pelayanan LPSE hanya

melaksanakan sesuai dengan

yang sudah ditetapkan oleh

LKPP setiap Rakor.

3. Strategi yang dilakukan

LPSE Propinsi Kepri dalam

meningkatkan Transparansi

dan Akuntabilitas Pelayanan

Publik

a. Semua perangkat LPSE

memahami aturan yang dibuat

oleh LKPP,

b. terpenuhinya standarisasi

LPSE sesuai dengan SOP

yang telah ditetapkan,

c. pelaksanaan bimtek dalam

rangka peningkatan kualitas

SDM (Sumber Daya Manusia)

disertai dengan

d. peningkatan manajemen LPSE

di kabupaten/kota, dan yang

terakhir dari segi sistem LPSE

yang harus terus di upgrade

sesuai dengan sistem yang ada

di LKPP dan

e. menjalankan program kerja

LPSE sesuai dengan yang

sudah ditetapkan bersama.

b. Saran

Peneliti menawarkan

beberapa saran yang berguna untuk

meningkatkan transparansi dan

akuntabilitas pelayanan publik di

LPSE Propinsi Kepulauan Riau,

yaitu :

a. Mengingat LPSE adalah salah

satu sarana pelayanan publik

berbasis pengadaan barang

dan jasa yang langsung

bersentuhan dengan

masyarakat, maka diharapkan

dapat meningkatkan keahlian

tenaga helpdesk dalam

memahami SOP dan prosedur

untuk melayani masyarakat.

b. Memberikan pelatihan kepada

pegawai tentang SPSE,

mengingat didalam peninjauan

langsung di lapangan tidak

semua pegawai memahami

sistem SPSE.

c. Memberikan Sanksi atas

ketidak disiplinan pegawai

dan ketidak telitian pegawai

Page 19: TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pemerintahan yang baik, penerapan prinsip yang terkandung

19

dalam memeriksa dokumen

penyedia hal ini sangat

memiliki resiko besar

mengingat potensinya dapat

merugikan masyarakat.

d. Adanya kotak saran yang

diperuntukan kepada

masyarakat agar dapat

memberikan kritikan masukan

terhadap penyelenggaraan

pelayanan di LPSE propinsi

Kepri.

e. Meningkatkan fungsi

pengawasan dengan

memperjelas batas fungsi

pegawai dalam tugas

pokoknya di LPSE dengan

cara memperbaiki

kelembagaan.

f. LPSE memiliki gedung

permanen agar keamanan

sistem dapat terpenuhi.

g. Beberapa hal dari setiap

indikator transparansi dan

akuntabilitas pelayanan publik

dapat dijadikan rekomendasi

untuk penelitian selanjutnya.

h. Masyarakat yang

menggunakan layanan LPSE

hendaknya berpartisipasi aktif

dalam pengawasan kinerja

LPSE, menyampaikan keluhan

kepada LPSE agar dapat

mewujudkan transparansi dan

akuntabilitas pelayanan publik

di LPSE propinsi Kepulauan

Riau.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

Dwiyanto, Agus (ed), Mewujudkan

Good Governance Melalui

Pelayanan Publik,

Yogyakarta, Gadjah Mada

University Press. 2005

Herdiansyah, Haris, Metodologi

Penelitian Kualitatif untuk

Ilmu-Ilmu Sosial. Salemba

Humanika. Jakarta. 2014

Kuncoro, Agus. Cara Benar, Mudah,

& Jitu Menang Tender

Pengadaan Barang

Dan Jasa Pemerintah. PT Wahyu

Media. Jakarta. 2011

Lembaga Administrasi Negara, Sistem

Administrasi Negara

Kesatuan Republik

Indonesia. Jakarta, LAN.

2003

Nasucha, Chaizi. Reformasi

Administrasi Negara Teori

dan Praktik. Jakarta.

Gramedia. 2004

Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian

Kualitatif dan Kuantitatif .

Yogyakarta. Graha Ilmu.

2006

Santosa, Pandji. Administrasi Publik

Teori Dan Aplikasi Good

Governance. Bandung.

Refika Aditama. 2009

Sedarmayanti. Good Governance

(Kepemerintahan Yang Baik)

Dalam Rangka Otonomi

Daerah. Bandung. Penerbit

Mandar Maju. 2003

Page 20: TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pemerintahan yang baik, penerapan prinsip yang terkandung

20

Sedarmayanti. Reformasi Administrasi

Publik, Reformasi Birokrasi,

Dan Kepemimpinan Masa

Depan. Bandung, PT Refika

Aditama. 2009

Suaendi, Falih dan Bintoro

Wardiyanto. Revitalisasi

Administrasi Negara

Reformasi Birokrasi Dan E-

Governance. yogyakarta.

Graha ilmu. 2010

Sugiyono, 2011, Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D, Bandung : Alfabeta.

Wursanto, Ignasius, Dasar-Dasar Ilmu

Organisasi. Andi.

Yogyakarta. 2005

DOKUMEN :

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004

Tentang Pemerintahan

Daerah

Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2002 Pembentukan Provinsi

Kepulauan Riau

Instruksi Presiden Republik

Indonesia Nomor 5 Tahun

2004 Tentang Percepatan

Pemberantasan Korupsi

Inpres Nomor 2 Tahun 2014

Pencegahan Dan

Pemberantasan Korupsi

Kepmenpan Nomor 26 tahun 2004.

Juknis Transparansi dan

Akuntabilitas dalam

penyelenggaraan Pelayanan

publik

Perpres Nomor 4 Tahun 2015 tentang

Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah

JURNAL :

Bovens, Mark. 2007. Analysing and

Assessing Accountability: A

Conceptual Framework.

European Law Journal, Vol.

13, No. 4, July 2007, pp.

447–468 .

Cendon, Antonio Bar. (2004)

Accountability and Public

Administration: Concept,

Dimention and Development.

in M. Kelly (ed.), Openness

and Transparency in

Governance: Challenges and

Opportunities (Maastricht:

NISPAcee-EIPA, 2000), pp.

22-61 (ISBN: 80-89013-01-

5). [Internet] Available from:

<http://unpan1.un.org/intrad

oc/groups/public/documents/

nispacee/

unpan006506.pdf>. (19 MEI

2015)

Daroyani Novitaningru, Badzlina.

2014. Akuntabilitas dan

transparansi Pengadaan

Barang dan Jasa Pemerintah

melalui Electronic

Procurement. Jurnal

Kebijakan dan Manajemen

Publik, Volume 2, Nomor 1,

Januari 2014

Etzioni, Amitai. 2010. Is Transparency

the Best Disinfectant?.

Sociology, George

Washington University. The

Journal of Political

Philosophy

Page 21: TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pemerintahan yang baik, penerapan prinsip yang terkandung

21

Karen Heard-Lauréote. 2007. A

Transparency Gap? : The

Case of European

Agricultural Committee

Governance. Public Policy

and Administration 22: 239

University of Portsmouth,

UK

KEARNS, KEVIN P. 1995.

Accountability and

Entrepreneurial Public

Management: The Case of

the Orange County

Investment Fund. Public

Budgeting & Finance / Fall

Pasquier, M. And Villeneuve J-P. 2007.

Organizational barriers to

transparency: a typology and

analysis of organizational

behaviour tending to prevent

or restrict access to

information.

http://ras.sagepub.com/cgi/co

ntent/abstract/73/1/147

Piotrowski, Suzanne J, And Erin L.

Borry. 2010. An Analytic

Framework For Open

Meetings And Transparency.

Public Administration And

Management Volume 15,

Number 1, 138-176

Ryzin, Greg G and Suzanne J.

Piotrowski. 2007. Citizen

Attitudes Toward

Transparency in Local

Government. The American

Review of Public

Administration; 37; 306

Saepudin, Epin. Keterbukaan Informasi

Publik Sebagai Wujud Good

Governance (Kajian Tentang

Implementasi UU KIP dalam

Meningkatkan Partisipasi

Masyarakat). Sekolah

Pascasarjana Universitas

Pendidikan Indonesia

Wahyurudhanto, Albertus. 2002.

Analisis Wacana Tentang

Sikap Media dan

Akuntabilitas Publik.

Program Pascasarjana

Universitas Diponegoro.

Semarang

Yang, Kaifeng. 2012. Further

Understanding

Accountability in Public

Organizations Actionable

Knowledge and the

Structure-Agency Duality.

Administration & Society

2012 44: 255

http://aas.sagepub.com/conte

nt/44/3/255

Yuliany, Leny. 2013. Perancanaan

Pemberdayaan Pejabat

Pengelola Informasi Dan

Dokumentasi Dalam Rangka

Keterbukaan Informasi.

Jurnal Ilmu Administrasi

Publik, Volume 14, Nomor

1, Juni 2013: hlm. 172-179

Internet :

http://lpsekabhss.blogspot.com/2011/1

1/berharap-pada-sistem-pengadaan

secara.html (Diakses pada tanggal 15

Agustus 2015)

http://www.lkpp.go.id/v3/#/page/3

(Diakses pada tanggal 15 Agustus

2015)

http://www.lkpp.go.id/v3/#/page/1246

(Diakses pada tanggal 15 Agustus

2015)

Page 22: TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pemerintahan yang baik, penerapan prinsip yang terkandung

22

http://www.lkpp.go.id/v3/#/profil

(Diakses pada tanggal 15 Agustus

2015)

http://www.lkpp.go.id/v3/#/regulation

(Diakses pada tanggal 15 Agustus

2015)

http://www.lpse.kepriprov.go.id

(Diakses pada tanggal 15 Agustus

2015)