Transisi menuju demokrasi

6
 Pendekatan Konseptual terhadap  Transisi Menuju Demokrasi Oleh Asep Setiawan Pendahuluan Banyak pakar politik menyebutkan Indonesia pada masa kini berada dalam periode transisi menuju demokrasi. Pemerintahan Orde Baru banyak yang mengkategorikan sebagai sebuah rejim yang tidak demokratis. Ataupun kalau disebut demokrasi tetapi sifatnya semu. Bahkan ada yang mengatakan sebagai sebuah pemerintahan yang autoritarian. Pada masa transisi dari bentuk pemerintahan autoritarian menuju demokratis di negara-negara berkembang telah menjadi perhatian para ilmuwan sosial. Indonesia tak lepas dari pengamatan bagaimana proses demokratisasi itu berjalan. Karena sistem politik Indonesia mengandung unsur penduduk yang besar sekitar 202 juta  jiwa dan luasnya wilayah, maka eksperimen dari autoritarian menuju demokrasi merupakan pengalaman yang sangat unik. Artikel ini akan melihat proses transisi demokratisasi di negara berkembang dari pendekatan konseptual. Pertama, bagaimana sesungguhnya proses demokratisasi itu terjadi. Kedua, bagaimana pula proses menuju demokrasi itu terjadi di negara-negara berkembang. Namun sebelum mengkaji secara konseptual periode transisi menuju demokrasi itu terlebih dahulu melihat apa yang disebut transisi itu. Menurut Guillremo O'Donnell dan Philippe C Schmitter 1 , "transisi" adalah interval (selang waktu) antara satu rejim politik dan rejim yang lain. Transisi dibatasi oleh dimulainya proses perpecahan rejim autoritarian oleh pengesahan beberapa bentuk demokrasi, kembalinya beberapa bentuk pemerintahan otoriter atau kemunculan beberapa suatu alternatif revolusioner. Ia juga menilai, sudah jadi ciri masa ini yakni tidak menentunya aturan main politik. Hal itu disebabkan, bukan hanya aturan itu berubah terus menerus dalam masa transisi itu tetapi juga karena aturan main itu dipertarungkan antar elit politik. Menurut O'Donnell dan Schmitter, selama masa transisi bila memang ada aturan-aturan yang efektif, cenderung berada dalam genggaman pemerintah otoriter. Biasanya penguasa ingin mempertahankan kekuasaannya untuk menentukan aturan dan hak- hak yang dalam kondisi demokrasi yang mantap dipagari oleh perundangan. Oleh karena itu penguasa akan berusaha memodifikasi aturan itu demi kepentingan dirinya. Istilah lain yang perlu mendapat perhatian adalah demokratisasi. Menurut O'Donnell prinsip terpenting demokrasi 1  Guillremo O'Donnell dan Philippe C Schmitter, Transisi Menuju Demokrasi . Jakarta:LP3ES, 1993, halaman 6.

description

Konsep transisi menuju demokrasi

Transcript of Transisi menuju demokrasi

Page 1: Transisi menuju demokrasi

5/10/2018 Transisi menuju demokrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/transisi-menuju-demokrasi 1/6

Pendekatan Konseptual terhadap Transisi Menuju Demokrasi

Oleh Asep Setiawan

PendahuluanBanyak pakar politik menyebutkan Indonesia pada masa kini

berada dalam periode transisi menuju demokrasi. Pemerintahan OrdeBaru banyak yang mengkategorikan sebagai sebuah rejim yang tidakdemokratis. Ataupun kalau disebut demokrasi tetapi sifatnya semu.Bahkan ada yang mengatakan sebagai sebuah pemerintahan yangautoritarian.

Pada masa transisi dari bentuk pemerintahan autoritarianmenuju demokratis di negara-negara berkembang telah menjadiperhatian para ilmuwan sosial. Indonesia tak lepas dari pengamatanbagaimana proses demokratisasi itu berjalan. Karena sistem politik

Indonesia mengandung unsur penduduk yang besar sekitar 202 juta jiwa dan luasnya wilayah, maka eksperimen dari autoritarian menujudemokrasi merupakan pengalaman yang sangat unik.

Artikel ini akan melihat proses transisi demokratisasi di negaraberkembang dari pendekatan konseptual. Pertama, bagaimanasesungguhnya proses demokratisasi itu terjadi. Kedua, bagaimanapula proses menuju demokrasi itu terjadi di negara-negaraberkembang.

Namun sebelum mengkaji secara konseptual periode transisimenuju demokrasi itu terlebih dahulu melihat apa yang disebuttransisi itu. Menurut Guillremo O'Donnell dan Philippe C Schmitter1,"transisi" adalah interval (selang waktu) antara satu rejim politik dan

rejim yang lain. Transisi dibatasi oleh dimulainya proses perpecahanrejim autoritarian oleh pengesahan beberapa bentuk demokrasi,

kembalinya beberapa bentuk pemerintahan otoriter atau kemunculanbeberapa suatu alternatif revolusioner.

Ia juga menilai, sudah jadi ciri masa ini yakni tidakmenentunya aturan main politik. Hal itu disebabkan, bukan hanyaaturan itu berubah terus menerus dalam masa transisi itu tetapi jugakarena aturan main itu dipertarungkan antar elit politik.

Menurut O'Donnell dan Schmitter, selama masa transisi bilamemang ada aturan-aturan yang efektif, cenderung berada dalamgenggaman pemerintah otoriter. Biasanya penguasa ingin

mempertahankan kekuasaannya untuk menentukan aturan dan hak-hak yang dalam kondisi demokrasi yang mantap dipagari olehperundangan. Oleh karena itu penguasa akan berusaha memodifikasiaturan itu demi kepentingan dirinya.

Istilah lain yang perlu mendapat perhatian adalahdemokratisasi. Menurut O'Donnell prinsip terpenting demokrasi

1Guillremo O'Donnell dan Philippe C Schmitter, Transisi Menuju Demokrasi.

Jakarta:LP3ES, 1993, halaman 6.

Page 2: Transisi menuju demokrasi

5/10/2018 Transisi menuju demokrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/transisi-menuju-demokrasi 2/6

adalah kewarganegaraan (citizenship). Sedangkan Lyman TowerSargent2 unsur-unsur kunci demokrasi adalah keterlibatan warganegara dalam pengambilan keputusan politik, kesederajatan diantarawarga negara, kesederajatan kebebasan dan kemerdekaan yangdiberikan atau dipertahankan warga negara, sistem perwakilan dansistem pemilu.

Adapun proses demokratisasi, kalau meninjau dua istilah itu,mengacu kepada proses-proses dimana aturan-aturan dan prosedurkewarganegaraan diterapkan pada lembaga-lembaga politik yang duludijalankan dengan prinsip-prinsip lain (misalnya pengawasan dengankekerasan, tradisi masyarakat, pertimbangan para pakar, praktekadministratif) diperluas sehingga mencakup mereka yang sebelumnyatidak ikut menikmati hak dan kewajiban (misalnya golongan bebaspajak, kaum buta huruf, wanita, remaja, golongan etnis minoritasdan warga negara asing) . Demikian pula bila aturan lama itudiperluas sehingga meliputi isu-isu dan lembaga-lembaga yangsemula tidak menjadi wilayah partisipasi masyarakat seperti badan-

badan pemerintahan, jajaran militer, asosiasi kepentingan danlembaga pendidikan.. Dengan kata lain sebuah proses demokratisasimerupakan perluasan partisipasi masyarakat dalam berbagaikeputusan politik.

Proses Transisi

Proses transisi menuju demokrasi telah menjadi perhatian parailmuwan studi pembangunan politik. Di sini ada sejumlahpendekatan konspetual untuk melihat proses transisi menujudemokrasi. Adam Przeworksi (1991) menggunakan konsep hardlinersdan sofliners dalam mengembangkan model game-theoretic dalammenganalisa kejatuhan rejim autoritarian.

Sementara itu Donal Share dan Scott Mainwaring (1986)mengajukan pendekatan transisional yang berawal dari konsepsi

mengenai perbedaan antara kelompok pembaharu yang dikontrol olehpemimpin berkuasa dengan apa yang disebut ruptulas atau oposisi

 yang berada dalam kendali penguasa.Ilmuwan lain seperti Michael Borton, Richard Gunter dan John

Higley (1992) mengembangkan pengertian democracy consolidationmenjadi konsep elite settlements dan elite convergence.

Selain itu ilmuwan politik terkenal Samuel Huntington (1991)  yang pada awalnya disebut-sebut beraliran neo-konservatif menjadidiskursus demokratisasi gelombang ketiga yang menekankan pada

tahap-tahap transisi.Kajian akan masa transisi ini kemudian menoleh kepadapenekanan sisi masyarakat. Penekanan kepada peran masyarakat iniakhirnya memunculkan kesimpulan lain. Faktor struktural yangsebelumnya menjadi pusat perhatian bergeser ke faktor elit. Di sini

2Lyman Tower Sargent, Contemporary Political Ideologis. Homewood, The Dorsey Press,1981, hal.30-31.

Page 3: Transisi menuju demokrasi

5/10/2018 Transisi menuju demokrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/transisi-menuju-demokrasi 3/6

perilaku elit menjadi variabel signifikan dalam menjelaskantumbangnya rejim otoriter.

 Teori yang menekankan pada faktor elit tersebut pada beberapahal sebenarnya berakar dari akar pemikiran, pertama, aktor kuncidalam proses transisi adalah elit politik, baik yang di dalampemerintahan maupun oposisinya dan bukan lagi kelompok-

kelompok kepentingan, organisasi massa, gerakan sosial atau kelas-kelas tertentu dalam masyarakat.

Kedua, aktor-aktor tersebut secara tipikal dibedakan menurutorientasi mereka terhadap perubahan rejim seperti moderat-ekstrem;dan menurut kepentingan yang berakar pada struktur dan kondisiekonomi maupun peranan institusionalnya.

Ketiga, aktor-aktor tersebut berperilaku strategis, tindakan-tindakan mereka dipengaruhi oleh tingkat penilaian mereka terhadapsaingan maupun sekutunya sendiri.

Keempat, demokrasi merupakan hasil dari negosiasi, baiksecara eksplisit maupun implisit.

Dengan penekanan pada faktor elit, maka teori transisi menujudemokrasi menaruh perhatian besar dalam hal model, strategimaupun taktik. Share mengajukan tipologi transisi itu berlandaskandua kriteria yaitu keterlibatan pemerintah yang sedang berkuasaserta jangka waktu berlangsungnya proses itu. Tipologi itudigambarkan sebagai berikut :

Demokrasi melibatkan para pemimpin rejim ?

Ya (konsensual)  Tidak(non-konsensual)

Bertahap Demokratisasi

Secara Bertahap

 Transisi Melalui

Perjuangan RevolusionerCepat Transisi Melalui

 Transaksi Transisi Melalui Perpecahan:a.  Revolusi c. keruntuhanb.  b. kudeta d. ekstrikasi

Dari bagan tersebut terlihat bahwa demokratisasi itu bisaberlangsung cepat atau lambat. Demokratisasi secara bertahap

merupakan transisi yang melibatkan para pemimpin yang sedangberkuasa. Demokratisasi seperti ini jarang terjadi kecuali di Inggrisdan negara Eropa Utara. Sementara itu transisi melalui perjuangan

revolusioner kecil kemungkina jika oposisi tumbuh bertahap dibawah rejim otoriter.

  Tipe transisi lain yaitu melalui perpecahan, tidak adakonsensus dan berlangsung cepat. Perpecahan biasanya terjadikarena (a), revolusi yang digerakkan kekuatan pro demokrasi (b)adanya kudeta dari kalangan elit militer atau polisi. (c ) keruntuhansuatu rejim karena, misalnya, kalah perang ataupun (d) ekstrikasi(ectrication) yaitu rejim kehilangan otoriter secara tiba-tibakehilangan legitimasinya dan tiba-tiba menyerahkan kekuasaan

Page 4: Transisi menuju demokrasi

5/10/2018 Transisi menuju demokrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/transisi-menuju-demokrasi 4/6

kepada kekuatan oposisi yang demokratis. Ini terjadi misalnya diArgentina setelah Perang Malvinas.

 Transisi juga bisa terjadi melalui tipe transaksi.Tipe ini adalahtransisi yang paling ideal meskipun memiliki sejumlah syarat berat.Pertama, harus ada kemauan politik rejim otoriter untuk mengambilinisiatif ke arah reformasi politik yang mendukung transisi menuju

demokrasi. Biasanya hal ini sulit terjadi. Kedua, kemampuan rejimutnuk melakukan transisi melalui transaksi. Pada umumnya rejimpenguasa akan berusaha membatasi tuntutan ke arah demokratisasiapabila merugikan dirinya. Persoalan yang muncul dari transisi iniadalah mungkinkah sebuah sistem otoriter berubah menjadidemokratis melalui transformasi dari dalam tanpa keruntuhan rejimitu.

Kerangka konseptual di atas bukanlah satu-satunya. Munc danLeff (1997) menawarkan konsep lain berdasarkan studi empirik diAmerika Latin dan Eropa Timur yang terjadi pada awal 1990-an.Menurut mereka transisi menuju demokrasi tergantung pada

identitas pelaku perubahan dan strategi yang dibawakan para pelakuperubahan. Dari dua variabel itu maka transisi menuju demokrasibisa dilakukan oleh elit berkuasa, penentang elit dan keduanya.

Menurut Munc dan Leff, reformasi dari bawah yang dilakukanpenentang elit tetapi berlangsung dengan akomodasi dari parapelakunya berlangsung di Cile. Model ini jarang terjadi dan tidakmenjamin sepenuhnya terbentuk sistem yang demokratik.

Reformasi melalui transaksi terjadi antara lain di Polandia danBrasil. Hal itu disebabkan elit penguasa tak cukup memilikikekuatan untuk menekan kekuatan pro demokrasi.

Sementara itu reformasi politik melalui ekstrikasi terjadi diHongaria. Transisi di negeri ini berlangsung relatif mulus karena baik

rejim komunis yang berkuasa maupun kelompok pro demokrasimelakukan perubahan secara terbuka. Ketika terjadi transisi itu,

seluruh unsur politik berkumpul dalam sebuah rekonsiliasi nasionaluntuk membicarakan pemilu mendatang yang menjamin peralihandengan lancar.

Reformasi melalui keruntuhan seperti terjadi di Argentina danCekoslowakia berlangsung karena elit politik dan oposisiberbenturan. Dia Argentina perubahan terjadi karena kekalahanPerang Malvinas melawan Inggris. Setelah itu, kelompok masyarakatmenentang peranan militer dalam politik. Di Cekoslowakia lain lain.Revolusi Ungu dipicu merebaknya ketidakpuasan dan aksi protes

terhadap sikap represif penguasa terhadap mahasiswa bulanNovmber 1989.Revolusi dari atas seperti terjadi di Bulgaria disebabkan oleh

faktor eksternal yaitu ambruknya rejim komunis Uni Soviet. Sebagianelit penguasa generasi muda mengadakan kudeta istana yangmenjatuhkan para pemimpin senior yang sudah kehilangankepercayaan rakyat. Kudeta berjalan setelah berkonsultasi denganMikhail Gorbachev yang menunjukkan indikasi takkan campurtangan dalam urusan dalam negeri Bulgaria.

Page 5: Transisi menuju demokrasi

5/10/2018 Transisi menuju demokrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/transisi-menuju-demokrasi 5/6

 

Sumber: NT Budi Harjanto, Studi Pembangunan Politik: dari Modernisasi keDemokratisasi, Analisis CSIS, 1998.

Penutup  Transisi menuju demokrasi bisa mengambil sejumlah bentuk.

Dari segi waktu bisa berlangsung cepat atau perlahan-lahan.Kecepatan terjadi transformasi dipengaruhi sejumlah faktor baikdomestik, misalnya adalah akomodasi atau pertentangan, serta faktoreksternal.

  Transisi menuju demokrasi juga bisa menempuh pendekatanaktor pelaku perubahan itu sendiri. Bila elit politik rejim yangberkuasa mau berakomodasi dengan pendukung pro demokrasi makaseperti terjadi di Hongaria bisa terjadi transisi menuju alamdemokrasi yang relatif mulus.

Namun bentuk lain bisa juga terjadi seperti diperlihatkandalam pengalaman Argentina, Cekoslowakia dan bahkan yang sedangdalam proses seperti Indonesia. Adanya konsep-konsep masa transisisebuah negara menuju demokrasi itu bisa membuka peluang untukmengkaji lebih luas bagaimana transisi di suatu negara bisa terjadidan mengapa terjadi seperti itu.

Model-model Transisi Kasus Amerika Selatan dan Eropa Timur 

Elit

BerkuasaKeduanya Penentang Elit

Revolusi

Sosial

Revolusi

Dari Bawah

Cile

Revolusidari atas

Bulgaria

Identitas Pelaku Perubahan

Reformasi

Konservatif 

Reformasi melalui

 perpecahan

Cekoslowakia,

Argentina

Reformasi melalui

ekstrikasiHongaria

Reformasi melalui

transaksi

Polandia, Brasil

Konfrontasi

Kombinasi

konfrontasi

danakomodasi

Akomodasi

Strategi

Pelaku

Perubahan

Page 6: Transisi menuju demokrasi

5/10/2018 Transisi menuju demokrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/transisi-menuju-demokrasi 6/6

 

Daftar Pustaka

Harjanto, Budi NT., Studi Pembangunan Politik: Dari Modernisasi ke Demokratisasi . ANALISIS CSIS, Tahun XXVII/1998, No. 2.

Karim, Rusli M, Peluang dan Hambatan Demokratisasi .ANALISISCSIS, Tahun XXVII/1998, No. 1

O' Donnell, Guillermo, Philippe C Schmitter and Laurence Whitehead(eds), Transitions from Authoritarian Rule: Comparative Perspectives.Baltimore, The Johns Hopkins University Press,1986.

 ______________________, Transisi Menuju Demokras i, RangkaianKemungkinan dan Ketidakpastian (terjemahan). Jakarta,LP3ES, 1993.

Scott, Gregory M., Political Science: Foundations for a Fifth Millenium .New Jersey, Prentice Hall, 1997

Sargent, Lyman Tower, Contemporary Political Ideologis . Homewood, The Dorsey Press, 1981, hal.30-31.