translateJURNALanak.doc

8
Study Intervensi. Penelitian vaksin terdiri dari 4 rekombinan vaksin virus dengue (CYD 1 sampai 4), masing-masing dibangun dengan mengganti gen peng-kode premembran dan kapsul protein dari vaksin virus demam kuning 17D dengan wild-type virus-virus dengue. Formulasi ini dikombinasikan ke dalam preparat tunggal yang terdiri dari 5.0 log10 median kultur dosis infeksi (CCID50) per serotipe dan diformulasikan menjadi bubuk dan cair (0.4% sodium chloride) dalam bentuk suspensi. Vaksin disimpan dalam suhu antara 2 derajat C dan 8 derajat C dan direkonstruksi segera sebelum digunakan. Sebagai placebo adalah solution 0.9% sodium chloride. Dosis vaksin atau placebo digunakan secara subcutan diatas deltoid. Prosedur. Semua anak yang terjadwal dikunjungi pada bulan ke 0, 6, dan 12 untuk vaksinasi dan pada bulan ke 13 untuk follow up dan sampling darah. Sebagai tambahan, anak-anak yang ditelepon atau dikunjungi pada bulan ke

Transcript of translateJURNALanak.doc

Study Intervensi.Penelitian vaksin terdiri dari 4 rekombinan vaksin virus dengue (CYD 1 sampai 4), masing-masing dibangun dengan mengganti gen peng-kode premembran dan kapsul protein dari vaksin virus demam kuning 17D dengan wild-type virus-virus dengue. Formulasi ini dikombinasikan ke dalam preparat tunggal yang terdiri dari 5.0 log10 median kultur dosis infeksi (CCID50) per serotipe dan diformulasikan menjadi bubuk dan cair (0.4% sodium chloride) dalam bentuk suspensi. Vaksin disimpan dalam suhu antara 2 derajat C dan 8 derajat C dan direkonstruksi segera sebelum digunakan. Sebagai placebo adalah solution 0.9% sodium chloride. Dosis vaksin atau placebo digunakan secara subcutan diatas deltoid.

Prosedur.

Semua anak yang terjadwal dikunjungi pada bulan ke 0, 6, dan 12 untuk vaksinasi dan pada bulan ke 13 untuk follow up dan sampling darah. Sebagai tambahan, anak-anak yang ditelepon atau dikunjungi pada bulan ke 18 dan 25 untuk follow up. Anak-anak dalam subgrup reaktogenicitas dan immunogenicitas dijadwalkan dikunjungi pada bulan ke 1, 7, dan 13 untuk membuat asessment, dan sampel darah anak-anak ini diperoleh pada bulan 0,7, 13, dan 25 dan di tes menggunakan dengue serotype-spesific antibodies. Asessment ini ditampilkan di laboratorium central dengan plaque-reduction neutralization test dan 50% reduksi jumlah plaque diperoleh sebaga neutralizing end point (PRNT50), dengan prosedur operasi standard.Kunjungan aktif dimulai pada hari pertama injeksi dan dilanjutkan sampai ke bulan 25. Pada minggu-minggu awal kontak, anak atau orangtua atau penjaganya diingatkan untuk mengunjungi pusat penelitian atau pelayanan kesehatan pada kasus acute febril illness ( suhu lebih dari sama dengan 38 C pada 2 hari atau lebih setelah injeksi) dan dibekali termometer dan memory card untuk merekam suhu. Kartu memori termasuk instruksi tentang cara menggunakan dan mencatat suhu pada kasus demam.Peneliti memperoleh 2 sampel darah dari anak-anak yang mengalami acute febis illness untuk konfirmasi keberadaan virus dengue: sampel pertama diperoleh pada hari ke 5 setelah onset demam (sampel akut) dan sampel kedua diperoleh pada 7-14 hari (sampel pembanding). Pada sampel akut, peneliti menggunakan reverse-transcriptase-polymerase-chain-reaction (RT-PCR) untuk menge-test VCD, dan enzyme-linked immunosorbent assay untuk menge-test keberadaan antigen dengue-non-structural protein 1, sesuai guidelines WHO, yang telah dijelaskan sebelumnya. Episode pesakitan diklasifikasikan sebagai VCD jika kedua test positif.Untuk setiap acute febil illness, peneliti mencatat gejala, hasil laboratorium, dan hasil dari gambaran studi menggunakan bentuk case report elektronik terstandarisasi. Peneliti memperoleh data dengan pasien yang mendapatkan perawatan di Rumah Sakit dari catatan klinis dan database sampai keluar. Komite monitoring data independen menampilkan blinded-review dari setiap kasus berdasarkan informasi dalam database dan menyatakan keparahan infeksi menggunakan kesepakatan yang telah ditetapkan. Komite dapat meminta informasi tambahan dari investigator. Kasus yang ditetapkan sebagai demam berdarah dengue berdasarkan kriteria gudelines WHO tahun 1997 dengan penggunaan program yang ditulis departemen biostatik di Sanofi Pasteur.Review Komite Monitoring.

Komite monitoring data secara teratur me-review kasus dengue dan keamanan data, termasuk keadaan kritis dan kematian. Dalam setiap pertemuan, seorang ahli statistik yang independen yang bukan anggota komite bekerja dengan menghubungkan unblinded-analyses dan mempresentasikan temuan dalam semiblinded manner, sesuai keputusan komite, untuk penggunaan deteksi sinyal. Setelah trial, ahli statistik eksternal menggunakan incorrect-code untuk meng-unblind data. Kesalahan ini terdeteksi pada akhir trial, seketika itu komite me-review mengoreksi unblinded-analyses dan memutuskan keputusan yang tepat yang tercantum pada penelitian ini.

Outcome Studi.Outcome primer adalah vaksin efektif melawan symptomatik VCD, mengurangi keparahan penyakit atau infeksi serotype, diperoleh antara bulan ke 13 dan 25 pada anak yang memperoleh ketiga injeksi berdasar protokol dibanding yang tidak mendapat apapun. Outcome sekunder termasuk efektivitas vaksin melawan VCD yang disebabkan masing-masing serotipe yang muncul setiap saat dari bulan ke 0 sampai bulan ke 25 pada populasi yang dilakukan terapi intens ( partisipan yang mendapatkan lebih dari 1 injeksi) dan efikasi melawan setiap serotipe pada rentang waktu bulan ke 13 dan bulan ke 25 pada populasi yang telah disesuaikan sesuai protokol (partisipan yang memperoleh ketiga dosis). Efikasi juga dipengaruhi berdasar kelompok usia, serostatus dengue pada kelompok garis bawah, dan negara dalam polulasi yang mendapat terapi intens. Sebagai tambahan, penulis memperkirakan efikasi vaksinmelawan dengue berat (berdasarkan kriteria data komite monitoring) dan melawan semua grade dari dengue hemoragic fever (berdasar kriteria WHO 1997, dibandingkan dengan yang dirawat di rumah sakit karena VCD. Peneliti juga menganalisa efikasi antara dosis pertama dan kedua, dan antara dosis kedua dan ketiga. Hasil eksplorasi Kaplan-Meier survival analis ditampilkan. Semua adverse-event yang muncul kapan saja sudah didokumentasikan, disetujui, dan dilaporkan berkala kepada komite etik dan lembaga terkait.Pada sub-grup reactogenitas dan imunogenitas obyektif tambahan diberikan untuk menggambarkan immunogenisitas (berdasar hasil PRNT) dan reaktogenisitas, termasuk lokasi injeksi dan reaksi sistemik dan adverse reaction yang tak terduga setelah pemberian tiap dose. Semua analis sudah diseleksi.

Analisa Statisik.Peneliti memperkirakan dari jumlah 20.875 anak, dengan perbandingan 2:1 antara grup vaksin dengan grup placebo, akan menghasilkan identifikasi 57 kasus VCD dan membuat power 90% atau lebih untuk menampilkan lenih dari 25% efikasi vaksin, memperkirakan efikasi vaksin sebenarnya ada 70% setelah 3 injeksi, satu sisi level alpha pada 2.5% dan bounder bawah dari 95% interval kepercayaanlebih dari 225%. Dalam kalkulasi ini,peneliti memperkirakan rate drop out 20% dan insidensi penyakit 0,64%perkiraan angka kejadianberdasarkan mean kejadian demam dengue pada 4 atau 5 tahun sebelum penelitian, berdasar surveilance data pasif yang dihubungkan dengan municipalitis yang mana saat trial sudah dikomunikasikan.Peneliti menggunakan jumlah kasus ( anak dengan satu atau lebih episode VCD) untuk menghitung efikasi vaksin melawan VCD dan kumulative person-time dengan resiko untuk menghitung kepadatan insidensi (jumlah kasus per 100 orang per tahun dengan resiko) pada setiap grup. Peneliti menggunakan metode above-mentioned untuk mengkalkulasi efikasi vaksin melawan keparahan VCD atau melawan berbagai grade demam berdarah dengue. Peneliti mengkalkulasi resiko relatif dari perawatan RS sebagai pembanding pada group vaksin terhadap grup kontrol, yang menampilkan efikasi (-1 terhadap resiko relatif) peneliti memprtkirakan angka kepercayaan. Peneliti mengkalkulasinya menggunakan two-sided dengan kepercayaan 95% untuk efikasi terapi dan resiko relatif dengan test exact yang seperti yang dideskripsikan Berslow dan Anjadi. Pada reaktogenisitas dan imunogenitas sub-group, probabilitas observasi dan adverse event dengan insidensi 0,23 sampai 95% pada kelompok vaksin.