Transisi Demografi

15
1 TRANSISI DEMOGRAFI TRANSISI DEMOGRAFI TRANSISI DEMOGRAFI TRANSISI DEMOGRAFI Transisi Demografi terjadi di hampir semua negara Dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam kurun waktu yang berbeda Teori klasik dalam demografi yang mencoba mempelajari interaksi antara dinamika kependudukan dan pembangunan Merupakan suatu proses perubahan dari tingkat kelahiran dan kematian yang tinggi hingga menjadi tingkat kelahiran dan kematian yang rendah, diikuti dengan berbagai kondisi perkembangan penduduk Dengan berdasar pada definisi tersebut, maka dapat diketahui bahwa teori ini sebenarnya terdiri dari 2 bagian: 1. Bagian I: mencoba memberi gambaran/deskripsi proses tersebut 2. Bagian II: mencoba menerangkan faktor sosial ekonomi yang menentukan kapan proses itu beralih dari satu tahap ke tahap yang lain, dan berapa lama suatu masyarakat berada di suatu tahap. Teori Transisi Demografi didasarkan pada pengalaman sejarah masyarakat Eropa abad-19 (akhir PD- II) dan Amerika Utara.

Transcript of Transisi Demografi

Page 1: Transisi Demografi

1

TRANSISI DEMOGRAFITRANSISI DEMOGRAFITRANSISI DEMOGRAFITRANSISI DEMOGRAFI

Transisi Demografi terjadi di hampir semua negara

� Dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam kurun waktu

yang berbeda

� Teori klasik dalam demografi yang mencoba

mempelajari interaksi antara dinamika kependudukan

dan pembangunan

� Merupakan suatu proses perubahan dari tingkat

kelahiran dan kematian yang tinggi hingga menjadi

tingkat kelahiran dan kematian yang rendah, diikuti

dengan berbagai kondisi perkembangan penduduk

Dengan berdasar pada definisi tersebut, maka dapat

diketahui bahwa teori ini sebenarnya terdiri dari 2 bagian:

1. Bagian I: mencoba memberi gambaran/deskripsi proses

tersebut

2. Bagian II: mencoba menerangkan faktor sosial ekonomi

yang menentukan kapan proses itu beralih dari satu

tahap ke tahap yang lain, dan berapa lama suatu

masyarakat berada di suatu tahap.

Teori Transisi Demografi didasarkan pada pengalaman

sejarah masyarakat Eropa abad-19 (akhir PD- II) dan Amerika

Utara.

Page 2: Transisi Demografi

2

Pada prinsipnya teori ini ada 3 tahap:

Tahap I:

� Tingkat mortalitas maupun fertilitas tinggi, dengan

tingkat fertilitas umumnya sedikit lebih tinggi dari

tingkat mortalitas ;

� Pertambahan penduduk umumnya rendah atau hampir

tidak mengalami pertumbuhan (“quasi-stable” = angka

pertumbuhan mendekati nol);

� Kondisi sosial ekonomi buruk, banyak kelaparan dan

epidemi;

� Merupakan tahap masyarakat agraris;

� Tahap ini umumnya cukup lama, kendati pun berbeda

dari negara satu ke negara lain.

Tahap II:

� Disebut tahap tansisi;

� Disebut pula tahap peledakan penduduk;

� Tahap menuju masyarakat modern

� Ditandai dengan penurunan angka mortalitas;

� Dimulai ketika angka harapan hidup mulai meningkat,

tetapi angka kelahiran masih tinggi;

� Tingkat fertilitas menurun tetapi tidak sebanyak

mortalitas, sehingga angka pertambahan penduduk amat

tinggi;

� Biasanya terdapat pada masyarakat yang sedang

berkembang;

� Terjadi pertumbuhan ekonomi yang cepat, peningkatan

urbanisasi, dan transformasi struktural;

Page 3: Transisi Demografi

3

� Pada akhir tahap ini: angka kelahiran mulai menurun

mendekati angka kematian.

Tahap III:

� Angka fertilitas dan mortalitas rendah, dan

kecenderungan ini dianggap tidak akan berbalik

(irreversibel);

� Biasanya terdapat pada masyarakat industri;

� Angka kelahiran umumnya telah mendekati atau bahkan

lebih rendah dari replacement level yaitu NNR ≤ 1;

� Bila NNR ≤ 1 dalam jangka waktu lama, maka

pertumbuhan penduduk dapat menjadi negatif (jumlah

penduduk secara absolut dapat menurun) Bila hal

ini terjadi, maka tahap III bukanlah akhir transisi

demografi.

United Nations (1989), membagi proses transisi vital menjadi

empat tahap berdasarkan indikator:

• TFR: Total Fertility Rate

• eo: Life expectancy at birth

1. Tahap I:

• Angka fertilitas masih tinggi

• TFR > 6 per wanita 15-49 th

• Angka mortalitas masih tinggi

• eo <<<< 45 tahun

Page 4: Transisi Demografi

4

2. Tahap II:

• Angka mortalitas dan fertilitas mulai menurun

• 45 ≤≤≤≤ eo <<<< 55 tahun

• 4,5 <<<< TFR ≤≤≤≤ 6 per wanita 15-49 th

3. Tahap III:

• Angka fertilitas dan mortalitas menurun dengan cepat

• 55 ≤≤≤≤ eo <<<< 65 tahun

• 3 <<<< TFR ≤≤≤≤ 4,5 per wanita 15-49 th

4. Tahap IV:

• Angka fertilitas dan mortalitas rendah

• TFR ≤≤≤≤ 3 per wanita 15-49 th

• eo ≥≥≥≥ 65 tahun

Proses transisi vital dianggap berakhir pada saat fertilitas

mencapai NRR = 1 atau mendekati 1.

TRANSISI VITAL DI INDONESIA

Indonesia diperkirakan mengakhiri proses transisi vital tahun 2000-2005. Benarkah? Diperkirakan tahun 2005:

• eo ±±±± 65,8 tahun

• TFR ±±±± 2,25 per wanita 15-49 th

• NRR = 1

Page 5: Transisi Demografi

5

Fakta tahun 2005:

• e0= 68 tahun

• TFR= 2.3 per wanita 15-49 th

• NRR 1990-2005: 1.4%

Blacker (1949) menyusun lima tahap evolusi demografi:

1. Tahap stasioner tinggi (high stationary)

� tingkat kelahiran dan kematian tinggi

2. Tahap perkembangan awal (early expanding)

� tingkat kelahiran tinggi, tetapi tingkat kematian

menurun

3. Tahap perkembangan akhir (late expanding)

� tingkat kelahiran menurun, tetapi tingkat

kematian menurun lebih cepat

4. Tahap stasioner rendah (low stationary)

� tingkat kelahiran rendah diimbangi oleh tingkat

kematian rendah

5. Tahap menurun (declining)

� tingkat kelahiran rendah tetapi tingkat

kematian lebih rendah, dan penurunan

kematian melebihi kelahiran

Page 6: Transisi Demografi

6

Teori transisi demografi belum bisa menjawab:

a. Kapan suatu masyarakat beralih dari tahap pertama ke

tahap transisi, dan dari tahap transisi ke tahap terakhir;

b. Berapa TFR, CBR, eo, CDR yang diperlukan untuk

terjadinya peralihan dari satu tahap ke tahap lain;

c. Struktur usia seperti apa yang dibutuhkan untuk beralih

dari satu tahap ke tahap berikutnya;

d. Faktor sosial ekonomi seperti apa yang diperlukan untuk

terjadinya peralihan dari satu tahap ke tahap lainnya;

e. Tingkat agraris, industrialisasi, dan urbanisasi yang

bagaimana yang akan membuat suatu masyarakat

beralih dari satu tahap ke tahap lainnya;

f. Perubahan tata nilai seperti apa yang diperlukan;

g. Berapa lama proses transisi harus dijalani (baik untuk

setiap tahap maupun secara keseluruhan);

h. Dapatkah proses transisi dipercepat; dan apa

dampaknya.

Page 7: Transisi Demografi

7

Perlu diperhatikan:

- Pertumbuhan penduduk yang mendekati nol tidak

diinginkan oleh negara manapun

- Setiap masyarakat akan berusaha mencapai angka

harapan hidup yang tinggi bila demikian angka

kelahiran harus berapa?

- Tidak ada masyarakat yang menginginkan kondisi

stationary population (NRR = 1), yang lebih

diinginginkan adalah quasi stable (komposisi usia dan

jenis kelaminnya)

akan memudahkan perencanaan pembangunan ekonomi

dan sosial

Zelinsky (1971) menyebutkan :

� Transisi demografi terdiri dari transisi fertilitas dan

transisi mortalitas serta transisi mobilitas;

� Transisi vital terdiri dari transisi fertilitas dan mortalitas

� mobilitas adalah suatu konsep yang lebih luas daripada

migrasi.

Kesalahan pengertian yang telah sering terjadi adalah:

Transisi demografi terdiri dari transisi fertilitas dan

mortalitas, padahal perubahan demografi terdiri dari

perubahan dalam mortalitas, fertilitas, dan migrasi.

Page 8: Transisi Demografi

8

TRANSISI MORTALITAS

Secara umum ada dua kategori penentu kematian:

1. Variabel yang berhubungan dengan pembangunan

sosial ekonomi, yang biasanya diukur dengan tingkat

pendapatan;

2. Variabel yang berhubungan dengan kemajuan dalam

teknologi kedokteran, kes. masyarakat, dan sanitasi.

Terjadinya proses transisi mortalitas tidak dapat dilepaskan

dari proses transisi epidemiologi, yaitu perubahan pola

penyakit penyebab kematian dari penyakit infeksi

penyebab utama kematian digantikan (walau tidak secara

keseluruhan) oleh penyakit degeneratif dan penyakit akibat

perbuatan manusia.

Ada dua pendapat tentang penurunan angka kematian:

1. Kenaikan pendapatan per kapita yang cukup siknifikan

dan disertai dengan perbaikan sarana sosial ekonomi

secara otomatis akan menurunkan angka kesakitan yang

pada akhirnya akan menurunkan angka kematian,

biasanya di negara maju.

Page 9: Transisi Demografi

9

2. Penurunan angka kematian tidak ada hubungannya

dengan pendapatan per kapita, tetapi lebih disebabkan

import teknologi kesehatan dari negara-negara maju.

� Tetapi import teknologi kesehatan tanpa perbaikan

kondisi sosial ekonomi, hasilnya hanya sementara

dan sia-sia.

Seperti halnya transisi vital, maka transisi epidemiologi juga

dibagi menjadi tiga tahap:

1. Tahap I:

Masa penyakit sampar dan kelaparan.

� Tahap I transisi vital

2. Tahap II:

Masa menyusutnya pendemi, baik dalam frekuensi

maupun ukuran.

� Tahap II transisi vital.

3. Tahap III:

Masa penyakit degeneratif dan buatan manusia.

� Tahap III transisi vital.

Proses transisi mortalitas yang terjadi selama ini tak lepas

dari kaitan dengan modernisasi yang terjadi.

Page 10: Transisi Demografi

10

Dampak modernisasi terhadap penurunan angka kematian

penduduk dunia dapat dikategorikan dalam empat tahap:

1. Tahap I: periode pertengahan abad ke-18 s.d awal abad

ke-19

� ditandai dengan kemajuan dalam bidang pertanian

� adanya perbaikan dalam bidang kesehatan

� ditemukan vaksin cacar oleh Jenner pada tahun

1796

2. Tahap II: periode akhir abad ke-19

� adanya revolusi pertama dalam bidang kedokteran

dari hasil kerja Pasteur dan Koch dalam identifikasi

pathogens untuk pencegahan dan pengobatan

dengan vaksin dan serum.

3. Tahap III: periode Perang Dunia I

� adanya perluasan kemajuan dalam bidang teknologi

kedokteran dan meluasnya pendidikan kesehatan.

4. Tahap IV: periode Perang Dunia II

� ditemukan penicilin pada tahun 1929 dan

sintesisnya oleh Flemming pada tahun 1943

� menyusul ditemukan antibiotika seperti

steptomycin (1944) dan aureomycin (1946)

Page 11: Transisi Demografi

11

Pengelompokan tahap proses penurunan angka mortalitas

menurut Bourgeois Pichart berdasarkan penyebab kematian:

1. Tahap I:

� IMR ≥≥≥≥ 100 per 1.000 kelahiran hidup

� sebagian besar penyakit berkaitan dengan infeksi,

misal: diare, penyakit yang berhubungan dgn

pernapasan.

� disebut tahap soft rock

� kematian lebih mudah ditanggulangi dengan

teknologi kesehatan seperti imunisasi dan

antibiotik.

2. Tahap II:

� IMR antara 30 - 100 per 1.000 kelahiran hidup

� disebut tahap intermediate rock

� kematian diturunkan dengan perbaikan kondisi

sosial ekonomi.

3. Tahap III:

� IMR: <<<< 30 per 1000 kelahiran hidup

� disebut juga tahap hard rock

� penurunan angka kematian sangat dipengaruhi

kondisi sosial ekonomi termasuk tingkat

pendapatan dan cara hidup masyarakat

� penyakit yang muncul adalah penyakit degeneratif

non infeksi: kanker, jantung, diabetes, asthma, dll

Page 12: Transisi Demografi

12

Proses transisi vital akan menyebabkan perubahan dalam

struktur dan komposisi penduduk.

Perubahan struktur dan komposisi penduduk yang terjadi di

Indonesia dapat dibagi menjadi empat tahap:

1. Tahap I:

� Terjadi perluasan dasar piramida penduduk,

sehingga menjadi bentuk V terbalik

Akibat dari:

� Penurunan angka kematian terutama angka

kematian bayi

� Peningkatan fertilitas dalam jangka pendek

2. Tahap II:

� terjadi proses penuaan penduduk di bagian dasar

piramida

� piramida menjadi berbentuk spade profile ( bagian

dasar piramida mengecil) fertilitas mulai menurun

3. Tahap III:

� proses menua terjadi pada bagian tengah dan atas

piramida

� piramida berbentuk seperti cendawan (mushroom)

� angka fertilitas mulai menunjukkan kestabilan

Page 13: Transisi Demografi

13

4. Tahap IV:

� proses stabilisasi

� piramida berbentuk hampir seperti empat persegi

panjang

� terjadi penurunan jumlah penduduk kelompok umur

tua

� ditandai meninggalnya generasi terakhir dari proses

transisi.

INDONESIA saat ini berada pada tahap kedua (II) dan

hampir ke tahap ketiga (III) dari proses transisi vital

berdasarkan struktur dan komposisi penduduk.

TRANSISI FERTILITAS

Tahapan Transisi Fertilitas:

1. Tahap I:

� Anak mempunyai nilai ekonomi tinggi

� Dibutuhkan jumlah anak yang besar, sedang angka

kematian tinggi

� Natural fertility tidak seperti yang diinginkan

masyarakat.

� Tahap “defisit”

� Tidak dibutuhkan alat pengatur kelahiran

� Kemajuan sosial ekonomi akan meningkatkan

fertilitas

Page 14: Transisi Demografi

14

2. Tahap II:

� Natural fertility >>>> harapan masyarakat

� Ada “surplus” kelahiran yang diharapkan

� Ada keinginan mengatur kelahiran namun banyak

kendala :

∗ Biaya (materi dan non materi)

∗ Medis

� Fertilitas masih sama dengan natural fertility

3. Tahap III:

� Biaya pengaturan kelahiran mulai menurun

� mulai ada pengaturan kelahiran

� Fertilitas <<<< natural fertility

� Fertilitas >>>> yang diharapkan

4. Tahap IV:

� Fertilitas <<<< natural fertility

� Fertilitas = yang diharapkan

� Biaya pengaturan kelahiran ↓↓↓↓

Faktor-faktor yang menyebabkan angka fertilitas menurun:

1. Menurunkan angka kematian bayi dan anak

2. Ada keinginan mempertahankan dan memperbaiki

standar hidup

3. Meluasnya pendidikan

4. Adanya penurunan nilai atau manfaat dari mempunyai

anak

Page 15: Transisi Demografi

15

5. Semakin banyaknya wanita ikut berpartisipasi dalam

kegiatan ekonomi, khususnya di sektor formal

6. Semakin meluasnya pengetahuan akan kontrasepsi.

7. Adanya perbaikan dalam tenologi kontrasepsi.