Transmission position makalah

28
POSISI TRANSMISI : Sebuah Konteks A. KONTEKS FILOSOFIS Sebuah filosofi yang empiris di mana posisi transmisi sebenarnya sudah ada sejak zaman Yunani Kuno, tetapi orientasi yang filosofis ini tidak begitu terkenal hingga suatu hari dikemukakan oleh ahli filsafat seperti Francis Bacon dan Jhon Locke. Dan saat ini, posisi transmisi dapat dihubungkan dengan filosofi analitik. 1. Francis Bacon Bacon (1561-1626), seorang ahli filsafat berkebangsaan Inggris berpendapat bahwa berbagai kesulitan filosofi kita berasal dari ajaran agama dan pengambilan keputusan, dan malahan kita perlu kembali ke pemikiran induktif atau penelitian ilmiah, yang mana memungkinkan kita untuk menciptakan teori dengan pengamatan alami: “sebuah metode kebenaran dari filosofi cahaya sebuah lilin, dengan menggunakan sebuah lilin lalu kemudian menunjukan sebuah cara; ketika memulai dengan pengalaman dan melakukannya sebagaimana diperintahkan dan dipahami, tidak sembarangan, dan dari itu lalu mengembangkan aksioma, dan dari menentukan aksioma kembali memerlukan uji coba/pembuktian.” (Dikutip dalam Durant, 1961, hal.133) Dengan pengamatan yang alami, kemudian kita dapat menciptakan sebuah teori. Di dalam pandangan Bacon, penelitian ilmiah seharusnya menjadi metode yang paling utama dalam memperoleh pengetahuan baru. Induksi, yang mana merupakan pusat bagi penelitian ilmiah, tidak hanya sekedar menghitung sederhana; pemikiran induktif harus pula meliputi metode pengelompokan cara untuk menilai kebenaran suatu hipotesis.

Transcript of Transmission position makalah

Page 1: Transmission position makalah

POSISI TRANSMISI :

Sebuah Konteks

A. KONTEKS FILOSOFIS

Sebuah filosofi yang empiris di mana posisi transmisi sebenarnya sudah ada

sejak zaman Yunani Kuno, tetapi orientasi yang filosofis ini tidak begitu terkenal

hingga suatu hari dikemukakan oleh ahli filsafat seperti Francis Bacon dan Jhon

Locke. Dan saat ini, posisi transmisi dapat dihubungkan dengan filosofi analitik.

1. Francis Bacon

Bacon (1561-1626), seorang ahli filsafat berkebangsaan Inggris berpendapat

bahwa berbagai kesulitan filosofi kita berasal dari ajaran agama dan pengambilan

keputusan, dan malahan kita perlu kembali ke pemikiran induktif atau penelitian

ilmiah, yang mana memungkinkan kita untuk menciptakan teori dengan pengamatan

alami: “sebuah metode kebenaran dari filosofi cahaya sebuah lilin, dengan

menggunakan sebuah lilin lalu kemudian menunjukan sebuah cara; ketika memulai

dengan pengalaman dan melakukannya sebagaimana diperintahkan dan dipahami,

tidak sembarangan, dan dari itu lalu mengembangkan aksioma, dan dari menentukan

aksioma kembali memerlukan uji coba/pembuktian.” (Dikutip dalam Durant, 1961,

hal.133)

Dengan pengamatan yang alami, kemudian kita dapat menciptakan sebuah

teori. Di dalam pandangan Bacon, penelitian ilmiah seharusnya menjadi metode yang

paling utama dalam memperoleh pengetahuan baru. Induksi, yang mana merupakan

pusat bagi penelitian ilmiah, tidak hanya sekedar menghitung sederhana; pemikiran

induktif harus pula meliputi metode pengelompokan cara untuk menilai kebenaran

suatu hipotesis.

Page 2: Transmission position makalah

Gagasan Bacon tentang psikologi dan pendidikan mengantisipasi aliran

bihaviorisme. Sebagaimana pendapat Durant (1961), “dalam psikologi Bacon hampir

saja (menjadi) behavioris: dia menuntut suatu studi tentang sebab dan akibat di dalam

tindakan manusia, dan berharap untuk menghapus kata „kesempatan‟ dari kosa kata

ilmu pengetahuan” (hal.122). Pandangan Bacon dalam studi ilmiah tentang manusia

dalam abad ke dua puluh dipenuhi oleh (pandangan) B.F.Skinner dan kaum

bihavioris. Seperti Bacon, Skinner membantah bahwa semua tingkah laku manusia

dapat dipahami dalam kaitannya dengan sebab dan akibat.

2. Jhon Locke

Locke, yang lebih lanjut mengembangkan sebuah pandangan filosofi empiris,

dia dengan konsepsinya menyebutkan bahwa fikiran sebagai tabula rasa (batu tulis

kosong). Dalam pandangan Locke (1889), fikiran pada dasarnya pasif: “di dalam

wadah dari ide-ide sederhana, sebuah pemahaman adalah untuk bagian pasif yang

paling banyak…bagaikan sebuah organ tubuh yang mengelilingi (dan yang)

mempengaruhi bagian tubuh kita yang lain dengan cara berbeda-beda, sebuah fikiran

terpaksa menerima kesan dan tidak bisa menghindari persepsi dari semua ide-ide itu

yang menggabungkan mereka.” (hal.70). Walaupun Locke mengakui kapasitas

manusia untuk merefleksi (cerminan), tidak cukup memadai menggabungkan ini

dengan teorinya bahwa fikiran adalah pasif di dalan caranya menerima sensasi.

Locke (1889) Menerapkan konsep berfikirnya sebagai tabula rasa untuk

mengajar dan belajar dalam „Beberapa Pemikiran Mengenai Pendidikan‟, dimana

dikatakannya bahwa yang muncul pertama kali adalah sensasi; kemudian diikuti oleh

ide-ide yang masuk ke dalam fikiran; ide-ide membangkitkan tindakan; tindakan

mengarah ke kebiasaan; kebiasaan membentuk karakter seseorang. Dengan kata lain,

pendidikan sebenarnya merupakan proses tentang formasi kebiasaan.

Tetapi ingatlah, anak-anak tidak harus selalu diajarkan dengan peraturan yang mana

akan selalu mereka ingat. Apa yang anda fikir penting bagi mereka untuk dilakukan,

mengatasi mereka dengan perlakuan yang sangat diperlukan setiap kali ada

kesempatan, dan jika mungkin, membuat peluang. Ini akan mengakibatkan kebiasaan

Page 3: Transmission position makalah

pada mereka, yang tidak bisa dipungkiri, yang dengan mudah dan alami berproses di

dalam diri mereka sendiri, tanpa bantuan ingatan. Tetapi di sini akan saya berikan dua

perhatian.

1. Salah satunya adalah, bahwa anda yang membawa mereka untuk

menerapkan apa yang anda kembangkan dalam suatu kebiasaan pada mereka, dengan

bahasa yang baik, dan peringatan yang lembut, melainkan seperti mengingatkan

mereka dari apa yang mereka lupakan, dari pada dengan teguran kasar dan mencerca,

seolah-olah mereka dengan sengaja bersalah.

2. Hal lain yang perlu anda diperhatikan, adalah, tidak mencoba untuk

mengatasi terlalu banyak kebiasaan dengan cara singkat, lakukan dengan variasi anda

mengacaukan mereka, dan tidak terlalu sempurna. Ketika custome telah membuatnya

jadi lebih mudah dan alami pada mereka, dan mereka menerapkannya tanpa cerminan,

anda boleh melanjutkannya ke yang lain. (hal.39)

Pandangan Locke tentang pendidikan sebagai formasi kebiasaan adalah sama

persis dengan cara pandang atomistik yang di dalamnya dia melihat formasi kebiasaan

sebagai sebuah peletakan secara bersamaan dari komponen-komponen kecil tingkah

laku.

Pernyataannya, bahwa untuk mengembangkan kebiasaan di dalam (diri) para

siswa seorang guru harus memusatkan pada pengulangan dan latihan, mengantisipasi

psikologi pendidikan Thorndike (yang menekankan prinsip latihan berulang dan

konsep berguna dan tidak berguna).

3. Filosofi Analitik / Atomisme Logis

Saat ini, orientasi aliran empirisme dapat ditemukan di dalam filosofi analitik,

suatu pergerakan filosofis yang , dalam format yang berbeda, disebut juga „atomisme

logis, positifisme logis, dan teori pengalaman ilmiah‟. seorang cendekiawan telah

meringkas inti dari filosofi analitik sebagai “semacam analisa pilosofis yang berproses

dengan sedikit demi sedikit penguraian tentang segala hal pokok ke dalam kelogisan

komponen-komponen terakhir”. (Barrett, 1979, hal.36)

Page 4: Transmission position makalah

Ludwig Wittgeistein (1921/1961) yang memainkan suatu peran rumit di dalam

pengembangan pilosofi analitik. Beliau melihat bahwa alam semesta dibuat dari fakta

terisolasi, atau atom, yang bisa atau tidak bisa dihubungkan satu sama lain; yang tidak

terikat mata rantai atau ikatan (pertalian) apapun diantara mereka. Ia sampai pada akar

teori pengalaman dan cara pandang yang atomistik ketika ia menyatakan bahwa

“masing-masing item (yang manapun) dapat menjadi kasus atau bukan kasus, selagi

segalanya masih sama”. (hal.7)

Filosofi analitik fokus pada bahasa, yang mencoba membaginya ke dalam

komponen-komponen kecil, sehingga verifikasi dan kejelasan dapat dicapai. Daya

dorong untuk mengurai ke dalam atom bahasa dan, akhirnya, kenyataan adalah

terletak di pusat kedua paradigma yang atomistik dan posisi transmisi. Di (dalam)

pandangan Wittgenstein, permasalahan yang filosofis yang muncul ketika " bahasa

kita telah mati suri" dapat dibersihkan dan bahasa yang tepat. Dengan kata lain,

kebingungan di (dalam) tulisan filosofis tradisional telah sering muncul sebagai hasil

kekacauan bahasa yang fungsional tetapi itu dapat diatasi dengan penelitian bahasa.

Barret, seorang (ahli) yang telah menganalisa pekerjaan awal Wittgenstein'S,

menunjukkan bagaimana ia terikat pada pemikiran Bertrand Russell dan Alfred North

Whitehead, terutama sekali konsep Russell tentang atomisme logis. Anggapan

Bertrand Russell ini tidak hanya pada bahasa, tetapi sebuah kenyataan itu sendiri,

yang terdiri atas " atom logis"; komponen-komponen dalam pecahan bahasa "sebuah

atom yang logis yang menata dunia" ( 1979, hal.39)

Sebab itu, sejalan dengan teori gambaran bahasa kita, dunia akhirnya harus terdiri dari

fakta atomis yang sesuai dengan pernyataan yang atomis yang dengan diakhiri analisa

logis. Dan berbagai pengelompokan tentang fakta (yang) atomis ini membentuk fakta

yang kompleks yang mendasari pengalaman kita. Kita tiba-tiba menemui sebuah

doktrin yang sangat penuh (yang) ditumbuhi bulu dari Atomisme Logis. ( Barrett,

1979, hal.39)

Suatu pendapat yang mendasar di dalam filosofi analitik bahwa itu

meninggalkan pertanyaan metafisis dan yang pendukung ilmu pengetahuan. Dalam

pendapat Wittgeinstein, " Tentang dimana tidak seorangpun bisa berbicara, (maka)

Page 5: Transmission position makalah

satu orang harus diam" (1921). Di (dalam) filosofi empiris, pandangan dunia

seseorang bukanlah suatu pertanyaan pilihan, atau spekulasi, atau rasa pribadi. Satu-

Satunya jawaban yang akurat adalah pertanyaan, " Apakah kenyataan (itu)?"

diperoleh dari menerapkan metode latihan dari pertanyaan filosofis terakhir ini.

Kaplan (1961) menawarkan suatu uraian dari sudut pandang ini:

Secara tradisional, filosofi memperkenalkan sejumlah penampilan tentang pandangan-

pandangan dunia, masing-masing melengkapi dengan sendirinya, dan mustahil untuk

menilai dalam kaitan dengan beberapa filosofi lain tanpa mengharap pertanyaan

mendasar. Diantaranya adalah Platonist atau Aristotelian, Spinozist atau Thomist,

Kantian Atau Cartesian, dan lain-lain. Dan pilihan di antara sistem yang besar nampak

seperti sebuah perangai atau rasa; tidak heran kontroversi tentyang hal ini masih terus

berlanjut … Saat ini, menurut para ahli filsafat analitik, telah tiba waktunya untuk

mengakhiri perdebatan tanpa makna seperti itu. Ketika suatu disertasi filosofis

dirumuskan di (dalam) bahasa yang tepat, tidak ada ruang lebih untuk mendebatkan

hal-hal yang dapat diselesaikan dengan cara apapun, dan seterusnya. Filosofi bisa

mendapat kemajuan hanya jika para ahli filsafat lebih suka meyakini sebuah

kesalahan mutlak dibanding kebenaran yang samar-samar. (hal.59)

Di dalam pandangan penganut aliran empirisme, usaha untuk berteori

(menyatukan) seharusnya tidak dilakukan sampai pada unsur-unsur dasar dari

masalah yang telah dikenali dan dianalisa. Filosofi perlu menggunakan metode ilmiah

sebagai model untuk memecahkan permasalahan yang spesifik pada suatu basis yang

sedikit demi sedikit; sampai pada analisa-analisa kecil seperti (itu), (sehingga)

keuntungan kumulatif dapat dibuat. Usaha pertama filosofi analitik untuk

mengidentifikasi pertanyaan yang merupakan penyelidikan berharga. Ketika

pertanyaan yang sesuai telah dipahami, ilmu pengetahuan diperlukan untuk

mengkonfirmasikan apakah sebuah pernyataan itu adalah salah atau benar. Basis

untuk mengidentifikasi pertanyaan [yang] sesuai di (dalam) filosofi analitis disebut

"teori pembuktian tentang maksud/arti" (penggunaan metoda tentang pernyataan

pembuktian ini pada suatu basis empiris di (dalam) alasan yang filosofi analitis telah

pula dinamakan teori pengalaman ilmiah).

Page 6: Transmission position makalah

Para ahli filsafat analitik membantah bahwa dalil metafisis di (dalam) filosofi

tradisional adalah omong kosong sebab tidak bisa dibuktikan/diuji:

Pada filosofi analitik pertanyaan yang muncul di (dalam) metafisika tradisional adalah

tidak dapat disangkal sebab mereka bukanlah pertanyaan yang sebenarnya.

Argumentasi filosofis telah (menjadi) tak berkesudahan sebab pada prinsipnya tidak

ada cara untuk menetapkan yang satu itu benar dan yang lain salah… yang paling

penting, dari sudut pandang filosofi analitik, adalah pertanyaan-pertanyaan metafisis

yang tidak dapat disangkal karena perumusan mereka, dan bukan oleh karena

pembatasan dugaan apapun yang menyangkut pikiran manusia. ( Kaplan, 1961,

hal.66-67)

Dalam formatnya yang paling radikal, teori pengalaman memandang pada

prinsip physicalism (fisikalisme), di mana ilmu pengetahuan dapat dikerjakan lagi di

dalam bahasa ilmu fisika. Dari sudut pandang ini, psikologi dikurangi menjadi

pengamatan atas perilaku fisik. Physicalism menjadi mata rantai antara sebuah

filosofis dan konsep yang psikologis di dalam posisi transmisi.

Para ahli filsafat analitik memandang diri sebagai tidak lebih daripada suatu

koleksi mental negara bagian:

Secara skematis, kita boleh katakan bahwa (diri) kita sendiri menjadi satuan dari

semua dan hanya mental negara bagian yang ingat atau diingat oleh pemberian

negara-dengan menentukan suatu penafsiran yang menyangkut hubungan antar

ingatan. Saya dibenarkan dengan mengatakan bahwa pengalaman tertentu adalah

salah satu milik saya dan tidak ada satupun kepunyaanmu, sebab saya mengingatnya

dan kamu hanya mengetahui tentangnya secara tidak langsung; dan bahwa "Saya"

mengingat ini dengan pengecualian terkait suatu cara membedakan pada sebuah

pengalaman-yaitu adalah, kepada seseorang yang saya sukai, tetapi dengan tidak

mengurangi, menyampaikan dengan mengacu padanya seperti pengalaman sekarang

ini berada didepan anda. Pada terminologi ini, kemungkinan menghadirkan dirinya

sendiri dalam membangun keseluruhan dunia keluar dari material pengalaman saya. (

Kaplan, 1961, hal.85)

Page 7: Transmission position makalah

Para ahli filsafat analitik mempertentangkan bahwa manusia itu dihubungkan hanya

melalui penggunaan bahasa yang masuk akal. Mereka mengurangi penggunaan

pengalaman manusia (dengan cara yang sama untuk mengurangi dalil filosofis

mereka) yang dapat dibuktikan secara logika. Kembali kita diingatkan dengan dua

pernyataan Wittgenstein: "fakta apapun dapat menjadi kasus atau bukan kasus, dan

segala hal lain yang menyisakan hal yang sama" dan "dimana tidak seorangpun dapat

berbicara, oleh karena itu satu (orang) harus diam."

Di dalam filosofi analitik, tidak ada hubungan antara filosofi dan nilai-nilai

pribadi seseorang. Di (dalam) Kaplan ( 1961) kata-kata, " Apa yang oleh ahli filsafat

analitik identifikasi sebagai filosofi bukanlah sesuatu yang ia hidup dengannya, tetapi

murni suatu penelaahan intelektual, seperti studi ilmu fisika atau matematika yang

mana itu menjadi suatu hubungan yang sangat dekat" ( hal.88).

Karena dunia memandang para ahli filsafat analitik yang terdiri dari segmen

terisolasi yang dapat atau tidak dapat dihubungkan satu dengan yang lain, ahli filsafat

ini memusatkan pada ilmu pengetahuan, pengamatan, kesimpulan, kejelasan, dan

ketepatan; seni, kecantikan, etika, dan kerohanian adalah dunia yang tidak bertalian

dan terpisah. Pemisahan antara gaya pikiran intuitif dan masuk akal, tentu saja,

tidaklah terbatas pada filosofi analitik; hal ini cenderung mendominasi kebanyakan

dari para akademis dan telah menyebar ke seluruh bagian psikologi dan filosofi

pendidikan sepanjang abad ini, sedangkan yang sekarang berbeda, seperti

eksistensialisme dan psikologi humanistik, sudah terbiasa terisolasi dari tendensi yang

akademis itu. Singkatnya, filosofi analitik telah menguatkan pembagian terpisah itu

dari jantung (dalam) kultur kita.

Dikotomi yang sama ini adalah nyata sekarang ini kembali pada dasar

pergerakan-sebuah pendekatan kurikulum yang menerangkan dengan contoh posisi

transmisi. Pergerakan ini menganjurkan mengembalikan kurikulum ke unsur-unsur

dasar ( e.g., trhee Rs), yang masing-masing diajarkan secara terpisah. Tentu saja, ada

perbedaan pemikiran di dalam pergerakan kembali-ke-dasar, tetapi biasanya konsisten

dengan posisi transmisi di dalam pembagian kurikulum ke dalam segmen kecil yang

tidak bertalian dan terputus dari keefektifan dan dimensi kehidupan rohani.

Page 8: Transmission position makalah

B. KONTEKS PSIKOLOGIS

Dalam bidang psikologi, akar dari posisi transmisi dapat ditemukan dalam karya

Thorndike dan baru-baru ini dalam karya B.F. Skinner, dari keduanya itu

dikembangkan suatu orientasi tingkah laku untuk pelajaran.

1. Edward L. Thorndike

Uraian Thorndike, tentang kecerdasan binatang (1911), mencerminkan pengaruh dari

penelitiannya tentang binatang atas pandangannya terhadap sifat dasar manusia.

Thorndike melukiskan tingkah laku manusia dalam kaitan dengan stimulus dan

Respon (S -> R). sebuah situasi (S) yang merangsang sistem kegelisahan, yang mana

pada gilirannya mencetuskan tanggapan kelenjar atau otot tertentu (R): "Kecerdasan

manusia, ketrampilan dan karakter menjadi penggabungan dari kecenderungan ini

untuk tanggap terhadap unsur-unsur dari keadaan. Ada banyak situasi berbeda-

hubungan tanggapan yang menata penggabungan ini, di dalam pendidikan orang

dewasa, berpacu menuju tak terhingga"(Thorndike, 1913, vol.2,hal.4)

Thorndike (1911) menyebutkan bahwa yang menjembatani antara stimulus

dan respon ("syaraf-syaraf” sensorik dan motorik) adalah synapses dalam

otak,"dimana sebuah gangguan, atau arus neural, timbul di dalam pelaksanaan

terdahulu dari yang terdahulu kepada yang belakangan dibanding beberapa tempat

lainnya. Kekuatan atau kelemahan dari hubungan ini adalah kondisi synapses"

(hal.246-247). Ia juga menyangkal bahwa orang yang sejak lahir mempunyai

kecenderungan tertentu yang dipandang sebagai akibat oleh adanya hubungan

bawaan sejak lahir antara stimulus dan respon:

Suatu hubungan mendasar antara situasi dan tanggapan dalam tingkah laku manusia

yang menjadi dasar fisiologisnya adalah suatu kesenangan kepemimpinan dimana

tindakan fisiologis dibangun dalam neurones ke arah alur akhir tertentu dibanding

ke arah lainnya. Pengaturan sebenarnya dari syaraf-syaraf… yang menjadi faktor

penentu yang utama dari apa yang di tanggapi dari pergerakan dan sensasi adalah

situasi yang diberikan akan muncull. ( Thorndike, 1913, hal. 221)

Page 9: Transmission position makalah

Walaupun Thorndike ( 1913) memandang manusia sebagai mahluk yang sangat pasif

mudah bereaksi terhadap situasi (stimuli), ia mengakui adanya berbagai tanggapan

yang tidak seragam dalam semua situasi:

Masa awal kanak-kanak dan di antara yang lemah berfikir…pada situasi yang lemah

akan memungkinkan untuk sama-sama bertindak. Beberapa dari unsur-unsurnya akan

menghasilkan hanya tanggapan pengabaian; orang lain akan menjadi terikat pada

suatu kesadaran yang lemah di antara mereka; lain dengan menghubungkan dengan

beberapa tanggapan enerjik sebuah pemikiran, tindakan atau perasaan, dan akan

menjadi gambaran yang positif pada masa depan manusia.(hal.27)

Bagaimanapun, dalam analisa terakhir, Thorndike mengurangi pelajaran pada suatu

mekanisme fisiologis. Menurut Thorndike (1912), "Sebuah pendidikan dasar yang

fisiologis memodifikasi synapses di antara syaraf-syaraf" (hal.64). Pendidikan, bagi

Thorndike, adalah di atas semuanya itu sesuatu yang memudahkan hubungan antara

"jaringan syaraf."

Thorndike mengembangkan sejumlah hukum berdasar pada pandangan belajar

fisiologis. Salah satunya, hukum berguna dan tidak berguna, pernyataan bahwa

hubungan antara "jaringan syaraf" ditingkatkan melalui latihan dan tidak mengurangi

makna di saat tidak menggunakannya lagi. Dengan demikian, pengulangan adalah

penting dalam belajar. Prinsip Thorndike yang lain adalah hukum akibat, yang

mengantisipasi hukum penguatan Skinner "Ketika modifikasi koneksi antara situasi

(stimulus) dan respon terjadi dan suatu tanggapan dibuat dan diikuti oleh suatu

kondisi yang memuaskan, kekuatan koneksi ditingkatkan: ketika dibuat secara

bersamaan atau diikuti oleh suatu kondisi yang mengganggu: kekuatan nya

dikurangi"(1913, jilid 2, hal.4)

Pemecahan masalah, bagi Thorndike, melibatkan percobaan dan kesalahan:

"Seseorang pada umumnya bertujuan memecahkan suatu teka-teki mekanik yang

mungkin mendapatkan penyelesaian, atau beberapa bagiannya, selama masa yang

belum pasti, boleh menggunakannya lebih cepat dalam percobaan yang berikutnya,

Page 10: Transmission position makalah

dan dengan demikian maju ke pelajaran berikutnya-dengan sedikit bantuan dari

gagasan tentang teka-teki atau tentang pergerakannya" ( 1913, hal. 131).

Tidak sama dengan mereka yang berada pada posisi transaksi, yang terdiri atas

pemecahan masalah yang ditandai oleh penilaian alternative yang masuk akal,

Thorndike (dalam teori pendidikan siapa jatuh tanpa sengaja ke dalam orientasi

transmisi) melihat pemecahan masalah sebagai sebuah proses meraba-raba oleh

orang-orang, sebab mereka adalah pasif secara alami, yang dapat memecahkan

permasalahan hanya sampai pada tahap mencoba-coba.

Thorndike (1916) membantah bahwa " pengajaran adalah sebuah pengaturan

situasi yang akan mengarah pada ikatan diinginkan dan memuaskan mereka"

(hal.174). Definisi ini serupa dengan Skinner (1968) definisi pengajaran yaitu sebagai

"pengaturan ketidak tentuan pada siswa belajar" (hal. 64). Dalam Thorndike (1916)

pandangan, kemudian, guru adalah penentu aktif dari lingkungan belajar dan para

siswa adalah penerima yang pasif.

Penggunaan terminologi psikologis, sebuah seni pengajaran menggambarkan sebagai

seni memberi dan menolak stimuli dengan hasil dari memproduksi atau mencegah

tanggapan tertentu... . Tujuan dari guru adalah untuk menghasilkan yang diinginkan

dan mencegah perubahan yang tidak diinginkan pada manusia dengan memproduksi

dan mencegah tanggapan tertentu. (hal. 60-61)

Sekalipun orang setuju bahwa tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan

tanggapan yang diinginkan siswa, masih sangat perlu untuk menentukan ukuran apa

yang harus digunakan dalam memilih tanggapan yang sesuai.

2. Franklin Bobbitt

Bobbitt, yang pemikirannya dipengaruhi oleh Thorndike, menanggapi pertanyaan ini

dengan pengusulan satu set ukuran-ukuran berdasar pada asumsi bahwa tujuan

pendidikan akan menyiapkan para siswa untuk mendapat kedewasaan bagi hidup

mereka; secara terperinci, pendidikan, dalam pendapatnya, diperlukan persiapan para

Page 11: Transmission position makalah

siswa "untuk aktivitas segala macam tatanan dimana, atau hendaknya menata, dengan

baik kedewasaan hidup" (Bobbitt, 1924,hal. 7). Lagi pula, menurut Bobbitt,

pendidikan, mestinya tidak meliputi aktivitas manapun yang tidak secara rinci

diharapkan untuk melakukan seperti yang diminta. Pemilihan dari aktivitas bidang

pendidikan harus didasarkan pada pengetahuan "hal-hal di mana para siswa perlu

dilatih" (1924,hal.8). Begitu juga dalam memilih ukuran-ukuran untuk program

bidang pendidikan, "tugas yang pertama akan menemukan aktifitas dimana

hendaknya menata kehidupan pria dan wanita; dan bersama dengan ini, kemampuan

dan kualitas seseorang yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian. Inilah yang

menjadi sasaran hasil bidang pendidikan" (1924, hal.8).

Bobbitt (1924) mengenali sejumlah aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-

hari. Pendapatnya mencerminkan pekerjaan Thorndike dalam sebuah ”buku kamus

guru ( 1921), yang terdiri dari 30,000 kata-kata yang dikembangkan dari hitungan

seringnya kata-kata tertentu nampak dalam majalah, surat kabar, dan media lainnya;

kata-kata ini diatur sedemikian sehingga para guru bisa mengidentifikasi keseringan

penggunaannya. Bobbitt ( 1942) membagi daftar aktifitas hariannya ke dalam 10

kategori:

1. Aktivitas berbahasa; komunikasi satu dengan lain secara sosial.

2. Aktivitas kesehatan

3. Aktivitas kewarganegaraan.

4. Aktivitas sosial umum-bertemu dan berbaur dengan orang lain.

5. Aktivitas waktu senggang, hiburan, rekreasi.

6. Pemeliharaan diri seseorang secara mental sejalan dengan aktivitas kesehatan

tentang pemeliharaan diri seseorang secara fisik.

7. Aktivitas religius.

8. Aktivitas berkenaan dengan orangtua, pengasuhan anak-anak, pemeliharaan

hidup rumah tangga.

9. Aktivitas praktis bukan kejuruan atau tidak khusus

10. Tenaga kerja panggilan.

Page 12: Transmission position makalah

Menurut Bobbitt (1924), aktivitas ini harus dipecah ke dalam sasaran khusus.

Sasaran hasil yang tidak dianalisa umumnya diharapkan untuk dihindari. Karena

sepuluh divisi manusia yang utama adalah tindakan, ada kemungkinan untuk

menyatakan kesepuluhnya sesuai kemampuan. Dimana akan sangat umum seperti

menjadi pekerjaan yang sia-sia untuk membuat sebuah kurikulum. "kemampuan

untuk mempedulikan kesehatan seseorang," sebagai contoh, terlalu umum untuk

menjadi bermanfaat. Maka harus dikurangi menjadi kekhususan: kemampuan untuk

mengatur ventilasi dari ruang tidur seseorang, kemampuan perlindungan diri

seseorang melawan microorganisme, kemampuan untuk merawat gigi, dan lain-lain.

Bobbbitt yang dipengaruhi oleh Thorndike tidak hanya dalam kepercayaannya

bahwa sekolah harus fokus pada menghasilkan tanggapan yang diinginkan, tetapi juga

dalam dalilnya bahwa tanggapan diperkuat melalui apa yang digunakan. Menurut

Bobbitt (1924), ”mengasah yang kita inginkan terhadap ilmu pengetahuan atau akal

sehat, prinsip dominan dari metoda bidang pendidikan menjadi nampak seperti ini:

Pemikiran tumbuh karena adanya latihan"

Thorndike secara langsung menanggapi gagasan Bobbitt tentang kurikulum.

Pendapat Bobbitt's dalam hal ini adalah contoh yang baik untuk bagaimana posisi

transmisi dinyatakan dalam kurikulum. Konsepsi kurikulum ini mencerminkan

konteks sosial; dengan kata lain, kurikulum sekolah adalah suatu cermin masyarakat.

Disana hanya ada sedikit peluang bagi rencana Bobbitt untuk menganalisis kritis

masyarakat atau untuk sekolah untuk mempromosikan pertukaran sosial. Suatu

keadaan yang tetap pada suatu saat tertentu dapat diterima.

3. B.F Skinner

Skinner dikenal baik dalam teorinya lakon pengaruh keadaan, yang menjelaskan

bahwa perilaku dapat dikendalikan oleh situasi:" Jika kejadian dari suatu operant

Page 13: Transmission position makalah

(suatu perilaku yang dapat dikendalikan melalui penguatan) diikuti oleh suatu

presentasi penguatan stimulus, kekuatan meningkat"(Skinner, 1968,hal.4).

Walaupun ia tidak mempertimbangkan dirinya sendiri sebagai psikolog bidang

pendidikan, Skinner telah menulis secara ekstensif tentang pendidikan. Dalam In The

Technology of Teaching (1968), ia menyatakan bahwa "peningkatan terbaru dalam

kondisi-kondisi perilaku dalam bidang pelajaran menjadi dua macam

prinsip"(1968,hal.10), kedua-duanya diakibatkan oleh pengenalan dan aplikasi dari

pengaruh hukum akibat. Pertama, kita dapat menggunakan hukum ini untuk

membentuk " perilaku dari suatu organisme kapanpun diperlukan"(1968,hal.10); dan,

kedua , kita dapat menggunakannya untuk memelihara perilaku dalam setiap keadaan

dari kekuatan untuk periode waktu yang lama (1968,hal.10). Skinner mengacu kepada

penggunaan penguatan, yang mana merupakan pusat komponen dalam teorinya

operant pengaruh keadaan. Pendidikan, dalam pandangan Skinner, adalah sesuatu

tentang memilih dan menggunakan teknik penguatan; pengajaran adalah "Suatu

pengaturan ketidaktentuan penguatan oleh para siswa belajar "(1968, hal.64). Dengan

pengaturan penguatan dengan cara khusus, guru dapat meningkatkan perilaku tertentu

yang diinginkan. Skinner membedakan antara penguatan negatif dan penguatan

positif. Penguatan positif, ketika ditambahkan ke sebuah situasi, akan meningkatkan

perilaku yang diinginkan, sedangkan, penguatan negatif sebaliknya; mereka

meningkatkan frekuensi perilaku ketika mereka dipindahkan.

Hukuman yang dilibatkan dalam mempresentasikan penguatan negatif atau

memindahkan penguatan positif. Skinner tidak menyukai hukuman. Walaupun

mungkin nampak sukses pada mulanya, akibatnya tidaklah permanen dan perilaku

yang yang tidak diinginkan dapat terjadi kembali. Sebagai tambahan, efek samping

hukuman yang emosional adalah hal negatif dan dapat menghasilkan perilaku yang

kedua-duanya tak dapat dipercaya dan tak dapat diramalkan:" Menggantikan kelakuan

buruk dengan tangisan atau kemarahan jarang menjadi sebuah penyelesaian yang baik

"(Skinner, mengutip dalam Hill, 1971,hal.69). Secara umum, Skinner mendukung

penggunaan penguatan positif. Didalam pendapatnya, pendidikan aversive, yang

mana bersandar pada hal penguatan negatif, mengarah pada ”penderita atau penyakit

saraf" perilaku.

Page 14: Transmission position makalah

Skinner menyarankan bahwa penguatan secara alami yang terjadi di dalam

lingkungan adalah terlalu lambat membawa perubahan. Adalah pendapatnya bahwa

jika guru bersandar pada lingkungan untuk penguatan, dia benar-benar meninggalkan

perannya sebagai seorang guru. Sebagai gantinya, guru harus campur tangan untuk

menggerakkan lingkungan tersebut. Satu teknik Skinner (1968) yaitu

merekomendasikan program belajar.

Instruksi yang diprogramkan terutama pada suatu perencanaan untuk pembuatan suatu

penggunaan efektif dari penguat, tidak hanya membentuk semacam perilaku yang

baru tetapi juga dalam hal pemeliharaan kekuatan perilaku. Suatu program tidak

menetapkan jenis penguatan tertentu (siswa boleh bekerja di bawah pengendalian

aversive atau untuk uang, makanan, prestise, atau cinta), tetapi itu dirancang untuk

membuat lemah penguat atau ukuran yang kecil dari yang kuat dan efektif.

Skinner menyarankan bahwa siswa yang memulai suatu tugas pelajaran akan

diberi hadiah dengan seketika. Sebagai contoh, langkah-langkah dalam program

pelajaran harus sedikit untuk memperkecil kesulitan. Secepatnya, bagaimanapun,

siswa telah diperkuat dengan hadiah. Sebagai contoh, jika seorang siswa telah

mendapat penguatan dengan sebuah coklat, dia dapat menjadi bosan dan tidak akan

berpengaruh lagi. Ketika ini terjadi, perbandingan penguatan mungkin telah menjadi

penegasan. Teknik ini, dikenal sebagai penguatan sebentar-sebentar, bekerja atas

prinsip bahwa jika penguatan diatur hanya kadang kala, sebuah keinginan perilaku

yang diinginkan dapat dijaga oleh sejumlah kecil penguat. Dengan kata lain,

penguatan sebentar-sebentar adalah suatu teknik yang mana guru mencoba untuk

meningkatkan banyaknya tanggapan setiap penguatan tanpa kehilangan ketertarikan

siswa dalam beraktivitas.

Skinner membedakan antara dua jenis penguatan yaitu: penguatan interval dan

penguatan perbandingan. Di (dalam) penguatan perbandingan, penguat memberi

sejumlah tanggapan tertentu, sedangkan penguatan interval adalah suatu aturan pada

interval waktu tertentu. Riset menyatakan bahwa penguatan perbandingan lebih

efektif dibanding penguatan interval, yang nampak logis sebab penguatan

perbandingan dihubungkan dengan bagaimana individu sedang menjawab sedangkan

penguatan interval tidak.

Page 15: Transmission position makalah

Walaupun di program dengan baik penguat yang dirancang perlu menjaga agar

siswa tetap sibuk bekerja, Skinner mengakui bahwa sukar untuk merancang jadwal

penguat yang efektif untuk berhubungan dengan berbagai ketrampilan/keahlian.

Sebagai contoh, membaca sebuah buku yang hebat adalah sesuatu yang pada

umumnya terjadi sebagai hasil kejanggalan jadwal penguatan yang sulit untuk di

contoh. Keheningan, Skinner (1968) mengusulkan bahwa seniman yang hebat itu

adalah di dalam sebagian besar produk dari variable-jadwal perbandingan:

orang yang didedikasikan itu adalah yang dikenang sepanjang waktu yang lama tanpa

penguatan. Ia melakukannya sebab, yang manapun yang ditangani guru baik itu yang

mahir atau secara kebetulan, ia telah dikenal ke sesuatu secara berangsur-angsur

memperpanjang jadwal variable-ratio. Pada mulanya, apa yang ia "penuhi" dengan

cepat, tetapi ia kemudian berjalan terus sedikit demi sedikit diperkuat. Barangkali itu

terlalu dini untuk di bandingkan dengan Faraday, Mozart, Rembrandt, atau Tolstoy

dengan seekor merpati yang mematuk suatu kunci atau dengan seorang penjudi

mengenai penyakit, tetapi jadwal variable-ratio meskipun demikian menarik perhatian

menyangkut riwayat hidup ilmuwan, penggubah, seniman, dan para penulis.

Bahkan argumentasi Skinner tentang seniman nampak membekas, aplikasi

operant pengaruh keadaan pada berbagai program spesial pendidikan telah (menjadi)

efektif. Sebagai contoh, Skinner menguraikan suatu situasi di mana perilaku seorang

anak laki-laki [yang] dilahirkan buta dengan katarak menjadi tak terkendali. Setelah

suatu operasi yang memindahkan katarak, ia menolak untuk memakai kacamata,

sungguhpun penolakannya dengan maksud bahwa akan segera menjadi buta untuk

selamanya. Kemarahannya yang tak dapat dikendalikan dan ia mengakui bahwa itu

sebagai suatu hasil diagnosa dari rumah sakit jiwa khusus untuk anak." Dalam hal ini,

dua prinsip operant mempengaruhi keadaan yang digunakan. Dahulu, perangai

temperamen walau bagaimanapun tidak diredakan oleh pemberi penghargaannya.

kedua, suatu program penguatan digunakan untuk membentuk perilaku yang

diinginkan dalam memakai kacamata. Pada mulanya, memakai bingkai sendiri, tanpa

memasukkan lensa, memperkuat dengan makanan. Setelah anak laki-laki menerima

bingkai, lensa dimasukkan pada mereka. Secepatnya, ia dikondisikan untuk memakai

kacamata selama 12 jam setiap hari.

Page 16: Transmission position makalah

Skinner mengembangkan sejumlah teknik untuk menerapkan program

pelajaran. Salah satunya, siswa diberi suatu urutan pertanyaan yang berasal dari yang

paling sederhana kepada yang lebih sulit, dan diperkuat jika setiap jawaban yang

diberikan benar. Program lain yang dikembangkan oleh Skinner memusatkan pada

diskriminasi- kemampuan untuk menceritakan perbedaan antara warna, bentuk, pola

teladan, bunyi; serasi, tempo dan semacamnya. Program seperti itu, di rancang untuk

digunakan di (dalam) alat pengajaran, instruksikan sebelum masuk sekolah anak-anak

di (dalam) mempertemukan bentuk, warna, dan lain lain program yang lain untuk

pengajaran diskriminasi didasarkan pada operant pengaruh keadaan. Program jenis ini

sudah digunakan sejak 40 tahun yang lalu; yang dikatakan mempunyai suatu kapasitas

otak sesuai usia 18 bulan. Penggunaan coklat sebagai penguat, pokok materi diajar

untuk membeda-bedakan antara perbedaan jenis bentuk (lingkaran, elips

(penghilangan kata)) dan juga untuk menggunakan pensil yang sewajarnya di (dalam)

jiplakan surat.

Walaupun yang diprogramkan pelajaran pasti mempunyai beberapa dampak

pada praktek bidang pendidikan, alat pengajar menurut Skinner yang digunakannya

tidak pernah mengalami kemajuan. Prinsip dari alat pengajar adalah bahwa suatu

program di atur di dalam mesin dan siswa memutar suatu tombol yang biasanya,

mesin pengajaran telah dikenalkan oleh sekolah bersama dengan buku teks dasar.

Permasalahannya adalah bahwa alat tak peduli apakah mereka mempunyai tujuan

yang mulia, pada akhirnya, hanya menunjukkan luncuran tua seseorang,

menggunakan remote dari milik murid, dan ketiadaan kecerdasan dasar dengan cepat

diarahkan. Untuk mempersulit persoalan mereka hampir selalu tak dapat dipercaya,

menjadi komponen yang peka seperti (itu) sebagai alat perekam dan proyektor slide,

dan lagi pula tidak murah.( Evans, 1979, p. 117)

Kembali kepada pertanyaan bagaimana teori pendidikan Skinner dinyatakan di

(dalam) posisi transmisi, itu telah jelas bahwa psikologi Skinner atomistic: teknik

pelajaran yang diprogramkannya terbagi ke dalam bagian-bagian kecil yang dapat

digerakkan; komponen kecil yang bisa diidentifikasi digunakan untuk mengorganisir

kemajuan siswa dengan menggunakan alat-alat kritikus percontohan mereka. Kritikus

Page 17: Transmission position makalah

ini terutama sekali tidak menyukai visi yang berupa khayalan Skinner seperti Walden

II. Khususnya untuk kritik seperti itu, yang telah (menjadi) berlebihan, komentar ini

dibuat oleh Becker ( 1967).

Permasalahan dengan orientasi tingkah laku muncul ketika Skinner dan

(orang) yang lain, di (dalam) kegiatan mereka, membangun pandangan mereka

tentang masyarakat baru atas dasar teoritis sempit seperti itu. Ada satu hal untuk

mengembangkan suatu program penguatan untuk seorang anak di masa lalu,

sunggung yang lain untuk memperbincangkan tentang tatanan masyarakat yang

radikal berdasarkan prinsip operant pengaruh keadaan. Di dalam visi Skinner, teknik

atomistic menjadi ideologi.

C. KONTEKS SOSIAL/EKONOMI

Di antara banyaknya variasi konservatisme adalah azas keagamaan, Tory

Concervatism, Laissez-Faire, Sosial Darwinisme, dan Konservatisme Teknologi.

Jenis konservatisme tertentu yang dibahas di sini dalam hubungan dengan posisi

transmisi adalah konservatisme laissez-faire yaitu salah satu yang terdekat dengan

paradigma atomistic dan, juga, terutama sudut pandang konservatif di Amerika Utara.

1. Konservatisme Laissez- faire

Adam Smith. Konservatisme laissez-faire dapat ditelusuri dari Adam Smith, whose

Inquiry into the Nature and Cause of Wealth of Nations, diterbitkan di tahun 1776,

menyerang sistem ekonomi dominan saat ini-aliran mercantile-dan membantah

system pasar bebas. Pandangan Smith menyangkut pasar bebas didasarkan pada

kompetisi dan kepentingan diri individu: kepentingan diri individu menciptakan pasar

yang kompetitif yang menghasilkan masyarakat jasa dan barang-barang yang

dibutuhkan. Kepentingan diri individu mengarahkan orang-orang untuk bekerja pada

masyarakat manapun yang akan membayar dan bertindak kompetitif sebagai suatu

pengekangan kepentingan pribadi. Ada dua faktor-kepentingan diri individu dan

kepentingan kompetisi-bertindak sebagai pemeriksa satu sama lain untuk

menyediakan kemungkinan terbaik barang-barang pada kemungkinan harga yang

Page 18: Transmission position makalah

paling rendah. Sebagai contoh, jika konsumen mulai menuntut salah satu yang

terbaik, harga awal mungkin akan mulai naik. Bagaimanapun, harga lebih tinggi akan

mendorong produsen lain untuk masuk pasar dan kompetisi ini akan mengurangi

harga. Sama halnya dengan harga yang sangat diatur oleh pasar yaitu pendapatan.

Gaji pada umumnya akan jadi seragam di dalam satu industri sebab kompetisi akan

bertindak sebagai suatu pemeriksa untuk menjaga pendapatan pada tingkatan yang

memungkinkan produsen untuk bersaing. Pasar adalah di mana kepentingan diri dan

kompetisi bertemu; ini merupakan suatu mekanisme diri yang mengendalikan

kebebasan individu di bawah pengendalian.

Heilbroner (1980), uraian Smith yang menyoroti "atomistik" saling

berhubungan dengan paradigma transmisi.

Dunia Adam Smith telah juga disebut sebagai dunia yang kompetisi atomistic: suatu

dunia di mana tidak ada agen yang memiliki mekanisme yang produktif, pada sisi

tenaga kerja atau modal, adalah kuat cukup untuk bertentangan dengan atau untuk

menentang tekanan kompetisi. Yaitu suatu dunia di mana masing-masing agen

terpaksa berjalan cepat setelah kepentingan dirinya tertarik akan suatu kelas sosial

yang bebas.

Walaupun argumentasi dasar Smith adalah monopoli atau pemerintahan itu

mestinya tidak bertentangan dengan hukum alam dari pasar, ia tidak menentangkan

beberapa bentuk intervensi pemerintah, sebagai contoh, intervensi pemerintahan

untuk mencegah pelemah semangat efek produksi massal. Bagaimanapun, ia

dipertentangkan dengan mengendalikan pada barang-barang import dan ekspor dan

pada hukum yang akan memayungi industri dari kompetisi. Smith juga menentang

dominasi pasar oleh pelaku monopoli dan kritik industriawan yang "menaruh minat

untuk menipu dan bahkan menekan orang banyak/masyarakat." Ironisnya, kapitalis

sudah mengabaikan aspek pekerjaan Smith ini dan sudah fokus pada ucapan nya:

tinggalkan pasar.

Milton Friedman. Saat ini, salah satu dari advokat terkuat kapitalisme Laissez-Faire

adalah Friedman, yang membantah pemerintah itu telah turut campur terlalu jauh ke

Page 19: Transmission position makalah

dalam hidup sosial dan ekonomi negeri, hal itu mengurangi kebebasan dari individu.

Friedman (1962) menyatakan kebebasan berpolitik dan ekonomi itu saling berkaitan:

Pengaturan ekonomi memainkan suatu peran ganda di dalam memperkenalkan

masyarakat yang bebas. Pada setiap orang, kebebasan di dalam pengaturan ekonomi

apakah suatu komponen kebebasan yang dengan luas sudah di pahami, kebebasan

ekonomi adalah suatu akhir di dalam dirinya sendiri. Pada tempat yang kedua,

kebebasan ekonomi adalah juga suatu alat-alat yang sangat dibutuhkan ke arah

prestasi dari kebebasan berpolitik.

Alasan Friedman's ( 1962), yang diperoleh dari Smith, yaitu " kapitalisme

adalah suatu kondisi yang diperlukan untuk kebebasan berpolitik" mengarah ke suatu

pandangan ekonomi alternatif:

Pada dasarnya, hanya ada dua cara untuk mengkoordinir jutaan kegiatan ekonomi.

Salah satunya adalah pusat yang menyertakan penggunaan paksaan yang secara

tehnis dari angkatan perang dan dari yang modern ke negara talitarian. Yang lain

secara sukarela bekerjasama secara induvidu-sebuah teknik pasar.

Friedman (1962) juga mengadopsi pandangan atomistic Smith yang

menyangkut individu di (dalam) pasar: "Dalam format paling sederhana, masyarakat

seperti itu terdiri dari sejumlah rumah tangga yang berdiri sendiri-suatu koleksi

Robinson Crusoes, sebagaimana seharusnya" Visi masyarakat ini merupakan koleksi

Robinson Crusoes yang menyatakan: satu-satunya mata rantai antara individu adalah

pasar. Pemerintah, di dalam pandangan Friedman, perlu bertindak sebagai suatu wasit

untuk meyakinkan setiap individu atau kelompok individu tidak mengambil alih pasar

itu. Dengan cara ini, memelihara kebebasan ekonomi.

Friedman (Friedman & Friedman, 1980), yang sering membuat acuan kepada

Smith untuk mendukung argumentasinya mengenai pasar bebas, membantah bahwa"

pengertian kunci yang mendalam dari Adam Smith adalah kekayaan negara-negara

secara sederhana menyesatkan: jika suatu pertukaran antara dua peserta sukarela,

tidak akan berlangsung kecuali jika kedua-duanya percaya mereka akan mendapatkan

manfaatnya". Ia menyatakan bahwa permasalahan berkembang ketika pemerintah

Page 20: Transmission position makalah

berusaha untuk mengatur pertukaran ini. sebagai contoh, Friedman menyangka bahwa

pada tahun 1974 dan 1979, ketika negara-negara organisasi minyak tanah (OPEC)

yang mengekspor minyak dalam jumlah terbatas masuk ke Amerika Serikat, ketidak

seimbangan permintaan dan menyediakan yang terjadi itu adalah dalam kaitan dengan

intervensi pemerintah, sedangkan di Negara Jerman dan Jepang, sistem harga

diizinkan untuk berjalan dengan bebas, tidak terjadi pemasangan gas dalam waktu

singkat.

Friedman juga mengutip pendapat Smith (1930) untuk mendukung

argumentasinya bahwa pemerintah perlu membatasi perannya ke wilayah yang sangat

spesifik:

Menurut sistem kebebasan alami, kedaulatan hanya mempunyai tiga tugas untuk

dilaksanakan; ada tiga tugas yang sangat penting, tentu saja, tetapi berdasar dan dapat

dimengerti ke pemahaman umum: pertama tugas melindungi masyarakat dari invasi

dan kekerasan dari masyarakat mandiri yang lain; kedua, tugas dalam melindungi,

sejauh mungkin, tiap-tiap anggota masyarakat dari ketidakadilan atau tekanan dari

semua anggota, atau tugas yang menetapkan suatu tata laksana peradilan yang tepat,

dan, ketiga, tugas menegakkan dan memelihara pekerjaan umum tertentu dan institusi

publik tertentu (Smith, 1930, vol 2, hal. 184-185)

Friedman menambahkan suatu tugas pemerintah yang keempat yaitu tugas

untuk melindungi anggota masyarakat yang tidak bisa dihormati sebagai tanggung

jawab individu (contoh, anak-anak yang disalah-gunakan oleh orang tua mereka).

Friedman (1980) mengambil Hong kong sebagai contoh terbaik dari bentuk

pemerintahan terbatas yang didukung oleh Smith.

Hong kong tidak punya tarif atau mengendalikan lain atas perdagangan internasional

(kecuali beberapa "sukarela" menerima pengekangan yang dikenakan oleh Amerika

Serikat dan beberapa negara-negara utama lain). Pemerintah tidak mempunyai arah

kegiatan ekonomi, tidak (ada) aturan upah minimum, tidak (ada) perbaikan harga.

Penduduk bebas untuk membeli dari siapa yang mereka mau, dan menjual kepada

siapapun mereka ingin, berinfestasi sebagaimana yang mereka ingin, untuk

melakukan yang mereka ingin, dan bekerja sebagaimana yang mereka inginkan.

Page 21: Transmission position makalah

Pemerintah memainkan suatu peran penting utama yang terbatas kepada

sedikitnya empat penafsiran tugas-tugas kita. Hal itu menguatkan hukum dan order,

menyajikan makna dan perumusan aturan-aturan pemberlakuan, menimbang dan

memutuskan perselisihan, memudahkan komunikasi dan transportasi, dan

mensupervisi pengeluaran mata uang. Menyediakan pemondokan publik untuk

pengungsi dari Cina. Meskipun demikian pembelanjaan pemerintah tumbuh disaat

ekonomi telah tumbuh, ini mengingatkan tentang antara yang paling rendah di dunia

sebagai pecahan pendapatan orang-orang. Sebagai hasilnya, pajak rendah. Para pelaku

bisnis dapat meraup keuntungan-keuntungan besar mereka tetapi harus pula

membayar biaya kekeliruan mereka. (hal.34)

Friedman juga mempunyai sesuatu untuk disampaikan seputar pendidikan.

Secara ringkas, ia menerapkan teori pasar bebas pada pendidikan, bahwa orang tua itu

harus bisa memilih dan membayar secara langsung untuk berbagai macam pendidikan

yang mereka sukai. Ia menyatakan bahwa ini menjadi kasus di (dalam) United States

sebelum tahun 1840, sampai waktu sekolah dibiayai oleh pembayaran yang dibayar

oleh orang tua. Sejak pendidikan yang diterima di sekolah diambil alih oleh sekolah

pemerintah. Sebagai pemerintah yang mengambil suatu peran besar, fokus pendidikan

yang diterima di sekolah mengalami perubahan. Friedman membantah sekolah itu

"Masih diharapkan untuk memberi pengajaran untuk memperlihatkan nilai-nilai

umum" (suatu pernyataan klasik yang menyangkut posisi transmisi) dan apakah untuk

mengkritik sekolah menjadi melibatkan persoalan, seperti pengintegrasian rasial, yang

itu ia rasakan hanya pada "hubungan tugas pokok mereka yang sangat jauh."

Untuk meperbaiki kembali kesehatan pendidikan, Friedman mendukung suatu

sistem yang mana orang tua akan menerima suatu voucher untuk suatu penjumlahan

uang ($ 2,000) yang hanya akan dapat ditebus jika terlebih dahulu membayar ongkos

pendidikan yang diterima di sekolah. Orang tua akan diijinkan untuk memilih jenis

sekolah yang mereka ingin untuk anak mereka.

Friedman membantah hukum kehadiran wajib harus dikumandangkan,

mengutip fakta bahwa pendidikan adalah universal di (dalam) kedua United States

Page 22: Transmission position makalah

dan Inggris sebelum kehadiran wajib. Friedman sekali lagi mengacu pada Smith

(1930) untuk mendukung kasus nya.

Di (dalam) model Friedman, voucher menjadi medium pertukaran dengan cara

yang sama yaitu uang menjadi alat pembayaran di (dalam) pasar yang komersil;

voucher mengijinkan orangtua untuk memilih jenis pendidikan yang diterima di

sekolah (produk) yang mereka butuhkan untuk anak-anak mereka.

Sistem voucher bukan pendekatan bagi semua konservatif. Beberapa, yang

memberikan perhatian fokus pada keberhasilan kedekatan antara pendidikan dan

masyarakat, keberatan dengan system voucher yang diciptakan. Bagaimanapun, hal

ini menjadi perluasan yang logis bagi kedua kapitalisme Smith laissez-faire dan

orientasi yang atomistik ke praktek bidang pendidikan.

RANGKUMAN

Pendekatan-pendekatan implementasi kurikulum yang berkembang hingga

saat ini pada dasarnya berpijak dari pandangan/orientasi dalam menempatkan/

memposisikan hubungan antara kurikulum dengan siswa sebagai subjek pembelajar.

Artinya bahwa pendekatan implementasi kurikulum dalam bentuk kegiatan belajar

mengajar sangat bergantung kepada konsep orientasi dalam menempatkan hubungan

antara kurikulum dengan peserta didik dan pendidik itu sendiri. Dalam penjelasan

Miller and Seller (1985:6-8) terdapat tiga orientasi yang mendasari suatu

penyelenggaraan pembelajaran sebagai suatu aktivitas implementasi kurikulum,

yakni: (a) orientasi transmisi (transmission position); (b) orientasi transaksi

(transaction position); dan (c) orientasi transformasi (transformation position).

Landa-

san

Teori Analisis

Filo-

sofi

1) Francis Bacon

- berbagai kesulitan filosofi kita berasal dari

ajaran agama dan pengambilan keputusan

- kurikulum dirinci

menjadi sasaran belajar

yang hasilnya dalam

Page 23: Transmission position makalah

- kembali ke pemikiran induktif atau

penelitian ilmiah, yang mana

memungkinkan kita untuk menciptakan

teori dengan pengamatan alami.

- penelitian ilmiah menjadi metode yang

paling utama dalam memperoleh

pengetahuan baru.

2) Jhon Locke

- mengembangkan sebuah pandangan

filosofi empiris (berdasarkan pengalaman

ilmiah)

- konsepsinya menyebutkan bahwa fikiran

sebagai tabula rasa (batu tulis kosong).

Dalam pandangan Locke, fikiran pada

dasarnya pasif.

- pendidikan sebenarnya merupakan proses

tentang formasi kebiasaan.

3) Filosofi analitik/logika atomisme;

- Barrett (1979) filosofi analitik sebagai

“semacam analisa pilosofis yang berproses

dengan sedikit demi sedikit penguraian

tentang segala hal pokok ke dalam

kelogisan komponen-komponen

terakhir”.(h.36)

- Ludwig Wittgeistein (1921/1961) yang

memainkan suatu peran rumit di dalam

pengembangan pilosofi analitik. Ia sampai

pada akar teori pengalaman dan cara

pandang yang atomistik ketika ia

menyatakan bahwa “masing-masing item

(yang manapun) dapat menjadi kasus atau

bukan kasus, selagi segalanya masih sama”.

(hal.7)

bentuk perilaku/tindakan

yang dapat

diamati/diukur;

- penyusunan kurikulum

dan perangkatnya

dilakukan oleh ahli

berdasarkan metode

ilmiah.

- Pendidik transmisi

perhatiannya bukan untuk

mengembangkan potensi

pribadi peserta didik,

melainkan untuk

mempertahankan keadaan

tetap pada suatu saat

tertentu.

Page 24: Transmission position makalah

- Bertrand Russell (1979) ini tidak hanya

pada bahasa, tetapi sebuah kenyataan itu

sendiri, yang terdiri atas " atom logis";

komponen-komponen dalam pecahan

bahasa "sebuah atom yang logis yang

menata dunia" (h.39)

- Kaplan ( 1961) kata-kata, " Apa yang oleh

ahli filsafat analitik identifikasi sebagai

filosofi bukanlah sesuatu yang ia hidup

dengannya, tetapi murni suatu penelaahan

intelektual, seperti studi ilmu fisika atau

matematika yang mana itu menjadi suatu

hubungan yang sangat dekat" (hal.88).

Psiko-logi 1) Edward L.Thorndike (1911), ia

menyebutkan bahwa yang menjembatani

antara stimulus dan respon ("syaraf-syaraf”

sensorik dan motorik) adalah synapses

dalam otak, "dimana sebuah gangguan, atau

arus neural, timbul di dalam pelaksanaan

terdahulu dari yang terdahulu kepada yang

belakangan dibanding beberapa tempat

lainnya. Ia juga menyangkal bahwa orang

yang sejak lahir mempunyai

kecenderungan tertentu yang dipandang

sebagai akibat oleh adanya hubungan

bawaan sejak lahir antara stimulus dan

respon.

2) Franklin Bobbitt ( 1942),

- pendidikan, mestinya tidak meliputi

aktivitas manapun yang tidak secara rinci

diharapkan untuk melakukan seperti yang

diminta. Pemilihan dari aktivitas bidang

pendidikan harus didasarkan pada

- menekankan isi berupa

kompetensi;

- siswa bersifat pasif dan

menunggu untuk kemudian

memberikan respon terhadap

instruksi dari guru berkaitan

dengan pengetahuan dan

informasi yang dialihkan guru.

Page 25: Transmission position makalah

pengetahuan "hal-hal di mana para siswa

perlu dilatih.

- membagi daftar aktifitas harian manusia ke

dalam 10 kategori (10 divisi tindakan

manusia utama):

a. Aktivitas berbahasa; komunikasi satu

dengan lain secara sosial.

b. Aktivitas kesehatan

c. Aktivitas kewarganegaraan.

d. Aktivitas sosial umum-bertemu dan

berbaur dengan orang lain.

e. Aktivitas waktu senggang, hiburan,

rekreasi.

f. Pemeliharaan diri seseorang secara

mental sejalan dengan aktivitas kesehatan

tentang pemeliharaan diri seseorang secara

fisik.

g. Aktivitas religius.

h. Aktivitas berkenaan dengan orangtua,

pengasuhan anak-anak, pemeliharaan hidup

rumah tangga.

i. Aktivitas praktis bukan kejuruan atau

tidak khusus

j. Tenaga kerja panggilan.

3) B.F. Skinner.

a. Respon yang muncul positif di beri

penguatan=Respon sebagai penguatan

b. Individu aktif

c. Skinner membedakan antara dua jenis

penguatan yaitu: penguatan interval dan

penguatan perbandingan. Di dalam

penguatan perbandingan, penguat memberi

sejumlah tanggapan tertentu, sedangkan

Page 26: Transmission position makalah

penguatan interval adalah suatu aturan pada

interval waktu tertentu. Riset menyatakan

bahwa penguatan perbandingan lebih

efektif dibanding penguatan interval, yang

nampak logis sebab penguatan

perbandingan dihubungkan dengan

bagaimana individu sedang menjawab

sedangkan penguatan interval tidak.

Sosial/Eko-

nomi

Konservatisme Laissez- faire

a. Adam Smith; pasar bebas didasarkan pada

kompetisi dan kepentingan diri individu:

kepentingan diri individu menciptakan

pasar yang kompetitif yang menghasilkan

masyarakat jasa dan barang-barang yang

dibutuhkan. uraian Smith yang menyoroti

"atomistik" saling berhubungan dengan

paradigma transmisi.

b. Milton Friedman;

- ia menentang pemerintah yang telah turut

campur terlalu jauh ke dalam hidup sosial

dan ekonomi negeri, karena menurutnya hal

itu mengurangi kebebasan dari individu

- ia menerapkan teori pasar bebas pada

pendidikan. bahwa orang tua itu harus bisa

memilih dan membayar secara langsung

untuk berbagai macam pendidikan yang

mereka sukai untuk anak mereka.

- Pengembangan

kurikulum berkaitan

dengan masalah sosial

dan dalam

pembelajarannya

menekankan pada belajar

kelompok.

- bahan pelajaran disusun

dalam bentuk media

cetak, modul atau

pengajaran berprogram;

Pengembangan kurikulum menurut Seller dan Miller pada posisi transmisi

merupakan kombinasi dari model transmisi Gagne, yaitu :

- Kebutuhan analisis

- Analisis tujuan

Page 27: Transmission position makalah

- Analisis cara untuk memenuhi kebutuhan

- Merancang komponen instruksional

- Analisis sumber daya dan kendala

- Penghapusan Kendala

- Memilih atau mengembangkan materi

- Merancang penilaian kinerja siswa

- Lapangan pengujian evaluasi formatif

- Penyesuaian dan evaluasi lebih lanjut

- Sumative evaluasi

- Operasional instalasi (hal.229)

Yang kemudian terbagi ke dalam beberapa komponen berikut ini :

1) Klarifikasi orientasi kurikulum

Pertama-tama hal penting yang dilakukan Seller dan Miller adalah menguji dan

mengklarifikasi orientasi pendangan filosofis, psikologis, dan sosial/ekonomi

terhadap kurikulum yang seharusnya dikembangkan berdasarkan orientasi transmisi.

2) Pengembangan tujuan

Setelah mengklarifikasi, lalu Seller dan Miller mengembangkan tujuan-tujuan

umum dam mengembangkan tujuan-tujuan khusus berdasarkan orientasi kurikulum

yang bersangkutan. Tujuan umum dalam konteks ini adalah merefleksikan pandangan

individu dan pandangan masyarakat. Tujuan umum yang masih sangat luas kemudian

dikembangkan ke dalam tujuan-tujuan khusus hingga pada tujuan intruksional.

3) Identifikasi model mengajar

Identifikasi model mengajar harus sesuai dengan tujuan dan orientasi kurikulum.

Pada tahap ini pelaksana kurikulum harus mengidentifikasi strategi mengajar yang

akan digunakan yang disesuaikan dengan tujuan dan orientasi kurikulum. Meliputi:

- Model mengajar harus disesuaikan dengan tujuan umum dan tujuan khusus di dalam

kurikulum.

- Strukturnya harus sesuai dengan kebutuhan siswa.

- Guru yang menerapkan kurikulum harus sudah memahami kurikulum secara utuh,

terlatih, dan mendukung model yang digunakan.

- Tersedia sumber-sumber yang esensial dalam pengembangan kurikulum

Page 28: Transmission position makalah

4) Implementasi

Implementasi sebaiknya dilaksanakan berdasarkan komponen-komponen program

studi, identifikasi sumber, peranan, pengembangan profesional, penetapan waktu,

komunikasi dan sistem monitoring. Kurikulum transmisi pada umumnya

menggunakan teknik-teknik evaluasi berstruktur dalam menilai kesesuaian antara

pengalaman-pengalaman, strategi belajar, dan tujuan pendidikan.

Khususnya Posisi Transmisi pada makalah ini menurut Seller dan Miller

(1985), dijelaskan bahwa sebagai orientasi transmisi (transmission position), yang

memandang bahwa pendidikan dan pembelajaran adalah proses meneruskan (to

transmit) fakta-fakta, keterampilan dan nilai-nilai kepada peserta didik, akan

memperlihatkan implementasi kurikulum pembelajaran yang bersifat pengalihan

pengetahuan, informasi maupun nilai-nilai dari guru kepada siswa. Dalam konteks ini

siswa bersifat pasif dan menunggu untuk kemudian memberikan respon terhadap

instruksi dari guru berkaitan dengan pengetahuan dan informasi yang dialihkan guru.

Secara filosofis dikatakan bahwa Pendidik transmisi perhatiannya bukan untuk

mengembangkan potensi pribadi peserta didik, melainkan untuk mempertahankan

keadaan tetap pada suatu saat tertentu.

Sumber :

Miller, J. P. & Seller, K. 1985. Curriculum Perspectives and Practice. New York :

Longman