Transkultur Nursing II Tugas Pak Dewa

19
TRANSKULTUR NURSING II ( Budaya Kerja) Disusun Oleh : A5-C Kelompok 1 Nama Anggota Kelompok : Dewi Lasyantia (11.321.1148) Emar Prahargita (11.321.1154) Ery Suarbawa (11.321.1155) Galang Rambu Gunawan (11.321.1156) Gek Rosyta Dewi (11.321.1157) Indralaksmi Tjok Istri (11.321.1160)

Transcript of Transkultur Nursing II Tugas Pak Dewa

Page 1: Transkultur Nursing II Tugas Pak Dewa

TRANSKULTUR NURSING II

( Budaya Kerja)

Disusun Oleh :

A5-C

Kelompok 1

Nama Anggota Kelompok :

Dewi Lasyantia (11.321.1148)

Emar Prahargita (11.321.1154)

Ery Suarbawa (11.321.1155)

Galang Rambu Gunawan (11.321.1156)

Gek Rosyta Dewi (11.321.1157)

Indralaksmi Tjok Istri (11.321.1160)

Lilis Anita Sari (11.321.1163)

Mayun Sutrawan (11.321.1166)

Odi Gunawan (11.321.1170)

Yogi Aristana Putra (11.321.1188)

PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI

2013

Page 2: Transkultur Nursing II Tugas Pak Dewa

KATA PENGANTAR

“ Om Swastiastu”

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat tuntunan,

bimbingan, dan rahmat – Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah transcultur

Nursing II dengan judul “Mekanisme Kerja” dalam bentuk makalah.

Dalam penyusunan tugas ini, tidak sedikit kendala yang kami temui. Namun atas

usaha dan kerja keras kami, akhirnya makalah ini dapat tersusun dengan baik dan tepat waktu

sesuai yang diharapkan.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah ikut

terlibat dan membantu dalam peyelesaian tugas ini. Kami juga meminta maaf, jika ada

kesalahan dan kekurangan dalam penulisan maupun isi dari materi yang kami tuliskan dalam

makalah ini. Semoga materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi

sumbangan pikiran bagi pembaca dan pihak-pihak yang membutuhkan.

“Om Shanti, Shanti, Shanti Om”

Denpasar, 06 April 2013

i

Page 3: Transkultur Nursing II Tugas Pak Dewa

DAFTAR ISI

Table of ContentsKATA PENGANTAR.......................................................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................................................... ii

BAB I....................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.................................................................................................................................1

Latar Belakang..................................................................................................................................1

Rumusan Masalah.............................................................................................................................1

Tujuan...............................................................................................................................................1

BAB II...................................................................................................................................................2

PEMBAHASAN...................................................................................................................................2

Persamaan,Perbedaan Budaya Orang Desa, Kota dan Transisi..........................................................2

Hubungan Pembentukan & Screening dengan Peningkatan Budaya Local.......................................5

Peningkatan Budaya Kerja Perawat Profesional dengan Paradigma Menjadi & Memberi................7

BAB III..................................................................................................................................................9

PENUTUP.............................................................................................................................................9

Kesimpulan........................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................10

ii

Page 4: Transkultur Nursing II Tugas Pak Dewa

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangKeperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu

bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada

perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain,

mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti

perkembangan zaman.

Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan

diharapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara

profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang

kesehatan yang senantiasa berkembang. Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian

besar rumah sakit Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui

proses keperawatan.

B. Rumusan Masalah 1. Apakah Persamaan, Perbedaan Budaya Orang Desa, Kota dan Transisi ?

2. Bagaimana Hubungan Pembentukan & Scraning dengan Peningkatan Budaya

Local ?

3. Apakah Hubungan Peningkatan Budaya Kerja Perawat Profesional dengan

Paradigma Menjadi & Memberi

C. Tujuan 1. Mahasiswa mampu mengetahui Persamaan, Perbedaan Budaya Orang Desa, Kota

dan Transisi

2. Mahasiswa mampu mengetahui Hubungan Pembentukan & Scraning dengan

Peningkatan Budaya Local

3. Mahasiswa mampu mengetahui Peningkatan Budaya Kerja Perawat Profesional

dengan Paradigma Menjadi & Memberi

1

Page 5: Transkultur Nursing II Tugas Pak Dewa

BAB II

PEMBAHASAN

A. Persamaan,Perbedaan Budaya Orang Desa, Kota dan Transisi1. Pengertian

a. Masyarakat Pedesaan (Masyarakat tradisional)

Adalah masyarakat yang kehidupannya masih banyak dikuasai oleh

adat istiadat lama.Adat istiadat adalah suatu aturan yang sudah mantap dan

mencakup segala konsepsi sistem budaya yang mengatur tindakan atau

perbuatan manusia dalam kehidupan sosialnya.Jadi, masyarakat tradisional di

dalam melangsungkan kehidupannya berdasarkan pada cara-cara atau

kebiasaan-kebiasaan lama yang masih diwarisi dari nenek

moyangnya.Kehidupan mereka belum terlalu dipengaruhi oleh perubahan-

perubahan yang berasal dari luar lingkungan sosialnya.

Karena peranan adat-istiadat sangat kuat menguasai kehidupan mereka.

Masyarakat tradisional hidup di daerah pedesaan yang secara geografis

terletak di pedalaman yang jauh dari keramaian kota. Masyarakat ini dapat

juga disebut masyarakat pedesaan atau masyarakat desa. Masyarakat desa

adalah sekelompok orang yang hidup bersama, bekerja sama, dan

berhubungan erat secara tahan lama, dengan sifat-sifat yang hampir seragam.

b. Masyarakat Perkotaan (Masyarakat Modern)

Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya

mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban

dunia masa kini.Masyarakat modern relatif bebas dari kekuasaan adat-istiadat

lama.Karena mengalami perubahan dalam perkembangan zaman dewasa

ini.Perubahan-Perubahan itu terjadi sebagai akibat masuknya pengaruh

kebudayaan dari luar yang membawa kemajuan terutama dalam bidang ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Dalam mencapai kemajuan itu masyarakat modern berusaha agar mereka

mempunyai pendidikan yang cukup tinggi dan berusaha agar mereka selalu

mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Kemajuan di

bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seimbang dengan kemajuan di bidang

2

Page 6: Transkultur Nursing II Tugas Pak Dewa

lainnya seperti ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya.Bagi negara-negara

sedang berkembang seperti halnya Indonesia. Pada umumnya masyarakat

modern ini disebut juga masyarakat perkotaan atau masyarakat kota.

c. Masyarakat Transisi

Masyarakat transisi ialah masyarakat yang mengalami perubahan dari suattu

masyarakat ke masyarakat yang lainnya. Misalnya masyarakat pedesaan yang

mengalami transisi ke arah kebiasaan kota, yaitu pergeseran tenaga kerja dari

pertanian, dan mulai masuk ke sektor industri.

Ciri-ciri masyarakat transisi adalah :

a. Adanya pergeseran dalam bidang, misalnya pekerjaan, seperti pergeseran

dari tenaga kerja pertanian ke sektor industri

b. Adanya pergeseran pada tingkat pendidikan. Di mana sebelumnya tingkat

pendidikan rendah, tetapi menjadi sekrang mempunya tingkat pendidikan

yang meningkat.

c. Mengalami perubahan ke arah kemajuan

d. Masyarakat sudah mulai terbuka dengan perubahan dan kemajuan jaman.

e. Tingkat mobilitas masyarakat tinggi.

f. Biasanya terjadi pada masyarakat yang sudah memiliki akses ke kota

misalnya jalan raya.

2. Perbedaan

a. Pedesaan

1) Pola hubungan antara keluarga dan masyarakat sangat kuat (akrab, erat,

saling kenal)

2) Sistem perekonomian umumnya pertanian

3) Sistem pembagian kerja berdasarkan seks dan usia

4) Nilai/ norma mengikat dan sangat ketat

5) Bentuk keluarga umumnya keluarga besar

6) Peran orang tua sangat besar dan berpengaruh

7) Sistem pemerintahan tidak resmi

8) Sistem keagamaan sangat kuat

9) Status kesehatan kurang (sarana dan prasarana, pelayanan)

3

Page 7: Transkultur Nursing II Tugas Pak Dewa

b. Perkotaan

1) Pola hubungan individual, belum tentu kenal

2) Sistem perekonomian umumnya industri

3) Sistem pembagian kerja berdasarkan keahlian profesi

4) Nilai/ norma relatif longgar

5) Bentuk keluarga umumnya keluarga kecil

6) Peran orang tua sangat kecil

7) Sistem pemerintahan resmi

8) Sistem keagamaan lemah dan longgar

9) Konsep sehat sakit yang berbeda

c. Transisi

1) Pola hubungan antara keluarga dan masyarakat kuat tetapi tidak dipungkiri

ada juga pola hubungan yang individual

2) System perekonomian umumnya pariwisata

3) Nilai dan norma berkembang/berubah – ubah

4) Bentuk keluarganya antara keluarga kecil dan besar

5) Peran orang tua kecil

6) System keagamaan kuat

7) Sering terjadi transisi kebudayaan

8) Status kesehtan lebih baik disbanding pedesaan (sarana dan prasarana,

pelayanan)

3. Persamaan

Masyarakat desa, kota ataupun transisi adalah:

a. Sama sama makhluk social (saling ketergantungan)

b. Sama sama mengalami perkembangan psikologis dab fisiologis

c. Sama sama mempunyai adat istiadat dan sanksi yang berlaku dan harus ditaati

d. Sama sama mempunyai identitas kelompok masing masing

e. Sama sama mempunyai pekerjaan untuk kelangsungan hidup

f. Mempunyai kepercayaan yang dianut

4

Page 8: Transkultur Nursing II Tugas Pak Dewa

B. Hubungan Pembentukan & Screening dengan Peningkatan Budaya LocalBudaya merupakan hasil cipta, rasa dan karsa dari makhluk hidup yang

disepakati/diakui oleh sekelompok manusia. Definisi Jakobus itu seirama dengan

pandangan Koentjaraningrat (2000). Koentjaraningrat memandang budaya lokal

terkait dengan istilah suku bangsa, dimana menurutnya, suku bangsa sendiri adalah

suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan ’kesatuan

kebudayaan’. Dalam hal ini unsur bahasa adalah ciri khasnya.

Pandangan yang menyatakan bahwa budaya lokal adalah merupakan bagian

dari sebuah skema dari tingkatan budaya (hierakis bukan berdasarkan baik dan

buruk), dikemukakan oleh antropolog terkemuka di Indonesia yang beretnis Sunda,

Judistira K. Garna. Menurut Judistira (2008:141), kebudayaan lokal adalah

melengkapi kebudayaan regional, dan kebudayaan regional adalah bagian-bagian

yang hakiki dalam bentukan kebudayaan nasional.

Kebudayaan barat adalah kebudayaan yang cara pembinaan kesadarannya

dengan cara mamahami ilmu pengetahuan dan filsafat. Ada 3 ciri dominan dalam

budaya Barat: Yang pertama adalah “penghargaan terhadap martabat manusia”. Hal

ini bias dilihat pada nilai-nilai seperti: demokrasi, institusi sosial, dan kesejahteraan

ekonomi. Yang kedua adalah “kebebasan”. Di Barat anak-anak berbicara terbuka di

depan orang dewasa, orang-orang berpakaian menurut selera masing-masing,

mengemukakan pendapat secara bebas, tidak membedakan status sosial dsb.Yang

ketiga adalah “penciptaan dan pemanfaatan teknologi” seperti pesawat jet, satelit,

televisi, telepon, listrik, komputer dsb. orang Barat menekankan logika dan ilmu.

orang Barat cenderung aktif dan analitis.

Budaya setiap wilayah itu bebeda tergantung kesepakatan kelompok

masyrakatnya, selain itu budaya juga bisa berkembang. Perkembangan budaya ini

disebabkan oleh masuknya budaya asing ke budaya local:

1. Kurangnya kesadaran masyarakat.

Kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya lokal sekarang ini masih terbilang

minim. Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dan sesuai

dengan perkembangan zaman. Hal ini bukan berarti budaya lokal tidak sesuai

dengan perkembangan zaman, tetapi banyak budaya asing yang tidak sesuai

dengan kepribadian bangsa. Budaya lokal juga dapat di sesuaikan dengan

perkembangan zaman, asalkan masih tidak meningalkan cirri khas dari budaya

tersebut.

5

Page 9: Transkultur Nursing II Tugas Pak Dewa

2. Minimnya komunikasi budaya

Kemampuan untuk berkomunikasi sangat penting agar tidak terjadi salah pahaman

tentang budaya yang dianut. Minimnya komunikasi budaya ini sering

menimbulkan perselisihan antarsuku yang akan berdampak turunnya ketahanan

budaya bangsa.

3. Kurangnya pembelajaran budaya

Pembelajaran tentang budaya, harus ditanamkan sejak dini. Namun sekarang ini

banyak yang sudah tidak menganggap penting mempelajari budaya lokal. Padahal

melalui pembelajaran budaya, kita dapat mengetahui pentingnya budaya lokal

dalam membangun budaya bangsa serta bagaiman cara mengadaptasi budaya lokal

di tengan perkembangan zaman

4. Akibat daerah jajahan

5. Dibawa oleh kaum pendatang

6. Akibat kemajuan teknologi dan komunikasi

7. Kunjungan ke luar negeri

8. Pengaruh media cetak

Akan terjadi asimilasi. Asimilasi ini akan berdampak diberbagai bidang

khususnya kesehatan,

Zaman dahulu jenis penyakit masih dalam batas normal dan ada obatnya, tetapi

perkembangan zaman ini mengakibatkan banyaknya jenis penyakit baru ataupun

penyakit lama sebagai endemik yang sangat membahayakan masyarakat, contohnya

flu babi, flu burung, TBC dan meningitis. Oleh karena itu, perlu suatu usaha preventif

untuk mengurangi dampak yang semakin meluas. Scraning / uji tapis /detelsi awal

penyakit merupakan salah satu usaha preventif dari suatu penyakit, fungsinya kita

bisa mendeteksi awal apakah orang ataupun kelompok masyarakat sudah terjangkit

atau tidak, dan juga bermanfaat untuk menekan angka morbiditas dalam masyarakat.

Selain adanya asimilasi, suatu kebudayaan yang localpun terkadang bertentangan

dengan kesehatan. Contoh, budaya agama hindu yang membuat “komoh” saat acara

penampahan galungan dan kuningan, “komoh” merupakan campuran dari segala

bumbu bumbu bali dan yang sudah dicampur pada ikan babi dicampur juga dengan

air tanpa mencuci tangan telebih dahulu, masyarakat hindu khususnya merasa

makanan tersebut penting untuk ada, tetapi makanan tersebut mempunyai dampak

untuk menyebabkan sakit pada perut seseorang.

6

Page 10: Transkultur Nursing II Tugas Pak Dewa

Contoh kedua ada budaya yang mengatakan “duduklah di bata yang panas untuk

menghilangkan pendarahan pasca persalinan”. Budaya ini sangat bertentangan

dengan dunia kesehatan, maka dari itu perlu suatu peningkatan pendidikan khususnya

pada masyarakat yang masih kental dengan kebudayaannya.

Adanya suatu perkembangan budaya itu perlu tetapi penting untuk kita bisa

menyaring budaya luar yang bisa diadopsi oleh budaya local kita agar bermanfaat

bagi masyarakat

C. Peningkatan Budaya Kerja Perawat Profesional dengan Paradigma Menjadi & Memberi

Indonesia merupakan negara yang mempunyai populasi orang terbanyak ke-4

di Dunia. Tidak heran jika permasalahan kependudukan menjadi prioritas utama di

negara berkembang ini, mulai dari masalah pekerjaan, tempat tinggal, dan juga

kesehatan. Dengan banyaknya penduduk di negara Indonesia pastinya juga akan

memerlukan sarana dan prasarana untuk meningkatkan status kesehatan diantaranya

rumah sakit dengan tenaga kesehatannya. Perawat merupakan tenaga kesehatan yang

terbanyak di Indonesia. Sekolah-sekolah kesehatan banyak bermunculan di negara

Indonesia baik swasta maupun negeri. Tidak heran jika setiap tahun jumlah tenaga

kesehatan khususnya perawat yang ditamatkan oleh sekolah-sekolah keperawatan

sangat banyak dan ini pun akan menjadi bahan seleksi alam dan persaingan antar

individu, instansi ataupun kelompok.

Setiap individu memiliki budaya kerja yang berbeda, tetapi seorang perawat

dalam memberikan pelayanan keperawatan berpedoman kepada prinsip holistik dan

humanistik yang berpegang teguh pada paradigma keperawatan yaitu perilaku

kesehatan, pelayanan kesehatan, lingkungan, dan keturunan.

Menurut kelompok kami, paradigma keperawatan dari memberi dan menjadi

(Dewa Arwidiana, 2013) merupakan tantangan terbesar di era modern ini karena kita

tahu di Indonesia gaji perawat minim (bila dibandingkan dengan negara lain), risiko

kerja tinggi, tidak adanya legalitas dari undang-undang keperawatan dan jaminan

terhadap kesehatan seorang tenaga keperawatan yang masih tidak pasti adanya. Ini

akan mempengaruhi kinerja perawat dalam memberikan pelayanan. Orientasi seorang

bekerja pasti untuk mendapatkan gaji yang nantinya bisa digunakan untuk mencapai

kebahagiaan. Permasalahan yang terjadi hendaknya kita sikapi dengan arif dan

bijaksana. Perawat pastinya dididik agar menjadi pelayan masyarakat yang

7

Page 11: Transkultur Nursing II Tugas Pak Dewa

profesional dengan segala kemampuan yang dimiliki. Perlunya ada perhatian yang

serius dari pemerintah agar senantiasa membantu dalam memudahkan akses kerja

perawat dengan pengesahan UU Keperawatan dan lebih menjamin kehidupan tenaga

keperawatan. Instansi dan sekolah kesehatan juga berperan penting dalam mendidik

SDM kesehatan agar menerapakan pola pelayanan menjadi dan memberi karena

sesungguhnya prinsip perwat adalah memanusiakan manusia dan memandang

mansusia secara utuh. Peran individu merupakan hal yang utama dalam mendukung

paradigma pelayanan menjadi dan memberi karena sesungguhnya segala sesuatu dari

tindakan yang dilakukan berasal dari individu itu sendiri. Perlunya pendidikan

karakter seorang tenaga kesehatan dalam membentuk individu yang melayani secara

holistik dan humanistik.

8

Page 12: Transkultur Nursing II Tugas Pak Dewa

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan Konsep sehat sakit masyarakat desa dan kota mempunyai perbedaan, maka dari itu

seorang perawat harus mampu memahami dan mengerti kondisi orang tersebut dengan

melihat kebudayaan orang tersebut. Selain itu, perawat harus memiliki dan menerapkan

budaya kerja yang memberi dan menjadi yang berpedoman pada paradigma keperawatan

yakni memandang manusia secara holistik dan humanistik.

9

Page 13: Transkultur Nursing II Tugas Pak Dewa

DAFTAR PUSTAKATonnies, Ferdinand. 1957. Community and Society (Gemeinschaft and Gesselschaft). Edisi 4

Page 31. New Jersey: Transaction Publisher.

Ahmadi, Abu, Drs. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineke Cipta.

Marwanto, 12 November 2006. Jangan bunuh desa kami. Jakarta:Kompas

_______, 1994. Sosiologi 3 SMU. Jakarta: Yudistira

Kosim, H, E. 1996. Bandung: Sekolah Tinggi Bahasa Asing Yapari

10