Translate Journal Final Auto Saved)

35
HUBUNGAN ANTARA NUTRISI, PENGGUNAAN ALKOHOL, DAN PENYAKIT HATI ABSTRAK Banyak peminum alkohol mengalami malnutrisi, entah karena usus mereka memiliki hanya sedikit zat gizi esensial pada usus (seperti karbohidrat, protein, dan vitamin) atau karena alkohol itu sendiri, alcohol juga menghambat proses metabolisme, absorbsi, mencerna, dan penggunaan zat gizi. Sebagai hasilnya, peminum alkohol sering mengalami defisiensi protein dan vitamin, khususnya vitamin A, dimana berhubungan dengan penyakit hati dan kerusakan serius yang berhubungan akibat konsumsi alkohol. Kerusakan hati akibat alkohol, biasanya disebabkan oleh enzim alkohol dehidrogenase dan sebuah system yang disebut mikrosomal ethanol- oxidizing system (MEOS), produk racun lainnya seperti asetaldehid, zat-zat reaktif tinggi dan zat perusak lainnya. Produk ini dapat mengganggu proses metabolismee dari zat gizi lain, khususnya lemak dan juga ikut andil dalam proses pengrusakan sel hepar. Zat gizi pada mulanya dapat menolong dalam mencegah atau memperbaiki penyakit hati akibat alkohol yaitu dengan diet komplet yang seimbang dapat mengimbangi agar tidak terjadi malnutrisi. Kehadiran antioksidan (precursor dari antioksidan endogen glutathion) dapat menolong tubuh untuk menghapus molekul-molekul oksigen dan molekul reaktif lainnya dari penghancuran lemak yang abnormal. Sebuah agen baru pada saat ini mulai mempelajari suplemen gizi yang menjanjikan untuk peminum alkohol dengan penyakit hati. Kata kunci : kerusakan hati akibat alkohol, kronik AODE (alkohol dan efek obat lain), malnutrisi, defisiensi

Transcript of Translate Journal Final Auto Saved)

Page 1: Translate Journal Final Auto Saved)

HUBUNGAN ANTARA NUTRISI, PENGGUNAAN ALKOHOL, DAN PENYAKIT HATI

ABSTRAK

Banyak peminum alkohol mengalami malnutrisi, entah karena usus mereka memiliki hanya sedikit zat gizi esensial pada usus (seperti karbohidrat, protein, dan vitamin) atau karena alkohol itu sendiri, alcohol juga menghambat proses metabolisme, absorbsi, mencerna, dan penggunaan zat gizi. Sebagai hasilnya, peminum alkohol sering mengalami defisiensi protein dan vitamin, khususnya vitamin A, dimana berhubungan dengan penyakit hati dan kerusakan serius yang berhubungan akibat konsumsi alkohol. Kerusakan hati akibat alkohol, biasanya disebabkan oleh enzim alkohol dehidrogenase dan sebuah system yang disebut mikrosomal ethanol-oxidizing system (MEOS), produk racun lainnya seperti asetaldehid, zat-zat reaktif tinggi dan zat perusak lainnya. Produk ini dapat mengganggu proses metabolismee dari zat gizi lain, khususnya lemak dan juga ikut andil dalam proses pengrusakan sel hepar. Zat gizi pada mulanya dapat menolong dalam mencegah atau memperbaiki penyakit hati akibat alkohol yaitu dengan diet komplet yang seimbang dapat mengimbangi agar tidak terjadi malnutrisi. Kehadiran antioksidan (precursor dari antioksidan endogen glutathion) dapat menolong tubuh untuk menghapus molekul-molekul oksigen dan molekul reaktif lainnya dari penghancuran lemak yang abnormal. Sebuah agen baru pada saat ini mulai mempelajari suplemen gizi yang menjanjikan untuk peminum alkohol dengan penyakit hati.

Kata kunci : kerusakan hati akibat alkohol, kronik AODE (alkohol dan efek obat lain), malnutrisi, defisiensi nutrisi, MEOS (mikrosomal ethanol-oxidizing sistem), digesti, absorbsii nutrisi, vitamin, terapi vitamin fungsi hati, metabolisme ethanol, NAD, perlemakan hati, antioksidan, stress oksidatif. S-adenosilmethionin.

Page 2: Translate Journal Final Auto Saved)

Terdapat pengaruh komplek antara peminum alkohol dan status gizi, banyak orang rata-rata mengkonsumsi satu atau dua gelas perhari, dipertimbangkan bahwa peminum ada yang pola makannya normal, ada juga yang pola makannya tidak normal dan hanya mengandalkan kalori dari minuman alkohol. Ketika konsumsi berlebihan, alkohol dapat menyebabkan penyakit dengan melihat nilai zat gizi dari peminum. Sebagai contoh, alkohol dapat merubah pola makan, system absorbsii didalam tubuh, dan kegunaan dari berbagai nutrisi. Selain itu alkohol memiliki beberapa efek berbahaya (saat metabolismee) dan menghasilkan zat racun, khususnya di hati, dimana hati merupakan tempat terbanyak terjadinya metabolismee alkohol. (Lieber 1992, 2000)

Artikel ini mengeksplore hubungan antara orang yang mengkonsumsi alkohol, status gizi dan risiko peminum alkohol terhadap penyakit hati. Awalnya dijelaskan nilai gizi pada minuman alkohol dan mendiskusikan bagaimana kontribusi alkohol terhadap kejadian malnutrisi pada peminum berat, yang khususnya menekankan pada efek alkohol terhadap system pencernaan dan system penyerapan berbagai macam zat gizi. Kemudian artikel merangkum tentang pengaruh status gizi peminum terhadap fungsi hati dan yang paling penting adalah mengeksplorasi bagaimana jalur metabolisme alkohol dan hubungannya dengan berbagai factor nutrisi. Artikel ini mengambil kesimpulan dengan menampilkan berbagai pendekatan yang menceritakan bahwa pada saat ini banyak muncul berbagai pendekatan yang berkaitan dengan pengelolaan gizi pada penyakit hati akibat alkohol.

NILAI GIZI DARI PEMINUM ALKOHOL

Minuman alkohol berisi air, alkohol murni (bahan kimia : ethanol) dan ditambah gula (karbohidrat), nutrisi lainnya (seperti : protein, vitamin, atau mineral) biasanya tidak berarti karena itu kalori yang ditambahkan kedalam minuman alkohol berupa karbohidrat. Kandungan karbohidrat bervariasi pada setiap tipe minuman. Sebagai contoh whiskey, cognag, dan vodka tidak berisi gula. Anggur merah dan anggur putih berisi 2-10 g/l ; beer dan dry sherry berisi 30 gr/l, dan sweetend white dan anggur port berisi 120 g/l. Sama seperti jenis minuman lain range antara 40-50 gr/l didalam beer dan coders, kira-kira 120 gr/l dianggur dan cocktail sampe 400-500 gr/l yang disuling. Minuman pada umumnya berisi 5 ons anggur, 12 ons beer atau 1,5 ons dari minuman sulingan, mengisi 12-14 gram dari alkohol. Alkohol murni menyediakan kira-kira 7,1 kkal/gram digabung dengan 4 kkal/gr dari karbohidrat, jadi kira-kira 12 ons dari beer berisi 100 kalori.

Setidaknya dalam kondisi tertentu, kalori dari alkohol saat dikonsumsi jumlahnya menjadi lebih banyak dibanding kalori dari karbohidrat. Hal ini ditunjukan dalam pirola dan lieber (1972) Yang membandingkan berat dari dua grup partisipan yang

Page 3: Translate Journal Final Auto Saved)

menerima diet seimbang berisi kalori. Salah satu dari grup, 50% dari total calori berasal dari karbohidrat, dimana di grup lain kalori berasal dari alkohol walaupun semua partisipan menerima presentasi alkohol yang sama. Pada saat peserta menerima kalori tambahan berupa alkohol, mereka tidak meneliti berat badan koresponden. Pada dasarnya kalori dari alkohol memiliki nilai biologi yang sama dengan kalori dari zat gizi lainnya. Hal ini menunjukan bahwa beberapa dari energy berisi alkohol akan hilang atau terbuang, ini tidak berada pada tubuh untuk memproduksi atau mengisi masa tubuh. Pada kesempatan lain kalori dari alkohol memiliki nilai biologi yang sama dengan kalori yang berasal dari zat gizi lainnya. Berbagai mekanisme yang terlibat dan keadaan dimana kalori dalam alkohol dihitung maupun tidak dihitung dijelakan secara detail ditempat lain (Lieber 1991).

Beberapa mekanisme telah mengimplikasi kehilangan nyata dari energy yang berasal dari alkohol (Feinman dan Lieber 1998). Sebagai contoh, beberapa energy dapat dibuang dengan jalur yang dikenal sebagai system oksidasi mikrosomal alkohol (MEOS). Kemudian dijelaskan pula dalam artikel ini, bahwa alkohol dapat merusak sel hati “mitokondria” – membrane kecil yang berfungsi dalam pertumbuhan energi sel- dan kerusakan mitokondria dapat membuang energy.

STATUS GIZI PADA PEMINUM ALKOHOL

Penelitian umum menyatakan bahwa banyak peminum alkohol tidak mengkonsumsi diet yang seimbang; lagipula, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mengganggu fungsi absorbsii dan pencernaan dari zat nutrisi pencandu alkohol. Sehinggal banyak pecandu alkohol yang mengalami primer dan sekunder malnutrisi. Malnutrisi primer terjadi ketika alkohol menggati zat gizi lain pada diet, hasilnya berkurangnya seluruh intake nutrisi. Malnutrisi sekunder terjadi ketika peminum mengkonsumsi nutrisi secara adekuat tetapi alkohol mengganggu dalam absorbsi pada zat gizi dari usus jadi mereka tidak terpakai didalam tubuh.

Hampir semua mengalami malnutrisi, dimana disertai penurunan masa otot, secara umum ditemukan pada pecandu alkohol yang dirawat dirumah sakit karena komplikasi dari kecanduan alkohol ( alkohol yang berhubungan dengan penyakit hati dan kerusakan organ lainnya). Jika pasien tersebut masih melanjutkan untuk minumm mereka akan kehilangan berat badan, sedangkan apabila mereka berhentin minum mereka akan bertambah berat badannya. Rumus ini teraplikasi pada pasien dengan atau tanpa penyakit hati.

Orang-orang yang mencandu alkohol berat tetapi tidak berobat ke rumah sakit sehubungan dengan penyakit hati, ternyata sering tidak mengalami

Page 4: Translate Journal Final Auto Saved)

malnutrisi atau kelihatan malnutrisi (Feinman dan Lieber 1998). Pada orang-orang ini, minum, khususnya ketika disertai dengan diet tinggi lemak dan kekurangan fisik dapat mengakibatkan obesitas. Hubungan antara peminum berat dan obesitas secara khusus terjadi pada wanita.

Secara keseluruhan, range status gisi antara refkel pecandu alkohol, minimal pada bagian proporsi dari total kalori berbeda akibat perbedaan dari apa yang mereka makan.

Peminum alcohol mengganti karbohidrat dalam makanannya dengan alcohol. Pada peminum alcohol yang mengkonsumsi lebih dari 30 % dari alcohol, terjadi penurunan yang signifikan ada asupan karbohidrat , protein serta asupan lemak Peminum alcohol yang mengkonsumsi vitamin A, vitamin C dan tiamin (vitamin B1) juga dapat jatuh pada keadaan kekurangan gizi. (Gruchow et al 1985)

Efek Alkohol Pada Pencernaan dan Penyerapan Nutrisi Essensial

Pengkonsumsian alcohol pada tingkat peminum berat tidak hanya mempengaruhi diet tetapi juga mempengaruhi metabolism dari nutrisi yang di konsumsi. Jadi jika peminum cukup protein , lemak , vitamin , dan mineral akan tetap mengalami kekurangan jika yang diserap dari saluran pencernaan ke dalam darah tidak rusak dan atau tidak digunakan secara efektif oleh sel tubuh karena gannguan absorbsi. Dua kelompok nutrisi yang sering memiliki masalah absorbsi adalah vitamin dan protein.

Asam amino dan protein

Protein merupakan komponen terpenting pada semua sel. Mereka membantu mempertahankan struktur sel, transportasi zat tertentu kedalam dan keluar dari sel dan bertindak sebagai enzim yang memperantarai hampir seluruh reaksi biokimia yang terjadi dalam sel. Protein terdiri dari kurang lebih 20 blok bagunan yang berbeda yang disebut asam amino. Banyak dari asam amino dapat di produksi oleh tubuh sendiri dari berbagai precursor atau dari daur ulang dari protein yang rusak atau tidak diperlukan lagi oleh tubuh. Asam amino yang lain(asam amino disebut essensial) harus diperoleh melalui diet. Alcohol tentu saja dapat menganggu penyerapan asam amino essensial ,pada penelitian dengan menggunakan hewan ditemukan bahwa hewan kurang menyerap asam amino dari usus setelah menerima dosis alcohol (adibi et al 1992)

Pasien dengan penyakit gagal hati kronis (yang banyak dalam kasus adalah pecandu alcohol ) juga memperlihatkan sejumlah kecacatan dalam metabolisme protein. Ini termasuk penurunan produksi protein dalam hati yang di keluarkan ke dalam darah (misalnya : albumin dan [yaitu koagulasi]factor pembekuan darah),

Page 5: Translate Journal Final Auto Saved)

penurunan sintesis urea dan metabolisme meurun dari kelompok asam amino yang disebut asam amino aromatic. Cacat ini memiliki konsekuensi klinik :

Penurunan produksi protein utama yang ditemukan di darah, albumin dapat mengakibatkan abnormalitas pada protein di dalam darah. Albumin diperlukan untuk membantu menjaga volume darah seperti konsentrasi darah akan mineral dan molekul terlarut lainnya. Tingkat albumin yang rendah dapat memperburuk abnormalitas dari jumlah cairan di dalam abdomen (misalnya : asites) pada pasien dengan sirosis didapatkan buruknya aliran darah menuju hati.

Mereduksi kadar factor pembekuan darah dapat mempengaruhi pasien dengan risiko perdarahan internal dalam saluran pencernaan dimana mempunyai akibat kesehatan yang serius.

Sintesis urea berfungsi untuk menghilangkan amoniak beracun dari tubuh dalam reaksi metabolisme (termasuk pemecahan protein). Untuk mengurangi produksi urea yang akan menghasilkan ammonia berlebihan didalam tubuh ,dimana apabila kadar ammonia terus meningkat akan mengubah fungsi otak , dimana kondisi tersebut disebut dengan ensefalopati hati.

Abnormalitas dalam keseimbangan normal dari variasi tipe asam amino,seperti peningkatan jumlah asam amino aromatic,

Meskipun kelainan dalam metabolisme protein , pasien dengan sirosis tidak memerlukan protein lebih dari makanan yang dikonsumsi oleh orang tanpa sirosis (yaitu 35 sampai 50 gr/hari)

Vitamin

Vitamin adalah molekul dimana merupakan jumlah kecil dari makanan dan hal –hal yang diperlukan untuk metabolisme normal.Jumlah vitamin yang tidak sesuai di dalam tubuh dapat meyebabkan penyakit serius. Peminum alcohol kronik tanpa penyakit hati cenderung memliki gejala klinis dan atau laboratorium dengan defisiensi akan vitamin,terutama vitamin B1 (thiamine), B2 (riboflavin), B6 (pyridoxin) dan vitamin C (asam askorbat) seperti asam folat. Defisiensi berkorelasi dengan konsumsi alcohol dengan penurunan masukan vitamin.

Defisiensi vitamin terutama terjadi pada pasien dengan sirosis dan hasil dari mengurangi masukan makanan dengan diet dan yang paling sedikit untuk beberapa vitamin dapat mengurangi absorbsi dari vitamin diusus.Sebagai contoh adalah defisiensi vitamin A sering di temukan pada pasien dengan sirosis. Dimana

Page 6: Translate Journal Final Auto Saved)

vitamin A (retinol ) penting untuk pertumbuhan tulang dan fungsi normal dari mata yang dapat memperoleh dari diet atau dapat di produksi di dalam tubuh dari precursor bahan campuran beta karotin.

Efek Alkohol pada kadar vitamin A

Sejumlah penelitian telah menilai efek dari konsumsi alcohol terhadap kadar vitamin A dan beta karotindi hati dan darah. Dalam hati konsumsi alcohol berat dan penggunaan obat dapat menyebabkan penurunan kadar vitamin A. Obat tersebut meningkatkan aktivitas enzim hati yang memecah molekul vitamin A dan molekul serupa. Dalam darah akibat jangka pendek dari alcohol dalam vitamin tidak berubah atau meningkatkan kadar vitamin A. Pada penelitian dengan hewan babon menemukan bahwa jangka panjang dari alkohol tingkat beta karoten dalam darah binatang dan peningkatan kadar beta karoten dalam darah manusia juga ditemukan pada pecandu alcohol. Pada penyelidikan lain membandingkan tingkat beta karoten , vitamin A dan molekul lain yang terkait dengan kedua senyawa dalam darah dan hati pasien dengan alcohol dan pasien dengan penyakit hati karena alcohol , hati normal dengan donor transplantasi dan darah dari subyek control normal. Penelitian terakhir menemukan bahwa tingkat senyawa vitamin A berkurang dalam hati pada pasien dengan penyakit hati (apakah terkait alcohol atau tidak) jika dibandingkan dengan kelompok lain. Penurunan pada pasien yang paling parah adalah pada penyakit hati alkoholik (sirosis). Meskipun mereka mengurangi kadar vitamin A dalam hati , namun banyak dari pasien menunjukan batas normal pada beta karoten dan atau mengubahnya menjadi vitamin A. Gangguan konversi terjadi pada beta karoten menjadi vitamin A dalam hati selama konsumsi alcohol sebagian dapat menjelaskan mengapa konsentrasi vitamin A dalam hati berkurang, dapat juga menjelaskan stadium lanjut penyakit hati alkoholik. Selain itu , alcohol meningkatkan sekresi vitamin A dari hati dan meningkatkan pengeluaran dalam hati.

Yang dikaji oleh Leo dan Lieber , penelitian terhadap tikus yang diberi alcohol setiap hari selama beberapa minggu didapatkan bahwa alcohol dapat mengurangi kadar vitamin A dalam hati. Setelah menerima alcohol Selma 4-6 minggu kadar vitamin A pada binatang di hati telah mengalami penurunan sebesar 60% . , penurunan ini menjadi semakin parah setelah 7-9 minggu mengkonsumsi alcohol. Pada saat yang sama , tingkat vitamin A dalam darah tidak berubah. Bahkan untuk melengkapi diet hewan menggunakan 5 kali jumlah biasa vitamin A tidak bias mencegah induksi alcohol terhadap vitaminA dalam hati. Hasil yang sama diperoleh pada penelitiam dengan hewan babon yang menerima 50% dari kalori sebagai alcohol. Dalam hewan kadar vitamin A dihati menurun sebesar 60% setelah 4 bulan dan 95% setelah 24 – 84 bulan.

Page 7: Translate Journal Final Auto Saved)

Perubahan dari kadar vitamin A adalah terjadi kekurangan vitamin A yang dapat merusak kemampuan mata untuk menyesuaikan diri pada kondisi gelap (misalnya menyebabkan kebutaan malam hari) dan dapat mengakibatkan gangguan mata lainnya. Dalam hati kekurangan kadar vitamin A dapat mengubah struktur an komponen dari beberapa sel serta perubahan ini dapat diperburuk dengan konsumsi alcohol . namun kelebihan vitamin juga memliki efek yang merugikan, misalnya dalam hati kadar vitamin A yang berlebih dapat meningkatkan pembentukan jaringan parut (yaitu fibrosis) yang juga dapat diperberat dengan penggunaan alcohol terus – menerus.

Alcohol memliki berbagai efek pada vitamin A dan beta karoten serta metabolisme seluruh tubuh. Sebagai contoh alcohol dapat meningkatkan kadar vitamin A dari beberapa jaringan dan penurunan vitamin A dalam jaringan lain. Selain itu , alkohol bisa mempercepat atau mengubah konversi vitamin A untuk senyawa lain. Beberapa atau semua perubahan ini dapat menyebabkan efek toksik alcohol didalam hati dan menyebabkan penurunan kadar vitamin A di hati dengan efek yang berpotensi merusak hati dan untuk mengobati pecandu alcohol dengan ekstra vitamin A untuk mengkompensasi dampak alcohol. Namun , beberapa factor mempersulit terapi vitamin A terhadap pengguna alkohol :

Sulit untuk menilai berapa banyak kadar vitamin A yang disimpan dalam jaringan , karena vitamin A dalam darah tidak terlalu mencerminkan kadar di hati

Dosis vitamin A yang berlebih dapat menjadi beracun.

Dosis biasa pada vitamin A berpotensi membahayakan pecandu alcohol kronik, karena alcohol berpotensi menjadi toksik untuk vitamin A. Oleh karena itu ,dosis sederhana pada vitamin A yang harus diberikan pada pasien yang mengkonsumsi alcohol terus menerus atau mengggunakan obat lain. Pasien dengan buta senja memiliki kadar vitamin A rendah dalam darah , dapat diberikan 2 mg vitamin A per hari selama beberapa minggu sebagai terapi. Pengobatan dengan zinc juga mungkin diperlukan ,khususnya pada pasien dengan rabun senja, karena mineral ini diperlukan untuk metabolisme vitamin A. Untuk menghindari atau mengurangi masalah yang terkait dengan terapi vitamin A, dokter juga telah mempertimbangkan mengobati pecandu alcohol dengan precursor vitamin A, beta karoten. Namun , meskipun beta karoten di anggap tidak berbahaya ,beta karoten juga dapat menimbulkan efek toksik dalam hati apabila harus menggunakan alcohol. Selain itu kenaikan beta karoten dapat menjadi risiko kanker paru pada perokok. Hal ini penting karena sebagian besar perokok juga peminum alcohol dan peneliti telah

Page 8: Translate Journal Final Auto Saved)

menemukan bahwa risiko kanker paru meningkat setelah terapi beta koren yang terikat dengan penggunaan alcohol bersamaan dengan merokok. Untuk alasan ini , terapi beta karoten dari pasien ini harus menggunakan cautilousy.

Nutrisi Seseorang Dapat Mempengaruhi Fungsi hati

Malnutrisi, terlepas dari penyebabnya yang dapat menyebabkan kerusakan hati dan gangguan fungsi hati. Misalnya, anak-anak di negara-negara terbelakang yang diet dengan tidak mengandung cukup protein dapat mengembangkan penyakit yang disebut kwashiorkor. Salah satu gejala dari gangguan ini adalah akumulasi lemak dalam hati, suatu kondisi yang dikenal sebagai lemak hati. Studi yang dilakukan selama dan setelah Perang Dunia II menunjukkan bahwa gizi buruk juga bisa menyebabkan luka hati pada orang dewasa. Namun, dalam kasus-kasus lain, termasuk terkena racun tertentu atau parasit yang lazim di negara-negara yang dilanda perang atau terbelakang, hal ini telah memperburuk hubungan antara luka pada hati dan kekurangan nutrisi. Karena nutrisi juga merupakan penyebab manultrsi pada pecandu alkohol, dokter awalnya berpikir bahwa kekurangan gizi, bukan karena alkohol itu sendiri,tetapi juga bertanggung jawab atas terjadinya luka hati yang di induksi oleh alkohol.Selama 40 tahun terakhir,. Studi pada manusia, primata, dan tikus telah menetapkan bahwa alkohol dapat menyebabkan kerusakan hati bahkan pada orang bergizi baik (Lieber 1992). Selain itu, studi terkontrol menggunakan peserta yangb dirawat di rumah sakit telah menunjukkan bahwa bahkan subyek menerima makanan yang diperkaya bisa berkembang.

Selain itu, studi terkontrol menggunakan peserta dirawat di rumah sakit telahmenunjukkan bahwa bahkan subyek menerima makanan yang diperkaya bisaberkembang jika karbohidrat dalam diet digantikan dengan alkohol. Akhirnya, analisis epidemiologi telah menemukan korelasi yang erat antara konsumsi per kapita dan alkohol kemungkinan sirosis, yang menunjukkan bahwa alkohol itu sendiri memberikan kontribusi pada penyakit hati. Hal ini menjadi jelas bahwa efek gizi dan efek racun dari alkohol sering terkait di tingkatbiokimia. Sebagai contoh, alkohol menginduksi MEOS untuk memecah alkohol, tetapi pemecahan ini juga menyebabkan limbah yang telah disebutkan sebelumnya energi diamati pada pecandu alkohol yang menggantikan karbohidrat dalam diet mereka dengan alkohol. Demikian pula, alkohol mendorong pemecahan nutrisi seperti vitamin A, dari pecandu alkohol yang mungkin sudah mengkonsumsi terlalu sedikit dengan diet mereka.

Page 9: Translate Journal Final Auto Saved)

Hubungan Antara Faktor-faktor Gizi dan Metabolisme Alkohol

Sebagaimana ditunjukkan dalam bagian sebelumnya, interaksi kompleks ada antara alkohol dan metabolisme serta faktor gizi dan metabolisme lainnya. Dalam hati, alkohol dipecah terutama melalui dua jalur yaitu enzim alkohol dehydrogenase (ADH) dan MEOS (untuk informasi lebih lanjut tentang dua jalur, lihat sidebar "Persiapan Metabolisme Alkohol"). Kedua jalur tersebut memiliki konsekuensi gizi dan metabolik beberapa peminum berat (lihat gambar 3).

The ADH Pathway

Jalur ADH, yang mengubah alkohol ke asetaldehida zat beracun dalam reaksi yang melepaskan atom hidrogen, bertanggung jawab untuk sebagian besar pemecahan alkohol dalam sel hati. Namun, alkohol seberapa cepat diurai oleh jalur ini tergantung, setidaknya sebagian, pada faktor-faktor gizi. Misalnya, rendah protein diet mengurangi kadar ADH dalam hati, menurunkan tingkat pemecahan alkohol baik pada manusia dan hewan dalam laboratorium (Bode et al 1971.). Puasa yang berkepanjangan juga telah terbukti mengurangi tingkat pemecahan alkohol dalam sel hati tikus yang terisolasi. Pengamatan ini menunjukkan bahwa untuk setiap dosis yang diberikan alkohol, pecandu alkohol kurang gizi memecah alkohol lebih lambat dan karena itu mengembangkan tingkat alkohol dalam darah yang lebih tinggi, dan mempertahankan mereka lebih lama, dibandingkan peserta bergizi baik. Karena pengaruh alkohol pada tubuh tergantung pada tingkat alkohol darah, mengurangi degradasi alkohol dapat menyebabkan kerusakan yang lebih parah pada hati dan organ lainnya.

Sebaliknya, metabolisme alkohol oleh jalur ADH juga dapat mempengaruhi fungsi metabolisme. Seperti disebutkan di atas, pemecahan ADH-dimediasi alkohol menghasilkan atom hidrogen di samping asetaldehida. Hidrogen atom ini berinteraksi dengan molekul yang disebut dinukleotida adenin nikotinamid (NAD), mengubahnya menjadi berkurang NAD (NADH). NADH, pada gilirannya, berpartisipasi dalam berbagai reaksi biokimia penting dalam sel, dan dalam proses melewati pada hidrogen ke molekul lain. Untuk berfungsinya sel, rasio NADH NAD harus dikontrol ketat. Ketika metabolisme alkohol menghasilkan jumlah kelebihan NADH, sel tidak bisa lagi mempertahankan NAD normal / rasio NADH. NAD ini diubah / rasio NADH dapat menyebabkan beberapa gangguan metabolisme (lihat gambar 3) (Lieber 1992). Sebagai contoh, peningkatan kadar NADH menyebabkan pembentukan abnormal tingkat tinggi asam laktat, yang pada gilirannya mengurangi kemampuan ginjal untuk mengeluarkan asam urat. Asam urat berlebihan dalam tubuh dapat memperburuk gout, gangguan yang ditandai dengan sangat menyakitkan pembengkakan sendi tertentu. Oleh karena itu, alkohol-diinduksi peningkatan tingkat NADH dan,

Page 10: Translate Journal Final Auto Saved)

kemudian, kadar asam urat, yang dapat diperburuk oleh efek metabolik lain yang diinduksi alkohol, mungkin setidaknya sebagian menjelaskan observasi klinis umum bahwa konsumsi alkohol yang berlebihan menyebabkan atau memperburuk serangan gout.

Pengaruh konsumsi alkohol berat yang disebabkan oleh malnutrisi yang berhubungan dengan alkohol dan pemecahan alkohol oleh enzim alkohol dehidrogenase (ADH) dan sistem-oksidasi etanol mikrosoma (MEOS). Konsumsi alkohol dapat menyebabkan malnutrisi primer dan sekunder seperti yang dijelaskan dalam gambar 1. Rincian Alkohol oleh hasil ADH dalam pembentukan kelebihan tingkat molekul berkurang dinukleotida adenin nikotinamid (NADH), yang dapat menyebabkan masalah metabolisme. Selain itu, baik ADH dan mengkonversi MEOS alkohol menjadi asetaldehida, molekul beracun yang memiliki efek samping banyak. Alkohol juga meningkatkan aktivitas enzim pusat dari MEOS, 2E1 sitokrom P450, yang memperburuk beberapa efek toksik asetaldehida dan menghasilkan kondisi yang berbahaya yang disebut stres oksidatif dalam sel. Stres oksidatif ditandai oleh kelebihan tingkat spesies oksigen reaktif (ROS), kerusakan lipid abnormal akibat dalam molekul reaktif tambahan, dan / atau tingkat penurunan antioksidan (misalnya, glutathione) yang dapat menghilangkan molekul reaktif

Jalur Metabolisme Alkohol

Alkohol dipecah (yaitu, dimetabolisme) dalam hati terutama melalui dua jalur: alkohol dehydrogenase (ADH) jalur dan sistem etanol-oksidasi mikrosoma

Page 11: Translate Journal Final Auto Saved)

(MEOS). Pada orang yang mengkonsumsi alkohol pada tingkat sedang dan / atau hanya kadang-kadang, sebagian besar alkohol dipecah oleh ADH, enzim yang ditemukan dalam cairan yang mengisi sel (yaitu, sitosol). ADH mengkonversi alkohol (secara kimia dikenal sebagai etanol) untuk asetaldehida, sebuah molekul beracun dan sangat reaktif. Selama reaksi ini, hidrogen akan dihapus dari alkohol dan ditransfer ke molekul yang disebut adenin dinukleotida nikotinamid (NAD), mengubahnya menjadi berkurang NAD (NADH). Seperti dijelaskan dalam artikel utama, NADH berpartisipasi dalam berbagai reaksi metabolik lainnya, melewati pada hidrogen ke senyawa lain, dan kelebihan tingkat NADH selular memiliki efek yang merugikan pada sel-sel. Selanjutnya, asetaldehida dikonversikan ke asetat oleh enzim kedua, dehidrogenase aldehid.

MEOS berperan dalam metabolisme alkohol, terutama setelah konsumsi alkohol yang lebih tinggi. Sesuai namanya, reaksi yang membentuk MEOS terjadi di mikrosomal, vesikel berbentuk bola kecil yang memisahkan diri dari struktur sel membran tertutup disebut retikulum endoplasma, yang berfungsi untuk mengangkut molekul melalui dan keluar dari sel. komponen yang utama dari MEOS adalah enzim sitokrom P450, yang seperti ADH, mengubah alkohol menjadi asetaldehida. Reaksi ini juga bergantung pada oksigen dan molekul yang disebut berkurang nicotinamide adenin dinukleotida fosfat (NADPH) dan hasil dalam pembentukan NADP dan air. Sebagai produk samping reaksi ini, sangat reaktif, molekul yang mengandung oksigen disebut radikal oksigen atau jenis oksigen reaktif (ROS) yang dihasilkan. ROS tersebut dapat berkontribusi pada kerusakan hati melalui berbagai mekanisme.

Meskipun laju ADH memecah alkohol cytogenerally tetap sama, aktivitas dari MEOS dapat meningkat (yakni, disebabkan) oleh konsumsi alkohol. Karena MEOS tidak memetabolisme alkohol tetapi juga senyawa lain (misalnya, obat tertentu), meningkatkan aktivitas MEOS dihasilkan dari konsumsi alkohol yang tinggi juga dapat mengubah metabolisme obat tersebut. Hal ini dapat berkontribusi untuk interaksi yang merugikan antara alkohol dan obat tersebut atau mempengaruhi aktivitas obat tersebut. Dari beberapa varian sitokrom P450, bentuk yang disebut CYP2E1 paling menonjol dalam metabolisme alkohol. Kegiatan molekul ini dapat meningkatkan hingga empat kali lipat konsumsi alkohol berikut (Tsutsumi et al 1989.). Jenis lain sitokrom P450, seperti CYP1A2 dan CYP3A4, juga terlibat dalam pemecahan alkohol (Salmela et al. 1998).

-Charles S. Lieber

Hubungan Antara Nutrisi, Penggunaan Alkohol, dan Penyakit Hati

Page 12: Translate Journal Final Auto Saved)

Selain itu, peningkatan NADH mendorong generasi blok bangunan molekul lemak (yaitu, asam lemak) dan mengurangi kerusakan lemak dalam hati, sehingga berkontribusi terhadap akumulasi lemak dalam organ (Lieber dan Schmid 1961). Mekanisme alkohol juga berkontribusi terhadap akumulasi lemak dalam hati, diantaranya:

Penurunan ekskresi protein lemak dari hati

Pelepasan lemak dari jaringan lain, yang kemudian diangkut ke hati

Peningkatan serapan hati terhadap lemak yang beredar dalam darah.

Hati lemak yang dihasilkan merupakan tahap awal dan bentuk yang paling umum dari penyakit hati yang diinduksi- alkohol.

Selain berkontribusi bagi pengembangan fatty liver, peningkatan kadar NADH yang dihasilkan dari pemecahan ADH-dimediasi alkohol juga mungkin memiliki peran dalam pembentukan jaringan parut yang menjadi ciri khas fibrosis, tahap yang lebih parah dari penyakit hati. Hubungan ini didasari pada pengamatan bahwa molekul yang dapat menangkap hidrogen dari NADH benar-benar mencegah sel-sel hati tertentu (misalnya, sel-sel stellata) untuk menghasilkan peningkatan kadar molekul yang berkontribusi terhadap pembentukan jaringan parut (Casini et al. 1991).

Microsomal Ethanol-Oxidazing System (MEOS)

Setelah konsumsi alkohol moderat, sebagian besar alkohol yang dikonsumsi dipecah oleh jalur ADH yang dijelaskan di atas. Setelah konsumsi alkohol berat yang kronis, jalur MEOS metabolisme alkohol menjadi lebih penting. Jalur ini terdiri dari beberapa enzim yang terletak di struktur hati mikrosom-kecil bulat yang ditemukan di semua sel. Pada MEOS telah diteliti secara ekstensif karena aktivitasnya meningkat secara substansial setelah konsumsi alkohol jangka panjang dan karena merupakan hal penting atas kerusakan dan penghapusan molekul asing lainnya dari tubuh, termasuk obat-obatan tertentu (untuk review, lihat Lieber 1997). Oleh karena itu, aktivasi MEOS setelah konsumsi alkohol dapat mengubah rincian dari obat-obatan dan dapat mengakibatkan interaksi yang merugikan antara alkohol dan obat-obatan tersebut.

Komponen utama dari MEOS adalah molekul sitokrom P450, yang ada dalam beberapa varian. Varian paling penting untuk metabolisme alkohol adalah sitokrom P450 2E1 (CYP2E1). Studi menggunakan biopsi hati dari orang-orang yang belum lama ini telah minum alkohol ditemukan bahwa tingkat CYP2E1

Page 13: Translate Journal Final Auto Saved)

empat kali lebih tinggi dalam studi penelitian dibanding subyek kontrol yang tidak pernah minum alkohol (Tsutsumi et al 1989.). Sebaliknya, tingkat ADH dalam hati tidak berubah pada konsumsi alkohol. Kegiatan CYP2E1 dalam menghadapi konsumsi alkohol kronis (atau faktor lainnya) kemungkinan berkontribusi bagi perkembangan penyakit hati alkoholik. Pada alcoholik umumnya menderita jenis penyakit hati yang disebut steatohepatitis, yang merupakan peradangan hati dengan akumulasi lemak dalam hati. Steatohepatitis juga sering ditemukan pada penderita diabetes dan obesitas berlebihan atau morbid, bahkan jika mereka bukan pecandu alkohol. Studi telah menemukan bahwa, selain menghambat alkohol, CYP2E1 juga menghambat langkah-langkah tertentu dalam metabolisme asam lemak serta zat kimia yang disebut keton (misalnya, aseton) dan aseton, seperti alkohol, dapat merangsang aktivitas CYP2E1 (Koop dan Casazza 1985). Pasien dengan diabetes atau obesitas morbid umumnya memiliki asam lemak dan keton lebih tinggi dari normal. Pengamatan ini menunjukkan bahwa, pada non alkoholik, dapat menjadi steatohepatitis hasil akhir dari CYP2E1 disebabkan oleh kelebihan tingkat keton dan asam lemak yang meningkat, pada pecandu alkohol, steatohepatitis merupakan hasil dari peningkatan CYP2E1 yang disebabkan oleh peminum berat yang kronis.

Alkohol-diinduksi aktivasi MEOS juga memberikan kontribusi pada penyakit hati alkoholik melalui mekanisme lain. Sebagai contoh, alkohol pada aktivitas CYP2E1 menghasilkan beberapa jenis molekul yang mengandung oksigen yang sangat reaktif disebut reactive oxygen species (ROS) (lihat gambar 3). ROS ini dapat merusak sel-sel hati oleh enzim esensial yang menonaktifkan dan mengubah pemecahan molekul lemak; lebih tinggi tingkat ROS maka berperan untuk kondisi yang disebut stres oksidatif, yang dapat menyebabkan kerusakan sel hati. Efek-efek ROS diperburuk jika sistem pertahanan normal tubuh terhadap kerusakan-antioksidan ini, seperti glutathione (GSH) dan vitamin E (α-tokoferol) - juga terganggu. Alkohol dan metabolisme tubuh telah terbukti mengurangi tingkat kedua GSH dan vitamin E. Sebagai contoh, rincian produk alkohol, asetaldehida, menurunkan kadar GSH di hati. Lebih lanjut, pasien dengan sirosis telah mengurangi jumlah vitamin E dalam hati (Leo et al. 1993). Dengan demikian, alkohol dimetabolisme melalui MEOS dapat menyebabkan kerusakan hati baik dengan menghasilkan zat berbahaya (misalnya, ROS) dan dengan mengurangi kadar zat pelindung (misalnya, GSH).

Manajemen Nutrisi pada Penyakit Hati Alkoholik

Page 14: Translate Journal Final Auto Saved)

Sebagaimana dibahas dalam perbagian, konsumsi alkohol dan metabolisme alkohol dapat menyebabkan efek yang merugikan pada hati melalui berbagai jalur yang berhubungan dengan nutrisi dan metabolisme peminum. Penyakit hati alkoholik biasanya berkembang di beberapa tahap dan sebagian tahap overlapping. Tahap pertama, fatty liver, ditandai oleh akumulasi lemak di hati, yang kadang-kadang dikaitkan dengan peradangan, dan disebut steatohepatitis atau hepatitis alkoholik, bila parah. Pada tahap ini, sel-sel hati mungkin mulai mati dan jaringan parut dapat terbentuk, mengarah ke tahap penyakit hati berikutnya, fibrosis. Pembentukan jaringan parut berlebihan, pada waktunya, menghancurkan struktur normal hati, sehingga terjadi sirosis, jenis penyakit hati yang paling parah.

Pengobatan penyakit hati alkoholik harus dimulai sedini mungkin dalam proses penyakit karena pasien dapat meninggal jika proses penyakit terus berlanjut. Sebagai contoh, satu studi pasien dengan penyakit hati alkoholik bahwa 70 persen pasien dengan fatty liver masih masih hidup setelah 4 tahun, sedangkan kurang dari 50 persen pasien dengan sirosis masih masih hidup dengan jumlah waktu yang sama (Chedid et al. 1991). Jika sirosis tersebut berhubungan dengan peradangan (misalnya, hepatitis alkohol), prospek bahkan lebih buruk, hanya sekitar 33 persen pasien masih hidup setelah 4 tahun. Sayangnya, rasio kematian tinggi ini, lebih tinggi daripada pada banyak penyakit kanker lainnya, relatif sedikit menarik perhatian dari masyarakat atau profesi medis karena banyak orang percaya bahwa tidak ada pengobatan yang efektif pada penyakit hati alkoholik yang tersedia. Namun, wawasan baru memberikan kontribusi pada gangguan tersebut yang menghasilakn prospek untuk memperbaiki terapi, termasuk pendekatan manajemen nutrisi yang dapat memberikan hasil yang lebih baik.

Manajemen dari Kekurangan Nutrisi

Banyak peminum apapun yang mengkonsumsi lebih dari 30 persen dari total kalori mereka mengkonsumsi alkohol kurang dari jumlah harian yang direkomendasikan yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin A, C, dan B (terutama tiamin), dan mineral, seperti kalsium dan besi. Kekurangan dalam nutrisi penting ini dapat memperburuk efek dari alkohol itu sendiri, yang mengakibatkan gangguan yang serius. Untuk mencegah kekurangan-kekurangan ini, dokter dapat memberikan pecandu alkohol dengan diet yang lengkap dibandingkan dengan yang non alkoholik. Bahkan diet, lengkap seimbang, tidak

Page 15: Translate Journal Final Auto Saved)

dapat mencegah beberapa kerusakan organ hasil dari efek beracun langsung alkohol, termasuk penyakit hati alkoholik.

Namun demikian, suplemen makanan dapat mencegah atau memperbaiki beberapa efek alkohol yang berbahaya. Sebagai contoh, kerusakan otak akibat kekurangan vitamin B1 (tiamin), yang dapat menyebabkan kondisi seperti sindrom Wernicke-Korsakoff, dapat digunakan sampai batas tertentu. Vitamin B1 umumnya dapat diberikan memberikan hasil baik yang aman, karena itu, semua pecandu alkohol menjalani pengobatan harus dianggap memiliki kekurangan vitamin B1 dan harus menerima 50 mg thiamin per hari (baik dengan suntikan jika pasien dirawat di rumah sakit atau melalui mulut) . Pecandu alkohol juga harus menerima suplemen vitamin B2 (riboflavin) dan B6 (pyridoxine) dengan dosis yang diberikan dalam preparat multivitamin standar. Kadar asam folat yang memadai dalam banyak kasus bisa dicapai dengan diet normal, kecuali ada bukti kekurangan yang parah. Sebagaimana dibahas sebelumnya, vitamin A harus diberikan hanya kepada mereka pecandu alkohol yang memiliki kekurangan baik yang dicatat mengalami defisiensi dan yang dapat menghentikan atau setidaknya mereka yang mengkonsumsi alkohol sedang, karena efek berbahaya potensial dari vitamin A bila dikombinasikan dengan alkohol.

Selain diet yang baik untuk mengembalikan kekurangan gizi, pecandu alkohol dengan malnutrisi sedang mungkin memiliki manfaat dari pengobatan dengan anabolic steroid (Mendenhall et al 1995.). Senyawa ini, yang berasal dari hormon testosteron laki-laki, dapat digunakan dalam jangka pendek untuk memelihara tubuh secara keseluruhan dan karena itu dapat membantu pecandu alkohol sembuh dari gizi buruk.

Pencegahan dari Perlemakan Hati

Seperti disebutkan, gangguan alkohol dengan metabolisme yang normal pada asam lemak memelihara deposit makanan berlemak di hati. Akibatnya, penurunan jumlah lemak dalam diet dapat mengurangi keparahan dari perlemakan hati alkoholik (Lieber dan DeCarli 1970). Cara lain untuk mempengaruhi tingkat perlemakan hati alkoholik adalah mengubah jenis lemak yang dikonsumsi. Sebagai contoh, para peneliti menemukan bahwa konsumsi lemak yang dikenal sebagai molekul trigliserida rantai panjang memelihara perlemakan hati, sedangkan trigliserida rantai menengah (MCT) secara signifikan mengurangi perlemakan hati alkoholik. Perbedaan ini mungkin hasil dari kenyataan bahwa MCTS lebih cenderung dipecah dalam tubuh selain trigliserida rantai panjang karena itu cenderung disimpan dalam hati (Lieber et al. 1967). Penelitian terhadap

Page 16: Translate Journal Final Auto Saved)

hewan mengkonfirmasikan bahwa MCTS dapat melindungi terhadap penumpukan lemak di hati (Nanji et al. 1996). Dengan demikian, menyediakan makanan yang kaya MCTS mungkin terapi yang menjanjikan, terutama untuk intervensi yang relatif jangka pendek pada pasien yang pulih dari alkohol-luka hati yang diinduksi. MCTS umumnya hanya tersedia di toko-toko makanan kesehatan sebagai suplemen makanan.

Terapi antioxidant untuk Mengurangi Stres oksidatif

Alkohol-yang diinduksi dengan stress oksidatif dalam sel-sel hati memainkan peran utama dalam perkembangan penyakit hati alkoholik. Kondisi ini hasil dari beberapa proses yang berkaitan dengan metabolisme alkohol:

Perubahan rasio / NAD NADH yang dihasilkan dari pemecahan alkohol oleh ADH.

Produksi ROS selama kerusakan alkohol oleh MEOS. Hal ini sangat penting setelah konsumsi alkohol kronis, yang merangsang aktivitas MEOS.

Mengurangi kadar GSH antioksidan dalam hati. GSH adalah molekul kecil yang terdiri dari tiga asam amino, termasuk sistein. Asetaldehida, produk pertama dari kerusakan alkohol, bisa mengikat untuk GSH dan khusus untuk sistein, sehingga menghapus GSH aktif dari sel-sel hati (Shaw et al 1983.). Selain itu, alkohol itu sendiri menghambat produksi GSH baru.

Kedua ROS produksi meningkat dan menyebabkan penipisan GSH, antara efek berbahaya lainnya, dengan kerusakan abnormal molekul lemak (yaitu, peroksidasi lipid). Hasil Proses ini dalam pembentukan senyawa beracun yang dapat merangsang jaringan parut dan kerusakan sel-sel hati, sehingga berkontribusi untuk penyakit hati alkoholik. Dengan demikian, penting untuk mencegah atau mengurangi stres oksidatif yang berhubungan dengan metabolisme alkohol. Salah satu pendekatan untuk mencapai hal ini adalah untuk memastikan bahwa sel memiliki tingkat antioksidan yang memadai, terutama GSH, yang dapat "menangkap" ROS dan mengistirahatkannya sehingga mengalami penurunan atau mengkonversikannya ke molekul yang kurang berbahaya. Karena penipisan GSH memainkan peranan penting dalam kerusakan hati alkoholik, adalah terapi penting untuk meningkatkan kadar GSH di hati.GSH tidak dapat diberikan secara langsung, bagaimanapun, karena molekul tidak dapat menembus langsung ke dalam sel hati. Demikian pula, asam amino sistein, yang paling penting untuk memastikan tingkat GSH yang memadai, tidak dapat digunakan sebagai suplemen

Page 17: Translate Journal Final Auto Saved)

karena tidak bisa masuk ke sel-sel hati. Oleh karena itu, dokter telah mencoba untuk mengatur prekursor sistein (lihat gambar 4), seperti asetilsistein senyawa atau molekul S-adenosylmethionine (SAMe) (dibahas pada bagian berikut), yang dapat mencapai sel dan dikonversi menjadi sistein. Antioksidan penting lainnya adalah vitamin E. Alcoholics dengan sirosis hati sering memiliki kadar vitamin E rendah (Leo et al 1993.), Sedangkan pecandu alkohol tanpa sirosis umumnya memiliki kadar vitamin E dalam kisaran normal. Oleh karena itu, pemberian suplemen vitamin E mungkin berguna hanya untuk beberapa pecandu alkohol. Selain itu, penelitian pada hewan babon telah menemukan bahwa hewan dengan kadar vitamin E normal dalam hati masih dapat berkembang menjadi fibrosis atau bahkan sirosis (Lieber et al 1994.). Vitamin E juga tidak menunjukkan pengaruh positif dalam percobaan pasien dengan sirosis alkoholik yang menerima suplemen senyawa (de la Maza et al 1995.). Pengamatan ini menunjukkan bahwa walaupun kekurangan vitamin E meningkatkan kerentanan hati untuk alkohol, kadar vitamin E yang normal mungkin tidak dapat mencegah perkembangan penyakit hati alkoholik, terutama fibrosis.

Terapi emergency

S-adenosylmethionine (SAMe).

Karena suplemen gizi antioksidan GSH atau komponen sistein bukan merupakan cara yang efektif untuk menjamin tingkat GSH yang memadai di hati pecandu alkohol, peneliti telah mencari senyawa lain yang dapat meningkatkan produksi GSH. The ultimateprecursor sistein adalah asam amino metionin (gambar 4). Sebelum sistein yang dihasilkan, methionineis dikonversi dalam sel untuk SAMe, namun enzim yang menengahi reaksi ini jauh kurang aktif pada pasien dengan penyakit hati (Martin-Duce et al 1988.). Akibatnya, administrasi metionin itu sendiri tidak berguna pada pasien ini, bahkan, kelebihan metionin dapat memiliki beberapa efek yang merugikan pada fungsi hati. Karena pasien dengan penyakit hati alkoholik dapat menghasilkan SAMe kecil, dan SAMe yang ada digunakan dengan cepat untuk menghasilkan GSH baru, kekurangan SAMe biasanya berkembang dalam sel-sel dari pasien. kekurangan ini dapat diperbaiki, bagaimanapun, dengan memberikan tambahan SAMe (Lieber 2002). Efektivitas pendekatan ini telah ditampilkan pada hewan dan manusia. Dalam babon, SAMe administrasi menghasilkan perbaikan yang sesuai dengan kerusakan hati yang diinduksi alkohol, seperti yang ditunjukkan oleh depletionas GSH kurang baik seperti oleh perubahan dalam kegiatan enzim tertentu yang berfungsi sebagai indikator fungsi hati, dan dengan produksi lebih sedikit mitokondria abnormal (Lieber et al 1990.). Pada manusia, percobaan klinis di mana SAMe diberikan kepada pasien dengan sirosis alkohol sesuai dengan standar ilmiah yang ketat juga

Page 18: Translate Journal Final Auto Saved)

sukses significanttherapeutic dicapai (Mato et al 1999.). Ketika pasien dengan penyakit hati yang paling berat adalah dikeluarkan, mereka yang menerima SAMe secara signifikan lebih kecil kemungkinannya untuk mati atau membutuhkan transplantasi hati dalam 2 tahun ke depan dibandingkan pasien yang menerima zat aktif (yaitu, plasebo). Selain itu, penelitian ini terdeteksi hampir tidak ada efek samping berbahaya dari pengobatan SAMe. Oleh karena itu, pendekatan ini tampaknya menjanjikan untuk pengobatan pasien dengan penyakit hati alkoholik dan harus diselidiki lebih lanjut.

Sumbatan

a. disebabkan oleh penyakit hati alkoholik, menyebabkan kekurangan GSH

b.disebabkan oleh penyakit hati alkoholik, mengarah ke fosfatidilkolin kekurangan

c.disebabkan oleh kekurangan folat atau vitamin B12; menyebabkan kekurangan metionin

d.disebabkan oleh kekurangan vitamin B6; menyebabkan cystathionine dan, akhirnya, kekurangan GSH

pendekatan baru terapi untuk mencegah dampak alkohol:

1 Menurunkan aktivitas enzim mikrosoma

2 Mengurangi tingkat ROS dengan menyediakan antioksidan

3 Pengisian SAM

4 Memberikan polyenylphosphatidylcholine (PPC), campuran fosfolipid yang membantu memulihkan membran dan pada model binatang melindungi terhadap perkembangan tahapan yang paling serius dari penyakit hati alkoholik.

Efek Alkohol pada tingkat molekul reaktif dan antioksidan glutathione (GSH) dalam sel.

Page 19: Translate Journal Final Auto Saved)

(A) Alkohol dapat merusak dengan enzim alkohol dehydrogenase (ADH) dan oleh sistem etanol-oksidasi mikrosoma (MEOS) menghasilkan asetaldehida, molekul reaktif yang antara efek yang merugikan lainnya berinteraksi dengan sistein, mencegah dari yang digunakan untuk menghasilkan GSH (lihat panel B). Baik MEOS dan asetaldehida juga mengarah pada generasi spesies oksigen reaktif (ROS) yang merusak sel-sel melalui berbagai mekanisme (misalnya, peroksidasi lipid). ROS bisa dihilangkan atau diubah ke zat berbahaya oleh GSH dan antioksidan lainnya.

(B) Salah satu prekursor GSH adalah metionin asam amino, yang pertama adalah dikonversi menjadi S-adenosylmethionine (SAMe). SAMe kemudian lebih lanjut

dimodifikasi untuk menghasilkan sistein. Konsumsi alkohol dan penyakit hati alkoholik menyebabkan blok berlabel a dan b; baik folat dan kekurangan vitamin B12 menyebabkan blok c; kekurangan vitamin B6 menyebabkan blok d, dan semua blok mengganggu production GSH.Administration dari SAMe dapat membantu meningkatkan kadar GSH dalam sel.

PPC.

Salah satu konsekuensi berbahaya dari kerusakan alkohol oleh MEOS adalah pembentukan ROS, yang antara efek lain bisa menyebabkan peroksidasi lipid. Tidak semua molekul lemak, bagaimanapun, sama-sama sensitif terhadap peroksidasi. Sebagai contoh, lemak tak jenuh ganda lebih rentan daripada lemak tak jenuh tunggal atau jenuh. Dengan molekul lemak yang mengandung gugus fosfat tambahan (fosfolipid), namun, sebaliknya mungkin terjadi-tak jenuh ganda fosfolipid mungkin sangat resisten terhadap peroksidasi. Hipotesis ini didukung oleh penelitian mengevaluasi dampak dari senyawa polyenylphosphatidylcholine (PPC) pada hewan model. Dalam studi ini, PPC, yang merupakan campuran molekul yang dikenal sebagai phosphatidylcholines (diekstraksi dari kedelai), mencegah lipid peroksidasi (Aleynik et al 1997.) Dan dilemahkan cedera hati terkait pada tikus yang telah diobati dengan racun hati (Ma et al 1996).. Selanjutnya, PPC menurun stres oksidatif (Lieber et al 1997.) Dan mencegah pengembangan alkohol sirosis diinduksi di babon (Lieber et al. 1994). Percobaan klinis saat ini sedang dilakukan untuk menguji efektivitas PPC dalam pengobatan penyakit hati alkoholik.

Silymarin.

antioksidan lain yang telah menunjukkan hasil positif dalam percobaan binatang (Lieber et al 2003.) adalah molekul yang disebut silymarin, konstituen aktif milk

Page 20: Translate Journal Final Auto Saved)

thistle. Beberapa uji klinis telah menunjukkan bahwa senyawa ini memiliki efek menguntungkan seperti perbaikan hidup pada pasien dengan penyakit hati alkoholik (Ferenci et al 1989.). Studi control lain, bagaimanapun belum ada pembuktian terhadap penelitian tersebut (primus et al. 1998). uji klinis tambahan untuk menentukan kegunaan senyawa ini untuk mengobati penyakit hati alkoholik sekarang masih jarang dilakukan.

Ringkasan

Peminum kronis, terutama mereka yang mengkonsumsi sebagian besar kalori sehari-hari mereka dalam bentuk alkohol, sering menunjukkan bukti malnutrisi seperti defisit dalam asam amino, protein, dan vitamin tertentu. Defisit ini dapat berasal dari diet yang memadai serta dari efek alkohol tentang nutrisi dan metabolisme mereka. pada umumnya adalah defisit vitamin A, yang diperlukan untuk fungsi mata yang tepat dan pertumbuhan tulang. Selain itu, baik defisit vitamin A atau berlebihan vitamin A dapat menyebabkan kerusakan hati, termasuk fibrosis. Oleh karena itu, pemberian vitamin A untuk memperbaiki kekurangan sulit dan harus dikendalikan dengan hati-hati, terutama pada penyalahgunaan alkohol, yang memperburuk keracunan vitamin A.

Senyawa berpotensi berbahaya, yang, dalam kombinasi dengan faktor gizi lain, dapat menyebabkan kerusakan hati dan gangguan alkohol terkait lainnya, tidak hanya dihasilkan oleh alkohol itu sendiri tetapi juga oleh metabolisme melalui ADH atau MEOS. Yang terpenting dari MEOS adalah pengaruhnya terhadap fungsi-fungsi lain seperti pengaruh metabolisme lemak. Konsumsi alkohol kronis mengaktifkan MEOS dan dengan demikian dapat berkontribusi pada pengembangan fatty liver. Produk lain dari MEOS-mediated alcohol , seperti ROS, juga mengubah metabolisme lemak dan kerusakan hati dengan menggunakan peroksidasi lipid.

Karena pecandu alkohol sering memiliki status gizi buruk, yang kemudian diperburuk oleh dampak alkohol pada metabolisme tubuh, pendekatan gizi mungkin berguna dalam pengobatan pasien alkohol, termasuk mereka dengan penyakit hati alkoholik. Kemungkinan pendekatan termasuk suplemen gizi untuk mengkompensasi defisit nutrisi, serta administrasi antioksidan menangkal alkohol yang meningkat akibat stres oksidatif dan kerusakan hati yang dihasilkan. Karena manfaat potensial dari pendekatan semacam itu, beberapa senyawa baru yang saat ini sedang diteliti dalam uji klinis. Jika mereka terbukti efektif, pendekatan-pendekatan manajemen gizi bisa menjadi alat yang penting dalam pencegahan atau perbaikan penyakit hati alkoholik. ■

Page 21: Translate Journal Final Auto Saved)

Sumbatan a yang disebabkan oleh penyakit hati alkoholik, menyebabkan kekurangan GSH b disebabkan oleh penyakit hati alkoholik, mengarah ke fosfatidilkolin kekurangan c disebabkan oleh kekurangan folat atau vitamin B12; menyebabkan kekurangan metionin d disebabkan oleh kekurangan vitamin B6; menyebabkan cystathionine dan, akhirnya, kekurangan GSH pendekatan baru terapi untuk mencegah dampak alkohol: 1 Menurunkan aktivitas enzim mikrosoma 2 Mengurangi tingkat ROS dengan menyediakan antioksidan 3 Pengisian SAM 4 Memberikan polyenylphosphatidylcholine (PPC), campuran fosfolipid yang membantu memulihkan membran dan pada model binatang melindungi terhadap perkembangan tahapan yang paling serius dari penyakit hati alkoholik.

Efek Alkohol pada tingkat molekul reaktif dan antioksidan glutathione (GSH) dalam sel. (A) Alkohol dapat merusak dengan enzim alkohol dehydrogenase (ADH) dan oleh sistem etanol-oksidasi mikrosoma (MEOS) menghasilkan asetaldehida, molekul reaktif yang antara efek yang merugikan lainnya berinteraksi dengan sistein, mencegah dari yang digunakan untuk menghasilkan GSH (lihat panel B). Baik MEOS dan asetaldehida juga mengarah pada generasi spesies oksigen reaktif (ROS) yang merusak sel-sel melalui berbagai mekanisme (misalnya, peroksidasi lipid). ROS bisa dihilangkan atau diubah ke zat berbahaya oleh GSH dan antioksidan lainnya. (B) Salah satu prekursor GSH adalah metionin asam amino, yang pertama adalah dikonversi menjadi S-adenosylmethionine (SAMe). SAMe kemudian lebih lanjut dimodifikasi untuk menghasilkan sistein. Konsumsi alkohol dan penyakit hati alkoholik menyebabkan blok berlabel a dan b; baik folat dan kekurangan vitamin B12 menyebabkan blok c; kekurangan vitamin B6 menyebabkan blok d, dan semua blok mengganggu production GSH.Administration dari SAMe dapat membantu meningkatkan kadar GSH dalam sel.

Page 22: Translate Journal Final Auto Saved)

JURNAL READING

Alkohol and the Developing Brain : Neuroanatomical Studies Alkohol Dan Perkembangan Otak : Studi Neuroanatomi

Wei-Jung Chen A., Ph.D., Susan E. Maier, Ph.D., Scott E. Parnell, James R. Barat, Ph.d

Relationships Between Nutrition, Alcohol Use, and Liver Disease

Hubungan Antara Gizi, Pemakaian Alkohol, dan Penyakit Hati

Charles S. Lieber, M.D., M.A.C.P.

OLEH :

COASS ANGKATAN FORENSIK 22

Rina

Rini

Farid Hadinugroho

Bela Galang A

Linda A

Sang Aji Widi A

Zakia Pasaribu

Ayu Sekar

Nur Apriyani

Hani Isnafiah

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2011

Page 23: Translate Journal Final Auto Saved)